Materi :
Struktur dan kaidah kebahasaan dari teks cerpen
Fase: D 3
Tujuan Pembelajaran:
9.3. Peserta didik menuliskan struktur dan kaidah kebahasaan dari teks cerpen yang didengar atau dibaca
(penokohan, alur, latar, sudut pandang, dan amanat, diksi, konjungsi, konotatif, sinonim, antonim).
Kata Kunci : struktur, kebahasaan, teks cerpen, konjungsi, konotatif, sinonim, antonim
Domain konten : Membaca dan memirsa
Penjelasan singkat: Fokus pembelajaran adalah membaca teks cerpen untuk menelaah struktur dan kaidah
kebahasaan di dalam teks cerpen.
Profil Pelajar Pancasila
Elemen Dimensi
Pelajar menjadi pribadi yang mandiri menghargai diri sendiri terwujud dalam sikap integritas, yakni menampilkan
tindakan yang konsisten dengan apa yang dikatakan dan dipikirkan .
bernalar kritis mampu menganalisanya secara kritis tanpa memaksakan pendapatnya sendiri
kreatif selalu berupaya aktif menolong orang-orang yang membutuhkan dan mencarikan
solusi terbaik untuk mendukung keberlangsungan kehidupan mereka.
Ketersediaan materi:
Pengayaan untuk peserta didik berpencapaian
tinggi: tersedia
Alternatif penjelasan, metode, atau aktivitas,
untuk peserta didik yang sulit memahami
konsep: YA
Alat dan bahan yang diperlukan: Foto kopi teks dengan berbagai variasi dan menyesuaikan dengan kondisi
cerpen, laptop, speaker, kertas karton, daerah setempat. Cari cerpen yang merupakan budaya dan
Pertemuan pertama
Kegiatan pembuka
Salam dan
presensi
Mengingatkan
Membangun
untuk menjaga
konteks Guru menanyakan
prokes
mengenai kebahasaan
dalam teks cerpen dengan
sebuah cerita, misalnya:
Pendahuluan
Sebelum masuk kelas Asha
membaca cerpen, cerpen itu
Menjelaskan selesai dibaca bertepatan
Memotivasi tujuan dengan bu Asih masuk kelas.
pembelajaran Kemudian tanyakan pada
peserta didik berdasarkan
ilustrasi tersebut unsur
kebahasaan apa yang
Ajak peserta didik untuk menyepakati tujuan yang diharapkan dari pertemuan kegiatan pembelajaran.
Guru juga dapat menayangkan sebuah video klip lagu yang memuat sebuah cerita untuk membangun
Kegiatan Inti dan Aktivitas peserta didik dengan permainan ACPUK
konteks peserta didik ke materi struktur teks cerpen.
Aktivitas peserta didik dengan permainan susun paragraf.
Amati
Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok (3-4 orang tiap kelompok) atau bisa
kelompok pada pertemuan sebelumnya. Jika dalam kelas ada 32 peserta didik maka ada 9
kelompok satu kelompok ada 4 peserta didik. Setiap kelompok dibagikan teks cerpen yang
bagiannya tidak utuh. Guru membagikan potongan teks cerpen tersebut dan meminta kelompok
mengidentifikasi bagian yang diterima kemudian menyusun menjadi teks cerpen yang utuh dan
sesuai.
Cari
Peserta didik dalam kelompoknya mengggali teks yang dibaca berkenaan dengan; tokoh (apa yang
dialami tokoh), seting tempat, waktu, keadaan), sudut pandang, dan isi cerita (apa yang
diceritakan). Kemudian menyatukan potongan tersebut menjadi teks naratif yang utuh.
Contoh teks cerpen: (gunting bagian yang sudah diberi warna dan bagikan kepada kelompok untuk
ditelaah). Guru dapat juga menggunakan cerpen karya peserta didik. Bagian berwarna yang dipotong
hingga terpisah. Minta peserta didik menyusunnya di sebuah kertas karton.
Nara Bunga Jiwa
(Seni Asiati)
Malam itu sudah pukul sembilan Nara dengan senyumnya yang menggemaskan dan rambut kuncir kudanya
hadir di kamarku. Malam yang indah seindah senyum Nara adikku bulan pun tanpa malu-malu hadir bulat
penuh. Wajah bulat dan mata yang sedikit kurang kelopaknya diwariskan ayahku khas pria Jepang.
Ayah yang asli Jepang mewariskan kelopak mata yang sedikit dan kulit putih yang mengimbangi. Ibuku yang
berdarah Palembang sebenarnya sama berkulit putih, hanya kelopak mata ibu bulat, alis ibuku hitam bagus,
berbulu mata lentik. Bulu mata lentik dan alis mata hitam inilah yang memayungi mata Nara, sehingga
semakin menggemaskan bila dia sedang terbelalak
Ah Nara adikku yang ceriwis dan selalu ingin tahu. Rasanya kakakmu ini yang harusnya gagah perkasa menjadi
lemah lembut bila ingin mencubit pipimu yang bulat. Ya iyalah kalau aku gunakan tenaga lelakiku bisa-bisa
pipi bulat Nara merah dan tambah bulatnya hahahahaha. Nara berbeda usia sepuluh tahun denganku.
Kata ibu kehadiran Nara bisa meredam kenakalanku yang kerap mengganggu ayah yang sudah pusing dengan
permasalahan kantor. Nara sudah bersekolah di taman kanak-kanak dekat rumah dan aku sering malas ke
sekolah bukan karena ingin bolos tetapi aku lebih suka mengantar Nara ke sekolah. Sekolahku di sebuah SMP
swasta cukup jauh dari rumah, jadi aku selalu bersama ayah ke sekolah. Ayah tidak membolehkan aku naik
motor padahal usiaku sudah empat belas tahun. Sedangkan Nara selalu diantar ibu.
Malam itu sudah pukul sembilan Nara dengan senyumnya yang menggemaskan dan rambut kuncir kudanya
hadir di kamarku. Malam yang indah seindah senyum Nara adikku bulan pun tanpa malu-malu hadir bulat
penuh. Wajah bulat dan mata yang sedikit kurang kelopaknya diwariskan ayahku khas pria Jepang.
Ayah yang asli Jepang mewariskan kelopak mata yang sedikit dan kulit putih yang mengimbangi. Ibuku yang
berdarah Palembang sebenarnya sama berkulit putih, hanya kelopak mata ibu bulat, alis ibuku hitam bagus,
berbulu mata lentik. Bulu mata lentik dan alis mata hitam inilah yang memayungi mata Nara, sehingga
semakin menggemaskan bila dia sedang terbelalak.
Ah Nara adikku yang ceriwis dan selalu ingin tahu. Rasanya kakakmu ini yang harusnya gagah perkasa menjadi
lemah lembut bila ingin mencubit pipimu yang bulat. Ya iyalah kalau aku gunakan tenaga lelakiku bisa-bisa
pipi bulat Nara merah dan tambah bulatnya hahahahaha. Nara berbeda usia sepuluh tahun denganku.
Kata ibu kehadiran Nara bisa meredam kenakalanku yang kerap mengganggu ayah yang sudah pusing dengan
permasalahan kantor. Nara sudah bersekolah di taman kanak-kanak dekat rumah dan aku sering malas ke
sekolah bukan karena ingin bolos tetapi aku lebih suka mengantar Nara ke sekolah. Sekolahku di sebuah SMP
swasta cukup jauh dari rumah, jadi aku selalu bersama ayah ke sekolah. Ayah tidak membolehkan aku naik
motor padahal usiaku sudah empat belas tahun. Sedangkan Nara selalu diantar ibu.
"Kenapa sih kakak suka belajar?" tanya gadis kecil berkuncir kuda di depanku.
"Karena dengan belajar kakak bisa satu langkah di depanmu," jawabku sambil membetulkan kuncir kudanya
yang longgar yang dihiasi pita pink berbunga mawar kesukaannya.
"Kenapa harus kakak satu langkah di depanku?" tanyanya lagi dengan mimik muka menggemaskan dari wajah
mungilnya. Gadis kecil ini memang tidak pernah puas dengan semua jawaban yang aku berikan namun aku
suka melayani pertanyaan polosnya.
"Supaya kakak bisa menjaga kamu dari orang-orang jahat." Jawabku dan aku yakin akan ada pertanyaan lain
muncul dari bibir mungilnya.
"Kenapa orang jahat itu mau ganggu aku Kak?" tanyanya lagi. Aku hanya bisa tertawa mendengarnya dan
segeralah aku mendudukkannya di kasur. tanganku sibuk mengenggam tangannya.
Ya Tuhan begitu sayangnya aku pada adik kecilku ini rasanya pesona kasih yang tak pernah surut pada adikku
ini. aku pandang matanya dan aku jentik hidungnya. Kalau sudah demikian Nara akan menepis. Nara tak suka
hidungnya dijentik. Bibirnya akan merengut dan kedua bola matanya akan terbuka sempurna. Tinggallah aku
menatapnya dan tersenyum manis.
Nara masih belum puas dengan semua jawaban yang aku berikan. Aku bimbing tangan mungilnya ke kamarnya
yang terletak di sebelah kamarku. Kamar yang didominasi warna pink dengan bunga mawar berwarna pink
yang menghiasi dinding kamar, bahkan di meja belajar Nara ada vas bunga yang juga dihiasi bunga mawar kali
ini berwarna merah dan segar karena diambil dari kebun belakang rumah kami.
Setiap tiga hari sekali ibu akan menggantinya dengan yang baru. Kalau tidak diganti Nara tidak akan bisa tidur.
harum bunga mawar berbaur dengan wangi tubuh Nara. Ketika aku Tanya mengapa ia suka warna pink dan
mawar, Nara menjawab karena semua teman-temannya suka warna pink, dan mawar merah membuat harum
kamarnya. Ah Nara adikku.
"Karena kamu itu orang yang baik, cerdas dan disayang semua orang, mimpi indah ya adikku sayang" ucapku
sekaligus menjawab pertanyaannya dan menyelimutinya sambil mengecup sayang kedua kelopak matanya.
Malam itu Lembang seperti biasanya dingin, namun kali ini senyum hangat Nara menghangatkan hatiku. Dan
ternyata itu adalah malam terakhir aku dan Nara menghabiskan malam indah.
Adik berkuncir kuda terbang bersama burung besi yang membawanya terbang jauh bersama ayah dan ibu.
Nara terbang dan tak kembali. Aku yang tak ikut mereka harus menerima duka dengan piala di tanganku.
Seandainya mereka melihatku bertanding dan tidak pergi mungkin aku masih melihat rona merah di pipi
gembil Nara. Nara pergi membawa sebagian hatiku. Abang yang tak pernah bisa lagi memeluknya.
“Abang bangun, aku maunya diantar abang.” Rengekkan Nara mampu membangunkan aku yang terlelap dari
tidur. Suara Nara yang cadel dan riang merasuk ke pikiran dan mampu menarik urat-urat nadiku agar mau
bangkit. Tubuhku terasa ringan dan happ… sekali sentak aku sudah berdiri dan siap memeluk Nara yang
tentunya akan berlari menolak dan akan bilang kalau tubuhku bau karena belum mandi.
Tubuhku yang sudah siap menegang ketika tak aku dapati sosok kecil dengan kuncir kudanya di kamarku.
Mataku liar mengitari kamar yang luasnya tak seberapa. Aku masih berharap Nara ada di dekatku dan kuhirup
aroma mawar yang segar. Mataku berkabut dan kristal bening sudah mengalir. Aku terduduk dengan kepala
yang tiba-tiba pening. Naraku tak ada dan aku belum siap menerima kehilangannya.
Uji
Orientasi, rangkaian peristiwa, komplikasi, dan mengenai struktur teks cerpen yang menurut mereka sudah
resolusi tepat.
Sebelum melakukan kegiatan mengenai kebahasaan dalam teks cerpen, guru dapat menggali
pemahaman peserta didik mengenai kebahasaan dalam teks dengan pertanyaan yang mengali.
Misalnya: apa yang membedakan bahasa dalam teks puisi dengan bahasa yang digunakan dalam
teks cerpen?
Kegiatan pembelajaran kebahasaan dalam teks cerpen sebagai berikut.
1. Peserta didik sudah membentuk kelompok
2. Guru menanyangkan salindia (power point) satu paragraf kutipan dari sebuah cerpen. Paragraf
tersebut ada beberapa kata yang hilang. Setiap kalimat yang kata-katanya hilang diberi nomor.
Contoh:
Hari masih pagi (1) …. Natasha berangkat ke sekolah. Pagi itu ia (2) …. berangkat ke sekolah
sarapan paginya tidak dimakannya.
3. Guru sudah membuat kata-kata yang akan mengisi kalimat dalam paragraf di sebuah karton.
4. Cara bermain; satu atau dua orang membaca kalimat dan mencocokkan kartu-kartu gambar dalam
spasi yang kosong. Kemudian peserta didik mengambil kartu kata yang cocok untuk melengkapi
kalimat.
5. Guru meminta peserta didik membaca utuh paragraf tersebut dan peserta didik diminta mencari
tahu kata-kata yang hilang termasuk jenis dan bentuk kebahasaan apa dari berbagai referensi.
6. Guru memberikan penjelasan dengan contoh teks cerpen dan meminta peserta didik menelaah
dengan berbagai referensi terutama membaca buku paket yang ada mengenai kebahasaan dalam
teks cerpen. Kebahasaan tersebut meliputi diksi, konjungsi, konotatif, sinonim, dan antonim.
7. Kegiatan selanjutnya guru membuat kuis dengan berbagai diksi dan juga sinonim dan antonim
yang tepat dalam kelompok.
8. Peserta didik diberi kutipan teks cerpen yang terdapat penggunaan diksi yang kurang tepat. Guru
memberikan batas waktu, jika ada kelompok yang lebih dulu dapat menyampaikan hasil temuan
dan mendapat skor.
9. Peserta didik diberi teks cerpen dan menganalisis kebahasaan yang terdapat dalam teks cerpen.
Kemudian mengisi LKPD yang dibagikan guru.
Kegiatan penutup
Peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah berlangsung.
Guru beserta peserta didik mengakhiri kegiatan belajar mengajar dengan mengucap syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa.
Jika kelengkapan komputer, laptop, dan infokus tidak tersedia, guru dapat
membuat permainan ini menggunakan karton dan memberi celah pada
kalimat yang belum lengkap.
Asesmen
Struktur Disajikan teks cerpen, peserta didik menjawab soal Tulis
dan Kaidah dalam LKPD. Uraian
kebahasaan 1. Menentukan struktur teks cerpen dengan bukti
pendukung
2. Menelaah makna kalimat yang diuacapkan tokoh
3. Mengidentifikasi penggunaan diksi yang tidak
tepat
4. Menganalisis isi teks cerpen Benar/ Salah
Pertanyaan Uraian
1. Identifikasikanlah struktur teks cerpen tersebut!
Struktur teks cerpen Bukti pendukung
Orientasi
Rangkaian peristiwa
Komplikasi
Resolusi
2. Apa yang dimaksud dengan ucapan Mogu “Menurutku ilmu pengetahuan sangat bermanfaat untuk
menjadikan hidup manusia agar lebih baik.” Jelaskan!
3. Bagaimana pendapatmu mengenai kebahasaan yang digunakan, adakah penggunaan diksi yang tidak
tepat? Jika ada ketidaktepatan penggunaan diksi perbaikilah!
No Diksi yang digunakan dalam teks cerpen Seharusnya
1
2
3
4
5
Pertanyaan Uraian
No Kriteria Skor
Memuat semua struktur dan lengkap dengan bukti 26-30
pendukung yang tepat dan lengkap
Memuat semua struktur dengan bukti pendukung yang 20 -25
1 Struktur teks cerpen
tepat tetapi kurang lengkap
Tidak memuat semua struktur dengan bukti pendukung 15- 19
yang kurang tepat
Makna konotasi dalam kalimat sangat tepat 5
3 Makna Konotasi Makna konotasi dalam kalimat tepat 3
Makna konotasi dalam kalimat kurang tepat 1
Kesalahan diksi ditemukan dan perbaikannya tepat 5
4 Diksi Kesalahan diksi ditemukan dan perbaikannya kurang 3
tepat
Skor Maksimal 40
Skor perolehan X 100
Skor Maksimal (40)
Pertanyaan Benar/ Salah
Setiap jawaban yang tepat skor 2
Materi Pembelajaran
Struktur Teks Cerpen
Cerpen (cerita pendek) adalah jenis karya sastra berbentuk prosa dan bersifat fiktif yang
menceritakan/menggambarkan suatu kisah yang dialami oleh suatu tokoh secara ringkas disertai
dengan berbagai konflik dan terdapat penyelesaian atau solusi dari masalah yang dihadapi. Teks
cerpen memiliki struktur. Perhatikan struktur teks cerpen dalam bagan berikut.
Buku Bahasa Indonesia halaman 62
Unsur Kebahasaan dalam Teks Cerpen
Selain struktur di dalam teks cerpen juga memuat unsur kebahasaan. Unsur kebahasaan teks cerpen
adalah unsur-unsur yang membangun teks tersebut. Beberapa unsur kebahasaan teks cerpen antara
lain ragam bahasa sehari-hari, kosakata, majas atau gaya bahasa, dan kalimat deskriptif.
Konjungsi
Konjungsi Atau Kata penghubung adalah kata-kata yang digunakan untuk menghubungkan kata
dengan kata, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat (Chaer, 2000:140) Konjungsi banyak
macamnya. Contoh Konjungsi dalam kalimat:
1. Farida sedang membaca dan adiknya sedang bermain catur.
2. Saya mau pergi kalau pekerjaan rumah saya selesai.
3. Engkau berangkat sekarang atau engkau ketinggalan kereta.
Diksi
Seorang penulis cerpen harus mempunyai banyak perbendaharaan kata. Pilihan kata atau diksi
sangatlah penting karena menjadi tolak ukur kualitas cerpen yang dihasilkan. Diksi menambah
keserasian antara bahasa dan kosakata yang dipakai dengan pokok isi cerpen yang ingin disampaikan
kepada pembaca
Majas (Gaya Bahasa)
Peristiwa pemakaian kata yang melewati batas-batas maknanya yang lazim atau menyimpang dari arti
harfiahnya. Majas disebut juga bahasa berkias yang dapat menghidupkan atau meningkatkan efek dan
menimbulkan konotasi tertentu.
Kata bersinonim dan berantonim
Teks cerpen selain menggunakan makna kata konotatif juga sering dijumpai penggunaan kata
bersinonim dan berantonim. Kata bersinonim bukan sama kata tetapi sama makna kata begitu pula
dengan antonim yang merupakan lawan makna kata.
Contohnya: pagi hari yang cerah udara bertiup sepoi-sepoi, sepasang wanita dan pria yang duduk di
tepi jalan akhirnya berdiri untuk mengerjar bus.
Referensi
Trianto, Agus. 2018. Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas IX. Edisi Revisi. Jakarta : Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
https://canva.com
https://www.youtube.com/watch?v=mMPZuPZ02yU
https://www.youtube.com/watch?v=nOvKVYvJW2o
https://www.youtube.com/watch?v=CJC5PY5erzI
https://dosenbahasa.com/contoh-cerpen-singkat-beserta-strukturnya
https://bocahkampus.com/contoh-cerpen