Anda di halaman 1dari 8

KISI 2 mankep

1.Nilai2 dasar kolaborasi : pengaturan mslh, penentuan arah

2. Langkah2 awal negoisasi: mengumpulkan informasi

3. Fungsi perencanaan: membuat kegiatan harian, mingguan maupun bulanan

4.Nilai profesional MAKP : Sistem pemberian Askep

5. Pendidikan berkelanjutan: Kompensasi dan penghargaan

6. Penerapan metode MAKP sbg nilai profesional: Hubungan antar profesional

7. Pendidikan kesehatan dalam MAKP nilai profesional: Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan
dalam konteks edukasi

8. Client center: metode kasus

9. 8-10 pasien

10. 4-6 pasien

11. Peran komite keperawatan: memfasilitasinya pertumbuhan dan perkembangan profesi


keperawatan melalui kegiatan terorganisasi

12. Tingkat kesempurnaan: standar mutu

13. Supervisi kegiatan MPKP fungsi manajemen: Pengawasan

14. Supervisi tidak langsung

15. Supervisi Klinik

16. Prinsip - prinsip suprvisi klinik : Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan

17. Langsung dan tidak langsung

18. Melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan yg ada di ruangannya

19. Kemampuan menegur bawahan dan memberikan hukuman yg seberat-beratnya

20. Langsung

21. Satu kali sebulan

22. Ketua tim dapat melakukan supervisi kpd perawat pelaksana asosiate

23. PKP III

24. Perawat Primer

25. Menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien

26. Hubungan antar profesional

27. Pendekatan kepada pimpinan secara profesional

28. RS Cipto Mangunkusumo Jakarta

29. Ketua komite keperawatan


30. Membuat rencana kegiatan tahunan,bulanan, mingguan dan harian

31. Tingkat II

32. Penerapan sistem hand over

Manajemen konflik

Suatu tindakan atau pengelolaan yang dilakukan Oleh seseorang terhadap konflik yang dihadapi

dengan cara mengidentifikasi penyebab, pengaruh/akibat dari konflik, jenis konflik serta dapat

melakukan tindakan mengatasi konflik

C. Jenis Konflik

1. Konflik langsung (Direct Conflik)

2. Konflik tidak langsung (Indirect Conflik)

Berdasarkan perilaku yang ditimbulkan konflik terbagi menjadi :

1. Konflik kompetitif

2. Konflik destruktif

Timbang terima

merupakan kegiatan yang rutin sebagai bentuk seraTimbang h terima pasien kelolaan antara satu
shift dengan shift lainnya sebelum dan sesudah perawat melaksanakan tugasnya.

Konferensi pelayanan keperawatan

Model komunikasi

Ohio state di ppt kepemimpinan

Kolaborasi interprofessional

Berdasarkan kamus heritage Amerika (2000) kolaborasi adalah bekerja bersama khususnya dalam
usaha penggabungan pemikiran.

Gray (1989) menggambarkan bahwa kolaborasi sebagai suatu proses berpikir dimana pihak yang
terlibat memandang aspek-aspek perbedaan dari suatu masalah serta menemukan solusi dari
perbedaan tersebut dan keterbatsan pandangan mereka terhadap apa yang dapat di lakukan.

American Medikal Assosiation (AMA),!994,Kolaborasi adalah sebagai proses dimana dokter dan
perawat merencanakan dan praktek bersama sebagai kolega,bekerja saling ketergantungan dalam
batsan-batasan lingkup praktek mereka dengan berbagai nilai-nilai dan saling mengakui dan
menghargai terhadap setiap orang yang berkontribusi untuk merawat individu,keluarga dan
masyarakat.

Langkah langkah manajemen keperawatan


- Planning
- Organizing
- Actuating
- Contoling

Manfaat kolaborasi tim Kesehatan

 Manfaat kerjasama terkait dengan keberhasilan pasien adalah mengurangi lama rawat
inap,penghematan biaya,meningkatkan dan mempertahankan kepuasan kerja
perawat,meningkatkan kerjasama tim.
 Manfaat dari kolaborasi pendekatan yang baik untuk mempersiapkan perawatan pasien,
organisasi yang memuaskan,mendidik profesional kesehatan masa depan, dan melakukan
penelitian kesehatan.
 Kerjasama yang efektif di pengaruhi pembentukan kolaborasi termasuk waktu,status,nilai-
nilai organisasi, kolaborasi peserta,dan jenis masalah.
 Bekerja sama dalam kesetraan adalah esensi dasar dari kolaborasi yang di gunakan.
 Menggambarakan hubungan perawat dan dokter------kesetaraan dapat terwujud.
 Individu yang terlibat merasa dihargai serta terlibat secara fisik dan intelektual saat
memberikan bantuan kepada pasien.

Tehnik komunikasi SBAR

Definsi komunikasi SBAR SBAR adalah metode terstruktur untuk mengkomunikasikan informasi
penting yang membutuhkan perhatian segera dan tindakan berkontribusi terhadap eskalasi yang
efektif dan meningkatkan keselamatan pasien

- timbang terima

- transfer pasien

- pelaporan kondisi pasien

Komunikasi efektif

Proses komunikasi dimana komunikan mengerti apay g disampaikan dan melakukan apayg
komuniaktor inginkan

Serah terima meliputi..

TBAK

Teknik komunikasi lisan per telepon dengan menulis, membaca ulang dan melakukankonfirmasi
pesan yang diterima oleh pemberi pesan.Tujuannya :

1. Membantu tenaga kesehatan melakukan komunikasi verbal dengan teknik TBAK

2. Tidak ada kesalahan dalam menerima pesanPesiapan :Penerima pesan menyiapkan alat rekam
medis pasien, pastikan identitas pasien dengan mencocokkan nama, tanggal lahir dan nomor rekam
medik pasien pasien yang akandilaporkan.

T:
Tuliskan pesan yang disampaikan oleh DPJP (Pemberi pesan) pada lembar jawabankonsultasi, bila
menerima jawaban konsul atau pada lembar catatan terintegrasi bilamelaporkan kondisi pasien

BA :

Bacakan kembali (Read back) pesan yang sudah ditulis kepada DPJP (Pemberipesan). Selesai
membacakan pesan, penerima pesan mengingatkan DPJP (Pemberipesan) untuk melakukan
konfirmasi. Lakukan pengejaan dengan Alphabeth Fonetik(Bahasa Radio) Instruksi yang terkait
dengan obat LASA (LookAlike SoundAlike)

K:

Konfirmasi Instruksi atau hasi lkritis yang disebutkan oleh pemberi pesan dengan jawaban”Ya Benar
”,

bila sesuai dengan instruksi/pesan yang diberikan sebelumnya.DPJP menuliskan nama, paraf/tanda
tangan tanggal dan jam kehadiran di kolomstempel Konfirmasi Read Backpemberi pesan di formulir
catatan PerkembanganTerintegrasi.

Penilaian kinerja perawat

suatu sistem penilaian terhadap kinerja perawat berdasarkan visi dan misi rumah sakit yang
dilakukan secara berkala untuk menjamin tercapainya standar praktek profesional keperawatan.

tujuan penilaian kinerja :

1. Performance Improvement. Yaitu memungkinkan pegawai dan manajer untuk mengambil tindakan
yang berhubungan dengan peningkatan kinerja.

2. Compensation adjustment. Membantu para pengambil keputusan untuk menentukan siapa saja
yang berhak menerima kenaikan gaji atau sebaliknya.

3. Placement decision. Menentukan promosi, transfer, dan demotion

4. Training and development needs mengevaluasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan bagi
pegawai agar kinerja mereka lebih optimal.

Peran fungsi ketua tim, kepala ruangan

Prosedur timbang terima

a. Pra interaksi (persiapan)

1. Menyiapkan Buku laporan shift sebelumnya.

2. Membaca laporan shift sebelumnya.

3. Shift yang akan mengoperkan dan menyiapkan hal-hal yang akan disampaikan.

4. Shift yang akan menerima membawa buku catatan timbang terima / catatan harian.

5. Kedua kelompok sudah siap.

b. Pelaksanaan
1. Kepala ruangan / Ketua tim memberi salam (selamat pagi/assalamualaikum) dan menyampaikan
akan segera dilakukan timbang terima.

2. Kegiatan dimulai dengan menyebut / mengidentifikasi secara satu persatu (berurutan tempat tidur
/ kamar):

a) Identitas klien : nama, alamat, No Registrasi.

b) Jelaskan diagnosis medis.

c) Jelaskan diagnosis keperawatan sesuai data fokus.

d) Menjelaskan kondisi / keadaan umum pasien.

e) Menjelaskan tindakan keperawatan yang telah dan

belum dilakukan.

f) Menjelaskan hasil tindakan: masalah teratasi, sebagian,

belum atau muncul masalah baru.

g) Menjelaskan secara singkat dan jelas rencana kerja dan

t) Memberikan kesempatan anggota shift yang menerima timbang terima untuk melakukan
klarifikasi / bertanya tentang hal-hal atau tindakan yang kurang jelas.

i) Perawat yang menerima timbang terima mencatat halhal penting pada buku catatan harian.

j) Melakukan prosedur 1 – 8 untuk pasien berikutnya sampai seluruh pasien dioperkan.

k) Perawat yang mengoperkan menyerahkan semua berkas catatan perawatan kepada tim yang akan
c. Terminasi (penutup

1. Kepala Ruang / Ketua Tim (yang memimpin) kembali ke Nurse Station.

2. Berdoa bersama yang dipimpin oleh Kepala Ruang atau Ketua Tim.

3. Mengucap salam.

4. Mengucapkan selamat istirahat bagi anggota tim atau shift sebelumnya.menjalankan tugas
berikutnyaindak lanjut asuhan (mandiri atau kolaborasi).

Komunikasi interprofessional SBAR TBAK

Bentuk komunikasi Komunikasi efektif

Nilai dasar kolaborasi

 Gray (1989)

Proses dalam tiga tahap:

1. Pengaturan Masalah

2. Penentuan Arah

3. Strukturisasi
Selama fase- menetapkan masalah stakeholder bernegoisasi hak mereka untuk berpartisipasi.

 Teamwork dan kolaborasi sering di gunakan secara sinonim, menmggabungkan hubungan


antara kolaborasi dan kerjasama tim dengan menekankan kolaborasi sebagai aspek yang
paling penting.

Langkah awal negosiasi

Mengumpulkan informasi tentang maslah sebanyak mungkin.

Fungsi perencanaan dalam penerapan MAKP

 Menetapkan tujuan
 Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan
 Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan
 Menetapkan standar/indicator keberhasilan dalam pencapaian tujuan
 Memperasatukan kegiatan dari seluruh sistem dalam organisasi kearah pencapaian tujuan
bersama (Swanburg,1999)
 Diperlukan Visi, misi, nilai-nilai yang dianut, filosofi dan tujuan serta strategi
 Menurut Gillies (1989) Perencanaan diarahkan untuk merumuskan misi,visi dan tujuan yan.
Kep >> melibatkan semua unsur dalam organisasi tersebut.

Metode pemberian asuhan keperawatan

METODE FUNGSIONAL, METODE TIM, METODE KASUS, METODE PERAWAT PRIMER

Jumlah pasien metode tim 8-10

Jumlah pasien metode primer 4-6

Peran komite keperawatan dalam pengawasan mutu Asuhan keperawatan

Prinsip supervise klinik

1 Didasarkan atas hubungan profesional dan bukan pribadi

2 Kegiatan direncanakan secara matang

3 Bersifat edukatif, supporting dan informal

4 Memberikan perasaan aman pada staf dan pelaksana keperawatan

5 Membentuk hubungan kerjasama yang demokratis antara supervisor dan staf

6 Harus objektif dan sanggup mengadakan ”self evaluation”

7 Harus progresif, inovatif, fleksibel, dan dapat mengembangkan kelebihan masing- masing perawat
yang disupervisi

8 Konstruktif dan kreatif dalam mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan

9 Dapat meningkatkan kinerja bawahan dalam upaya meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.
Wewenang klinis kepala ruangan
 Mengatur staf perawatan/ bawahanya untuk memberikan perawatan agar efektif dan efisien
kepada klien
 Memberikan kesejahteraan fisik, emosional dan pengembangan karir staf

Kompetensi supervisor

Tingkatan kelompok perawat

PKP III

 Ketenagaan 🡪 tdp tenaga perawat dg kemampuan doktor dlm keperawatan klinik yg


berfungsi:

 Melakukan riset

 Membimbing perawat melakukan riset

 Memanfaatkan hasil riset dalam memberikan asuhan keperawatan

PKP II

 Ketenagaan 🡪 tdp tenaga perawat dengan kemampuan spesialis keperawatan yg berfungsi:


 Memberikan konsultasi tentang asuhan keperawatan kpd perawat primer pada area
spesialisasinya
 Melakukan riset dan membimbing perawat primer melakukan riset serta memanfaatkan hasil
riset dalam memberikan asuhan
 Jumlah perawat spesialis 1 orang untuk 10 perawat primer

PKP I
 Tahun 1996 🡪 sdh diterapkan di RSCM dan RS persahabatan JKT
 Perlu penataan 3 komponen utama:
 Ketenagaan keperawatan
 Metode pemberian asuhan keperawatan
 Dokumentasi keperawatan

Tujuan supervise klinik

 Melatih staf dan pelaksana keperawatan

 Mengorganisasikan staf dan pelaksanaan keperawatan

 Memberikan layanan kemampuan staf keperwatan dalam memberikan asuhan keparawatan

 Memberikan arahan dalam pelaksnaan tugas.

Swansburg (2000) mengatakan tujuan supervisi adalah:

a. Memperhatikan anggota unit organisasi di samping itu area kerja dan pekerjaan itu sendiri
b. Memperhatikan rencana, kegiatan, dan evaluasi dari pekerjaannya
c. Meningkatkan kemampuan pekerjaan melalui orientasi, latihan dan bimbingan individu
sesuai kebutuhannya serta mengarahkan kepada kemampuan ketrampilan keperawatan
hubungan antar profesional yang dilaksanakan dalam bangsal MAKP

Anda mungkin juga menyukai