Aliran moneteris memang pernah berhasil menyakinkan orang bahwa stok uang sangat
erat kaitannya dengan aktivitas-aktivitas ekonomi. Namun, penerapan kebijaksanaan
ekonomi sesuai pandangan moneteris tidak dijalankan dengan sepenuh hati di Amerika
Serikat. Pelaksanaannya hanya dilakuakan pada tahun 1969-1971 dalam usaha menerangi
inflasi yang diwarisi dari pemerintahan Jonshon.
Negara yang melaksanakan kebijaksanaan dengan resep moneteris ini bukan pemerintah
Amerika Serikat sendiri, melainkan pemerintah Thatcher di Inggris. Kebijaksanaan yang
dianut oleh Reagen untuk menghadapi inflasi dan kelesuan ekonomi pada tahun 80-an
sesuai anjuran aliran baru yang dikenal dengan sisi penawaran (supply-side economics).
Menurut Harold McCure dan Thomas Willet (1983),aliran sisi penawaran dapat
dibedakan atas dua kelompok, yaitu “kelompok utama” dan “kelompok radikal”
Kelompok : aliran sisi penawaran radikal pada intinya mengajuan dua preposisi : (1)
pemotongan pajak akan memberi dampak besar terhadap produktivitas kerja sehingga
secara total penerimaan pada pajak akan meningkat dan (2) program pemotongan pajak
akan memberi dampak positif dalam meningkatkan laju pertumbuhan output dan
mengurangi inflasi.
Aliran sisi penawaran, lebih baik meningkatkan pendapatan melalui pemanfaatan sumber
daya penuh, daripada mencoba menekan atau meredakan fluktuasi ekonomi. Kesempatan
kerja penuh sangat besar artinya bagi pemikir-pemikir aliran sisi penawaran.
Perbedaan lain dengan kubu Keynesian ialah ialah dari jangka analisis. Kalu kubu
Keynesian menggunakan analisis jangka pendek, tekanan utama aliran penawaran adalah
kebijaksanaan pertumbuhan jangka pendek.
Menurut Lipsey dan Stainer (1981), ajaran yang dikembangkan oleh pemikir-pemikir
aliran sisi penawaran ini persis sama dengan yang dianjurkan oleh Adam Smith dengan
teori klasiknya. Persamaan padangan sisi penawaran dengan ajaran klasik antara lain: (1)
dalam menjelaskan inflasi maupun deflasi, (2) dalam mengontrol inflasi, (3) dalam
memperbaiki perekonomian.
Kebijakan moneter dilakukan dalam bentuk kebijaksanaan uang ketat untuk
membendung uang inflasi. Sementara itu, kebijaksanaan fiscal dilaksanakan dengan
menggunakan program pengurangan pajak untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang
mandeg waktu itu.
Pakar-pakar rombongan sisi penawaran percaya bahwa pemotongan pajak tidak akan
menyebabkan berkurannya produksi nasional, tetapi justru akan meningkatkannya.
Ada dua alasan utama mengapa kebijaksanaan penurunan pajak ini disukai Reagen.
Pertama, sebagaimana yang dijanjikan oleh pakar-pakar ekonomi aliran sisi penawaran,
dengan mengurangi pajak, partisipasi kerja akan meningkat.
Kedua, Reagen tidak suka kongres memegang dana (yang diperoleh dari hasil
pemungutan pajak) terlalu banyak, sebab program-program yang dijalankan mereka
kebanyakan dinnilai tidak efektif.
Implikasi dari berbagai kritik tersebut ialah pelunya melakukan evaluasi terhadap
program-program pemerintah. Program tersebut, yang nyata-nyata tidak atau kurang
efektif, dikurangi atau ditiadakan sama sekali. Selanjutnya, hanya program-program yang
nyata-nyata tidak bermanfaat boleh dilanjutkan.
Kritikan pakar-pakar aliran gelombang baru terhadap kubu Keynesian muncul karena
kubu Keynesian percaya bahwa ada semacam trade-offs antara output, kesempatan kerja
dan inflasi. Hal ini bertolak belakang dengan pandangan aliran gelombang baru yang
menganggap tidak ada hubungan khusus antara ketiga variable yang disebut diatas.
Aliran ratex disatu sisi mempunyai kemiripan dengan aliran moneteris dan aliran sisi
penawaran, sebab teori-teori yang dikembangkan mereka sama-sama dilandaskan pada
pandangan-pandangan klasik yang bersifat non-interventionis. Dalam penggunaan
kebijaksanaan pun sama-sama bersifat konservatif.
A. Tokoh-tokoh Ratex
Tokoh-tokoh ratex cukup banyak, antara lain : Robert Lucas dari University of Chicago,
Thomas sergeant, Nel Wallace dari University of Minnesota, Robert Barro dari
Univercity of Rochester, Leonard Rapping, Edward Prescott, David Begg, Steven
Sheffrin, John Muth dan masih banyak lagi.
Karena adanya unsure ekspektasi dari pelaku-pelaku ekonomi, Robert Lucas dan Leonard
Rapping mendukung sifat netral dan ketidakefektifan kebijaksanaan pemerintah
sebagaimana yang pernah dilansir oleh Milton Friedman dari aliran moneteri.
Pelaku-pelaku ekonomi yang rasional selalu akan menyesuaikan akspektasi mereka
dengan pengalaman-pengalaman masa lau. Orang belajar dari kesalahan-kesalahan
masalalu. Selanjutnya, akan menyesuaikan atau mengubah ekspektasi mereka berdasar
kan kesalahan terakhir yang dilakukannya di masa lalu. Pada umumnya, orang hanya
melakukan kesalahan secara acak, tetapi tidak secara sistematis dalam jangka panjang.
C. Implikasi Kebijaksanaan
Implikasi bagi kebijaksanaan pemerintah? Kita tidak tahu pasti siasat apa yang akan
diambil oleh unit-unit pelaku ekonomi. Sebaiknya pemerintah tidak menjalankan
kebijaksanaan yang rumit berbelit-belit, sebab hasil dari suatu kebijaksanaan yang kurang
diperhitungkan dengan baik bisa menghasilkan sesuatu yang bertentangan dengan
maksud semula!
Kontribusi yang lebih produktif terhadap teori ekonomi dikembangkan oleh pemikiran-
pemikiran ekonomi pada masa merkantilisme dan fisiokratisme pada abad ke- XVI.
Pemikir-pemikir ekonomi pada masa ini telah mengembangkan teknik-teknik abstrak
untuk menemukan hokum-hukum ekonomi. Pencipta model ekonomi. Pencipta model
ekonomi paling dini adalah Francis Quesnay dengan Tableau Economique-nya.
Smith berpendapat bahwa perekonomian akan berkembang jauh lebih baik jika dibiarkan
berkembang jauh lebih baik jika dibiarkan berkembang sendiri dan tidak usah diatur-atur
atau direncanakan, sesuai paham laissez-faire, laissez passer.
Menurut Keynes, tokoh baru dalam dunia ekonomi modern, depresi besar-besaran
tersebut terjadi karena kesalahan asumsi klasik, yang sesuai dengan teori Say. Teori Say
mengasumsikan bahwa produksi akan selalu berhasil menciptakan permintaannya sendiri.
Padahal, demikian penjelasan Keynes, permintaan umumnya lebih kecil dari pendapatan.
1. Kembali ke Klasik
Permasalahan baru menyebabkan tidak diterimanya teori atau pendekatan lama, dan
terpaksa diganti dengan teori-teori baru. Terjadinya perubahan teori, pandangan dan
kebijaksanaan ekonomi tidak lain karena berubahnya masalah-masalah ekonomi yang
dihadapi.
2. Pengaruh Ekonomi
Pendapat para pakar ekonomi tersebut selalu berhubungan dalam isu-isu penting dalam
masyarakat. Misalnya, apakah dimasa yang akan datang akan terjadi fluktuasi-fluktuasi
ekonomi. Apakah pekerjaan akan sulit diperoleh, apakah harga-harga akan naik dan
sebagainya. Hal itu karena semua informasi tersebut sangat penting bagi masyarakat,
tidak heran kalau pandangan-pandangan pakar-pakar ekonomi selalu menjadi sorotan.
Karena pandangan kita sebagai ahli ekonomi akan selalu menjadi sorotan masyarakat
luas, tentu akan lebih baik kalau pandangan-pandangan tersebut didasarkan pada
landasan teoritis yang kuat, yang diperoleh secara scientific, bukan asal cuap saja.
B. Melihat ke Depan
Pelaksanaan pembangunan di masa yang akan dating beberapa langkah berikut ditempuh:
Sesuai dengan anjuran arsitek perekonomian pasar bebas, Adam Smith, pemerintah
sebaiknya tidak ikut campur dalam masalah-masalah ekonomi. Akan tetapi, diserahkan
pada kekuatan-kekuatan pasar, sebab dengan cara ini sumber daya bisa dialokasikan
secara efisien. Campur tangan pemerintah justru hanya akan menyimbulkan distorsi.
Bagi Smith, sumber daya alam yang kaya tidak ada artinya jika tidak ada sumber daya
manusia yang mampu memanfaatkan sumber daya yang tersedia tersebut.
Menurut Schumpeter, pertumbuhan suatu perekonomian telah ditentukan oleh lingkungan
budaya masyarakat itu sendiri dan apa mereka menghargai penemuan-penemuan baru
atau tidak? Schumpeter mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi akan berkembang
pesat dalam lingkungan yang menghargai. Yang paling cocok untuk itu adalah
lingkungan yang mengakomodasikan pasar bebas, sebab dalam pasar bebas insentif bagi
penemuan baru lebih tinggi dari insentif yang akan diterima dalam sistem masyarakat
lainnya.
4. Peran Institusi/Kelembagaan
Menurut Sumitro Djojohadikusumo (1991), secara kusus hambatan dan rintangan itu
berkisar terhadap sikap kaku dalam prilaku tiga jenis golongan masyarakat, yaitu
konglomerasi, kelompok-kelompok perusahaan besar, organisasi-organisasi serikat buruh
dan birokrasi pemerintah itu sendiri.
Menurut Sen, kemiskinan dan kelaparan disuatu daeran belum tentu disebabkan oleh
kelangkaan potensi yang dimiliki daerah. Akan tetapi, lebih sebagai akibat dari
kebijaksanaan pendistribusian yang kurang baik.