Anda di halaman 1dari 3

PSIKOLOGI KOMUNIKASI

Dosen : Taslim, S.Ikom., M.Ikom

Jurusan : Ilmu Komunikasi


Semester :7
Kelas : Reguler B (Flexible Learn)

1 Jelaskan tiga subsistem dalam kepribadian manusia !


Jawab : Perilaku manusia merupakan hasil interaksi tiga subsistem dalam kepribadian
manusia Id, Ego dan Superego.
1) Id adalah bagian kepribadian yang menyimpan dorongan-dorongan biologis manusia
yang bersifat egois, tidak bermoral dan tidak mau tahu dengan kenyataan sehingga Id
dapat dikatakan tabiat hewani manusia. ada dua instink yang dominan pada subsistem
Id, yaitu :
 Libido merupakan instink reproduktif yang menyediakan energi dasar untuk
kegiatan-kegiatan manusia yang konstruktif, seperti seks dan hal-hal lain
yang mendatangkan kenikmatan; termasuk kasih sayang, keta’atan kepada
Tuhan dan cinta diri (narcisisme). Libido disebut juga instink kehidupan
(Eros).
 Thanatos adalah instink destruktif dan agresif; yakni dorongan- dorongan
untuk melawan dan merusak. Karena prinsip-prinsip kesenangan yang selalu
ingin dipuaskan itulah maka Id sifatnya egois, tidak bermoral dan tidak
perduli terhadap realitas atau juga disebut dengan tabiat hewani manusia.
2) Ego adalah mediator antara hasrathasrat hewani dengan tuntutan rasional dan
realitstik. Egolah yang menyebabkan manusia mampu mendudukkan hasrat
hewaniahnya dan hidup sebagai wujud yang rasional (pada pribadi yang normal).
3) Superego adalah polisi kepribadian, hati nurani yang merupakan internalisasi dari
norma-norma sosial dan cultural masyarakatnya. Secara singkat dalam psikoanalis
perilaku manusia merupakan intraksi antara komponen biologis (Id), komponen
psikologis (ego), dan komponen sosial (superego).
Jadi, menurut teori psikoanalisa, tingkah laku manusia itu sebenarnya merupakan
interaksi antara tiga subsistem, yaitu komponen biologis (hawa nafsu, Id), komponen
psikologis (Ego), dan komponen sosial (superego), antara unsur hewani, akali dan nilai
atau moral. (Achmad Mubarok, 2008 : 53-55).

2 Jelaskan bagaimana psikologi humanistik memandang manusia !


Jawab : Psikologi Humanistik memandang manusia sebagai eksistensi yang positif dan
menentukan. Manusia dipandang sebagai makhluk yang unik yang memiliki cinta, kreativitas,
nilai dan makna serta pertumbuhan pribadi. Pusat perhatian teori humanistik, adalah pada
makna kehidupan, dan masalah ini dalam psikologi humanistik disebut sebagai Homo
Ludens, yaitu manusia yang mengerti makna kehidupan. Menurut teori ini, manusia selalu
berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas dirinya. Manusia juga cenderung
ingin selalu mengaktualisasikan dirinya dalam kehidupan yang bermakna. Dalam keadaan
normal, manusia cenderung berperilaku rasional dan membangun. Ia juga cenderung memilih
jalan yang mendukung pengembangan dan aktualisasi dirinya. Carl Rogers (bapak psikologis
humanistik) memberikan gambaran besar pandangan psikologis humanistik:
1) Setiap manusia hidup dalam pengalaman yang bersifat pribadi. Perilaku manusia
berpusat pada konsep diri, yaitu persepsi manusia tentang identitas diri yang bersifat
fleksibel dan berubah-ubah yang muncul dari suatu fenomena lapangan. Manusia
berperilaku untuk mempertahankan, meningkatkan dan mengaktualisasikan diri.
2) Individu bereaksi, pada situasi sesuai dengan persepsi tentang dirinya dan dunianya,
ia bereaksi pada “realita” seperti yang dipersepsikan olehnya dan dengan cara yang
sesuai dengan konsep dirinya.
3) Anggapannya adanya ancaman terhadap dirinya akan diikuti oleh pertahanan diri
berupa penyempitan dan pengakuan persepsi dan perilaku, penyesuaian serta
penggunaan mekanisme pertahanan ego, seperti rasionalisasi.
4) Kecenderungan batiniah manusia menuju kesehatan dan keutuhan diri. Dalam kondisi
yang normal ia berperilaku rasional dan konstruktif serta memilih jalan menuju
pengembangan dan aktualisasi. (Jalaluddin Rakhmat, 2007 : 31).

3 Sebutkan dan jelaskan faktor – faktor situasional yang mempengaruhi perilaku


manusia !
Jawab : Edward G. Sampson merangkum beberapa faktor situasional yang mempengaruhi
perilaku manusia sebagai berikut.
1) Faktor Ekologis
Kaum determinisme lingkungan sering menyatakan bahwa keadaan alam mempengaruhi gaya
hidup dan perilaku. Banyak orang menghubungkan kemalasan bangsa Indonesia pada mata
pencaharian bertani dan matahari yang selalu bersinar setiap hari. Sebagian pandangan mereka
telah diuji dalam berbagai penelitian, seperti efek temperatur pada tindakan kekerasan,
perilaku interpersonal, dan suasana emosional. Kondisi alam (geografis) dan iklim
(temperatur) dapat mempengaruhi perilaku manusia. Contoh, perilaku orang yang berada di
daerah pantai berbeda dengan di daerah pedalaman. Orang di daerah pantai cenderung bicara
lebih keras dan lebih emosional karena berada di udara yang lebih panas. Sementara orang
berada di daerah pegunungan cenderung bicara lebih lembut serta lebih sabar karena berada di
daerah lebih sejuk.
2) Faktor Ransangan dan Arsitektur
Satu rancangan arsitektur dapat mempengaruhi pola komunikasi diantara orang orang yang
hidup dalam naungan arsitektural tertentu. membedakan antara desain bangunan yang
mendorong orang untuk berintraksi dan rancangan bangunan yang menyebabkan orang
menghindari interaksi. Pengaturan ruangan juga telah terbukti mempengaruhi pola-pola
perilaku yang terjadi ditempat itu.
3) Faktor Temporal
Telah banyak diteliti pengaruh waktu terhadap bioritma manusia. Misalnya, dari tengah
malam sampai pukul 4 fungsi tubuh manusia berada pada tahap yang paling rendah, tetapi
pendengaran sangat tajam. Pada pukul 10 konsentrasi dan daya ingat manusia mencapai
puncaknya. Pada pukul 3 sore kemampuan analisis dan kreatifitas manusia sampai pada
puncaknya. Satu pesan komunikasi yang disampaikan pada pagi hari akan memberikan makna
ynag lain bila disampaikan pada tengah malam, jadi yang mempengaruhi manusia bukan saja
dimana mereka berada tetapi juga bilamana mereka berada.
4) Faktor Sosial
Sistem peranan yang ditetapkan dalam suatu masyarakat, struktur kelompok dan organisasi,
karakteristik populasi adalah faktor-faktor sosial yang menata perilaku manusia. Dalam
organisasi hubungan antara anggota dengan ketua diatur oleh sistem peranan dan norma-
norma kelompok. Besar kecilnya organisasi akan mempengaruhi jaringan komunikasi dan
sistem pengambilan keputusan. Karakteristik populasi seperti usia, kecerdasan karakteristik
biologis mempengaruhi pola-pola perilaku anggota-anggota populasi itu. Kelompok orang tua
melahirkan pola perilaku yang pasti berbeda dengan kelompok anak-anak muda.
5) Faktor Lingkungan Psikososial
Persepsi kita tentang sejauh mana lingkungan memuaskan atau mengecewakan kita, akan
mempengaruhi perilaku kita dalam lingkungan itu. Lingkungan dalam persepsi kita lazim
disebut sebagai iklim. Dalam organisasi iklim psikososial menunjukkan persepsi orang
tentang kebebasan individual, keketatan pengawasan, kemungkinan kemajuan, dan tingkat
keakraban. Studi tentang komunikasi organisasional menunjukkan bagaimana iklim organisasi
mempengaruhi hubungan komunikasi antar atasan dengan bawahan, atau diantara orang yang
menduduki posisi yang sama.

Anda mungkin juga menyukai