Anda di halaman 1dari 7

Implementasi

N
Tokoh Pemikiran Progam Operasional
O. Deskripsi Diri
Lembaga
1. KH. Abdur Rahman Humanisme : KH. Abdur Rahman Wahid
Wahid dikenal sebagai tokoh islam yang mengusung
humanisme dalam pemikirannya. Beliau
meyakini bahwa esensi dari ajaran Islam
sejalan dengan prinsip-prinsip humanisme,
yang menghargai martabat dan keberagaman
manusia. Gus Dur mempromosikan
pemahaman agama yang inklusif dan toleran,
menekankan pentingnya dialog antaragama
untuk mencapai kerukunan dan perdamaian.
Pandangan humanisnya tercermin dalam
pendekatannya yang terbuka terhadap
keberagaman budaya dan agama, serta dalam
upayanya memajukan hak asasi manusia dan
menghormati kebebasan individu tapi harus
dibatasi dengan etika sosial.
2. Ki Hajar Dewantara Reinkarnasi Pendidikan : Ki Hajar
Dewantara, sebagai tokoh perintis pendidikan
di Indonesia, memiliki pemikiran yang kaya
dan holistik tentang pendidikan. Beliau
meyakini bahwa pendidikan seharusnya tidak
hanya terbatas pada aspek intelektual semata,
melainkan juga harus merangkul dimensi
emosional, sosial, dan moral dalam
pembentukan karakter manusia. Pemikiran Ki
Hajar Dewantara tercermin dalam konsep
"taman siswa" yang menekankan nilai-nilai
humanistik, keberagaman, dan pemberdayaan
individu. Beliau mengajukan ide bahwa guru
bukan hanya sebagai penyampai ilmu,
melainkan juga sebagai pendidik yang
bertanggung jawab membimbing siswa dalam
pengembangan potensi dan kepribadian
mereka. Dalam visinya, pendidikan harus
mengakui dan menghormati keunikan budaya
setempat, sambil mendorong siswa untuk
menjadi anggota masyarakat yang aktif, kreatif,
dan berkontribusi positif. Dengan demikian,
pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang
pendidikan tidak hanya menciptakan wawasan
intelektual, tetapi juga merangkul nilai-nilai
kemanusiaan yang mendalam, membentuk
landasan untuk pendidikan yang berdaya dan
relevan.
3. Buya Hamka Pendidikan Jasmani dan Rohani : tasawuf
dalam pandangan Hamka sama seperti tasawuf
dalam pandangan Junaid, yang menyatakan
bahwa "tasawuf" menuruti maksud aslinya
adalah: “menghindar dari perilaku
tercela/mazmumah menuju ke perilaku
terpuji/mahmudah dengan menambah
istilah/term "Modern". Konsep tasawuf modern
Hamka adalah mengkolaborasikan kehidupan
duniawi dan ukhrowi dalam menjalani
kehidupan tasawuf dengan didasarkan kepada
Al-Qur'an dan Sunnah. Konsep tasawuf Hamka
sangat moderat bila dibandingkan konsep-
konsep tasawuf dari kebanyakan para sufi,
khususnya di Indonesia.
4. Muhammad Fathullah Moderasi Beragama : Muhammad Fathullah
Gulen Gulen menerapkan konsep toleransi yang
didasarkan pada cinta kasih. Beliau mengajak
masyarakat untuk merangkul berbedaan agama,
budaya, etnis, ras, suku dan bahasa sebagai
sumber kekayaan bukan konflik. Salah satu
cara Gulen dalam menumbuhkan toleransi
adalah dengan melalui pendidikan.
5. Prof. Azyumardi Azra Demokratisasi dan Modernisasi Pendidikan
Islam : Adapun mengenai pemikiran
Azyumardi Azra terhadap pendidikan Islam
yakni perhatiannya terhadap demokratisasi dan
modernisasi pendidikan Islam dengan tujuan
agar mampu mengangkat martabat lembaga
pendidikan islam yang menghasilkan kualitas
tinggi. Dalam hal pembaruan, Azyumardi Azra
menitikberatkan pada input dan output
pendidikan Islam bagi masyarakat. Dengan
memadukan nilai-nilai tradisional dan nilai-
nilai yang berorientasi ke masa depan.
6. KH. Ahmad Dahlan Pendidikan : Pemikiran K.H. Ahmad Dahlan
dalam pendidikan mencerminkan tekad untuk
menghadirkan pendekatan yang inklusif dan
modern dalam penyampaian nilai-nilai Islam.
Sebagai pendiri Muhammadiyah, beliau
menekankan urgensi pendidikan sebagai sarana
untuk membangun umat yang cerdas dan
berakhlak. Ahmad Dahlan melihat kebutuhan
akan reformasi pendidikan Islam agar sesuai
dengan perkembangan zaman. Muhammadiyah
dipandangnya sebagai wadah untuk
menyebarkan pendidikan Islam yang lebih
terbuka, progresif, dan mendidik dalam bidang
ilmu pengetahuan umum. Pemikiran ini
mencakup gagasan bahwa pendidikan Islam
tidak seharusnya terisolasi dari perkembangan
ilmu pengetahuan modern, melainkan harus
mengintegrasikan nilai-nilai agama dengan
pemahaman yang komprehensif terhadap ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian,
Ahmad Dahlan berperan penting dalam
merintis jalan bagi pendidikan Islam yang
progresif dan relevan dengan tuntutan
zamannya.
7. Nurcholish Madjid Neomodernisme : upaya untuk selalu
menyegarkan pemahaman keagamaan sesuai
dengan perkembangan zaman dengan tetap
berpegang teguh pada nilai-nilai tradisional,
terutama Al-Qur'an. Neomodernisme
menekankan pentingnya pemahaman
kontekstual terhadap agama dan adaptasi antara
Islam dan modernitas. Poin utama
pemikirannya adalah gagasan bahwa Islam dan
modernitas tidak bertentangan karena
modernitas merupakan peluang membawa
Islam dalam konteks kontemporer.
8. Emha Ainun Najib Moderasi Beragama : Pemikiran Emha Ainun
Najib, atau Cak Nun, tentang toleransi adalah
bahwa toleransi adalah kunci untuk menjaga
harmoni dalam masyarakat yang multikultural.
Ia mendorong penghormatan terhadap
perbedaan budaya, agama, dan etnis, serta
melihatnya sebagai kekuatan, bukan sebagai
sumber konflik. Cak Nun juga menekankan
pentingnya pendidikan, seni, dan dialog
antaragama dalam mempromosikan
pemahaman yang lebih baik antara berbagai
kelompok dalam masyarakat. Pemikirannya
mengilhami banyak orang untuk memahami
bahwa toleransi adalah prasyarat penting bagi
perdamaian dan keselarasan dalam masyarakat
yang beragam seperti Indonesia.
9. Husain Muhammad Feminisme : Konsep feminisme K.H. Husein
Muhammad, ialah suatu gerakan yang
ditujukan untuk menggantikan sistem serta
struktur sosial yang memperlakukan wanita
secara tidak adil. Apabila melihat dari
pemikiran feminisme menurut Buya Syafi’i,
baik laki-laki maupun perempuan tetap
memerlukan satu sama lain, karena kehadiran
tidak akan lengkap jika hanya laki-laki semata.
Di samping itu, terdapat anjuran bahwa harus
ada kesadaran kepada diri bahwa hidup
haruslah berdasarkan atas taqwa kepada Allah.
pemikiran KH Husein Muhammad yang
mengadvokasi perempuan dengan gerakan
feminisme untuk mengubah pola pikir
Masyarakat yang memandang perempuan
sebagai subordinat setelah laki-laki.
Menggunakan landasan berfikir agama yang
menjelaskan bahwa perempuan adalah Wanita
suci dan terhormat sesuai isi khutbah Nabi
Muhammad pada khutbah wada’. Peran
feminisme yang menggerakan hak perempuan
adalah dengan mebebaskan suara perempuan
agar dapat didengar dan menjadikan perempuan
sebagai pemimpin tanpa melihat kelemahan
atau kekurangan perempuan yang dipandang
nomor dua. Salah satu upaya dalam
menghilangkan budaya patriaki adalah
mengkaji literasi-literasi agama yang
mengangkat feminisme.
10 KH. Hasyim Asy’ari Etika murid terhadap guru : dalam kitab
adab al-'Alim wa Muta'alim :
1. Berdoa meminta petunjuk sebelum
memilih guru.
2. Memilih guru yang diakui oleh guru lain.
3. Patuh terhadap guru.
4. Memandang guru sebagai sosok yang mulia.
5. Memperhatikan hak-hak guru.
6. Bersabar apabila perilakunya kurang
menyenangkan.
7. Meminta izin dengan mengetuk pintu tiga
kali sebelum masuk ruangan.
8. Duduk dengan sopan dan santun.
9. Berbicara dengan sopan dan lembut.
10. Jika materi sudah pernah dijelaskan maka
berpura-pura belum pernah mendengarnya.
11. Tidak mendahului penjelasan guru dengan
maksud pamer.
12. Menerima buku untuk dibaca dengan
tangan kanan dan memegangnya dengan kedua
tangan.
11. Prof. Amin Abdullah Intergrasi-Interkoneksi Ilmu Pengetahuan :
Konsep integrasi keilmuan dikalangan umat
Islam. Terkenal dengan istilah islamisasi ilmu
pengetahuan dengan upaya memasukkan nilai-
nilai agama ke dalam paradigma yang
mempertemukan ilmu agama dengan ilmu-ilmu
umum dan filsafat.
12. Muhammad Abduh Modernisme Islam : Konsep pendidikan
Muhammad Abduh diantaranya:
(1)Rekonstruksi tujuan pendidikan;
(2)Pengembangan kelembagaan pendidikan;
(3)Metode pembelajaran;
(4) Menghilangkan dikotomi pendidikan

Anda mungkin juga menyukai