Anda di halaman 1dari 5

telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib berkata, telah menceritakan kepada kami Abdah bin

Sulaiman dari Muhammad bin 'Amru dari Abu Salamah dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah
Shallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: " Sekiranya tidak memberatkan umatku sungguh akan aku
perintahkan untuk bersiwak setiap kali akan shalat." Abu Isa berkata; "Hadits ini diriwayatkan oleh
Muhammad bin Ishaq dari Muhammad bin Ibrahim, dari Abu Salamah, dari Zaid bin Khalid, dari
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam." Dan hadits Abu Salamah yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah
dan Zaid bin Khalid dari Nabi Shallahu 'alaihi wa Sallam, menurutku keduanya shahih
Karena hadits itu tidak hanya diriwayatkan oleh satu jalur, yaitu dari Abu Hurairah dari Nabi
Shallahu 'alaihi wa Sallam, tetapi dari jalur lainnya, sehingga hadits riwayat Abu Hurairah menjadi
shahih. Sedangkan Muhammad bin Isma'il mengklaim bahwa hadits Abu Salamah yang
diriwayatkan dari Zaid bin Khalid derajatnya lebih shahih. Abu Isa berkata; "Dalam bab ini juga
terdapat riwayat dari Abu Bakar Ash Shiddiq, Ali, Aisyah, Ibnu Abbas, Hudzaifah, Zaid bin Khalid,
Anas, Abdullah bin 'Amru, Ibnu Umar, Ummu Habibah, Abu Ayyub, Tammam bin Abbas, Abdullah
bin Handlallah, Ummu Salamah, Watsilah Al Asqa' dan Abu Musa."

Apa Itu Siwak?

Siwak menurut KBBI adalah Sikat gigi, Kata turunannya yaitu “Bersiwak” artinya menurut KBBI
adalah membersihkan gigi dengan Siwak, Siwak atau Miswak adalah dahan atau akar dari pohon
Salvadora persica yang digunakan untuk membersihkan gigi, gusi dan mulut, Ada banyak
kandungan alami di dalam Siwak yang diyakini mampu menjaga kesehatan gigi dan mulut, Di
antaranya Alkaloid, Silika, Sodium bikarbonat, Chloride, dan Fluoride. Disamping itu, Siwak juga
mengandung bahan alami lain seperti Vitamin C, Kalsium, Sulfur, Essential oil, Dan Tannin

Bagaimana Cara Memakai Siwak?

Cara memakai Siwak cukup gampang, Berikut adalah langkah langkah menggunakan Siwak untuk
membersihkan gigi
1. Potong dan kupas ujung siwak sekitar 1 cm.
2. Kunyah ujung siwak yang telah dikupas sampai serat batangnya terbuka dan membentuk bulu.
3. Bila sudah lunak dan membentuk bulu-bulu sikat, segera rendam siwak dalam air.
4. Bersihkan gigi dengan bagian siwak yang sudah berbentuk bulu tersebut.

Siwak mempunyai banyak manfaat diantaranya yaitu:

1. Mencegah gigi berlubang dan merawat kekuatan gigi


Siwak dipercaya dapat mencegah gigi berlubang. Manfaat ini bisa diperoleh berkat essential oil
yang terkandung di dalam siwak, dan cara penggunaannya yang harus dikunyah terlebih dulu
sehingga meningkatkan produksi air liur dalam mulut.

Air liur yang dihasilkan ini dapat membantu menjaga keseimbangan pH di rongga mulut. Dengan
begitu, pertumbuhan bakteri penyebab gigi berlubang dapat ditekan.

Selain itu, siwak juga bisa menghambat pengeroposan gigi, sehingga turut menjaga kekuatan gigi.

2. Mencegah bau mulut dan menyegarkan napas


Selain mencegah gigi berlubang, bersiwak juga bermanfaat untuk menghilangkan bau mulut. Ini
karena batang atau ranting siwak mengandung zat antibakteri alami yang dapat menghambat
pertumbuhan kuman penyebab bau mulut.

Umumnya, produk perawatan yang menggunakan bahan dasar siwak akan dikombinasikan dengan
daun mint untuk membantu menyegarkan napas.
3. Mencegah terbentuknya plak gigi
Pertama tama apa itu Plak gigi?, Plak gigi adalah lapisan lunak dan lengket di gigi yang terdiri dari
protein dan bakteri (biofilm). Plak terdiri dari 70% bakteri yang berasal dari air liur. Plak terbentuk
segera setelah Anda selesai menyikat gigi. Plak gigi dapat dengan mudah terbentuk bila Anda malas
menyikat gigi setelah makan. Sisa makanan yang masih menempel di permukaan dan sela-sela gigi
akan menumpuk dan membentuk plak. Plak dapat diubah oleh bakteri di dalam mulut menjadi asam
yang dapat merusak gigi.

Untuk menghindari hal tersebut, kamu... bisa membersihkan gigi dengan Siwak. Kandungan silika
dalam Siwak mampu mencegah pembentukan plak gigi. Bukan hanya itu, silika dalam siwak juga
efektif untuk menghilangkan noda kuning di gigi.

4. Melindungi gusi
Manfaat lain yang bisa kamu... peroleh dari rutin membersihkan gigi dengan siwak adalah
melindungi gusi. Pasalnya, siwak mampu mencegah pembentukan plak dan pertumbuhan bakteri di
antara sela gigi dan gusi sehingga mengurangi risiko terjadinya radang gusi (gingivitis)

Dalil Perintah Menggunakan Siwak

1. telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib berkata, telah menceritakan kepada kami Abdah bin
Sulaiman dari Muhammad bin 'Amru dari Abu Salamah dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah
Shallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: " Sekiranya tidak memberatkan umatku sungguh akan aku
perintahkan untuk bersiwak setiap kali akan shalat." Abu Isa berkata; "Hadits ini diriwayatkan oleh
Muhammad bin Ishaq dari Muhammad bin Ibrahim, dari Abu Salamah, dari Zaid bin Khalid, dari
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam." Dan hadits Abu Salamah yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah
dan Zaid bin Khalid dari Nabi Shallahu 'alaihi wa Sallam, menurutku keduanya shahih
Karena hadits itu tidak hanya diriwayatkan oleh satu jalur, yaitu dari Abu Hurairah dari Nabi
Shallahu 'alaihi wa Sallam, tetapi dari jalur lainnya, sehingga hadits riwayat Abu Hurairah menjadi
shahih. Sedangkan Muhammad bin Isma'il mengklaim bahwa hadits Abu Salamah yang
diriwayatkan dari Zaid bin Khalid derajatnya lebih shahih. Abu Isa berkata; "Dalam bab ini juga
terdapat riwayat dari Abu Bakar Ash Shiddiq, Ali, Aisyah, Ibnu Abbas, Hudzaifah, Zaid bin Khalid,
Anas, Abdullah bin 'Amru, Ibnu Umar, Ummu Habibah, Abu Ayyub, Tammam bin Abbas, Abdullah
bin Handlallah, Ummu Salamah, Watsilah Al Asqa' dan Abu Musa."

2. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar telah menceritakan kepada kami
Abdurrahman bin Mahdi telah menceritakan kepada kami Sufyan dari 'Ashim bin 'Ubaidullah dari
Abdullah bin 'Amir bin Rabi'ah dari ayahnya dia berkata, saya sering melihat Nabi Shallallaahu
'alaihi wasallam bersiwak ketika sedang berpuasa. Dalam bab ini (ada juga riwayat -pent) dari
'Aisyah. Abu 'Isa berkata, hadits 'Amir bin Rabi'ah merupakan hadits hasan.
Para ulama melihat bahwa siwak tidak membatalkan puasa, hanya saja sebagian ulama tidak
menyukai orang yang sedang berpuasa melakukan siwak dengan siwak basah, begitu juga
malakukan siwak di sore hari. Imam Syafi'I berpendapat, bolehnya bersiwak baik di pagi hari atau
di siang hari. sedangkan Imam Ahmad dan Ishaq tidak menyukai bersiwak pada sore hari.

3. Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Ammar berkata, telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Syu'aib berkata, telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu 'Atikah dari Ali
bin Yazid dari Al Qasim dari Abu Umamah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Hendaklah kalian bersiwak, sesungguhnya siwak dapat membersihkan mulut dan menjadikan Rabb
ridla. Tidaklah Jibril datang kepadaku kecuali menasihatiku untuk bersiwak hingga aku takut jika
hal itu diwajibkan atasku dan umatku. Sekiranya aku tidak khawatir memberatkan umatku sungguh
akan aku wajibkan mereka untuk bersiwak. Dan aku selalu bersiwak hingga aku khawatir gigi
depanku terkikis."
4.Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah berkata, telah menceritakan kepada
kami Abu Usamah dan Abdullah bin Numair dari Ubaidullah bin Umar dari Sa'id bin Abu Sa'id dari
Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sekiranya tidak akan
memberatkan umatku maka akan aku perintahkan mereka bersiwak setiap kali akan shalat."

Apakah Sikat Gigi Itu Termasuk Siwak?

Para ulama Madzhab berbeda pendapat tentang hal ini... berikut pendapat 4 imam besar

1. Pendapat Imam Syafii Dan Imam Maliki


Pertama, Syafi’iyah dan Malikiyah, bersiwak boleh menggunakan benda apa saja, asal dapat
menghilangkan kotoran mulut.

Meski menggunakan kayu arok (kayu siwak), ranting dan kayu bassyam (Sejenis tumbuhan berduri
yang memiliki aroma harum, tumbuh di Saudi Arabia dan sekitarnya), itu lebih utama.
Dalam Kifayatul Akhyar, fikih ringkas mazhab Syafi’i dinyatakan,

‫ واألراك األولى‬,‫ والعود أولى‬,‫واعلم أنه يحصل االستياك بخرفة وبكل خشن مزيل‬.

Ketahuilah bahwa bersiwak itu bisa dilakukan dengan potongan kain atau segala benda kasar, yang
dapat menghilangkan kotoran. Namun bersiwak menggunakan ranting atau kayu arok itu lebih
utama. (Kifayatul Akhyar, hal. 15).

Ibnu Abdil Bar Al-Maliki rahimahullah, menyatakan,

‫ وال يؤذيها‬، ‫ وكل ما يجلو األسنان‬. ‫وكان سواك القوم األراك والبشام‬

Siwak yang biasa dipakai oleh masyarakat dahulu adalah kayu arok dan bassyam, juga setiap benda
yang dapat membersihkan gigi, dan tidak mencederainya. (Al-Istidzkar 3/272)

2. Pendapat Imam Hanafi Dan Imam Hambali


Kedua, Hanafi dan Hambali, dikatakan bersiwak bila menggunakan kayu arok, ranting tumbuhan
dan yang sejenisnya.

Dalam Hasyiyah Ibnu Abidin; salahsatu referensi fikih hanafi diterangkan,

‫ هو المراد هنا فال حاجة الى تقدير استعمال‬: ‫ قال في الدرر‬,‫ بمعنى العود الذي يستاك به وبمعنى المصدر‬,‫والسواك بالكسر‬
‫السواك‬

Siwak, dengan (huruf sin) dibaca kasrah, maknanya adalah sepotong batang yang digunakan untuk
bersiwak. Siwak juga dapat dimaknai mashdar (kata kerja yang dibendakan). Dalam kitab Ad-Durar
dikatakan, “Makna inilah yang dimaksud dalam hal ini. Maka tidak perlu memaknai siwak dengan
tindakan mempergunakan siwak. (Hasyiyah Ibnu Abidin, 1/232).
Al-Buhuti, seorang ulama bermazhab hambali, menjelaskan dalam Syarah Muntaha al-Iradat,

‫ والعود يستاك به‬، ‫ والسواك بمعناه‬، ‫باب التسوك مصدر تسوك إذا دلك فمه بالعود‬

Bab tentang bersiwak. Kata siwak merupakan bentuk mashdar dari kata tasawwuk, yang maknanya
adalah menggosok gigi menggunakan ranting. Dan inilah makna siwak. Sedangkan ‘uud adalah
benda untuk bersiwak (ranting). (Syarah Muntahal Iradat 1/72)
Yang Mana Pendapat Yang Kuat???

Pendapat yang Kuat


Pendapat Syafi’iyah dan Malikiyah adalah yang lebih tepat. Hal ini karena alasan berikut :

Pertama, dari tinjauan bahasa arab.

Secara bahasa, siwak dapat diartikan tindakan menggosok gigi, tanpa membatasi benda yang
dipergunakan.

Imam Az-Zubaidi rahimahullah menjelaskan,

‫ وِم ْنُه ُأِخ َذ الِم سواُك‬، ‫ َد َلَك ه‬: ‫ساَك الَّش يَء َيُسوُك ه َس ْو ًك ا‬

Saaka asy-syai’, yasuukuhu-saukan, yang artinya menggosok sesuatu. Dari kata tersebutlah diambil
penamaan untuk alat menggosok gigi. (Taj Al-‘Arus 27/215).
Dalam kitab ‘Aunul Ma’bud ‘Ala Sunan Abi Dawud diterangkan,

‫ واألول هو المراد ها هنا‬، ‫ الفعل واآللة‬: ‫َو ُهَو ُيْطَلُق َع َلى‬

Siwak dimaknai tindakan menggosok gigi dan dimaknai benda untuk menggosok gigi. Namun
makna yang dimaksud dalam hal ini adalah makna yang pertama. (‘Aunul Ma’bud, 1/59).

Kedua, bersiwak bukanlah ibadah mahdoh (perbuatan yang murni ibadah). Akan tetapi, siwak
adalah ibadah gahoiru mahdoh (tidak murni ibadah), karena tujuan dari bersiwak dapat dicerna oleh
akal (ma’qulatulma’na), yaitu membersihkan mulut.
Dan tujuan ini, dapat dicapai menggunakan benda apa saja, seperti sikat gigi.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan,

‫َو َأِلَّن الِّس َو اَك ِإَّنَم ا ُش ِرَع ِلَتْطِييِب اْلَفِم َو َتْطِهيِر ِه َو َتْنِظ يِفِه‬

Bersiwak diperintahkan, untuk tujuan memperindah, mensucikan dan membersihkan mulut. (Syarah
Umdah Al-fiqh 1/203)

Ketiga, nabi shallallahu’alaihi wa sallam tidak membatasi siwak beliau menggunakan benda
tertentu saja, seperti kayu arok (kayu siwak) saja.
Disebutkan dalam hadis dari Aisyah radhiyallahu’anha, saat menceritakan detik-detik sebelum
Nabi meninggal dunia, beliau bersiwak menggunakan dahan kurma,

، ‫ َفَظَنْنُت َأَّن َلُه ِبَها َح اَج ًة‬، ‫ َفَنَظَر ِإَلْيِه الَّنِبُّي َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬، ‫َو َم َّر َع ْبُد الَّرْح َمِن ْبُن َأِبي َبْك ٍر َوِفي َيِدِه َج ِر يَد ٌة َر ْطَبٌة‬
‫ َفَد َفْع ُتَها ِإَلْيِه‬، ‫ َو َنَفْض ُتَها‬، ‫ َفَم َض ْغُت َر ْأَسَها‬، ‫َفَأَخ ْذ ُتَها‬

Abdurrahman bin Abu Bakr berlalu dengan membawa kayu kurma di tangannya. Nabi
shallallahu’alaihi wa sallam melihat kepadanyanya. Sayapun mengira beliau butuh pada dahan
kurma itu. Lalu saya ambil, saya kunyah ujungnya, kemudain saya bersihkan. Lalu saya berikan ke
beliau. (HR. Bukhori).
Sebagai penutup, kami sertakan fatwa Syaikh Ibnu ‘Utsaimin dalam masalah ini. Beliau pernah
ditanya tentang hukum menggosok gigi dengan sikat gigi dan odol, apakah bisa mendapatkan
keutamaan siwak?

‫ فإذا فعله اإلنسان حصلت به السنة ؛ ألنه‬، ‫ بل وأشد منه تنظيفًا وتطهيرًا‬، ‫نعم ؛ استعمال الفرشاة والمعجون يغني عن السواك‬
‫ والفرشاة والمعجون يحصل بها نتيجة أكبر من السواك المجرد‬، ‫ العبرة بالفعل والنتيجة‬، ‫ليس العبرة باألداة‬
Iya, menggunakan sikat gigi dan odol cukup untuk bersiwak. Bahkan hasilnya lebih bersih dan suci
daripada siwak. Jika seorang menggosok gigi dengan sikat gigi dan odol, maka dia telah melakukan
amalan sunah. Karena intinya bukan pada benda yang digunakan. Akantetapi pada perbuatan dan
hasilnya. Sikat gigi dan odol, lebih besar hasilnya daripada sekedar memakai siwak.
(Fatwa beliau bisa disimak di sini : http://audio.islamweb.net/AUDIO/index.php?
page=FullContent&full=1&audioid=315512)

Yang Mana Yang Benar??


Dua duanya benar, Yang salah yang ga gosok gigi....

Wallahualam Bishawaaab

Anda mungkin juga menyukai