Anda di halaman 1dari 17

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Nama Guru Penyusun : Seni Asiati, M.Pd


Alokasi Waktu : 240 menit (6 JP)
Satuan Pendidikan : SMPN 231 Jakarta
Kelas : IX
Jumlah peserta didik per
Kode Perangkat : IND.ERM.9.3
kelas yang disarankan 32
Tahun Penyusunan : 2020 peserta didik

Materi :
Struktur dan kaidah kebahasaan dari teks cerpen

Fase: D 3
Tujuan Pembelajaran:
9.3. Peserta didik menuliskan struktur dan kaidah kebahasaan dari teks cerpen yang didengar atau dibaca
(penokohan, alur, latar, sudut pandang, dan amanat, diksi, konjungsi, konotatif, sinonim, antonim).

Kata Kunci : struktur, kebahasaan, teks cerpen, konjungsi, konotatif, sinonim, antonim
Domain konten : Membaca dan memirsa
Penjelasan singkat: Fokus pembelajaran adalah membaca teks cerpen untuk menelaah struktur dan kaidah
kebahasaan di dalam teks cerpen.
Profil Pelajar Pancasila

Elemen Dimensi
Pelajar menjadi pribadi yang mandiri menghargai diri sendiri terwujud dalam sikap integritas, yakni menampilkan
tindakan yang konsisten dengan apa yang dikatakan dan dipikirkan .
bernalar kritis mampu menganalisanya secara kritis tanpa memaksakan pendapatnya sendiri
kreatif selalu berupaya aktif menolong orang-orang yang membutuhkan dan mencarikan
solusi terbaik untuk mendukung keberlangsungan kehidupan mereka.

Pengetahuan/keterampilan prasyarat: Persiapan Pembelajaran


Struktur dan kebahasaan teks cerpen Persiapan digambarkan dalam peta konsep berikut.
(Guru dapat menayangkan video pembacaan teks cerpen atau
peserta didik sebagai model )
Pengetahuan/keterampilan prasyarat: Persiapan Pembelajaran
Struktur dan Kebahasaan teks cerpen Persiapan digambarkan dalam peta konsep berikut.
(Guru dapat menayangkan video pembacaan teks cerpen atau
peserta didik sebagai model)

Ketersediaan materi:
 Pengayaan untuk peserta didik berpencapaian
tinggi: tersedia
 Alternatif penjelasan, metode, atau aktivitas,
untuk peserta didik yang sulit memahami
konsep: YA

Model Pembelajaran : Blended


Assessment : Individu & Kelompok
(Peforma dan Tertulis)
Pengaturan Kelas & Metode:
Kelompok (presentasi dan diskusi)

Materi ajar, alat dan bahan:


 Materi atau sumber pembelajaran yang utama:
Video pembelajaran tentang struktur dan
kebahasaan teks cerpen
Meminta peserta didik membaca teks cerpen di rumah pada
Struktur Teks Cerita Pendek - YouTube
pertemuan sebelumnya.
Minta peserta didik mencetak teks cerpen dan mengunting

Buku Peserta didik Bahasa Indonesia kelas IX setiap paragraf.

halaman 75-78 Guru dapat membuat peta konsep kegiatan pembelajaran

 Alat dan bahan yang diperlukan: Foto kopi teks dengan berbagai variasi dan menyesuaikan dengan kondisi

cerpen, laptop, speaker, kertas karton, daerah setempat. Cari cerpen yang merupakan budaya dan

gunting, lem,isolasi, dan spidol. menggali kearifan lokal daerahnya.


Aktivitas Pembelajaran

Materi : menganalisis struktur dan kebahasaan teks cerpen

Pertemuan pertama
Kegiatan pembuka

Permainan Susun Paragraf

Pertanyaan yang dapat diajukan pada peserta didik


1. Apakah yang membedakan cerpen dengan teks narasi?
2. Mengapa bahasa yang digunakan dalam cerpen berbeda dengan teks lain?
3. Adakah hal menarik yang kamu dapatkan ketika membaca cerpen?

Salam dan
presensi

Mengingatkan
Membangun
untuk menjaga
konteks Guru menanyakan
prokes
mengenai kebahasaan
dalam teks cerpen dengan
sebuah cerita, misalnya:
Pendahuluan
Sebelum masuk kelas Asha
membaca cerpen, cerpen itu
Menjelaskan selesai dibaca bertepatan
Memotivasi tujuan dengan bu Asih masuk kelas.
pembelajaran Kemudian tanyakan pada
peserta didik berdasarkan
ilustrasi tersebut unsur
kebahasaan apa yang

Ajak peserta didik untuk menyepakati tujuan yang diharapkan dari pertemuan kegiatan pembelajaran.
Guru juga dapat menayangkan sebuah video klip lagu yang memuat sebuah cerita untuk membangun
Kegiatan Inti dan Aktivitas peserta didik dengan permainan ACPUK
konteks peserta didik ke materi struktur teks cerpen.
Aktivitas peserta didik dengan permainan susun paragraf.
Amati
Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok (3-4 orang tiap kelompok) atau bisa
kelompok pada pertemuan sebelumnya. Jika dalam kelas ada 32 peserta didik maka ada 9
kelompok satu kelompok ada 4 peserta didik. Setiap kelompok dibagikan teks cerpen yang
bagiannya tidak utuh. Guru membagikan potongan teks cerpen tersebut dan meminta kelompok
mengidentifikasi bagian yang diterima kemudian menyusun menjadi teks cerpen yang utuh dan
sesuai.

Cari
Peserta didik dalam kelompoknya mengggali teks yang dibaca berkenaan dengan; tokoh (apa yang
dialami tokoh), seting tempat, waktu, keadaan), sudut pandang, dan isi cerita (apa yang
diceritakan). Kemudian menyatukan potongan tersebut menjadi teks naratif yang utuh.

Contoh teks cerpen: (gunting bagian yang sudah diberi warna dan bagikan kepada kelompok untuk
ditelaah). Guru dapat juga menggunakan cerpen karya peserta didik. Bagian berwarna yang dipotong
hingga terpisah. Minta peserta didik menyusunnya di sebuah kertas karton.
Nara Bunga Jiwa
(Seni Asiati)

Malam itu sudah pukul sembilan Nara dengan senyumnya yang menggemaskan dan rambut kuncir kudanya
hadir di kamarku. Malam yang indah seindah senyum Nara adikku bulan pun tanpa malu-malu hadir bulat
penuh. Wajah bulat dan mata yang sedikit kurang kelopaknya diwariskan ayahku khas pria Jepang.
Ayah yang asli Jepang mewariskan kelopak mata yang sedikit dan kulit putih yang mengimbangi. Ibuku yang
berdarah Palembang sebenarnya sama berkulit putih, hanya kelopak mata ibu bulat, alis ibuku hitam bagus,
berbulu mata lentik. Bulu mata lentik dan alis mata hitam inilah yang memayungi mata Nara, sehingga
semakin menggemaskan bila dia sedang terbelalak
Ah Nara adikku yang ceriwis dan selalu ingin tahu. Rasanya kakakmu ini yang harusnya gagah perkasa menjadi
lemah lembut bila ingin mencubit pipimu yang bulat. Ya iyalah kalau aku gunakan tenaga lelakiku bisa-bisa
pipi bulat Nara merah dan tambah bulatnya hahahahaha. Nara berbeda usia sepuluh tahun denganku.
Kata ibu kehadiran Nara bisa meredam kenakalanku yang kerap mengganggu ayah yang sudah pusing dengan
permasalahan kantor. Nara sudah bersekolah di taman kanak-kanak dekat rumah dan aku sering malas ke
sekolah bukan karena ingin bolos tetapi aku lebih suka mengantar Nara ke sekolah. Sekolahku di sebuah SMP
swasta cukup jauh dari rumah, jadi aku selalu bersama ayah ke sekolah. Ayah tidak membolehkan aku naik
motor padahal usiaku sudah empat belas tahun. Sedangkan Nara selalu diantar ibu.
Malam itu sudah pukul sembilan Nara dengan senyumnya yang menggemaskan dan rambut kuncir kudanya
hadir di kamarku. Malam yang indah seindah senyum Nara adikku bulan pun tanpa malu-malu hadir bulat
penuh. Wajah bulat dan mata yang sedikit kurang kelopaknya diwariskan ayahku khas pria Jepang.
Ayah yang asli Jepang mewariskan kelopak mata yang sedikit dan kulit putih yang mengimbangi. Ibuku yang
berdarah Palembang sebenarnya sama berkulit putih, hanya kelopak mata ibu bulat, alis ibuku hitam bagus,
berbulu mata lentik. Bulu mata lentik dan alis mata hitam inilah yang memayungi mata Nara, sehingga
semakin menggemaskan bila dia sedang terbelalak.
Ah Nara adikku yang ceriwis dan selalu ingin tahu. Rasanya kakakmu ini yang harusnya gagah perkasa menjadi
lemah lembut bila ingin mencubit pipimu yang bulat. Ya iyalah kalau aku gunakan tenaga lelakiku bisa-bisa
pipi bulat Nara merah dan tambah bulatnya hahahahaha. Nara berbeda usia sepuluh tahun denganku.
Kata ibu kehadiran Nara bisa meredam kenakalanku yang kerap mengganggu ayah yang sudah pusing dengan
permasalahan kantor. Nara sudah bersekolah di taman kanak-kanak dekat rumah dan aku sering malas ke
sekolah bukan karena ingin bolos tetapi aku lebih suka mengantar Nara ke sekolah. Sekolahku di sebuah SMP
swasta cukup jauh dari rumah, jadi aku selalu bersama ayah ke sekolah. Ayah tidak membolehkan aku naik
motor padahal usiaku sudah empat belas tahun. Sedangkan Nara selalu diantar ibu.
"Kenapa sih kakak suka belajar?" tanya gadis kecil berkuncir kuda di depanku.
"Karena dengan belajar kakak bisa satu langkah di depanmu," jawabku sambil membetulkan kuncir kudanya
yang longgar yang dihiasi pita pink berbunga mawar kesukaannya.
"Kenapa harus kakak satu langkah di depanku?" tanyanya lagi dengan mimik muka menggemaskan dari wajah
mungilnya. Gadis kecil ini memang tidak pernah puas dengan semua jawaban yang aku berikan namun aku
suka melayani pertanyaan polosnya.
"Supaya kakak bisa menjaga kamu dari orang-orang jahat." Jawabku dan aku yakin akan ada pertanyaan lain
muncul dari bibir mungilnya.
"Kenapa orang jahat itu mau ganggu aku Kak?" tanyanya lagi. Aku hanya bisa tertawa mendengarnya dan
segeralah aku mendudukkannya di kasur. tanganku sibuk mengenggam tangannya.
Ya Tuhan begitu sayangnya aku pada adik kecilku ini rasanya pesona kasih yang tak pernah surut pada adikku
ini. aku pandang matanya dan aku jentik hidungnya. Kalau sudah demikian Nara akan menepis. Nara tak suka
hidungnya dijentik. Bibirnya akan merengut dan kedua bola matanya akan terbuka sempurna. Tinggallah aku
menatapnya dan tersenyum manis.
Nara masih belum puas dengan semua jawaban yang aku berikan. Aku bimbing tangan mungilnya ke kamarnya
yang terletak di sebelah kamarku. Kamar yang didominasi warna pink dengan bunga mawar berwarna pink
yang menghiasi dinding kamar, bahkan di meja belajar Nara ada vas bunga yang juga dihiasi bunga mawar kali
ini berwarna merah dan segar karena diambil dari kebun belakang rumah kami.
Setiap tiga hari sekali ibu akan menggantinya dengan yang baru. Kalau tidak diganti Nara tidak akan bisa tidur.
harum bunga mawar berbaur dengan wangi tubuh Nara. Ketika aku Tanya mengapa ia suka warna pink dan
mawar, Nara menjawab karena semua teman-temannya suka warna pink, dan mawar merah membuat harum
kamarnya. Ah Nara adikku.
"Karena kamu itu orang yang baik, cerdas dan disayang semua orang, mimpi indah ya adikku sayang" ucapku
sekaligus menjawab pertanyaannya dan menyelimutinya sambil mengecup sayang kedua kelopak matanya.
Malam itu Lembang seperti biasanya dingin, namun kali ini senyum hangat Nara menghangatkan hatiku. Dan
ternyata itu adalah malam terakhir aku dan Nara menghabiskan malam indah.
Adik berkuncir kuda terbang bersama burung besi yang membawanya terbang jauh bersama ayah dan ibu.
Nara terbang dan tak kembali. Aku yang tak ikut mereka harus menerima duka dengan piala di tanganku.
Seandainya mereka melihatku bertanding dan tidak pergi mungkin aku masih melihat rona merah di pipi
gembil Nara. Nara pergi membawa sebagian hatiku. Abang yang tak pernah bisa lagi memeluknya.
“Abang bangun, aku maunya diantar abang.” Rengekkan Nara mampu membangunkan aku yang terlelap dari
tidur. Suara Nara yang cadel dan riang merasuk ke pikiran dan mampu menarik urat-urat nadiku agar mau
bangkit. Tubuhku terasa ringan dan happ… sekali sentak aku sudah berdiri dan siap memeluk Nara yang
tentunya akan berlari menolak dan akan bilang kalau tubuhku bau karena belum mandi.
Tubuhku yang sudah siap menegang ketika tak aku dapati sosok kecil dengan kuncir kudanya di kamarku.
Mataku liar mengitari kamar yang luasnya tak seberapa. Aku masih berharap Nara ada di dekatku dan kuhirup
aroma mawar yang segar. Mataku berkabut dan kristal bening sudah mengalir. Aku terduduk dengan kepala
yang tiba-tiba pening. Naraku tak ada dan aku belum siap menerima kehilangannya.

Uji

Padukan Semua hasil pekerjaan kelompok teks cerpen yang telah


disusun di kertas karton kemudian ditempel di papan tulis
Setiap kelompok menyatukan teks cerpen yang
tidak padu dan menganalisis struktur teks dan disajikan di depan kelas. Perwakilan kelompok
cerpen. menyampaikan hasil pekerjaannya serta pendapatnya

Orientasi, rangkaian peristiwa, komplikasi, dan mengenai struktur teks cerpen yang menurut mereka sudah
resolusi tepat.

Kegiatan Penutup Katakan


Peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran Peserta didik dari kelompok lain menanggapi hasil telaah
yang telah berlangsung. dan menyimpulkan struktur teks cerpen. Mereka memberi
Guru beserta peserta didik mengakhiri tanda kesesuaian dengan memberi tanda bintang di setiap
kegiatan belajar mengajar dengan teks yang ditempel di papan tulis.
mengucap syukur kehadirat Tuhan Yang Peserta didik saling memberi masukan terhadap cerpen
Maha Esa. yang dipadukan dan menganalisis struktur cerpen.
Guru menyampaikan persiapan untuk Pada kegiatan ini guru melakukan umpan balik berkenaan
pertemuan berikutnya dengan tanggapan peserta didik. Gali nalar peserta didik
untuk mencari tahu apa yang sudah ditelaah. Biarkan
Refleksi Guru
peserta didik untuk memberi kesimpulan sendiri dan
Apakah permainan susun paragraf
mencari kebenaran melalui sumber-sumber lain agar
membantu saya menyampaikan materi
literasi peserta didik semakin meningkat.
struktur teks cerpen dengan tepat?
Apakah peserta didik antusias dengan
permainan susun paragraf?
 Jika Pembelajaran dilakukan dengan daring, siapkan aplikasi pengantar dapat dengan WAG atau
menggunakan google sheet untuk bekerja secara kelompok.
 Atur waktu agar peserta didik dapat berdiskusi bersama dengan menu “berbagi” pada google sheet.
 Guru membuka ruang google sheet 9 ruang untuk dikerjakan kelompok. meletakkan potongan di sheet yang
ada sehingga peserta didik dapat menyusun dengan mudah
 Kemudian hasil kerja kelompok ditampilkan di google slide.
 Jika guru tidak menguasai
Pertemuan ke-2 aplikasi google sheet dan google slide, gunakan WAG untuk berdiskusi. Guru
membagi potongan terpisah dengan mengirim satu persatu secara acak ke WAG, kemudian peserta didik di
Kegiatan Inti dan Aktivitas peserta didik melengkapi kalimat

Sebelum melakukan kegiatan mengenai kebahasaan dalam teks cerpen, guru dapat menggali
pemahaman peserta didik mengenai kebahasaan dalam teks dengan pertanyaan yang mengali.
Misalnya: apa yang membedakan bahasa dalam teks puisi dengan bahasa yang digunakan dalam
teks cerpen?
Kegiatan pembelajaran kebahasaan dalam teks cerpen sebagai berikut.
1. Peserta didik sudah membentuk kelompok
2. Guru menanyangkan salindia (power point) satu paragraf kutipan dari sebuah cerpen. Paragraf
tersebut ada beberapa kata yang hilang. Setiap kalimat yang kata-katanya hilang diberi nomor.
Contoh:
Hari masih pagi (1) …. Natasha berangkat ke sekolah. Pagi itu ia (2) …. berangkat ke sekolah
sarapan paginya tidak dimakannya.
3. Guru sudah membuat kata-kata yang akan mengisi kalimat dalam paragraf di sebuah karton.
4. Cara bermain; satu atau dua orang membaca kalimat dan mencocokkan kartu-kartu gambar dalam
spasi yang kosong. Kemudian peserta didik mengambil kartu kata yang cocok untuk melengkapi
kalimat.
5. Guru meminta peserta didik membaca utuh paragraf tersebut dan peserta didik diminta mencari
tahu kata-kata yang hilang termasuk jenis dan bentuk kebahasaan apa dari berbagai referensi.
6. Guru memberikan penjelasan dengan contoh teks cerpen dan meminta peserta didik menelaah
dengan berbagai referensi terutama membaca buku paket yang ada mengenai kebahasaan dalam
teks cerpen. Kebahasaan tersebut meliputi diksi, konjungsi, konotatif, sinonim, dan antonim.
7. Kegiatan selanjutnya guru membuat kuis dengan berbagai diksi dan juga sinonim dan antonim
yang tepat dalam kelompok.
8. Peserta didik diberi kutipan teks cerpen yang terdapat penggunaan diksi yang kurang tepat. Guru
memberikan batas waktu, jika ada kelompok yang lebih dulu dapat menyampaikan hasil temuan
dan mendapat skor.
9. Peserta didik diberi teks cerpen dan menganalisis kebahasaan yang terdapat dalam teks cerpen.
Kemudian mengisi LKPD yang dibagikan guru.
Kegiatan penutup
Peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah berlangsung.
Guru beserta peserta didik mengakhiri kegiatan belajar mengajar dengan mengucap syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa.

Jika kelengkapan komputer, laptop, dan infokus tidak tersedia, guru dapat
membuat permainan ini menggunakan karton dan memberi celah pada
kalimat yang belum lengkap.

Materi Indikator soal Bentuk tes

Asesmen
Struktur Disajikan teks cerpen, peserta didik menjawab soal Tulis
dan Kaidah dalam LKPD. Uraian
kebahasaan 1. Menentukan struktur teks cerpen dengan bukti
pendukung
2. Menelaah makna kalimat yang diuacapkan tokoh
3. Mengidentifikasi penggunaan diksi yang tidak
tepat
4. Menganalisis isi teks cerpen Benar/ Salah

Lembar Kerja Peserta Didik


Nama
Kelas
Tanggal pengerjaan

Bacalah cerpen berikut dengan cermat!


Anak Rajin dan Pohon Pengetahuan
(Glory Gracia Christabelle)
Dahulu kala di sebuah desa kecil tinggalah seorang anak laki-laki yang rajin dan juga pintar. Anak
laki-laki ini bernama Mogu dan tinggal bersama ibunya yang sudah renta. Meskipun hidup dalam
kemiskinan namun keduanya selalu merasa bahagia atas apa yang berhasil didapatkan. Mogu pun
tak pernah sekalipun mengeluh bahkan selalu rajin membantu ibunya bekerja mencari uang.
Sebenarnya Mogu memiliki keinginan besar untuk belajar ke kota seperti teman-teman sebayanya.
Namun apa daya karena minimnya biaya maka rasa haus Mogu akan ilmu pengetahuan hanya bisa
dipenuhi dengan membaca buku yang dibawa temannya dari kota. Meskipun hanya membaca
buku temannya dan tidak pernah menikmati pendidikan formal, namun berkat kecerdasannya.
Mogu dengan mudah paham apa yang dibaca dan menjadi pintar karenanya.
Suatu hari Mogu membantu sang ibu yang sudah renta mencari kayu bakar ke tengah hutan.
Malangnya Mogu tanpa sadar masuk ke area yang belum pernah dilewati sebelumnya dan tersesat.
Berulang kali Mogu mencoba mencari jalan pulang namun tidak juga ditemukannya. Merasa lelah
tanpa hasil Mogu memutuskan istirahat sejenak sembari merebahkan diri di bawah pohon besar.
Di tengah tidurnya Mogu merasa bermimpi ada suara yang memanggilnya. Semakin lama semakin
jelas dan membuatnya terbangun.
“Siapa yang memanggilku?”, tanyanya sambil bergetar menahan rasa takut apalagi langit sudah
mulai gelap.
“Tenanglah nak, aku tak ada niat jahat kepadamu. Aku adalah pohon dimana engkau berbaring di
atas akarku.”
Mendengar penjelasan tersebut Mogu pun buru-buru bangun dan rasa takutnya semakin menjadi.
Ketika sudah berdiri mendongaklah ia ke arah si pohon dan mendapati raut wajah pohon tersebut.
Seketika membuatnya tercekat.
“Jangan takut, aku bukan pohon jahat. Aku adalah Tule yang dikenal orang sebagai pohon
pengetahuan.”
Mendengar keterangan Tule, Mogu pun sedikit lebih lega.
Kenapa kau bisa sampai disini Nak?” tanya Tule.
“Namaku Mogu wahai pohon pengetahuan, dan aku tersesat…”, Mogu pun mulai menceritakan
perihal dirinya tersesat di hutan.
Mendengar penjelasan dan cerita Mogu, Tule pun menyadari jika anak laki-laki di hadapannya
memiliki kecerdasan luar biasa. Kemudian ia pun bertanya.
“Mogu, kau adalah anak yang pintar. Ilmumu cukup banyak dan membuatku terkesan. Mendengar
ceritamu yang ingin terus belajar. Sebenarnya tujuanmu belajar apa?”, tanya Tule penasaran.
“Bagiku ilmu ini sangat penting. Nantinya bisa digunakan untuk mengajari banyak orang mengenai
banyak hal. Membantu menentukan mana yang baik dan mana yang benar. Menurutku ilmu
pengetahuan sangat bermanfaat untuk menjadikan hidup manusia agar lebih baik.”
“Jawabanmu sungguh bijak. Mungkin hari ini kita bertemu karena sudah menjadi takdir. Maukah
kau menjadi muridku?”, tawar Tule.
Mendengar tawaran tersebut hati Mogu pun bahagia, dan wajahnya memulaskan senyuman. Sejak
hari itu Tule menjadi guru yang mengajarkan banyak pengetahuan kepada Mogu. Tule pula yang
menuntun Mogu untuk keluar dari hutan, dan setiap hari Mogu menjenguknya untuk belajar lebih
banyak hal. Hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan tahun pun terus bergulir. Mogu menjadi
pemuda yang tidak hanya tampan namun juga cerdas.
Selang beberapa bulan setelah ibunya wafat, Mogu diminta Tule untuk mengembara dan
mengamalkan ilmu yang diperolehnya. Mogu pun berkelana berpindah dari satu desa ke desa lain,
dari satu kota ke kota lain. Membantu para penduduk yang dijumpainya untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi. Entah masalah dalam bergadang, membangun rumah, berburu, bercocok
tanam, dan lain sebagainya.
Hingga sampailah Mogu di Ibukota, dan saat itu sedang diadakan ujian sebagai pejabat dan
penasihat raja. Tanpa berpikir panjang Mogu pun mengikuti ujian tersebut, berkat ilmu yang
dimilikinya maka bisa lolos dengan mudah. Kabar mengenai kecerdasan Mogu pun sampai pula di
telinga sang raja. Ketenarannya membuat Mogu diutus untuk menemui raja secara langsung.
Disaksikan oleh semua pejabat istana Mogu pun menghadap kepada sang raja. Salah satu pejabat
istana ternyata ada yang tidak suka dengan prestasi Mogu yakni Baralel. Baralel pun memita izin
kepada sang raja untuk melakukan serangkaian tes kepada Mogu guna mengetahui seberapa
cerdas pemuda satu ini. Pertanyaan pertama pun diajukan Baralel.
“Menurutmu berapa tinggi badanku?” tanya Baralel.
“Tinggi badan tuan sepanjang ujung jari tangan kiri ke ujung jari tangan kanan ketika
dibentangkan.”
Mendengar jawaban tersebut petugas istana pun melakukan pengukuran, dan ternyata jawaban
Mogu benar.
“Kau memang pintar. Tapi bisakah menyalakan api tanpa pemantik?”, tantang Baralel.
“Bisa tuan.”, jawab Mogu dan langsung mengambil ranting dan dedaunan kering. diambilnya kaca
cembung di kantong bajunya dan diarahkan ke sinar matahari. Tak berselang lama percikan api
pun muncul.
Baralel pun merasa semakin marah karena tidak sanggup menunjukan kebodohan Mogu di
hadapan sang raja. Namun sekilas muncul ide licik di kepalanya.
“Satu lagi pertanyaanku Mogu, dan kau harus berjanji akan menjawabnya dengan jujur.”
“Baik tuan.”, jawab Mogu.
“Kudengar kau bisa secerdas ini karena dibantu oleh pohon pengetahuan. Di manakan pohon itu
terletak?”
Pertanyaan ini tak pelak membuat Mogu kaget, namun karena sudah berjanji maka ia pun
menjawab jujur. Kemudian Baralel meminta Mogu mengantarkan dirinya dan sang raja
menghadap ke pohon pengetahuan. Mogu pun menurut dan mengajak raja maupun Baralel
bertemu pohon pengetahuan. Tak dinyana pada hari itu Tule sang pohon pengetahuan
memberikan sebuah buku berisi ilmu pengetahuan yang luas kepada Mogu.
Melihat itu Baralel pun meminta buku yang sama. Namun ditolak oleh Tule, Tule pun berujar.
“Hatimu kotor dan pikiranmu licik, belajar ilmu pengetahuan akan membuat dunia dan isinya
dalam bahaya.”
Mendengar penjelasan tersebut Baralel pun marah dan menyuruh pasukan kerajaan menebang
pohon pengetahuan. Seketika Tule pun ambruk dan meninggal. Baralel pun berencana merebut
buku warisa Tule dari tangan Mogu. Namun tiba-tiba langit yang tadinya cerah menjadi hitam
pekat dan mengeluarkan petir yang menyambar dengan rakus.
Pasukan kerajaan beserta raja dan Baralel pun mati terkena sambaran petir. Inilah balasan bagi
orang yang serakah. Sebab menuntut ilmu harus ditunjang oleh hati yang bersih agar bermanfaat
bagi banyak orang dan terhindar dari malapetaka. (Buku Bahasa Indonesia untuk Kelas IX halaman
79).

Pertanyaan Uraian
1. Identifikasikanlah struktur teks cerpen tersebut!
Struktur teks cerpen Bukti pendukung
Orientasi
Rangkaian peristiwa
Komplikasi
Resolusi
2. Apa yang dimaksud dengan ucapan Mogu “Menurutku ilmu pengetahuan sangat bermanfaat untuk
menjadikan hidup manusia agar lebih baik.” Jelaskan!
3. Bagaimana pendapatmu mengenai kebahasaan yang digunakan, adakah penggunaan diksi yang tidak
tepat? Jika ada ketidaktepatan penggunaan diksi perbaikilah!
No Diksi yang digunakan dalam teks cerpen Seharusnya
1
2
3
4
5

Pertanyaan Benar atau Salah


Jawablah benar atau salah berdasarkan teks cerpen “Anak Rajin dan Pohon Pengetahuan”

No Pertanyaan Benar/ Salah


1 Mogu rajin bekerja membantu ibunya dan tidak memiliki keinginan untuk
merantau
2 Pertanyaan ini tak pelak membuat Mogu kaget, namun karena sudah
berjanji maka ia pun menjawab jujur.
Kalimat tersebut memuat konjungsi.
3 Pohon pengetahuan adalah seorang guru yang mengajarkan kehidupan
pada Mogu.
4 Namun sekilas muncul ide licik di kepalanya.
Sinonim dari licik adalah culas.
5 “Tinggi badan tuan sepanjang ujung jari tangan kiri ke ujung jari tangan
kanan ketika dibentangkan.”
Di dalam kalimat tersebut terdapat kata berantonim
Skor Maksimal 10
Pedoman penskoran

Pertanyaan Uraian

No Kriteria Skor
Memuat semua struktur dan lengkap dengan bukti 26-30
pendukung yang tepat dan lengkap
Memuat semua struktur dengan bukti pendukung yang 20 -25
1 Struktur teks cerpen
tepat tetapi kurang lengkap
Tidak memuat semua struktur dengan bukti pendukung 15- 19
yang kurang tepat
Makna konotasi dalam kalimat sangat tepat 5
3 Makna Konotasi Makna konotasi dalam kalimat tepat 3
Makna konotasi dalam kalimat kurang tepat 1
Kesalahan diksi ditemukan dan perbaikannya tepat 5
4 Diksi Kesalahan diksi ditemukan dan perbaikannya kurang 3
tepat
Skor Maksimal 40
Skor perolehan X 100
Skor Maksimal (40)
Pertanyaan Benar/ Salah
Setiap jawaban yang tepat skor 2

Materi Pembelajaran
Struktur Teks Cerpen
Cerpen (cerita pendek) adalah jenis karya sastra berbentuk prosa dan bersifat fiktif yang
menceritakan/menggambarkan suatu kisah yang dialami oleh suatu tokoh secara ringkas disertai
dengan berbagai konflik dan terdapat penyelesaian atau solusi dari masalah yang dihadapi. Teks
cerpen memiliki struktur. Perhatikan struktur teks cerpen dalam bagan berikut.
Buku Bahasa Indonesia halaman 62
Unsur Kebahasaan dalam Teks Cerpen
Selain struktur di dalam teks cerpen juga memuat unsur kebahasaan. Unsur kebahasaan teks cerpen
adalah unsur-unsur yang membangun teks tersebut. Beberapa unsur kebahasaan teks cerpen antara
lain ragam bahasa sehari-hari, kosakata, majas atau gaya bahasa, dan kalimat deskriptif.
Konjungsi
Konjungsi Atau Kata penghubung adalah kata-kata yang digunakan untuk menghubungkan kata
dengan kata, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat (Chaer, 2000:140) Konjungsi banyak
macamnya. Contoh Konjungsi dalam kalimat:
1. Farida sedang membaca dan adiknya sedang bermain catur.
2. Saya mau pergi kalau pekerjaan rumah saya selesai.
3. Engkau berangkat sekarang atau engkau ketinggalan kereta.
Diksi
Seorang penulis cerpen harus mempunyai banyak perbendaharaan kata. Pilihan kata atau diksi
sangatlah penting karena menjadi tolak ukur kualitas cerpen yang dihasilkan. Diksi menambah
keserasian antara bahasa dan kosakata yang dipakai dengan pokok isi cerpen yang ingin disampaikan
kepada pembaca
Majas (Gaya Bahasa)
Peristiwa pemakaian kata yang melewati batas-batas maknanya yang lazim atau menyimpang dari arti
harfiahnya. Majas disebut juga bahasa berkias yang dapat menghidupkan atau meningkatkan efek dan
menimbulkan konotasi tertentu.
Kata bersinonim dan berantonim
Teks cerpen selain menggunakan makna kata konotatif juga sering dijumpai penggunaan kata
bersinonim dan berantonim. Kata bersinonim bukan sama kata tetapi sama makna kata begitu pula
dengan antonim yang merupakan lawan makna kata.
Contohnya: pagi hari yang cerah udara bertiup sepoi-sepoi, sepasang wanita dan pria yang duduk di
tepi jalan akhirnya berdiri untuk mengerjar bus.

Referensi

Trianto, Agus. 2018. Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas IX. Edisi Revisi. Jakarta : Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
https://canva.com
https://www.youtube.com/watch?v=mMPZuPZ02yU
https://www.youtube.com/watch?v=nOvKVYvJW2o
https://www.youtube.com/watch?v=CJC5PY5erzI
https://dosenbahasa.com/contoh-cerpen-singkat-beserta-strukturnya
https://bocahkampus.com/contoh-cerpen

Anda mungkin juga menyukai