Makalah Hadits Rizki
Makalah Hadits Rizki
Disusun Oleh :
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan maklah ini. Shalawat serta salam
senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW,
keluarga, sahabat, serta semua umatnya hingga kini. Dan Semoga kita
termasuk dari golongan yang kelak mendapatkan syafaatnya.
Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya
kekurangan, baik dari aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian
yang dipaparkan. Semua ini murni didasari oleh keterbatasan yang dimiliki
kami. Oleh sebab itu, kami membutuhkan kritik dan saran kepada segenap
pembaca yang bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas di
kemudian hari.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Larangan Menyuap
C. Tujuan penulisan
PEMBAHASAN
1. Larangan Menyuap
ْﻢ َوَاْﻧُﺘﻢ
ِ س ِﺑاْﻟﺎْﺛ
ِ ل اﻟَّﻨﺎ
ِ ﻦ َاْﻣَﻮا
ْ ﺤَّﻜَﺎِم ِﻟَﺘﺎْءُﻛُﻠﻮا َﻓِﺮﻳًﻘﺎِﻣ
ُ ﻞ َوُﺗْﺪُﻟﻮا ِﺑﻬَﺎ ِاَﻟﻰ اْﻟ
ِ ﻃ
ِ ﻢ ِﺑاﻟَﺒﺎ
ْ ﻢ َﺑْﻴَﻨُﻜ
ْ ََﺗﺎْء ُﻛُﻠْﻮا َاﻣَﻮاَﻟُﻜ َوﻻ
َ(َﺗْﻌَﻠُﻤْﻮن188)
Artinya: “Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian
yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu
membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan
sebahagian daripada orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal
kamu mengetahuinya.”(QS. Al-baqarah: 188).
Imam Al-Qurthubi mengatakan, “Makna dari ayat ini adalah janganlah
sebagian kalian memakan harta sebagian yang lainnya dengan cara yang
tidak benar.” Disini beliau juga menambahkan bahwa barang siapa yang
mengambil harta orang lain bukan dengan cara yang benar menurut syariat
maka sesungguhnya ia telah memakannya dengan cara yang bathil. Diantara
bentuk memakan dengan cara yang bathil ialah putusan seorang hakim yang
memenangkan kamu, sementara kamu tahu bahwa kamu sebenarnya salah.
Sesuatu yang haram tidak akan berubah menjadi halal dengan keputusan
hakim.”
Mencari rizki dengan menjadi seorang pegawai negeri maupun swasta
adalah suatu yang halal. Akan tetapi, tidak jarang seorang pegawai
menghadapi hal-hal yang haram atau makruh dalam pekerjaannya tersebut.
Diantaranya, di sebabkan munculnya suap, menyogok atau pemberian uang di
luar gaji yang tidak halal mereka terima.
Hukum suap menyuap ialah dosa besar, karna sudah dijelaskan dalam
firman allah yang isinya” Allah SWT melaknat penyuap dan yang di suap”. Arti
laknat ialah terjauhkan dari rahmat Allah SWT. Sedangkan menurut ijma’, telah
terjadi kesepakatan umat tentang haramnya suap secara global sebagaimana
di sebutkan oleh ibnu Qodamah.Apakah masih belum jelas bagaimana hukum
suap menyuap dan penafsiran tentang hadist tersebut
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
https://www.kompasiana.com/mkhusni19/58cdff0bb37e61d20f032d07/hadi
st-tentang-larangan-suap-
menyuap?page=2&_gl=1*10x9rb7*_ga*UURocUlCdmxBZU96TWVXanZXQ2Zp
YUxWMVhzNWg4TTJ4TjJGWThJaWFjOTBGM0Y3Rm9VS2U4MDhJZnJMX2J
1RA..*_ga_6DPN6FP6GB*MTY5OTkyNDY5Mi4xLjAuMTY5OTkyNDY5NC4wLjA
uMA..*_ga_Z1ETC4ZG45*MTY5OTkyNDY5Mi4xLjAuMTY5OTkyNDY5NC4wLjA
uMA..
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/2289/Hukum-Pemberian-
Hadiah-
Bagi-Pegawai-Pemerintah-Dalam-Pandangan-Islam.html