Anda di halaman 1dari 13

EXPOSURE DRAFT

EXPOSURE DRAFT

STANDAR PERIKATAN AUDIT


(“SPA”) 560

PERISTIWA KEMUDIAN

Exposure draft ini diterbitkan oleh


Dewan Standar Profesi Institut Akuntan Publik Indonesia
Tanggapan tertulis atas exposure draft ini diharapkan
dapat diterima paling lambat tanggal 20 Mei 2012
ke Sekretariat IAPI Jl. Kapten P. Tendean No. 1 Lt. 1
Jakarta 12710 atau melalui fax (021) 2525-175 atau email
ke info@iapi.or.id atau divisi.standar_teknis@iapi.or.id

INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA


Indonesian Institute of Certified Public Accountants
INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA

DEWAN STANDAR PROFESI

2008 – 2012

Kusumaningsih Angkawidjaja Ketua

Handri Tjendra Wakil Ketua

Dedy Sukrisnadi Anggota

Fahmi Anggota

Godang Parulian Panjaitan Anggota

Johannes Emile Runtuwene Anggota

Lolita R. Siregar Anggota

Renie Feriana Anggota

Yusron Fauzan Anggota


STANDAR PERIKATAN AUDIT 560

PERISTIWA KEMUDIAN
(Berlaku efektif bagi audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai dari atau
setelah tanggal 1 Januari 2013)

Daftar Isi
Paragraf
Pendahuluan
Ruang Lingkup SPA Ini …………………………………………………….... 1
Peristiwa Kemudian ………………………………………………………….. 2
Tanggal Berlaku Efektif ……………………………………………………... 3
Tujuan ………………………………………………………………………....... 4
Definisi ……………………………………………………………………….... 5
Ketentuan
Peristiwa yang Terjadi antara Tanggal Laporan Keuangan dan

Tanggal Laporan Auditor …………………………………………………. 6-9

Fakta yang Diketahui oleh Auditor setelah Tanggal Laporan Auditor

tetapi Sebelum Tanggal Laporan Keuangan Diterbitkan ……………….. 10-13

Fakta yang Diketahui oleh Auditor setelah Laporan Keuangan

Diterbitkan ………………………………………………………………….. 14-17

Materi Penerapan dan Penjelasan Lainnya


Ruang Lingkup SPA Ini ………………………………………………………. A1

Definisi ………………………………………………………………………..… A2-A5

Peristiwa yang Terjadi Antara Tanggal Laporan Keuangan dan

Tanggal Laporan Auditor ……………………………………………….… A6-A10

Fakta yang Diketahui oleh Auditor setelah Tanggal Laporan Auditor

tetapi Sebelum Tanggal Laporan Keuangan Diterbitkan ………………. A11-A16

Fakta yang Diketahui oleh Auditor setelah Laporan Keuangan

Diterbitkan …………………………………………………………………… A17-A18


Standar Perikatan Audit (SPA) 560, “Peristiwa Kemudian” harus dibaca bersama
dengan SPA 200, “Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit
berdasarkan Standar Perikatan Audit.”
Pendahuluan

Ruang Lingkup SPA Ini


1. Standar Perikatan Audit (SPA) ini berhubungan dengan tanggung jawab auditor berkaitan
dengan peristiwa kemudian dalam suatu audit atas laporan keuangan. (Ref: Para A1)

Peristiwa Kemudian
2. Laporan keuangan mungkin dipengaruhi oleh peristiwa tertentu yang terjadi setelah tanggal
laporan keuangan. Banyak kerangka pelaporan keuangan secara khusus merujuk pada
peristiwa tersebut.1 Kerangka pelaporan keuangan tersebut biasanya mengidentifikasi dua
jenis peristiwa:
(a) Peristiwa yang menyediakan bukti tentang kondisi yang ada pada tanggal laporan
keuangan; dan
(b) Peristiwa yang menyediakan bukti tentang kondisi yang terjadi setelah tanggal laporan
keuangan.
SPA 700 menjelaskan bahwa tanggal laporan auditor menginformasikan kepada pembaca
bahwa auditor telah mempertimbangkan pengaruh atas peristiwa dan transaksi yang
diketahui oleh auditor dan yang terjadi sampai pada tanggal tersebut.2

Tanggal Berlaku Efektif


3. SPA ini berlaku efektif untuk audit laporan keuangan untuk periode dimulai pada atau
setelah 1 Januari 2013.

Tujuan
4. Tujuan auditor adalah untuk:
(a) Memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang apakah peristiwa yang terjadi
antara tanggal laporan keuangan dan tanggal laporan auditor yang mengharuskan
penyesuaian atau pengungkapan dalam laporan keuangan, secara tepat telah
digambarkan dalam laporan keuangan tersebut sesuai dengan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku;
(b) Merespons secara tepat fakta yang diketahui oleh auditor setelah tanggal laporan
auditor, yang mana jika diketahui oleh auditor pada tanggal tersebut, kemungkinan
menyebabkan auditor mengubah laporan auditnya.

Definisi
5. Untuk tujuan SPA ini, istilah berikut memiliki makna sebagai berikut:
(a) Tanggal laporan keuangan—Tanggal akhir dari periode terakhir yang dicakup oleh
laporan keuangan.
(b) Tanggal pengesahan laporan keuangan—Tanggal yang pada saat itu semua laporan
yang membentuk laporan keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan yang
bersangkutan, telah disusun dan pihak yang berwenang telah menyatakan bertanggung
jawab atas laporan keuangan tersebut (Ref: Para. A2).
(c) Tanggal laporan auditor— Tanggal yang dicantumkan oleh auditor dalam laporannya
atas laporan keuangan berdasarkan SA 700. (Ref: Para. A3)
(d) Tanggal diterbitkannya laporan keuangan—Tanggal tersedianya laporan auditor dan
laporan keuangan auditan bagi pihak ketiga. (Ref: Para. A4-A5).

1
Sebagai contoh, Standar Akuntansi (SAK) 10, “Peristiwa Setelah Tanggal Neraca” berhubungan dengan perlakuan dalam laporan keuangan atas
peristiwa, baik yang menguntungkan maupun yang tidak menguntungkan, yang terjadi antara tanggal laporan keuangan (sama dengan tanggal
laporan posisi keuangan dalam SAK) dan tanggal yang pada saat itu laporan keuangan disetujui untuk diterbitkan).
2 PSA 700, “
Pembentukan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan,” paragraf A38.
(e) Peristiwa kemudian—Peristiwa yang terjadi di antara tanggal laporan keuangan dan
tanggal laporan auditor, dan fakta yang diketahui oleh auditor setelah tanggal laporan
auditor.

Ketentuan

Peristiwa yang Terjadi antara Tanggal Laporan Keuangan dan


Tanggal Laporan Auditor
6. Auditor harus melaksanakan prosedur audit yang dirancang untuk memperoleh bukti audit
yang cukup dan tepat, bahwa seluruh peristiwa yang terjadi antara tanggal laporan
keuangan dengan tanggal laporan auditor yang mengharuskan penyesuaian atau
pengungkapan dalam laporan keuangan, telah diidentifikasi. Namun, auditor tidak
diharapkan untuk melakukan prosedur audit tambahan atas hal-hal yang mana prosedur
audit yang sebelumnya diterapkan telah menyediakan kesimpulan yang memadai. (Ref:
Para. A6)
7. Auditor harus melakukan prosedur yang disyaratkan oleh paragraf 6 sehingga prosedur
tersebut mencakup periode dari tanggal laporan keuangan sampai ke tanggal laporan
auditor, atau periode terdekat yang dapat dicapai. Auditor harus mempertimbangkan
penilaian risiko auditor dalam menetapkan sifat dan luas prosedur audit, yang harus
mencakup hal-hal sebagai berikut: (Ref: Para. A7-A8)
(a) Memperoleh suatu pemahaman tentang prosedur yang telah ditetapkan oleh
manajemen untuk memastikan bahwa peristiwa kemudian teridentifikasi.
(b) Meminta keterangan dari manajemen dan, jika relevan, pihak yang bertanggung jawab
atas tata kelola, tentang peristiwa kemudian yang telah terjadi yang mungkin
mempengaruhi laporan keuangan. (Ref: Para. A9)
(c) Membaca risalah rapat, bila ada, tentang pemilik, manajemen, dan pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola entitas, yang rapat tersebut diadakan setelah
tanggal laporan keuangan dan meminta keterangan tentang hal-hal yang dibahas dalam
rapat tersebut yang risalah hasil rapatnya belum tersedia. (Ref: Para. A10)
(d) Membaca laporan keuangan interim terakhir entitas, jika ada
8. Auditor Jika, sebagai hasil prosedur yang dilakukan seperti yang disyaratkan oleh paragraf
6 dan 7, auditor mengidentifikasi peristiwa yang mengharuskan penyesuaian atau
pengungkapan dalam laporan keuangan, auditor harus menentukan apakah setiap peristiwa
tersebut telah digambarkan dalam laporan keuangan secara tepat dan sesuai dengan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

Representasi Tertulis
9. Auditor harus meminta kepada manajemen dan, jika relevan, pihak yang bertanggung jawab
atas tata kelola, untuk memberikan suatu representasi tertulis berdasarkan SPA 580 3 yang
menyatakan bahwa seluruh peristiwa yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan dan
memerlukan penyesuaian atau pengungkapan sesuai dengan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku telah disesuaikan atau diungkapkan.

Fakta yang Diketahui oleh Auditor setelah Tanggal Laporan Auditor


Namun Sebelum Tanggal Laporan Keuangan Diterbitkan
10. Auditor tidak memiliki kewajiban untuk melakukan prosedur audit atas laporan keuangan
setelah tanggal laporan auditor. Namun, jika setelah tanggal laporan auditor tetapi sebelum

3
SPA 580, “Representasi Tertulis.”
tanggal laporan keuangan diterbitkan, suatu fakta diketemukan oleh auditor yang mungkin
menyebabkan auditor mengubah laporan auditnya jika fakta tersebut telah diketahui oleh
auditor pada tanggal laporan auditor, maka auditor harus: (Ref: Para. A11)
(a) Membahas hal tersebut dengan manajemen dan, jika relevan, dengan pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola.
(b) Menentukan apakah laporan keuangan tersebut memerlukan perubahan dan jika
demikian,
(c) Meminta keterangan bagaimana manajemen akan memperlakukan hal tersebut dalam
laporan keuangan.

11. Jika manajemen mengubah laporan keuangan, maka auditor harus:


(a) Melaksanakan prosedur audit yang diperlukan dalam kondisi atas perubahan tersebut.
(b) Kecuali jika kondisi yang tertera dalam paragraf 12 terjadi:
(i) Memperluas prosedur audit yang disebutkan dalam paragraf 6 dan 7 sampai pada
tanggal laporan auditor baru; dan
(ii) Menyediakan suatu laporan auditor baru atas laporan keuangan yang telah diubah.
Laporan auditor yang baru tidak dapat diberi tanggal lebih awal daripada tanggal
persetujuan atas perubahan laporan keuangan.

12. Bilamana peraturan perundang-undangan atau kerangka pelaporan keuangan tidak


melarang manajemen untuk membatasi perubahan atas laporan keuangan yang
disebabkan oleh pengaruh peristiwa kemudian atau peristiwa yang menyebabkan
perubahan dan pihak yang bertanggung jawab untuk menyetujui laporan keuangan tidak
dilarang untuk membatasi persetujuan terhadap perubahan yang bersangkutan, maka
auditor diizinkan untuk membatasi prosedur audit atas peristiwa kemudian yang disyaratkan
pada paragraf 11 (b) (i) berkaitan dengan perubahan tersebut. Dalam kasus seperti ini,
auditor tersebut harus:
(a) Mengubah laporan auditor dengan memasukkan suatu tanggal tambahan yang dibatasi
sampai dengan perubahan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa prosedur auditor untuk
peristiwa kemudian hanya dibatasi pada perubahan atas laporan keuangan yang
digambarkan dalam catatan atas laporan keuangan yang relevan; atau (Ref: Para. A12)
(b) Menyajikan suatu laporan auditor baru atau laporan auditor yang diubah yang meliputi
suatu pernyataan dalam suatu paragraf penekanan suatu hal4 atau paragraf hal lain
yang menyampaikan bahwa prosedur audit atas peristiwa kemudian hanya terbatas
untuk perubahan pada laporan keuangan seperti yang dijelaskan dalam catatan atas
laporan keuangan yang relevan.

13. Dalam beberapa yurisdiksi, manajemen mungkin tidak disyaratkan oleh peraturan
perundangan-undangan atau kerangka pelaporan keuangan untuk menerbitkan laporan
keuangan yang diubah dan, oleh karena itu, auditor tidak perlu menyediakan suatu laporan
auditor yang diubah atau yang baru. Namun, jika manajemen tidak mengubah laporan
keuangan dalam kondisi yang auditor yakin bahwa laporan keuangan tersebut perlu diubah,
maka: (Ref. Para. A13-A14)
(a) Jika laporan auditor belum diserahkan kepada entitas, auditor harus mengubah opininya
seperti yang disyaratkan dalam SPA 7055 dan kemudian menyerahkan laporan auditor
tersebut; atau
(b) Jika laporan auditor telah diserahkan kepada entitas, auditor harus memberitahu
manajemen dan, kecuali jika semua pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola

4
Lihat SPA 706, “Paragraf Penekanan Suatu Hal dan Paragraf Hal Lain dalam Laporan Auditor Independen.”
5
SPA 705, “Modifikasi atas Opini dalam Laporan Auditor Independen.”
terlibat dalam pengelolaan entitas, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
entitas, agar tidak menerbitkan laporan keuangan kepada pihak ketiga sebelum
perubahan yang diperlukan dibuat. Jika laporan keuangan diterbitkan kemudian tanpa
memasukkan perubahan yang diperlukan, auditor harus mengambil tindakan yang tepat,
untuk mencegah pemakai meletakkan kepercayaan terhadap laporan auditor tersebut.

Fakta yang Diketahui oleh Auditor setelah Laporan Keuangan Diterbitkan


14. Setelah laporan keuangan diterbitkan, auditor tidak memiliki kewajiban untuk melakukan
prosedur audit atas laporan keuangan tersebut. Namun, jika, setelah laporan keuangan
diterbitkan, suatu fakta diketahui oleh auditor, yang jika fakta tersebut diketahui oleh auditor
pada tanggal laporan auditor, mungkin dapat menyebabkan auditor mengubah laporan
auditnya, maka auditor harus:
(a) Membahas hal tersebut dengan manajemen dan, jika relevan, dengan pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola.
(b) Menentukan apakah laporan keuangan memerlukan perubahan atau tidak
(c) Meminta keterangan bagaimana manajemen bermaksud untuk menyelesaikan hal
tersebut dalam laporan keuangan.
15. Jika manajemen mengubah laporan keuangan, maka auditor harus: (Ref: Para. A17)
(a) Melaksanakan prosedur audit yang diperlukan dalam kondisi atas perubahan tersebut;
(b) Menelaah tahap-tahap yang dilakukan oleh manajemen untuk memastikan bahwa setiap
pihak yang menerima laporan keuangan yang diterbitkan sebelumnya bersamaan
dengan laporan auditor, diberi informasi tentang situasi tersebut.
(c) Kecuali jika kondisi dalam paragraf 12 berlaku:
(i) Memperluas prosedur audit yang disebutkan dalam paragraf 6 dan 7 sampai pada
tanggal laporan auditor baru, dan tanggal laporan auditor baru tidak lebih awal
daripada tanggal persetujuan atas perubahan laporan keuangan; dan
(ii) Menyerahkan laporan auditor baru atas laporan keuangan yang diubah.
(d) Ketika kondisi dalam paragraf 12 terjadi, ubah laporan auditor, atau serahkan laporan
auditor baru seperti yang disyaratkan oleh paragraf 12.

16. Auditor harus memasukkan dalam laporan auditor baru atau yang diubah, suatu paragraf
penekanan atas suatu hal atau paragraf hal-hal lain, dengan berpedoman pada suatu
catatan atas laporan keuangan yang lebih intensif membahas alasan perubahan atas
laporan keuangan yang diterbitkan sebelumnya dan laporan yang diserahkan sebelumnya
oleh auditor.

17. Jika manajemen tidak mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan
bahwa setiap pihak yang menerima laporan keuangan yang diterbitkan sebelumnya sudah
diberitahu tentang situasi tersebut dan juga tidak mengubah laporan keuangan dalam
kondisi yang auditor yakin bahwa laporan keuangan tersebut perlu diubah, auditor harus
memberitahu manajemen dan, kecuali jika semua pihak yang bertanggung jawab atas tata
kelola terlibat dalam pengelolaan entitas,6 pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola,
bahwa auditor akan berusaha untuk mencegah pemakai meletakkan kepercayaan masa
depan terhadap laporan auditor tersebut. Jika, meskipun dengan pemberitahuan tersebut,
manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola tidak mengambil langkah-
langkah yang diperlukan tersebut, auditor harus mengambil tindakan yang tepat untuk
mencegah pemakai meletakkan kepercayaan terhadap laporan auditor.

≈≈≈≈≈
6
SPA 260, “Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola,” paragraf 13.
Materi Penerapan dan Penjelasan Lain

Ruang Lingkup SPA ini (Ref: Para. 1)


A1. Bila laporan keuangan auditan dimasukkan dalam dokumen lain setelah penerbitan
laporan keuangan, auditor mungkin memiliki tanggung jawab tambahan yang
berhubungan dengan peristiwa kemudian yang perlu dipertimbangkan oleh auditor, seperti
persyaratan peraturan perundang-undangan yang melibatkan penawaran atas sekuritas
untuk publik dalam yurisdiksi tempat ditawarkannya sekuritas tersebut. Contohnya, auditor
mungkin diharuskan untuk melakukan prosedur audit tambahan sampai pada tanggal
dokumen penawaran terakhir. Prosedur-prosedur ini dapat mencakup hal-hal yang
tercantum dalam paragraf 6 dan 7 yang dilakukan sampai pada atau mendekati tanggal
berlaku efektif dokumen penawaran terakhir, dan membaca dokumen penawaran tersebut
untuk menganalisis apakah informasi lain dalam dokumen penawaran konsisten dengan
informasi keuangan yang terkait dengan auditor.7

Definisi
Tanggal Pengesahan Laporan Keuangan (Ref: Para.5(b))
A2. Dalam beberapa yurisdiksi, peraturan perundang-undangan mengidentifikasi individu-
individu atau badan-badan (sebagai contoh, manajemen atau pihak yang bertanggung
jawab atas tata kelola) yang bertanggung jawab untuk menyimpulkan bahwa semua
pernyataan yang membentuk laporan keuangan, termasuk di dalamnya catatan atas
laporan keuangan yang terkait, telah disusun, dan menetapkan proses persetujuan yang
diperlukan. Dalam yurisdiksi yang lain, proses persetujuan tidak ditentukan dalam
peraturan perundang-undangan dan entitas mengikuti prosedurnya sendiri dalam
menyusun dan menyelesaikan laporan keuangannya dalam kaca mata manajemen dan
struktur tata kelola yang ada. Dalam beberapa yurisdiksi, persetujuan akhir oleh
pemegang saham diperlukan. Dalam yuridiksi tersebut, persetujuan terakhir oleh
pemegang saham tidak diperlukan untuk auditor menyimpulkan bahwa bukti audit yang
cukup dan tepat, yang menjadi basis bagi opini auditor atas laporan keuangan, telah
diperoleh. Tanggal persetujuan laporan keuangan untuk tujuan SPA ini adalah tanggal
yang lebih awal yang pada saat itu pihak yang berwenang menentukan bahwa seluruh
pernyataan yang membentuk laporan keuangan, termasuk di dalamnya catatan yang
terkait, telah disusun dan pihak yang berwenang telah menyatakan bahwa mereka
bertanggung jawab atas laporan keuangan tersebut.

Tanggal Laporan Auditor (Ref: Para. 5(c))


A3. Laporan auditor tidak dapat diberi tanggal lebih awal daripada tanggal yang pada saat itu
auditor telah memperoleh bukti yang cukup dan tepat sebagai basis opini atas laporan
keuangan, termasuk bukti bahwa semua laporan yang membentuk laporan keuangan
termasuk di dalamnya catatan atas laporan keuangan yang terkait, telah disusun dan
pihak yang berwenang telah menyatakan bahwa mereka bertanggung jawab atas laporan
keuangan tersebut.8 Sebagai konsekuensinya, tanggal laporan auditor tidak dapat lebih
awal dari tanggal pengesahan atas laporan keuangan seperti yang didefinisikan dalam
paragraf 5(b). Suatu periode waktu mungkin berlalu karena masalah administratif antara
tanggal laporan auditor sebagaimana yang didefinisikan dalam paragraf 5(c) dan tanggal
penyerahan laporan auditor kepada entitas.

7
Lihat SPA 200, “Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Perikatan Audit,” paragraf 2.
8
SPA 700, paragraf 41. Dalam beberapa kasus, peraturan perundang-undangan juga mengidentifikasi butir dalam proses
pelaporan laporan keuangan yang di situ audit diharapkan dapat dilengkapi.
Tanggal Penerbitan Laporan Keuangan (Ref: Para. 5(d))
A4. Tanggal penerbitan laporan keuangan pada umumnya tergantung pada peraturan yang
berlaku dalam lingkungan yang menjadi tempat berusaha entitas. Dalam beberapa
kondisi, tanggal penerbitan laporan keuangan mungkin merupakan tanggal pada saat
laporan keuangan diserahkan kepada badan pengatur. Karena laporan keuangan auditan
tidak dapat diterbitkan tanpa laporan auditor, tanggal penerbitan laporan keuangan
auditan tidak seharusnya hanya pada atau setelah tanggal laporan auditor, tetapi juga
harus pada atau setelah laporan auditor tersebut diserahkan kepada entitas.

Pertimbangan Spesifik terhadap Entitas Sektor Publik


A5. Dalam kasus sektor publik, tanggal penerbitan laporan keuangan mungkin sama dengan
tanggal laporan keuangan auditan dan laporan auditor atas laporan keuangan tersebut
disajikan ke badan pembuat undang-undang atau dengan cara lain diumumkan kepada
publik.

Peristiwa yang Terjadi antara Tanggal Laporan Keuangan dan


Tanggal Laporan Auditor (Ref: Para.6-9)
A6. Tergantung pada penilaian risiko oleh auditor, prosedur audit yang disyaratkan dalam
paragraf 6 mungkin mencakup prosedur yang diperlukan untuk memperoleh bukti audit
yang cukup dan tepat, meliputi penelaahan atau pengujian atas catatan akuntansi atau
transaksi yang terjadi antara tanggal laporan keuangan dan tanggal laporan auditor.
Prosedur audit yang diharuskan oleh paragraf 6 dan 7 adalah tambahan prosedur yang
mungkin dilakukan oleh auditor untuk tujuan lain, dan mungkin memberikan bukti
mengenai peristiwa kemudian (sebagai contoh, untuk memperoleh bukti audit untuk saldo
akun pada tanggal laporan keuangan, seperti prosedur pisah batas atau prosedur yang
berhubungan dengan penerimaan kemudian akun piutang).

A7. Paragraf 7 menjelaskan prosedur audit tertentu dalam konteks bahwa auditor disyaratkan
untuk melakukan prosedur menurut paragraf 6. Namun, prosedur peristiwa kemudian
yang dilakukan oleh auditor mungkin tergantung pada informasi yang tersedia, dan
khususnya, seberapa luas catatan akuntansi telah disiapkan sejak tanggal laporan
keuangan. Jika catatan akuntansi bukan yang terkini, dan oleh karena itu, tidak terdapat
laporan keuangan interim (baik untuk tujuan internal maupun eksternal) yang disiapkan,
atau risalah rapat manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola belum
dibuat, prosedur audit yang relevan mungkin menggunakan inspeksi atas buku dan
catatan yang tersedia, termasuk rekening koran bank. Paragraf A8 memberikan contoh
beberapa hal tambahan yang dapat dipertimbangkan oleh auditor dalam rangkaian
permintaan keterangan ini.

A8. Sebagai tambahan terhadap prosedur audit yang disyaratkan oleh paragraf 7, auditor
dapat mempertimbangkan hal-hal berikut sebagai langkah yang diperlukan dan tepat
untuk:

Membaca bujet perusahaan terakhir yang tersedia, prakiraan arus kas, dan laporan
manajemen lain yang terkait untuk periode setelah tanggal laporan keuangan;
Meminta keterangan, atau memperluas permintaan keterangan sebelumnya yang
dilakukan secara tertulis maupun lisan kepada penasihat hukum entitas tentang
proses litigasi dan klaim; atau
Mempertimbangkan apakah representasi tertulis yang mencakup peristiwa kemudian
tertentu mungkin diperlukan untuk mendukung bukti audit yang lain dan dengan
demikian dapat diperoleh bukti audit yang cukup dan tepat.

Permintaan Keterangan (Ref: Para. 7(b))

A9. Dalam meminta keterangan dari manajemen dan, jika relevan, pihak yang bertanggung
jawab atas tata kelola, tentang apakah ada peristiwa kemudian yang telah terjadi yang
mungkin mempengaruhi laporan keuangan, auditor dapat meminta keterangan tentang
status terkini unsur-unsur yang dipertanggunggjawabkan atas basis data awal atau tidak
bersifat konklusif dan meminta keterangan khusus tentang hal-hal sebagai berikut:
Apakah komitmen baru, penarikan hutang, atau jaminan telah terjadi.
Apakah penjualan atau akusisi aset telah terjadi atau direncanakan
Apakah telah terjadi peningkatan modal atau penerbitan instrumen hutang, seperti
penerbitan saham atau surat hutang baru, atau suatu perjanjian untuk penggabungan
atau likuidasi telah dilakukan atau direncanakan.
Apakah aset telah dialokasikan oleh pemerintah atau dimusnahkan, sebagai contoh,
oleh kebakaran atau banjir.
Apakah terdapat perkembangan yang berhubungan dengan kontijensi.
Apakah penyesuaian akuntansi yang tidak lazim telah dibuat atau dipertimbangkan
secara mendalam.
Apakah suatu peristiwa telah terjadi atau mungkin akan terjadi yang akan
menimbulkan pertanyaan tentang ketepatan kebijakan akuntansi yang digunakan
dalam laporan keuangan, dalam kasus, sebagai contoh, jika peristiwa-peristiwa
tersebut menimbulkan pertanyaan tentang validitas atas asumsi kelangsungan hidup
perusahaan.
Apakah ada peristiwa yang telah terjadi yang relevan untuk pengukuran estimasi atau
provisi yang dibuat dalam laporan keuangan.
Apakah ada peristiwa yang telah terjadi yang relevan untuk pemulihan kembali aset.

Membaca Risalah Rapat (Ref: Para. 7 (c))


Pertimbangan Spesifik terhadap Entitas Sektor Publik
A10. Dalam sektor publik, auditor dapat membaca catatan ofisial atas tindakan yang relevan
dengan badan legislatif dan meminta keterangan tentang hal-hal yang berkaitan dengan
tindakan tersebut dimana catatan ofisial belum tersedia.

Fakta yang Diketahui oleh Auditor setelah Tanggal Laporan Auditor


namun sebelum Tanggal Laporan Keuangan Diterbitkan

Tanggung jawab Manajamen terhadap Auditor (Ref: Para. 10)


A11. Seperti yang dijelaskan dalam SPA 210, syarat dalam perikatan audit mencakup
persetujuan manajemen untuk memberitahu auditor atas fakta-fakta yang mungkin
mempengaruhi laporan keuangan, yang mungkin diketahui oleh manajemen selama
periode dari tanggal laporan auditor sampai dengan tanggal laporan keuangan
diterbitkan.9

9
SPA 210, “Menyetujui Syarat-syarat Perikatan Audit,” paragraf A23.
Penggunaan Tanggal Ganda (Ref: Para. 12 (a))
A12. Dalam kondisi yang dijelaskan dalam paragraf A12(a), auditor mengubah laporan auditor
untuk memasukkan tanggal tambahan yang dibatasi untuk perubahan tersebut, tanggal
laporan auditor atas laporan keuangan sebelum perubahan kemudian oleh manajemen
tetap tidak berubah karena tanggal ini menginformasikan pembaca tentang kapan
pekerjaan audit atas laporan keuangan tersebut diselesaikan. Namun, suatu tanggal
tambahan dimasukkan dalam laporan auditor untuk menginformasikan kepada pemakai
bahwa prosedur audit setelah tanggal tersebut terbatas pada perubahan kemudian atas
laporan keuangan. Berikut ini adalah sebuah ilustrasi tentang tanggal tambahan tersebut:

“(Tanggal laporan auditor), kecuali yang berkaitan dengan Catatan Y, yang bertanggal
(tanggal penyelesaian prosedur audit, terbatas untuk perubahan yang dijelaskan dalam
Catatan Y).”

Tidak Ada Perubahan atas Laporan Keuangan oleh Manajemen (Ref: Para. 13)
A13. Dalam beberapa yurisdiksi, manajemen mungkin tidak disyaratkan oleh peraturan
perundang-undangan atau oleh kerangka pelaporan keuangan untuk menerbitkan laporan
keuangan yang sudah diubah. Hal ini seringkali terjadi ketika penerbitan laporan
keuangan untuk periode berikutnya semakin dekat, sepanjang pengungkapan yang tepat
dibuat dalam laporan tersebut.

Pertimbangan Khusus untuk Entitas Sektor Publik


A14. Dalam sektor publik, tindakan yang diambil yang sesuai dengan paragraf 13 ketika
manajemen tidak mengubah laporan keuangan dapat mencakup pelaporan secara
terpisah untuk badan pembuat undang-undang, atau badan lain yang relevan dalam
hirarki pelaporan, tentang implikasi peristiwa kemudian terhadap laporan keuangan dan
laporan auditor.

Tindakan Auditor dalam Mencari Cara untuk Mencegah Pemakai Mempercayai


Laporan Auditor (Ref: Para. 13(b))
A15. Auditor mungkin perlu memenuhi kewajiban hukum tambahan pada waktu auditor telah
memberitahu manajemen untuk tidak menerbitkan laporan keuangan dan manajemen
telah menyetujui permintaan tersebut.

A16. Jika manajemen telah menerbitkan laporan keuangan walaupun ada pemberitahuan dari
auditor untuk tidak menerbitkan laporan keuangan kepada pihak ketiga, tindakan auditor
untuk mencegah pemakai mempercayai laporan auditor atas laporan keuangan
tergantung pada hak dan kewajiban hukum auditor. Sebagai konsekuensinya, auditor
mungkin mempertimbangkan adalah tepat untuk mencari advis hukum.

Fakta yang Diketahui oleh Auditor setelah Laporan Keuangan Diterbitkan

Tidak Ada Perubahan atas Laporan Keuangan oleh Manajemen (Ref: Para. 15)

Pertimbangan Spesifik terhadap Entitas Sektor Publik


A17. Dalam beberapa yurisdiksi, entitas dalam sektor publik mungkin dilarang oleh peraturan
perundang-undangan untuk menerbitkan laporan keuangan yang sudah diubah. Dalam
kondisi tersebut, tindakan yang tepat bagi auditor adalah untuk melaporkan hal tersebut
kepada badan statutori yang tepat.
Tindakan Auditor dalam Mencari Cara untuk Mencegah Pemakai
Mempercayai Laporan Auditor (Ref: Para. 17)
A18. Ketika auditor yakin bahwa manajemen, atau pihak yang bertanggung jawab atas tata
kelola, telah gagal untuk mengambil langkah-langkah yang perlu untuk mencegah
pemakai mempercayai laporan auditor atas laporan keuangan yang sebelumnya
diterbitkan oleh perusahaan walaupun ada pemberitahuan sebelumnya dari auditor bahwa
auditor akan mengambil tindakan dalam mencari cara untuk mencegah pemakai
mempercayai laporan tersebut, tindakan auditor tergantung pada hak dan kewajiban
hukum auditor. Sebagai konsekuensinya, auditor mungkin mempertimbangkan adalah
tepat untuk mencari advis hukum.

Anda mungkin juga menyukai