7. Pendidikan kesehatan dalam MAKP nilai profesional: Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan
dalam konteks edukasi
9. 8-10 pasien
20. Langsung
22. Ketua tim dapat melakukan supervisi kpd perawat pelaksana asosiate
31. Tingkat II
Manajemen konflik
Suatu tindakan atau pengelolaan yang dilakukan Oleh seseorang terhadap konflik yang dihadapi
dengan cara mengidentifikasi penyebab, pengaruh/akibat dari konflik, jenis konflik serta dapat
C. Jenis Konflik
1. Konflik kompetitif
2. Konflik destruktif
Timbang terima
merupakan kegiatan yang rutin sebagai bentuk seraTimbang h terima pasien kelolaan antara satu
shift dengan shift lainnya sebelum dan sesudah perawat melaksanakan tugasnya.
Model komunikasi
Kolaborasi interprofessional
Berdasarkan kamus heritage Amerika (2000) kolaborasi adalah bekerja bersama khususnya dalam
usaha penggabungan pemikiran.
Gray (1989) menggambarkan bahwa kolaborasi sebagai suatu proses berpikir dimana pihak yang
terlibat memandang aspek-aspek perbedaan dari suatu masalah serta menemukan solusi dari
perbedaan tersebut dan keterbatsan pandangan mereka terhadap apa yang dapat di lakukan.
American Medikal Assosiation (AMA),!994,Kolaborasi adalah sebagai proses dimana dokter dan
perawat merencanakan dan praktek bersama sebagai kolega,bekerja saling ketergantungan dalam
batsan-batasan lingkup praktek mereka dengan berbagai nilai-nilai dan saling mengakui dan
menghargai terhadap setiap orang yang berkontribusi untuk merawat individu,keluarga dan
masyarakat.
Manfaat kerjasama terkait dengan keberhasilan pasien adalah mengurangi lama rawat
inap,penghematan biaya,meningkatkan dan mempertahankan kepuasan kerja
perawat,meningkatkan kerjasama tim.
Manfaat dari kolaborasi pendekatan yang baik untuk mempersiapkan perawatan pasien,
organisasi yang memuaskan,mendidik profesional kesehatan masa depan, dan melakukan
penelitian kesehatan.
Kerjasama yang efektif di pengaruhi pembentukan kolaborasi termasuk waktu,status,nilai-
nilai organisasi, kolaborasi peserta,dan jenis masalah.
Bekerja sama dalam kesetraan adalah esensi dasar dari kolaborasi yang di gunakan.
Menggambarakan hubungan perawat dan dokter------kesetaraan dapat terwujud.
Individu yang terlibat merasa dihargai serta terlibat secara fisik dan intelektual saat
memberikan bantuan kepada pasien.
Definsi komunikasi SBAR SBAR adalah metode terstruktur untuk mengkomunikasikan informasi
penting yang membutuhkan perhatian segera dan tindakan berkontribusi terhadap eskalasi yang
efektif dan meningkatkan keselamatan pasien
- timbang terima
- transfer pasien
Komunikasi efektif
Proses komunikasi dimana komunikan mengerti apay g disampaikan dan melakukan apayg
komuniaktor inginkan
TBAK
Teknik komunikasi lisan per telepon dengan menulis, membaca ulang dan melakukankonfirmasi
pesan yang diterima oleh pemberi pesan.Tujuannya :
2. Tidak ada kesalahan dalam menerima pesanPesiapan :Penerima pesan menyiapkan alat rekam
medis pasien, pastikan identitas pasien dengan mencocokkan nama, tanggal lahir dan nomor rekam
medik pasien pasien yang akandilaporkan.
T:
Tuliskan pesan yang disampaikan oleh DPJP (Pemberi pesan) pada lembar jawabankonsultasi, bila
menerima jawaban konsul atau pada lembar catatan terintegrasi bilamelaporkan kondisi pasien
BA :
Bacakan kembali (Read back) pesan yang sudah ditulis kepada DPJP (Pemberipesan). Selesai
membacakan pesan, penerima pesan mengingatkan DPJP (Pemberipesan) untuk melakukan
konfirmasi. Lakukan pengejaan dengan Alphabeth Fonetik(Bahasa Radio) Instruksi yang terkait
dengan obat LASA (LookAlike SoundAlike)
K:
Konfirmasi Instruksi atau hasi lkritis yang disebutkan oleh pemberi pesan dengan jawaban”Ya Benar
”,
bila sesuai dengan instruksi/pesan yang diberikan sebelumnya.DPJP menuliskan nama, paraf/tanda
tangan tanggal dan jam kehadiran di kolomstempel Konfirmasi Read Backpemberi pesan di formulir
catatan PerkembanganTerintegrasi.
suatu sistem penilaian terhadap kinerja perawat berdasarkan visi dan misi rumah sakit yang
dilakukan secara berkala untuk menjamin tercapainya standar praktek profesional keperawatan.
1. Performance Improvement. Yaitu memungkinkan pegawai dan manajer untuk mengambil tindakan
yang berhubungan dengan peningkatan kinerja.
2. Compensation adjustment. Membantu para pengambil keputusan untuk menentukan siapa saja
yang berhak menerima kenaikan gaji atau sebaliknya.
4. Training and development needs mengevaluasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan bagi
pegawai agar kinerja mereka lebih optimal.
3. Shift yang akan mengoperkan dan menyiapkan hal-hal yang akan disampaikan.
4. Shift yang akan menerima membawa buku catatan timbang terima / catatan harian.
b. Pelaksanaan
1. Kepala ruangan / Ketua tim memberi salam (selamat pagi/assalamualaikum) dan menyampaikan
akan segera dilakukan timbang terima.
2. Kegiatan dimulai dengan menyebut / mengidentifikasi secara satu persatu (berurutan tempat tidur
/ kamar):
belum dilakukan.
t) Memberikan kesempatan anggota shift yang menerima timbang terima untuk melakukan
klarifikasi / bertanya tentang hal-hal atau tindakan yang kurang jelas.
i) Perawat yang menerima timbang terima mencatat halhal penting pada buku catatan harian.
k) Perawat yang mengoperkan menyerahkan semua berkas catatan perawatan kepada tim yang akan
c. Terminasi (penutup
2. Berdoa bersama yang dipimpin oleh Kepala Ruang atau Ketua Tim.
3. Mengucap salam.
4. Mengucapkan selamat istirahat bagi anggota tim atau shift sebelumnya.menjalankan tugas
berikutnyaindak lanjut asuhan (mandiri atau kolaborasi).
Gray (1989)
1. Pengaturan Masalah
2. Penentuan Arah
3. Strukturisasi
Selama fase- menetapkan masalah stakeholder bernegoisasi hak mereka untuk berpartisipasi.
Menetapkan tujuan
Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan
Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan
Menetapkan standar/indicator keberhasilan dalam pencapaian tujuan
Memperasatukan kegiatan dari seluruh sistem dalam organisasi kearah pencapaian tujuan
bersama (Swanburg,1999)
Diperlukan Visi, misi, nilai-nilai yang dianut, filosofi dan tujuan serta strategi
Menurut Gillies (1989) Perencanaan diarahkan untuk merumuskan misi,visi dan tujuan yan.
Kep >> melibatkan semua unsur dalam organisasi tersebut.
7 Harus progresif, inovatif, fleksibel, dan dapat mengembangkan kelebihan masing- masing perawat
yang disupervisi
9 Dapat meningkatkan kinerja bawahan dalam upaya meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.
Wewenang klinis kepala ruangan
Mengatur staf perawatan/ bawahanya untuk memberikan perawatan agar efektif dan efisien
kepada klien
Memberikan kesejahteraan fisik, emosional dan pengembangan karir staf
Kompetensi supervisor
PKP III
Melakukan riset
PKP II
PKP I
Tahun 1996 🡪 sdh diterapkan di RSCM dan RS persahabatan JKT
Perlu penataan 3 komponen utama:
Ketenagaan keperawatan
Metode pemberian asuhan keperawatan
Dokumentasi keperawatan
a. Memperhatikan anggota unit organisasi di samping itu area kerja dan pekerjaan itu sendiri
b. Memperhatikan rencana, kegiatan, dan evaluasi dari pekerjaannya
c. Meningkatkan kemampuan pekerjaan melalui orientasi, latihan dan bimbingan individu
sesuai kebutuhannya serta mengarahkan kepada kemampuan ketrampilan keperawatan
hubungan antar profesional yang dilaksanakan dalam bangsal MAKP