( BENDUNG )
BAB I
1. 1. PENGERTIAN BANGUNAN UTAMA (BENDUNG)
Bangunan Utama dapat didifinisikan sebagai : “ Semua bangunan yang dibangun di sepanjang
Sungai atau aliran air yang merupakan bagian–bagian dari Bangunan utama yang menjadi
sata kesatuan untuk meninggikan dan membelokkan air ke dalam jaringan saluran irigasi agar
dapat dipakai untuk keperluan irigasi dan biasanya dilengkapi dengan kantong lumpur agar
bisa mengurangi kandungan sediment yang berlebihan serta memungkinkan untuk mengukur air
yang masuk” Pengertian Bangunan Utama (Bendung) harus dibedakan dengan pengertian waduk
(Bendungan) yang bersifat menampung air, maka kalau bendung , bersifat manampung dan
meninggikan muka air, ini berarti bahwa air boleh mengalir terus melimpas ambang bendung.
Gambar 2.1
1.2.1 Bangunan Pengelak
Bangunan pengelak adalah bagian dari Bangunan utama yang benar-benar dibangun didalam air.
Bangunan ini diperlukan untuk memungkinkan dibelokannya air sungai kejaringan irigasi,
dengan jalan menaikan muka air di sungai atau pengambilan air didasar sungai seperti pada tipe
bendung saringan bawah ( Bottom rack weir)
Bangunan-bangunan tersebut digunakan untuk mengatur elevasi air disungai dan membelokan
ke saluran Induk untuk keperluan Irigasi.
Berdasarkan tipe strukturnya Bendung dapat dibedakan yaitu sebagai bereikut :
Bendung Pelimpah
Bendung Gerak (barrage)
Bendung Saringan Bawah
Adalah bendung yang bisa meninggikan muka air disungai sesuai dengan elevasi yang
dibutuhkan, sehingga memudahkan bangunan pengambilan untuk menyalurkan air untuk
keperluan Jaringan Irigasi
Letak mercu bendung (Tubuh bendung) diusahakan tegak lurus arah aliran sungai, agar aliran air
yang melimpah pada mercu bendung terbagi rata.
Bendung pelimpah merupakan penghalang selama tejadi banjir dan dapat menyebabkan
genangan genangan luas di daerah-daerah hulu (udik) bendung tersebut. Seperti pada gamb..2.1
Bendung gerak adalah bangunan berpintu yang dibuka selama aliran besar, masyalah yang
ditimbulkan selama banjir relatif kecil.
Bendung Gerak dapat mengatur elevasi muka air sungai sesuai, sehingga pengambilan air untuk
kebutuhan Irigasi sesuai dengan dibutuhkan selalu terpenuhi . Jika air sungai banjir maka pintu-
pintu tersebut dibuka dan tingginya bukaan diatur disesuaikan dengan kebutuhan. Bendung
gerak mempunyai kesulitan-kesulitan eksplotasi karena pintunya harus tetap dijaga dan
dioprasikan dengan baik dalam keadaan papapun, contoh sketsa seperti pada gambar.2.2
Bendung saringan bawah adalah tipe bangunan yang dapat menyadap air dari sungai tanpa
terpengaruh oleh tinggi muka air. Tipe ini terdiri dari sebuah parit terbuka yang terletak tegak
lurus terhadap aliran sungai. Jeruji baja (saringan) berfungsi untuk mencegah masuknya batu-
batu bongkah ke dalam parit pengambilan, maka bongkah batuan-batuan harus hanyut kebagian
hilir sungai.Bangunan ini dibangun disungai yang mempunyai karakteristik hanya mengangkut
batu-batuan yang berukuran sangat besar.
Untuk keperluan irigasi, bukanlah selalu merupakan keharusan untuk meninggikan muka air di
sungai . Jika muka air Sungai cukup tinggi, dapat dipertimbangkan pembuatan pengambilan
bebas, yang dapat mengambil air dalam jumlah yang cukup banyak selama waktu pemberian air
irigasi, tanpa membutuhkan tinggi muka air tetap di sungai. Contoh skestsa seperti pada
Gambar2.3
A
Pintu
Pengambila
Salurann
Primer
Pintu
Darur A Saluran dengan
at baja batangan di
bagian atas
Bangunan Pembilas
POT. A-A
Bangunan pengambilan adalah sebuah bangunan berupa pintu air yang berfungsi untuk mengatur
masuknya air dari bendung kesaluran irigasi jumlah pintu dan ukurannya dihitung berdasarkan
kebutuhan, seperti pada (Gambar 2.4 )
Lokasi bangunan pembilas Pada tubuh bendung pada umumnya dekat dengan bangunan
pengambilan (lihat gambar 2.4) , gunanya untuk mencegah masuknya bahan sediment kasar ke
Intik ( Banunan pengambilan)/ kedalam jaringan saluran irigasi.
Bangunan pembilas ada beberapa tipe :
(1) Pembilas pada tubuh bendung dekat pengambilan
(2) Pembilas bawah (undersluice)
(3) Shunt undersluice (pembilas samping)
(4) Pembilas bawah tipe boks
El. x
Tinggi
A
Tanggul
AS.
Bendung
aliran ke pengambilan
aliran ke melalui pembilas Denah
B
bawah
atap pelindung pintu atap pelindung pintu
Pintu Intik satu pintu bilas
sponing untuk skat balok
Pembilas bawah
Pembilas bawah
Kantong lumpur mengendapkan fraksi-fraksi sediment yang lebih besar antara (0.06 – 0.07) dan
biasanya ditempatkan persis disebelah hilir pengambilan dan sebelum masuk kesaluran induk.
Sedidimen yang halus yang tidak bisa diendapkan dalam kantong Lumpur adalah sangat
dibutuhkan untuk pupuk padi yang dibawa oleh aliran air ke sawah-sawah. Sedimen yang
mengendap didalam kantong lumpur kemudian dikuras secara berkala. Pengurasan ini biasanya
dilakukan dengan menggunakan arus air yang deras untuk menghanyutkan endapan tersebut
kembali kesungai. Dalam hal-hal tertentu pemberesihan ini perlu dilakukan dengan cara lain,
yaitu dengan cara dikeruk dengan menggunakan tenaga manusia. Lokasi kantong lumpur bisa
dilihat seperti pada (Gambar . 2.1)
1.2.5 Pekerjaan Sungai
Pembuatan bangunan-bangunan khusus di sekitar bangunan utama untuk menjaga agar bangunan
utama berfungsi dengan baik, terdiri dari :
(1) Pekerjaan pengaturan sungai guna melindungi banunan utama terhadap kerusakan
akibat pengerusan dan sedimentasi. Pekerjaan ini umumnya berupa krib, matras batu,
pasangan batu kosong dan dinding pengarah
(2) Anggul banjir untuk melindungi lahan agar tidak tergenang
(3) Saringan bongkah batu untuk melindungi pengambilan/pembilas bawah agar bongkah
batu tidak menyumbat selama terjadi banjir
(4) Tanggul penutup untuk menutup bagian sungai sungai lama atau bila bangunan pengelak
(Bendung) dibangun di kopur, untuk mengelihkan aliran sungai ke bangunan tersebut
Jenis pekerjaan Sungai bisa dilihat pada ( Gambar. 2.17 & 2.18)
Kolam olak
BAB II
Gambar Type A
Gambar Type A’
2.3 Type B
Ini digunakan pada tanah dasar lebih baik dari pada tanah alluvial dengan karakteristik sungai
yang membawa batu-batu besar. Agar tidak cepat tergerus, maka koperannya harus masuk
kedalam tanah dasar, biasanya minimum 4,00 m.
Gambar Type B
2.4 Type C
Ini biasanya digunakan pada waduk-waduk sebagai spillway.
Gambar Type C
Pembilas Bawah
Potongan gambar 2.5
Adalah lantai yang ada didepan tubuh bendung, fungsinya untuk memperbesar / memperpanjang
hambatan resapan air (Creep Line) yang akan melalui dasar bendung. Panjang lantai muka
ditentukan oleh tingginya tekanan air pada Bendung, agar tekanan air pada ujung lantai ruang
olak menjadi nol sehingga resapan air yang akan melalui dasar bendung tidak terjadi dan dasar
bendung akan aman dari kikisan air, lihat pada Gambar 2.5 (pot A-A)
Berfungsi untuk mengatur banyaknya air yang masuk saluran dan pada saat banjir pintu intik
ditutup supaya benda-benda padat tidak masuk pada saluran. Pengambilan (intik) sebaiknya
ditempatkan sedekat mungkin dengan pembilas dan as bendung guna memperkecil masuknya
sediment.Bila pengambilan dibutuhkan untuk kiri dan kanan maka ada 2 (dua) cara penempatan :
(1) Di tempatkan disebelah kiri dan kanan dari Bendung
(2) Di tempatkan dua-duanya diselah kiri atau disebelah kanan saja, dimana yang salah satu
intik dibuat dibuat pada pilar pembilas dan airnya dapat dialirkan melalui siphon dalam
tubuh bendung.
Add.(1). Biaya konstruksi, operasi dan pemeliharaan lebih mahal, karena harus membuat dua
buah bangunan penguras.
Add.(2).Biaya relative lebih murah tapi terbatas hanya untuk dimensi pengambilan yang
relative kecil.
Kadang-kadang tata letak akan dipengaruhi oleh kebutuhan harus adanya jembatan diatas
bendung, sehingga dalam hal ini kita terpaksa harus menyimpang dari kreteria yang telah
ditetapkan .
Ukuran pintu intik ditentukan oleh besarnya kebutuhan debit air, ukuran maksimum lebar satu
pintu 2,5 m karena disesuaikan dengan kemampuan tenaga manusia untuk mengangkatnya.
Elevasi ambang bangunan pengambilan direncanakan/ditentukan dari dari elavasi dasar sungai
atau dari dasar elevasi plat onderspuer (plat penutup pembilas bawah) sebagai berikut :
(1) Jika tidak ada lorong bilas (onderspuer), elevasi ambang diambil dari elevasi dasar
sungai yaitu :
- 0.50 m jika sungai hanya mengangkut lanau
- 1.00 m jika sungai mengangkut pasir dan krikil
- 1.50 m jika sungai mengangkut batu-batu bongkah
(2) Jika ada lorong bilas elevasi ambang pengambilan (intik) diambil berkisar antara 0,10
s/d 0,50 m tergantung dari volume butiran pasir halus yang terkandung pada air sungai
tersebut.,( lihat gambar 2.4)
Lebar pembilas ditambah tebal pilar sebaiknya sama dengan 1/6 – 1/10 dari lebar bersih
Bendung ( Lebar efektip ) untuk sungai yang lebarnya kurang dari 100m
Lebar pembilas sebaiknya diambil 60% dari lebar total pengambilan termasuk pilar-
pilarnya.
Juga untuk panjang dinding pemisah, dapat diberikan harga empiris, dalam hal ini sudut a pada
sebaiknya diambil sekitar 60o sampai 70o. (Gambar 2.6)
o
a = 60o – 70
Lebar satu pintu bilas untuk pengoperasian secara manual maksimal 2.5 m disesuaikan dengan
daya angkat manusia. Bagian depan penguras untuk meningkatkan daya kuras dibuat onderspuer
(lorong kuras) dengan memasang plat beton selebar pintu penguras yang diletakan mendatar dan
bertumpu pada dinding pangkal bendung dan pilar. Ukuran lorong bilas( lebar kali tinggi ) harus
sedemikin rupa sehingga kecepatan pengurasan minimum V = 1,50 m/dt,ukuran tinggi minimum
= 1,00 m. Disamping itu onderspuer berfungsi juga untuk menahan sediment pasir yang kasar
tidak masuk ke intik. Elevasi plat onderspuer diletakan berkisar 0,10 s/d 0,50 m dibawah ambang
intik agar butiran pasir halus masih bisa masuk bisa bermanfaat sebagai pupuk padi, bisa dilihat
pada ,(gambar 2.4)
Dapat mengatur kapasitas debit bendung, dengan mengatur naik/turun pintu karena
air dapat melimpah diatas pintu-pintu yang ditutup selama banjir
Pembuangan benda-benda terapung lebih mudah, khususnya bila puntu dibuat
dalam dua bagian dan bagian atas dapat diturunkan, lihat (Gambar 2.16 c)
Kelemahan-kelemahannya:
Sedimen akan terangkut kepembilas selama banjir, hal ini bisa menimbulkan
masalah, apabila kalau sungai mengangkut banyak bongkah-bongkah batu ini akan
menumpuk di depan pembilas dan sulit untuk disingkirkan
Benda-benda hanyut bisa merusak pintu
Sekarang kebanyakan Pembilas dibuat dengan bagian depan terbuka, dan jika pada saat banjir
banyak menghanyutkan batu-batu besar, maka letak bangunan pembilas dibuat disamping tubuh
bendung, disebut pembilas samping ( shunt sluice) dan tidak menjadi penghalang jika terjadi
banjir, karena panjang bersih bentang bendung tidak terganggu oleh bangunan pembilas.,lihat
(Gambar.2.7)
Alat ukur
Saluran primer
Pintu pengambilan
Pintu penguras
Tubuh Bendung
Pilar-pilar yang terdapat pada bendung : Pilar pintu penguras untuk dudukan pintu penguras
dan kemungkinan Pilar jembatan bila diperlukan jembatan di- atas bendung, tebal Pilar
jembatan ditentukan oleh beban yang akan ditanggungnya, sebagai pegangan dapat diambil 2 m
sampai 3 m untuk pasangan batu kali dan antara 1 m sampai 2 m untuk pasangan dari beton dan
panjang pilar disesuaikan dengan kebutuhan.
Tebal Pilar untuk Pintu bilas tergantung ada atau tidak adanya pengambilan lewat tubuh
Bendung dan tergantung dari lebar Pintu bilas (penguras) serta tinginya Pylar itu sendiri. Jika
ada pengambilan lewat tubuh Bendung , maka tentu harus ada pintu dan skot balok pada pylar
tersebut sehingga pylar harus tebal ( Lihat gambar 2.13)
R = 1.5 a
0.50 m
R 1 ≥ h1
R 2 ≥ 0.5 h2 R 3 ≥ 1m
1:1 a
maks
L1 ≥ 2 h maks L2 ≥ 2 h 1 L3 ≥ 4 h 3
a = 30 -45 o
Q 100
h maks h2
h1 Q 100
h3
Untuk melindungi bangunan dari bahaya erosi bawah tanah, ada beberapa cara yang bisa
ditempuh, kebanyakan menggunakan kombinasi beberapa konstruksi lindung.
Pertimbangan utama dalam membuat lindungan terhadap erosi bawah tanah adalah
mengurangi kehilangan beda tinggi energi persatuan panjang pada jalur rembesan
sehingga rembesan tidak terjadi.
Dalam pemilihan konstruksi lindung berikut dapat dipakai sendiri-sendiri atau
dikombinasikan dengan ;
Pembuatan Lantai hulu (lantai muka)
Pembuataan dinding halang
Pilter pembuangan
Perlu disadari bahwa erosi bawah tanah adalah masalah tiga dimensi jadi semua
konstruksi lindung harus bekerja ke semua arah, oleh sebab itu pangkal bendung
(abutment) dan bangunan pengambilan harus dibuat konstruksi lindung seperti pada
(Gambar 2.10)
Dindin penahan gravitasi setinggi lebih dari 3m bisa dibuat dengan potongan empiris
seperti diberikan pada (Gambar 2.10 a), dengan ;
b = 0,260 h
Untuk dinding dengan bagian depan vertikal
B = 0,425 h
h = 0,230 h
Untuk dinding dengan bagian depan kurang dari 1: 11/13
B = 0,460 h
B = 0.260 h B = 0.230 h
0,30
0,30
0,30 0,30
1/13 l
l h
h
B = 0.425 h
Tinggi Tanggul
Tinggi Tanggul
El. x El. x
bendung)
B (lebar
plat pancang (baja beton)
El. x
AS. Bendung
El.y
plat pancang (baja,beton
bertulang) potongan A - A
El.y
Potongan B-B
Gambar 2.10 Perlindungan terhadap rembesan melibatkan pangkal bendung
Persyaratan terpenting dari konstruksinya adalah bahwa lantai ini harus kedap
air,demikian juga sambungannya dengan tubuh Bendung. Sifat kedap air ini dapat dicapai
dengan foil plastic atau lempung kedap air dibawah lantai dan sekat karet yang
menghubungkan lantai dan tubuh Bendung.
Contoh sambungan yang dianjurkan antara lantai muka dan tubuh Bendung diberikan
pada (gambar 2.11)
Lantai Muka dari Beton
Tebal: 0,10 – 0,15 cm Sekat air dari karet
Lapisan lempung
Tubuh Bendung
Salah satu penyebab utama runtuhnya konstruksi ini adalah bahaya penurunan tidan
merata (diferensial) antara lantai dan tubuh bendung. Oleh kerena itu sambungan harus
dilaksanakan dengan amat hati-hati
Lantai itu sendiri dapat dibuat dari beton bertulang dengan tebal 0,10 m atau pasangan
batu setebal 0,20 – 0,25 cm, kemudian sambungnya menggunakan skat karet yang tidak
akan rusak akibat adanya penurunan yang tidak merata.
Keuntungan dari pembuatan lantai muka adalah biayanya lebih murah dibandingkan
dengan dinding halang vertikal yang dalam karena memerlukan pengeringan dan
penggalian
n3 = y u
(18+Fru )
1 yu (18+Fru )
8 n= 8
1
y n3
u
0.82 y
2
Potongan U 2.7 y
2
Blok muka
2
1
jarak fraksi
Ambang ujung
W=lebar maks gerigi = y
u
Jarak = 2.5 w
ambang ujung
≥ 2 yu boleh ada
boleh tidak
miring 50
1. 25 yu
L
Gambar 2.12 Kolam olak Blok-blok Halang dan Blok-blok Muka
Untuk pasangan dari batu Candi agar tahan terhadap gerusan bagian atas lantai kolam
olak dianjurkan dengan bahan yang sama seperti bahan yang dianjurkan untuk bangunan
pelimpah ( Tubuh Bendung ) , konstruksinya bisa dilihat pada : Gambar dilampiran
Bendung
Konstruksi dari pas batu kali dan pada sponing pintu dengan pasangan beton bertulang,
ukuran tebal pilar berkisar 1 m s/d 3 m. Baik tebal maupun panjangnya ditentukan oleh
kebutuhan terutama jika digunakan untuk tumpuan jembatan dan pengambilan air lewat
tubuh bendung.
Contoh tebal Pylar jika ada pengambilan lewat tubuh bendung : Gambar 2.13
t’
Gambar.2.13
2.6.7 Konstruksi plat onderspuer
Konstruksi dari beton bertulang yang bergradasi dan berkekuatan tinggi K175
A C
B
D
Gambar :2.14 Tipe-tipe Pintu Pengambilan (Pintu Sorong kayu dan baja)
I II
MAN
a) Pertimbangan Perencanaan
Pertimbangan pemilihan bendung karet berdasarkan Pd T-09-2004-A adalah sebagai
berikut :
- Alternatif penerapan bendung jenis lain yang lebih murah tanpa mengabaikan
efektifitasnya bagi tujuan dibangunnya bendung;
- Bendung karet hanya diterapkan pada kondisi yang apabila digunakan bendung
tetap akan menimbulkan peningkatan ancaman banjir yang sulit diatasi;
- Alternatif bendung karet dipilih apabila bendung gerak jenis lain tidak bisa
menjamin kepastian pembukaan bendung pada saat banjir datang, mengingat
daerah yang harus diamankan terhadap ancaman banjir datang, mengingat
daerah yang harus diamankan terhadap ancaman banjri merupakan kawasan
penting.
b) Persyaratan Perencanaan
Persyaratan pemilihan bendung karet berdasarkan Pd T-09-2004-A adalah sebagai berikut
:
Kondisi alur sungai, meliputi :
- kondisi aliran sub-kritis pada sungai muara
- tidak terjadi sedimentasi yang sedemikian berat sehingga mengganggu mekanisme
kembang-kempisnya tabung karet
- tidak mengangkut sedimen kasar
- aliran sungai tidak mengangkut sampah yang besar dan keras
- air sungai tidak mengandung limbah kimia yang bisa bereaksi dengan karet
Bahan, harus memenuhi persyaratan :
- tabung karet terbuat dari bahan yang elastis, kuat, kedap udara, tidak mudah
terabrasi dan tahan lama
- perencanaan bahan karet baik jenis, kekuatan maupun dimensi hendaknya
disesuaikan dengan kemampuan produsen untuk menyediakannya
Operasi dan Pemeliharaan
- Radiasi sinar ultraviolet terhadap karet tubuh bendung harus dikurangi semaksimal
mungkin
- Bendung karet harus diamankan dari gangguan manusia yang tidak bertanggung
jawab.
(b) peninjauan lapangan : untuk memeriksa tingkat ketelitian data; mendapat masukan
data morfologi sungai dan sifat sungai, mengetahu dan memperkirakan masalah yang
akan timbul;
(c) penentuan lokasi bangunan harus dipilih berdasarkan studi perbandingan atas
beberapa alternatif dengan mempertimbangkan fungsi bangunan dan faktor-faktor lain;
topografi, morfologi sungai dan medan sekitarnya; geoteknik; lingkungan; pelaksanaan
bangunan; dan mobilitas peralatan;
(b) pembendungan
Tinggi bendung harus dibatasi untuk menghindari terjadinya :
ancaman banjir di daerah hulu;
peningkatan energi terjunan yang berlebihan;
vibrasi yang akan merusak tabung karet
Tinggi pembendungan maksimum ditetapkan tidak melebihi 0,3 H, dengan H adalah
tinggi bendung. Pembendungan maksimum ini menentukan elevasi muka air
pengempisan yang merupakan batas muka air tertinggi karena bendung karet harus sudah
dikempiskan Pd T-09-2004-A. Untuk mengurangi besarnya vibrasi, pada tubuh bendung
bisa diberi sirip yang letaknya di sebelah hilir mercu, atau jika pada kondisi mengempis,
sirip berada pada ujung hilir lipatan.
(c) Penampungan dan pelepasan
Ketika bendung karet mengembang, di hulu bendung akan terjadi penampungan air. Pada
alur sungai yang relatif lebar dan landai, volume tampungan cukup berarti sebagai
penyediaan air tawar di daerah pantai. Pada bendung dengan volume tampungan yang
besar sedangkan debit aliran relatif kecil, pengisian tampungan untuk mencapai muka air
normal memerlukan waktu yang lama. Untuk menghindari pelepasan volume tampungan
pada operasi pengempisan, bisa digunakan sistem panelisasi bendung Pd T-09-2004-A.
a) Fondasi
Fondasi bendung karet dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu fondasi langsung,
yang dibangun di atas lapisan tanah yang kuat dan fondasi tidak langsung (dengan tiang
pancang) yang dibangun pada lapisan lunak. Pada fondasi langsung, fondasi bendung
karet yang menahan bangunan atas yang relatif ringan membutuhkan massa yang lebih
besar untuk menjaga stabilitas terhadap penggulingan dan penggeseran. Untuk
penghematan biaya konstruksi, fondasi dibuat dari sel-sel beton bertulang yang diisi
dengan pasangan batu.
b) Stabilitas terhadap erosi bulu (piping)
Panjang lintasan garis rembesan yang aman terhadap bahaya piping bisa dihitung dengan
menggunakan metode seperti Bleigh, Lane, jaring aliran (flow net), dan sebagainya.
Sebagai contoh, persyaratan kemanan terhadap bahaya piping menurut teori Lane adalah :
dengan :
LH = panjang bagian horisontal permukaan dasar pondasi (m)
LV = panjang bagian vertikal permukaan dasar pondasi (m)
ΔH = beda tinggi muka air hlu dan hilir, diambil = H (m)
CL = koefisien Lane yang tergantung pada jenis tanah dasar pondasi
c) Stabilitas pondasi
(1) Stabilitas terhadap penggulingan
Pemeriksaan stabilitas terhadap penggulingan dihitung dengan persamaan :
dengan :
SFR adalah faktor keamanan terhadap guling
MR adalah momen gaya-gaya penggulingan terhadap ujung hilir pondasi (Nm)
MT adalah momen gaya-gaya penahan terhadap ujung hilir pondasi (Nm)
dengan :
SFS adalah faktor keamanan terhadap geser
FS adalah gaya-gaya penggeser (N)
FT adalah gaya-gaya penahan (N)
dengan :
e adalah eksentrisitas gaya resultan (m)
B adalah lebar dasar pondasi (m)
M adalah momen terhadap gaya-gaya terhadap ujung hilir pondasi (Nm)
V adalah komponen gaya vertikal (N)
Jika persyaratan tersebut terpenuhi, digunakan pondasi langsung dengan dimensi seperti
yang direncanakan sebelumnya. Jika persyaratan tidak terpenuhi, harus menggunakan
pondasi tiang pancang. Pada kondisi ini dimensi plat pondasi harus diubah menjadi
kombinasi antara
pelat penghubung dan seri tiang pancang. Pemeriksaan stabilitas terhadap penggeseran,
penggulingan dan gaya angkat diulang kembali dengan memperhtiungkan juga kekuatan
tiang pancang untuk menahan gaya angkat dan gaya horisontal. Perhitungan ini akan
menentukan
jumlah dan dimensi tiang pancang. Langkah selanjutnya adalah pemeriksaan stabilitas
tanah dasar dengan struktur pondasi yang sudah ditetapkan di atas.
3) uji model hidraulik harus dilakukan oleh satu tim teknik hidraulik yang ahli dan
berpengalaman baik dalam bidang uji model hidraulik maupun lapangan (survai,
investigasi, disain dan operasi.
4.4.1.1. Persiapan pekerjaan yaitu pengumpulan, evaluasi dan analisis data. Data yang
diperlukan yaitu :
data topografi berupa :
- peta yang meliputi daerah aliran sungai dengan skala 1 : 50.000;
- peta situasi sungai di lokasi bangunan dengan skala 1 : 2000 dan peta detail dengan
skala minimum 1 : 5000
idata morfologi sungai seperti geometri sungai, data hidrograf aliran sungai dan
perubahan-perubahan yang terjadi pada dasar sungai secara horisontal maupun
vertikal;
idata geometri sungai berupa : bentuk dan ukuran alur, palung, lembah sungai,
kemiringan dasar sungai;
idata angkutan sedimen berupa : gradasi material dasar sungai, laju dan gradasi
angkutan sedimen dasar;
data hidrograf aliran sungai seperti : aliran banjir, frekuensi kejadian debit banjir,
kurva massa aliran dan tinggi muka air sungai;
data geoteknik diantaranya : geomorfologi, stratigrafi dan struktur geologi serta
kegempaan di daerah calon lokasi
data mekanika tanah : seperti sifat fisik tanah dan batauan serta sifat teknik tanah di
sekitar calon lokasi;
data bahan bangunan : sumber dan jumlah bahan yang tersedia, jenis dan ketahanan
umur, sifat fisik dan teknik bahan bangunan serta persyaratan kualitas bahan
bangunan;
data lingkungan dan ekologi
4.4.1.3. penentuan lokasi bangunan harus dipilih berdasarkan studi perbandingan atas
beberapa alternatif dengan mempertimbangkan fungsi bangunan dan faktor-faktor lain;
topografi, morfologi sungai dan medan sekitarnya; geoteknik; lingkungan; pelaksanaan
bangunan; dan mobilitas peralatan;
(a) Persiapan pekerjaan yaitu pengumpulan, evaluasi dan analisis data. Data yang
diperlukan yaitu :
i. data topografi berupa :
- peta yang meliputi daerah aliran sungai dengan skala minimal 1 : 50.000;
- peta situasi sungai di lokasi bangunan dengan skala 1 : 2000 dan peta detail
dengan skala minimum 1 : 5000
ii. data morfologi sungai seperti geometri sungai, data hidrograf aliran sungai dan
perubahan-perubahan yang terjadi pada dasar sungai secara horisontal maupun
vertikal;
iii. data geometri sungai berupa : bentuk dan ukuran alur,
palung, lembah sungai, kemiringan dasar sungai;
iv. data angkutan sedimen berupa : gradasi material dasar
sungai, laju dan gradasi angkutan sedimen dasar;
v. data hidrograf aliran sungai seperti : aliran banjir, frekuensi
kejadian debit banjir, kurva massa aliran dan tinggi muka air sungai;
vi. data geoteknik diantaranya : geomorfologi, stratigrafi dan
struktur geologi serta kegempaan di daerah calon lokasi
vii. data mekanika tanah : seperti sifat fisik tanah dan batauan
serta sifat teknik tanah di sekitar calon lokasi;
viii. data bahan bangunan : sumber dan jumlah bahan yang
tersedia, jenis dan ketahanan umur, sifat fisik dan teknik bahan bangunan serta
persyaratan kualitas bahan bangunan;
ix. data lingkungan dan ekologi
x.
(b) peninjauan lapangan : untuk memeriksa tingkat ketelitian data; mendapat masukan
data morfologi sungai dan sifat sungai, mengetahu dan memperkirakan masalah yang
akan timbul;
(c) penentuan lokasi bangunan harus dipilih berdasarkan studi perbandingan atas
beberapa alternatif dengan mempertimbangkan fungsi bangunan dan faktor-faktor lain;
topografi, morfologi sungai dan medan sekitarnya; geoteknik; lingkungan; pelaksanaan
bangunan; dan mobilitas peralatan;
(d) penentuan debit desain mencakup :
i. debit desain banjir dengan kala ulang 100 tahun digunakan untuk mendesain
bangunan pelimpah dan tembok pangkal;
ii. debit desain sebesar debit alur penuh untuk bangunan peredam energi
iii. debit andalan tertentu sesuai kebutuhan untuk kebutuhan irigasi dan kebutuhan
pembilasan sedimen di gorong-gorong pengumpul serta penangkap pasir
Gambar B.9 Potongan melintang dan memanjang tubuh bendung pelimpah bulat
Gambar B.10 Tipikal bangunan penahan batu
(b) peninjauan lapangan : untuk memeriksa tingkat ketelitian data; mendapat masukan
data morfologi sungai dan sifat sungai, mengetahu dan memperkirakan masalah yang
akan timbul;
(c) penentuan lokasi bangunan harus dipilih berdasarkan studi perbandingan atas
beberapa alternatif dengan mempertimbangkan fungsi bangunan dan faktor-faktor lain;
topografi, morfologi sungai dan medan sekitarnya; geoteknik; lingkungan; pelaksanaan
bangunan; dan mobilitas peralatan;
iii. berkaitan dengan karakteristik ini, disarankan agar tinggi muka air hulu
h
maksimum diambil pada domain p ≤ 0,5
Ig
(c) besar nilai pelipatan panjang pelimpah,
b
secara umum dapat dikatakan bahwa nilai pelipatan kapasitas pelimpahan akan naik
Ig Ig
setara dengan pertambahan nilai Namun demikian, untuk nilai > 8 akan
b b
diperoleh keadaan pertambahan kapasitas pelimpahan yang tidak sebanding dengan
tuntutan biaya yang diperlukan untuk memperpanjang pelimpah;
Ig
untuk pelimpah dengan = 8, pelipatan kapasitas pelimpahan sangat peka terhadap
b
kenaikan muka air hulu. Pelipatan kapasitas pelimpahan turun dengan tajam untuk
h
harga p ≥ 0,2;
jika dalam desain bendung gergaji dapat dilakukan pembatasan muka air hulu hingga
h
p
maksimum = 0,5, disarankan agar nilai pelipatan panjang pelimpah bendungan
Ig
tipe gergaji diambil dalam domain, ≤4
b
h
jika tinggi muka air hulu dapat dibatasi hingga ≤ 0,25, maka nilai pelipatan
p
Ig
panjang pelimpah dapat diambil hingga ≤6
b
(d) besar sudut antara dinding sisi dan arah aliran, α
kapasitas pelimpah akan naik seiring dengan peningkatan sudut α
untuk mengoptimalkan karakteristik ini, disarankan agar dipilih bentuk gigi trapesium
dengan besar sudut α= 0,75 αmaks, dengan αmaks adalah besar sudut segi tiga
terbesar yang dapat dicapai untuk menghasilkan harga pelipatan panjang pelimpah
tertentu
(t) rip-rap
Lengkapi bangunan dengan rip-rap yang berfungsi sebagai pelindung bangunan terhadap
bahaya penggerusan sesuai dengan Pd T-xx-200x-A : Tata Cara Desain Hidraulik
Bendung Tetap, dengan kriteria :
ditempatkan di bagian hilir ambang akhir sepanjang tembok sayap hilir;
material rip-rap berupa bongkahan batu dengan kriteria bulat, padat, keras dengan
berat jenis batu 2,4 t/m3;
material rip-rap berupa blok beton dengan 1,0 x 1,0 x 1,0 m dan 0,5 x 0,5 x 0,5 m;
kedalaman penanaman sekitar 2,0 m pada bagian hilir ambang dan 1,5 m pada bagian
kaki tembok sayap hilir
Lengkapi bangunan dengan papan duga muka air mengacu pada KP-04 SK DJ Pengairan
No. 185/KPTSA/A/1986 dengan ketentuan :
papan duga dipasang dengan ketinggian nol pada mercu bendung atau pada elevasi
yang tepat sesuai dengan ketinggian titk nol yang dipakai
papan duga terbuat dari plat baja yang dilapisi bahan logam enamel
warna yang digunakan adalah putih untuk alas dan biru untuk huruf dan angka
5.5. Bendung Gerak dengan Pintu
(b) peninjauan lapangan : untuk memeriksa tingkat ketelitian data; mendapat masukan
data morfologi sungai dan sifat sungai, mengetahu dan memperkirakan masalah yang
akan timbul;
(c) penentuan lokasi bangunan harus dipilih berdasarkan studi perbandingan atas
beberapa alternatif dengan mempertimbangkan fungsi bangunan dan faktor-faktor lain;
topografi, morfologi sungai dan medan sekitarnya; geoteknik; lingkungan; pelaksanaan
bangunan; dan mobilitas peralatan;
Hal-hal yuang harus dicek dan dipersiapkan dari hasil perencanaan adalah:
1. Bendungan ( cofferdam) atau Tanggul pengelak.
Adalah bangunan sementara disungai untuk melindungi sumuran ( tempat kerja)
2. Saluran atau terowongan pengelak
Dibuat jika konstruksi dilaksanakan didasar sungai yang dikeringkan, kemudian
aliran sungai akan dibelokan untuk sementara
3. Pembuangan air (drainase)
Membuang air yang masih ada disumuran atau ditempat kerja biasanya dengan
menggunakan pompa
4. Jadwal pelaksanaan
5. Tersedianya bahan bangunan
6. Debit maksimum sungai selama pelaksanaan
Berkenaan dengan jadwal waktu, kadang-kadang orang bisa bekerja didasar sungai tanpa
memerlukan terlalu banyak perlindungan dengan merencanakan pekerjaan itu menurut
musim, kareana kebanyakan daerah di Indonesia mempunyai musim kering dan
penghujan yang berlainan, dengan demikian sangat penting untuk memperhitungkan
awal dan akhir dari musim kering Lihat Gambar 2.17
Tanggul Ruang kerja
sementara Bendung Tanggul
tahap ke-1 sementara
tahap ke-1
Tanggul
sementara
tahap ke-2 Tanggul
sementara
tahap ke-2
Dalam banyak hal, metode pelaksanaan ini akan lebih banyak disukai, karena bangunan
dibuat diluar dasar sungai, kemudian sungai itu dialiekan sesudah pelaksanaan selesai.
Metode ini disebut “ Pelaksanaan pada Sudetan “ ( Kopur ).lihat pada : gambar 2.18
- Kopur
Jika pekerjaan dilakukan diluar dasar sungai ditempat kering dan sungai akan dipintas
(disodet), maka ini disebut kopur, kemudianlengan sungai lama harus ditutup dengan
tanggul penutup
Resiko kerusakan yang diakibatkan penggenangan ruang kerja oleh air sangat kecil dan
juga hambatan terhadap pelaksanaan relative kecil.
Jika ternyata layak dan aman, maka metode pelaksanaan ini yang akan dipilih, bahkan
kalaupun biayanya lebih mahal dari metode yang lain.
Perlu mendapat perhatian khusus untuk menghindari terjadinya kerusakan bahan maupun
kerusakan-kerusakan lain selama pelaksanaan.
Pembelokan aliran sungai setelah pembuatan Bendung selesai, dilakukan dengan tanggul
penutup. Tanggul tersebut akan di bangun sedekat mungkin dengan mulut sudetan, guna
mengurangi beda muka air pada tanggul penutup selama pelaksanan. Muka air didepan
bangunan utama yang baru harus dijaga agar tetap rendah, dengan cara membuka pintu
pengambilan dan melewatkan air sebanyak mungkin melalui pintu-pintu. Tanggul
penutup merupakan tanggul sementara saja, jika tanggul permanen akan dibuat ditempat
lain.
Demikanlah teknis pelaksanaan pembuatan Bendung dan bagian-bagiannya secara
singkat, mudah-mudahan didalam pelaksanaan konstruksinya, baik pengawas lapangan
maupun para pelaksana memahami dan mengerti bagian-bagian dari konstruksi Bendung,
serta ukuran dan Elevasi yang yang sesuai dengan Gambar bestek, selain itu bisa
meningkatkan nilai koreksi antara Pelaksana dengan pengawas dan menjadi satu kesatuan
team didalam pertanggung jawaban terhadap keamanan konstruksi baik secara teknis
maupun kwalitas dari pembangunan tersebut, karena didalam membuat Bangunan air
kesalahan sedikit saja membaca elevasi atau ukuran bisa ber akibat fatal.
Sudetan Bendung
Tanggul penutup
Peppenutup
Sungai lama
Tanggul banjir
Sungai lama
Site (lokasi) yang dipilih harus cocok dengan metode pelaksanaan dan pekerjaan
pekerjaan yang dibutuhkan.
Pekerjaan-pekerjaan sementara yang harus dipertimbangkan adalah:
Saluran pengelak
Saluran pengelak akan dibuat jika konstruksi dilaksanakan didasar sungai yang
kering . Kemudian aliran sungai akan dibelokan untuk sementara, untuk membuat
saluran pengelak maka harus dibuat dulu tanggul banjir sementara untuk
menjamin keamanan pekerja dari bahaya banjir yang sewaktu-waktu bisa saja
terjadi
Tanggul penutup
Tanggul penutup diperlukan untuk menutup saluran pengelak atau lengan sungai
lama setelah pelaksanaan dam / Bendung selesai
Kopur
Jika pekerjaan dilakukan diluar dasar sungai ditempat kering dan sungai akan
dipintas (sudet), maka ini disebut kopur; lengan sungai lama kemudian ditutup.
Bendungan
Bendungan (cofferdam) adalah bangunan sementara disungai untuk melindungi
sumuran.
Tempat kerja Construction pit)
Tempat kerja adalah tempat di mana bangunan akan dibuat, biasanya sumuran
cukup dalam perlu dijaga agar tetap kering dengan jlan memopa air didalamnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. KP 02................................. Pedoman Perencanaan Bendung
2. Peraturan PU
3. Buku-Buku Modul Pelatihan
GAMBAR KONTRAK/GAMBAR
TEKNIK
LAMPIRAN GAMBAR-GAMBAR
CONTOH
CATATAN :
Permukaan dasar sungai
berubah/ turun
CONTOH
GAMBAR KONSTRUKSI
CONTOH
CATATAN :
Lantai dasar didepan
GAMBAR TERLAKSANA/GAMBAR
bendung diperpendek
TERBANGUN (AS BUILT DRAWING)
PASIR
(SAND)
KERIKIL
(GRAVEL)
R
HAN
STOP
PENA
WATE
Gorong-gorong 2.5 mm
Culvert
Talang 2.5 mm
Flume, aqueduct
ARSIRAN HATCHINGS
2 x 10 = 20 mm
9 mm
5 mm
Kerikil Gravel
Pasir Sand
Lempung Clay
Konstruksi Constructions
Bronjong Gabion
Aspal Aspalt
Kayu Wood
Besi Steel
Perunggu Bronze
Aluminium Aluminium
Karet Rubber