Anda di halaman 1dari 3

Hari Hutan Internasional 2023

Tiap 21 Maret masyarakat di seluruh Dunia memperingati International Day of Forests atau Hari Hutan
Internasional (HHI). Namun, semangat Hari Hutan masih tak mampu menghentikan penyusutan tutupan
hutan alam (deforestasi) yang masih terjadi.

Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization-FAO) dalam In Brief to The State of
the World’s Forests 2022 menyebut, seluas 420 juta hektare hutan hilang akibat deforestasi dalam
rentang waktu 1990 hingga 2020. Laju deforestasi secara global menurun, tetapi 10 juta hektare hutan
masih hilang per tahun antara 2015-2020. Pada 2000-2020, hutan primer yang hilang tercatat sekitar 47
juta hektare.

Lalu bagaimana potret hutan di Indonesia?

Terdapat dua penyebutan hutan di Indonesia, yakni hutan dan kawasan hutan. Keduanya tentu saja
memiliki arti yang berbeda.

Merujuk pada pengertian versi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), hutan adalah
suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi
pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.
Sementara, kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah untuk
dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.

Hutan tidak selalu berada di kawasan hutan, dan kawasan hutan tidak pasti berhutan. Walaupun
berbeda, namun keduanya sama-sama terancam dan luasannya terus menyusut.

Menurut Laporan Kinerja Direktorat Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan (IPSDH) Tahun
2022, dari 187,7 juta hektare total luas daratan Indonesia (118,4 juta hektare kawasan hutan daratan
dan 69,3 juta hektare areal penggunaan lain-APL), lahan berhutan (bertutupan hutan) luasnya tersisa
hanya 50,8 persen atau sekitar 95,3 juta hektare.
Dilihat dari fungsi kawasannya, 87,9 juta hektare berada di kawasan hutan dan 7,5 juta lainnya berada di
kawasan areal penggunaan lain (APL).

Masih berdasarkan data Direktorat IPSDH, lahan berhutan terluas berada di Pulau Papua sekitar 34,3
juta hektare. Pulau dengan tutupan hutan terluas selanjutnya adalah Kalimantan sebesar 27,4 juta
hektare dan Sumatera seluas 13,8 juta hektare.

Hutan alam di Indonesia ini tidak bisa dibilang aman. Lantaran potensi deforestasi masih mengancam.
Apalagi ada deforestasi terencana yang disebutkan oleh KLHK.

Deforestasi terencana adalah konversi hutan alam yang dilakukan secara legal, di antaranya area
berhutan alam di HGU dan PBPH HT yang masuk arahan produksi yang dapat dikonversi menjadi kebun
dan hutan tanaman dan juga di APL dan HPK yang berpotensi dikonversi untuk kegiatan non kehutanan.

Lalu apa yang dimaksud deforestasi?

Deforestasi adalah perubahan kondisi tutupan lahan dari kelas tutupan lahan kategori hutan (berhutan)
menjadi kelas penutupan lahan kategori non hutan (tidak berhutan). KLHK membagi deforestasi menjadi
dua versi, yakni deforestasi bruto dan deforestasi netto.

Deforestasi Bruto yakni perubahan kondisi tutupan lahan dari kelas penutupan lahan kategori berhutan
menjadi kelas penutupan lahan kategori tidak berhutan, tanpa memperhitungkan adanya reforestasi
yang terjadi. Sedangkan deforestasi netto, adalah hasil dari pengurangan deforestasi bruto dengan
reforestasi (penghutanan kembali).

Olah data oleh Direktorat IPSDH menghasilkan informasi deforestasi netto Indonesia periode 2020-2021
sebesar 113.534,3 hektare. Angka ini berasal dari angka deforestasi bruto sebesar 139.086,9 hektare
dikurangi reforestasi sebesar 25.552,6 hektare.

Luas deforestasi tertinggi terjadi di kelas hutan sekunder, yaitu 126.696,4 hektare. Dengan rincian,
90.092,4 hektare berada di dalam kawasan hutan dan sisanya seluas 36.604,0 hektare berada di luar
kawasan hutan atau APL. Sedangkan hutan primer seluas 7.735 hektare dan hutan tanaman seluas
20.897,1 hektare.

Pada Maret 2021 lalu, Pemerintah Indonesia mengklaim telah berhasil menurunkan deforestasi
sebanyak 75 persen. Luas deforestasi periode 2019-2020 sebesar 115,46 ribu hektare. Di periode
sebelumnya, pada 2018-2019, angka deforestasi mencapai 462,46 ribu hektare.

Itu versi KLHK. Versi lainnya, menurut Yayasan Auriga Nusantara, deforestasi sepanjang 2021 mencapai
229.924 hektare. Terluas terjadi di Provinsi Kalimantan Timur sebesar 26.387 hektare, Kalimantan
Tengah 25.628 hektare, Kalimantan Barat 21.003 hektare, Riau 20.175 hektare, dan Papua 16.411
hektare.

Angka tersebut didapatkan dari penghitungan tree cover loss (kehilangan tutupan pohon) yang terjadi
pada tahun tersebut, dengan basis kondisi tutupan hutan alam KLHK Tahun 2000. Berbeda dengan KLHK,
dalam penghitungan angka deforestasi, Auriga tidak memasukkan reforestasi sebagai variabel
penghitungan.

Masih berdasarkan analisis Auriga, total luas hutan alam yang hilang dalam rentang 2001-2021
mencapai 10,725,463 hektare. Menurut Auriga, deforestasi terbesar terjadi pada 2016 sebesar
1.017.118 hektare dan pada 2012 seluas 931.248 hektare

Anda mungkin juga menyukai