DI SMKN 6 MALANG
A. Pokok Pikiran:
Asistensi mengajar adalah salah satu pengalaman berharga yang dapat
memperkaya pengetahuan dan keterampilan seseorang dalam dunia pendidikan.
Saya ingin berbagi pengalaman asistensi mengajar saya, di mana saya memiliki
kesempatan untuk membantu dan belajar bersama guru pamong di sekolah.
1
melaksanakan asistensi mengajar di beberapa bagian yaitu akademik,
nonakademik, dan administrasi sekolah.
Untuk pilihan penempatan sekolahnya sendiri sudah ditentukan oleh pihak LP3
UM, sehingga mahasiswa cukup melakukan pendaftaran di portal PPL UM dan
MBKM UM. Nah, kebetulan penulis mendapat lokasi penempatan pada SMKN 6
MALANG dimana secara jarak tempuh tidak terlalu jauh dari kampus Universitas
Negeri Malang.
B. Penerapan:
Pada awalnya, saya merasa campur aduk antara gugup dan antusiasme. Ini
adalah pengalaman pertama saya dalam mengajar, dan saya tidak sabar untuk
belajar dari pamong saya. Saya ditempatkan di kelas 11 Teknik Alat Berat 1 dan 11
Teknik Alat Berat 2, dengan siswa-siswi yang memiliki latar belakang dan tingkat
kemampuan yang berbeda. Meskipun tantangan ini, saya menyadari bahwa ini
adalah kesempatan emas untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan
saya.
Selama masa asistensi mengajar dimana rentang waktunya sampai dengan
5 bulan, saya terlibat dalam berbagai kegiatan, seperti merencanakan dan menyusun
materi pelajaran, membimbing siswa dalam kegiatan belajar, dan memberikan
dukungan kepada mereka yang membutuhkan. Saya juga berkesempatan untuk
mengamati cara guru pamong saya berinteraksi dengan siswa, mengelola kelas, dan
menyampaikan materi dengan cara yang menarik. Hal ini memberi saya gambaran
yang lebih baik tentang keterampilan yang diperlukan untuk menjadi pendidik yang
efektif.
Satu hal yang saya pelajari selama asistensi mengajar adalah pentingnya
adaptabilitas. Setiap kelas memiliki dinamika yang berbeda, dan sebagai asisten
pengajar, saya harus cepat beradaptasi dengan gaya belajar siswa dan kebutuhan
kelas. Saya belajar untuk menjadi responsif terhadap pertanyaan dan kebutuhan
siswa, memodifikasi pendekatan pengajaran saya sesuai dengan tingkat
pemahaman mereka.
2
Selain itu, saya juga menemui situasi di mana saya harus berkomunikasi
dengan orangtua siswa. Hal ini mengajarkan saya keterampilan komunikasi yang
efektif, serta membangun hubungan yang baik antara sekolah, siswa, dan orangtua.
Pengalaman ini memberi saya wawasan tentang pentingnya kerjasama antara guru,
siswa, dan orangtua dalam mendukung proses pembelajaran. Meskipun ada
tantangan dan kesulitan selama asistensi mengajar, saya merasa bahwa pengalaman
ini sangat memperkaya. Saya tidak hanya belajar tentang teknik mengajar dan
manajemen kelas, tetapi juga mengembangkan keterampilan interpersonal,
kepemimpinan, dan empati. Saya menjadi lebih tanggap terhadap kebutuhan dan
tantangan siswa, dan saya menyadari bahwa setiap siswa memiliki potensi unik
yang perlu diakui dan dibimbing.