3901 10826 2 PB
3901 10826 2 PB
ABSTRAK
Seni kontemporer berkembang dan mengakomodir berbagai
teknik dan media dalam berkarya. Teknologi menjadi salah
satu bagian dari proses berkesenian bahkan menjadi media
berkesenian itu sendiri. Dalam praktik berkesenian saat ini,
keberadaan teknologi mampu merubah cara pandang dan
juga cara produksi sebuah karya seni. Salah satu karya seni
yang sedang berkembang dewasa ini adalah trend desain
bergaya glitch art, yang mulai diterima dan banyak direplikasi
kedalam berbagai karya seni dua dimensi dan audio visual.
Penelitian ini akan menggali lebih dalam tentang bagaimana
pengaruh gaya glitch art pada karya desain grafis dengan
pendekatan posstrukturalisme, serta menganalisa aspek
estetika dan komunikasi visual pada karya dengan pendekatan
teori desain komunikasi visual. Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data
dilakukan dengan metode purposive sampling, observasi dan
studi literatur. Hasil dari studi analisis ditemukan bahwa
dalam konstruksi posstrukturalisme karya glitch art membuka
pintu kreativitas bagi para desainer grafis untuk menciptakan
karya tanpa dibatasi aturan tertentu. Aspek komunikasi dalam
karya desain bergaya glitch art dapat diinterpretasi melalui
pembacaan simbol-simbol yang ada, dan untuk menangkap
aspek estetika pada karya glitch art harus memandang gagasan
tanpa dibatasi oleh sekat aturan visualisasi yang selama ini
dibangun.
Kata Kunci : glitch art, grafis, posstrukturalisme, estetika,
komunikasi
ABSTRACT
Contemporary art develops and accommodates a variety of
techniques and media in the work. Technology becomes one part
of the process of art and even becomes the media of art itself. In
the current practice of art, the existence of technology can change
the perspective and also the way of producing a work of art. One
of the works of art that are developing today is the trend of glitch
art style design, which is starting to be accepted and widely
replicated into various two-dimensional works and audiovisual.
This research will dig deeper into how the influence of glitch
art style on graphic design works with the poststructuralism
48
ASPEK KOMUNIKASI VISUAL DAN ESTETIKA PADA KARYA DESAIN GRAFIS BERGAYA
GLITCH ART
Namuri Migotuwio
approach, as well as analyzing the aesthetic ini, keberadaan teknologi mampu merubah
and visual communication aspects of cara pandang dan juga cara produksi
the work with the visual communication sebuah karya seni. Dan teknologi turut
design theory approach. This research uses memberi kontribusi bagi penyampaian
descriptive qualitative method, with data wacana serta gagasan seorang seniman
collection techniques carried out by the atas karyanya kepada publik. Dengan
method of purposive sampling, observation, medium piranti teknologi tersebut, sebuah
and study of literature. The results of the karya tidak lagi hanya dipandang sebagai
analysis study found that in the construction medium dua atau tida dimensi lagi, namun
of poststructuralism, glitch artworks opened juga mengakomodir medium audio visual.
the door for creativity for graphic designers Pada tahun 1935, jauh sebelum
to create works without being limited by booming seni kontemporer, seorang
certain rules. The communication aspect in seniman bernama Len Lye menciptakan
glitch art design works can be interpreted sebuah karya eksperimental berjudul "film
through reading the symbols, and to capture A Colour Box" dengan menggunakan piranti
the aesthetic aspects of glitch artworks must elektronik. Dalam karyanya menunjukan
look at ideas without being limited by the sebuah video yang menampilkan ratusan
visualization rules that have been built so potongan gambar audio visual yang
far. rusak dikarenakan monitor televisi
Keywords: Glitch Art, Graphics, yang digunakan untuk menayangkan
Poststructuralism, Aesthetics, karya tersebut ditarik menggunakan
Communication medan magnet berkekuatan besar. Efek
dari tarikan gelombang medan magnet
1. PENDAHULUAN tersebut, menyebabkan tampilan gambar
Pada era seni rupa kontemporer pada televisi menjadi kabur, bergelombang
banyak dihasilkan karya-karya dengan dan menampakan visual yang tidak jelas.
berbagai pengembangan teknik dan media. Berdasarkan bentuk visual yang dihasilkan
Seni kontemporer banyak dipahami sebagai dari gelombang magnet tersebut, tampak
sebuah konteks kekinian, atau sesuatu sebuah gambar bergerak namun dalam
yang saat ini sedang terjadi. Seni rupa visualisasi yang dinamis, dan bentuk
kontemporer khususnya, memiliki nyawa tersebut berubah ketika medan magnet
dan karakteristik yang yang berbeda dengan dipindahkan. tampilan visual hasil
senirupa dimasa sebelumnya. Karya-karya dari eksperimen tersebut menjadi awal
seni rupa kontemporer secara tematik berkembangnya karya seni bergaya glitch
dinilai mampu merefleksikan situasi waktu art.
yang sedang terjadi. Seni kontemporer Glitch art sendiri diterjemahkan
dikenal memiliki karakteristik, antara sebagai sebuah karya seni visual yang
lain tidak terikat aturan pada paham seni menampilkan kondisi eror pada media
sebelumnya, sehingga seni kontemporer digital atau analog dengan tujuan
bersifat lepas dari ikatan aturan-aturan menciptakan kesan estetik, yang tercipta
berkesenian yang pada zaman dulu atas kerusakan tampilan data digital atau
berkembang; mampu melebur batas manipulasi fisik perangkat ekektronik
dan sekat antar disiplin ilmu; dan dapat (Menkman, 2011, hal. 336).
menterjemahkan konteks sosial budaya Urgensi penelitian dari penelitian
lokal sebagai koteks berkesenian. ini, karena glitch art merupakan salah satu
Dalam seni rupa kontemporer, genre seni yang mampu mempengaruhi
teknologi menjadi salah satu media yang karya-karya seniman khususnya desainer
tidak bisa terpisahkan. teknologi menjadi di satu dekade terakhir. trend tersebut
salah satu bagian dari proses berkesenian tidak hanya berlaku bagi bidang seni dua
bahkan menjadi media berkesenian itu dimensi saja, melainkan mulai masuk
sendiri. Dalam praktik berkesenian saat ke seni audio visual. Begitu masif dan
49
Journal of Contemporary Indonesian Art
Volume VI No.1- April 2020
besarnya pengaruh yang diberikan oleh pada desain grafis dengan pendekatan
genre tersebut sehingga menjadi sangat posstrukturalisme ?
menarik untuk dikaji. genre atau gaya b. Bagaimanakah mengetahui aspek
glitch art tampil dengan visualisasi yang estetika dan komunikasi visual pada desain
sangat unik, dimana karya yang dihasilkan grafis bergaya glitch art dengan pendekatan
dibuat dengan teknik sengaja ataupun tidak teori desain komunikasi visual?
sengaja untuk menghasilkan kesan eror 3Tujuan
atau rusak. Efek rusak dan salah tersebut a. Mengetahui desain grafis
cukup berdampak pada aspek ilustrasi, bergaya glitch art dengan pendekatan
huruf, warna, dan komposisi yang menjadi posstrukturalisme
unsur penting dalam tampilan utama b. Mengetahui aspek estetika dan
pada sebuah karya seni rupa atau desain. komunikasi visual pada desain grafis
Dengan tampilan tersebut, menunjukan bergaya glitch art dengan pendekatan teori
bahwa gaya glitch art tidak ingin dibatasi desain komunikasi visual
atau cenderung melakukan dekontruksi
atas aturan-aturan praktik berkarya yang 2. TEORI
cenderung harus mampu menampilkan Untuk mengkaji lebih dalam
sebuah karya dengan indah, bersih, rapi, tentang pemahaman glitch art dalam
terbaca, dan mampu menterjemahkan konteks seni rupa dan desain grafis, maka
gagasan dari seniman atau desainer dengan digunakan pendekatan postrukturalisme.
baik. Posstrukturalisme dipahami sebagai
Dalam penelitian ini, secara khusus sebuah pandangan yang muncul akibat
akan membahas lebih dalam tentang ketidakpuasan atau ketidaksetujuan pada
apa dan bagaimana pengaruh gaya glitch pemikiran strukturalisme (Campbell, 2007,
art pada karya desain grafis. Dimana, hal. 203). Pandangan tersebut lahir sebagai
pada era kontemporer ini, desain grafis dekonstruksi dari strukturalisme yang
memiliki posisi yang setara dengan karya dipandang bergantung pada struktur yang
seni lainnya. Karya seni desain grafis tidak pernah berubah, sehingga menutup
tidak lagi dikotak-kotakkan sebagai pintu bagi pontensi kreativitas. Salah satu
bidang seni yang lebih rendah atau tokoh sentral pemikiran posstrukturalisme
berbeda dengan induk seni murni. Dalam adalah Jacques Derrida, yang menentang
kerangka seni rupa kontemporer, desain keras dan berusaha untuk mendekonstruksi
grafis memiliki posisi dan juga nilai tawar pandangan tersebut. paham
untuk mengelaborasi gagasan yang dapat posstrukturalisme memiliki cara berfikir
divisualisasikan melalui perangkat atau yang mengutamakan peristiwa, dinamika
teknik perancangan karya desain grafis. dan proses ketimbang struktur yang selalu
Karya desain grafis tidak anya diciptakan dibatasi dengan tatanan (George, 2004, hal.
untuk kepentingan industrial saja, 64). Pandangan tersebut akan digunakan
namun juga dapat menunjukan perannya untuk mempertajam pemahaman tentang
sebagai karya yang tampil dengan muatan giltch art yang selama ini menampilkan
gagasan dan aspek estetika yang dalam. visual yang dinilai mendekontruksi aturan-
Diharapkan melalui penelitian ini berbagai aturan desain yang baik. Sedangkan
pengetahuan tentang giltch art sebagai untuk mengkaji dan menganalisa aspek
salah satu genre dalam bidang seni rupa komunikasi visual dan estetika pada
dan desain dapat dikaji secara mendalam. karya desain glitch art dilakukan dengan
sehingga hasil dari analisa dan kajian yang menggunakan teori yang dijelaskan pakar
dihasilkan dapat bermanfaat dalam bidang desain dan semiotika Sumbo Tinarbuko.
ilmu pengetahuan dan perkembangan seni Dalam bukunya dijelaskan unsur-unsur
kontemporer di medan sosial seni rupa. apa saja yang menjadikan sebuah karya
Rumusan Masalah dapat dikategorikan atau masuk dalam
a. Bagaimana memahami glitch art lingkup desain komunikasi visual. menurut
50
ASPEK KOMUNIKASI VISUAL DAN ESTETIKA PADA KARYA DESAIN GRAFIS BERGAYA
GLITCH ART
Namuri Migotuwio
Sumbo Tinarbuko, desain komunikasi dan bercak yang secara visual tidak rapi
visual merupakan ilmu yang mempelajari namun memiliki kesan tertentu. Salah
konsep komunikasi dan ungkapan daya satu seniman yang menggunakan metode
kreatif, yang diaplikasikan dalam pelbagai tersebut adalah Jamie Fenton dan Raul
media komunikasi visual dengan mengolah Zaritsky dengan karya "Digital TV Dinner"
elemen desain grafis yang terdiri dari pada tahun 1978. Efek glitch dihasilkan
gambar (ilustrasi), huruf dan tipografi, dari manipulasi kontrol “video game Ballu”
warna, komposisi dan layout (Tinarbuko, dan merekan hasilnya dalam bentuk
2009, hal. 23). rekaman audio (Betancourt, 2015, hal. 1).
Gaya glitch art pertama kali
3. METODE ditampilkan dalam seni audio visual, yang
Penelitian ini menggunakan metode dikemas dalam bentuk film berdurasi
kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan pendek karya Len Lye dengan judul "film
data dilakukan dengan metode purposive A Colour Box" pada tahun 1935. Seniman
sampling, observasi dan studi literatur. modern bernama Nam June Paik pada
Teknik purposive sampling dilakukan untuk tahun 1965 membuat karya eksprerimental
menghimpun data sesuai dengan kebutuhan yang menggabungkan magnet besar dengan
penelitian dan untuk mendukung perangkat televisi bernama "TV Magnet".
pemahaman serta pengetahuan terkait Efek yang dihasilkan dari kedua benda
dengan obyek kajian, maka dilakukan tersebut, adalah bercak dan juga timbul
observasi dan juga studi literatur yang garis tak beraturan yang muncul akibat efek
didapat dari berbagai sumber baik buku, elektromagnetik yang merusak gelombang
jurnal, website dan juga dokumentasi sinyal pada televisi. Karya-karyanya terus
foto dan video. Pada bagian analisis data, berkembang menjadi sebuah karya seni
obyek akan dikaji dengan pendekatan instalasi yang ternyata mampu menjadi
teori posstrukturalisme dan teori desain inspirasi lahir dan berkembangan gaya
komunikasi visual. Untuk memastikan visual glitch art.
validitas sumber, maka dilakukan Glitch art mulai diperkenalkan pada
trianggulasi data yang menghubungkan tahun 2002 dalam sebuah simposium
data dari jurnal ilmuah, buku, dan juga seni di Oslo, Norwegia, dengan tema
sumber di website. Menurut Sugiyono 'Motherboard, a tech-art collective'. Tujuan
(Sugiyono, 2013, hal. 330) triangulasi acara tersebut adalah untuk menyatukan
diartikan sebagai teknik pengumpulan seniman internasional, akademisi, dan
data yang bersifat menggabungkan data praktisi glitch untuk berbagi pandangan
dari berbagai teknik pengumpulan data dan karya satu sama lain. Perhelatan
dan sumber data yang ada. bernada serupa bertajuk GLI.THC/H
juga turut dilaksanakan pada tahun
4. PEMBAHASAN 2010 di Chicago dan 2011 di Inggris.
1a. Glitch Art. Dengan kegiatan lokakarya, pemutaran
Para Seniman dan desainer glitch art film, ceramah, pertunjukan, diskusi
menciptakan efek glitch dengan dua cara, panel dan pertunjukan galeri diharapkan
yakni dengan membuat kesan eror melalui semakin mengukuhkan dan memperkuat
distorsi dan kerusakan dengan teknik posisi tawar Glitch sebagai salah satu
manipulasi gambar atau foto dengan bagian perkembangan seni yang dapat
software pengolah foto dan desain. Cara diaplikasikan kedalam berbagai media.
yang kedua adalah dengan menciptakan Glitch art saat ini bertransformasi
kerusakan gelombang atau perangkat menjadi sebuah gaya seni visual yang mulai
elektronik yang ditampilkan melalui layar akrab bagi kalangan seniman kontemporer
komputer, perangkat lunak, permainan dan juga desainer grafis. Dari sudut pandang
video, gambar, video, dan monitor digital, desain grafis, gaya ini menjadi salah satu
sehingga timbul kesan tidak beraturan warna baru yang turut memberi kontribusi
51
Journal of Contemporary Indonesian Art
Volume VI No.1- April 2020
52
ASPEK KOMUNIKASI VISUAL DAN ESTETIKA PADA KARYA DESAIN GRAFIS BERGAYA
GLITCH ART
Namuri Migotuwio
yang disebabkan oleh faktor eksternal format data tidak berhasil melakukan
seperti gelombang elektromagnetik, singkronisasi, sehingga kegagalan
angin atau korsleting pada komponen. dalam membaca gambar atau data
Dalam keadaan tertentu, gangguan tersebut menghasilkan tampilan yang
yang disebabkan oleh Hardware tidak teridentifikasi secara jelas. Efek
Failure mampu merusak tatanan pixel yang berbentuk persegi, serta
gambar, bahkan menghilangkan bentuk ritmis menjadi elemen visual
tampilan ganbar karena efek kabur yang tampil pada giltch art dengan
yang ditampilkan. teknik ini.
Gambar 3. Sumber
(https://img.redbull.com/images/c_
limit,w_1500,h_1000,f_auto,q_auto:good/
redbullcom/2018/11/04/74549267-ec93-
Gambar 2. Sumber 4045-9ec8-c89790839d2d/glitch_art.png.
(https://4.bp.blogspot.com/aO7DI1Z22DI/ 7/4/2020)
WWEYFVrn1_I/AAAAAAAAGXY/
qGsSu4aJsEknKPDIVaMgmAX_ Seorang seniman glitch art dapat
QA30ug5gCLcBGAs/s1600/vlcsnap-2017-07- membuat efek misalignment dengan
02-15h44m15s642.png. 7/4/2020)
cara membuka file video yang
seharusnya hanya diperuntukan untuk
Teknik ini menampilkan gambar
membuka file audio. Selain itu bisa
secara tidak stabil sehingga sulit sekali
juga dengan melakukan pengurangan
dikerjakan dengan teknik manual. metode
atau penyetelan codec yang salah
ini memungkinkan banyak image yang
pada saat melakukan kompresi
tercapture pada sebuah gambar bergerak
file. Ketidakseimbangan antara file
dalam satu detik. Pada image tersebut
digital dan perangkat lunak yang
akan muncul banyak garis yang membujur
membaca file tersebut menghasilkan
secara vertikal, horizontal dan bahkan
kesalahan melalui dekompresi
diagonal. dalam beberapa kasus, efek
aplikasi akibat penggunaan codec
kerusakan yang disebabkan oleh gelombang
yang salah. Sehingga transformasi
elektromagnetik membentuk garis zigzag
data yang disandikan tidak terbaca,
secara berirama namun kompisisinya tidak
justru merusak file itu sendiri.
beraturan. warna primer dan sekunder
bentuk repetisi yang ditampilkan
menjadi warna pokok yang sering tampil,
memiliki kesan tertentu, meskipun
ketika terjadi kerusakan pada gambar.
secara menyeluruh kegagalan dalam
Hal tersebut disebabkan karena kegagalan
membaca data tidak bisa menampilkan
perangkat dalam menyajikan warna gradasi
visual yang utuh dan terbaca simbol-
atau warna utama pada gambar.
simbolnya. Namun bentuk pixel dan
juga garis yang terbaca secara tidak
c. Misalignment
sempurna tersebut membentuk
Efek misalignment pada karya glitch
sebuah visual yang menarik. Disisi
art dihasilkan dari perbedaan format
lain, gradasi warna dari percampuran
pada saat membuka file. Perangkat dan
53
Journal of Contemporary Indonesian Art
Volume VI No.1- April 2020
d. Distortion
Gambar 5. Sumber
(https://www.webdesignbites.com/wp-
content/uploads/2019/04/Glitch-Misprint-
Visual-Interference-Effects-4-1400x750.jpg.
7/4/2020)
Misregistration terbentuk dari
ketidaksempurnaan perangkat
Gambar 4. Sumber digital dalam menampilkan visual
( h t t p s : / / w w w . e l s e t g e . c a t / dikarenakan terdapat komponen yang
myimg/f/21-210122_distortion-samurai-rgb-
kotor, bernoda, atau memiliki bercak.
katana-glitch-art.jpg. 7/4/2020)
Seperti halnya mesin pemutar dalam
Distorsi merupakan salah satu jenis membaca CD/DVD. sehingga obyek
glitch art yang paling popular dan yang ditampilkan menampilkan kesan
sering diaplikasikan dalam berbagai kabur, ketidakpresisian warna dan
karya desain komunikasi visual. bahkan bentuk. Kegagalan perangkat
Tampilannya yang menyajikan bentuk audio digital dalam membaca data
yang masih utuh memiliki tingkat yang bermasalah, menimbulkan
komunikasi dan keterbacaan simbol distorsi pada obyek yang ditampilkan
yang lebih baik daripada jenis glitch
art lainnya. Meskipun tidak menutup Dalam karya seni glitch art terdapat tujuh
kemungkinan, dalam kerusakan gaya menurut teknik pembentukannya,
yang sangat parah akan mengurangi diantaranya adalah;
konteks keterbacaan pada sebuah
desain. seniman dapat menghasilkan a. Pixelation
karya glicth art dengan teknik Dalam sebuah gambar dengan
distortion, yakni dengan meletakkan format bitmap, jika diperbesar dalam
medan magnet berkekuatan besar skala tertentu maka akan muncul
sehingga mampu memiliki daya rusak potongan-potongan kecil yang
gelombang pada sebuah perangkat bernama pixel. Dan dalam sebuah
elektronik. Dari tarikan energi yang gambar bitmap terdiri dari jutaan
dihasilkan oleh medan magnet pixel yang dikombinasikan dalam
tersebut, nantinya akan tercipta berbagai komposisi warna sehingga
sebuah gelombang yang muncul pada menampilkan sebuah gambar yang
layar televisi atau monitor. Ketidak memiliki bentuk dan kesan tertentu.
stabilan tersebut berbentuk hilangnya
beberapa elemen pixel pada layar, baik
yang berbentuk potongan ataupun
tarikan bidang yang mengelompok
54
ASPEK KOMUNIKASI VISUAL DAN ESTETIKA PADA KARYA DESAIN GRAFIS BERGAYA
GLITCH ART
Namuri Migotuwio
Gambar 7. Sumber
(https://i.ytimg.com/vi/Ge5mv5hWlug/
maxresdefault.jpg.7/4/2020)
Gambar 6. Sumber
Bias dan percampuran cahaya yang
(https://www.hungertv.com/wpcontent/ dihasilkan pada foto menimbulkan
uploads/2017/06/34765569921_ kesan tersendiri pada foto. Seorang
b5102842e4_o.jpg. 7/4/2020) desainer grafis dengan kemampuan
dalam mengoperasikan software olah
Pixelation hadir dengan bentuk yang foto, dapat dapat menciptakan efek
menampilkan beberapa potongan pixel light leaks dengan menggunakan
yang hilang pada sebuah gambar dua efek filter pada plugin yang terdapat
dimensi ataupun gambar bergerak. pada software. efek tersebut dapat
Sehingga efek visual yang ditimbulkan dikendalikan dengan saturasi tertentu
pada gambar bitmap, terdapat adanya untuk diaplikasikan pada obyek
bercak atau kerusakan pada gambar ilustrasi ataupun text.
karena potongan pixel tersebut c. Double Exposure
berbeda warna atau dihilangkan.
Teknik ini tercipta karena adanya data
yang tidak singkron dengan perangkat
yang membacanya, sehingga terjadi
distorsi. Desainer grafis dapat
menciptakan efek pixelation dengan
menggunakan software olah foto,
yakni dengan menurunkan beberapa
bagian pada foto yang akan dikompress
sehingga tampak komposisi pixel Gambar 8. Sumber
pada gambar. selanjutnya tinggal (https://kreativv.com/seni-rupa-dan-desain/
dieliminasi beberapa bagian pixel glitch-art/3/.7/4/2020)
yang dianggap tidak perlu, atau sesuai Teknik double exposure
dengan konsep dan tujuan desainer. memungkinkan beberapa foto atau
b. Light Leaks ilustrasi di tampilkan dalam satu
Kesan light leaks pada sebuah bentuk yang sama. Digabungkan
karya glitch art terbentuk dari bias secara acak, saling menumpuk
cahaya yang tidak beraturan karena dan desainer bebas membubuhkan
kebocoran cahaya pada lensa kamera. efek rusak, bergelombang, bercak,
Efek tersebut dapat tercipta melalui ataupun potongan tak sempurna.
perangkat kamera digital ataupun Sepintas tampilan tersebut tampak
analog. Dengan pengaturan tertentu, membingungkan, karena komposisi
seorang seniman dapat menghasilkan yang saling bertabrakan dan lebih
efek glitch art dengan teknik light terkesan tidak harmonis. Beberapa
leaks sesuai dengan visual yang desain pada teknik double exposure
ditampilkan. ditampilkan dalam susunan warna
55
Journal of Contemporary Indonesian Art
Volume VI No.1- April 2020
56
ASPEK KOMUNIKASI VISUAL DAN ESTETIKA PADA KARYA DESAIN GRAFIS BERGAYA
GLITCH ART
Namuri Migotuwio
57
Journal of Contemporary Indonesian Art
Volume VI No.1- April 2020
58
ASPEK KOMUNIKASI VISUAL DAN ESTETIKA PADA KARYA DESAIN GRAFIS BERGAYA
GLITCH ART
Namuri Migotuwio
target audience. Glitch art merobohkan desain tersebut diatas. Karena tidak
pandangan tersebut, dimana sebuah karya adanya tuntutan dan tekanan tersebut
seni seharusnya mampu secara bebas mempercepat proses kreatif seorang
berekspresi dan dikembangkan. seniman atau desainer glitch art.
Selaras dengan konsep Posstrukturalisme c. Transformasi
yang mendekontruksi batasan dan Transformasi dipahami sebagai perubahan
staknasi, maka Glitch Art seharusnya terus suatu hal atau keadaan Nurgiyantoro
dikembangkan dan terus bertranformasi (Nurgiyantoro, 2007, hal. 18). Aspek
kedalam berbagai bidang. transformasi pada karya glitch art,
b.Produktif ditunjukan pada bergesernya paradigma
Prinsip Post Strukturalisme menilai bahwa masyarakat dan seniman tentang definisi
produktivitas menjadi dampak atas sikap seni dan cara dalam memandang estetika
yang berani keluar dari tatanan yang sebuah karya seni glitch art. Perkembangan
baku. dari kreativitas dan inovasi yang seni kontemporer turut memberi ruang bagi
ada, terus dikembangkan metode baru berkembangnya aliran seni ini. Seni rupa
yang dinilai lebih produktif. Menurut kontemporer dipahami sebagai seni visual
Sinungan (Sinungan, 2003, hal. 17) yang diciptakan terikat pada berbagai
menyatakan bahwa produktivitas adalah konteks ruang dan waktu yang menyelimuti
suatu pendekatan interdisipliner untuk seniman, audience dan medannya. Seni
menentukan tujuan yang efektif, pembuatan kontemporer mengarah pada hilangkan
rencana, aplikasi penggunaan cara yang sekat-sekat material dan media berkarya,
produktifitas untuk menggunakan sumber- displin ilmu dan juga seni seni yang secara
sumber secara efisien,dan tetap menjaga aktual merespon kondisi saat ini (Clarissa
adanya kualitas yang tinggi. dalam Stefanni, 2019). Dalam seni kontemporer
karya glitch art aspek produktivitas pada konsep yang dituangkan dalam obyek
awalnya belum dirasa secara kuantitatif. merupakan yang nilai yang lebih esensial
Produktivitas yang dicapai dari proses dari pada obyek itu sendiri. Sehingga
berkesenian glitch art lebih mengarah karya seni glitch art dapat diciptakan
pada, bagaimana menciptakan sebuah melalui berbagai media dan teknik untuk
karya dengan metode yang tidak dibatasi mendapatkan efek glitch.
oleh aturan-aturan dan kaidah-kaidah d.Anarkis
yang selama ini dikembangkan. aturan Anarkisme dalam berkesenian
dan kaidah menuntut seorang seniman dari sudut pandang Post Strukturalisme
atau desainer untuk bekerja secara cermat memiliki definisi yang kompleks. Dan
dan mempertimbangkan banyak aspek secara harafiah Kata “anarki” berasal dari
ketika ingin menghasilkan sebuah karya. bahasa Yunani, awalan an (atau a), berarti
Kecermatan dan ketelitian memerlukan “tidak”, “ketiadaan”, atau “kekurangan”,
alokasi waktu yang cukup lama, karena ditambah archos yang berarti “suatu
dalam prosesnya, seorang perupa harus peraturan”. Dalam bahasa Yunani
memastikan kembali pekerjaannya apakah menyebutnya dengan istilah Anakhos/
sudah sesuai dengan konsep, tujuan Anarchia dengan pengertian tanpa
perancangan dan juga aspek-aspek lain. aturan dan undang-undang (Rasyidin,
Aspek produktivitas pada karya seni glitch 2005). sehingga Anarkisme juga dapat
art ditunjukan dengan dipangkasnya diterjemahkan sebagai kondisi kacau balau,
proses-proses menciptakan sebuah karya huru hara dan situasi tidak terkendali.
dengan cermat dan teliti. Karya glitch Berdasarkan definisi tersebut, anarki dapat
art yang sejatinya terbentuk dari proses diterjemahkan sebagai ketiadaan peraturan,
kerusakan yang tidak sengaja ataupun dan anarkisme merupakan paham yang
disengaja, tidak memiliki tuntutan untuk berpandangan bahwa ketiadaan peraturan
menyajikan dalam tampilan yang estetis dapat berdampak pada kekacauan.
serta memenuhi kaidah dan aturan-aturan Anarkisme dalam berkesenian memiliki
59
Journal of Contemporary Indonesian Art
Volume VI No.1- April 2020
makna yang lebih dalam dari sekedar telah disepakati dengan baik. Menurut
pandangan terhadap sebuat konteks "tidak Zuchdi tanggung jawab merupakan suatu
ada aturan" dan "kekacauan". karya seni sikap dan perilaku seorang individu
glitch, membebaskan diri dari peraturan dalam melaksanakan tugas dan kewajiban
tentang sebuah definisi visual yang yang harus ia lakukan, baik tugas terhadap
baik, yang indah dan mungkin memiliki Tuhan YME, negara, lingkungan dan
kekuatan simbol yang tetap agar dapat masyarakat serta dirinya sendiri (Sismono,
dinikmati oleh khalayak. Seni tidak hanya 2013, hal. 27).
menjadi sebuah ideologi berkarya untuk Glitch menampilkan sebuah karya dengan
memuaskan hasrat keingingtahuan atau visualisasi yang rusak, cenderung tidak
solusi bagi khalayak ramai. namun seni dapat dinikmati. Dalam konteks tersebut,
secara egois memiliki kekuatan untuk seorang kreator seakan tidak perduli
merepresentasikan ide dan pemikiran dengan kebutuhan visual target audience.
dari seniman dalam bentuk karya seni Bentuknya yang rusak dan juga sering tidak
yang tidak harus dipahami oleh semua memenuhi kaidah desain dan tata rupa
orang. Keliaran dan keterbukaan terhadap yang baik, memaksa publik untuk mau
permainan bebas penanda (free play of tidak mau menikmati dan juga menyerap
signifier) menjadi salah satu kelebihan yang manfaat dari karya seni yang disajikan.
dimiliki oleh seniman atau desainer glitch Dengan pemahaman bahwa glitch art
art. seniman bebas mengekspresikan cara tidak memiliki standardan aturan, serta
dan metodenya untuk menghasilkan karya cenderung bersifat dekonstruktif, maka
seni rupa baru melalui eksplorasi berbagai mustahil bagi seniman untuk memiliki
media. genre seni ini tidak memiliki aturan memenuhi aturan-aturan tersebut.
yang mengikat, berbeda dengan seni rupa seorang seniman ataupun desainer wajib
bergenre realis. Dimana keseuaian bentuk, memiliki tanggung jawab penuh atas
ekspresi, proporsi, warna dan juga kekuatan gagasan dalam karyanya, namun secara
simbol-simbol pada karya menjadi indikator penyajian visualisasi glitch art seakan tidak
dan peraturan yang harus dipenuhi oleh memperdulikan reaksi dari publik, dan juga
seorang perupa. Berbeda dengan glitch dampak yang ditimbulkan setelahnya. jadi
art, aturan dalam membuat karya tidak dalam konteks berkarya, apapun kondisi
dibatasi oleh standart apapun. yang ditampilkan oleh karya glitch art tetap
Seorang seniman atau desainer didasari tanggung jawab penuh kreatornya.
bebas menentukan teknik dan juga meskipun dalam proses berkaryannya
tingkat kerusakan sebagai elemen tidak semua aspek dapat dipenuhi.
estetika pada karya. Keberanian dalam Genre glitch art tampil sebagai
mengaktualisasikan diri melalui karya sosok baru yang lahir dengan penampilan
menjadi sebuah bentuk kekebasan dalam yang lusuh dan tidak teratur, namun
mendobrak paradigma berkeseian dan juga kehadirannya mampu memberikan
cara memandang seni. Estetika saat ini pengaruh terhadap cara baru dalam
tidak hanya dipandang pada visual yang menyikapi dan mengembangkan arah seni
indah dan nyaman dimata saja, namun rupa pada konteks seni kontemporer. Seni
juga mengakomodir bentuk-bentuk visual yang dahulu dianggap gagal, eksperimental,
yang tampaknya tidak beraturan dan juga membingungkan, tidak berguna dan
seakan dibuat dengan teknik visualisasi cenderung mengganggu tersebut saat
yang rendah. ini mulai diterima sebagia sebuah karya
e.Inresponsibility dengan pendekatan yang inovatif dan
Aspek inresponsibility atau sikap berani. Richard Harland berpandangan
kebertanggungjawaban pada karya glitch bahwa tanda-tanda berdasarkan konsep
art tetap harus ditunjukan. Tanggung Posstrukturalisme selalu didekontruksi
jawab sendiri didefinisikan sebagai dan posisinya sebagai identitas sosial
perilaku untuk melaksanakan aturan yang tidak pernah stabil dan statis (Harland,
60
ASPEK KOMUNIKASI VISUAL DAN ESTETIKA PADA KARYA DESAIN GRAFIS BERGAYA
GLITCH ART
Namuri Migotuwio
1987, hal. 124). Dalam konstruksi Post lebih banyak digunakan untuk keperluan
Strukturalisme, karya glitch art membuka penayangan di media digital. Keberadaan
ruang bagi proses inovasi dan transformasi smart phone dan juga aplikasi yang sering
seni rupa. Ruang-ruang kreatif dan juga digunakan manusia, memungkinkan
paradigma yang selama ini dibatasi harus hadirnya informasi ataupun perangkat
didobrak melalui pandangan kreatif dengan tampilan yang menarik dan juga
yang tidak pernah stagnan dan selalu memberi impresi tertentu. dan itulah peran
berkembang. Diharapkan seni Glitch Art desain grafis sebagai elemen esetika pada
dapat terus bertransformasi dan menjadi media.
antitesis baru yang mampu memberi
pengaruh terhadap berbagai aliran seni.
61
Journal of Contemporary Indonesian Art
Volume VI No.1- April 2020
62
ASPEK KOMUNIKASI VISUAL DAN ESTETIKA PADA KARYA DESAIN GRAFIS BERGAYA
GLITCH ART
Namuri Migotuwio
5. SIMPULAN
1. Desain glitch art tampil sebagai
sebuah karya visual yang tidak teratur dan
Gambar 13. Sumber cenderung rusak, namun kehadirannya
(https://cdn1.vectorstock.com/ mampu memberikan pengaruh terhadap
i/1000x1000/61/30/glitch-font-with- pengembangan gaya seni visual di era
distortion-effect-vector-18496130. kontemporer. Seni yang pada masanya
jpg.7/4/2020) dianggap eksperimental, membingungkan,
dan cenderung mengganggu tersebut
Aspek komunikasi dalam sebuah saat ini mulai diterima sebagai sebuah
karya desain bergaya glitch art dapat karya dengan pendekatan yang inovatif
dicapai melalui pembacaan simbol-simbol dan berani. Serta mampu diaplikasikan
yang diinterpretasikan melalui warna, kedalam berbagai bentuk media baik dua
bentuk ilustrasi, unsur tipografi bahkan dimensi ataupun audio visual.
dari kombinasi tata letak dan komposisi 2. Dalam konstruksi posstrukturalisme,
yang ditampilkan. Beberapa pendekatan karya glitch art membuka ruang bagi proses
yang dapat digunakan untuk mengkaji inovasi dan transformasi lahirnya karya-
unsur visual tersebut adalah dengan teori karya seni rupa kontemporer. Seni visual
semiotika dan juga teori ikonologi. Kedua yang selama ini dibatasi oleh aturan dan
pemikiran tersebut merupakan beberapa paradigma yang stagnan coba didobrak
dari banyak pemikiran lain yang bisa melalui pandangan kreatif dan selalu
dipergunakan untuk membedah makna berkembang. Aspek anarkisme dalam
sebuah tanda pada gambar. Meskipun berkarya selalu memandang bahwa aturan
dalam dunia seni rupa dan desain simbol adalah batasan dalam berkesenian, dan
dapat diinterpretasi kedalam banyak juga unsur penghambat produktivitas.
tafsir, namun dengan melakukan kajian Meskipun sebuah karya seni glitch art
mendalam dan menghubungkannya dengan diciptakan dalam konstruksi yang bebas,
disiplin ilmu lain seprti sosial dan budaya namun sikap tanggung jawab dalam
akan dihasilkan sebuah kesimpulan yang berkesenian menjadi bagian penting yang
63
Journal of Contemporary Indonesian Art
Volume VI No.1- April 2020
KEPUSTAKAAN
Jurnal
Betancourt, M. 2015. The Invention of
Glitch Video: Digital TV Dinner (1978).
Chicago: Betancourt, Michael. (2015)
The Invention of Glitch Video: Digital
TV Dinner 1978(preview).
Clarissa Stefanni, S. d. 2019. Perancangan
Interior Galeri Seni Kontemporer Karya
Penyandang Difabel dengan Konsep
Universal Design di Surabaya. INTRA.
Fatmawiyati, J. 2018. Telaah
Kreativitas. Magister Psikologi
Universitas Airlangga.
Rasyidin. 2005. Anarkisme. Jurnal
Sistem Teknik Industri.
Buku
Campbell, D. 2007. Poststructuralism.
Britain: Oxford University Press.
George, R. 2004. Teori Sosiologi Modern.
Jakarta: Kencana.
64
PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL
A. Ketentuan Umum
1. Orisinalitas
a. Artikel belum pernah diterbitkan dalam media cetak atau online.
b. Artikel tidak sedang dalam pertimbangan untuk diterbitkan pada media lain.
c. Artikel bukan merupakan hasil plagiat karya ilmiah lain, baik sebagian mau-
pun keseluruhan.
2. Jenis Artikel
a. Artikel penelitian.
b. Artikel penciptaan karya seni.
c. Artikel ulasan buku.
3. Bahasa
a. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia atau bahasa Inggris.
b. Artikel berbahasa Indonesia mengikuti Pedoman Ejaan yang Disempurnakan
(EYD).
4. Bentuk
a. Panjang artikel keseluruhan (termasuk gambar dan kepustakaan) antara 25
– 40 halaman A4 dengan margin 3,5 cm.
b. Semua jenis font yang digunakan adalah Cambria.
c. Ukuran font: judul 14 poin; nama-(nama) penulis, abstrak, dan kata kunci
11 poin; pendahuluan, pembahasan, simpulan, ucapan terima kasih, dan kepus-
takaan 12 poin.
d. Spasi: judul, nama-(nama) penulis, abstrak, dan kata kunci 1 spasi; penda-
huluan, pembahasan, simpulan, ucapan terima kasih, dan kepustakaan 1,5 spasi).
5. Pembagian
a. Penomoran peringkat bagian adalah: A., 1., a., i., dan ditulis tebal (bold).
b. Semua penomoran ditulis rata kiri.
c. Awal paragraf menjorok ke dalam.
6. Gambar
a. Gambar adalah bagian dari tulisan, bukan lampiran.
b. Gambar diberi legenda (caption).
c. Jika menimbulkan kerancuan, gambar dapat diberi panah penunjuk.
d. Gambar diberi angka Arab, contoh: Gambar 1., Gambar 2., dst.
e. Gambar yang berasal dari internet harus berasal dari website resmi sesuai
dengan pedoman penulisan ilmiah.
f. Gambar yang berasal dari penulis tidak diberi sumber.
g. Gambar yang tidak berasal dari penulis diberi sumber, contoh:
h. Dari fotografer : (Foto: Aming Prayitno, 2015)
i. Dari olahan orang lain : (Dibuat oleh: Aming Prayitno 2015)
j. Dari dokumentasi orang lain : (Dokumentasi: Aming Prayitno, 2015)
k. Dari buku 1 penulis : (Carroll, 1999: 55)
l. Dari buku 2 penulis : (Bychkov dan Sheppard, 2010: 55)
m. Dari buku 3 penulis : (Davies, Stephen dkk., 2009: 55)
n. Dari web : (www.indonesia.go.id, 3/2/2015)
7. Tabel
65
Journal of Contemporary Indonesian Art
Volume VI No.1- April 2020
8. Pengutipan sumber
a. Pengutipan menggunakan catatan perut (bodynote).
b. Informasi pengutipan meliputi nama belakang penulis, tahun, dan hala-
man.
c. Contoh catatan perut:
d. Dari buku 1 penulis : (Carroll, 1999: 55)
e. Dari buku 2 penulis : (Bychkov dan Sheppard, 2010: 55)
f. Dari buku 3 penulis : (Davies dkk., 2009: 55)
g. Untuk nama penulis yang tidak disebut dalam kalimat:
Semiotika adalah studi tentang tanda dan cara kerja tanda (Fiske, 2011: 60).
h. Untuk nama penulis yang disebut dalam kalimat:
Menurut Newall (2011: 1-2), picture adalah suatu jenis representasi,
f. Untuk penulis yang diacu oleh penulis lain:
Alexander Gottlieb Baumgarten adalah filsuf yang pertama kali menggunakan isti-
lah aesthetica dalam tulisan (Peter, 2010: 9).
9. Kepustakaan
a. Disusun dengan pembagian: 1. Jurnal; 2. Buku dan Sumber Cetak Lain; 3.
Laman; 4. Informan.
b. Tiap bagian disusun secara alfabetis.
c. Urutan adalah: nama penulis, tahun terbit, judul, nama penerjemah (untuk
karya terjemahan), tempat, dan nama penerbit.
d. Jika terdapat lebih dari satu nama penulis, maka seluruh nama penulis
ditulis, tidak disingkat dkk. atau et al.
e. Contoh kepustakaan:
- Jurnal
Martin, Jean-Hubert. 2014. “Eye for an Eye, Image for an Image: Hassan Musa in
Conversation with Jean-Hubert Martin” dalam Nka Journal of Contemporary African
Art, Vol. 2014, No. 35, Fall 2014: 92-99.
Huber, Jörg; Kong, Eva Lüdi. 2014. “Care of the Self” dalam Journal of Contempo-
rary Chinese Art, Vol. 1, No. 1, 1 Maret 2014: 97-114.
- Buku
Thomson, Iain D. 2011. Heidegger, Art, and Postmodernity. Cambridge: Cambridge
University Press.
Bonham-Carter, Charlotte; Hodge, David. 2011. The Contemporary Art Book. Lon-
don: Goodman Books.
- Buku Terjemah
Eaton, Marcia Muelder. 2010. Persoalan-persoalan Dasar Estetika, terj. Embun
66
Kenyowati Ekosiwi. Jakarta: Salemba Humanika.
- Bunga Rampai
Dutto, Denis. 2005. “Aesthetic Universal”, dalam Gault, Berys dan Lopes, Dominic
Mclver (ed.). The Routledge Companian to Aesthetics. London dan New York: Rout-
ledge.
Sepp, Hans Rainer dan Embree, Lester (ed.). 2010. Handbook of Phenomenological
Aesthetics. London dan New York: Springer.
- Makalah, Prosiding, Tesis, Disertasi, dan Laporan Penelitian
Afatara, Narsen. 2011. “Abstraksi Biomorfis sebagai Ekspresi Estetis”. [Disertasi].
Yogyakarta: Program Doktor Penciptaan dan Pengkajian Seni Institut Seni Indonesia
Yogyakarta.
Sunardi, St. 2014. “Mencari Masa Depan Pendidikan Seni untuk Seniman Pecinta
Pengetahuan”. [Prosiding Seminar Akademik Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indo-
nesia Yogyakarta 2012, Mengingat Seni Membaca Pengetahuan]. Yogyakarta: BP ISI
Yogyakarta.
- Laman
Vickers, Adrian, “What is Contemporary Indonesian Art?”. 2013. http://www.insi-
deindonesia.org/feature-editions/what-is-contemporary-indonesian-art-3. (Diakses
pada Rabu, 4 Februari 2015, pukul 17:14).
67
Journal of Contemporary Indonesian Art
Volume VI No.1- April 2020
DEWAN PENYUNTING
JOURNAL OF CONTEMPORARY INDONESIAN ART
PENANGGUNG JAWAB
Lutse Lambert Daniel Morin
PEMIMPIN REDAKSI
M. Dwi Marianto
SIDANG PENYUNTING
Penyunting Penyelia
Nadiyah Tunnikmah
Penyunting Pelaksana
Andre Tanama
Anggota Penyunting
Devy Ika Nurjanah
PENERBIT
Jurusan Seni Murni, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta
Alamat
Jurusan Seni Murni, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta
Jl. Parangtritis Km. 6,5 Sewon, Yogyakarta
Telp. (0274) 3815890
Email: jociart@gmail.com
Web: jocia.isi.ac.id
68