Anda di halaman 1dari 29

Pesan Sri Paus Fransiskus 0

Hari Komunikasi Sosial Sedunia 2016


Pesan Sri Paus Fransiskus
Hari Komunikasi Sosial Sedunia 2016

“Mendengarkan membuka kesempatan kita untuk memperoleh


hal-hal dengan tepat, dan tidak saja menjadi penonton,
pengguna atau konsumen yang pasif.”

KOMUNIKASI DAN KERAHIMAN:


SUATU PERJUMPAAN YANG BERBUAH

Saudara-saudari terkasih,

Tahun Suci Kerahiman mengundang


kita semua untuk merenungkan
hubungan antara komunikasi dan
kerahiman. Gereja, dalam persatuan
dengan Kristus, penjelmaan yang
hidup dari Bapa yang Berbelaskasih,
dipanggil untuk melakukan
kerahiman sebagai karya istimewa
dari seluruh keberadaan dan perbuatannya. Apa yang kita
katakan dan bagaimana kita mengatakannya, setiap kata dan
perbuatan kita, harus mengungkapkan belaskasih, kelembutan
dan pengampunan Allah bagi semua orang. Kasih dari kodratnya
adalah komunikasi; itu menghantar kepada keterbukaan dan
berbagi. Jika hati dan perbuatan kita diilhami oleh kasih, kasih
ilahi, maka komunikasi kita akan dijamah oleh kekuatan Allah
sendiri.
Pesan Sri Paus Fransiskus 1
Hari Komunikasi Sosial Sedunia 2016
Sebagai putra-putra dan putri-putri Allah, kita dipanggil untuk
berkomunikasi dengan siapa saja, tanpa pengecualian. Secara
khusus, semua perkataan dan perbuatan Gereja dimaksudkan
untuk membawa kerahiman, menjamah hati orang-orang dan
menyokong mereka dalam perjalanan menuju kepenuhan hidup
itu yang Yesus utusan Bapa bawa untuk disampaikan kepada
semua orang. Hal ini berarti bahwa kita sendiri harus rela
menerima kehangatan Bunda Gereja dan berbagi kehangatan itu
dengan orang lain, sehingga Yesus boleh dikenal dan dikasihi.
Kehangatan itulah yang memberikan sokongan pada perkataan
iman; melalui pengajaran dan kesaksian kita, hal itu
memancarkan “nyala api” yang memberikan mereka hidup.

Komunikasi mempunyai kekuatan untuk membangun jembatan,


memungkinkan perjumpaan dan keterbilangan, dan demikian
memperkaya masyarakat. Betapa indahnya ketika orang
memilih kata-kata dan perbuatan dengan penuh kepekaan, dalam
upaya untuk menghindari kesalahpahaman, untuk
menyembuhkan kenangan-kenangan terluka dan membangun
perdamaian dan keharmonisan. Kata-kata dapat membangun
jembatan-jembatan antara para individu dan dalam keluarga-
keluarga, kelompok-kelompok
sosial dan bangsa-bangsa. Hal ini
mungkin dalam dunia material
dan dunia digital. Perkataan dan
perbuatan kita semestinya
sedemikian rupa agar membantu

Pesan Sri Paus Fransiskus 2


Hari Komunikasi Sosial Sedunia 2016
kita semua terluput dari lingkaran setan penghakiman dan balas
dendam yang terus menerus menyakiti para individu dan
bangsa-bangsa, yang pada akhirnya memicu ungkapan-
ungkapan kebencian. Perkataan orang-orang Kristiani harus
menjadi suatu penyemangatan yang tetap akan persekutuan dan,
bahkan dalam kasus-kasus itu, di mana mereka harus dengan
keras mengutuk kejahatan, mereka mestinya tidak pernah
menghancurkan hubungan-hubungan dan komunikasi.

Karena alasan ini, saya ingin


mengundang semua orang yang
berkehendak baik untuk menemukan
kembali kekuatan kerahiman guna
menyembuhkan hubungan-hubungan
terluka dan memulihkan perdamaian
dan kerukunan bagi keluarga-keluarga
dan komunitas-komunitas. Kita semua
tahu bagaimana luka-luka masa lampau dan dendam kusumat
dapat menjerat individu dan menghalangi komunikasi dan
rekonsiliasi. Hal yang sama berlaku benar bagi hubungan-
hubungan antara bangsa-bangsa. Dalam setiap kasus, kerahiman
dapat menciptakan suatu jenis baru dari wacana dan dialog.
Shakespeare menyatakan dengan ulung ketika berkata: “Mutu
dari kerahiman tidak terbelenggu. Itu jatuh bagaikan hujan yang
lembut dari langit atas bumi. Itu terberkati dua kali: itu
memberkati dia yang memberi dan dia yang menerima” (The
Merchant of Venice, Act IV, Scene I).

Pesan Sri Paus Fransiskus 3


Hari Komunikasi Sosial Sedunia 2016
Bahasa politik dan diplomatik kita akan berlaku baik terilhami
oleh kerahiman, yang tidak pernah kehilangan pengharapan.
Saya meminta kepada mereka dengan tanggungjawab
institusional dan politik, dan mereka yang bertugas membentuk
pendapat publik, agar terutama menjadi peka atas caranya
berbicara tentang mereka yang berpikir atau bertindak berbeda
atau mereka yang mungkin berbuat kesalahan. Memang mudah
memanen godaan untuk mengeksploitasi situasi-situasi
demikian guna menyebar nyala-nyala ketidakpercayaan,
ketakutan dan kebencian. Sebaliknya, keberanian perlu untuk
membimbing orang ke arah proses-proses rekonsiliasi. Tepatlah
keberanian yang positif dan kreatif yang menyodorkan solusi-
solusi riil pada konflik-konflik masa lalu dan kesempatan untuk
membangun perdamaian abadi. “Berbahagialah orang yang
membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah”
(Mt 5:7-9).

Betapa saya ingin bahwa cara kita


berkomunikasi, juga pelayanan kita
sebagai pastor-pastor Gereja, tidak
pernah menyarankan suatu
superioritas yang angkuh dan megah
atas seorang musuh, atau meremehkan mereka yang dunia
anggap hilang dan mudah disepelekan. Kerahiman dapat
membantu memitigasi kesusahan hidup dan memberikan
kehangatan kepada mereka yang hanya mengenal kekakuan
akan hukuman. Semoga cara kita berkomunikasi membantu

Pesan Sri Paus Fransiskus 4


Hari Komunikasi Sosial Sedunia 2016
untuk mengatasi cara pandang yang dengan cermat memisahkan
kaum pendosa dari kaum benar. Kita dapat dan kita harus
mengadili situasi-situasi dosa – seperti kekerasan, korupsi dan
eksploitasi – tetapi kita tidak boleh menghakimi para individu,
karena hanya Allah dapat melihat kedalaman hati mereka. Tugas
kita menasehati mereka yang bersalah dan menolak kejahatan
dan ketidakadilan dari cara-cara bertindak tertentu, guna
membebaskan para korban dan mengangkat mereka yang
terjatuh. Injil Yohanes berkata kepada kita bahwa “kebenaran
akan memerdekakan kamu” (Yoh 8:32). Kebenaran pada
akhirnya adalah Kristus sendiri, yang kerahiman lembut-Nya
adalah tolok ukur untuk menilai cara kita memaklumkan
kebenaran dan menghukum ketidakadilan. Tugas kita pertama
adalah memegang kebenaran dengan kasih (cf. Ef 4:15). Hanya
kata-kata yang disampaikan dengan kasih dan disertai dengan
kelembutan dan kerahiman dapat menyentuh hati kita yang
berdosa. Perkataan serta perbuatan moralistik dan kasar beresiko
mengasingkan mereka yang kita ingin hantar kepada pertobatan
dan kebebasan, dengan memperkuat perasaan mereka akan
penolakan dan pembelaan.

Sementara orang merasa bahwa


suatu gambaran masyarakat yang
berakar dalam kerahiman adalah
pasrah diri yang idealistik tanpa
harapan atau berlebihan. Tetapi
marilah kita mencoba dan mengingat pengalaman pertama kita

Pesan Sri Paus Fransiskus 5


Hari Komunikasi Sosial Sedunia 2016
akan hubungan-hubungan, di dalam keluarga-keluarga kita.
Orang tua kita mengasihi kita dan menghargai kita karena kita
adalah lebih dari pada karena kemampuan dan pencapaian kita.
Pada galibnya orang tua menginginkan yang terbaik bagi anak-
anaknya, tetapi kasih itu tidak pernah bergantung pada hadirnya
kondisi-kondisi tertentu. Rumah keluarga adalah satu tempat di
mana kita selalu mendapat sambutan (cf. Lk 15:11-32). Saya
ingin mendorong setiap orang untuk melihat masyarakat bukan
sebagai suatu forum di mana orang-orang asing berlomba dan
berusaha mencapai puncak, tetapi terutama sebagai sebuah
rumah atau keluarga, di mana pintu selalu terbuka dan di mana
setiap orang merasa mendapat sambutan.

Agar hal ini terjadi, maka kita harus pertama mendengarkan.


Berkomunikasi berarti berbagi,
dan berbagi menuntut sikap
mendengarkan dan menerima.
Sikap mendengarkan jauh lebih
dari pada hanya mendengar.
Mendengar berkenaan dengan
menerima informasi, sedangkan mendengarkan berkenaan
dengan komunikasi, dan meminta kedekatan. Mendengarkan
membiarkan kita memperoleh hal-hal secara tepat, dan tidak
hanya menjadi penonton, pengguna atau konsumen yang pasif.
Mendengarkan juga berarti mampu berbagi persoalan dan
keragu-raguan, berjalan bersama, menghilangkan semua

Pesan Sri Paus Fransiskus 6


Hari Komunikasi Sosial Sedunia 2016
tuntutan akan kuasa mutlak dan menaruh kemampuan serta
anugerah kita demi kebaikan bersama.

Mendengarkan tidak pernah mudah. Banyak kali lebih mudah


berlaku tuli. Mendengarkan berarti memberikan perhatian, ingin
memahami, menghargai, menghormati dan menanggung apa
yang orang lain katakan. Itu melibatkan suatu jenis kemartiran
atau pengorbanan diri, seperti kita mencoba meneladani Musa di
hadapan semak bernyala: kita harus mencopot sandal ketika
berdiri pada “tanah yang kudus” dari perjumpaan kita dengan
seseorang yang berbicara kepada saya (cf. Kel 3:5). Dengan
mengetahui bagaimana mendengarkan adalah suatu rahmat yang
luar biasa, itulah suatu anugerah yang kita perlu mohonkan dan
kemudian berusaha untuk mempraktekkannya.

Surel, pesan teks, jejaring sosial dan


chatting dapat juga sepenuhnya
menjadi bentuk-bentuk manusiawi
dari komunikasi. Bukanlah
teknologi yang menentukan apakah
komunikasi adalah sejati, tetapi agaknya hati manusiawi dan
kemampuan kita untuk menggunakan dengan bijaksana sarana
yang ada pada kita. Jejaring sosial dapat memperlancar
hubungan-hubungan dan memajukan kebaikan masyarakat,
tetapi mereka juga dapat menghantar kepada polarisasi dan
pemisahan antara para individu dan kelompok-kelompok. Dunia
digital adalah suatu lapangan publik, suatu tempat perjumpaan
di mana kita dapat menyemangati atau melecehkan satu sama
Pesan Sri Paus Fransiskus 7
Hari Komunikasi Sosial Sedunia 2016
lain, terlibat dalam suatu percakapan yang bermakna atau
serangan-serangan yang tidak jujur. Saya berdoa bahwa Tahun
Yubileum ini, yang dihayati dalam kerahiman, “boleh membuka
kita kepada dialog yang lebih bersemangat sehingga kita boleh
mengenal dan memahami satu sama lain dengan lebih baik; dan
bahwa itu boleh menghilangkan setiap bentuk pola pikir tertutup
dan penghinaan, dan melenyapkan setiap bentuk kekerasan dan
diskriminasi” (MV, 23). Internet dapat membantu kita untuk
menjadi warga masyarakat yang lebih baik. Keterjangkauan
pada jejaring digital meminta suatu tanggung jawab bagi sesama
kita yang kita tidak melihat tetapi yang bagaimanapun juga riil
dan mempunyai suatu martabat yang harus dihormati. Internet
dapat dipergunakan dengan arif untuk membangun sebuah
masyarakat yang sehat dan terbuka untuk berbagi.

Komunikasi, di mana pun dan


bagaimana pun itu berlaku,
telah membuka cakrawala
yang lebih luas bagi banyak
orang. Ini adalah suatu
anugerah dari Allah yang
melibatkan suatu tanggung jawab yang besar. Saya ingin
merujuk pada kekuasaan komunikasi ini sebagai “kedekatan”.
Perjumpaan antara komunikasi dan kerahiman akan berbuah
pada tingkat bahwa hal itu menghasilkan suatu kedekatan yang
peduli, menghibur, menyembuhkan, menemani dan merayakan.
Dalam suatu dunia yang retak, terpecah belah dan terpolarisasi,

Pesan Sri Paus Fransiskus 8


Hari Komunikasi Sosial Sedunia 2016
berkomunikasi dengan kerahiman berarti membantu
menciptakan suatu kedekatan yang sehat, bebas dan bersaudara
antara anak-anak Allah dan semua saudara dan saudari dalam
keluarga umat manusia.

Diberikan di Vatikan, 24 Januari 2016

Paus Fransiskus

*Terjemahan Mgr. Petrus Turang

Pesan Sri Paus Fransiskus 9


Hari Komunikasi Sosial Sedunia 2016
“Komunikasi mempunyai kekuatan untuk membangun
jembatan, memungkinkan perjumpaan dan keterbilangan, dan
demikian memperkaya masyarakat. Betapa indahnya ketika
orang memilih kata-kata dan perbuatan dengan penuh
kepekaan, dalam upaya untuk menghindari kesalahpahaman,
untuk menyembuhkan kenangan-kenangan terluka dan
membangun perdamaian dan keharmonisan.”

Pesan Sri Paus Fransiskus 10


Hari Komunikasi Sosial Sedunia 2016
Program
Perayaan Hari Komunikasi Sosial Sedunia 2016
Keuskupan Agung Kupang

Dasar Pemikiran
Setiap tahun, gereja katolik semesta merayakan Hari
Komunikasi Sosial. Pada tahun 2016, perayaannya sampai pada
usia ke-50. Inilah Pesta Emas dari perhatian serta kepedulian
Gereja akan persoalan komunikasi sosial. Kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi semakin membangun suatu budaya
baru dalam pergaulan hidup manusia. Semua orang
terperangkap oleh kemajuan teknologi ini. Itulah suatu anugerah
Tuhan bagi umat manusia. Namun, manusia mempunyai
tanggung jawab besar, agar kemajuan ini dapat dipergunakan
dengan bijaksana, yaitu memajukan keadilan, kebenaran,
kerukunan dan perdamaian.
Kemajuan teknologi komunikasi mudah-mudahan mendorong
setiap orang untuk berperan dalam membangun suatu
kebersamaan sosial yang sehat, penuh kedamaian dan terbuka
untuk berbagi sebagai saudara dan saudari dalam keluarga
Allah. Perkataan serta perbuatan pastoral harus membuka hati
umat untuk berbagi hidup dalam kerahiman, agar mereka saling
mendengarkan sabda Allah yang menguatkan perjalanan
hidupnya.
Perayaan Hari Komunikasi Sosial di keuskupan kita bertujuan
untuk mendorong umat, khususnya kaum muda, guna bersyukur

Pesan Sri Paus Fransiskus 11


Hari Komunikasi Sosial Sedunia 2016
atas anugerah komunikasi dan menggunakan alat-alat
komunikasi dengan penuh tanggungjawab. Penggunaan
komunikasi yang benar dalam semangat cinta kasih akan
menciptakan gerakan bersama untuk saling menghormati dan
saling melayani sebagai sesama semartabat sebagai anak-anak
dalam keluarga Allah.

Penanggung jawab dan Penyelenggara


Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Kupang dalam
kerja sama dengan Koordinasi Pastoral Keuskupan Agung
Kupang

Tema
Komunikasi Sosial, Keluarga dan Kerahiman

Program Perayaan Komunikasi Sosial


1. Hari Pertama, 3 Mei 2016: Seminar Komunikasi Sosial
bagi para pemimpin umat baik tertahbis maupun tak
tertahbis
2. Hari Kedua, 4 Mei 2016: Seminar Komunikasi Sosial
bagi kaum muda Katolik
3. Hari Ketiga, 5 Mei 2016: Seminar Komunikasi Sosial
bagi kaum remaja Katolik
4. Hari Keempat, 6 Mei 2016: Seminar Komunikasi Sosial
bagi Biarawan-biarawati

Pesan Sri Paus Fransiskus 12


Hari Komunikasi Sosial Sedunia 2016
5. Hari Kelima, 7 Mei 2016: Seminar Komunikasi Sosial
bagi pemerhati media sosial, ialah wartawan, politisi,
pegawai sipil, TNI dan POLRI
6. Hari Keenam, 8 Mei 2016: Perayaan Komunikasi Sosial
pada Hari Minggu Komunikasi Sosial Sedunia

Pembawa materi Komunikasi Sosial


1. Uskup: Komunikasi Sosial dan Kerahiman
2. Prof. DR. Aloysius Liliweri: Keluarga dan Komunikasi
Sosial
3. Bapak Damian Godho: Kewartawanan dan Komunikasi
Sosial
4. DR. Eduard Dosi, SVD: Karya Pastoral dan Komunikasi
Sosial
5. Kepala KOMFINDO NTT: Kebijakan Pemerintah dalam
Komunikasi Sosial

Proses Seminar Komunikasi Sosial


1. Selamat berjumpa
2. Doa
3. Materi Uskup
4. Snack
5. Materi Prof. DR. Liliweri dan Kepala Komfindo NTT
6. Santap Siang
7. Materi Bapak Damian Godho dan RP. DR. Edu Dosi,
SVD

Pesan Sri Paus Fransiskus 13


Hari Komunikasi Sosial Sedunia 2016
8. Pleno
9. Penutup dan Snack
10. Sayonara … sampai Hari Minggu

Agenda Khusus: Hari Minggu Komunikasi Sosial Sedunia


09.00 Perayaan Ekaristi

11.00 Perayaan Hari Komunikasi Sosial Sedunia

1. Laporan Panitia

2. Prasaran Uskup

3. Sapaan Gubernur NTT

4. Ramah Tamah

5. Selesai …

Pesan Sri Paus Fransiskus 14


Hari Komunikasi Sosial Sedunia 2016
Katekese Komunikasi Sosial Sedunia 2016

1. Kapan Hari Komunikasi Sosial Sedunia 2016?


Hari Minggu, tanggal 8 Mei 2016.
2. Mengapa Hari Komunikasi Sosial Sedunia 2016
bercorak istimewa?
Karena inilah tahun ke-50: Pesta Emas Hari Komunikasi
Sosial Sedunia dalam Gereja Katolik.
3. Manakah tema yang disarankan oleh Sri Paus
Fransiskus?
Komunikasi dan Kerahiman: suatu Perjumpaan yang
berbuah.
4. Apakah keinginan Paus Fransiskus tentang tema ini?
Beliau mengundang seluruh Gereja dan mereka yang
berkehendak baik untuk merenungkan hubungan antara
komunikasi dan kerahiman pada Tahun Suci Kerahiman.
5. Hal apakah yang penting diperhatikan dalam perayaan
ini?
Gereja dalam perkataan dan perbuatannya harus
mengungkapkan belaskasih, kelembutan dan pengampunan
Allah bagi semua orang: komunikasi adalah kasih dalam
sikap terbuka dan berbagi.
6. Apakah tujuan komunikasi sosial dalam karya pastoral
Gereja?
Tujuannya adalah membawa kerahiman, menjamah orang
dan menyokongnya dalam perjalanan menuju kepenuhan
hidup dalam Yesus Kristus, utusan kerahiman Bapa.

Pesan Sri Paus Fransiskus 15


Hari Komunikasi Sosial Sedunia 2016
7. Manakah sasaran utama perayaan Komunikasi Sosial
dalam Gereja?
Gereja harus membawa kehangatan dalam dunia, agar
Kristus semakin dikenal dan dikasihi, karena itulah
panggilan iman Kristiani melalui pengajaran dan kesaksian
hidupnya.
8. Apakah manfaat komunikasi sosial?
Manfaat kuat dari komunikasi sosial adalah membangun
jembatan menuju perjumpaan yang memperkaya
masyarakat.Komunikasi harus membawa kebenaran,
perdamaian dan kerukunan hidup.
9. Di mana komunikasi terjadi?
Dalam dunia material dan dunia digital guna membangun
kembali hubungan yang retak, agar persekutuan terjalin di
tengah kejahatan dan kebencian.
10. Bagaimana hubungan kerahiman dan komunikasi?
Hubungannya terletak pada upaya menyembuhkan luka-
luka sosial dan memulihkan perdamaian dan kerukunan
dalam keluarga dan kelompok masyarakat. Kerahiman
dapat menciptakan bentuk wacana dan dialog baru.
11. Bagaimana dengan bahasa politik dan diplomatik?
Bahasanya harus memberikan dan menumbuhkan
pengharapan, tanpa mempersalahkan orang, karena mudah
sekali menyebarkan ketidakpercayaan, ketakutan dan
kebencian. Bahasanya harus mengutamakan proses
rekonsiliasi yang konstruktif bagi kesejahteraan bersama,

Pesan Sri Paus Fransiskus 16


Hari Komunikasi Sosial Sedunia 2016
karena “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena
mereka akan disebut anak-anak Allah” (Mt 5:7-9).
12. Bagaimana sikap para Pastor dalam komunikasi
pastoralnya?
Para Pastor tidak boleh menganggap dirinya superior,
terutama dalam hubungan dengan mereka yang “hilang”:
berdosa dan dianggap sebagai musuh, tetapi mewartakan
kebenaran secara peka untuk membebaskan para korban
dan mengangkat yang jatuh, karena “kebenaran
memerdekakan” (Yoh 8:32).
13. Mengapa kebenaran akan memerdekakan?
Karena kebenaran menurut iman Kristiani adalah Yesus
Kristus sendiri, dan kerahiman-Nya adalah tolok ukur kita
untuk menilai dunia, terutama dalam hal ketidakadilan dan
kejahatan. Kristus diutus Bapa untuk mencari orang yang
kehilangan hubungan dengan Allah, yaitu orang-orang
berdosa.
14. Bagaimana tugas utama dari Gereja dalam komunikasi
sosial?
Gereja harus berpegang teguh pada kebenaran dengan
kasih, sehingga perkataan dan tindakannya dapat
menyentuh hati manusia yang berdosa. Dengan demikian,
secara ramah kita dapat menghantar mereka kepada
pertobatan dan kebebasan.

Pesan Sri Paus Fransiskus 17


Hari Komunikasi Sosial Sedunia 2016
15. Di mana kita dapat belajar komunikasi
berpengharapan?
Pengalaman hubungan dalam keluarga: orangtua mengasihi
anak-anaknya, karena mereka menginginkan yang terbaik
bagi anak-anaknya. Selalu mereka disambut dan diterima
dengan baik. Masyarakat juga harus menjadi sebuah rumah
di semua orang rasa diterima dan disambut.
16. Manakah syarat utama dalam komunikasi
berkerahiman?
Syarat utama adalah mendegarkan, karena berkomunikasi
berarti berbagi. Dengan mendengarkan secara efektif, kita
memperoleh hal secara benar, dan dengan demikian
membangun kedekatan: berbagi persoalan, keraguan,
berjalan bersama serta bertukar anugerah demi kebaikan
bersama.
17. Apakah sikap mendengarkan adalah mudah?
Sikap mendengarkan tidaklah mudah, karena menuntut
perhatian, pemahaman, penghargaan dan hormat, bahkan
perlu pengorbanan diri. Olehnya, kita mohon karunia
mendengarkan dan melakukannya dalam praktek hidup.
18. Manakah bentuk-bentuk baru dari komunikasi sosial di
jaman ini?
Surel, pesan teks, jejaring sosial dan chatting dalam dunia
digital. Semua ini adalah teknologi yang harus digunakan
dengan bijaksana dan penuh tanggungjawab bersesama.

Pesan Sri Paus Fransiskus 18


Hari Komunikasi Sosial Sedunia 2016
19. Bagaimana dengan jejaring sosial?
Jejaring sosial dapat memperlancar hubungan dan
memajukan kebaikan masyarakat, tetapi juga dapat
menghantar pada polarisasi dan pemisahan dalam
masyarakat, karena dunia digital adalah lapangan publik.
20. Manakah harapan Sri Paus Fransiskus dalam
halkomunikasi di Tahun Yubileum?
Bahwa kita terbuka kepada dialog yang jujur dan
bersemangat untuk saling memahami dengan lebih baik.
Tetapi jejaring digital menuntut suatu tanggungjawab
bersesama, yaitu menghormati martabatnya; dengan arif
membangun masyarakat sehat dan terbuka untuk berbagi
dalam kebenaran.
21. Bagaimana dengan komunikasi itu sendiri?
Komunikasi membuka cakrawala meluas dan itulah
anugerah Allah yang melibatkan tanggungjawab besar.
Kekuatan komunikasi terletak pada “kedekatan”, yang
memuat kepedulian, penghiburan, penyembuhan dan
pertemanan dan perayaan bersama.
22. Apakah makna dari komunikasi berkerahiman?
Maknanya, membantu menciptakan kedekatan yang sehat,
bebas dan bersaudara antara anak-anak Allah sebagai
saudara-saudari dalam keluarga umat manusia.

Pesan Sri Paus Fransiskus 19


Hari Komunikasi Sosial Sedunia 2016
23. Mengapa Gereja Katolik selalu memakai istilah
“komunikasi sosial”?
Alasannya sederhana, yaitu bahwasanya pusat komunikasi
adalah manusia: manusialah yang membuat hubungan-
hubungan pribadi dan sosial, termasuk hubungan sosial
melalui jejaring sosial digital.
24. Bagaimana Gereja memandang jejaring sosial digital?
Gereja memandangnya sebagai anugerah Tuhan bagi
kemanusiaan: kita harus menggunakannya dengan
bijaksana dan penuh tanggungjawab dalam kebenaran,
keadilan dan perdamaian.
25. Bagaimana kita umat Katolik membangun komunikasi
sosial dalam masyarakat luas?
Kita umat Katolik ikut serta menggerakkan komunikasi
sosial yang merukunkan masyarakat berdasarkan nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila.

Pesan Sri Paus Fransiskus 20


Hari Komunikasi Sosial Sedunia 2016
Komunikasi Sosial dan Kerahiman

Setiap tahun Gereja Katolik


merayakan Hari Komunikasi
Sosial Sedunia. Sri Paus
menggerakkan persekutuan
gerejawi Katolik dengan
menyodorkan tema perayaan
“Komunikasi dan Kerahiman:
suatu Perjumpaan yang berbuah”. Dengan tema itu Sri Paus
menghimbau umat Katolik, khususnya mereka yang bergerak
dan berkecimpung serta bertanggung jawab atas media
komunikasi, agar belajar mencermati tanda-tanda perubahan
jaman yang dihasilkan oleh teknologi informasi dan komunikasi.
Himbauan beliau tidak pertama-tama bercorak teknis, tetapi
pastoral. Umat Katolik dalam menggunakan kemajuan teknologi
komunikasi harus memperhatikan prinsip-prinsip Injil Yesus
Kristus, yang antara lain meliputi kebenaran, keadilan dan
perdamaian. Nyatanya, pada dewasa ini setiap orang tidak
terlepas dari penggunaan sarana komunikasi yang
perkembangannya demikian pesat dan menakjubkan.

Dalam hubungan dengan Tahun Suci Kerahiman, Sri Paus


Fransiskus mengajak umat Katolik untuk merenungkan
hubungan antara komunikasi sosial dan kerahiman, agar
kerukunan hidup semakin tumbuh dan berkembang dalam dunia,
yang sering terperangkap dalam pertikaian dan kebencian,

Pesan Sri Paus Fransiskus 21


Hari Komunikasi Sosial Sedunia 2016
bahkan balas dendam. Kepedulian Gereja dalam hal komunikasi
sosial adalah panggilan iman Kristiani dalam upaya mendukung
dan menyokong proses pembangunan sosial yang bermartabat
manusiawi. Hubungan-hubungan pribadi dan sosial yang
menggunakan media komunikasi modern hendaknya
membangun jembatan persahabatan dan persaudaraan dalam
bingkai keluarga Allah. Keluarga Allah hidup karena belaskasih,
kerahiman Allah yang tak terhingga.

Sarana-sarana komunikasi modern harus dipandang sebagai


anugerah Tuhan bagi umat manusia. Kemanfaatannya harus
menjadi bagian utuh dari perkembangan martabat manusiawi
entah pribadi maupun bersama-sama. Kecenderungan jaman
sekarang ini yang amat bernada individualistik perlu
mendapatkan penghampiran yang mampu membuka kemajuan
teknologi komunikasi bagi siapa saja. Jejaring sosial digital
mudah-mudahan menjadi pemicu bagi berkembangnya keadilan
dan perdamaian dalam kebersamaan hidup sosial, khususnya
dalam hidup keluarga.

Perjumpaan dalam dunia digital hendaknya membantu


hubungan-hubungan sosial
global dalam mengembangkan
sikap saling menghormati dan
saling menghargai, agar
dinamika kerukunan hidup
(politik, sosial, ekonomi,

Pesan Sri Paus Fransiskus 22


Hari Komunikasi Sosial Sedunia 2016
budaya dan ideologi) semakin teguh dalam mengutamakan
kesejahteraan bersama, terutama bagi mereka yang hidup dalam
kekurangan atau pun terasing. Transparansi dalam dunia
komunikasi sosial bertanggung jawab atas terciptanya
lingkungan hidup, di mana setiap orang atau kelompok dapat
berkembang dalam harkat manusiawi yang setara. Oleh karena
itu, penggunaan media sosial haruslah bijaksana, agar
kehadirannya tidak memperlebar kesenjangan sosial.

Kerahiman dalam perjumpaan


sosial pertama-tama harus
membangun “sikap men-
dengarkan”, agar pesan-pesan
dapat diterima dan ditangkap
seutuhnya dalam ketepatan
demi menghindari kesalahpahaman. Sikap mendengarkan yang
tepat dan benar akan membangun jembatan, yang mampu
menyokong hubungan hidup dalam perdamaian dan kerukunan.
Dengan cara demikian, kita yang melakukan komunikasi sosial
dapat mengalami pembaharuan, bahkan pertobatan, dalam
kebersamaan hidup sebagai Keluarga Allah. Gaya hidup
berkomunikasi yang bercorak mendengarkan akan memperluas
cakrawala dalam upaya bersama untuk memanfaatkan kemajuan
teknologi komunikasi demi kebaikan bersama.

Keretakan hidup sosial, pun dalam keluarga, sering hanya akibat


dari kata atau tindakan yang tidak tepat. Manusia dapat masuk

Pesan Sri Paus Fransiskus 23


Hari Komunikasi Sosial Sedunia 2016
ke dalam bentuk-bentuk kekerasan dan permusuhan, yang pada
dasarnya diakibatkan oleh hal-hal yang sepele. Semua orang
pernah mengalami hal-hal demikian. Olehnya, setiap orang
selalu harus terbuka untuk bertobat dan membaharui hubungan
dengan sesama atau pun lingkungan hidup. Yubileum
Kerahiman mudah-mudahan menolong kita untuk mencermati
perjalanan hidup bersama dengan bantuan komunikasi sosial
yang tepat dan bermartabat, agar peradaban kasih boleh hadir
dalam perjalanan bersama.

Pendidikan dan pelatihan penggunaan media sosial perlu


mendapatkan kepedulian dalam Gereja kita. Kemajuan
teknologi komunikasi sebagai anugerah Tuhan bagi
kemanusiaan perlu menjadi bagian utuh dalam pelayanan
pastoral. Karya pastoral komunikasi tidak terutama perihal
teknis, tetapi perihal bagaimana membangun hubungan
manusiawi yang tersedia untuk memberdayakan kesejahteraan
bersama. Manusia dengan segala kebutuhan, keprihatinan dan
pengharapan harus tetap menjadi pusat dari komunikasi sosial.
Iman Kristiani dengan segala
pengajarannya bertujuan untuk
menyemangati prakarsa-
prakarsa yang membebaskan
manusia dari pelbagai bentuk
perbudakan yang juga
diakibatkan oleh kemajuan
teknologi komunikasi.

Pesan Sri Paus Fransiskus 24


Hari Komunikasi Sosial Sedunia 2016
Para wartawan dan semua orang yang berkarya di media sosial
perlu mendapatkan penghargaan, sejauh mereka ikut
membentuk pendapat publik yang menjaga, merawat dan
mengembangkan kerukunan sosial. Kehadiran mereka juga
harus dipandang sebagai anugerah Tuhan dalam memaknai
kemajuan teknologi komunikasi demi kemajuan martabat
manusiawi dalam dunia kita. Dalam memajukan berita tentang
hak hidup orang dan hak sosial, mereka menjadi pelaku
perubahan yang ulung sebagai tanggung jawab sosial dalam
teknologi komunikasi sosial. Biarpun sarana komunikasi sosial
bertujuan untuk mengungkap “kejahatan sosial atau tindakan
yang menyimpang”, tetapi mereka tidak boleh menghakimi
individu-individu yang “jatuh dan bersalah”, karena hanya
Tuhan yang menyelami lubuk hatinya. Pertimbangan hati nurani
yang benar harus menjadi tolok ukur dalam pemberitaan, agar
ruang publik komunikasi sosial tidak menjadi pengadilan.

Komunikasi sosial dan Kerahiman


di Tahun Suci Kerahiman
hendaknya mengilhami semua
yang berkecimpung dalam media
komunikasi sosial, Sri Paus
Fransiskus minta agar setiap orang
dihargai, apapun keadaannya. Gagasan kerahiman justeru
dimaksudkan untuk membangun dan menggerakkan komunikasi
sosial sebagai pernyataan dari belaskasih Allah yang
menyuburkan pembaruan diri sebagai putra dan putri-Nya dalam

Pesan Sri Paus Fransiskus 25


Hari Komunikasi Sosial Sedunia 2016
persekutuan hidup yang mengampuni dan berbagi kegembiraan
Injil. Oleh karena itu, dalam menjalani Tahun Yubileum
Kerahiman, persekutuan gerejawi kita harus terbuka untuk
menyuburkan proses-proses rekonsiliasi menuju perdamaian
dan kerukunan.

Pergumulan dan perjuangan hidup serta penghidupan harian


sesungguhnya membutuhkan komunikasi, agar kesenjangan
dapat dijembatani dengan baik dan tepat. Perlombaan hidup
dalam bidang sosial ekonomi semakin bergerak menuju gaya
kerja “on-line”. Dalam perkembangan ini, keberagaman sosial
harus membangun komunikasi yang dijiwai oleh kesaling-
percayaan. Perjumpaan maya dalam pertumbuhan kebersamaan
hidup memerlukan kemampuan serta ketrampilan yang sesuai,
agar hubungan-hubungan sosial yang berkembang dalam bidang
sosial ekonomi memperlancar kesejahteraan bersama. Tentu
saja kehadiran “komunikasi sosial ekonomi baru”
mengisyaratkan hati nurani yang bernafaskan kebenaran,
keadilan dan perdamaian. Dalam konteks ini, kerahiman harus
menjadi nyata dalam tindakan-tindakan yang luput dari
kecurigaan, kecurangan, peni-
puan dan pemerasan. Dalam
naungan petunjuk ilahi,
hubungan sejahtera bersama
melalui on-line mudah-
mudahan menjadi tanda-tanda
dari Kerajaan Allah.

Pesan Sri Paus Fransiskus 26


Hari Komunikasi Sosial Sedunia 2016
Perjumpaan yang berbuah adalah hasil dari komunikasi sosial
yang menyerap kerahiman atau belaskasih Allah dalam
hubungan-hubungan manusiawi. Pernyataan buah hasil utama
adalah bahwasanya komunikasi adalah kasih itu sendiri. Dengan
melakukan komunikasi sosial yang sehat, kita menghadirkan
karya kasih bersesama. Komunikasi sosial dalam dunia digital
harus berbuah dalam peradaban kasih, di mana setiap orang
hidup dan berlaku sebagai saudara dan saudari. Buah hasil
komunikasi sosial adalah lingkungan bersaudara seperti
perwujudan hubungan dalam hidup keluarga: keberagaman
dalam persatuan. Perjumpaan keberagaman bertujuan
mewujudkan persatuan dengan pengantaraan komunikasi sosial
yang sehat, bebas, kreatif dan bersaudara. Cita-cita Kristiani
dalam komunikasi sosial adalah Sukacita Injil: kerahiman,
kemurahan hati, kerendahan hati dan belaskasih! Itulah
lingkungan peradaban kasih, di mana martabat setiap orang
semakin menjadi perwujudan kerahiman Allah dalam dunia kita.

Kupang, 28 Januari 2016

Uskup Petrus Turang

Pesan Sri Paus Fransiskus 27


Hari Komunikasi Sosial Sedunia 2016
Pesan Sri Paus Fransiskus 28
Hari Komunikasi Sosial Sedunia 2016

Anda mungkin juga menyukai