Tela'ah Survei Indikator Des 2023
Tela'ah Survei Indikator Des 2023
Indikator Politik baru saja merilis hasil survey politiknya yang dilangsungkan pada 23
Nov sampai 1 Des 2023. Mencermati dokumen survey yang disampaikan oleh
Indikator Politik melalui websitenya, ada beberapa hal yang patut di cermati sebagai
poin yang patut di krusial, antara lain:
1. Wilayah over sampel yang meliputi Jabar, Jateng, Jatim dan beberapa
wilayah di luar Jawa over sampelnya terlalu sedikit, Di ketiga provinsi besar di
Jawa over sampelnya hanya 400 responden dan wilayah DKI, Banten dan
sekitarnya sampelnya hanya , dengan margin of error 5 persen, hal ini potensi
biasnya tinggi.
4. Narasi yang luar biasa bertubi tubi di berbagai media massa baik media
massa mainstream maupun media sosial tentang langkah Presiden yang
belakangan ini cenderung di respon negatif mulai soal pencalonan Gibran,
soal penggunaan alat alat negara, soal intervensi hukum, dll seolah tidak
tergambarkan memebrikan efek terhadap approval rating presiden, dan
masih bertahan di 76 persen sejak Oktober 2023. Bisa saja dibantah bahwa
isu negative tersebut hanya konsumsi kelas menangah yang melek informasi,
namun sangat ganjil jika tidak merubah sepersenpun approval rating
presiden, tentu ini patut di cek lebih jauh metoda pewawancara dalam
menggali informasi, semisal tidak di dahulu terlebih dahulu dengan
pertanyaan, apakah responden mengetahui perkembangan informasi terkini
terkait kebijakan dan isu yang menyangkut presiden. Jika tidak ada pengantar
seperti ini tentu saja responden langsung menjawab cepat dalam ingatan
yang pendek, sehingga segala narasi ruang public tidak tertangkap menjadi
preferensi responden dalam menjawab dengan jernih.
5. Logisnya dalam masa kampanye, ada pergerakan partai dan kader kadernya
berkampanye, namun kegiatan kampanye meskipun secara formal baru
dimulai namun substansinya semua partai, terutama PDI Perjuangan sudah
berkempanye, anehnya dari tiga kali survei terakhir indikator menunjukkan
suara PDI Perjuang diperlihatkan menurun dan Gerindra naik sementara
partai lainnya landai. Bisa jadi karena efek ekor jas terhadap Prabowo ada
benarnya, tetapi dalam data survey ini juga menjelaskan ada efek sosialisasi
yang dilakukan oleh partai partai, yang menjelaskan bahwa PDI Perjuangan
sebagai Partai yang banyak tereskpose. Data ini berpeluang menjelaskan
bahwa terdapat kontradiksi intermenes antara penurunan elektabiltas PDI
Perjuangan dengan tingkat eksposure PDI Perjuangan yang tinggi, padahal di
jelaskan pula didalam survey ini bila eksposure makin besar, maka dukungab
terhadap partai tersebut makin besar, tapi khusus ke PDI Perjuangan malah
datanya menurun. Ini sangat kontradiksi.