Anda di halaman 1dari 2

Nama : M.

Rafli Prahasta

Prodi : KPI D ( DAKWAH )

Analisis debat ke 5 Capres 2024

Kesejahteraan sosail, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan,


ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi menjadi tema debat kelima dalamPemilihan
Presiden 2024. Debat ini menjadi debat terakhir guna menguatkan basis pendukung masing-masing.

Publik menilai, kemampuan ketiga capres menjawab pertanyaan dengan lancar dan jelas,
penguasaan masalah, serta penampilan kandidat di atas panggung. Kemudian penampilan pakaian,
sikap, dan ekspresi yang ditunjukkan setiap capres juga masuk dalam penilaian publik. Hasilnya,
setiap kandidat mendapatkan penilaian baik dari responden dengan skor 7. Skor ini merujuk dari
jawaban responden yang menonton debat (68,7 persen) yang terikat margin of error penelitian.

Anies Baswedan mendapat penilaian 7,5 dalam kemampuan menjawab pertanyaan dan 7,4
penguasaan permasalahan. Penampilan Anies dinilai dengan skor 7,9. Sementara Probowo
Subianto mendapat penilaian publik sebesar 7,0 untuk kriteria menjawab pertanyaan dan
penguasaan masalah yang diperdebatkan. Publik memberikan nilai 7,4 untuk penampilan Prabowo
yang kali ini terlihat lebih tenang dibandingkan dengan debat-debat sebelumnya. Selanjutnya,
Ganjar Pranowo mendapat skor 7,3 untuk kemampuan menjawab pertanyaan, 7,4 tentang
penguasaan topik yang dipermasalahkan dan penampilannya selama debat berlangsung. Di atas
panggung kali ini, penampilan ketiga capres cenderung landai dibandingkan dengan debat
sebelumnya. Saling serang gagasan ataupun saling sindir tidak terlihat di antara ketiganya.

Menguatkan Pendukung

Antusiasme publik dalam menonton atau mengikuti debat kali ini juga terlihat tidak jauh
berbeda dibandingkan dengan debat yang diselenggarakan sebelumnya. Sebanyak 68,7 persen
responden saja yang mengaku menonton debat capres terakhir ini. Angka tersebut hanya naik sedikit
(3,2 poin) dibandingkan dengan debat cawapres pada 21 Januari 2024. Temuan ini dapat diartikan
dua hal. Pertama, publik mulai masuk ke fase lelah atau jenuh dengan kondisi kontestasi p ilpres yang
terjadi selama masa kampanye ini, terutama karena penyebaran informasi yang masif terekspos di media
sosial. Kedua, publik sudah makin yakin dengan preferensi politiknya sehingga adu gagasan dalam
debat terakhir bukan lagi menjadi hal menarik untuk terus diikuti.

Terkait preferensi politik, sebagian besar (88 persen) responden mengaku pilihan capresnya
masih tetap sama seperti sebelum debat berlangsung. Pengakuan ini terlihat meningkat sedikit
dibandingkan dengan debat keempat yang mempertemukan setiap cawapres.
Pada jajak pendapat sebelumnya (21/1/2024), sebanyak 86,4 persen merasa tidak akan
mengubah paslon pilihannya setelah menyaksikan debat. Basis dukungan pemilih di setiap kubu
sudah terbentuk dan langkah selanjutnya ialah penguatan dukungan tersebut. Hal ini mengingat
masa kampanye hanya tersisa enam hari lagi sebelum pilpres.

Anda mungkin juga menyukai