Anda di halaman 1dari 321

S PI RI T U AL SEB AGAI Uzlah Maulana,S.Ud, M.

Ag
T E R A P I K E SEH ATAN MEN TAL (Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban

P E R S P E K T I F TA F S I R A L- Q U R ’A N
Penyalahgunaan Narkoba/Naaza
di Madani Mental Health Care Jakarta)
Uzlah Maulana,S.Ud, M.Ag

SPIRITUAL SEBAGAI
D
i zaman modern ini khususnya dibidang ilmu kesehatan memiliki
berbagai cara pengobatan sehingga muncul banyaknya metode

SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL


penyembuhan. Pertama seperti pengobatan yang menggunakan alat-
alat modern, kedua pengobatan dengan obat tradisional seperti herbal. Namun
TERAPI KESEHATAN MENTAL
penulis melihat pengobatan dengan pendekatan sisi spiritual sebagai terapi P E R S P E K T I F T A F S I R A L - Q U R ’A N
kesehatan masih sedikit. Karenanya penulis dalam buku ini memaparkan (Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naaza di
Madani Mental Health Care Jakarta)
tentang pengobatan melalui pendekatan spiritual perspektif al-Qur’an terutama
untuk pemulihana mental korban pengguna narkoba.

PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN


Buku ini memaparkan manfaat pendekatan spiritual sebagai terapi kesehatan
mental perspektif al-Qur’an khusunya bagi pecandu narkoba, hal ini menjadi
pembahasan yang baru dan menyegarkan. Diantara keistimewaannya adalah,
penyembuhan dengan pendekatan spiritual sangat mudah dilakukan juga
berpahala karena implementasi dan prakteknya dengan kegiatan-kegiatan ibadah
seperti shalat berjamaah, yang kedua penyembuhan dengan pendekatan spiritual
dapat mengakomodir dua kebutuhan yaitu kesehatan jasmani dan rohani, yang
ketiga adalah jika dilihat dari sisi biaya jauh lebih terjangkau dibandingkan
dengan pengobatan yang hanya melalui medis, tentu ini yang paling menarik
karena sudah terjangkau biayanya manfaatnya-pun sangatlah besar.
Dari keistimewaan tersebut telah penulis paparkan secara rinci dengan bahasa

Care Jakarta)
Naza di Madani Mental Health
Korban Penyalahgunaan Narkoba/
(Studi Kasus Pada Penyembuhan
yang mudah dipahami untuk semua kalangan, juga sangat cocok menjadi
panduan khususnya di tempat rehabilitasi narkoba pemerintah maupun swasta.
Anda penasaran dengan isi buku ini ..., ayoo... segera miliki buku Spiritual
sebagai Terapi kesehatan mental perspektif Al-Qur’an yang menjadi trend saat
ini.
Uzlah Maulana, S.Ud, M.Ag.

Jl. Batan 1 No. 2, Rt. 5, Rw. 2


Lebak Bulus, Cilandak Kata Pengantar : Dr. Abd. Muid N., MA.
Jakarta Selatan 12440 www.ptiq.ac.id
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

Lingkup Hak Cipta

Pasal 2

1. Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk
meng­umumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah
suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut perundang-undangan
yang berlaku.

Ketentuan Pidana

Pasal 72
1. Barang siapa dengan sengaja atau tanpa hak untuk melakukan perbuatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan
pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00
(satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual
ke­pada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah).
Uzlah Mau lana

SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN


MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN
(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan
Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)

Kata Pengantar : Dr. Abd. Muid N., MA.

PTIQ PRESS
JAKARTA
2019
xxiv + 296 halaman, 14,8 x 21cm
ISBN: 978-623-91336-6-5
Judul: Spiritual Sebagai Terapi Kesehatan Mental Perspektif Tafsir Al-Qur’an
(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di
Madani Mental Health Care Jakarta)

Penulis: Uzlah Maulana


Penyunting: Abd. Muid N
Desain Sampul: Khayra FN
Kaligrafi: Iwan Satiri
Pewajah Isi: Gibran AN

Cetakan 1, November 2019

Diterbitkan oleh :
Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran
Jl. Batan I No. 2, Rt. 5, Rw. 2
Lebak Bulus, Cilandak
Jakarta Selatan 12440
Telepon: +62-21-7690901
Mobile : +62-856-1177-495
E-Mail: ptiqpress@gmail.com
Website: https://www.ptiq.ac.id/

Dilarang mereproduksi atau memperbanyak seluruh maupun


sebagian dari buku ini dalam bentuk atau cara apa pun
tanpa izin tertulis dari penerbit

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang


All Rights Reserved
K ATA P E N G A N TA R

SPIRITUALITAS SEBAGAI OBAT


Oleh: Dr. Abd. Muid N., MA.
(Kaprodi Magister Ilmu Al-Quran dan Tafsir Program
Pascasarjana Institu PTIQ Jakarta)

Pendekatan spiritual sebagai terapi bagi penyakit fisik dan non fisik
adalah sebuah kecenderungan yang sedang merebak, bukan hanya
dalam Islam, tetapi juga pada agama-agama lain. Bahkan juga pada
spiritualitas non agama. Fenomena itu bisa saja merupakan bentuk
nyata kejenuhan terhadap terapi medis yang memang mengalami
perkembangan sangat pesat tetapi selalu berada beberapa langkah di
belakang perkembangan penyakit itu sendiri. Bisa pula merupakan
bentuk nyata kesadaran manusia modern terhadap sisi-sisi spiritual
yang sebelumnya sempat mereka tinggalkan.
Terlepas dari pro dan kontra terhadap keabsahan pendekatan
spiritual itu, yang pasti tidak sedikit orang yang memercayainya.
Justru di sini keunikan pendekatan spiritual tersebut, yaitu adanya
penekanan terhadap keyakinan dan itu berarti perdebatan tentang
keabsahannya lewat timbang-timbang rasional-empiris menjadi tidak
relevan lagi karena memang yang ditekankan adalah keyakinan.

v
Yang menjadi sasaran pendekatan spiritual adalah kesehatan
mental dan kualitas hidup. Kedua hal itu bergandengan karena kualitas
hidup yang baik bisa menyehatkan mental dan kesehatan mental yang
baik bisa memengaruhi kualitas hidup. Pada titik ini, memang tidak
tampak adanya kemestian keterlibatan agama. Namun satu hal yang
ditekankan di dalam pendekatan spiritual adalah rasa keterhubungan
dengan sesuatu yang lebih besar daripada manusia itu sendiri. Yang
lebih besar daripada manusia bisa berarti Tuhan dan bisa pula berarti
alam semesta.
Karena adanya penekanan pada perasaan, maka kaitan antara
pendekatan spiritual dengan psikologi sangat dekat. Upaya yang
dilakukan pun sangat dekat dengan psikologi seperti hipnosis, meditasi,
dan pertanyaan-pertanyaan eksistensial. Semua itu dilakukan agar
ada koneksi kuat antara seseorang dengan kekuatan yang lebih besar
tersebut. Dan bukan hanya spiritualitas yang disasar, tetapi juga pikiran
dan tubuh. Dengan cara itu, diharapkan ada kekuatan tambahan bagi
yang sakit untuk melawan penyakitnya.
Tesis ini berbicara tentang pendekatan spiritual Islam untuk
problem narkoba. Tentu saja lebih mudah memahami bagaimana
konsep ini bekerja pada problem narkoba daripada bagaimana
konsep ini bekerja pada problem penyakit fisik, misalnya. Dalam
problem narkoba, yang hendak dilakukan adalah menghilangkan
ketergantungan terhadap narkoba, baik ketergantungan fisik, maupun
ketergantungan psikis. Dan karena ketergantungan fisik sangat
dipengaruhi oleh ketergantungan psikis, maka pendekatan spiritual
Islam dalam hal ini lebih menyasar ketergantungan psikis penderita.
Agar penderita tidak lagi tergantung secara psikis terhadap narkoba,
maka dilakukan terapi yang menekankan bahwa ketergantungan kepada
narkoba itu adalah dosa dan harus dihindari. Terapi ini dilakukan untuk
menanamkan hingga ke alam bawah sadar betapa salah dan berdosa
yang selama ini dilakukan oleh penderita. Karena itu, menurut tesis ini,
penting untuk dilakukan shalat taubat setiap hari.
Lalu ada “kewajiban” untuk mendirikan shalat wajib secara
berjamaah. Shalat lima waktu penting untuk dilakukan secara
berjamaah agar memupuk rasa kebersamaan dan juga saling meniru di
dalam kebaikan antara seorang penderita dengan penderita yang lain.
Rasa kebersamaan menciptakan rasa tidak menderita sendiri dan rasa
kehadiran orang lain yang senasib dan juga adanya orang lain yang
punya perhatian terhadap penderitaan mereka. Dengan demikian,
sesama penderita bisa saling menguatkan jika terpuruk dan bisa saling
memberikan contoh jika mengalami kemajuan.
Hal yang sama berlaku pada program terapi Asmaul Husna,
pembacaan ayat-ayat Al-Quran, pembacaan dzikir, dan doa-doa dari
Al-Quran. Kesemua program ini adalah upaya untuk menciptakan
kondisi, nuansa, lingkungan, dan budaya yang penuh religiusitas
agar relasi dengan Yang Mahakuat menjadi semakin erat dan di saat
bersamaan, diciptakan keterputusan dengan keadaan di masa lalu,
yaitu ketergantungan narkoba itu sendiri.
Apakah semua terapai spiritual di atas adalah sesuatu yang benar-
benar Qurani atau hanya Islami? Apakah terapi spiritual di atas adalah
sesuatu yang berbeda dengan terapi psikologis atau berbeda dengan
terapi spiritual yang lain? Mudah-mudahan tesis ini bisa memberikan
jawaban.

vii
K ATA P E N G A N TA R P E N U L I S

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat


Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta
kekuatan lahir dan batin sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada
Nabi akhir zaman, Rasulullah Muhammad SAW, begitu juga kepada
keluarganya, para sahabatnya, para tabi’in dan tabi’ut tabi’in serta para
umatnya yang senantiasa mengikuti ajaran ajarannya. Amiin
Selanjutnya, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis
ini tidak sedikit hambatan, rintangan serta kesulitan yang dihadapi,
namun berkat bantuan dan motivasi serta bimbingan yang tidak
ternilai dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
tesis ini.
Oleh karena itu, akhirnya penulis menyampaikan ucapan terima
kasih yang tidak terhingga kepada:
1. Rektor Institut PTIQ Jakarta, Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, M.A.
2. Direktur Pascasarjana Institut PTIQ Jakarta, Prof. Dr. H.M.
Darwis Hude, M. Si
3. Ketua Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Dr. Abd. Muid,
N, M.A.
4. Dosen pembimbing Tesis Dr. Kerwanto M.Ud dan Dr. Zakaria
Husin Lubis M.A Hum. yang telah menyediakan waktu, pikiran
dan tenaganya untuk memberikan bimbingan, pengarahan dan
petunjuknya kepada penulis dalam menyusun tesis ini.

ix
5. Kepala perpustakaan beserta staf Institut PTIQ Jakarta
6. Segenap civitas Institut PTIQ Jakarta, para dosen yang telah
banyak memberikan fasilitas, kemudahan dalam penyelesaian
penulisan tesis ini
7. Kepala dan tim perpustakaan Pusat Studi Qur’an
8. Terima kasih kepada istri Irse Desi Yana., M. PH dan anakku
tercinta Faza Aulia Azzahra Mutmainnah
9. Terima kasih kepada orang tua kami bapak Muhaimin dan
almarhumah ibu Kulsum atas segala do’a-do’anya
10. Terima kasih kepada tim perpustakaan Fakultas Kedokteran UIN
Jakarta
11. Terima kasih kepada ibu Rusniana atas do’a - do’anya
12. Terima kasih kepada bapak Yudi dan Ibu Zuraida
13. Terima kasih kepada bapak Rafi’i dan Ibu Nurani
14. Terima kasih kepada segenap pengurus, konselor, para ustadz
Madani Mental Health Care tempat peneliti meneliti
15. Terima Kasih kepada keluarga besar bapak DR Syafarudin AS.,
MM dan ibu Hj. Naridawati.
Hanya harapan dan do’a semoga Allah memberikan balasan yang
berlipat ganda kepada semua pihak yang berjasa dalam membantu
penulis menyelesaikan tesis ini.
Akhirnya kepada Allah SWT jualah penulis serahkan segalanya
dalam mengharapkan keridhaan, semoga tesis ini bermanfaat bagi
masyarakat umumnya dan bagi penulis khususnya, serta anak dan
keturunan penulis kelak. Amiin.

Jakarta ,05 Maret 2019


Penulis

Uzlah Maulana, S.Ud. M.Ag

x
P E D OM A N TRA N S L I TER A SI
Pedoman Transliterasi Arab Latin yang merupakan hasil
keputusan bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan R.I. Nomor: 158 Tahun 1987 dan Nomor: 0543b/U/1987.
1. Konsonan
Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf
Latin dapat dilihat pada halaman berikut:

xi
Hamzah (‫ )ء‬yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya
tanpa diberi tanda apa pun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir,
maka ditulis dengan tanda (’).

2. Vokal
Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas
vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.
Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau
harakat, transliterasinya sebagai berikut:

xii
Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan
antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf,
yaitu:

Contoh:

: kaifa : haula

2. Maddah
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harkat dan
huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

Contoh:

: māta

: ramā

xiii
: qīla

: yamūtu

4. Ta marbūṭah
Transliterasi untuk ta marbūṭah ada dua, yaitu: ta marbūṭah
yang hidup atau mendapat harkat fatḥah, kasrah, dan ḍammah,
transliterasinya adalah [t]. Sedangkan ta marbūṭah yang mati atau
mendapat harkat sukun, transliterasinya adalah [h].
Kalau pada kata yang berakhir dengan ta marbūṭah diikuti oleh
kata yang menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata
itu terpisah, maka ta marbūṭah itu ditransliterasikan dengan ha (h).
Contoh:

: rauḍah al-aṭfāl

: al-madīnah al-fāḍilah

: al-ḥikmah

5. Syaddah (Tasydīd)
Syaddah untuk tasydīd yang dalam sistem tulisan Arab
dilambangkan dengan sebuah tanda tasydīd ( ), dalam transliterasi
ini dilambangkan dengan perulangan huruf (konsonan ganda) yang
diberi tanda syaddah.

: rabbanā

: najjaīnā

: al-ḥaqq

: al-ḥajj

: nu‘ima

xiv
: ‘aduwwun

Jika huruf ‫ ى‬ber-tasydīd di akhir sebuah kata dan didahului oleh


huruf kasrah ( ), maka ia ditransliterasi seperti huruf maddah
(ī). Contoh:

: ‘Alī (bukan ‘Aliyy atau ‘Aly)

: ‘Arabī (bukan ‘Arabiyy atau ‘Araby)

6. Kata Sandang
Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan
dengan huruf (alif lam ma‘arifah). Dalam pedoman transliterasi
ini, kata sandang ditransliterasi seperti biasa, al-, baik ketika ia diikuti
oleh huruf syamsiah maupun huruf qamariah. Kata sandang tidak
mengikuti bunyi huruf langsung yang mengikutinya. Kata sandang
ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan
garis mendatar (-). Contohnya:

: al-syamsu (bukan asy-syamsu)

: al-zalzalah (az-zalzalah)

: al-falsafah

: al-bilādu

7. Hamzah
Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof (’) hanya
berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun,
bila hamzah terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam
tulisan Arab ia berupa alif. Contohnya:

: ta’murūna

xv
: al-nau’

: syai’un

: umirtu

8. Penulisan Kata Arab yang Lazim digunakan dalam Bahasa


Indonesia
Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata,
istilah atau kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia.
Kata, istilah atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari
pembendaharaan bahasa Indones ia, atau sudah sering ditulis dalam
tulisan bahasa Indonesia, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi
di atas. Misalnya kata Al-Qur’an (dari al-Qur’ān), Sunnah, khusus
dan umum. Namun, bila kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu
rangkaian teks Arab, maka mereka harus ditransliterasi secara utuh.
Contoh:

Fī Ẓilāl al-Qur’ān

Al-Sunnah qabl al-tadwīn

Al-‘Ibārāt bi ‘umūm al-lafẓ lā bi khuṣūṣ al-sabab

9. Lafẓ al-Jalālah (‫)اهلل‬

Kata “Allah” yang didahului partikel seperti huruf jarr dan


huruf lainnya atau berkedudukan sebagai muḍāf ilaih (frasa nominal),
ditransliterasi tanpa huruf hamzah. Contoh:

dīnullāh billāh

Adapun ta marbūṭah di akhir kata yang disandarkan kepada lafẓ


al- jalālah, ditransliterasi dengan huruf [t]. Contoh:

xvi
hum fī raḥmatillāh

10. Huruf Kapital

Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital (All


Caps), dalam transliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai ketentuan
tentang penggunaan huruf kapital berdasarkan pedoman ejaan Bahasa
Indonesia yang berlaku (EYD). Huruf kapital, misalnya, digunakan
untuk menuliskan huruf awal nama diri (orang, tempat, bulan)
dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri didahului
oleh kata sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap
huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika
terletak pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut
menggunakan huruf kapital (Al-). Ketentuan yang sama juga berlaku
untuk huruf awal dari judul referensi yang didahului oleh kata sandang
al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun dalam catatan rujukan
(CK, DP, CDK, dan DR). Contoh:

Wa mā Muḥammadun illā rasūl

Inna awwala baitin wuḍi‘a linnāsi lallaẓī bi Bakkata mubārakan

`Syahru Ramaḍān al-laẓī unzila fīh al-Qur’ān

Naṣīr al-Dīn al-Ṭūsī

Abū Naṣr al-Farābī

Al-Gazālī

Al-Munqiẓ min al-Ḍalāl

xvii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
Spiritualitas Sebagai Obat................................................... v
Oleh: Dr. Abd. Muid N., MA.

KATA PENGANTAR PENULIS......................................... ix

PEDOMAN TRANSLITASI .............................................. xi

DAFTAR ISI....................................................................... xix

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................... 1
B. Identifikasi Masalah..................................................... 16
C. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah............. 16
D. Tujuan Penelitian.......................................................... 17
E. Manfaat Penelitian....................................................... 18
F. Kerangka Teori.............................................................. 19
G. Tinjauan Pustaka.......................................................... 23
H. Penelitian Terdahulu yang Relevan............................... 29
I. Metode Penelitian......................................................... 33
1. Jenis Penelitian......................................................... 35

xix
2. Sumber Data............................................................. 36
3. Lokasi Penelitian dan Waktu.................................... 37
4. Subjek Penelitian...................................................... 37
5. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data................... 38
6. Jadwal Penelitian...................................................... 40
J. Sistematika Penulisan................................................... 41

BAB II. TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL


DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT
ADIKTIF)
A. Ruang Lingkup Spiritual Perspektif Umum.................. 45
1. Manusia dan Agama.............................................. 45
2. Spiritualitas ........................................................... 46
a. Aspek-aspek Spiritualitas................................. 48
b. Motivasi-Motivasi Kejiwaan dan Spiritualitas..... 49
3. Dimensi Spiritual.................................................... 51
B. Ruang lingkup spiritual perspektif Islam...................... 54
1. Definisi dan Makna Spiritualitas............................ 54
2. Dorongan Psikis dan Spiritualitas........................... 59
3. Hubungan Spiritual Perspektif Islam dan
Kesehatan Mental.................................................. 61
4. Penyuluhan Spiritual Perspektif Islam dan Mental..... 63
5. Penyembuhan Penyakit dalam Pandangan Islam.... 64
C. Hubungan Spiritual dengan Kesehatan Mental............. 65
1. Kontradiksi Hubungan Spiritual dengan Kesehatan..... 65
2. Hubungan Positif Spiritual dengan Kesehatan
Mental................................................................... 69
D. Ruang Lingkup Kesehatan Mental ............................... 73
1. Definisi Kesehatan.................................................. 73

xx
2. Definisi Kesehatan Jiwa/Mental............................. 75
3. Rumusan Kesehatan Mental................................... 80

E. Ruang Lingkup Kesehatan Mental Perspektif Islam...... 82


1. Definisi Kesehatan Mental/Jiwa............................. 82
2. Pandangan Islam terhadap Kesehatan Mental........ 84
3. Psikoterapi Kesehatan Mental................................ 87
a. Psikoterapi Melalui Iman................................. 87
b. Psikoterapi Melalui Ibadah.............................. 87
4. Metode Islam dalam Merealisasikan Kesehatan
Jiwa/Mental.......................................................... 88
5. Bimbingan Kesehatan Mental................................ 91
a. Metode Langsung............................................ 94
b. Metode Tidak Langsung.................................. 95
6. Jiwa Menurut Pandangan Para Ilmuan Muslim...... 96
7. Nafs (Jiwa) dalam Al-Qur’an................................. 99
F. Ruang Lingkup NAZA (Narkotika, Alkohol, dan Zat
Adiktif)........................................................................ 103
1. Definisi NAZA....................................................... 103
2. Faktor-Faktor Penyalahgunaan NAZA................... 107
3. Narkoba menurut Hukum Pidana Indonesia.......... 109
4. Jenis-Jenis Narkoba................................................ 111
5. Islam Melarang Penyalahgunaan NAZA................ 114

BAB III. PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE


[MMHC] DAN SISTEM TERAPINYA
A. Profil Madani Mental Health Care [MMHC]............... 119
1. Sejarah Berdirinya MMHC.................................... 119
2. Visi dan Misi MMHC............................................ 121
3. Dasar-Dasar Pemikiran Pendirian MMHC............. 122

xxi
4. Susunan Pengurus dan Anggota MMHC................ 124
5. Proses Skema Penerimaan Pasien dan Pembinaan
MMC..................................................................... 127
6. Perbedaan dengan Rehabilitasi Lain serta
Keunggulan MMHC............................................... 128
7. Sarana dan Prasarana MMHC............................... 130
8. Sumber Dana Rehabilitasi MMHC........................ 132
9. Rekapitulasi Klien/Santri Madani Mental Health
Care Periode 2014-2018 ....................................... 132
10. Peningkatan dan Penurunan Pasien Rehabilitasi
MMHC.................................................................. 133
11. Skema Pembayaran Rehabilitasi Pasien MMHC.... 133
B. Peran Serta Madani Mental Health Care [MMHC]
kepada Masyarakat Sekitar ........................................ 134
1. Penyuluhan Bahaya Penyalahgunaan Narkoba...... 134
2. Sebagai Tempat Penelitian bagi Lembaga
Pendidikan............................................................. 135
3. Kegiatan Bakti Sosial............................................. 136
4. Taman Pendidikan Al-Qur’an................................ 136
C. Penemu dan Penggagas Metode BPSS [Bio Psio Sosio
Spiritual] ...................................................................... 137
1. Profil Dadang Hawari............................................ 137
2. Hak Paten Penemu Metode “BPSS” Dadang
Hawari................................................................... 137
3. Metode Dadang Hawari [Bio Psio Sosio Spiritual]
yang Diterapkan di Madani Mental Health Care
[MMHC]............................................................... 138
a. Terapi Biologik................................................ 138
b. Terapi Psikologik............................................. 141
c. Terapi Sosiologik............................................. 144

xxii
d. Terapi Spiritual................................................ 146
D. Kesehatan Spiritual dan Alat Ukurnya.......................... 158
1. Indikator Sembuh Setelah Rehabilitasi di MMHC....... 161
2. Gangguan Mental dan Perilaku Akibat NAZA...... 161
3. Motivasi dan Motto Spiritual Santri Binaan
MMHC.................................................................. 162
a. Berobat............................................................ 162
b. Bertaubat......................................................... 164
c. Bersahabat....................................................... 166

BAB V. SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL


PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN DI MADANI
MENTAL HEALTH CARE
A. Hukum Narkoba/NAZA dan Implikasinya ................ 175
B. Terapi Spiritual Perspektif Al-Qur’an dan Implikasinya
terhadap Kesehatan Mental ......................................... 180
1. Terapi Pemaknaan Asmaul Husnâ dan Implikasinya
terhadap Kesehatan Mental ................................ 180
2. Terapi Pemaknaan Tilawah Al-Qur’an dan
Implikasinya terhadap Kesehatan Mental.............. 187
3. Terapi Pemaknaan Shalat Taubat dan
Implikasinya terhadap Kesehatan Mental............. 199
4. Terapi Pemaknaan Dzikir dan Implikasinya
terhadap Kesehatan Mental .................................. 212
5. Terapi Pemaknaan Do’a dan Implikasinya
terhadap Kesehatan Mental................................... 218
C. Implikasi Al-Qur’an terhadap Kesehatan Mental.......... 224
D. Implikasi Terapi Spiritual terhadap Perubahan
Perilaku/Mental dan Akhlak........................................ 244

xxiii
E. Terapi Spiritual dan Relevansinya dengan Terapi
Modern ......................................................................... 247

BAB IV. PENUTUP


A. Kesimpulan .................................................................. 251
B. Saran ........................................................................... 257

DAFTAR PUSTAKA .......................................................... 261

TENTANG PENULIS ........................................................ 287

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................. 289

xxiv
BAB I - pendahuluan

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kondisi terkini jumlah pemakai atau penyalahguna dan
ketergantungan Narkoba/Naza (Narkotika, Alkohol &
Zat Adiktif) di Indonesia setiap tahunnya terus mengalami
peningkatan1. Hal ini menurut lembaga rehabilitasi Madani
Mental Health Care mengatakan bahwa:
Pencegahan senantiasa terus dilakukan oleh semua pihak.
angka kekambuhan/relaps sering terjadi setelah korban
naza/skizofrenia direhabilitasi dengan cara sistem lama
(hospital base/intitution base). bahkan seringkali mengalami
stress, traumatis, dendam, dan putus asa. situasi ini tentu
meresahkan semua termasuk kalangan aktivis muda.2
Berdasarkan data statistik yang dikeluarkan Polri “kasus
penyalahgunaan narkoba di Indonesia setiap tahunnya
mengalami peningkatan, bahkan menurut presiden
Dadang Hawari, Penyalahgunaan dan Ketergantungan Naza, Jakarta: FKUI 2012, hal. 1.
1

Madani Mental Health Care, Brosur Madani Mental Health Care, Sistem Terpadu
2

Metode Dadang Hawari: Bio-Psio-Sosial-Spiritual, 2018, hal. 1.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 1
BAB I - pendahulUan

“Kondisinya sangat darurat”, satu hari 50 generasi muda


meninggal dunia karena narkoba.3” Menurut Jubir BNN
Slamet Priadi “peningkatan kasus narkoba sudah sangat
mengkhawatirkan kerugian negara akibat narkoba mencapai
63,1 triliun.4” Nurjanisah5 menjelaskan bahwa; “Secara statistik
global, diperkirakan bahwa rata rata 243 juta penduduk dunia
yang berusia 15-64 tahun telah menggunakan obat terlarang
terutama ganja, opioid, kokain, dan amphetamine-stimulan
(ATS) dengan angka kematian diperkirakan mencapai 20 juta
per tahun.6” “Di Indonesia jumlah penyalahgunaan Napza
diperkirakan sebanyak 3,8 juta sampai 4,1 juta orang atau
sekitar 2,1 sampai 2,25% dari total penduduk tahun 2013”7.
Upaya pemerintah mengatasi peredaran narkoba mengaturnya
dalam Undang Undang No. 35 tahun 2009:
Dalam tentang narkotika Undang Undang No. 35 tahun
2009. Melalui UU ini pemerintah bertujuan menjamin
narkotika untuk tujuan pelayanan kesehatan dan/atau
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; mencegah,
melindungi dan menyelamatkan bangsa Indonesia dari
penyalahgunaan narkoba dan menjamin upaya rehabilitasi
medis dan sosial bagi penyalahguna dan pecandu narkoba.8
3
Apriliantin Putri Pamungkas, “Peran Aseanpol dalam Pemberantasan Peredaran
Narkoba di Indonesia,” dalam Journal of International Relations, Vol. 3, No. 2, 2017,
91-99, hal. 91.
4
Apriliantin Putri Pamungkas, “Peran ASEANPOL dalam Pemberantasan Peredaran
Narkoba di Indonesia”,,, hal. 91.
5
Nurjanisah., et.al, “Analisis Penyalahgunaan Napza dengan Pendekatan Health
Belief Model”, hal. 24.
6
WHO, “Neuroscience of Psychoactive Substance Use and Dependence.” Genewa:
World Health Organization, 2010.
7
Kemenkes, “Data dan Informasi Kesehatan Gambaran Umum Penyalahgunaan
Narkoba di Indonesia”, Jakarta: Kemenkes RI, 2014.
8
Apriliantin Putri Pamungkas, “Peran ASEANPOL dalam Pemberantasan Peredaran
Narkoba di Indonesia,,, hal. 92.

2 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB I - pendahuluan

Ketentuan Umum Undang-Undang No. 35 Tahun 2009


tentang Narkotika, rehabilitasi dibedakan dua macam, yaitu
rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial. Rehabilitasi medis
adalah suatu proses kegiatan pengobatan secara terpadu
untuk membebaskan pecandu dari ketergantungan narkoba.
Rehabilitasi sosial adalah suatu proses kegiatan pemulihan
secara terpadu baik secara fisik, mental maupun sosial agar
bekas pecandu narkoba dapat kembali melaksanakan fungsi
sosial dalam kehidupan masyarakat.9
Rehabilitasi medis pecandu narkotika dapat dilakukakan di
Rumah Sakit yang di tunjukan oleh Menteri Kesehatan yaitu
rumah sakit yang diselenggarakan baik oleh pemerintah,
maupun oleh masyarakat sedangkan rehabilitasi sosial di
Indonesia sudah dibangun tempat-tempat rehabilitasi sebagai
contoh dibawah BNN.10
Informasi yang disampaikan oleh Kemenkes dan menjadi
isu; “berdasarkan laporan Rumah Sakit Ketergantungan
Obat (RSKO) tahun 2013, pasien penyalahgunaan narkoba
dengan status baru sebesar (34,83%) sedangkan pasien
rawat jalan rawat inap penyalahgunaan narkoba dengan
status penggunaan lama (kambuh) sebesar (65,17 %). artinya
proporsi11 narkoba lebih tinggi yang kambuh dibandingkan
yang pasien baru.”12, berikut penjelasan menurut Habibi:

9
BNN, Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2009 mengenai Narkotika, http:
www.bnn.go.id, di akses tgl 19 november 2018.
10
Luh Nyoman Alit Aryani, “Metode Rehabilitasi Gangguan Penggunaan Napza,”
Denpasar: Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, 2018, hal.
8-12.
11
Proporsi adalah Perbandingan, Sumber: Kamus Besar Bahasa Indonesia [KBBI],
Http/Kbbi.web.id, diakses secara Online Tanggal 19 November 2018.
12
Kemenkes, Data dan Informasi Kesehatan Gambaran Umum Penyalahgunaan
Narkoba di Indonesia, Jakarta: Kemenkes RI, 2014.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 3
BAB I - pendahulUan

Penyalahgunaan kekambuhan biasanya sudah berhenti


mengkonsumsi tetapi kembali lagi menjadi pengguna narkoba.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan kekambuhan
seperti status ekonomi, jenis napza, faktor keluarga dan
faktor teman. Disarankan kepada pihak rehabilitas agar
dapat memperkuat program yang ada di balai rehabilitasi,
yang mampu membekali pasien untuk mengatasi trigger
faktor setelah mereka selesai mengikuti rehabilitasi.13

Berikut penjelasan Naza menurut Dadang Hawari yang


mengakibatkan gangguan perilaku dan mental:
Penyalahgunaan Naza (Narkotika, Alkohol & Zat
Adiktif) adalah termasuk bidang psikiatri, karena Naza
ini menimbulkan gangguan mental dan perilaku. Hal ini
disebabkan karena Naza mengganggu sinyal penghantar
saraf (sistem neuro-transmitter) dalam susunan saraf pusat
(otak) yang mengganggu fungsi kognitif (alam pikiran dan
memori), fungsi afektif (alam perasaan/mood) dan psikomotor
(perilaku). Selain daripada itu pada penyalahguna sering
dijumpai komplikasi medik misalnya kelainan pada jantung,
lever, ginjal, dan organ tubuh lainnya.14

United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC)


(dalam Buku Amriel Tahun 200815, menetapkan, keberhasilan
treatment terhadap kasus penyalahgunaan narkoba
13
Habibi., et.al, “Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kekambuhan
Penggunaan Narkoba pada pasien Rehabilitasi di Balai Rehabilitasi Badan Narkotika
Nasional Baddoka Makasar Tahun 2015. Dalam Jurnal Public Health Science, FKIK
UIN Alaluldin Makasar, ISSN-P 2086-2040, ISSN-E 2548-5334, Vol. 8, No 1, Januari-
Juni 2016, hal. 1.
14
Dadang Hawari, Penyalahgunaan & Ketergantungan Naza (Narkotika, Alkohol &
Zat Adiktif), Jakarta: Fakultas Kedokteran UI, 2012, hal. 37.
15
Amriel, Reza Indragiri, Psikologi Kaum Muda dengan Narkoba, Jakarta: Salemba,
Humanika, 2008.

4 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB I - pendahuluan

ditentukan oleh tiga pencapaian, ketiga pencapaian tersebut


adalah: “1). berhenti dan berkurangnya penyalahgunaan
obat-obatan dan alkohol; 2). meningkatnya kesehatan dan
keberfungsian individu; 3). menurunnya ancaman wabah
penyakit yang disebabkan oleh gaya hidup manusia yang
identik dengan penyalahgunaan Narkoba.16” Sebagai peneliti,
melihat sisi spiritual belum dimasukan kedalam keberhasilan
treatment menurut UNODC.
Berkembangnya upaya pencegahan dan pemulihan
terhadap penyalahgunaan Naza, Pemerintah bekerjasama
dengan berbagai pihak telah menyediakan fasilitas untuk
rehabilitasi pengguna Naza. Salah satu tempat rehabilitasi
pengguna Napza adalah Madani Mental Health Care dengan
menggunakan penyembuhan yang holistic yaitu metode sistem
terpadu Bio-Psio-Sosial-Spiritual (BPSS) teori penyembuhan
ini mengacu pada teori seorang psikiater ternama Prof. Dr. dr.
Dadang Hawari.
Dengan dorongan dan motifasi dari berbagai pihak ustad
Darmawan mendirikan tempat rehabilitasi bernama Madani
Mental Health Care sebagai wujud berperan aktif dalam
menyelamatkan anak bangsa dari bahaya penyalahgunaan
Naza dan mengarahkan kualitas hidup yang lebih baik bagi
para penderita Skizofrenia17. Menurut Dadang Hawari:
Penerapan program Madani Mental Health Care yaitu
menggunakan pembinaan berbasis masyarakat (comunity
16
UNODC (United Nations Office on Drugs and Crime), “Investing In Drug Abuse
Treatment.” http: www.unodc.org/pdf/report_2003-01-31-1.pdf, Di akses 14 November
2012.
17
Madani Mental Health Care, Brosur Madani Mental Health Care, Sistem Terpadu
Metode Dadang Hawari,,, hal. 1.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 5
BAB I - pendahulUan

base) dengan empat pendekatan yaitu Bio-Psio-Sosial-


Spiritual. Pada tahun 1947 WHO (World Health
Organization) memberikan batasan sehat hanya dari
tiga aspek saja, yaitu sehat fisik (biologik), sehat mental
(psikologik), sehat sosial (sosiologik) namun pada tahun
1984 batasan tersebut sudah ditambah dengan aspek
spiritual. yang oleh APA (Amecican Psyvhiatric Assosiatoin)
Tahun 1992 disebut Bio-Psio-Sosio-Spiritual.18, sehingga
agama menjadi bagian penting dalam kesehatan jasmani
dan rohani.
Irwan Syuhada mengutip dari kamus Narkoba, bahwasannya
terapi detoksifikasi19 dilakukan dengan tujuan, “untuk dapat
menghentikan kecanduan, namun penyembuhan secara fisik saja
tidak cukup karena penyembuhan mental sangat diperlukan”.20
Dari empat metode penyembuhan Dadang Hawari
maka penulis tertarik untuk meneliti dari satu aspek yaitu
penyembuhan/terapi spiritual bagi pengguna Naza, dan
penelitian ini masih sangat relevan pada saat ini dikarenakan
semakin bertambahnya penyalahguna Naza yang perlu
penanganan yang tepat dan cepat.
Kebutuhan spiritual dalam kesehatan mental yang belum
optimal pemenuhannya terhadap pasien bahkan perlu adanya
peningkatan dalam asuhan keperawatan (spiritulal care)
baik di Rumah Sakit maupun di Panti Rehabilitasi. Sehingga
18
Dadang Hawari, Integrasi Agama dalam Pelayanan Medik, Jakarta: Badan Penerbit
Fakultas Kedokteran UI, edisi Ke 2, 2011, hal. 15.
19
Detoksifikasi adalah Penawaran atau Penetralan Toksin di dalam Tubuh (Sumber
https://Kbbi.Web.Id/Detoksifiksi.Html). Menurut Dadang Hawari Detoksifikasi adalah
Membuang Racun.
20
Ifwan Syuhada, “Seminar Psikologi & Kemanusiaan”, dalam jurnal Psychology
Forum UMM, 2015, hal. 502.

6 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB I - pendahuluan

aspek kesehatan mental yang sama pentingnya dengan aspek


kesehatan fisik akan menjadi perhatian. Dwi ristianingsih
dalam kajiannya menjelaskan:
Pemenuhan kebutuhan spiritual oleh tenaga kesehatan,
termasuk perawat merupakan hal yang penting bagi semua
klien. Namun kenyataan pemenuhan kebutuhan spiritual
oleh perawat belum optimal. Hasil analisis situasi saat
ini, dari beberapa sumber menunjukan kenyataan bahwa
penanganan atau asuhan keperawatan (spiritual care)
belum diberikan perawat secara kompeten. Perlu adanya
peningkatan motivasi perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan (spiritual care).21
Aan Nuraeni22 menjelaskan tentang pentingnya pemenuhan
kebutuhan spiritual juga diperkuat oleh Puchalski yang
menyatakan bahwa:
Pengobatan tidak hanya fokus terhadap pengobatan
fisik semata, akan tetapi ada cara lain untuk mendapat
kesembuhan yaitu penerimaan dengan ikhlas terhadap
penyakit. Dan spiritual adalah hal yang sangat penting
bahkan menjadi inti dari kesembuhan tersebut, maka menurut
hemat penulis makna penerimaaan atau keikhlasan inilah
yang menjadi bagian makna spiritual: Tidak semua penyakit
dapat disembuhkan namun selalu ada ruang “healing”
atau penyembuhan, penyembuhan dapat di maknai sebagai
penerimaan terhadap penyakit dan ketentraman dalam
kehidupan, aspek spiritual inilah menjadi inti penyembuhan,
dalam penelitian lainnya Puchalski mengungkapkan bahwa
21
Dwi Ristianingsih, et al., “Gambaran Motivasi dan Tindakana Keperawatan Dalam
Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Pasien di Ruang ICU PKU Muhamadiyyah Gembong,
dalamJurnal Ilmiyah Kesehatan Keperawatan, Vol 10, No 2. Juni 2014, hal. 93.
22
Aan Nuraeni, et al.,”Kebutuhan Spiritual Pada Pasien Kanker” Bandung: Fakultas
Keperawatan Universitas Padjajaran, Vol. 3 No. 2 Agustus 2015, hal. 58.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 7
BAB I - pendahulUan

penyembuhan mengacu pada kemampuan seseorang


mendapatkan kebahagian, kenyamanan, koneksi, makna,
dan tujuan hidup dalam penderitaan maupun rasa sakit yang
dialami.23
Memaknai kesehatan sebagaimana diatur dalam Undang
Undang dijelaskan bahwasannya, “Kesehatan adalah keadaan
sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara
sosial dan ekonomis. (Pasal 1 UU 36/2009)”.24 Subandi
menjelaskan dalam tulisannya bahwa:
Masalah kesehatan bukanlah persoalan bagi bidang
kedokteran saja, karena persoalan fisik akan selalu terkait
dengan dimensi kehidupan yang lain. Hal ini disadari oleh
WHO, yang memberikan definisi tentang kesehatan tidak
hanya untuk kesehatan fisik saja, tapi juga menyangkut
kesehatan psikis, sosial, dan kesehatan spiritual, Rumah
sakit sebagai pemberi layanan sebenarnya telah dirancang
untuk memperhatikan hal-hal tersebut. Namun dalam
kenyataannya pelayanan rumah sakit masih sangat
memperhatikan aspek-aspek diluar aspek fisik. Khususnya
dalam pelayanan spiritual masih sangat memprihatinkan.25
Menurut Subandi26 bahwa survei menunjukan bahwa, “Ada
90% dokter melaporkan pasien mereka membutuhkan
23
Puchalski., et.al.,“Improving The Quality Of Spiritual Care As A Dimension Of
Palliative Care: The Report of The Consensus Conference.” Dalam Journal Of Palliative
Medicine, 2009, 12 (10), hal. 85-904.
24
Http://Www.Yankes.Kemkes.go.id, diakses Pukul 13.00 Tgl 18 Maret 2018, hal. 70.
25
Subandi, et al.,”Pengembangan Pelayanan Rohani bagi Pasien Rawat Inap di
Rumah Sakit umum,” dalam Jurnal psikologika, nomor 10 tahun 2000, hal. 5-6.
26
Subandi adalah Dosen Tetap Fakultas Psikologi UGM Yogyakarta Berminat Pada
Kajian-Kajian Klinis dan Psikologi Islami.Nida UI Hasanat Adalah Dosen Tetap Psikologi
UGM, Berminat pada Psikologi Klinis

8 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB I - pendahuluan

dukungan spiritual untuk membantu kesembuhan


penyakitnya”. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan
pada tahun 1995 menjelaskan prihal tentang kebutuhan
ruhani sebagai bagian yang penting dalam proses kesembuhan,
berikut pernyataannya:
Kita menyadari bahwa manusia sebagai makhluk ciptaan
Tuhan yang sempurna dipengaruhi beberapa faktor seperti
mental spiritual, sosial budaya, dan unsur biologisnya sendiri.
Dengan demikian pendekatan yang paling menyeluruh
(holistik) merupakan pendekatan yang paling tepat dalam
pelayanan kesehatan masyarakat, dalam menghadapi
kondisi guncangan jiwa karena sakit seperti stress sampai
kepada tingkat yang lebih berat, maka diperlukan bimbingan
ruhani agar pasien tidak terguncang dan menjadi lebih kuat
yang pada akhirnya membatu proses penyembuhan pasien
sendiri.27
Christina Maria Puchalski menjelasakan tentang keterkaitan
kesehatan dan spiritual sebagai berikut:
Spiritualitas adalah elemen penting dari perawatan pasien,
dari penelitian mengenai keterkaitan spiritual dan kesehatan
maka peneliti ini membuat standar perawatan spiritual
melalui kurikulum pendidikan kedokteran serta seminar
pada Konferensi Konsensus Nasional baru-baru ini. Karya
ini telah membentuk model dasar di bidang spiritualitas
dan kesehatan pada kurikulum kedokteran28. Dan data
menunjukan bahwa kebutuhan pasien terhadap agama dan
spiritualitas ketika terjadi sakit cukup tinggi diatas 70 persen,
27
Yayasan Kesehatan Ibnu Sina,. Bimbingan Ruhani Bagi Pasien, Bandung: Al-Bayan,
Cetakan 1, 1995, hal. VI.
28
Christina Maria Puchalski. ”Religion, Medicine and Spirituality, what we know,
what we don’t know and what we do,” dalam Jurnal Health Scine, vol. 3, hal. 49-56.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 9
BAB I - pendahulUan

hasil survei ini ditulis oleh Wall, berikut tulisannya: ada pada
dua Rumah Sakit di Amerika yang mengungkapkan bahwa
95% pasien yang sakit percaya akan adanya hadirnya Tuhan
menjadi penting, 72% kebutuhan agama penting dalam
kehidupan sehari-hari, dan 94% menyetujui kesehatan
spiritual itu penting seperti halnya kesehatan fisik.29
Islam memiliki peran yang strategis guna mendukung kesehatan
kedokteran modern dan membantu penyembuhan penyakit
dan demikian Dadang Hawari dalam bukunya Al-Qur’an ilmu
kedokteran jiwa dan kesehatan jiwa menjelaskan bahwa:
Kegiatan layanan bimbingan dan konseling Islam di Rumah
Sakit juga memiliki peran strategis dalam rangka mendukung
upaya penyembuhan penyakit menurut ilmu kedokteran
modern. Ini bisa dijelaskan lewat hubungan antara sistem
kekebalan tubuh pada diri seseorang dengan kesehatan
psikisnya. Dalam dunia ilmu kedokteran modern hubungan
keduanya dapat diterangkan dalam sebuah cabang ilmu
“Psiko-Neuro-Endokrinologi”30
Kebutuhan spiritual pasien saat mengalami masalah kesehatan
sebenarnya pasien ingin mengembalikan keyakinan kepada
agama dan menjalani hubungan penuh rasa percaya dengan
Tuhan. Sebagaiman ditulis oleh Asmadi mengutip pendapat
Anton Bawono sebagai berikut:
Tinjauan umum tentang kebutuhan spiritual pasien adalah
kebutuhan untuk mempertahankan atau mengembalikan
keyakinan dan memenuhi kewajiban agama, serta kebutuhan
29
Wall, J. Richard., et.al, “Spiritual Care of Families in the Intensive Care Unit, dalam
Jurnal Crit Care Med, 2007, vol. 35 no. 4, hal. 1089.
30
Komarudin, “Bimbingan Psiko-Religious Bagi Pasien Rawat Inap Rumah Sakit
Umum di Jawa Tengah (Formulasi Ideal Layanan Bimbingan dan Konseling Islam),”
dalam Jurnal At’taqodum, Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hal. 77.

10 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB I - pendahuluan

untuk mendapatkan maaf atau pengampunan, mencintai,


menjalani hubungan penuh rasa percaya dengan Tuhan
(caroson, 1989). Adapaun adaptasi spiritual adalah proses
penyesuian diri dengan melakukan perubahan prilaku yang
didasarkan kepada keyakinan atau kepercayaan yang dimilki
sesuai dengan agama yang dianutnya (Asmadi31, 2008:258)32
Menurut Koening dalam tulisannya tentang spiritualitas atau
agama dapat mempengaruhi keputusan medis:
Semakin banyak penelitian ilmiah menunjukkan koneksi
antara agama, spiritualitas, dan mental dan fisik kesehatan.
Temuan ini sangat kuat pada pasien dengan penyakit kronis
yang mengalami stres psikologik dan perubahan sosial,
serta perjuangan eksistensial yang terkait dengan makna
dan tujuan. Studi terbaru menunjukkan bahwa keyakinan
agama mempengaruhi keputusan medis, seperti penggunaan
kemoterapi dan tindakan perawatan lainnya untuk sembuh.33
Tujuan perawatan medis adalah sikap yang baik ditujukan
kepada pasien dengan rasa empati, sebagaimana dijelaskan
oleh Andrew B. Newberg:
Tujuan perawatan medis yang baik adalah bertindak yang
terbaik untuk pasien, ini menjadi semakin jelas bahwa
untuk mencapai tujuan ini sangatlah penting mendengarkan
kepada pasien dengan empati dan rasa hormat, sehingga bisa
mengetahui tentang kebutuhannya, ketakutannya, mimpi,
harapan, dan tujuan. Sejarah spiritual adalah salah satu cara
31
Asmadi, Teknik Posedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi, Jakarta: Salemba
Medika, 2008, hal. 258.
32
Anton Bawono, Penerapan Aspek Spiritualitas-Religiusitas dalam Keputusan
Berobat di Rumah Sakit Islam,,, hal. 28-29
33
Harold G. Koenig, MD, “Religion, Spirituality, And Medicine: Research Findings
and Implications for Clinical Practice,” dalam Jurnal from The Departments of Psychiatry
and Medicine, Vol. 0038-4348, No. 9712, Hal. 1994.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 11
BAB I - pendahulUan

untuk mencapai ini. Dengan bertanya pada pasien apa yang


memberi mereka makna dalam hidup dan bagaimana mereka
mengatasi penyakit mereka, sehingga dapat membuka pintu
hubungan yang lebih mempercayai, lebih dalam, dan lebih
bermakna. Ini adalah komponen penting dari kebutuhan
pasien pada saat sakit, daripada fokus pada obat apa yang
diberikan. Dokter, dengan mengenali dimensi spiritual dari
kehidupan profesionalnya dalam memberi layanan, ini
adalah salah satu cara untuk membawa kembali ke seni ilmu
kedokteran.34
Penanaman aturan hidup pada diri seseorang dan dibarengi
dengan tingkat religiusitas dan spiritualitas yang baik maka ia
akan mampu menjalankan hal yang baik dan menjauhi hal
yang buruk yang dapat merusak bahkan menggangu kesehatan
baik fisik maupun psikis. Berikut, menurut Anton Bawono:
Agama membantu proses self regulation atau pengaturan diri
dilihat dari sudut pandang psikologi, self regulation akan
membuat individu bertingkah laku sesuai dengan aturan-
aturan atau tujuan yang ingin dicapainya tersebut. Oleh
karena itu, jika kembali dikaitkan dengan hubungannya
dengan kesehatan, agama akan memberikan berbagai aturan
untuk menjalani hidup yang sehat. Dengan penanaman
aturan-aturan tersebut, individu dengan tingkat religiusitas
yang baik akan lebih mampu mengontrol dirinya dalam
menjalankan peraturan tersebut. Mereka lebih mampu
menolak hal-hal yang tidak baik, seperti tidak merokok dan
minum-minuman keras.35

34
Andrew B. Newberg, “Spirituality And Health, The Art Of Compassionate
Medicine,” dalam Jurnal Religion Health,Vol. 2, Maret 2001, hal. 35-39.
35
Anton Bawono,“Penerapan Aspek Spiritualitas-Religiusitas Dalam Keputusan
Berobat di Rumah Sakit Islam”, dalam Jurnal Peneltian Sosial Keagamaan, Vol. 5, No. 1,
Juni 2011: 19-39, hal. 21.

12 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB I - pendahuluan

Rumah Sakit atau panti rehabilitasi dihimbau tidak hanya


menyediakan dokter namun juga menyediakan rohaniawan
yang dapat membimbing pasien agar terbina spiritulitasnya,
berkaitan dengan masalah ini, Nurul Hidayati secara rinci
menulis dalam penelitiannya:
Selain keluarga sebagai pemberi semangat tentunya
dibutuhkan tenaga ahli yang mampu memberikan bimbingan,
arahan dan nasehat bagi pasien. Rumah sakit seharusnya
terlebih lagi rumah sakit Islam harus mempunyai tenaga
pembimbing rohani (rohaniawan) yang dapat memberikan
bimbingan rohani terhadap pasien-pasiennya dengan itu
pihak rumah sakit dan pembimbing rohani harus memiliki
cara-cara membimbing mereka.36
Pentingnya pelayanan santuan agama (spiritual) sebagai aspek
yang penting dalam pengobatan di Rumah Sakit atau panti
rehabilitasi Ema Hidayanti37 menjelaskan:
Pentingnya peran bimbingan rohani Islam maka seharusnya
rumah sakit memberikan dua bentuk pelayanan yaitu
yang pertama pelayanan aspek fisik yaitu perawatan dan
pengobatan (medik), yang kedua pelayanan dalam aspek non
fisik yaitu rohani dalam bentuk santunan agama (spritual).
Kedua dalam bentuk pelayanan tersebut harus dikerjakan
secara terpadu (holistik) agar di peroleh hasil yang baik yaitu
menolong membina manusia dengan seutuhnya.38

36
Nurul Hidayati, “Metode Bimbingan Islam di Rumah Sakit “, dalam Jurnal Vol 5,
No. 2 Desember 2014, hal. 209.
37
Ema Hidayanti., et.al, “Bimbingan Rohani Islam Dalam Menumbuhkan Respon
Spiritual Adaptif Bagi Pasin Stroke Di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih,”
dalam Jurnal Ilmu Dakwah, Vol. 36, No.1, Januari-Juni 2016, ISSN 1693-8054, hal. 47.
38
Ati Mu’jizati,“Peran Rohani Islam Dalam Memelihara Kesebaran Pasien Rawat
Inap Dirumah Sakit Umum Islam Harapan Anda Tegal Tahun 2000,” Semarang: Fakultas
Dakwah Institut Agama Islam Negeri Walisongo, 2009, hal. 3.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 13
BAB I - pendahulUan

Menurut Agus Riyadi39 tentang manfaat dari bimbingan


spiritual dan rohani di Rumah Sakit/Pantai Rehabilitasi sehingga
mampu menjadi solusi bagi pasien atau klien yang sedang
menghadapi masalaah kesehatan baik fisik maupun psikis:
Tujuan pelayanan bimbingan rohani di rumah sakit yaitu
untuk membantu pasien yang mengalami problem psikis,
social dan religious yang sebagian besar juga dialami pasien
disamping penyakit fisik yang diderita. Layanan bimbingan
rohani yang berupa pemberian nasehat, dan motivasi
sampai pada pemecahan masalah pribadi pasien diharapkan
dapat mengatasi problem-problem di luar jangkauan medis
sehingga pada akhirnya pasien dapat mencapai kesehatan
yang menyeluruh (holistik) baik aspek fisik, psikis, social
maupun religious serta diharapakan dapat menciptakann
loyalitas pelanggan untuk komunitas beragama.40
Menurut Ainur Rahim Faqih menjelaskan tentang bimbingan
konseling Islam bertujuan agar bisa mendapat kebahagiaan
dunia kahirat sesuai dengan petunjuk Allah, ini penjelasannya;
“Bimbingan dan konseling Islam adalah proses pemberian
bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan
ketentuan dan petunjuk Allah SWT, sehingga dapat mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.41”. Mengenai
bimbingan yang terintegral dalam aspek kesehatan Isep Zainal
juga secara ringkas menulis bahwa; “bimbingan konseling
39
Agus Riyadi, “Dakwah Terhadap Pasien: Telaah Terhadap Model Dakwah Melalui
System Layananbimbingan Rohani Islam di Rumah Sakit,”dalam Jurnal Konseling Religi:
Bimbingan Konseling Islam, Vol.5, No. 2 Desember 2014, hal. 247.
40
Kemenkes RI No. 812/Menkes/SK/VII, “Tentang Kebijakan Terapi Paliatif,”Jakarta:
Depkes RI, 2007, hal. 54.
41
Ainur Rahim Faqih, Bimbingan Dan Konseling Dalam Islam, Jakarta: UUI Press.
2001, hal. 34-35.

14 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB I - pendahuluan

rumah sakit merupakan bagian integral dari konseling dalam


seting layanan lembaga kesehatan, pelaksanaannya memilki
perbedaan dengan lembaga pendidikan formal.42” Kartono
dan Kartini dalam bukunya hygines mental menulis bahwa:
layanan bimbingan dan konseling dapat membantu pasien
dalam psikologi yang positif, maka dari itu dibutuhkan
untuk mempercepat kesembuhan. Ada kenyataan bahwa
pasien sering kali menunjukan gejala psikomatis yaitu sakit
fisik yang disebabkan oleh kondisi psikologis yang buruk.43
Dari uraian diatas rumah rehabilitasi Madani Mental Health
Care hadir untuk berkontribusi dalam menyelamatkan generasi
penerus bangsa melalui pengobatan terapi spiritual bagi
penderita Naza dan ganguan jiwa, dengan visi menyelamatkan
dan mengembalikan masa depan citra diri keluarga, masyarakat
dan bangsa, serta meningkatkan kualitas hidup menjadi lebih
baik. Dan misi melaksanakan usaha pencegahan melalui
penyuluhan, bimbingan, pembinaan dan konsultasi bahaya
yang ditimbulkan dari penyalahgunaan Naza, maupun
mengobati serta meningkatkan kualitas hidup korban Naza dan
penderita Skizofrenia sehingga dapat kembali ke masyarakat
dan lingkungannya secara baik dan benar.
Hemat penulis, penelitian ini masih sangat relevan dengan
keadaan saat ini guna menjawab persoalan penyalahgunaan
Naza dan memberi solusi dari aspek spiritual melalui
pendekatan perspektif Al-Qur’an.
42
Isep Zainal Arifin, “Bimbingan dan Konseling Islam Untuk Pasien Rawat Inap di
Rumah Sakit,” dalam Jurnal Ilmu Dakwah, Vol. 6, No. 19, edisi Januari-Juni, 2012,
hal. 173.
43
Komarudin, “Bimbingan Psiko-Religious Bagi Pasien Rawat Inap Rumah Sakit
Umum”..... hal. 77.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 15
BAB I - pendahulUan

B. Indentifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat
diuraikan identifikasi masalah sebagai berikut ini :
1. Apa yang dimaksud dengan terapi Spiritual?
2. Bagaimana model/sistem spiritual di Madani Mental
Health Care Jakarta bagi pecandu Narkoba?
3. Bagaimana Penafsiran Ayat-Ayat Tentang Spiritual?
4. Bagaimana Penafsiran Ayat Ayat Tentang Kesehatan
mental?
5. Bagaimana Analisis Penulis tentang Spiritual Sebagai
Terapi Kesehatan Mental Perspektif Al-Qur’an yang
diterapkan di Madani Mental Health Care?
6. Bagaimana implikasi spiritual terhadap kesehatan mental
korban pengguna narkoba di MMHC?

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah


1. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah diatas ternyata masih banyak
masalah yang ditemukan dari penelitian ini. namun
demikian, agar pokok penelitian tidak melebar tanpa arah
dan batas, maka penulis membatasi penelitan ini hanya
pada pembahasan: Spiritual Sebagai terapi Kesehatan
Mental Perspektif Al-Qur’an di Madani Mental Health
Care [MMHC].
2. Perumusan Masalah
Oleh sebab itu penulis merumuskan masalah dalam

16 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB I - pendahuluan

penelitian ini menjadi poin poin di bawah ini: Bagaimana


pandangan Al-Qur’an terhadap Spiritual?
1. Bagaimana para Mufasir menjelaskan ayat-ayat spiritual
dan implikasinya sebagai terapi kesehatan mental?
2. Bagaimana metode yang ada dijalankan Madani Mental
Health Care [MMHC] dalam menerapkan spiritual
sebagai terapi kesehatan mental bagi pencandu Narkoba/
Naza?
Untuk itu tujuan dari penelitian ini (purpose of the
study) adalah yang pertama untuk mengetahui para Mufasir
menjelaskan ayat ayat spiritual dan implikasinya sabagai
terapi kesehatan mental, yang kedua untuk mengetahui
penerapan metode terapi spiritual di MMHC dalam proses
rehabilitasi pecandu narkoba dan implikasinya terhadap
kesehatan mental.

D. Tujuan Penelitian
Penilitian ini memiliki tujuan untuk menjawab perumusan
rumusan-masalah diatas yaitu :
1. Untuk mengetahui penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an
mengenai Spiritual sebagai terapi Kesehatan Mental yang
dijelaskan para Mufasir.
2. Untuk mengetahui konsep spiritual sebagai terapi
kesehatan mental yang diterapkan di Madani Mental
Health Care [MMHC]

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 17
BAB I - pendahulUan

E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
baik secara teoritis maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritas dari penelitian ini diharapkan dapat
menambah kajian literature dan hasanah ilmu seputar
spiritual dan khususnya dalam kesehatan mental/jiwa
dalam perspektif Al-Qur’an. Penulis tidak terlalu banyak
menemukan kajian atau penelitian dalam mengungkap
spiritual sebagaai kesehatan mental perspektif Al-Qur’an,
maka penulis berharap penelitian ini dapat menjadi rujukan
dan wawasan keislaman tentang kesehatan mental. Bagi
siapa saja akan meneliti kembali dengan mudah mudah
dapat melengkapi berbagai kekurangan dari penelitian ini.
2. Manfaat Pragmatis
Sedangkan manfaat secara pragmatis, yang pertama
diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita
semua, terutama untuk bagi para praktisi kesehatan,
psikolog atau psikiater sebagai bahan bacaan dan
penerapan kesehatan dari aspek spiritual sehingga
diharapkan para dokter, perawat, psikiater dan ahli
kesehatan mampu untuk memberikan penyuluhan dari
aspek spiritual sehingga para pasien merasa senang dan
mampu meringankan beban sakit yang diderita. Yang
kedua juga manfaat lain yaitu untuk menjadi buku
panduan rumah sakit baik swasta maupaun negeri dalam
men-sinergikan antara aspek kesehatan dan spiritual,

18 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB I - pendahuluan

yang ketiga manfaat lainnya adalah untuk menjadi


panduan dan kurikulum di Institusi kesehatan seperti
Akper, STIkes, atau Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Masyarakat, Psikolog sehingga para mahasiswa mampu
menerapkan dan menguasai dua kompentensi kesehatan
baik dari aspek ilmu keperawatan, kedokteran dan juga
aspek spiritual.

F. Kerangka Teori
“Angka penyalahgunaan narkoba di Indoensia terus
meningkat hingga mencapai 3,8 juta sampai 4,1 juta,”44
sementara kemampuan pemerintah melakukan rehabilitasi
korban narkoba sangat terbatas. Peran masyarakat sangat
dibutuhkan, menurut Adi dikutip Muhtar menjelaskan bahwa
upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat45 “terdapat
tiga pilar penting, yaitu: lembaga pemerintah, lembaga non-
pemerintah, dan sektor swasta.”46 Civil society dalam kontek
penelitian ini adalah Yayasan Madani Mental Health Jakarta
yang mengedepankan pendekatan spiritual dalam rehabilitasi
korban penyalahgunaan narkoba.
Menurut Yunita dikutip Muhtar bahwa, “bahaya
narkoba/psikotropika merupakan bahan atau zat yang bila
masuk kedalam tubuh akan mempengaruhi tubuh terutama
susuan saraf pusat atau otak, bilamana disalahgunakan akan
44
Apriliantin Putri Pamungkas, “Peran ASEANPOL dalam Pemberantasan Peredaran
Narkoba di Indonesia”,,, hal. 91.
45
Muhtar, “Pendekatan Spiritual dalam Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan
Narkoba di Pesantren Inabah Surabaya”, dalam Jurnal Informasi, Vol. 19, No. 3,
September –Desember, 2014, hal. 253.
46
Adi I.R, Perencanaan Partisipatoris Berbasis Asset Komunitas (Dari Pemikiran
Menuju Penerapan), Jakarta: UI Press, 2007, hal. 21.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 19
BAB I - pendahulUan

meyebabkan gangguan fisik, psikis, jiwa dan fungsi sosial.47”


Senada dikatakan oleh Gunawan “narkoba jika diminum,
dihirup, atau disuntikan dapat mengubah pikiran, suasana
hati atau perasaan dan perilaku seseorang.”48
Menurut Rahmawati dikutip oleh Bakhtiar dan
Suhartono rehabilitasi adalah “Sebagai tempat untuk mulai
membebaskan diri dari ketergantungan narkoba (drug free)
sebagai modal awal untuk bisa bertahan dan bebas dari
pengaruh keterkaitan pada keberadaan narkoba sebagai zat
yang mempunyai ketentuan hukum (crime free).”49
Peraturan pemerintah yang diamanahkan untuk
dikeluarkan oleh UU nomer 23 tahun 1992 diantaranya pasal
27 yaitu, “Tentang ketentuan mengenai kesehatan jiwa dan
upaya penanggulangannya ditetapkan dengan peraturan
pemerintah,”50 dan Undang-Undang upaya kesehatan yang
baru muncul yaitu UU nomer 36 tahun 2009:
Menjelaskan tentang upaya kesehatan diselenggarakan
dalam kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu,
menyeluruh, dan berkesinambungan. Penyelenggaraan
upaya kesehatan harus memerhatikan fungsi sosial, nilai dan
norma agama, sosial budaya, moral, dan etika profesi.51

47
Yuanita, Fenomena dan Tantangan Remaja Menjelang Dewasa, Yogyakarta:
Brillian Books, 2011, hal. 124..
48
Gunawan, Remaja dan Permasalahannya, Yogyakarta: Hanggar Kreator, 2011,
hal. 66.
49
Rahmawati, “Pusat Terapi dan Rehabilitasi Bagi Ketergantugan Narkoba,” Skripsi,
Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 2010, hal. 35.
50
Sri Siswati, Etika dan Hukum Kesehatan dalam Perspektif Undang-Undang
Kesehatan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cet I, t.th, hal. 25.
51
Sri Siswati, “Etika dan Hukum Kesehatan dalam Perspektif Undang-Undang
Kesehatan”,,, hal. 54.

20 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB I - pendahuluan

Wawan Sesetya, menjelaskan masalah gangguan


kesehatan jiwa di seluruh dunia memang sudah menjadi
masalah yang sangat serious, “WHO menyatakan paling
tidak ada satu dari empat orang di dunia mengalami masalah
mental, WHO memperkirakan ada sekitar 450 juta orang di
dunia yang mengalami gangguan kesehatan jiwa.52”.
Dadang Hawari menjelasakan bahwa; “Pengertian sehat
seutuhnya adalah sehat dalam arti biologik (fisik) artinya
tidak sakit sakitan; sehat dalam arti psikologik artinya tidak
mengalami gangguan kejiwaan; sehat dalam arti sosial artinya
hidup berkecukupan; dan sehat dalam arti spiritual artinya orang
itu beragama (beriman dan bertaqwa).53” Apipudin secara detail
dalam penelitiannya menjelaskan makna Syifa yang tersebut
beberapa kali terulang berdasarkan isyarat isyarat ayat:
Al-Qur’an dapat menyembuhkan beragam penyakit bio,
psio, sosio dan spiritual. Argumen ini, yakni Al-Qur’an
sebagai penyembuh penyakit banyak digunakan oleh ulama
Sufi. Adapun komentar para mufasir tentang Al-Qur’an
sebagai penyembuh penyakit bio, psio, sosio, dan spiritual
dari kata Syifa’ yang jumlahnya relatif sedikit yakni hanya
enam kata yang ada di dalam Al-Qur’an yang semuanya
berbentuk umum (nakirah) ”54
kata syifâ yang bentuknya umum (nakirah) dipahami
oleh pada umumnya mufasir khususnya mufasir yang
menggunakan sumber penafsiran riwayat bermakna sebagai
52
Wawan Sesetya, “Fungsi Fungsi Psikologis & Medis Dibalik Puasa Senin Kamis,”
Jogjakarta: Diva Press, t.th, hal. 157-158.
53
Rini, Rafi’ah Susrini., et.al, Sehat Seutuhnya Untuk Semua Seri Menuju Indonesia
Sehat dengan Syariah, Jakarta: Forum Muslimah Untuk Indonesia Sehat, Cetakan
Pertama, 2009, hal. III.
54
Apipudin, Al-Qur’an Sebagai Penyembuh Penyakit, Tanggerang Selatan: Young
Progresive Muslim, Cetakan I, 2013, hal. 114-115.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 21
BAB I - pendahulUan

penyembuh beragam penyakit fisik dan psikis. Para mufasir


yang menafsirkan kata syifâ sebagai penyembuh beragam
penyakit diantaranya; Fachruddin Ar-Razy (605), Tafsir
Ibn Qayyim (abad ke 7), Al-Qurtubi (671), Ala’ Al-Din
‘Ali Bin Muhammad Bin Ibrahim Al-Baghdadi (W.725),
Sulaiman Bin Umar Al-Ajili (W 206 H), dan Nawawi Al-
Bantani (abad 12). Adapun para mufasir yang menggunakan
logika (ra’yi) seperti M. Quraish Shihab (al-Mishbâh 2000),
Aḫmad Mustafa al-Maraghi (al-Maraghi 2001), Jalal Al-Din
Al-Sayuti dan Jalal Al-Din Al-Mamally (Jalalain 911 H), al-
Saukani (Fath Al-Qadir 1250 h), mengatakan bahwa kata
syifâ di dalam al-Qur’an bermakna Al-Qur’an penyembuh
penyakit psikis”.55
Hasnani56 mengutip M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa;
“Untuk memahami kehadiran spiritualitas pada individu, maka
hal pertama yang harus ada pada individu adalah merasakan
dalam jiwa tentang kehadiran satu kekuatan yang maha
agung yang menciptakan dan mengatur alam raya”. Shihab
juga menjelaskan ayat ayat Al-Qur’an mempunyai pengaruh
psikologis terhadap orang yang beriman,57 berikut penjelasan
riwayat yang menjadi bukti pengaruh al-Qur’an:
Kisah Umar bin Khathab masuk Islam setelah mendengar dari
Fatimah adiknya membaca surat Tha ha/20:1-16, gemetar
jiwa Umar membaca ayat ayat tersebut. Kisah kedua yaitu
Utbah bin Rabi’ah seorang tokoh musyrik Mekah saat itu
ia ketika di utus kaumnya menghadap Rasulullah setibanya
55
Apipudin, Al-Qur’an Sebagai Penyembuh Penyakit,,, hal. 115.
56
Fenti Hasnani, “Spiritualitas dan Kualitas Hidup Penderita Kanker Servik,” dalam
Jurnal Helath Quality”, Vol. 3 No. 2, Mei, 69-140, hal. 129.
57
M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur’an Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Bandung:
Mizan Pustaka, 2013, hal. 238.

22 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB I - pendahuluan

di hadapan Nabi SAW lalu beliau membacakan surah as


Sajadah rupanya ayat ayat yang ia dengar berbekas dalam
jiwanya sehingga keadaanpun berubah.58

G. Tinjauan Pustaka
Pembahasan tentang Spiritual sebagai terapi Kesehatan mental
Perspektif Al-Qur’an belum penulis temukan. Namun ada yang
mendekati seperti judul penulis, dan kebanyakan penelitian
yang terdahulu lebih terfokus kepada lapangan. Maka yang
berbeda dengan tesis penulis dan tesis sebelumnya adalah
penguatan melalui pendekatan ilmu tafsir serta penjelasan
ayat ayatnya dari para mufasir, dan dari makna spiritual
dan kesehatan mental lebih komprehensif. Buku buku yang
dijadikan sebagai rujukan dan sumber primer dalam penelitian
ini sebagai berikut:
Kitab-Kitab Tafsir Rujukan:
1. Al-Qur’an dan Terjemahnnya Kementrian Agama RI
2. Terjemah Al-Mufrodât Fȋ Ghâribil Al-Qur’an, ar-Raghib
al-Asḫfahâni, Tiga jilid
3. Tafsȋr Al-Misḫbah Karya M. Quraish Shihab 15 Jilid
4. Terjemah Tafsir Fȋ Zhilâlil Qur’an, Sayyid Qutub, 10 jilid
5. Terjemah Tafsȋr Al-Qurthȗbi, Syaikh Imam Al-Qurthubi,
20 Jilid
6. Terjemah Lubâbut Tafsȋr Min Ibni Katsȋr, Dr. Abdullah
Bin Muhammad, 10 Jilid

M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur’an Ditinjau dari Aspek Kebahasaan... hal.


58

236-237.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 23
BAB I - pendahulUan

7. Tafsȋr al-Maraghi
8. Ensklopedia Al-Qur’an Kajian Kosa Kata, M. Quraish
Shihab, Tiga Jilid
9. Tafsȋr Ayat-Ayat Ahkam, Muhammad Alȋ Ash-Shabuni
10. Tafsir Ilmi: Makanan dan Minuman Dalam Al-Qur’an,
KementrianAgama RI
11. Tafsȋr Al-Azhar, Buya Hamka
12. Tafsȋr Nurul Qur’an Terj. Nȗr Al-Qur’an, Kamal Faqih
Imani
13. Tafsȋr Tematik: Kesehatan Dalam Perspektif Al-Qur’an,
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an
14. Tafsȋr Ayat-Ayat Yâ Ayyuhal-Ladzȋna Âmanȗ Terj.Nidâ
Atirhmâni Li Ahli Ȋman, M. Abdul Athi Buhairi
15. Bulu Mukjizat Kesehatan Ibadah, Dr. Jamal Alzaky
16. Mukjizat Ilmiah Dalam Al-Qur’an, karya Muhammad
Kamil Abdush Shamad
Buku-Buku Rujukan Kesehatan Mental:
1. Al-Qur’an Sebagai Penyembuh Penyakit Karya Apipudin
2. Bimbingan Konseling Qur’ani Jilid I Karya Abdul Hayat
3. Bimbingan Konseling Qur’ani Jilid II Karya Abdul Hayat
4. Teori dan Teknik Konseling Karya Gantina Komalasari
dkk
5. Ilmu Jiwa Agama Karya Zakiyah Daradjat
6. Etika dan Pertumbuhan Spiritual Karya Mujtaba Musawi
Lari

24 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB I - pendahuluan

7. Teori Kaunseling Bina Jiwa Karya Dr. Kamaruzzaman Bin


Jalaludin
8. Pengantar Konseling Teori dan Studi Kasus karya John
Mcleod
9. Intisari Ihya’ulumuddȋn, Mensucikan Jiwa, karya Sa’id
Hawwa
10. Nilai Kesehatan Mental Islam dalam Kebatinan Kawruh
Jiwa Suryomentarum. Karya Dr. H. Sa’adi M Ag
11. Psikologi Qur’ani dari Jiwa Hingga Ilmu Laduni. Karya
Dr. Muhammad Utsmân Najati
12. Ilmu Jiwa dalam Al-Qur’an, karya Dr. Muhammad
Utsmân Najati.
Buku-Buku Prof. Dr. Dr. H. Dadang Hawari Sebagai Rujukan
Penerapan Teori Penelitian:
1. Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa
Karya Dadang Hawari
2. Panduan Psikoterapi Agama (Islam)
3. Lima Besar Penyakit Mental Masyarakat
4. Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender [LBGT], Kontroversi
Demokrasi Ham dan Gen
5. Hidup Sehat Tanpa Miras, Narkoba, Rokok (Zat Adiktif)
& HIV/AIDS
6. Kehidupan Sesudah Kebangkitan dari Kematian
7. Dimensi Religi Dalam Praktek Psikiatri dan Psikologi
8. Menejemen Stres Cemas dan Depresi

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 25
BAB I - pendahulUan

9. Global Effect HIV/AIDS Dimensi Psikoreligi


10. Petunjuk Praktis Terapi (Detoksifikasi) Miras & Narkoba
(Naza) Tanpa Anestesi dan Subtitusi (Methadone, Subutex,
& Sejenisnya) dan HIV/AIDS
11. Skizofrenisa Pendekatan Holistik Bio-Psio-Sosio-Spiritual
12. Do’a dan Zikir Pelengkap Terapi Medik Integrasi Agama
Dalam Pelayanan Medik
13. Penyalahgunaan & Ketergantungan Naza (Narkotika,
Alkohol, & Zat Adiktif)
14. Dimensi Kesehatan Jiwa Dalam Rukun Iman dan Rukun
Islam
15. Panduan Rehabilitasi Gangguan Mental & Perilaku
Akibat Miras, Narkoba, & Penderita Skizofrenia
16. Hidup Sehat Tanpa Narkoba, Miras, dan Seks Bebas
17. Graha Madani Pusat Pemulihan Miras Narkobam
Skizofrenia
M. Quraish Shihab memasukan “tafsîr tematik (maudu’i), dan
tafsir ilmi adalah tafsîr corak muta’ahirin karena pada periode
ini sejalan dengan berkembangnya akal dalam berijtihad”.59
Menurut Abuddin Nata ketika menjelaskan metode penelitian
studi Islam:
Model penelitian tafsir yang dikembangkannya lebih bersifat
ekploratif, deskriptif, analitis, dan perbandingan, yaitu
model penelitian yang berupaya menggali sejauh mungkin
produk tafsir yang dilakukan ulama ulama tafsir terdahulu

Atang Abd Hakim, et.al, Metodologi Studi Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
59

Cetakan Pertama, 2011, hal. 79-80.

26 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB I - pendahuluan

berdasarkan berbagai literatur tafsir baik bersifat primer,


yakni yang ditulis yang bersangkutan, maupun ulama lainnya.
Data data yang dihasilkan dari berbagai literatur tersebut
kemudian dideskipsikan secara lengkap serta dianalisis
dengan menggunakan kategorisasi dan perbandingan.60

Contoh dalam penelitan tafsir bahwa para ulama ketika


menjelaskan satu ayat selalu dikaitkan dengan ayat yang
lain yang memiliki korelasi sehingga mampu difahami secara
komperhensif, berikut contoh penjelasan Umar Shihab (lahir
th. 1939 M):
Penjelasan dua ayat, surat al-Furqan/25:1 dan surat an-
Nisa/4: 28 secara tematik kedua ayat tersebut berbicara
dengan tema yang sama, tetapi disampaikan dalam situasi
dan kondisi berbeda. Itu berarti dalam banyak kasus hukum,
boleh jadi akan ditemukan hal yang serupa, dengan demikian
kedua ayat diatas merupakan bukti bahwa kajian tematik al-
Qur’an akan mempertautkan kita dalam situasi dan kondisi
kesejarahan suatu ayat. Bahkan, melalui Kajian Tematik,
kita pun menjadi tahu bahwa Al-Qur’an tidak diturunkan
dalam situasi dan kondisi tertentu saja, melainkan juga
untuk semua situasi dan kondisi.61

M.Quraish Shihab dalam bukunya membumikan Al-Qur’an


menjelaskan tentang kesehatan masyarakat dan kesejahteraan
negara:
Dalam kaitan dengan kesehatan masyarakat dan
kesejahteraan negara, gizi yang mengantar kepada kesehatan
60
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
Cetakan Kesembilan, 1998, hal. 214.
61
Umar Shihab, Kontektualitas Al-Qur’an Kajian Tematik Ayat Ayat Hukum Dalam
Al-Qur’an, Jakarta: PT. Penamadani, Cetakan Ketiga, t.th, hal. 15.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 27
BAB I - pendahulUan

merupakan syarat untuk pencapaiannya. Sebab, tanpa


kesehatan, manusia tidak dapat melakukan aktivitas. Dan
kesehatan diperoleh dari makanan yang bergizi. Inilah salah
satu sebab mengapa Al-Qur’an, dalam banyak ayatnya,
mengaitkan aktivitas di bumi dangan makanan yang bergizi
(misalnya surat al-Furqan/ 25:20, surat al-Mu’minu/23:51,
surat an-Nahl/16:15, surat al-Mulk/67:15, surat al-
An’am/6:142), M. Quraish Shihab menyimpulkan tangga
pertama guna mencapai kesehatan dan ksejahteraan. Dua
hal terakhir ini merupakan kewajiban umat manusia untuk
memelihara dan mencapainya.62
Ia mengutip perkatan Carrel dalam bukunya Man the
unknown:
Pengaruh dari campuran kimiawi yang dikandung oleh
makanan terhadap aktivitas jiwa dan pikiran, belum lagi
diketahui secara sempurna. Pendapat kedokteran menyangkut
hal ini tidak memiliki kecuali sedikit nilai, karena belum lagi
diadakan percobaan percobaan dalam waktu yang memadai
terhadap manusia guna membuktikan pengaruh makanan
tertentu bagi mereka. Namun tidak dapat diragukan bahwa
perasaan dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas makanan63.
Dalam buku tematik M. Quraish Shihab membahas tentang
masalah kesehatan, pandangannya tentang kesehatan mental/
jiwa dalam sudut pandang Al-Qur’an mengatakan bahwa;
“Islam menetapkan tujuan pokok kehadirannya untuk
memelihara agama, jiwa, akan jasmani, harta dan keturunan.
Setidaknya tiga dari yang disebut di atas berkaitan dengan
62
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, Bandung: Penerbit Mizan Media
Utama, Cetakan Xxviii, 1994, hal. 290.
63
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an ... hal. 289-290.

28 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB I - pendahuluan

kesehatan. Ia membagi kesehatan dalam dua aspek. Aspek


pertama adalah kesehatan fisik yang kedua kesehatan psikis/
jiwa.”
Wawan Susetya mengutip pendapat Dadang Hawari
menjelaskan bahwa; “aspek spiritual dari ibadah puasa adalah
pengendalian diri (self control). Maka, orang yang sehat
jiwanya adalah yang mampu menguasai dan mengendalikan
diri terhadap dorongan dorongan yang datang dari dirinya
maupun yang datang dari luar.”64

H. Penelitian Terdahulu yang Relevan


Berikut ini adalah beberapa penelitian dan pembahasan
terdahulu yang relevan dengan penelitian penulis sebelumnya
dan sebagian menjadi refrensi dan rujukan oleh peneliti.
Taufik Fedrik Pasiak, dengan judul disertasi “Model
Penjelasan Spiritualitas dalam Konteks Neurosain”, Program
Pascasarjana UIN Kalijaga, Yogyakarta, tahun 2009. dalam
desertasi ini peneliti menjelaskan bahwa:
Model penjelasan spiritualitas menggabungkan neurosains
spiritual dengan model Hirarki akal (akal bertingkat).
Penggabungan ini memberikan hasil akhir berupa munculnya
makna hidup. Ritual-ritual merupakan stimulus yang bekerja
melalui sistem saraf otonom untuk memberikan kesehatan
holistik pada manusia.65
Muhammad Iqbal Iraham, dengan judul disertasi
“Menghidupkan Spiritualitas Islam dalam Kajian Konsep
64
Wawan Susetya, Fungsi Terapi Psikologis & Medis dibalik Puasa Senin –Kamis,
Jogjakarta: Penerbit DIVA Press, Cetakan Pertama, t.th, hal. 157-158.
65
Taufik Fredrik Pasiak, “Model Penjelasan Spiritualitas dalam Konteks Neurosains”,
Disertasi, Universitas Islam Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009, hal. 305.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 29
BAB I - pendahulUan

Hudȗr Ibnu Al-A’rabî.66 Program Pascasarjana Universitas


Islam Syarif Hidayatullah, tahun 2015, Jakarta. Dalam
disertasi ini peneliti menjelaskan bahwa;
Pemikiran Hudȗr Ibnu Al-A’rabî mencakup berbagai
aspek seperti Ghaibah,67 Hadrah,68 Waqt, Hudȗr69 sebagai
sebuah metode ruhainiah, ternyata mampu menghidupkan
spiritulitas yang sesungguhnya, sehingga menjadi solusi atau
kekeringan spiritual masyarakat modern, serta menemukan
relevansinya kondisi saat ini.
Apipudin dengan judul, Al-Qur’an Sebagai Penyembuh
Penyakit Analis Kitab Khazinat Al-Asrar Karya Muhammad
Haqqil Al-Nazili, Program Pascasarjana Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2012. Dalam tesis
ini peneliti menjelaskan bahwa:
Berdasarkan isyarat-isyarat ayat Al-Qur’an dapat
menyembuhkan beragam penyakit Bio, Psio, Sosio
dan Spiritual. Al-Qur’an digunakan ulama sufi sebagai
penyembuh penyakit. Komentar Mufasir tentang Al-Qur’an
sebagai penyembuh penyakit Bio-Psio-Sosio dan Spiritual
dipahami dari kata Syifa enam kali terulang dalam Al-Qur’an
66
Muhammad Iqbal Iraham, “Menghidupkan Spiritualitas Islam dalam Kajian
Konsep Hudȗr Ibnu Al-A’rabî,” Tanggerang Selatan: Semesta Pustaka Al-Ikhsân, 2016,
Cet ke 1, hal. 267.
67
Muhammad Iqbal Iraham, Menghidupkan Spiritualitas Islam dalam Kajian
Konsep Hudȗr Ibnu Al-A’rabî,,, hal.293. Ghaibah adalah sirnanya kesadaran hati dari
pengetahuan yang berhubungan dengan keadaan makhluk, karena intensnya hati dengan
sesuatu yang menghampirnya.
68
Muhammad Iqbal Iraham, Menghidupkan Spiritualitas Islam dalam Kajian Konsep
Hudȗr Ibnu Al-A’rabî.”,,, hal.293. Hadrah adalah kehadiran setiap dan masing masing
asma illahi.
69
Muhammad Iqbal Iraham, Menghidupkan Spiritualitas Islam dalam Kajian Konsep
Hudȗr Ibnu Al-A’rabî,”,,, hal. 294. Hudȗr adalah kehadiran hati ketika suatu zat tidak
terlihat yang dapat dirasakan dengan bersihnya keyakinan. puncaknya adalah kehadiran
hati dengan al-haq pada saat terjadinya.

30 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB I - pendahuluan

yang berbentuk umum (nakirah).70


Iredho Fani Reza dengan judul, Efektifitas Pelaksanaan
Ibadah dalam Upaya Mencapai Kesehatan Mental, dalam
jurnal ini membahas tentang efektifitas ibadah sehingga bisa
berpengaruh tehadap kesehatan mental;
yang pertama individu yang memahami dan menghayati
pelaksanaan ibadah mampu mengatasi permasalahan
kehidupan yang sedang dialami, yang kedua pelaksanaan
ibadah seperti shalat, zikir, membaca al-Qur’an dan ibadah
lainnya menjadi cara dalam mendapatkan kesehatan
mental.71
Nur Arfiah Febriani dengan judul, Hubungan Antara Zikir
Allah dengan Kesehatan Fisik dan Kesehatan Mental (Studi
Kasus Jamaah Dzkir di Bawah Bimbingan Ustad Haryono di
Kota Bekasi), Program Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, tahun 2007. Tesis ini peneliti menganalisa dan
membahas bagaimana hubungan zikir dengan kesehatan fisik
dan mental, menurutnya bahwa:
Yang pertama salah satu indikator zikir yang paling memiliki
kontribusi terbesar adalah aspek dzikir untuk mengingat
Allah. Yang kedua seseorang yang melazimkan dzikir akan
termotifasi menjaga kesehatan tubuh dan pola hidup sehat.
Yang ketiga dalam kaitan metode pengobatan ustad Haryono
menurut peneliti beliau terlebih dahulu mengobati pasiennya
melalui penyembuhan penyakit hati atau gangguan yang
70
Apipuddin, Al-Qur’an Sebagai Penyembuh Penyakit: Analis Kitab Kazînat Al-
Asrâr Karya Mohammad Haqqi Al-Nâili 1993, Tanggerang Selatan: Young Progresive
Muslim, Cet ke I, 2013, hal. 115.
71
Iredho Fani Reza, “Efektifitas Pelaksanaan Ibadah Dalam Upaya Mencapai
Kesehatan Mental,” dalam Jurnal Psikologi Islami, Vol. 1, No. 1, Tahun 2015, hal 105-
115, hal. 114.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 31
BAB I - pendahulUan

terjadi pada kesehatan mental pasiennya baru kemudian


disusul melalui pengobatan tradisional.72
Zakariya Husin Lubis dengan judul, Tawawuf Sebagai Terapi
Kesehatan Mental: Studi Kasus Penyembuhan NAPZA di
Pesantren Bina Akhlak Cianjur. Pascasarjana Universitas Islam
Negeri Jakarta, Tahun 2013, Dalam tesis ini mengungkap
pendekatan melalui tasawuf, pemijatan, dan totok saraf
sebagai alternatif penyembuhan penderita Napza agar dapat
menghilangkan ketergantungan dengan Napza, sebagaimana
dijelaskan dalam kesimpulan:
Dalam penelitan ini lebih mengedepankan ritual ritual
sufistik, dan terapi yang dilakukan melalui proses pemijatan
(akupresur) silat, dan totok saraf yang semuanya ini
membangun potensi spiritualitas pasien yang mati, karena
dengan terapi fisik ini dapat menormalkan kembali nadi dan
cakra.73 “Proses penyembuhan akan terjadi dalam tubuh
ketika nadi dan cakra ini normal kembali yang mana energi
kotor dari penyakit akan di pompa keluar dari tubuh dan
diganti dengan energi baru yang bersih secara otomatis
sehingga dapat beribadah total kepada Tuhan.74

72
Nur Arfiah Febriani, “Hubungan Antara Zikir Allah dengan Kesehatan Fisik dan
Kesehatan Mental (Studi Kasus Jamaah Dzkir di Bawah Bimbingan Ustad Haryono di
Kota Bekasi),” Tesis, Program Pacasarjana UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Tahun
2007, hal. 189-191.
73
Zakaria Husin Lubis, Tasawuf Sebagai Terapi Kesehatan Mental (Studi Kasus
Penyembuhan Napza di Peseantren Bina Akhlak Ciancur),,, hal. 151. Cakra merupakan
tempat atau jalur keluar masuknya energi prana atau trnsformer energi spiritulitas.
74
Zakaria Husin Lubis, Tasawuf Sebagai Terapi Kesehatan Mental (Studi Kasus
Penyembuhan Napza di Peseantren Bina Akhlak Ciancur), Tanggerang Selatan: Impresa
Publishing, Cet. Ke I, 2013, hal. 123.

32 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB I - pendahuluan

I. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif
yaitu “penelitian yang berlandaskan pada teori teori dan riset
yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis.
Menurut Ruslan dikutip Bakhtiar yaitu menggambarkan
karakteristik (ciri-ciri) individu, situasi, atau kelompok
tententu.”75 Maman menggambarkan paradigma penelitan
kualitatif sebagai berikut:
Paradigma penelitian kualitatif diantaranya diilhami falsafah
rasionalisme yang menghendaki adanya pembahasan holistik,
sistematik, dan mengungkapkan makna di balik fakta empiris
sensual. Secara epistemologis, metodologis penelitian dengan
pendekatan rasionalistik menuntut agar objek yang diteliti
tidak dilepaskan dari konteksnya, atau setidaknya objek
diteliti dengan fokus atau aksentuasi tertentu, tetapi tidak
mengeleminasi konteksnya.76

Menurut Moleong yang dikutip oleh Suharsimi ada sebelas


karakteristik penenlitian kualitatif yang harus dipenuhi,
berikut ini penjelasannya secara rinci:
(1) latar alamiah, (2) manusia sebagai alat, (3) metode
kualitatif, (4) analis data secara induktif, (5) teori dari dasar,
(6) deskriptif, (7) lebih mementingkan proses daripada hasil,
(8) adanya batas yang ditentukan oleh fokus, (9) adanya
kriteria khusus untuk keabsahan data, (10) desain yang
bersifat sementara, (11) hasil penelitian dirundingkan dan

75
Ruslan, Metode Penelitian Public Relatiaon dan Komunikasi, Edisi 1, Cet. IV,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008, hal. 16.
76
U. Maman Kh., et.al, Metode Penelitian Agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2006, hal. 73-74.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 33
BAB I - pendahulUan

disepakati bersama.77
Hamka Hasan menjelaskan bahwa; “Penelitian kualitatif
diperkenalkan sebagai metodologi yang mapan tahun 1990
dan metode ini menggunakan prinsip prinsip logika dedukitf-
induktif, mula mula memastikan premis mayor, kemudian
menentukan premis minor, beragumen untuk memutuskan
kesimpulan.”78 Menurut lexy J. Moleong mendefinisikan
penelitian kualitatif adalah “Penelitian yang bermaksud untuk
memahmai fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan,
secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata
kata dan bahasa, pada suatu kontek khusus yang alamiah
dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.”79
Berikut ini beberapa hal yang terkait dengan model penelitian
kualitatif menurut Suharsimi, diantaranya:
1. Kejelasan unsur: subjek sampel, sumber data tidak mantap
dan rinci, masih fleksibel, timbul dan berkembangnya
sambil jalan (emergent)
2. Langkah penelitian baru: baru diketahui dengan mantap
dan jelas setelah penelitian selesai
3. Tidak dapat menggunakan pendekatan populasi dan
sampel. Dengan kata lain, dalam penelitian kualitatif tidak
dikenal istilah populasi sampel. Istilah yang digunakan
77
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, Cetakan Ketigabelas, 2006, hal. 21.
78
Hamka Hasan, Metode Penelitian Tafsir Hadist, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Syarif Hidayatullah, 2008, hal. 45.
79
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, Cetakan Ketigapuluhlima, 2016, hal. 6.

34 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB I - pendahuluan

adalah setting. Hasil penelitian hanya berlaku bagi setting


yang bersangkutan.
4. Desain : desain penelitiannya adalah fleksibel dengan
langkah dan hasil yang tidak dapat dipastikan sebelumnya.
5. Pengumpulan data: kegiatan pengumpulan data selalu
harus dilakukan sendiri oleh peneliti.
6. Analisis data: dilakukan bersamaan dengan pengumpulan
data.80
Dalam hal ini, penulis meneliti seputar Spiritual Sebagai
Terapi Kesehatan Mental Perspektif Tafsir al-Qur’an di
Madani Mental Health Care. Secara rinci metode penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kualitatif yang dilakukan dengan
Obesrvasi langsung kelapangan (field research) terhadap
klien di Madani Mental Health Care, Oleh karena itu,
sumber datanya diperoleh dari informan langsung, dan
berbagai kitab dan buku buku yang telah ditelaah dan
dibaca oleh peneliti guna mempertajam dan menganalisa
data yang didapatkan dari informan dalam proses
wawancara di lapangan. Dengan upaya ini diharapkan
akan memberikan informasi yang lebih akurat dan valid.
Sedangkan kajian dilakukan secara descriptive-
analysis, yaitu “Penelitian yang berusaha menuturkan dari
aspek spiritual sebagai terapi kesehatan mental dengan

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT.


80

Rineka Cipta, Cetakan Ketigabelas, 2006, hal. 13.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 35
BAB I - pendahulUan

menggambarkan yang ada secara objektif”81, Metode ini


peneliti gunakan untuk menguraikan dan menganalisa
adanya efektifitas antara aspek spiritual dangan kesehatan
mental perspektif tafsir Al-Qur’an, selain field research,
penulis juga menggunakan internet research, terutama
dalam mengumpulkan data-data awal tentang sub topik
yang akan dibahas dan terkait, untuk updating data
memanfaatkan studi literatur dan dokumen yang dinilai
relevan. Menurut Boq dan dan Taylor; “Mendefinisikan
metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang orang dan perilaku yang dapat diamati.”82
2. Sumber Data
Sumber data yang dikaji oleh penulis dalam penelitian ini
dibagi menjadi dua yaitu primer dan sekunder.83 Adapun
sumber data primer diperoleh dari sumber utama, yaitu
hasil wawancara dari informan yang telah ditentukan
yang ada di Madani Mental Health Care Jakarta
Sumber-sumber tersebut dilengkapi dengan sumber
sekunder, yaitu sumber data yang diperoleh dari informan
mengambil dari kitab kitab seputar ilmu Al-Qur’an dan
Tafsir, kamus Al-Qur’an atau al-Mausȗah al-Quraniyah,
buku kajian-kajian Al-Qur’an, buku-buku yang berkaitan
81
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta, Gajah Mada
University Press, hal. 63.
82
Bagdan R dan Taylor, Kualitatif (Dasar Dasar Penelitian), Terj. Khazin Afandi,
Surabaya: Usaha Nasional, 1993, hal. 3.
83
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R
& DB, Bandung: Alfabeta, 2006, hal. 308-309.

36 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB I - pendahuluan

dengan spiritual Islam, jurnal, tesis, dan kitab-kitab


lainnya yang relevan dengan pembahasan penulis. Dan
analisis atas sumber sekunder dan primer dilakukan
secara deduktif. Teknik pengolahan dan analisis data
menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesmipulan.
Sumber utama lainnya adalah buku buku Dadang
Hawari juga menjadi rujukan utama dalam penelitian ini
khususnya yang relevansinya dengan buku-buku kesehatan
mental serta buku yang pendekatannya melalui dimensi
religi, seperti: 1) Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan
Kesehatan Jiwa perspektif Al-Qur’an dan as-sunnah, 2).
Dimensi Religi dalam Praktek Psikiatri dan Psikologi, 3).
Panduan Psikoterapi Agama (Islam), 4). Integrasi Agama
dalam Pelayanan Medik, Dimensi Kesehatan dalam Rukun
Iman dan Rukun Islam, dan buku-buku lainnya
3. Lokasi Penelitan dan Waktu
Penelitian dilakukan di Madani Mental Health Care
Jakarta Timur, dan dimulainya penelitian dari sejak bulan
september 2018 hingga desember 2018.
4. Subjek Penelitian
Subjek penelitan ini penulis langsung mengadakan
wawancara dengan salah satu pendiri Madani Mental
Health Care Jakarta Timur karena dipandang mengetahui
prihal dari awal pendirian tempat rehabilatasi Madani
Mental Health Care. Selain berdiskusi dengan pendiri,
penulis juga berdiskusi langsung dengan orang-orang

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 37
BAB I - pendahulUan

yang memiliki peranan dalam menjalankan program


Spiritual selama 24 jam.
Sedangkan dalam Tesis ini, subjek penelitan yaitu
pendiri dan beberapa konselor dan para ustad yang
bertugas Madani Mental Health Care, dan profil yang
penulis peroleh sebagai berikut:
a. Ustad Darmawan S. Ag. adalah pendiri Madani
Mental Health Care [MMHC]
b. Ustad Gyinanjar Lc, adalah ketua Madani Mental
Health Care [MMHC]
c. Ustad Yuki Andi Arpan, S.SI adalah menejer kegiatan
spiritual Madani Mental Health Care [MMHC]
d. Ustad Fuad Salim, Lc. adalah sebagai terapis Spiritual
Madani Mental Health Care [MMHC]
e. Ustad Samsuludin, S.Sos.I M.A, adalah Menejer
Madani Mental Health Care [MMHC]

5. Teknik Pengumpulan dan Analisa Data


Pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian
ini adalah mendapatkan data. tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data, maka peneliti tidak dapat memenuhi
standar data yang ditetapkan, teknik pengumpulan data
yang digunakan penulis adalah pengamatan (observasi),
wawancara (interview), dan dokumantasi. Menurut
Lofland; “sumber data utama dalam penelitian kualitatif
ialah kata kata dan tindakan, selebihnya adalah data

38 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB I - pendahuluan

tambahan seperti dokumen dan lain-lain”84 :


a. Pengamatan (Observasi)
Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti
menggunakan partisipatif atau pengamatan terlibat,
yaitu pengamat harus berhasil memantapkan statusnya
dalam berintrekasi dan berproses, terlebih dalam
intervensi terapeutik yang dilaksanakan, Dengan
demikian pengamatan tersebut akan lebih akrab dan
mudah dalam menggali data-data di lapangan.
b. Wawancara (Interview)
Wawancara ini dilakukan oleh peneliti kepada
pengurus dan team Rahabilitas Madani Mental Health
Care [MMHC] seperti pimpinan dan tim pengurus
terapi beserta pasien/klien yang masih di rehabilitasi.
c. Dokumentasi
Sumber yang berasal dari catatan-catatan yang
berkaitan dengan hal ikhwal aktivitas panti rehabiitasi
Madani Mental Health Care Jakarta Timur serta
dokumen pasien yang menjalani terapi, dan triangulasi/
gabungan yang berkaitan erat dengan tema dan pokok
permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini agar
data-data yang didapat dapat diuji keabsahannya.
Adapun teknik analisa data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik kualitatif,85
84
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda Karya, 1991. Baca
juga dalam jurnal: Iredho Fani Reza, “Efektifitas Pelaksanaan Ibadah dalam Upaya Mencapai
Kesehatan Mental,” dalam Jurnal Psikologi Islam, Vol. 1, No.2 , 2015, hal. 105-115.
85
Burhan Bungin, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT Raja Grafindo
Perkasa, 2001, hal. 67. Analisa Kualitatif Adalah Menemukan Makna dari Data yang
Dianalisis, Menjelaskan Fakta Objek Peneltian

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 39
BAB I - pendahulUan

Penulis melakukan wawancara secara langsung


kepada para pengurus dan juga para konselor yang
bertugas di Madani Mental Health Care agar data yang
diperoleh lebih valid dan komprehensif. Sedangkan
dalam operasionalnya menggunakan “metode deskriptif
analisis,86” untuk mendiskripsikan Spiritual Sebagai
Terapi Kesehatan Mental Perspektif Tafsȋr al-Qur’an di
Madani Mental Health Care. Menurut S. Nasution:
Dalam proses reduksi data, bahan-bahan yang telah
terkumpul dianalisis dengan baik, disusun secara
sistematis dan rapi, dan ditonjolkan serta dimunculkan
pokok-pokok persoalannya. Reduksi data merupakan
usaha menyederhanakan temuan data dengan cara
mengambil intisari data, sehingga ditemukan pokoknya,
fokus masalahnya, dan pola terhadap hasil pengamatan.87
Dan untuk mengambil kesimpulan dalam akhir penelitian
ini, penulis menggunakan metode deduksi.88

6. Jadwal Penelitian
Agar penelitian berlangsung secara efektif dan efisien, maka
penulis membuat jadwal penelitan tesis ini. Adapun waktu
yang ditentukan oleh pihak PTIQ dimulai sejak tanggal 12
Oktober 2018 yaitu dua semester dari sejak tanggal penugasan
86
M. Ainin, Metodelogi Penelitian Bahasa Arab, Malang: Hilal Pustaka, 2007,
hal. 67. Metode Penelitian Deskriptif Adalah Membuat Deskripsi, Gambaran Atau
Lukisan Secara Sistematis, Factual Dan Akurat Mengenai Fakta-Fakta, Sifat-Sifat Serta
Mempunyai Hubungan Antara Fenomena Yang Diteliti.
87
S. Nasution, Metode Penelitian Naturalisitk Kualitatif, Bandung: Tarsito, 1988,
hal. 126.
88
Penarikan Kesimpulan dari Keadaan Umum; Penyimpulan dari yang Umum ke
yang Khusus, http: www.kbbi.co.id, Diakses Secara Online Tanggal 14 Nomber 2018,
Jam 23 45 WIB.

40 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB I - pendahuluan

kepada dosen pembimbing. Penulis berharap proses penulisan


tesis ini berjalan dengan baik sehingga bisa selesai dengan
baik. Beberapa kegiatan yang direncanakan dan dijadwalkan
dalam penelitan ini. jadwal penelitian yang penulis rencanakan
tersebut tertera dalam tabel berikut ini:
No Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Pembuatan Proposal
2 Ujian Proposal
3 Pelaksanaan Penelitan
4 Pengolahan Data, Analis Data dan
Penyusunan Laporan
5 Ujian Progres Report 1
6 Ujian Progres Report II
7 Ujian Tesis Tertutup
8 Perbaikan Tesis

J. Sistematika Penulisan dan Pembahasan


Dalam tesis ini penulis mengkelompokan kedalam 5 bab,
selanjutnya secara menyeluruh tiap tiap bab yang terdiri dari
beberapa sub bab. Secara garis besar penelitian ini sebagai
berikut:
Pada bab pertama ini merupakan gambaran untuk
memberikan pola pemikiran bagi keseluruhan tesis, yang
meliputi tentang: Latar Belakang Masalah, Identifikasi
Masalah, Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah,
Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Teori,
Tinjauan Pustaka, Penelitian Terdaulu yang Relevan, Metode
Penelitian, Jenis Penelitan (Sumber Data, Lokasi Penelitian
dan Waktu, Subjek Penelitian, Tehnik Pengumpulan dan
Analisis Data, Jadwal Penelitian), dan Sistematika Penulisan.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 41
BAB I - pendahulUan

Pada bab kedua ini merupakan penjelasan tentang teoris


mengenai spiritual perspektif umum dan Islam, yang kedua
juga memaparkan teori kesehatan mental dalam baik dalam
perspektif umum dan Islam, kemudian yang ketiga penjelasan
teori tentang Naza (Narkotika, alkohol, zat adiktif) dan juga
definisinya, faktor faktor penyalahgunaannya, dan penjelasan
hukum pidana serta penjelasan dari sisi hukum Islam. Hal ini
bertujuan agar pemahaman tentang teoritis tesis ini mampu
difahami secara utuh dan komprehensif. Dalam bab ini juga
dibahas tentang teori hubungan antara spiritual dan kesehatan
mental, serta penjelasan beberapa tokoh yang mengatakan
bahwa spiritual tidak memiliki pengaruhnya terhadap
kesehatan mental juga pendapat tokoh yang mengatakan
ada hubungan pengaruh. Hal ini memotifasi peneliti untuk
menjawab dan memaparkan bahwasannya aspek spritual
mampu menjadi salah satu terapi kesehatan mental terutama
bagi para penderita Naza terkhusus di tempat rehabilitasi
Madani Mental Health Care yang pembahasannya melalui
Perspektif Al-Qur’an.
Pada bab ketiga menjelaskan tentang lokasi penelitan dan
metode terapi yang dilakukan di rehabilitasi Madani Mental
Health Care [MMHC]. Pada bab ini peneliti memaparkan
profil MMHC baik dari sejarah berdirnya, dasar pemikiran
berdirnya dan lain sebagainya. Yang kedua peneliti juga
memaparkan metode terapi menggunakan penemu dan
penggagas metode BPSS [Bio Psio Sosio Spiritual] yaitu Prof.
Dr. dr. H. Dadang Hawari yang diterapkan di MMHC. Agar
lebih mudah memahami maka peneliti juga menyajikan

42 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB I - pendahuluan

tentang kesehatan spiritual dan alat ukurnya sebagai indikator


kesembuhan pasien penderita Naza yang telah direhabilitasi
maupun yang sedang di MMHC.
Pada bab keempat ini merupakan analisis peneliti yaitu
tentang pemaparan Spiritual Sebagai Terapi Kesehatan
Mental Perspektif Al-Qur’an yang di lakukan di MMHC,
seperti aspek biologik yaitu pemberian obat, aspek psio, aspek
sosio dan aspek spiritual atau lebih dikenal dengan BPSS.
Namun peneliti lebih fokus menganalisis dari aspek Spiritual
sebagai objek penelitian yang diterapkan di MMHC apakah
terapi Spiritual di MMHC sesuai perpsektif Al-Qur’an apa
tidak, namun setelah berjalan dalam penelitan ini kegiatan
yang diterapkan di MMHC menurut analisa peneliti sudah
sesuai perspektif al-qur’an, diantara seperti penerapan shalat
wajib berjamaah, shalat duha, shalat tobat, kemudian terapi
zikir dan berfikir, terapi ‘BTQ’ Baca Tulis Al-Qur’an dan
mendengarkan, terapi pemaknaan harian asmaul husna,
terapi penerapan do’a-do’a Qur’ani. Dari pemaparan tersebut
peneliti memaparkan keefektifan penerapan terapi spiritual
bagi penderita Naza untuk mendapatkan kesembuhan sesuai
Perspektif Al-Qur’an.
Pada bab kelima yaitu penjelasan hasil terapi dan implikasi
teoritis terhadap kesehatan mental, serta perubahan perilaku
dan akhlak dan relevansi penerapan terapi spiritual bagi
penderita Naza pada saat ini, kemudian dilanjutkan dengan
bab terakhir yaitu penutup dan kesimpulan serta saran-saran.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 43
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

BAB II
TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN
MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA,
ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

A. Ruang Lingkup Spiritual Umum


1. Manusia dan Agama
Menurut Jalaludin dalam bukunya psikologi agama ia
mengutip beberapa pendapat mengenai keterkaitan antara
agama dan manusia serta dimensi spiritual manusia
berdasarkan fitrah-nya yang menyatu dalam dirinya, berikut
tulisannya:
Danah Zohar dan Ian Marshall berhasil menyingkap
“selubung tabir” khazanah kekayaan manusia di luar dimensi
intelektualitas dan emosionalitas, yakni dimensi spiritualitas.
Dimensi yang juga memiliki potensi dalam menentukan
kecerdasan dan kualitas sumber daya manusia. Selanjutnya
dua temuan ahli psikologi dan syaraf yaitu Michael
Persinger (1990-an) dan ahli syaraf V.S. Ramachandran
(1997) mengenai eksistensi god-spot dalam otak manusia,

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 45
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

seakan turut memperlebar terbukanya “tabir rahasia” yang


menyangkut hubungan manusia dan agama.1
Dalam pandangan Abul A’la Al-Maududi, sebenarnya
hubungan itu tidak hanya sebatas eksistensi god-spot dalam
otak (Ari Ginanjar Agustian: xxxvii), melainkan seluruh
tubuh manusia itu sendiri. Al-maududi melihat hubungan itu
berdasarkan fitrah menyatu dalam diri manusia itu sendiri.2
Dan menurut Buzen:
Kitab sucilah menjadi salah satu alternatif yang paling
banyak dilakukan oleh manusia, dan menjadi refrensi
utama para penganut agama3”. Konsep kecerdasan spiritual
menurut Buzan4: Sepuluh konsep dasar yang menjadi kunci
tingginya spiritual quotient. Kesepuluh konsep tersebut
adalah: mendapatkan gambaran menyeluruh, menggali nilai-
nilai, visi dan panggilan hidup, belas kasih (memahami diri
sendiri dan orang lain), memberi dan menerima, kemurahan
hati dan rasa syukur, kekuatan tawa, menjadi kanak-kanak
kembali, kekuatan ritual, ketentraman dan yang anda
butuhkan hanyalah cinta.5
2. Spiritualitas
Spiritualitas merupakan adopsi dari spirituality berarti hal-
hal yang menyangkut kejiwaan. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia [KBBI] memberi beberapa arti terhadap kata spirit,
1
Jalauddin, Psikologi Agama Memahami: Perilaku dengan Mengaplikasikan Prinsip-
Prinsip Psikologi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2016, hal. 136.
2
Jalauddin, Psikologi Agama Memahmai:Perilaku dengan Mengaplikasikan Prinsip
Prinsip Psikologi,,, hal. 137.
3
Iman Suprianto, Financial Spiritual Quotient,,, hal. 76.
4
Buzan, T, The Power Of Spiritual Intelligence: Sepuluh Cara Menjadi Orang Yang
Cerdas Secara Spiritual, Jakata: PT. Gamedia Pustaka Utama, 2003.
5
Iman Suprianto, Financial Spiritual Quotient, Surabaya: Lutfansah Mediatama, Cet.
Pertama, 2006, hal. 77.

46 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

antara lain; “(1) semangat; dan (2) jiwa, sukma, roh. Artinya
spiritual adalah kejiwaan, rohani, mental, moral.6” Kata ruh
yang dari kata ini terbentuklah kata ruhani dan ruhaniyyah
yang diadopsi ke dalam bahasa Indonesia menjadi roh,
rohani, dan rohaniah. KBBI mengartikan roh dengan; (1)
sesuatu yang hidup yang tidak berbadan jasmani yang
berakal budi dan berperasaan; (2) jiwa, badan halus. Dua
kata ini yaitu rohani dan rohaniah diartikan dengan sesuatu
yang berkenaan dengan roh.7 Berikut ini adalah beberapa
pengertian kesehatan jiwa:
1. “A mind that grows and adjust, is ini control and is free
of stress”. Kondisi jiwa seseorang yang terus tumbuh
berkembang dan mempertahankan keselarasan, dalam
pengendalian diri serta terbebas dari stress yang serius.8
2. Sikap yang positif terhadap diri sendiri, tumbuh,
berkembang, dan memiliki aktualisasi diri, keutuhan,
kebebasan diri, memiliki persepsi sesuai kenyataan, dan
kecakapan dalam beradaptasi dengan lingkungan.9
3. Suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik,
intelektual dan emosiaonal yang optimal dari seseorang
dan perkembangan itu selaras dengan keadaan orang Lain
(UU No 3 Tahun 1966)
6
Muchlis Hanafi, Tafsir Al-Qur’an Tematik Spiritualitas dan Akhlak, Jakarta:
Penerbit Lajnah Pentashih Mushaf Al-qur’an, Cetakan 1, 2010, hal. 30-31. Baca juga
dalam KBBI, hal. 856-857.
7
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an, Tafsir Al-Qur’an Tematik Spiritualitas dan
Akhlak, Jakarta: Penerbit Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an, t.h, hal. 31. Juga dibuka
KBBI, hal. 752.
8
Rosdahl, C.B, Text books of Basic Nursing, Philadelphia: Lipponcott Williams &
Wilkins, 1999.
9
Stuart, GW dan Lararia, Buku Saku Keperawatan Jiwa (Terjemahan) Jakarta: Edisi
3, EGC.,1998.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 47
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

4. Suatu kondisi fisik, intelektual, dan emosional secara


optimal dari seseorang serta perkembangan ini berjalan
selaras dengan orang lain (UU Kesehatan Jiwa Tahun 1996)
5. Suatu kondisi sehat emosional, psikologis, dan sosial yang
terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan,
prilaku dan koping yang efektif, konsep diri yang positif,
serta kestabilan emosional (Johson, 1997).10
Menurut Hepi wahyuningsih spiritualitas adalah pencarian
arti dan tujuan hidup yang dilakukan individu baik melalui
agama maupun tidak melalui agama.11 Menurut Webster
menjelaskan bahwa:
Spiritualitas merupakan kebangkitan atau pencerahan
diri dalam mencapai tujuan dan makna hidup. Spiritual
merupakan bagian esensial dari keseluruhan kesehatan dan
kesejahteraan seseorang. Spiritual adalah segala sesuatu di
luar tubuh fisik, termasuk pikiran, perasaan, dan karakter.
Karena itu spiritual adalah ruhani, tataran realitas yang lebih
tinggi dari material dan kejiwaan, dan berkaitan langsung
dengan realitas ilahi.12
a. Aspek-Aspek Spiritualitas13
Swinton menjelaskan tentang dimensi spiritualitas, yaitu:
(1) Meaning (makna). Meaning adalah signifikansi
ontology dalam hidup, membuat dan merasakan situasi
10
Abdul Nasir dan Abdul Muhith, Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa Pengantar dan
Teori Jakarta: Penerbit Salemba Medika, 2011, hal. 2.
11
Hepi Wahyuningsih, “Religiusitas, Spiritualitas, dan Kesehatan Mental: Meta
Analisis”, dalam Jurnal Psikologika, Vol .13, No. 25, Januari 2006, hal. 63.
12
Muhammad Iqbal Irham, Menghidupkan Spiritualitas Islam:Kajian Terhadap
Konsep Hudȗr ibn Al-Arabî, Tanggerang Selatan: Penerbit Semesta, 2016, hal. 298.
13
Alpin Martuaraja, “Pengaruh Motifasi Kerja dan Spiritualtas Terhadap Kinerja
Pegawai Negeri Sipil Badan Litbang dan Dilkat Kementrian Agama RI”, Skripsi. Jakarta:
Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, 2013, hal. 27-28.

48 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

kehidupan juga mencapai eksistensi diri yang berasal dari


tujuan hidup. (2) Value (Nilai) Kepercayaan dan standar
yang dihargai harus berhubungan dengan kebenaran,
keindahan, nilai pikir, objek atau perilaku dan seringkali
didiskusikan sebagai nilai tertinggi (3) Trancendence
(Transenden) Swinton menjelaskan sebagai pengalaman
dan apresiasi di luar diri, serta memperluas batas-batas
diri. (4) Connected (Terhubung) Swinton menjelaskan
sebagai hubungan yang terjalin dengan diri, orang
lain dan Tuhan (kekuatan besar). Ketika seseorang
memiliki komunikasi dengan diri sendiri, orang lain,
dan Tuhan akan menimbulkan kinerja maksimal. (5)
Becoming (Menjadi) Swinton menjelaskannya sebagai
mengembangkan tuntunan hidup atas refleksi dan
pengalaman, termasuk rasa yang ada dan bagaimana
seseorang tersebut mengetahui dan mendapatkannya.
b. Motivasi-Motivasi Kejiwaan dan Spiritualitas
1) Motivasi Kejiwaan
Menurut pandangan psikolog modern, motivasi
kejiwaan disebut sebagai motivasi kejiwaan sosial,
sebab pada satu sisi ia (motivasi kejiwaan) memenuhi
kebutuhan jiwa seseorang, namun pada sisi lain
berbeda di tengah tengah pertumbuhan seseorang
secara sosial, akibat interaksinya dengan orang lain.14
Mereka tidak menafikan motivasi fitrah yang ada
didalamnya, tetapi sebagian dari mereka yang diwakili
oleh Erich From mengatakan bahwa “sebagian
motivasi kejiwaan (yang dinamakan kebutuhan jiwa)

Muhammad Utsman Najati, Ilmu Jiwa dalam Al-Qur’an, Jakarta: Penerbit Pustaka
14

Azam, Judul Asli Al-Qur’an Wa Ilm An-Nafs, Cetakan Pertama, 2006, hal. 35.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 49
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

sama seperti kebutuhan pada loyalitas, reputasi, dan


obsesi.15”
2) Motivasi Spiritualitas
yaitu dorongan yang berkaitan dengan aspek spiritual
(seperti motivasi beragama) yang berpegang teguh
pada ketakwaan, mencintai kebaikan, kebenaran,
membenci kebatilan dan kezaliman. Dalam risetnya
para psikolog modern telah melalaikan motivasi
spiritual, padahal motivasi ini merupakan titik
perbedaan esensial antara manusia dan hewan.
Untuk menutupi kekurangan ini, A. Maslow –
seorang psikolog – menambahkan motivasi baru
yang berkaitan dengan motivasi spiritual.16 Menurut
Maslow motivasi atau kebutuhan manusia terbagi
menjadi dua, yaitu kebutuhan dasar dan kebutuhan
spiritual.
Menurut Utsmân Najâti:
Kebutuhan spiritual mencakup segala kebutuhan yang
berkaitan dengan aspek spiritual manusia, seperti;
keadilan, kebaikan, dan keindahan. Maslow berpendapat
kebutuhan manusia terhadap aspek spiritual merupakan
kebutuhan fitrah yang pemenuhannya berkaitan
langsung dengan kesempurnaan masa pertumbuhan dan
kedewasaan kepribadian seseorang.17
Komitmen para psikolog modern untuk merealisasikan
metode ilmiah yang diterapkan dalam ilmu alam terhadap
riset tentang manusia, mendorong mereka untuk
15
G. Lindsay., et.al, Psychology, New York: Worth Publiser, 1976, hal. 360.
16
Muhammad Utsmân Najâti, Ilmu Jiwa dalam Al-Qur’an,,, hal. 35.
17
Muhammad Utsmân Najâti, Ilmu Jiwa dalam Al-Qur’an,,, hal. 35-36.

50 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

memfokuskan risetnya pada aspek perilaku manusia


(karena riset tersebut dapat dilakukan dengan metode
ekperimen) dan melupakan aspek spiritual. Dengan kata
lain mereka telah menafikan riset aspek spiritual secara
menyeluruh sebagai ganti dari upaya membuat metode
baru tentang spiritual manusia.18
Nataji, namun pandangan materistalistik yang
mefokuskan riset ilmu jiwa modern hanya pada
aspek jasmani dan menafikan aspek rohani ternyata
melahirkan kritikan, diantaranya adalaha Erich Fromm;
tidak setuju atas riset ilmu jiwa yang mengesampingkan
aspek rohani, karena menurutunya aspek inilah yang
membedakan manusia dengan hewan.19
3. Dimensi Spiritual
Spiritual merupakan hal yang penting yang harus
diperhitungkan dalam psikologi kesehatan. Alnord Toynbee
menyatakan bahwa;
Kefakuman spiritual di berbagai belahan dunia telah
mendatangkan ketidakamanan psikologi. Sebagai
konsekuensinya, terjadi berbagai dampak kehancuran pada
kesehatan fisik, mental, dan sosial. Hal ini, termanifestasi
dalam gejala alkoholisme, penyalahgunaan narkoba,
kriminalitas dan penyimpangan sosial dimana-mana dalam
kehidupan yang bersifat materialistik.20
Pada bulan mei 1984, World Health Assembly ke 37
mengambil keputusan historik untuk menerima resolusi WHA
18
Muhammad Utsmân Najâti, Ilmu Jiwa dalam Al-Qur’an,,, hal. 36.
19
Fuad Hamil, Ad-Dȋn Wa At-Tahlil An-Nafs, Kairo: Maktabah Ghârib, 1977, hal.
11.
Aliah B. Purwakania Hasan, Pengantar Psikologi Kesehatan Islam, Jakarta: PT.
20

Raja Grafindo Persada, 2008, hal. 42.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 51
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

37.13, dan membuat dimensi “Spiritual” menjadi bagian paket


strategi negara anggota WHO untuk kesehatan. Resolusi ini
menyatkan pentingnya pencantuman dimensi spiritual, baik
sebagai deklarasi maupun pembukaan konstitusi WHO. Hal
ini dinyatakan sebagai berikut21:
a. Dimensi spiritual dipahami sebagai implikasi gejala, yang
secara alamiah, tidak berupa materi, tetapi merupakan
kandungan gagasan, kepercayaaan, nilai dan etika
yang muncul di dalam kepala dan hati nurani manusia,
khusunya gagasan luhur.
b. Gagasan luhur dapat meningkatkan kesehatan ideal yang
mendorong kepada strategi praktis kesehatan untuk semua
dengan sasaran untuk mencapai tujuan yang dimiliki
komponen material, dan nonmaterial.
c. Jika komponen material strategi dapat diberikan kepada
manusia, maka hal nonmaterial atau spiritual merupakan
sesuatu yang harus ditumbuhkan dalam masyarakat dan
komunitas dengan menjaga pola-pola sosial dan kultural.
d. Dimensi spiritual memainkan peran penting dalam
memotivasi prestasi manusia dalam segala aspek
kehidupan.
Dalam disertasinya Samsul Huda menjelaskan tentang
kosmologi spiritual dibagi menjadi dua22:
Dalam perspektif kosmologi, spiritual kosmos dibedakan
dalam dua tataran, yaitu kosmos spiritual (alam ruhani) dan
kosmos fisikal (alam materi), maka dalam dunia manusia

Aliah B. Purwakania Hasan, Pengantar Psikologi Kesehatan Islam,,, hal 33.


21

M. Samsul Hady, “Pemikiran Spiritual Abdullah Yusuf Ali,” Disertasi, UIN Syarif
22

Hidayatullah, Jakarta, 2003, hal. 242.

52 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

(mikrokosmos) terdapat pula padanannya, yaitu dua unsur


kepribadian manusia, yaitu jiwa (ruhani) dan badannya.
Ruhani manusia membentuk hubungan keserasian dengan
bagian alam spiritual dari kosmos, dan badan manusia
membentuk hubungan keserasian dengan alam fisik kosmos.
Lebih dari itu, asosiasi-asosiasi yang dapat dibuat dalam
hubungan dengan realitas-realitas itu jauh lebih rumit dan
mencakup semuanya. Dengan demikian, sifat-sifat dan
karakteristik alam spiritual selaras pula dengan alam materi,
dan dunia jiwa manusia juga selaras dengan karakteristik
fisiknya.23 Hubungan- hubungan ini tentunya juga selaras
dengan Tuhan, sebagaimana diungkapkan dalam Al-Qur’an
bahwa Dia-lah yang dzahir dan batin.
Kemudian Huda24 juga menjelaskan tentang “fakultas-
fakultas spiritual mencakup ruh, akal (aql), hati (qalb), jiwa
(nafs), hawa nafsu (hawa). Zainun Kamal, juga dengan Yunasril
Ali menyebut empat fakultas yang banyak oleh para sufi: ruh
(ar-ruh), jiwa (an-nafs), atau akal (al-aql), dan hati (al-qalbu).25”

23
Dari keserasian ini memungkinkan dilakukannya berbagai bentuk analogi (tamsilat)
dalam Al-Qur’an, yang mengandung pengertian sebagai pelajaran dan bahan renungan
bagi manusia. Berbagai bentuk analogi dalam Al-Qur’an, yang membentuk hubungan-
misalnya hubungan persamaan – dengan alam manusia (mikrokosmos) menjadi dasar
pandangan ruhani Yusuf Ali. Dia sedemikian rupa menafsirkan – lebih tepat-menakwilkan
sebagaian besar nama nama dan peristiwa alamiah berhubungan dengan nama nama dan
peristiwa dalam jiwa manusia.
24
M. Samsul Hady, Pemikiran Spiritual Abdullah Yusuf Ali,,, hal. 243.
25
Lihat Zainul Kamal., et.al, Kontektualisasi Doktrin Islam dalam Sejarah, Jakarta:
Paramadina, 1995, hal. 202-207. Lihat pula Yunasril Ali, Tasawuf sebagai Terapi Derita
Manusia, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta 1002, hal. 78-87. Berbeda dengan Kamal dan
Ali, keduanya dosen UIN Jakarta, M. Hamdanibakran Adz-Dzaky, seorang pengkaji
spiritual dari Yogyakarta, mengemukakan fakultas fakultas – ia menyebutnya potensi
– spiritual dalam diri manusia, yaitu: potensi nur ilahiah, potensi ruh ilahiah, potensi
nafs ilahiah, potensi qalb ilahiah, potensi akal ilahiah, dan potensi indrawi ilahiah.
Lihat karya M Hamdani Bakran adz-Zaky, Psikoterapi Dan Konseling Islam: Penerapan
Metode Sufistik Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2001, hal. 25-66.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 53
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

B. Ruang Lingkup Spiritualitas Islam


1. Definisi dan Makna Spiritualitas
Istilah spiritual mengandung beberapa pengertian, baik secara
kebahasaan maupun secara terminologi. Secara kebahasaan
perkataan spiritualitas berasal dari perkataan spirit yang
berarti roh, jiwa, semangat atau keagamaan.26 Istilah
spiritualitas secara kebahasaan bisa diartikan “sebagai aspek
yang berkenaan dengan jiwa, semangat, dan keagamaan yang
mempengaruhi kualitas hidup dan kehidupan seseorang.27”
Spiritualitas juga disebut tasawuf, di barat orang yang
menyebutnya Islamic Myticism atau Sufism.28
Dalam pembahasan ini, yang dimaksudkan dengan istilah
spiritualitas adalah dimensi batin (esoteric dimension) atau
jiwa agama dalam kehidupan manusia modern meliputi
kualitas iman, kualitas jiwa, kualitas mental, kualitas
kecerdasan emosi dan kualitas kecerdasan spiritual yang
bersumber dari keyakinan agamanya sebagai seorang muslim.
Spiritualitas pada pembahasan ini dilihat dari empat ranah,
yaitu kognitif, afektif, konatif, dan psikomotorik.29 Muchlis
M. Hanafi menjelaskan bahwa:
Ranah kognitif meliputi konseptual – teoritis, yakni
pengertian, pengetahuan dan pemahaman tentang ajaran
islam. Ranah afektif meliputi penghayatan ajaran islam.
26
John M.Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta: PT.
Gramedia, Cet, ke 12, 1983, hal. 546.
27
Muchlis M. Hanafi, Spiritualitas dan Akhlak, Jakarta: Lajnah Pentashih Mushaf
Al-Qur’an, Cet . Ke-I, 2010, hal. 47.
28
Muchlis M. Hanafi, Spiritualitas dan Akhlak,,, hal. 445.
29
Muhibbin Syah, Psikologi Penddidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya, Cet Ke-7, 2002, hal. 85-86.

54 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

Ranah konatif meliputi kebulatan tekad, kemauan,


dorongan dan motivasi yang kuat untuk melaksanakan
konsep iman, kesucian jiwa, kesehatan mental, kecerdasan
emosi dan kecerdasan spiritual. Dalam pada ranah itu,
ranah psikomotorik merupakan keterampilan menerapakan
konsep iman, kesucian jiwa, kualitas mental, kualitas
kecerdasan emosi dan kualitas kecerdasan spiritual dalam
tataran kehidupan praktis, yakni dalam personal komunikasi
manusia secara vertikal dengan Tuhan dan tataran interaksi
sosialnya secara horizontal dengan sesama manusia.30

M. Iqbal Irham menjelaskan spiritualitas adalah kehidupan


manusia yang terhubung dengan Tuhan, berikut ini
penjelasannya:
Kehidupan manusia yang selalu terhubung dangan
sumbernya yakni Tuhan. Jelasnya, spiritulitas adalah
perilaku atau kondisi ruh (spirit) yang ‘mengalami’ Tuhan.
S.H Nasir31, menjelaskan bahwa spiritualitas Islam adalah
doktrin, ekspresi dan tindakan manusia yang menuntun pada
sesuatu yang bersifat batin (interioritas) dan dunia ruh, yang
membangkitkan kedekatan dengan Tuhan, menciptakan
perjalanan dari ‘rumah lahir’. Tujuan spiritulitas Islam adalah
untuk memperoleh sifat-sifat ilahi (divine atributes) yang
didorong oleh rasa cinta, dikondisikan dengan pengetahuan
dan dibina dengan kepatuhan yang dipraktekan dalam
keseharian dengan menyesuaikan kehidupan dengan hukum-
hukum ilahi.32

30
Muchlis M. Hanafi, Spiritualitas dan Akhlak,,, hal. 472.
31
Sayyed Hossen Nasr, Islamic Spirtuality, London: Foundatioan and Menifestation
the Crossroad Publishing Company, 1997, hal. 23.
32
M. Iqbal Irham, Menghidupkan Spiritualitas Islam, Tangerang: Penerbit Semesta,
2016, hal.14.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 55
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

Menurut M. Quraish Shihab spiritualitas adalah lahirnya


dorongan dalam hati untuk melakukan hubungan dengan
Allah ta’ala33. Menurut Fanti Hasnanini pemahaman akan
kebutuhan spiritualitas akan mempengaruhi kualitas hidup
individu secara psikologis, dengan kata lain spiritualitas
adalah sesuatu yang menghidupkan semangat bagi penderita
kanker servik untuk mencapai kesehatan yang lebih baik.34
Menurut K. Dinda Kinasih: “Peran pendampingan
spiritual bukan hanya terfokus pada pasien lanjut usia,
namun semua pasien dari berbagai tingkat usia juga sangat
membutuhkan. Khususnya pada pasien yang mengalami
sakaratul maut maupun menghadapi situasi krisis, contoh
pasien preoprasi. Pada pasien dengan situasi tersebut penguatan
secara psikologis dan spiritual sangat dibutuhkan.35” menurut
Dadang Hawari:
Keyakinan spiritual salah satunya sumber dukungan yakni
saat cemas, individu akan mencari dukungan dari keyakinan
agamanya. Sumber kekuatan sangat diperlukan untuk
dapat menerima keadaan sakitnya khususnya jika penyakit
tersebut membutuhkan waktu yang lama. Stimulus sensori
yang menyenangkan menyebabkan pelepasan endokrin yang
bisa menghambat stimulus cemas yang mengakibatkan lebih
sedikit stimuli cemas yang ditransmisikan ke otak.36
33
M. Quraish Shihab, Menjemput Maut Bekal Perjalanan Menuju Allah, Jakarta:
Lentera Hati, 2007.
34
Fenti Hasnaini, “Spiritualitas dan Kualitas Hidup Penderita Kanker Serviks,”
dalam Jurnal Health Quality, Vol. 3, No. 2, Mei, hal. 69-140.
35
Karina dinda kinasih, “Peran Pendampingan Spiritual Terhadap Motivasi Kesembuhan
Pada Pasien Lanjut Usia,” dalam Jurnal STIKES,Vol. 5, No. 1, Juli 2012, hal. 8.
36
Ratih Rustika Dewi., Inggriane Puspita Dewi, “Persepsi Perawat dalam Pelaksanaan
Asuhan Keperawatan Spiritual Muslim di RS Muhammadiyah Bandung,” dalam Jurnal
Keperawatan Asiyiyah, Vol. 3, No.1, Juni 2016, hal. 104.

56 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

Mujtaba mengatakan bahwa kebutuhan spiritual sama halnya


dengan kebutuhan fisik yang harus dipenuhi setiap waktu
sebagi asupan ruhani, berikut ini penjelasannya:
Kebutuhan spiritual manusia sebagaimana manusia
mempunyai kebutuhan fisik dalam kehidupan – yang untuk
itu ia berusaha dan berjuang untuk memenuhinya – jiwa pun
mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhan
dan dorongan ruhani ini telah ditempatkan oleh tangan
penciptaan pada kedalaman jiwanya.37
Penyuluhan spiritual menjadi bagian yang sangat penting
dalam proses kesembuhan klien/pasien dengan pendekatan
spiritualitas Islam, menurut Abdul Hayat dalam bukunya
Konseling Qur’ani mengatakan:
Konseling pada hakikatnya adalah usaha mengatasi
permasalahan psikologis yang dialaminya, yaitu membantu
dalam mencari alternatif jalan keluar yang tepat sehingga
klien dengan secara sadar dapat mengambil keputusan
sendiri secara tepat. Beberapa teori dan tehnik pendekatan
konseling mengemukakan hakikat konseling cukup beragam,
walaupun tujuan akhirnya adalah sama, yaitu melakukan
perubahan diri klien kepada perilaku, pikiran dan perasaan
yang positif.38
Menurut Zalussy mengutip pendapat Muchlas bahwasannya
pentingnya bimbingan spiritual sangat dibutuhkan pasien agar
diberi kesabaran dalam menghadapi ujian, dan bimbingan
ibadah, penjelasan lengkap menurutnya;
37
Mujtaba Musawi Lari, Etika & Pertumbuhan Spiritual [Terjemah Buku Ethnic
Dan Spiritual Growth], Jakarta : Penerbit Lentera, Cet. I, 2001, hal. 159.
38
Abdul Hayat, Bimbingan Konseling Qur’ani, Yogyakarta: Pustaka Pesantren, Cet
1, Jilid 2, 2017, hal. 5.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 57
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

Bimbingan kerohanian bagi pasien dan keluarganya adalah


pelayanan yang memberikan santunan rohani kepada
pasien dan keluarganya dalam bentuk pemberian motivasi
agar tabah dan sabar dalam menghadapi cobaan, dengan
memberikan tuntunan do’a, cara bersuci, shalat, dan amalan
ibadah lainnya yang dilakukan saat sakit.39
Bagian penting dalam penyuluhan tentang spiritualitas islam
yakni memiliki tujuan yang sangat jelas, sebagaimana di
jelaskan oleh Ati Mu’jizati40;
(1) Menyadarkan penderita agar dia dapat memahami
dan menerima cobaan yang sedang dideritanya, (2) ikut
serta memecahkan dan meringankan problem kejiwaan
yang sedang di deritanya, (3) memberikan pengertian dan
bimbingan penderita dalam melaksanakan kewajiban
keagamaan harian yang harus dikerjakan dengan batas
kemampuan, (4) perawatan dengan pengobatan dikerjakan
dengan berpedoman tuntunan Islam, memberikan makan,
minum obat, dibiasakan mengawali dengan membaca
bismilahirrahmanirrahim dan diakhiri dengan mengucapkan
alhamdulillahirabilaalamin, (5) menunjukan perilaku dan
bicara yang baik sesuai dengan kode etik kedokteran dan
tuntunan agama.41
Nurul Istiani dan Esti Zaduqisti menjelaskan pandangan
mengenai teistik bahwa:

39
Muchlas., et.al, Pedoman Santunan Rohani, Semarang: RSI Roemani
Muhamadiyyah, 1998, hal. 6.
40
Mujizati Ati, Peran Bimbingan Rohani Islam Dalam Memelihara Kesabaran Pasien
Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Islam Harapan Anda Tegal Tahun 2008, Semarang :
Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Wali Songo, 2009, hal. 4.
41
Zalussy Debby Styana, “Bimbingan Rohani Islam dalam Menumbuhkan Respon
Spiritual Adaptif Bagi Pasien Stroke Di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih,”
dalam Jurnal Ilmu Dakwah, Vol. 36, No, 1, Januari –Juni 2016, Issn 1693-8054. Hal. 48.

58 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

Pandangan teistik42 memiliki implikasi yang positif


baik untuk teori kepribadian, psikomotori, dan proses
penyembuhan. Selain itu, juga memiliki implikasi ranah
teologi, diantaranya menganggap bahwa adanya kehidupan
setelah mati, adanya sifat baik dan buruk, adanya komunikasi
spiritual dengan Tuhan, mengakui keberadaan Tuhan.
Keseluruhan pandangan teistik dalam ranah teologi dapat
dikolaborasikan menggunakan salah satu metode psikoterapi
yaitu metode hypnocounseling yang bisa digunakan sehingga
diharapkan dapat membantu mengatasi problema dalam
kajian bimbingan dan konseling.43
2. Dorongan Psikis dan Spiritualitas
Dorongan psikis dan spiritual adalah dorongan yang
berhubungan dengan kebutuhan psikis dan spiritual manusia.
Tidak ada hubungannya dengan kebutuhan yang bersifat
fisiologis. Bagian ini mencakup dua jenis dorongan pokok44:
a. Dorongan Psikis
Para psikolog modern menamai dorongan-dorongan
kejiwaan ini dengan nama psio – sosial. Karena dari satu
sisi dorongan ini dapat memenuhi kebutuhan individu
yang tumbuh dalam pergaulan sosialnya sebagai akibat
42
Teistik adalah aliran yang mengakui adanya Tuhan, Tuhan sebagai awal dan akhir
hidup manusia, Tuhan menciptakan, memelihara, dan campur tangan dalam dunia
manusia. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap
Tuhan yang Maha Esa dan menjadi dasar ideologi negara pada sila pertama pancasilayaitu
ketuhanan yang Maha Esa. Sumber: Bisa dibaca Ibrahim Hakim, Spiritual Thistic
Counseling To Develop The Trancendent Character Of Student, Bandung :Respository
UPI, 2015.
43
Nurul Istiani dan Esti Zaduqisti, “Konsep Strategi Theistic Spiritual Dalam
Layanan Bimbingan Konseling Dan Psikoterapi Islam,” dalam jurnal Religia, ISSN 1411-
1632 (Paper), E-Issn 2527-5992 (Online), Vol. 20, No. 2, 2017, hal. 204.
44
Muhammad Utsmân Najâti, Psikologi Qur’ani dari Jiwa Hingga Ilmu Laduni,
Bandung: Penerbit Marja, Cetakan I, 2010, hal. 30-32.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 59
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

dari interaksi dengan manusia lainnya. Erich Fromm


berpendapat bahwa sebagian dorongan psikis yang ia
namai dengan kebutuhan psikologis – seperti kebutuhan
untuk berkelompok, mendapat kemuliaan, mendapatkan
identitas diri, dan kebutuhan untuk mendapat pengarahan
– adalah kebutuhan yang mendasar dalam karakter
manusia, yang tidak didapatkannya dalam masyarakat.45
b. Dorongan Spiritualitas
Maslow mengatakan dua jenis dorongan; kebutuhan
yang sifatnya pokok mencakup hal-hal dipelajari sebagian
psikolog modern seperti rasa, lapar, haus, seks, rasa aman,
dll. Sedangkan kebutuhan spiritual mencakup rasa
keadilan, kebaikan dll. menurutnya kebutuhan spiritual
adalah kebutuahan alami yang pemenuhannya bergantung
pada kepribadian dan kematangan seseorang individu.46
Psikolog modern memberi perhatian secara maksimal
dalam mengkaji kebutuhan-kebutuhan psikologis
manusia. Hanya saja mereka banyak tertuju pada
beragam kebutuhan manusia yang berhubungan dengan
penyesuaian dari sisi kepribadian dan kemasyarakatannya
yang dituntut oleh lingkungan masyarakat dan budaya
yang tumbuh. Mereka belum mampu mengkaji manusia
dari sisi spiritualnya dan apa yang tumbuh darinya berupa
kebutuhan manusiawi yang mulia dan tinggi, yang mana
hal itu membedakan manusia dan hewan. Hal ini yang
menjadikan mereka menyingkirkan pembahasan aspek-
45
Lindzay., et.al, Psychology. New York: Worth Publisher, 1976, hal. 360.
46
Lindzay., et.al, Psychology,,, hal.361.

60 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

aspek perilaku manusia yang penting bahkan berhubungan


dengan sisi spiritual dalam jiwa.
Utsmân Najâti menjelaskan dalam bukunya psikologi Qur’ani:
Erich Fromm memberikan kritikan terhadap psikologi
modern bahwa sebagian besar kajiannya hanya beberapa
aspek perilaku manusia yang sepele, yaitu dengan
menyingkirkan penelitiannya terhadap problem manusia
yang penting, nilai-nilai yang tinggi, serta aspek-aspek
spiritualnya semuanya itu merupakan karakter manusia yang
paling penting. Kritikan inilah yang mendorong Abraham
Maslow untuk menyusun klasifikasi kebutuhan manusia,
yaitu kebutuhan-kebutuhan pokok (primer) dan kebutuhan
spiritual.47
3. Hubungan Spiritual Islam dan Kesehatan Mental
Menurut Abudin Nata menjelaskan tentang penyakit dalam
Islam:
Dalam Islam penyakit bukan hanya sekedar fisik melainkan
juga bersifat nonfisik, yakni penyakit spiritual dan sosial.
Seseorang yang berhati keras, tidak mau melaksanakan
perintah agama, atau melanggar larangan-Nya dapat
juga disebut orang sakit. Demikian juga orang yang tidak
peduli lingkungan, bersikap iri, dengki, buruk sangka,
zalim, sombong, angkuh, dan merasa paling hebat, atau
benci pada orang lain adalah orang yang memiliki penyakit
sosial. Karena itulah disebut al-saqim, terdapat pula kata
al-maridl. Al-saqim merujuk pada fisik, sedangkan al-
maridl bisa mengandung fisik dan non-fisik, seperti firman
Allah: fi qulubihim mardlun fazaada humullah maradha: di
dalam hati mereka ada penyakit maka Allah menambahkan
47
Muhammad Utsmân Najâti, Psikologi Qur’ani dari Jiwa Hingga Ilmu Laduni ,,,
hal. 32.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 61
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

penyakit pada mereka. (Qs. al-baqarah [2] 8), demikian juga


dalam Islam selain terdapat kata al-shihah, juga terdapat
kata al-aafiyah dan kata al-syifa’. Al-aafiyah dan al-syifa’
mengacu kepada keselamatan rohani, spiritual, dan sosial,
sebagimana terdapat pada ayat: wa nunzzzilu min al-qur’aan
maa huwa syifa: Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an sebagai
obat penawar jiwa, yakni obat yang memperbaiki sikap
mental, akhlak, karakter dan perilaku manusia.48
Menurut Zulfatula’la dalam tulisannya; “Aspek agama
(religious) dalam kesejahteraan spiritual sangat dipengaruhi
oleh kepercayaan dan doktrin agama dari individu, terkait
hubungannya dengan sang pencipta.49” Ia juga mengutip dari
Hamid50 mengatakan bahwa:
Spiritualitas adalah keyakinan dalam hubungannya dengan
yang maha kuasa dan maha pencipta. Spiritualitas meliputi
aspek berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui
atau ketidakpastian dalam kehidupan, menemukan arti
hidup, menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber
dan kekuatan dalam diri sendiri, mempuyai perasaan
ketertarikan dengan diri sendiri.51
Menurut American Psyhological Assosiasion juga dikutip oleh
Dadang Hawari bahwa;
Dalam spiritual dapat meningkatkan kemampuan seseorang
48
Abuddin Nata, Islam dan Ilmu Pengetahuan, Jakarta: Prenadamedia Group, Cet
ke-I, 2018, hal. 352-353.
49
Muhammad Zulfatul A’la dkk, Pengaruh Bereavement Life Review Terhadap
Kesejahteraan Spiritual Pada Keluarga Pasien Stroke, JKP-Volume 5 Nomer 2 Agustus
2017, hal. 223.
50
Yani Hamid Achir, Aspek Spiritual dalam Keperawatan, Widya Medika, Jakarta: 2005.
51
Grace Yopi Yaseda, et.al., “Hubungan Peran Perawat dalam Pemberian Terapi
Spiritual Terhadap Perilaku Pasien Pemenuhan Kebutuhan Spiritual di RS Ahmad
Dahlan, ” dalam jurnal pelayanan kesehatan, hal.1.

62 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

mengatasi penderitaan jika sedang sakit dan mempercepat


penyembuhan selain terapi medis. Hal ini di dukung penelitian
Abernethy bahwa spiritualitas dapat meningkatkan imunitas
yaitu kadar interlukin – 6 - (IL-6) terhadap penyakit sehingga
mempercepat penyembuhan bersamaan dengan terapi
medis.52
4. Penyuluhan Spiritual Perspektif Islam dan Mental
Hayat mengutip pendapat Lubis menjelaskan bahwa kata
konseling dalam bahasa arab disebut “al-irsyad atau al-
istisyarah”, secara terminologi al-irsyad berarti al-huda, ad-
dalalah yang berarti petunjuk. Sedangkan al-istisyarah berarti
thalaba minh al-masyurah atau an-nasehah artinya meminta
nasehat atau konsultasi. Kata konselor disebut “mursyid” atau
orang yang membantu memberikan petunjuk atau nasihat.53
Hayat menjelaskan tentang konseling atau penyuluhan
prihal kesehatan terhadap klien sebagai berikut:
Upaya konselor untuk membantu klien dalam menunjukan
dan memberi nasihat untuk melakukan perubahan (Taghyir)
terhadap permasalahan psikologis mereka. Namun yang
melakukan perubahan itu adalah klien diri sendiri dengan
usaha secara sadar. Dan tugas konselor menyadarkan klien
mencari jalan yang lepas dalam melakukan perubahan
melalui prosedur yang dilandasi Al-Qur’an dan hadist Nabi
SAW.54
Namun demikan perubahan tersebut juga kembali kepada
kilen sendiri setelah diberi nasihat atau konseling dalam
52
Grace Yopi Yaseda, et.al,,, hal. 7.
53
Abdul Hayat, Konseling Qur’ani Jilid II, Yogyakarta: Pustaka Pesantren, Cet. I,
2017, hal. 74.
54
Abdul Hayat, Konseling Qur’ani,,, hal.75.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 63
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

mengatur pola hidupnya. Hal ini telah ditegaskan Allah dalam


surat Ar- Ra’du/13:11 sebagai berikut,
َ َّ ََ َ ُ َّ َ َ َ ٓ َ ۡ ُ َ َ ْ ُ ّ َ ُ ٰ َّ َ ۡ َ َ ُ ّ َ ُ َ َ َّ َّ
‫ٱلل بِق ۡو ٖم ُس ٓو ٗءا فل َم َرد ُل ۚۥ َو َما‬ ِ ‫إِن ٱلل ل يغ ِي ما بِقو ٍم حت يغ ِيوا ما بِأنف‬
‫س ِهمۗ ِإَوذا أراد‬
َ ُ ّ َُ
١١ ‫ال‬ٍ ‫لهم مِن دونِهِۦ مِن و‬
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap
sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan
sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia
Ayat senada dijelaskan dalam surat Al-Anfal/8:53 sebagai
berikut,
َ َّ ‫سه ۡم َوأَ َّن‬
ٌ ‫ٱلل َس ِم‬ ُ َ َ ْ ُ ّ َ ُ ٰ َّ َ ۡ َ ٰ َ َ َ َ َ ۡ َ ً َ ۡ ّ ٗ ّ َ ُ ُ َ ۡ َ َ َّ َّ َ َ ٰ َ
‫يع‬ ِ ِ ‫ت يغ ِيوا ما بِأنف‬ ‫ذل ِك بِأن ٱلل لم يك مغ ِيا نِعمة أنعمها ع قو ٍم ح‬
ٞ ‫َعل‬
٥٣ ‫ِيم‬

(Siksaan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya


Allah sekali-kali tidak akan meubah sesuatu nikmat yang
telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum
itu meubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan
sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui

5. Penyembuhan Penyakit dalam Pandangan Islam


Menurut Abuddin Nata umat Islam telah mengembangkan
berbagai macam penyembuhan penyakit sebagai berikut55:
a. Umat Islam mengembangkan model pengobatan atau
penyembuhan penyakit pada penelitian empiris, yakni
observasi dan eksperimen, sebagimana cara penyembuhan
penyakit oleh zaman modern.
55
Abuddin Nata, Islam dan Ilmu Pengetahuan, Jakarta: Prenadamedia Group, Cet.
ke I, 2018, hal. 356-360.

64 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

b. Umat Islam mengembangkan model penyembuhan


penyakit yang berbasis pada penggunaan sumber daya
alam yang dilakukan dengan cara trial dan error.
c. Umat Islam mengembangkan penyakit dengan
menggunakan pendekatan spiritual, yakni dengan
menggunakan bacaan pada surah-surah, ayat-ayat, tertentu
di dalam Al-Qur’an.
d. Umat Islam mengembangkan pengobatan penyakit dengan
metode syar’iyyah.

C. Hubungan Spiritual dengan Kesehatan Mental


1. Kontradiksi Hubungan Spiritual dengan Kesehatan
Dalam masa awal perkembangannya ilmu kedokteran dan
spiritualitas merupakan dua hal berjalan bersama-sama.
Dokter pada zaman awal sekaligus merupakan figur-figur
religius yang melakukan praktik sebagai dokter dan melayani
praktik-praktik religius. Pasca Hippocrates ilmu kedokteran
mulai terpisah dengan praktik-praktik religius.56
Menurut Taufik Fedrik Pasiak dalam tulisannya
mengatakan bahwa:
Pendekatan spiritual dalam kesehatan belum mendapatkan
perhatian yang serius. Praktik kedokteran masa kini
setidaknya memiliki tiga kelemahan sebagai berikut: pertama,
lebih mementingkan aspek jasmani manusia daripada
keseluruhan manusia. Dalam model mekanisme Descartes
manusia itu seolah-olah hanya fisik belaka. Akibatnya, faktor-
fakor lain yang berkontribusi besar dalam penyembuhan telah
diabaikan. Kedua, lebih mementingkan penyakit daripada
Brent Q. Hafen, et.al., Effects Of Attitudes, Emotions, and Relationship,
56

Massachusetts” dalam jurnal Mind Body Health. 1996, hal. 379.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 65
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

manusia. Sasaran dari proses terapi adalah mengenyahkan


penyakit, bukan pada menyembuhkan kesehatan, meskipun
dua hal itu berkait erat. Terlalu berat sebelah ke arah penyakit
mengakibatkan terabaikannya manusia. Penyakit seolah-
olah bagian terpenting dari keseluruhan manusia. Ketiga,
akibat dari kelemahan pertama ini, manusia menjadi agen
yang pasif dalam proses penyembuhan. Obat dan intervensi
fisik dianggap sebagai hal yang paling penting. Segala aspek
manusia, terutama aspek spiritualnya, tidak mendapat
tempat yang sepantasnya dalam proses terapi tersebut.
Kemajuan teknologi di bidang kedokteran tidak disertai
kemajuan dalam pemahaman pasien secara utuh. Faktanya,
rekam medis (medical record) yang ada di tempat-tempat
praktik umumnya hanya menyimpan data tentang kondisi
fisik pasien. Begitu juga di Rumah Sakit hal demikian yang
terjadi. Ritual-ritual agama tidak dianggap sebagai bagian
yang komprehensif dari prosesi penyembuhan. Pada masa
kini, ada sebagian dokter yang bekerja seperti dokter-dokter
masa awal perkembangan ilmu kedokteran meskipun dalam
level yang lebih terbatas, di mana mereka mencoba menutupi
tiga kelemahan utama di atas.57
Secara tegas, The Association of American Medical
Colleges berkesimpulan bahwa: “Anemnesis (pengkajian
atau pemeriksaan awal) riwayat spiritual pasien dapat di
integrasikan secara efektif dalam kurikulum pendidikan pada
tahun pertama di rumah sakit secara praktis dalam praktik
kedokteran, banyak pendidikan kedokteran menyarankan
agar para dokter secara rutin bertanya dan mengeksplorasi
masalah spiritual dan agama pasien dalam proses anamnesis
Taufik Fedrik Pasiak, “Model Penjelasan Spiritualitas dalam Konteks Neurosain”,
57

Yogyakarta: Universitas Sunan kalijaga, 2009, hal. 6.

66 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

(medical history).58” Namun, menurut Musick:


Meskipun pendidikan kedokteran telah mengakomodir
aspek spiritual ini masih ditemukan kenyataan bahwa belum
terdapat perbedaan bermakna dalam penerapan klinisnya
oleh para mahasiswa kedokteran. Penelitian yang dilakukan
oleh David Musick terhadap mahasiswa kedokteran yang
berpraktik di bagian psikiatri di University of Pennsylvania
School of Medicine tidak ditemukan perbedaan dalam
penampilan klinis pada mahasiswa yang diekspose dengan
hal-hal spiritual dan yang tidak diekspose.59
Jalaludin60 mengutip pendapat Mc. Guire mengatakan
bahwa: “Sebagian besar dokter Fisik melihat bahwa penyakit
mental (mental illness) sama sekali tak ada hubungannya
dengan penyembuhan medis serta berbagai penyembuhan
penderitaan penyakit mental dengan menggunakan pendekatan
agama.” (Mc. Guire, 1981).61”
Menurut Curlin FA:
Di sisi lain spiritualitas dan religi dalam praktik klinik dapat
juga menimbulkan masalah, terutama ketika terlibatnya
para ruhaniawan dalam proses terapi. Ada kalanya para
ruhaniwan menjadi penghambat dalam proses terapi,
terutama pada pasien-pasien yang berada dalam kondisi
terminal (kondisi kritis). Advis yang diberikan oleh
58
Ehman John., et.al, “Do Patient Wants Physician To Inquiri About Their Spiritual
Or Religious Belliefs If They Become Gravely Ill,” dalam jurnal Intern Medicine, Vol. 159,
1999, hal. 1803-1806.
59
Musick D, et.al., “Spiritualilty in Medicine: A Comparison of Medical Students
Attitudes and Clinical Performance,” dalam jurnal Academic Psychiatry, Vol.2, No.2, 2003.
60
Jalaludin, Psikologi Agama, Jakarta: PT Raja Grafindo persada, 2006, hal. 134.
61
Robert Mc Namara, “Religioan: The social context by meridith B. Mc.Guire.”
dalam Jurnal Oxford: Sosialgical Analysis, vol. 43, no.1, 2018, pp. 91-92. http://www.
jstor.org/stable/3711426.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 67
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

ruhaniawan sering lebih ampuh daripada advis dokter.


Masalah yang timbul ketika pasien tidak bisa menerima
bentuk perawatan tertentu karena bertentangan dengan
kepercayaan religius mereka. Akibatnya, terjadi konflik
antara pasien dan dokter yang kemudian mengganggu proses
perawatan (penyembuhan).62
Menurut James dan Wells63 mengatakan bahwa hubungan
spiritualitas dengan kesehatan mental bervariasi, juga ada
yang bertentangan, berikut ini penjelasan detailnya:
Bervariasinya hasil penelitian mengenai pengaruh religiusitas
terhadap kesehatan mental dapat dikarenakan sifat
multidimensional dari religuitas sehingga menimbulkan
dampak yang bermacam-macam pada kesehatan mental.
Penelitian ini membuktikan adanya hasil penelitian hubungan
religiusitas dengan kesehatan mental bervariasi bahkan
bertentangan. Ada 23% dari studi menunjukan ada hubungan
negatif, 47% menunjukan hubungan positif dan 30%
menunjukan tidak ada hubungan. Sama dengan hasil review
secara sistematik yang dilakukan oleh Wong dkk (2006)64
dalam penelitiannya yang meneliti pengaruh spiritualitas
terhadap kesehatan mental pada remaja menunjukan bahwa
dari 20 studi ditemukan 18 (90%) adanya hubungan yang
positif dan 2 studi (10%) menunjukan tidak ada hubungan.

62
Curlin FA, et.al., “When Patients Wants Physician to Inquire About Their Spritual
or Religiously Related Conflict in the Medical Encounter”, dalam Jurnal Intern Medicine,
2005, hal. 88-91.
63
James, A., Wells, “Religion an Mental Health: Towards a Cognitive-Behavioral
Framework,” dalam jurnal Health Pycology, Vol. 8, 2003, hal. 357-376.
64
Wong, Y.J, et.al., “A Systematic Review of Recent Research on Adolescent
Religiosity/Spirituality and Mental Health. Issue in Mental Health Nursing,” Vol. 27,
2006, hal. 161-183..

68 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

Taufik mengutip pendapat65 George Engels tahun 1976 yang


mematahkan pendapat para dokter saat itu; kata George
inilah bantahannya:
Pernah mengingatkan tentang pentingnya pendekatan
spiritualitas, stigma yang keliru seolah dianggap benar dan
shahih dalam praktek kedokteran. Para pelaku kesehatan
tidak menganggapnya sebagai hal yang penting yang
perlu mendapatkan perhatian. Bahkan yang lebih ekstrim
ada dokter yang menganggap spiritualitas musuh ilmu
kedokteran. Dianggap musuh karena spiritualitas hanya
berurusan dengan kepasrahan total saja. Spiritualitas,
menurut para dokter ini, memberikan pilihan yang salah
pada pasien karena pasien kehilangan inisiatif dan semangat
mencari kesembuhan dokter, dan diganti dengan kepasrahan
terhadap penyakit dan kematian.

2. Hubungan Spiritual dengan Kesehatan Mental


Wiliam James dikutip oleh Djamaludin mengatakan bahwa:
“Tidak ragu lagi, bahwa terapi yang terbaik bagi kesehatan
jiwa adalah keimanan kepada Tuhan. Keimanan kepada
Tuhan adalah salah satu kekuatan yang harus dipenuhi untuk
membimbing seseorang dalam hidup.66” Menurut Mattis
dalam penelitian kualitatifnya menemukan bahwa:
Spiritualitas dan religiusitas digunakan oleh subjek
penelitiannya untuk menerima kenyataan hidup atau lebih
tepatnya untuk menjembatani antara keinginan yang ada
65
Taufik Fedrik Pasiak, “Model Penjelasan Spiritualitas dalam Konteks Neurosain”,
Disertasi: Yogyakarta, Universitas Sunan kalijaga, 2009, hal. 16.
66
Djamaludin Ancok., Fuad Nashori Suroso, Psikologi Islam; Solusi Islam Atas
Prablem Prablem Psikologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. ke IV, 2011. Baca juga:
Iredho Fani Reza, “Efektifitas Pelaksanaan Ibadah dalam Upaya Mencapai Kesehatan
Mental,” dalam Jurnal Psikologi Islam, Vol.1, No. 1, Juni 2015, hal. 108.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 69
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

dalam dirinya dengan realita yang ada. Dengan demikian


individu akan selalu merasa tenang karena pada akhirnya
dia bisa menerima kenyataan yang ada. Dengan demikian
individu akan memiliki kesehatan mental yang baik. Dalam
penelitian Mattis juga ditemukan penggunaan spiritualitas
untuk memaknai kehidupan, untuk mendapatkan tujuan
hidup, transeden, menjawab pertanyaan-pertanyaan
eksistensial, berdialog, bertindak sesuai prinsip hidup, dan
untuk meraih pertumbuhan yang optimal. Hal hal tersebut
merupakan kunci untuk meraih kesehatan mental, sehingga
orang yang memiliki spiritualitas akan memiliki kesehatan
mental yang baik.67
Menurut Narayasanamy dikutip oleh Agus Prasetyo
mengatakan bahwa: “Spiritualitas sebagai sumber yang kuat
untuk beradaptasi dengan masalah yang berhubungan dengan
kesehatan, termasuk penyakit kronis atau terminal. Praktik
keagamaan juga berperan sebagai sumber dukungan yang
penting bagi pasien.68”
Pemenuhan kebutuhan spiritualitas dapat menjadi kunci
strategi koping bagi pasien dalam menghadapi berbagai
macam tekanan yang berhubungan dengan ancaman akibat
sakit, sakit kronis dan efek samping akibat penyakit dan
perawatannya.69 Menurut Larson D menjelaskan hubungan
67
Hepi Wahyuningsih, “Religiusitas, Spiritualitas, dan Kesehatan Mental:Meta Analisis,”
dalam Jurnal Psikologika, Vol. 13, No. 25, Januari 2006, hal. 69. Baca Mattis, J.S, “Religion
and Spirituality In The Meaning Making and Coping Experiences of African American
Women.” dalam Jurnal Psychology of Women Quarerly, Vol. 26, 2001, hal. 309-321.
68
Agus Prasetyo, “Aspek Spiritualitas Sebagai Elemen Penting dalam Kesehatan,”
dalam Jurnal Kesehatan Al-Irsyad, Vol.10, No.1, Maret 2016, hal 20. Baca juga:
Narayasanamy A, “Palliative Care and Spirituality.” dalam Jurnal Indian J Palliative
Care, Vol.2, 2007, hal.13.
69
Laubmeier KK, et.al., “The role of spirituality in the psychological adjustment to
cancer: a test of the transactional model of stress and coping,” dalam jurnal behav med,

70 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

positif antara pendekatan religius dan kesehatan mental,


berikut ini penjelasan detailnya:
Penelusuran hasil-hasil penelitian yang dipublikasi di jurnal
kedokteran bergengsi American Journal of Psychiatry dan
Archives of General Psychiatry sepanjang 1978-1989
berkaitan dengan topik hubungan komitmen religius dan
kesehatan mental ditemukan sebanyak 139 publikasi, semua
publikasi tersebut menunjukkan adanya hubungan positif
antara komitmen religius dan kesehatan mental.70
Menurut Mills PJ ketika menjelaskan riset 10 tahun terakhir
yang dipublikasikan di majalah, jurnal dan artikel tentang
spiritualitas dan kedokteran, ia menjelaskan sebagai berikut;
Dalam 10 tahun terakhir terjadi peningkatan yang bermakna
dalam publikasi hasil riset di majalah-majalah ilmiah
kedokteran maupun buku-buku ilmiah tentang spiritualitas
dan kedokteran. Beberapa buku tentang agama, spiritualitas,
do’a, penyembuhan, kedokteran dan kesehatan, ditulis oleh
para pakar kedokteran. Beberapa artikel hasil riset, komentar
dan review buku tentang hubungan agama, spiritualitas dan
kesehatan dipublikasikan dalam jurnal-jurnal kesehatan
dan kedokteran yang bergengsi. Jumlah artikel yang
dipublikasikan meningkat sekitar enam kali lipat, dari 300
artikel pada 1975-1979 menjadi sekitar 1800 artikel pada
tahun 1995-2001.71

Vol.11, No. 1, 2004, hal. 48-55. Baca juga: Agus Prasetyo, Aspek Spiritualitas Sebagai
Elemen Penting dalam Kesehatan,” dalam Jurnal Kesehatan Al-Irsyad,,, hal. 22.
70
Larson D, et.al., “Association between Dimension of Religiouss Commitment and
Mental Health,” dalam jurnal American Journal of psychiatry and Archives General
Psychiatry, Vol. 4, 1992, hal. 149.
71
Mills PJ, “Spirituality, Religiousness and Health; From Research to Clinical
Practice,” dalam Jurnal Ann Behav Med, Vol. 24, 2002, hal. 1-2.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 71
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

Demikian menurut Curlin FA mengungkapkan bahwa para


psikiaterlebih mendayagunakan spiritualitas dalam praktek
klinik mereka, berikut ini penjelasan lengkapnya:
Riset juga menemukan bahwa para psikiater merupakan
kelompok dokter yang memiliki pendapat positif tentang
pengaruh spiritualitas atau kepercayaan pasien dalam proses
penyembuhan penyakit. Dibandingkan dengan kelompok
dokter lain (internist, obstetriks, ahli bedah, dan dokter
keluarga) para psikiater melihat adanya aspek positif dari
kepercayaan pasien yang dapat membantu interaksi antar
mereka. Para psikiater lebih nyaman dan lebih memiliki
pengalaman dalam mendayagunakan spiritualitas dalam
praktik klinik.72
Penelitian yang dilakukan oleh Sylvia Mohr terhadap
penderita skizofrenia, dalam kaitan dengan penggunaan
pendekatan spiritualitas, memberikan bukti bahwa aspek
spiritualitas memberikan kontribusi dalam penyembuhan.
Penelitian itu membuat kesimpulan bahwa spiritualitas
seharusnya menjadi bagian terpadu dalam dimensi psikososial
penyembuhan.73 Do’a baik sebagai upaya yang dilakukan
sendiri, maupun dalam konteks distant healing, memberikan
kontribusi dalam proses penyembuhan.74 Menurut Kenneth
Palletier dalam riset tulisannya menjelaskan sebagai berikut:
Banyak riset menemukan adanya hubungan positif antara
ketaatan pada agama dengan kesehatan mental. Mereka
72
Curlin FA, et.al.,”When Patients Choose Faith Over Medicine Physician Perspectives on
Religiously Related Conflict in the Medical Encounter,” dalam jurnal Intern Med. 2005, hal. 165.
73
Mohr, Am J Psychiatry,,, hal.163.
74
Mccaffrey Am., et.al, “Prayer For Health Concern,”dalam jurnal Intern Med.
2004; Vol. I, No. 64, hal. 858-862. Lihat Juga Astin Ja, et.al., “The Effifacy Of “Distant
Healing,” dalam Jurnal Intern Med, 2000, hal. 910.

72 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

yang berafilisasi dan bergabung dalam komunitas gereja


menunjukkan hidup yang lebih tenang dan bahagia.
Pengalaman mistik dan praktik-praktik spiritual merupakan
variabel positif dalam kesehatan mental, studi yang dilakukan
oleh Kenneth Palletier pada eksekutif-eksekutif yang sukses
menunjukkan bahwa mereka yang mempraktikan kehidupan
spiritual lebih cenderung untuk berhasil, kurang menderita
penyakit, dan lebih cepat pulih dari penyakit dibandingkan
rata-rata populasi. Riset-riset yang lain, yang dilakukan pada
pasien-pasien geriatrik berkaitan dengan aktivitas religius
mereka ditemukan bahwa mereka yang kurang aktif dalam
kegiatan religius memiliki frekuensi menderita kanker yang
lebih tinggi, kecemasan kronik, depresi, menjadi perokok
berat dan pengguna alkohol. Sebaliknya, mereka yang
sangat aktif dalam kegiatan agama menikmati dengan serius
kebahagian mental dan kesehatan fisik mereka.75

D. Ruang Lingkup Kesehatan Mental


1. Definisi Kesehatan
Definsi kesehatan yaitu apapun harus mengandung paling tidak
komponen biomedis, personal dan sosiokultural. Pada tahun
1947 World Health Organization (WHO) menggambarkan
kesehatan secara luas tidak hanya meliputi (ketidakadanya)
aspek medis tetapi juga aspek mental dan sosial. ‘kesehatan
diartikan sebagai76: “Keadaan (status) sehat utuh secara fisik,
mental (rohani) dan sosial, bukan hanya suautu keadaan yang
bebas dari penyait cacat dan kelemahan”, berikut menurut
Bart Smet dalam psikologi kesehatan menjelaskan status
75
Kenneth Palletier, “Tema: Efek kegiatan rohani terhadap kesehatan mental,”
http//:www.Spiritualcompetency.com, diakses tanggal 11 agustus 2018.
76
Bart Smet, Psikologi Kesehatan, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana, 1994, hal.7.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 73
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

kesehatan (health status):


Status kesehatan adalah keadaan kesehatan pada waktu
tertentu. Karena itu, status kesehatan tidak sama dengan
perilaku kesehatan. Bagaimanapun, menurut Gochman
(1988), persepsi seseorang terhadap status atau persepsi
peningkatan, kesembuhan atau perubahan lain pada status
kesehatan adalah perilaku kesehatan.77
Teguh Ariwibowo dan Afin Murtiningsih menjelaskan tentang
definsi sehat sebagai berikut:
Sehat adalah suatu keadaan atau kondisi seseorang dapat
tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya, terhindar
dari berbagai macam penyakit, dan mampu mengekspresikan
diri dengan baik. Komponen yang membuat seseorang
dikatakan sehat, yaitu pertama tumbuh dan berkembang
sebagaimana mestinya, kedua tidak mengalami gangguan
akibat penyakit tertentu, ketiga mampu mengekspresikan
diri dengan baik.78
John MCleod menyebutkan masing-masing praktisi memiliki
pendidikan khusus dan keahlian dalam bidangnya:
Karakter yang membedakan para praktisi ini adalah
mereka memiliki pendidikan khusus dan kepakaran dalam
bidangnya sebagai tambahan pelajaran konseling umum,
perawat misalnya, mempunyai kemampuan menangani
pasangan si sakit dengan metode konseling dalam waktu
panjang, dan orang yang mendengarkan rekaman sesi - sesi
yang mereka lakukan mungkin tidak dapat membedakan
antara apa yang telah dilakukan oleh perawat dan oleh
“konselor duka” (bereavement) yang terlatih. Dari sudut
Bart Smet, Psikologai Kesehatan,,, hal. 10.
77

78
Teguh Ariwibowo dan Afin Murtiningsih, Rahasia Sehat Setiap Hari, Jakarta:
Penerbit Dunia Sehat, t.th, hal. 2-3.

74 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

pandang klien atau pasien, apa yang mereka cari dan terima
adalah hubungan konseling, yang memberikan fungsi yang
sama bagi mereka dengan pergi menemui terapis profesional
di ruang konsultasi.79
2. Definisi Kesehatan Jiwa/Mental
Ditinjau dari etimologi kata mental berasal dari kata latin, yaitu
mens atau mentis yang berarti jiwa, nyawa, sukma, ruh, dan
semangat.80 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia [KBBI]
Mental adalah hal yang bersangkutan dengan batin dan watak
manusia yang bukan bersifat badan atau tenaga.81 Menurut
peneliti definisi mental bisa dikaitkan juga dengan ilmu
psikologi, Psikologi adalah ilmu yang berkaitan dengan proses
mental, baik normal maupun abnormal dan pengaruhnya
pada prilaku; juga berarti ilmu pengetahuan tentang gejala dan
kegiatan jiwa.82 Kesehatan mental merupakan alih bahasa dari
mental Hygiene atau mental Health berasal dari kata Hygiene
dan mental. Secara Etimologi Hygiene dari kata Hygea yaitu
nama Dewi keselamatan Yunani Kuno yang mempunyai tugas
mengurus masalah kesehatan manusia.83
World Federation for Mental Health mengatakan:
Kesehatan jiwa itu ialah suatu keadaan yang memungkinkan
79
John Mcleod, Pengantar Konseling Teori dan Studi Kasus, Jakarta: Prenada Media
Grup, edisi III, 2010, hal. 11.
80
Yusak Burhanudin, Kesehatan Mental, Bandung: Cv. Pustaka Setia, 1998, hal 9.
Baca juga: Mulyadi, Islam dan Kesehatan Mental,,,hal. 2.
81
Kamus Besar Bahasa Indonesia [KBBI], “Definisi Mental,” https://kbbi.web.id/
mental.html. diakses tanggal 29 November 2018, jam 15 00 WIB.
82
Kamus Besar Bahasa Indonesia [KBBI], “Definsi spikologi,” https://kbbi.web.id/
psikologi.html. diakses tanggal 29 November 2018, jam 15 00 WIB.
83
Syamsu Yusuf, Mental Hygiene Pengembangan Mental dalam Kajian Psikologi dan
Agama, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004, hal. 7. Baca juga: Mulyadi, Islam dan
Kesehatan Mental,,, hal. 2.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 75
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

perkembangan fisik, intelektual dan emosional seorang


individu secara optimal dan sejauh hal ini cocok dengan
pekembangan optimal individu-individu yang lain.84 Menurut
Budi Ana Kaliat menjelaskan bahwa:
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi mental sejahtera yang
memungkinkan hidup harmonis dan produktif sebagai
bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang, dengan
memperhatikan semua segi kehidupan manusia. Ciri-ciri
individu yang sehat jiwa meliputi menyadari sepenuhnya
kemampuan dirinya, mampu menghadapi stress kehidupan
yang wajar, mampu bekerja produktif dan memenuhi
kebutuhan hidupnya, dapat berperan serta dalam lingkungan
hidup, menerima dengan baik apa yang ada pada dirinya dan
merasa nyaman bersama dengan orang lain.85
Konsep kesehatan mental meliputi kesejahteraan
subjektif, self-efficacy, kemandirian (autonomy), kemampuan
(kompetence), aktualisasi diri, dan lain-lain. Kesehatan mental
dapat didefinisikan dengan ketidakhadiran sakit mental, akan
tetapi juga dapat dikonsepkan pada berfungsinya kondisi
psikologis individu.86 Menurut Arif Budiman bahwa:
Kesehatan mental mempunyai pandangan yang luas karena
ilmu ini adalah ilmu terapan (aplikatif), kesehatan mental
erat kaitannya dengan psikologi, sebab yang dibicarakan
sama-sama masalah mental (psikologi) manusia. Bahkan
bagi seorang terapis dituntut untuk memahami psikologi
84
W.F. Maramis, Ilmu Kedokteran Jiwa, Surabaya: Penerbit Penerbit Airlangga
University Press, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, 2005, hal.96.
85
Budi Ana Kaliat, et.al, Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas: CMHN (BASIC
COURSE), Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2012, hal. 2.
86
Hepi Wahyuningsih, “Religiusitas, Spiritualitas, dan Kesehatan Mental:Meta
Analisis”, dalam Jurnal Psikologika, Vol. 13, No.25 – Januari 2006, hal.64.

76 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

terdahulu, sebagai dasar pemahamannya tentang kesehatan


mental.87
Baequni dan Narila Mutia menjelaskan tentang konsep kelainan
mental telah berkembang sedemikian pesat pada saat ini:
Yang disebut kelainan mental tidak hanya hal-hal yang
berhubungan dengan psikologi, kelainan syaraf dan
keterbelakangan mental akan tetapi saat ini selain mental
juga mencakup kecanduan al-kohol, ketidakmandirian,
penyiksaan anak-anak dan kesulitan belajar.88
Gangguan jiwa yaitu suatu perubahan pada fungsi jiwa
yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa, yang
menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan
dalam melaksanakan peran sosial.89 Dan ciri-ciri gangguan
jiwa90: sedih berkepanjangan, tidak semangat dan cenderung
malas, marah tanpa sebab, mengurung diri, tidak mengenali
orang, bicara kacau, bicara sendiri, tidak mampu merawat diri.
Sarlito W. Sarwono dalam bukunya psikologi umum
menjelaskan bahwa:
Sebelum psikologi berdiri sendiri sebagi ilmu pengetahuan,
psikologi (atau tepatnya gejala-gejala kejiwaan) dipelajari
oleh filsafat dan ilmu faal. Filsafat sudah mempelajari gejala-
gejala kejiwaan sejak 500-600 tahun SM, yaitu filsuf-filsuf
Yunani kuno. Filsuf Thales (624-548 SM) mengartikan
87
Arief Budiman dan Abu Bakar Baradja, Mental Sehat Hidup Nikmat Mental Sakit
Hidup Pahit, Jakarta: Penerbit Studia Press Jakarta, t.th, hal. 11-12.
88
Baequni., et.al, Islam dan Kesehatan Pengantar Kesehatan Masyarakat, UIN
Jakarta : Jakarta Press, 2004, hal. 20.
89
Budi Ana Kaliat, et.al, Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas CMHN (BASIC
COURSE),,, hal. 2.
90
Budi Ana Kaliat, et.al, Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas CMHN (BASIC
COURSE),,, hal.3.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 77
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

jiwa sebagai sesuatu supernatural. Jadi jiwa itu tidak ada,


karena menurutnya yang ada di alam ini hanyalah gejala
alam (natural phenomena) dan semua gejala alam berasal
dari air.91
Anaximander (611-546 SM) berpendapat bahwa; “segala
sesuatu berasal dari apeiran artinya tak terbatas, tak terbentuk,
tak bisa mati, (the boundless, formless, immortal mater) yaitu
tentang konsep tuhan di zaman sekarang. Berdasarkan hal itu
ia berpendapat bahwa jiwa itu ada.92” Sarlito juga menjelaskan
pendapat Plato:
Plato berpendapat jiwa manusia mulai masuk ke tubuhnya
sejak manusia ada dalam kandungan (mirip konsep agama
Islam, Kristen, dan Yahudi), dan mempunyai tiga fungsi,
yaitu logisticon (akal) yang berpusat di kepala, thumeticon
(rasa) yang berpusat di dada, dan abdomen (kehendak) yang
berpusat di perut (mirip dengan konsep Ki Hajar Dewantoro
yang terdiri dari cipta, rasa, dan karsa).93
Teguh Ariwibowo dan Afin Murtiningsih juga menjelaskan
tentang gangguan jiwa:
Gangguan jiwa/mental seseorang yang mengalami stress
dibiarkan sampai akhirnya menjadi depresi, dan mengalami
gangguan kejiwaan. Gangguan jiwa merupakan salah satu
penyakit yang dikategorikan dalam jenis penyakit berat
karena dapat merusak segala tatanan hidup dan masa depan
seseorang. Penyebab gangguan kejiwaan: Faktor Genetik,
Virus, Auto Antobodi, Malnutrisi.94
91
Sarlito W. Sarwono, Pengantar Psikologi Umum, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, Cet. Ke II, 2010, hal. 2.
92
Sarlito W. Sarwono, Pengantar Psikologi Umum,,, hal. 1.
93
Sarlito W. Sarwono, Pengantar Psikologi Umum,,, hal. 3.
94
Teguh Ariwibowo dan Afin Murtiningsih, Rahasia Sehat Setiap Hari,,, hal. 120

78 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

Teguh lebih rinci menjelaskan; “keempat diatas menjadi


penyebab kompleks mengapa seseorang dapat terserang
gangguan jiwa, gangguan jiwa juga dipicu oleh adanya
interaksi yang tidak harmonis pada satu keluarga, kehilangan
sosok dekat dalam diri seseorang, keadaan lingkungan yang
buruk, melihat yang tidak layak misalnya pembunuhan,
pemerkosaan, dan kejadian traumatis. Dan tahap awal
muncul seperti stress, kegelisahan, halusinasi, dan perasaan
trauma berlebihan.95
Kamuzzaman mengatakan bahwa peranan konseling di
tengah masyarakat sangat dibutuhkan untuk menyelsaikan
permasalahan-permasalah yang muncul di masyarkat, berikut
penjelasannya;
Sumbangan dan peranan konseling adalah sangat penting
kepada masyarakat untuk mengatasi berbagai permasalahan.
Adalah diharapkan ramai lagi pengkaji-pengkaji tampil
mengkaji dan memperkembangkan pendekatan konseling
bina jiwa ini supaya ketepatannya untuk menjadi model
konseling yang berkesan dan boleh diamalkan oleh semua
kaunselor di negara ini berjaya dengan jayanya.96
Konseling adalah proses bantuan yang diberikan kepada
klien dalam bentuk hubungan terapeutik antara konselor
dan klien agar dapat meningkatkan kepercayaan diri dan
penyesuaian diri, atau berperilaku baru sehingga klien
memperoleh kebahagiaan.97

95
Teguh Ariwibowo dan Afin Murtiningsih, Rahasia Sehat Setiap Hari,,, hal. 120-
121.
96
Kamuzzaman, Teori Kaunseling Bina Jiwa, Perlis Malaysia: Rasaling Press, 2006,
hal. 22.
97
Zulfan Saam, Psikologi Konseling, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cet I, 2013, hal. 4-3.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 79
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

3. Rumusan Kesehatan Mental


Nur Arfiyah Febriani dalam disertasi-nya mengutip pendapat
Zakiah Derajat tentang penjelasan rumusan kesehatan mental
yang komperhensif, yaitu98:
a. Kesehatan mental adalah terhindarnya orang dari gejala
gangguan jiwa (neurose) dari gejala-gejala penyakit jiwa
(psichose)
b. Kemampuan untuk menyusuaikan diri dengan dirinya
sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan
setempat ia hidup.
c. Terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara
fungsi fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk
menghadapi problem-problem yang biasa terjadi, serta
terhindar dari kegelisahan dan pertentangan batin (konflik)
d. Pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk
mengembangkan dan memanfaatkan potensi, bakat dan
pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga
membawa kepada kebahagiaan diri dan orang lain, serta
terhindar dari gangguan dan penyakit kejiwaan.
e. Terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara
fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian
diri antara manusia dengan dirinya dan lingkungannya,
berlandaskan keimanan dan ketaqwaan serta bertujuan
untuk mencapai hidup yang bermakna dan bahagia dunia
Nur Arfiyah Febriani, “Hubungan Antara Dzikir Allah dengan Kesehatan Fisik dan
98

Kesehatan Mental”, Disertasi, Jakarta : Program Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah,


2007, hal.123. Baca juga Zakiah Derajat, “Kesehatan Mental dan Peranannya dalam
Pendidikan dan Pengajaran”: Pidato pengumunan sebagai guru besar IAIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Jakarta: 1989. Lihat juga penjelasan lengkap, Zakiah Derajat,
“Kesehatan Mental”, Jakarta: PT Gunung Agung, 2001, hal. 3-7.

80 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

dan akhirat.
Sedangkan kesehatan mental menurut WHO (World
Health Organization) adalah apabila seseorang mempunyai
jiwa yang sehat dan memiliki kriteria99:
a. Dapat menyusuaikan diri secara konstruktif pada
kenyataan, meskipun kenyataan itu buruk baginya
b. Memperoleh dari hasil jerih payah usahanya
c. Merasa lebih puas memberi dari pada menerima
d. Secara relatif bebas dari rasa tegang (stres), cemas dan
depresi
e. Berhubungan dengan orang lain secara tolong menolong
dan saling memuaskan
f. Menerima kekecewaan untuk dipakainya sebagai
pelajaran dikemudian hari
g. Menjuruskan rasa permusuhan pada penyelesaian yang
kreatif dan kontruktif
h. Mempuyai rasa kasih sayang yang besar
Expert Commite Mental Health dan World Health
Organization (WHO) merumuskan seorang yang dikatakan
sehat mental sebagai berikut:
a. Menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan,
meskipun kenyataan ini buruk
b. Memperoleh kepuasan dari usahanya atau perjuangan
dari hidupnya
99
Nur Arfiyah Febriani, “Hubungan Antara Dzikir Allah dengan Kesehatan
Fisik dan Kesehatan Mental”, Disertasi, Jakarta: Program Pascasarjana UIN Syarif
Hidayatullah, 2007, hal 123. Baca juga Dadang Hawari, Al-Qur’an Ilmu Kedokteran
Jiwa dan Kesehatan Jiwa, Yogyakarta: PT. Dana Bakti Prima Yasa, 2004, Cet. Xi,
hal. 34.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 81
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

c. Merasa lebih puas memberi daripada menerima


d. Merasa bebas secara relative dari ketegangan dan
kecemasan
e. Berhubungan dengan orang lain secara tolong-menolong
dan saling memuaskan
f. Menerima kekecewaan untuk dipakainya sebagai
pelajaran dikemudian hari
g. Mengarahkan rasa bermusuhan kepada penyelesaian yang
kreatif dan konstrukti

E. Ruang Lingkup Kesehatan Mental Perspektif Islam


1. Definisi Kesehatan Mental/jiwa
Menurut Zakiah Derajat makna kesehatan mental dibatasi
dengan beberapa hal, berikut ini penjelasan secara rincinya;
Kesehatan mental yaitu terhindar dari gangguan dan penyakit
kejiwaan, mampu menyesuaikan diri, sanggup menghadapi
masalah-masalah dan goncangan goncanan biasa, adanya
keserasian fungsi-fungsi jiwa (tidak ada konflik) dan merasa
bahwa dirinya berharga, berguna dan bahagia, serta dapat
menggunakan potensi yang ada padanya seoptimal mungkin.
Demikian yang didefinisikan oleh Zakiah Derajat dalam
batasan yang lebih luas memaknai kesehatan mental.100
Menurut Abudin Nata (lahir.1954 M) dalam tulisannya
menjelaskan bahwa:
Ajaran Islam tentang kesehatan berpedoman pada prinsip
“Pencegahan Lebih Diutamakan daripada Penyembuhan”
al-wiqayah khairmin al-ilaj berkenaan dengan kontek

Zakiah Derajat, Islam dan Kesehatan Mental, Jakarta: PT. Gunung Agung, Cet.
100

Kedua, 1982, hal.9.

82 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

tersebut ditemukan dalam Al-Qur’an dan hadist, kebersihan


lahir dapat mengambil bentuk kebersihan tempat tinggal,
lingkungan, badan, pakaian, makanan dll, dalam hubungan
ini kita membaca ayat Al-Qur’an “Sesungguhnya Allah
menyukai orang yang bertaubat dan menyukai orang yang
membersihkan diri (Al-Baqarah/2:222). Taubat dalam
ayat tersebut menghasilkan kesehatan jiwa atau mental,
sedangkan kebersihan lahiriah menghasilkan kesehatan fisik.
Dalam surat Al-Muddatsir/74:4-5 sebagai berikut artinya
dan bersihkanlah pakaianmu dan tinggalkanlah segala
kotoran.101”
Sedangkan definisi kesehatan dalam persepktif Islam menurut
Rini adalah sesuai dengan syariat Islam, berikut penjelasannya;
Sehat yang sesungguhnya hanya akan terwujud dengan
pemenuhan kebutuhan fisik, naluri, dan akal sesuai dengan
syariat Islam. Oleh karena itu adalah suatu yang penting
untuk mendefinisikan makna sehat tersebut agar kesehatan
seutuhnya menjadi milik semua. Yaitu terpenuhinya
kebutuhan fisik naluri dan akal sesuai dengan syairat Islam.
Hal ini menuntut ruang kehidupan hanya diatur oleh Islam.102
Menurut Darajat memperkuat apa yang telah disampaikan
oleh Rini diatas bahwasannya keimanan seseorang dapat
berpengaruh terhadap kesehatan mentalnya, berikut ini
penjelasan lengkapnya:
Dengan kita menjalankan keimanan yang enam maka dapat
berpengaruh terhadap kesehatan mental seseorang: Objek
keimanan yang tidak akan berubah manfaatnya dan tidak
101
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
Cetakan Kesembilan, 1998, hal. 93-94.
102
Rini, et.al., Sehat Seutuhnya Untuk Semua, Forum Muslimah untuk Indonesia
Sehat, Jakarta: t.t.p, 2009, hal. 46.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 83
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

akan pernah hilang, adalah keimanan yang ditentukan oleh


agama. Dalam agama Islam terkenal enam pokok keimanan
(arkanul iman). Semuanya mempunyai fungsi yang
menentukan dalam kesehatan mental seseorang kepercayaan
tersebut ialah iman kepada Allah, iman kepada hari akhirat,
iman kepada malaikat, iman kepada kitab kitab suci, iman
kepada nabi-nabi, iman kepada takdir.103
Menurut Derajat ada beberapa gangguan kesehatan yang
dapat mempengaruhi pada diri seseorang, sebagaimana
dijelaskan berikut ini:
a. Perasaan; misalnya cemas, takut, iri dengki, sedih tak
beralasan, marah oleh hal-hal yang remeh, bimbang,
merasa diri rendah, sombong, tertekan, (frustasi), pesimis,
putus asa, apatis, dan sebagainya.
b. Pikiran; kemampuan berfikir berkurang, sukar memutuskan
perhatian, mudah lupa, tidak dapat melanjutkan rencana
yang telah dibuat.
c. Kelakuan; nakal, pendusta, menganiaya diri atau orang
lain, menyakiti badan orang atau hatinya dan berbagai
kelakuan menyimpang lainnya.
d. Kesehatan tubuh; penyakit jasmani yang tidak disebabkan
oleh gangguan pada jasmani104.

2. Pandangan Islam Terhadap Kesehatan Mental


Menurut Jaelani yang dikutip oleh Mulyadi menjelaskan
bahwa; dalam pandangan Islam terhadap kesehatan mental
dapat dilihat dari segi peranan Islam bagi kehidupan manusia,

103
Zakiah Derajat, Islam dan Kesehatan Mental,,, hal. 15.
104
Zakiah Derajat, Islam dan Kesehatan Mental,,, hal. 9.

84 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

dapat dikemukankan sebagai berikut105:


a. Agama Islam memberi tugas dan tujuan bagi kehidupan
manusia di dunia dan di akhirat. Tugas dan tujuan hidup
manusia di dunia yang ditegaskan dalam Al-Qur’an
sebagai jalan untuk beribadah kepada Allah dan menjadi
khalifah di muka bumi.
b. Ajaran Islam memberikan bantuan kejiwaan kepada
manusia dalam menghadapi cobaan dan mengatasi kesulitan
hidupnya, seperti dengan cara bersabar dan shalat.
c. Ajaran Islam membantu orang dalam menumbuhkan
dan membina pribadinya, yaitu melalui penghayatan dan
nilai-nilai ketaqwaan dan keteladanan yang diberikan
oleh Rasulullah SAW
d. Agama Islam memberikan tuntunan kepada akal agar
benar dalam berfikir dengan melalui wahyu (kitab suci al-
Qur’an)
e. Ajaran Islam beserta seluruh petunjuk yang ada di dalamnya
merupakan obat (syifa) bagi jiwa atau penyembuh segala
penyakit hati yang terdapat dalam diri manusia (rohani)
f. Ajaran Islam memberikan manusia mengadakan hubungan
yang baik, baik hubungan dengan diri sendiri, dengan
tuhan, dengan orang lain, maupun hubungan dengan
alam dan lingkungan.
g. Agama Islam berperan dalam mendorong orang untuk
berbuat baik dan taat, serta mencegahnya dari berbuat
jahat dan maksiat
105
A.F Jaelani, Penyucian Jiwa (Tazkiyat Al-Nafs) dan Kesehatan Mental, Jakarta:
Sinar Grafika Offset, 2001, hal. 88-90. Baca juga: Mulyadi, Islam dan Kesehatan Mental,
Jakarta: Kalam Mulia, Cet. ke -1, 2017, hal. 80.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 85
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

h. Agama Islam dapat memenuhi kebutuhan psikis manusia.


Lebih lanjut Dinasril Amir menjelaskan bahwa seseorang
diukur sehat dan tidaknya dilihat dari pengamalan
spiritualnya dalam keseharian, secara jelas ia menjelaskan
dibawah ini:
Dalam perspektif Islam sehat atau tidaknya mental
seseorang berpijak pada aspek spiritualitas keagamaan.
Seberapa jauh keimanan seseorang yang tercermin dalam
kehidupan keberagamaan dalam kesehariannya menjadi
titik tolak penting dalam menentukan sehat atau tidaknya
mental seseorang. Dalam perspektif Islam gangguan dan
tidak sakit mental tidak hanya diukur dengan ukuran
humanistik saja, sebagaimana diikuti oleh semua aliran
psikologi kontemporer. Akan tetapi Islam juga melihat
bagaimana kaitannya dengan iman dan akhlak.106 Menurut
Ahmad Farid yang dikutip Mulyadi, menetapkan indikator
kesehatan mental berdasarkan agama sebagai berikut107:
1) Berfokus pada akhirat
2) Tiada meninggalkan zikrullah
3) Selalu merindukan untuk beribadah kepada Allah ta’ala
4) Tujuan hidupnya hanya kepada Allah ta’ala
5) Kyusu’ dalam menegakkan shalat dan saat itu ia lupa
akan segala urusan dunia
6) Menghargai waktu dan tidak bakhil harta
7) Tidak berputus asa dan tidak malas berzikir
8) Mengutamakan kualitas perbuatan
106
Abdul Mujib dan Jusuf Muzakkir, Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, Jakarta: Raja
Grafindo Perkasa, 2002, hal. 149. Baca juga: Baca juga: Mulyadi, Islam dan Kesehatan
Mental,,, hal. 81.
107
Dinasril Amir, Islam & Pendidikan Kesehatan Mental, Jakarta: Offset The
MinaNgkabau Foundation, 2005, hal. 112. Baca juga: Mulyadi, Islam dan Kesehatan
Mental,,, hal. 82.

86 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

3. Psikoterapi Kesehatan Mental


Berikut ini menurut Muhammad Utsmân Najâti menjelaskan
bahwa gangguan kejiwaan manusia dapat diketahui
berdasarkan beberapa hal:
Seseorang seringkali dihadapkan pada situasi yang tidak
diharapkan, pengalaman buruk, tekanan batin, dan konflik
kejiwaan yang menyebabkan dirinya menderita gangguan
kejiwaan. Gangguan kejiwaan dapat diketahui berdasarkan
tiga hal. Pertama, persepsi yang mengganggap dirinya paling
besar atau mengganggap orang lain berada dibawah dirinya.
Kedua, perilaku yang menyimpang. Ketiga, perasaan putus
asa.108
Rasulullah berupaya mengobati penyakit jiwa/mental yang
diderita oleh para sahabatnya dengan melalui beberapa hal
berikut ini109:
a. Psikoterapi Melalui Iman
Beriman kepada Allah ta’ala dan mendekatkan diri
kepadanya tidak saja merupakan faktor penting dalam
menjaga kesehatan jiwa, tetapi juga merupakan faktor
penting dalam mengobati (spikoterapi) penyakit kejiwaan.
b. Psikoterapi Melalui Ibadah
Menjalankan berbagai aktivitas ibadah yang diwajibkan
Allah dapat menyucikan jiwa dan membersihkan hati.
Membuka tabir Allah melalui cahaya dan hidayah, serta
melahirkan perasaan damai dan tenang dalam jiwa. Hal
ini telah ditegaskan dalam surat Az-zumar/39:22 sebagai
berikut,
108
Muhammad Utsmân Najâti, Psikologi dalam Perspektif Hadis,,, hal. 326
109
Muhammad Utsmân Najâti, Psikologi dalam Perspektif Hadis,,, hal. 327

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 87
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

ُ ٰ َ َ َ ُ َ ٰ َ ۡ ۡ ُ َ ۡ َ ُ َّ َ َ َ َ َ َ
‫ع نورٖ ّمِن َّر ّبِهِۦ‬ ‫أفمن شح ٱلل صدرهۥ ل ِِلسل ِم فهو‬

Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya


untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari
Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya
4. Metode Islam dalam Merealisasikan Kesehatan Jiwa/
Mental
Menurut Najati tiga hal penting dalam merealisasikan
kesehatan jiwa manusia:
Pertama memberi perhatian terhadap peningkatan spiritualitas
manusia melalui iman kepada Allah ta’ala, pasrah, dan
menjalankan berbagai macam ibadah sebagai proses
pendekatan diri kepada-Nya. Kedua, memberi perhatian
terhadap sisi jasmani manusia melalui kontrol terhadap
motivasi dan emosinya, serta melawan hawa nafsu dan
segala hasrat birahinya. Ketiga memberi perhatian terhadap
pembelajaran sifat kebiasaan yang signifikan bagi manusia
untuk kematangan emosional dan sosial, pertumbuhan
pribadi, kesiapan diri memikul beban tanggung jawab,
memainkan peran dalam perkembangan masyarakat,
memakmurkan bumi, dan menyiapkan pribadinya untuk
hidup normal sehingga dapat merealisasikan kesehatan
jiwanya.110
Dalam bukunya Sunardi menjelaskan; tentang Rumah Sakit
jiwa pertama dibangun di dunia Islam:
Pada awal abad 8 M. di Bagdad pada tahun 705 M, di
Fasa awal abad 8, di Kaira 800 M. Konsep ganguan mental
dan kesehatan mental dikenalkan pertama kali oleh dokter

Muhammad Utsmân Najâti, Psikologi dalam Perspektif Hadis, Jakarta: PT.


110

Mustika Al-Husna Baru, Cet. I, 2004, hal. 296.

88 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

muslim Ahmed ibn Sahl al-Balkhi (850-934). Dalam Masalih


Al-Abdan Wa Al-Anfus (sustenance for body and soul), ia
pertama kali menjelaskan hubungan antara penyakit badan
dan jiwa, dan berpendapat bahwa “jika nafs (jiwa) sakit,
tubuh tidak merasa senang sehingga berkembang menjadi
penyakit fisik”, al-Balkhi juga ahli dalam psikoterapi,
psikologi, dan pengobatan psikomotorik. Ia mengenalkan;
badan dan jiwa dapat sehat atau sakit, seimbang atau tidak
simbang, dan gangguan mental dapat menjadi penyebab
psikologi maupun fisiologi. Ketidakseimbangan tubuh juga
dapat menyebabkan demam, sakit kepala, dan penyakit
fisik lainnya. Sementara ketidakseimbangan jiwa dapat
menyebabkan kemarahan, kecemasan, kesedihan, dan gejala
mental lainnya.111
Ada dua tipe depresi menurut al-Bakhi; “pertama disebabkan
oleh berbagai alasan yang bisa diketahui seperti kegagalan
dan kehilangan. kedua adanya penyebab lain yang boleh jadi
bukan karena gangguan physiologi (fisiologi). Keadaan ini
diobati dengan obat.112” al-Bakhi menggunakan dua istilah
pertama al-tibb al-ruhani yang kedua istilah tibb al-qalb,
berikut ini penjelasannya:
Istilah al-tibb al-ruhani untuk menjelaskan kesehatan
spiritual dan psikologis sedangkan istilah tibb al-qalb
untuk menjelaskan kedokteran jiwa/mental. Ia mengkritik
para dokter yang saat itu terlalu menekankan penyakit
fisik namun mengabaikan penyakit mental pada jiwa dan
badan. Maka manusia tidak dapat sehat tanpa istibak atau
jalinan antara jiwa dan badan. al-Bakhi meruntut kembali
111
Sunardi, Revolusi Ilmuan Muslim Bagi Dunia Kedokteran, Surakarta: Hilal Ahmar
Press, Cet. I, 2011, hal. 73.
112
Sunardi, Revolusi Ilmuan Muslim bagi Dunia Kedokteran,,, hal. 74.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 89
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

ide kesehatan mental menurut versi Al-Qur’an dan hadist.


Allah menegaskan di dalam surat al-Baqarah/2:10 sebagai
berikut:113
ٗ ُ َّ ُ ُ َ َ َ ٞ َ َّ ُُ
ۖ‫ٱلل َم َرضا‬ ‫ِف قلوب ِ ِهم مرض فزادهم‬

Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah


penyakitnya;
Hadist Rasulullah, dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu
‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ُ ُ َّ َ ُ َّ َّ َ َّ َ ُ َ ُ ْ َ ُ ُ َ ُ ُ ْ َ َ َ َ
‫الل َعليْهِ َو َسل َم َيقول‬ ‫عَ ْن انلُّ ْع َمان بْن بَشِ ري قال س ِمعته يقول س ِمعت رسول اللِ صل‬
َ ٌ َ َ ْ ُ َ ُ َ ْ َ َ ٌ ّ َ َ َ َ ْ َّ ٌ ّ َ َ َ َ ْ َّ ْ َ ُ ُ َ ْ َ ٍ َ ْ ِ ُ َ ِ ْ ُّ ْ
‫َوأه َوى انلعمان بِإِصبعيهِ إِل أذنيهِ إِن اللل ب ِي َِإَون الرام ب ِي وبينهما مشتبِهات ل‬
ُّ َ َ َ ْ َ‫است‬ ُّ َ َّ ْ َ َ
ْ ‫الش ُب َهات‬ َ َ
ٌ ِ ‫َي ْعل ُم ُه َّن كث‬
‫ات‬ ِ َ ‫ضهِ َوم ْن َوق َع ِف الش ُب َه‬ ِ ‫بأ ِلِينِهِ َوع َ ِْر‬ َ ِ ‫اس فمن اتق‬ ِ َّ‫ري م ِْن انل‬
َ ً
‫ِك َمل ٍِك حِم أل‬
ّ ُ َّ َ َ ْ ُ ْ َ َ
‫اع يَ َْرع َح ْول ال َِم يُوشِك أن يَ ْرت َع فِيهِ أل ِإَون ل‬
َ َ ْ ‫َو َق َع ِف‬
ِ ‫ال َر ِام ك َّلر‬
ِ
َ ُّ ُ َ ْ ‫ت َصلَ َح‬ ْ ‫ح‬ َ َ‫ض َغ ًة إ َذا َصل‬ ْ ُ َ َْ َّ َ َ َ َّ َّ
‫ال َس ُد ك ُه ِإَوذا‬ ِ ‫ِإَون ح َِم اللِ مارِ ُم ُه أ َل ِإَون ِف الس ِد م‬
ُْ َ ْ َ َ َ ُ ُّ ُ ُ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ
‫فسدت فسد السد كه أل و ِه القلب‬

Dari Nu’man bin Basyir RA, dia berkata, “Aku pernah


mendengar —sambil memegang kedua telinganya—
Rasulullah SAW bersabda. ‘Sesungguhnya perkara halal itu
jelas dan perkara yang haram itu pun jelas, sedangkan di
antara keduanya terdapat perkara-perkara syubhat yang
tidak diketahui banyak orang. Oleh karena itu, barang siapa
dapat menjaga dirinya dari perkara syubhat, berarti dia telah
terbebas (dari kecaman) untuk agamanya dan kehormatannya.
Barang siapa terjerumus ke dalam perkara syubhat, berarti
dia telah terjerumus ke dalam perkara haram. Sebagaimana
halnya dengan penggembala yang menggembalakan ternaknya
di sekitar tempat yang dilarang. maka kemungkinan besar
binatang gembalaannya itu akan merumput di tempat tersebut.
113
Sunardi, Revolusi Ilmuan Muslim bagi Dunia Kedokteran,,, hal. 76.

90 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

Ketahuilah. bahwa sesungguhnya setiap penguasa itu memiliki


daerah terlarang! Ketahuilah, bahwa daerah terlarang milik
Allah adalah apa-apa yang diharamkan-Nya! Ketahuilah,
bahwa sesungguhnya di dalam tubuh itu ada segumpal daging!
Apabila daging tersebut baik maka baik pula seluruh tubuh,
dan apabila daging tersebut rusak maka rusak pula tubuhnya.
Ketahuilah, bahwa segumpal daging itu adalah hati!”114
Sa’id Hawwa menjelaskan tentang peran Tazkiyatun
nafs dalam upaya proses penyembuhan mental, berikut
penjelasannya:
Penyembuhan mental adalah bagian yang penting. Secara
singkat Tazkiyatun nafs berarti membersihkan jiwa dari
kemusyrikan dan cabang-cabangnya, dan menjadikan
nama-nama Allah yang baik sebagai akhlaknya, di samping
ubudiyah yang sempurna kepada Allah dengan membebaskan
diri pengakuan rububiyahnya, Semua meneladani kepada
Rasulullah.115
5. Bimbingan Kesehatan Mental
Menurut Kamaludin (2011:448-449) dikutip oleh Nurul
Istiani dan Esti Zaduqisti bahwasannya konseling memiliki
beberapa fungsi di antaranya:
Pertama: fungsi pemahaman. Fungsi ini bertujuan untuk
membantu konseling agar memiliki pemahaman terhadap
diri dan lingkungannya. Kedua, fungsi preventif. Fungsi ini
merupakan fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor
untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang
114
Abu Abdillah Al-Bukhari, Shaḫih Al-Bukḫarȋy, Qâhirah: Dar El-Hadith, 1439H,
Juz 2, Hal.122, No. Hadis 2051, Bab Alhalâlu Bayyinun Wal Harâmu Bayyinun Wa
Bainahumâ Musytabihâtun.
115
Sa’id Hawwa, Intisari Ihya’ulumuddin, Mensucikan Jiwa, Jakarta: Robbani Press,
Cet. Vi, 2003, hal. 173.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 91
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya supaya


tidak dialami oleh konseling. Ketiga, fungsi pengembangan.
Fungsi ini merupakan fungsi bimbingan dan konseling yang
sifatnya lebih proaktif dari fungsi yang lainnya. Keempat,
fungsi penyembuhan. Fungsi ini merupakan fungsi yang
berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada
konseling yang telah mengalami masalah baik menyangkut
aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Kelima, fungsi
penyaluran. Fungsi ini bertujuan membantu konseling
memilih kegitan ekstrakulikuler. Keenam, fungsi adaptasi.
Fungsi ini membantu para pelaksana pendidikan, kepala
madrasah, konseler, dan guru untuk menyesuaikan program
pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat,
kemampuan, dan kebutuhan konseling. Ketujuh, fungsi
penyesuaian. Fungsi ini membantu konseling agar dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan secara dinamis dan
kontruktif. Kedelapan, fungsi perbaikan. Fungsi ini bertujuan
untuk membantu konseling sehingga dapat memperbaiki
kekeliruan dalam berfikir dan bertindak. Kesembilan,
fungsi fasilitasi. Fungsi ini memberikan kemudahan kepada
konseling dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan
yang optimal. Kesepuluh, fungsi pemeliharaan. Fungsi ini
membantu konseling supaya adaptasi menjaga diri dan
mempertahankan situasi yang kondusif.116
Penyakit kejiwaan/mental menurut al-Ghazali dalam khasanah
literatur Islam klasik:
Masalah ganguan kejiwaan banyak dibahas dalam Tasawuf
(spiritualitas Islam), sebagai upaya psikoterapi terhadap
penyakit jiwa oleh al-Ghazali disebut dengan istilah Amrad
116
Nurul Istiani dan Esti Zaduqisti. “Konsep Strategi Theistic Spiritual dalam
Layanan Bimbingan Konseling dan Psikoterapi Islam,” dalam Jurnal Religia, ISSN 1411-
1632 (Paper), E-Issn 2527-5992 (Online), Vol .20, No. 2, 2017, hal. 195-196.

92 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

al-Qulub atau Aswan an-Nufus seperti yang terdapat dalam


al-Muhlikat, dan indikator kesehatan jiwa dengan rubu
munjiyat. Ibnu Qayyim al-Jawzi juga mengembangkan
pendekatan yang bersifat kerohanian untuk psikoterapi
dengan at-Tibb an-Nabawi dan juga dalam kitab Madarij
As-Salikin.117
Menurut Imam al-Ghazali dalam Ihya Ulumu ad-Dȋn,
menjelaskan tentang penyakit jiwa dalam perspektif Islam:
Semua manusia dalam keadaan sakit (gangguan jiwa),
kecuali manusia yang dikehendaki oleh Allah ta’ala untuk
tidak sakit, seperti para nabi dan rasul. Bedanya di antara
mereka ada yang sadar akan penyakitnya, dan ada pula yang
tidak sadar, karena takut makan obatnya. Orang yang sakit
jiwa adalah yang tidak memiliki kesetabilan jiwa dalam arti
tidak berakhlak mulia seperti bersifat nifaq, mengikuti hawa
nafsu, berlebih-lebihan dalam berbicara, marah, iri, dengki,
cinta keduniaan, cinta harta, bakhil, jahil, riya, takabur, dan
gurur. Jadi penyakit kejiwaan — bagi al-Ghazali — identik
dengan penyakit akhlak (muhlikat) yang akibatnya akan
terbawa sampai hidup setelah mati.118
Tiga hal penting dalam merealisasikan kesehatan jiwa dan
metode Islam dalam merealisasikannya:
Pertama memberi perhatian terhadap peningkatan
spiritualitas manusia melalui iman kepada Allah ta’ala,
pasrah, dan menjalankan berbagai macam ibadah sebagai
proses pendekatan diri kepada-Nya. Kedua, memberi
117
Sa’adi, Nilai Kesehatan Mental Islam dalam Kebatinan Kawruh Jiwa Suryomentara,
Jakarta: Puslitbang Lektor Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Agama RI, Cet.
Pertama, 2010, hal. 89.
118
Sa’adi, Nilai Kesehatan Mental Islam dalam Kebatinan Kawruh Jiwa
Suryomentara,,, Hal. 89-90. Sa’adi mengutip Al-Ghazali, Ihya Ulȗlum ad-Dȋn, Kairo:
Dar Al-Kutub Al-Misri, Jilid IV, 1974, hal. 241-560.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 93
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

perhatian terhadap sisi jasmani manusia melalui kontrol


terhadap motivasi dan emosinya, serta melawan hawa nafsu
dan segala hasrat birahinya. Ketiga, memberi perhatian
terhadap pembelajaran sifat kebiasaan yang signifikan
bagi manusia untuk kematangan emosional dan sosial,
pertumbuhan pribadi, kesiapan diri memikul beban tanggung
jawab, memainkan peran dalam perkembangan masyarakat,
memakmurkan bumi, dan menyiapkan pribadinya untuk
hidup normal sehingga dapat merealisasikan kesehatan
jiwanya.119
Metode dan bimbingan/konseling Islam diklasifikasikan
berdasarkan segi komunikasi. Pengelompokannya menjadi; (1)
metode komunikasi langsung atau disingkat metode langsung,
dan (2) metode komunikasi tidak langsung atau metode tidak
langsung.
a. Metode Langsung120
Metode langsung (metode komunikasi langsung) adalah
metode dimana pembimbing melakukan komunikasi langsung
(tatap muka) dengan orang yang dibimbingnya. Metode ini
dapat di rinci menjadi
1) Metode Individual
Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan teknik:
pertama: percakapan pribadi, yakni pembimbing
melakukan dialog langsung; kedua: kunjungan ke rumah
yaitu pembimbing melakukan kunjungan ke rumah klien,
119
Muhammad Utsman Najati, Psikologi Dalam Perspektif Hadits, Jakarta: PT.
Mustika Al-Husna Baru, Cet. I, 2004, hal. 296.
120
Atikah, “Metode dan Teknik Bimbingan Konseling Islami untuk Membantu
Permasalahan Pada Anak Anak,” dalam Jurnal Konseling Religi, Vol. 6, No. 1, Juni 2015,
hal.148.

94 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

ketiga: Kunjungan dan observasi kerja, yakni pembimbing/


konseling jabatan, melakukan percakapan individual
sekaligus mengamati kerja klien dan lingkungannya.
2) Metode Kelompok
Pembimbing melakukan komunikasi langsung dengan klien
dalam kelompok. Dengan teknik-teknik yang pertama:
Diskusi kelompok, yaitu pembimbing melaksanakan
dengan cara diskusi bersama kelompok yang mempunyai
masalah yang sama. kedua: Karyawisata, yakni bimbingan
kelompok yang dilakukan secara langsung dengan
mempergunakan ajang karya wisata sebagi forumnya,
ketiga: Sosiodarma, yakni konseling yang dilakukan
dengan cara bermain untuk mencegah timbulnya masalah
(psikologis), keempat: Psikodrama, yakni konseling yang
dilakukan dengan cara bermain peran untuk memecahkan/
mencegah timbulnya masalah (psikologis), kelima: Group
teaching, yakni konseling dengan memberikan materi
kepada kelompok yang telah disiapkan.
b. Metode Tidak Langsung121
Metode tidak langsung konseling yang dilakukan melalui
media komunikasi masa. Ini bisa dilakukan oleh individu
kelompok atau massal. Metode dan teknik mana yang
dipergunakan dalam melaksanakan konseling, tergantung
pada pertama: Masalah/problem yang sedang dihadapi/
digarap, kedua: Tujuan penggarapan masalah, ketiga: keadaan
yang dibimbing/klien, keempat: Kemampuan pembimbing/
Atikah, “Metode dan Teknik Bimbingan Konseling Islami untuk Membantu
121

Permasalahan Pada Anak Anak”,,, hal. 148.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 95
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

konselor mempergunakan teknik/metode. Kelima: Sarana


dan prasarana yang tersedia, keenam: kondisi dan situasi
lingkungan sekitar, ketujuh: Organisasi dan administrasi
layanan bimbingan & konseling, kedelapan: Biaya yang
tersedia”.
6. Jiwa Menurut Pandangan Para Ilmuan Muslim
a. Al-Kindi (185-252 H/801-866 M)122
Al-kindi mendefinisikan jiwa sebagai berikut:
kesempurnaan awal bagi fisik yang bersifat alamiah,
mekanistik, dan memiliki kehidupan yang energik,
atau kesempurnaan fisik alami yang memiliki alat dan
mengalami kehidupan. Dalam hal ini, menurut al-kindi
jiwa memiliki 3 daya, antara lain 1. Jiwa bernafsu (Al-
Quwwah Asy-Syahwaniyyah), 2. Jiwa amarah (Al-
Quwwah Alghadhabiyyah) dan 3. Jiwa berakal (Al-
Quwwah Al-‘Aqilah”).
b. Ibnu Maskawaih (421 H/1030 M)123
Jiwa berasal dari limpahan akal aktif (’aql fa’al) jiwa
bersifat rohani, suatu subtansi yang sederhana yang tidak
dapat di raba oleh salah satu panca indra. Jiwa tidak
bersifat material ini dibuktikan Ibnu Maskawaih dengan
adanya kemungkinan jiwa dapat menerima gambaran-
gambaran tentang banyak hal yang bertentangan satu
dengan yang lain.

122
Bambang Irawan, Menemukan Jiwa Yang Hilang;Butuh Obat Jiwa Yang Sakit,
Jakarta: PT. Dian Rakyat, 2010, hal. 32.
123
Bambang Irawan, Menemukan Jiwa Yang Hilang;Butuh Obat Jiwa Yang Sakit ,,,
hal. 34.

96 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

c. Ibnu (370-428 H/980 M- 1037 M)124


Ibnu Sina mendefinisikan ruh sama dengan jiwa (nafs)
menurutnya, jiwa adalah kesempurnaan awal, karena
dengannya spesies (jins) menjadi sempurna sehingga
menjadi manusia yang nyata. Jiwa (ruh) merupakan
kesempurnaan awal, dalam pengertian bahwa ia adalah
prinsip pertama dengannya sesuatu spesies (jins) menjadi
manusia yang bereksistensi secara nyata. Artinya, jiwa
merupakan kesempurnaan awal bagi tubuh. Sebab, tubuh
sendiri merupakan persyaratan bagi definsi jiwa, lantaran
ia bisa dinamakan jiwa jika aktual didalam tubuh dengan
satu perilaku dari berbagai perilaku dengan mediasi alat-
alat tertentu yang ada didalamnya yaitu berbagai anggota
tubuh yang melaksanakan berbagai fungsi psikologis”.
d. Imam Ghazali (450-505 H/1058-1111 M)125
Al-ghazali membagi jiwa menjadi tiga golongan yaitu :
1) Jiwa nabati, yaitu kesempurnaan awal bagi benda
alami yang hidup dari segi makan, minum, tubuh dan
berkembang.
2) Jiwa hewani, yaitu kesempurnaan awal bagi benda
alami yang hidup dari segi mengetahui hal-hal yang
kecil dan bergerak dengan iradat (kehendak)
3) Jiwa insani, yaitu kesempurnaan awal bagi benda yang
hidup dari segi melakukan perbuatan dengan potensi
akal dan pikiran serta dari segi mengetahui hal-hal
124
Bambang Irawan, Menemukan Jiwa Yang Hilang;Butuh Obat Jiwa Yang Sakit,,,
hal. 36.
125
Bambang Irawan, Menemukan Jiwa Yang Hilang;Butuh Obat Jiwa Yang Sakit,,,
hal. 38.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 97
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

yang bersifat umum. Jiwa insani inilah, yang menurut


al-Ghazali sebagai ruh (sebagian lain menyebutnya
jiwa manusia).
e. Ibnu Tufail (Awal Abad IV/580 H/1185 M)126
Menurut Ibnu Tufail, jiwa yang ada pada manusia dan
hewan tergolong sebagai ruh hewani yang berpusat di
jantung, itulah faktor penyebab kehidupan hewan dan
manusia berserta seluruh perilakunya. Ruh ini muncul
melalui syaraf dari jantung ke otak, dan dari otak ke
seluruh anggota badan. Dan inilah yang menjadi dasar
tewujudnya semua aksi anggota badan.
f. Ibnu Taimiyah (661-728 H/1263-1328 M)127
“Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa nafs tidak tersusun
dari substansi-substansi yang terpisah, bukan pula dari
materi dan forma. Selain itu nafs bukan bersifat fisik dan
bukan pula esensi yang merupakan sifat yang bergantung
pada yang lain. Sesungguhnya nafs berdiri sendiri dan tetap
ada setelah berpisah dari badan ketika datang kematian.”
g. Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah (691-751 H/1292-1350 M)128
Ibnu Qoyyim al Jauziyyah menggunakan istilah ruh dan nafs
untuk pengertian yang sama. nafs (jiwa) adalah substansi
yang bersifat nurani, ‘alawi khafif hayy mutaharrik atau
jism yang mengandung nur, berada ditempat yang tinggi,
lembut, hidup bersifat dinamis. Jism ini menembus
126
Bambang Irawan, Menemukan Jiwa Yang Hilang;Butuh Obat Jiwa Yang Sakit,,,
hal. 41.
127
Bambang Irawan, Menemukan Jiwa Yang Hilang;Butuh Obat Jiwa Yang Sakit,,,
hal. 42.
128
Bambang Irawan, Menemukan Jiwa Yang Hilang;Butuh Obat Jiwa Yang Sakit,,,
hal. 43.

98 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

substansi anggota tubuh dan mengalir bagaikan air atau


minyak zaitun atau api di dalam kayu bakar. Selama
anggota badan keadaan baik untuk menerima pengaruh
yang melimpah diatasnya dari jism dari yang lembut ini,
maka ia akan tetap membuat jaringan dengan bagian-
bagian tubuh. Kemudian pengaruh ini akan memberinya
manfaat berupa rasa gerak dan keinginan.
Menurut Mubarak dikutip oleh Rafy Sapuri mendefinisikan
makna Nafs sebagai berikut:
Nafs memiliki arti yang banyak, yaitu 1). Jiwa, 2) dorongan
hati yang kuat untuk berbuat kurang baik, 3). Sesuatu yang
melahirkan sifat tercela dan perilaku buruk, 4). Sesuatu di
dalam diri manusia yang menggerakan tingkah laku, dan 5).
Sisi dalam manusia yang dicipta secara sempurna di mana
di dalamnya terkandung potensi baik buruk. Dari sekian
pengertian tersebut dapat digaris bawahi nafs (jiwa) memiliki
dua kecenderungan, yaitu (1) baik dan buruk, (2) dorongan
tingkah laku.129
7. Nafs (Jiwa) dalam Al-Qur’an
M. Quraish Shihab menjelaskan kata ‘Nafs’ disebut dalam Al-
Qur’an sebanyak 72 kali. Ayat-ayat Al-Qur’an yang menyebut
kata ‫ نفس‬Nafs dan ‫ انفس‬Anfus menunjukan bermacam-macam
pengertian, diantaranya130:
a. Berarti ‘hati’, yaitu salah satu komponen terpenting dalam
diri manusia sebagai daya penggerak daya dan emosi
129
Achmad Mubarak, Al-Irsyad An-Nafsiy: Konseling Agama Teori dan Kasus,
Jakarta: Bina Rena Pariwara, 2007, hal. 27. Baca Juga: Rafy Sapuri, Psikologi Islam,
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Cet. Ke II, 2017, hal. 43.
130
A. Rahman Ritonga, Ensiklopedia Al-Qur’an Kajian Kosa Kata, Tanggerang
Selatan: Lentera Hati, Cet. Ke I, 2007, hal. 692.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 99
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

manusia. Hal ini telah ditegaskan dalam surat al-isra/17:25


b. Berarti ‘jenis atau species’, seperti dalam ditegaskan dalam
surat at-Taubah/9:128 sebagai berikut, “... Sungguh telah
datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri ...”
c. Berarti ‘nafsu’ yaitu daya yang menggerakkan manusia
untuk memiliki keinginan/kemauan. Sebagaimana
ditegaskan dalam surat Yusuf /12:53 sebagai berikut,
ٓ ّ ‫ٱلس ٓوءِ إ ِ َّل َما َرح َِم َر‬
ۚ‫ب‬ َ َّ َ َ َ ۡ َّ َّ ٓ ِ ‫ئ َن ۡف‬
ُّ ‫ارةُ ۢ ب‬ ُ َُّ ٓ ََ
ِ ِ ‫س إِن ٱنلفس لم‬ ۚ ِ‫وما أبر‬
Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan),
karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada
kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku.
d. Berarti melambangkan arti ‘jiwa’ atau ‘ruh’ yakni daya
penggerak hidup manusia. Seperti ditegaskan dalam surat
Ali Imran/3:145 sebagai berikut,
َّ ۡ َّ َ ُ َ َ ۡ َ َ َ َ َ
...ِ‫وت إِل بِإِذ ِن ٱلل‬‫وما كن لِ ف ٍس أن تم‬

Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan


izin Allah...
e. Nafs menunjukan totalitas manusia yaitu ‘diri manusia
lahir dan batin’. Allah menegaskan dalam surat Al-
Maidah/5:32 sebagai berikut,
َ َ َ َّ‫ك َأ َّن َما َق َت َل ٱنل‬
ٗ ‫اس َج‬
‫ِيعا َو َم ۡن أ ۡح َياها‬
َ َ َۡ َ َ ۡ َ ۡ َ َۢ ۡ َ َ َ َ َ
ِ ‫ي نف ٍس أ ۡو ف َسا ٖد ِف ٱل‬
‫ۡرض ف‬ ِ ‫َ َمن ٓق َتل نفسا بِغ‬...
ٗ َ َ َّ َ ۡ َ َّ َ
...ۚ ‫اس جِيعا‬ ‫فكأنما أحيا ٱنل‬
... Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi
Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang
manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang

100 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka


bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia
seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan
seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara
kehidupan manusia semuanya...
f. Kata ‘Nafs’ menunjuk kepada diri Tuhan, seperti dijelaskan
dalam surat Al-An’am/ 6:12 sebagai berikut,
َ َ ۡ َّ ۡ َ َٰ َ َ َ َ
...ۚ ‫حة‬ ‫سهِ ٱلر‬
ِ ‫ع نف‬ ‫كتب‬

Dia telah menetapkan atas Diri-Nya kasih sayang...


Menurut M. Quraish Shihab kata Nafs bahwa:
Kata ‘Nafs’ jika dikaitkan dengan manusia menunjuk
potensi baik dan buruk, pada hakikatnya potensi positif
manusia lebih kuat dari potensi negatifnya. Hanya saja
daya tarik keburukan lebih kuat dari pada daya tarik
kebaikan. Karenanya manusia dituntut memelihara kesucian
‘nafsu’ dan tidak mengotorinya seperti di dalam surat Asy-
Syams/91:9-10. Menurut Al-Qusyairi kata ‘Nafs’ menurut
kaum Sufi adalah sesuatu yang melahirkan sifat tercela dan
perilaku buruk.131
Ar-Raghib al-Ashfâhani mengartikan kata ‫ نفس‬bermakna
ruh atau jiwa pada beberapa ayat berikut ini.132
ُ ُ َْ ۡ َ
...‫ أخ ِر ُج ٓوا أنف َسك ُم‬...

... “Keluarkanlah nyawamu” ... ( Al-An’am /6:93)


ٞ ‫ور َحل‬
٢٣٥ ‫ِيم‬ َ َّ ‫ٱعلَ ُم ٓوا ْ أَ َّن‬
ٌ ‫ٱلل َغ ُف‬ ۡ َ ُ َُ ۡ َ ۡ ُ ُ َ ٓ َ ُ َ ۡ َ َ َّ َّ َ ْ ٓ ُ َ ۡ َ
‫ف أنفسِكم فٱحذروهۚ و‬ِ ‫وٱعلموا أن ٱلل يعلم ما‬...

A. Rahman Ritonga, Ensiklopedia Al-Qur’an Kajian Kosa Kata,,,hal. 691-692.


131

Ruslan Nurhadi (ed.), Kamus Al-Qur’an, Depok: Pustaka Khazanah Fawa’id, Cet.
132

Ke 1, jilid 3, 2017, hal. 665.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 101
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

... Dan ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa


yang ada dalam hatimu; maka takutlah kepada-Nya, dan
ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyantun (Al-Baqarah/2:235)
َ َۡ َۡ َ َٓ َۡ َ َ
١١٦ ...ۚ‫ ت ۡعل ُم َما ِف نف ِس َول أعل ُم َما ِف نفسِك‬...

... Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku
tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau... (Al-
Mâidah/5:116)
ۡ َ ُ َّ ُ ُ ُ ّ َ ُ َ
٢٨ ...‫ٱلل نف َس ُهۥ‬ ‫ ويحذِركم‬...

... Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri


(siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali(mu)...(Ali-
Imran/3:28)
Menurut Ar-Râghib Al-Ashfahâni yang dimaksud dalam
ayat diatas adalah Dzat-Nya, sebagian orang mengatakan
penyandaran kata ‫ سفنلا‬kepada Allah memiliki makna
kepemilikan133. Menurut Darojat dalam penelitiannya
menjelaskan makna Nafs dalam Al-Qur’an bermakna baik
secara morfologi maupun makna kontekstual, kata nafs
maknanya berbeda-beda sesuai dengan konteksnya134:
Makna kata nafs secara morfologi dalam Al-Qur’an
mencakup makna dalam bentuk ism dan fi’il. a). Kata nafs
dalam bentuk mashdar dan merupakan jenis kata yang
memiliki banyak makna (mustadrak lafdzi). Kata nafusa-
yanfusu-nafs: indah, berharga. Nafisa-yanfisu-nafs: kikir,
melahirkan; ruh, akal, nyawa, zat, esensi, b). Makna kata
Ruslan Nurhadi, Kamus Al-Qur’an,,, hal. 666.
133

134
Darojat, Nafs Dalam Al-Qur’an:Studi Semantik, dalam Tesis: Jakarta: Program
Pascasarjana Konsentrasi Bahasa dan Sasatra Arab UIN Syarif Hidayatullah, 2007, hal. 8.

102 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

nafs dalam bentuk kata kerja (fi’il) dan disebutkan dua kali
yaitu dalam bentuk fi’il mâdhi dan fi’il mudhâri. Mengalami
perubahan wazan ‫ تنفس‬berarti bernafas, menarik nafas, dan
‫ يتنافس‬berarti menyukai.135

F. Ruang Lingkup Naza (Narkotika, Alkohol dan Zat Adiktif)


1. Definisi Naza
Naza adalah narkotika (ganja, heroin/”putaw”, kokain),
alkohol (minuman keras), amfetamin (misalnya ekstasi,
“shabu-shabu”, inex), tembakau (rokok).136 Naza (Narkotika,
alkohol dan Zat Adiktif) yang istilah populernya dikenal
masyarakat Narkoba (narkotika, psikotropika dan bahan
adiktif) Menurut Zahra Aulia dikutip oleh Jamaludin137 istilah
narkoba yang dikenal di Indonesia adalah berasal dari bahasa
inggris “narcotics” yang berarti obat bius, yang sama artinya
dengan kata “narcosis” dalam bahasa Yunani yang berarti
merindukan atau membiuskan.138
R. Suharyanto menjelaskan bahwa tentang zat adiktif sebagai
berikut:
Zat adiktif meliputi alkohol, nikotin, obat hisap, pelarut
dan lem fox. Lem fox merupakan zat adiktif berbahaya
yang sangat mudah diperoleh karena keberadaannya
sebagi lem. Zat yang terkandung dalam lem fox adalah
lysergic diethyilamide (LSD), pengaruhnya sangat kuat bagi
penggunanya ketika aromanya terhisap, zat kimia tersebut
135
Darojat, Kata Nafs Dalam Al-Qur’an: Studi Semantik,,, hal. 8.
136
Dadang Hawari, Petunjuk Praktis Terapi (Detoksifikasi) Miras & Narkoba
(Naza), Badan Penerbit Fak. Kedokteran UI, edisi Ke 2, 2011, hal. 21.
137
Jamaluddin, “Konsepsi Pencegahan Bahaya Narkoba Perspektif Hukum Islam,”
dalam Jurnal, volume 27, nomer 1 januari 2016, hal. 152-154.
138
Zahra Aulia, Jangan Pernah Tergoda Narkoba, Semarang: PT Bengawan Ilmu, 2007, hal. 2.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 103
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

mempengaruhi saraf dan melumpuhkan, sehingga aktivitas


pengguna berkurang karena halusinasi yang dialami, namun
zat tersebut mampu merusak kesehatan bagi penggunanya
bahkan menyebabkan kematian mendadak yang di sebabkan
oleh spase atau kram di otot pernapasan.139
Pengertian narkotika secara umum adalah “suatu zat
yang dapat menimbulkan perubahan perasaan dan suasana
pengamatan (penglihatan) karena zat tersebut mempengaruhi
susunan syaraf pusat140”. Narcotics pertama kali ditemukan
di Amerika Serikat, yang berasal dari substansi-substansi
yang dapat membantu orang tidur. Narkotika secara legal
mengacu kepada opium, turunan opium dan senyawa
sintetik turunannya, demikian Kokain di Amerika Serikat
diklasifikasikan sebagai “narkotika”.141 Zat-zat yang tergolong
narkotika dalam Undang-Undang no. 22 tahun 1997 tentang
narkotika di Indonesia yang dilarang untuk di salahgunakan
adalah: ganja, heroin, morphine, kokain, dan sebagainya.142
Narkoba adalah singkatan dari narkotika, psikotropika
dan bahan adiktif lainnya. Istilah narkoba berdasarkan Kepres
no 17 tahun 2002 sejak terbentuknya Badan Narkotika Negara
(BNN).143 Selain “Narkoba”, istilah lain yang diperkenalkan
khususnya oleh Departeman Kesehatan RI adalah Napza yang
merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat
139
R. Suharyanto, “Perilaku Menyimpang Penyalahgunaan Zat Adiktif Lem Fox,”
Sambas: t.p, 2014.
140
Zahra Aulia, Jangan Pernah Tergoda Narkoba,,,hal. 152.
141
Zahra Aulia, Jangan Pernah Tergoda Narkoba,,, hal. 152.
142
Sumarlinm Adam, “Dampak Narkotika Pada Psikologi dan Kesehatan
Masyarakat”, t.d,
143
Yanuar Sadewa, Bimbingan dan Penyuluhan Islam Terhadap Penyalahgunaan
Narkoba, dalam Makalah Badan Narkotika Nasional, 21 Agustus 2007.

104 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

adiktif.144
Menurut Undang-Undang psikotropika dikutip oleh M.
Masjkur, Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah
maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif
melalui selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan pada aktivitas mental dan perilaku.145 Undang-
Undang RI no 22 tahun 1997 tentang narkotika, memberikan
pengertian bahwa:
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan nyeri
dan dapat menimbulkan ketergantungan (adiktif).146
Naza merupakan kepanjangan dari Narkotika alkohol
dan zat Adiktif. istilah Naza umumnya digunakan oleh pihak
kedokteran yang menitik beratkan pada upaya penanggulangan
dari segi kesehatan fisik, psikis, dan sosial.147 Penyalahgunaan
Narkoba dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti
gangguan fungsi organ tubuh hati, jantung, paru, ginjal, alat
reproduksi dan penyakit hepatitis dan HIV/AIDS. Juga dapat
menyebabkan gangguan jiwa seperti paranoid serta gangguan
fungsi sosial.148 Menurut Horigian dikutip oleh Nurjanisah
144
M. Masjkur, Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Remaja dalam Perspektif
Islam, At-Tuhfah dalam Jurnal Keislaman, hal.81.
145
Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika
146
Dwi Anggreni, “Dampak bagi Pengguna Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
(Napza) di Kelurahan Gunung Samarinda Hulu,” dalam Jurnal Sosiatri-Sosiologi, 2015,
vol. 3, No. 3, hal. 39.
147
Martaatmadja, Awas Bahaya Nafza, Semarang: PT. Bengawan Ilmu, 2007, hal. 1.
148
Syaifllah Khalik, et.al., “Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penyalahgunaan
Narkoba Pada Klien Rehabilitasi Narkoba di Poli Napza RSJ Sambang Lihum,” dalam
Jurnal Skala Kesehatan, Vol. 5, No. 1, 2014.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 105
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

menyebutkan bahwa ada kecenderungan 75% pecandu


penyalahgunaan Napza untuk terinfeksi virus HIV149, Namun
demikian pemakai atau penyalahgunaan narkoba terus
meningkat. Sefrika menjelaskan bahwa:
Narkoba saat ini adalah salah satu musuh terbesar bangsa
Indonesia. Menurut data BNN tahun 2014 sebanyak 22
persen jumlah pengguna narkoba adalah kalangan pelajar
dan mahasiswa. Pada tahun 2015 pengguna narkoba di
Indonesia meningkat menjadi 5,9 juta orang. Data pengguna
narkoba di Indonesia dari tahun semakin meningkat, hal
ini disebabkan oleh banyak faktor diantaranya peredaran
narkoba yang semakin menyebarluaskan kesemua kalangan
dan kurangnya pemahaman masyarakat mengenai efek dan
bahaya narkoba bagi kesehatan tubuh manusia.150
Nurjanisah151 menjelaskan bahwa secara statistik global,
diperkirakan bahwa rata-rata 243 juta penduduk dunia
yang berusia 15-64 tahun telah menggunakan obat terlarang
terutama ganja, opioid, kokain, dan amphetamine-stimulan
(ATS) dengan angka kematian diperkirakan mencapai 20 juta
per tahun.152 Di Indonesia jumlah penyalahgunaan Napza
diperkirakan sebanyak 3,8 juta sampai 4,1 juta orang atau
sekitar 2,1 sampai 2,25% dari total penduduk tahun 2013.153
149
Nurjanisah, et.al., “Analisis Penyalahgunaan Napza dengan Pendekatan Health
Belief Model”, dalam Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol.5, No.1, ISSN: 2338-6371, e-ISSN
2550-018X, 2017, hal. 31.
150
Sefrika, Kampaye Pencegahan Narkoba di Kalangan Pelajar dengan Menggunakan
Animasi Interakitif, t.tp, t.p, t.th.
151
Nurjanisah, et.al., “Analisis Penyalahgunaan Napza dengan Pendekatan Health
Belief Model”, hal. 24.
152
WHO, Neuroscience of Psychoactive Substance Use and Dependence, Genewa:
t.p, 2010.
153
Kemenkes, “Data dan Informasi Kesehatan Gambaran Umum Penyalahgunaan
Narkoba di Indonesia”, Jakarta: Kemenkes RI, 2014.

106 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

Menurut Hawari Gangguan mental atau perubahan


perilaku akibat dari 1). Alkohol (minumn keras/miras), 2).
Ganja, 3). Opiat (heroin/”putaw”), 4). Amphetamine (“shabu-
shabu”, ekstasi/XTC, Inex), 5). Kokain, adalah seperti
perkelahian, tindak kekerasan, ketidakmampuan menilai
realitas, gangguan dalam fungsi sosial dan pekerjaan.154
Berkembangnya upaya pencegahan dan pemulihan
terhadap penyalahgunaan Naza, Pemerintah bekerjasama
dengan berbagai pihak telah menyediakan fasilitas untuk
rehabilitasi pengguna Naza. Salah satu tempat rehabilitasi
pengguna Naza adalah Madani Mental Health Care dengan
menggunakan penyembuhan yang holistic yaitu metode sistem
terpadu Bio-Psio-Sosial-Spiritual (BPSS) teori penyembuhan
ini mengacu pada teori seorang psikiater ternama Prof. Dr. dr.
Dadang Hawari.
2. Faktor-Faktor Penyalahgunaan Naza
Syaifillah Khalik, dalam penelitiannya menyimpulkan
bahwasannya; “faktor ketidaktahuan sangat berpengaruh
terhadap penyalahgunaan Narkoba, yang kedua faktor stress
psikologis cukup berpengaruh terhadap penyalahgunaan
narkoba, dan ketiga faktor pergaulan sangat berpengaruh
terhadap penyalahgunaan narkoba.155” menurut Dadang
Hawari sebagai berikut ini;
Remaja dalam kehidupan sehari-hari hidup dalam tiga
154
Dadang Hawari, Petunjuk Praktis Terapi (Detoksifikasi) Miras & Narkoba
(Naza),,, hal. 7-13.
155
Syaifillah Khalik, et.al., “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyalahgunaan
Narkoba Pada Klien Rehabilitasi Narkoba di Poli Napza RSJ Sambang Lihum,” dalam
Jurnal Skala Kesehatan, Vol. 5, No. 1 Tahun 2014.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 107
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

faktor yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor


lingkungan sosial masyarakat, Bila ketiga faktor tersebut
tidak kondusif maka sebagai hasil interaksi ketiga faktor
tersebut menyebabkan resiko perilaku menyimpang menjadi
lebih besar yang berakibat pada penyalahgunaan Naza
(narkotika, alkohol, dan zat adiktif).156
Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi
penyalahgunaan Naza diantaranya sebagai berikut:
a. Faktor Lingkungan Sosial
Diantara faktor sosial adalah Rasa ingin tahu, ada
kesempatan, kemudahan/fasilitas dan sarana yang tersedia,
faktor pergaulan, konflik keluarga, lingkungan pendidikan,
lingkungan di pemukiman masyarakatnya yang permisif
b. Faktor Kepribadian
Diantara faktor kepribadian adalah Kondisi kejiwaan,
perasaan, emosi, mental, faktor individu, M. Masjkur
menjelaskan bahwa Secara umum dua faktor yang menjadi
penyebab penyalahgunaan narkoba, terutama dikalangan
remaja yaitu faktor internal dan faktor ekternal 157:
1) Faktor internal
Faktor internal terdiri dari faktor kepribadian dan
lemahnya pemahaman agama
a) Kepribadian seperti kontrol diri yang buruk,
pengambilan keputusan yang tidak tepat, prinsip
kesenangan semata.
156
Dadang Hawari, Penyalahgunaan dan Ketergantungan Naza (Narkotika, Alkohol,
Zat Adiktif), Jakarta: FKUI, 2006.
157
M. Masjkur, Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Remajadalam Perspektif
Islam,,, hal. 90-94

108 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

b) Lemahnya pemahaman agama. Agama merupakan


benteng moral dari seseorang remaja menghadapi
hal-hal negatif yang mempengaruhi jiwa
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal terdiri dari faktor lingkungan, faktor
keluarga, dan faktor pendidikan
3. Narkoba Menurut Hukum Pidana Indonesia
Perbuatan-perbuatan yang diklasifikasikan sebagai tindak
pidana di dalam Undang-Undang no. 22/1997 dan Undang-
Undang no. 5/1997 dinyatakan sebagai berikut158:
a. Menanam, memelihara, mempunyai dalam persediaan,
memiliki, menyimpan, atau menguasai narkotika dalam
bentuk tanaman (pasal 78-79)
b. Memproduksi mengolah, mengektraksi, mengkonversi,
merakit, atau menyediakan narkotika (pasal 80)
c. Membawa, mengirim, mengangkut, atau mentransito
narkotika tanpa hak dan melawan hukum (pasal 81)
d. Mengimpor, mengekspor, menawarkan untuk dijual,
menyalurkan, menjual, membeli, menyerahkan, menerima,
menjadi perantara dalam jual beli, atau menukar narkotika
tanpa hak dan melawan hukum (pasal 82)
e. Percobaan atau pemufakataan jahat untuk melakukan
tindak pidana narkotika (pasal 78 s/d 82)
f. Menggunakan narkotika terhadap orang lain atau
memberikan narkotika untuk digunakan orang lain tanpa
Ahmad Syafi’i, “Penyalahgunaan Narkoba dalam Perspektif Hukum Positif dan
158

Hukum Islam,” dalam Jurnal Hunafa, Vol. 6, No. 2, Agustus 2009, hal. 223-224.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 109
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

hak dan melawan hukum (pasal 84)


g. Tanpa hak dan melawan hukum, menggunakan narkotika
untuk diri sendiri (pasal 85)
h. Orang tua atau wali pecandu yang belum cukup umur
yang sengaja tidak melapor (pasal 86)
i. Membujuk anak yang belum cukup umur untuk melakukan
tindak pidana narkotika (87)
j. Pecandu narkotika yang telah cukup umur atau
keluarganya (orang tua/wali) dengan sengaja tidak
melaporkan diri (pasal 88)
k. Pengurus pabrik obat yang tidak melaksanakan kewajiban
menurut pasal 41 dan 42, yaitu tidak mencantumkan lebel
pada kemasan narkotika dan mempublikasikan narkotika
di luar media cetak ilmiah kedokteran/farmasi (pasal 89)
l. Menghalang-halangi atau mempersulit penyelidikan,
penuntutan, atau pemeriksaan perkara tindak pidana
narkotika di pengadilan (pasal 92)
m. Nahkoda atau kapten penerbang yang tanpa hak dan
melawan hukum tidak melaksanakan ketentuan pasal
24 dan 25, yaitu tidak membuat berita acara muatan
narkotika, tidak melapor adanya muatan narkotika
kepada kantor pabean setempat (pasal 93)
n. Penyidik (PPNS/POLRI) yang secara melawan hukum
tidak melaksanakan ketentuan pasal 69 dan 71, yaitu
tidak melakukan penyegelan dan pembuatan berita acara
penyitaan, tidak memberitahu atau menyerahkan barang
sitaan, tidak memusnahkan tanaman narkotika (pasal 94)

110 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

o. Saksi yang memberi keterangan tidak benar di muka


sidang pengadilan (pasal 95)
p. Melakukan tindak pidana di luar wilayah indonesia
(pasal 97)

Dalam UU Psikotropika (UU No 5/1997)159


a. Perbuatan menggunakan, memproduksi mengedarkan,
mengimpor, memiliki, menyimpan, membawa, mengangkat,
mengekspor, mencantumkan lebel, dan mengiklankan
psikotropika bertentangan dengan ketentuan UU (pasal 59
a/d 64)
b. Perbuatan menghalangi upaya pengobatan/perawatan
penderita dan penyelenggaraan fasilitas rehabilitasi tanpa
izin (pasal 64)
c. Perbuatan tidak melapor adanya penyalahgunaan/
pemilikan psikotropika secara tidak sah (pasal 65)
d. Pengungkapan identitas pelapor dalam perkara
psikotropika (pasal 66)
e. Percobaan/pembuatan (pasal 69) dan pemufakatan jahat
melakukan tindak pidana psikotropika (pasal 71)
f. Menggunakan anak belum berumur 18 tahun dalam
melakukan tindak pidana psikotropika (pasal 71)
4. Jenis-Jenis Narkoba
Menurut Subagyo Partodiharjo160, dikutip oleh Febi Herdaji

Ahmad Syafi’i, Penyalahgunaan Narkoba dalam Perspektif Hukum Positif dan


159

Hukum Islam, ,, hal. 225.


160
Subagyo Partodiharjo, Kenali Narkoba dan Musuhi Penyalahgunaanya, Jakarta:
Yayasan karya bakti, t.th.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 111
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

dan Irma Rosalinda menjelaskan bahwa ada 3 jenis Narkoba


sebagai berikut161:
a. Narkotika
Narkotika adalah zat yang berasal dari tanaman/
bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang
dapat menyebabkan penurunan/perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, menimbulkan ketergantungan. Narkotika
terdiri dari 3 golongan yaitu:
1) Golongan I
Hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan
pengetahuan, tidak dapat digunakan dalam terapi,
dan mempunyai potensi ketergantungan sangat tinggi
Contoh: heroin, kokain, dan ganja
2) Golongan II
Untuk pengobatan, sebagai pilihan terakhir dan
dapat digunakan dalam terapi atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai
ketergantuangan yang tinggi.
Contoh: morfin, petidine, dan metadone
3) Golongan III
Berkhasiat untuk pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi dan pengembangan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi ketergantungan yang ringan.
Contoh: codein dan turunannya.

Febi Herdajani dan Irman Rosalinda, “Peran Orang Tua dalam Mencegah dan
161

Menanggulangi Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotopika pada Remaja,” dalam Prosiding
Seminar Nasional Parenting, 2013, hal. 376. Subagyo Partodiharjo, Kenali Narkoba dan
Musuhi Penyalahgunaanya, Jakarta: Yayasan Karya Bakti, t.th.

112 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

b. Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah atau
buatan bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif
melalui pengaruh elektif pada susunan saraf pusat dan
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku. Penggolongan psikotropika menurut Undang-
Undang no. 5 tahun 1997 adalah:
1) Hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak dapat digunakan dalam
terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan
sindrom ketergantungan. Contoh: MIDMA (ekstasi),
LSD, STP.
2) Golongan II
Berkhasiat untuk pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi /pengembangan ilmu pengetahuan.
Mempunyai potensi ketergantungan sedang.
Contoh: pentobarbital, flunitrazepam
3) Golongan IV
Berkhasiat untuk pengobatan dan sangat luas
digunakan dalam terapi/pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan sindrom ketergantungan.
Contoh: diazepam, klobazam, fenobarbital, barbital,
klorazepam, klordiazepoxide, nitazepam. Berdasar
ilmu farmakologi, psikotropika dikelompokkan
kedalam 3 golongan: 1). Kelompok depressent/
penekan saraf pusat/penenang/obat tidur, 2) kelompok
stimulans/perangsang saraf pusat/anti tidur, 3)

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 113
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

kelompok halusinogen
c. Zat adiktif lainnya
Zat adiktif adalah bahan lain yang bukan Narkotika atau
Psikotropika yang dapat menyebabkan ketagihan dan
ketergantungan baik fisik maupun mental.
1) Alkohol162
a) Keppres no 3 tahun 1997 tentang pengawasan
dan pengendalian minuman beralkohol
b) Mengandung etanol (etil alkohol), menekan
susunan syaraf pusat
2) Inhalasi dan solven: lem, tiner, penghampus cat kuku,
aerosol sprey, bensin
3) Tembakau/rokok
5. Islam Melarang Penyalahgunaan Narkoba (Naza)
Menurut Isep Zainal Arifin dikutip oleh Mulkiyan163 bahwa
“setiap korban penyalahgunaan Narkoba akan mengalami
kerusakan yang komplek, meliputi 4 aspek kerusakan yaitu:
Bio-Psio-Sosio-Spiritual. Kerusakan aspek biologis yaitu
rusaknya fisik pemakai, seperti rusaknya paru-paru, ginjal,
hepatitis, dan HIV/AIDS disebabkan oleh jarum suntik.164”
Dampak buruk lainnya adalah “Penyakit hipotensi ortostatik
(tekanan darah turun posisi berdiri), gejala neorologik seperti
tremor (gemetar), parkinsinisme (gejala penyakit parkinson
162
Depkes RI, Jenis-Jenis Napza, Jakarta: Ditjen Binkesmas, Direktorat Kesehatan
Jiwa Masyarakat.
163
Mulkiyam., Ach. Farid, “Terapi Holistik Terhadap Pecandu Narkoba,” dalam
Jurnal, Vol. 8, No. 2, Desember 2017, hal. 271.
164
Isep Zainal, Bimbingan Penyuluhan Islam (Pengembangan Dakwah Melalui
Psikoterapi Islam), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009, hal. 158.

114 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

langkah kecil-kecil badan kaku), dyskinesa (gangguan


pengendalian gerakan), sukar menelan.165”
Dari uraian diatas jika dilihat dari sisi negatifnya yang
diakibatkan oleh Naza sangat berbahaya bagi kesehatan rohani
dan jasmani manusia, maka Islam mengharamkan Narkoba
dan termasuk kategori perbuatan keji dan mungkar karena hal
tersebut diqiaskan dengan khomer, dan ini adalah perbuatan
syaitan yang harus dijauhi manusia. Hal ini ditegaskan dalam
surat Al-Maidah/5:90 sebagai berikut,
ٞ ‫اب َو ۡٱلَ ۡز َل ٰ ُم ر ۡج‬ َ َ‫س َو ۡٱل‬ َ ۡ ‫ِين َء َام ُن ٓوا ْ إ َّن َما‬ َ َ
َّ َ
‫س ّم ِۡن ع َم ِل ٱلش ۡي َطٰ ِن‬ ُ ‫نص‬ ُ ِ ‫ٱل ۡم ُر َوٱل ۡ َم ۡي‬ َ ‫يأ ُّي َها َّٱل‬
ٰٓ
ِ ِ
َ ُ ۡ ُ ۡ ُ َّ َ َ ُ ُ َ ۡ َ
٩٠ ‫فٱجتنِبوه لعلكم تفل ِحون‬

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum)


khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib
dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka
jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan
Mahmood Nizar, dikutip Latefah Kasamasu menjelaskan
bahwa narkoba diharamkan karena persamaan sifat dengan
arak/khamer:
Pengharaman Narkoba dalam Islam berdasarkan Qias
kepada arak karena persamaan sifat yang ada pada arak
dan narkoba yaitu memabukkan (iskar) dan menghilangkan
akal fikiran. narkoba juga mengakibatkan ketagihan,
ketergantungan yang serius, perubahan tingkah laku, emosi,
mengigau, juga pemikiran yang negatif.166
165
Suprapti Sumarno Markam, Pengantar Psikologi Klinis, Jakarta: UI Press, 2003,
hal. 97. Baca juga : Mulkiyam dan Ach. Farid, Terapi Holistik Terhadap Pecandu
Narkoba,,, hal. 271.
166
Mahmood Nizar, Penyalahgunaan Narkoba: Aspek Undang-Undang, Pemulihan,
Rawatan & Pencegahan. Kuala Lumpur: Percetakan Naz Sdn. thn, 2009. Baca Latefah

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 115
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

Nash Al-Qur’an tentang haramnya Narkoba karena dapat


menjatuhkan kedalam bahaya atau kemudharatan terhadap
jiwa dan lingkungan167:
a. Surat Al-Baqarah/2:195 sebagai berikut,
َ ُ َّ َ ۡ ُ َ ْ ُُۡ َ
ِ‫ٱتل ۡهلكة‬ ‫َول تلقوا بِأيۡدِيكم إِل‬

Janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam


kebinasaan,
b. Surat An-Nisa/4:29 sebagai berikut,
ُ َ َ َ َّ َّ ۡ ُ َ ُ َ ْ ٓ ُ ُ ۡ َ َ َ
ٗ ‫ك ۡم َرح‬
٢٩ ‫ِيما‬ ِ ‫ول تقتلوا أنفسك ۚم إِن ٱلل كن ب‬
Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya
Allah adalah Maha Penyayang kepadamu
c. Surat Al-A’raf/7:157 sebagai berikut,
َ ٰٓ َ َ ۡ ُ ۡ َ َ ُ ّ َ ُ َ ٰ َ ّ َّ ُ ُ َ ُّ ُ َ َ ُ ۡ َ ۡ ُ ٰ َ ۡ َ َ ۡ ۡ ُ ۡ
‫بئِث‬ ‫ت ويح ِرم علي ِهم ٱل‬ ِ ‫حل لهم ٱلطيِب‬ ِ ‫يَأ ُم ُرهم بِٱل َمع ُر‬
ِ ‫وف وينهىهم ع ِن ٱلمنك ِر وي‬

Yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma´ruf dan


melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar
dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan
mengharamkan bagi mereka segala yang buruk.
Nash hadits yang mengharamkan khamer/narkoba secara
rinci dijelaskan oleh Rasulullah.
ّ
(‫القاطان‬ ّ
‫ حدثنا حيىي (وهو‬:‫ قاال‬:‫المثن و حممد بن حاتم‬ ‫حدثنا حممد بن‬
ّ ّ‫(وال اعلمه إال عن انل‬:‫ أخربنا نافع عن ابن عمر قال‬.‫عن عبيد اهلل‬
‫يب صىل اهلل‬

Kasamasu, et.al., “Analisis Dalil Pengharaman Narkoba dalam Karya Karya Islam
Kontemporer,” dalam Jurnal Wardah,Vol. 18, No. 1, 2017. hal. 46.
167
Latefah Kasamasu., et.al, Analisis Dalil Pengharaman Narkoba dalam Karya
Karya Islam Kontemporer, dalam Jurnal Wardah, Vol. 18, No. 1, 2017, hal. 51.

116 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB II - TEORI SPIRITUAL, KESEHATAN MENTAL DAN NAZA (NARKOTIKA, ALKOHOL, ZAT ADIKTIF)

168
(( ‫ ّولك مخر حرام‬.‫((لك مسكر مخر‬
ّ :‫عليه وسمل قال‬

Telah menceritakan kepada kami Muhammad Bin


Mutsanna dan Muhammad bin Hatim keduanya berkata;
telah menceritakan kepada kami Yahya-yaitu Al-Qatthan
– dari Ubaidillah telah mengabarkan kepada kami - Nafi
dari Ibnu Umar dia berkata dan saya mengetahuinya
kecuali dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam-, beliau
bersabda: Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam-, telah bersabda, Setiap yang memabukkan itu
adalah minum keras dan setiap minuman keras itu adalah
haram.

168
Muslim Ibnu Al-Hajjaj, Shaḫȋh Muslim, Qâhirah: Dar El-Hadith, 1415H, Juz 7,
hal. 189, no. Hadis 75, Bab Bayân Anna Kulla Muskirin Khomrun.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 117
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

BAB III
PROFIL MADANI MENTAL HEALTH
CARE DAN METODE TERAPINYA

A. Profil Madani Mental Health Care [MMHC]


1. Sejarah Berdiri Madani Mental Health Care
Sejarah berdirinya Madani Mental Health Care berawal dari
ustad Darwaman yang saat itu bersama dengan Prof Dadang
di tempat rehabilitasi Darul Ihsan Jonggol, karena suatu hal
kemudian ustad Darmawan kembali ke kampung halamannya
di daerah Cipinang, kemudian beberapa pasien datang ke
rumahnya meminta untuk diobati, dengan sedikit ilmu yang
diajarkan dari Prof. Dr. Dadang Hawari beliau mengobati
pasien tersebut di rumahnya, setelah berjalannya waktu pasien
yang datang ke tempatnya bertambah, tepat pada tahun 1999
Ustad Darmawan berkumpul dengan anak-anak muda untuk
menggagas mendirikan sebuah tempat rehabilitasi yang diberi
nama Madani Home Care, yang pada saat itu sangat susah

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 119
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

mendapatkan tempat rehabilitasi.1


Berdirinya Madani Home Care adalah kepedulian para
aktivis muda untuk membina para pecandu Naza yang
enggan untuk kembali ke rumah karena merasa belum kuat
menghadapi realita yang ada. Dari kepedulian tersebut untuk
itulah menyediakan sebuah tempat rehabilitasi yang lebih
manusiawi bagi para pecandu, maka di buatlah sebuah rumah
kesadaran.2
Pada akhir agustus 2003 bertempat di panca warga III no 34
Cipinang besar selatan, para aktivis muda. Dengan berlandaskan
tekad dan semangat tinggi, bersama-sama mengucapkan;
“Bismillahirrahmanirrahim” merupakan wujud kata sepakat
untuk mendirikan Madani Home Care. Sebuah tempat
rehabilitasi bagi para pecandu Miras dan Napza dengan konsep
berbasis masyarakat (comunity base), tidak terkungkung, tanpa
kekerasan, humanis (memanusiakan manusia) dengan metode
pembinaan yang holistik (menyeluruh) meliputi aspek Biologis
(Medis), Psikologis, Sosial dan Spiritual.3
Saat Madani Home Care telah berjalan ustad Darmawan
bertemu kembali dengan Prof Dadang dengan tujuan untuk
melakukan kerja sama dalam merehabilitasi penderita Naza,
yang saat itu prof Dadang Hawari menggunakan metode
BPSS (Bio-Psio-Sosio-Spiritual), dan terjalinlah kerja sama
serta mendapat persetujuan dari Prof Dadang Hawari bahkan
1
Ginanjar Maulana Ketua Madani Mental Health Care, Mengenai Sejarah Berdirinya
MMHC, Lokasi: Jakarta, Wawancara Mendalam, durasi 60 menit, tgl 19 Sepetember 2018.
2
Yayasan Rehabilitasi Mental Madani, Sejarah Berdirinya Rehabilitasi Madani
Mental Health, Lokasi: Jakarta, Observasi dokumentasi, diambil Tgl 14 oktober 2018.
3
Yayasan Rehabilitasi Mental Madani, Sejarah Berdirinya Rehabilitasi Madani
Mental Health, Lokasi: Jakarta, Observasi dokumentasi, diambil Tgl 14 oktober 2018.).

120 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

beliau menyambut baik gagasan tersebut dan diketahui pada


saat itu metode pengobatan prof Dadang Hawari telah diakui
oleh PBB.4 Pada tanggal 1 September 2003 beliau bersedia
menjadi pembina Madani Home Care bahkan mempersilahkan
metodenya Bio-Psiko-Sosial-Spiritual untuk digunakan
di Madani. Dadang Hawari beranggapan bahwa konsep
rehabilitasi yang dijalankan oleh Madani Home Care sejalan
dengan konsep yang telah lama beliau impikan.5
Alasan lain adalah karena semangat yang sama antara
ustad Darmawan dan Prof Dadang Hawari dalam menegakan
Al-Qur’an dan as-Sunah dan juga metode kedokteran
Dadang Hawari menjunjung tinggi nilai-nilai Al-Qur’an dan
sunah dalam pengobatannya maka pada tahun 2003 ustad
Darmawan dan prof Dadang Hawari mengadakan MOU
legal yaitu perjanjian tertulis dalam mengimplementasikan
metode BPSS di Madani Mental Health Care hingga saat ini
dan lembaga ini adalah tetap independen.6
2. Visi dan Misi Madani Mental Health Care [MMHC]
Visi Madani Mental Health Care adalah menyebarkan dakwah
melalui kesehatan, sosial serta menyelamatkan generasi bangsa
dari bahaya Narkoba. Dan misinya yaitu menyelamatkan
generasi (anak-anak) bangsa dari narkoba dan gangguan
4
Ginanjar Maulana Ketua Madani Mental Health Care, Mengenai Kerja Sama
MMHC dengan Dadang Hawari, lokasi: Jakarta, Wawancara Mendalam, durasi 60
menit, tgl 19 Sepetember 2018.
5
Yayasan Mandani Mental Health, MOU Kerjasama Antara Madani Mental Health
Care Dengan Dadang Hawari Dengan Metode BPSS, Lokasi: Jakarta, Wawancara
Mendalam, durasi 60 menit,14 Oktober 2018.
6
Ginanjar Maulana Ketua Madani Mental Health Care, Mengenai: MOU Tertulis
Antara Madani Mental Health Care Dengan Dadang Hawari, Lokasi: Jakarta, Wawancara
Mendalam, durasi 60 menit, 14 Oktober 2018.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 121
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

kesehatan mental lainnya dengan dakwah Islamiyah dan nilai-


nilai kemanusiaan.7
Misi utama adalah melaksanakan usaha pencegahan
melalui penyuluhan, bimbingan, pembinaan dan konsultasi
mengenai bahaya yang ditimbulkan dari penyalahgunaan
Naza, maupun mengobati serta meningkatkan kualitas hidup
korban Naza dan Penderita Skizofrenia sehingga dapat kembali
ke masyarakat dan lingkungannya secara baik dan benar.8
3. Dasar-Dasar Pemikiran Pendirian Madani Mental Health
Care [MMHC]
Madani Mental Health Care [MMHC] berdiri berdasarkan
niat ikhlas dan ijtihad ustad Darmawan yang ingin
menyelamatkan generasi muda dari penyalahgunaan
Narkoba. Dasar pendirian ini di ambil berdasarkan perintah
Al-Qur’an dan hadist rasulullah. Berikut ini ayat-ayat yang
menjadi landasan adalah surat al-Maidah/5:90 dan surat Asy-
Syu’ara/26:80, serta hadist riwayat Abdullah bin Umar:
ٞ ‫اب َو ۡٱلَ ۡز َل ٰ ُم ر ۡج‬ َ َ‫س َو ۡٱل‬ َ ۡ ‫ِين َء َام ُن ٓوا ْ إ َّن َما‬ َ َ
َّ َ
‫س ّم ِۡن ع َم ِل ٱلش ۡي َطٰ ِن‬ ُ ‫نص‬ ُ ِ ‫ٱل ۡم ُر َوٱل ۡ َم ۡي‬ َ ‫يأ ُّي َها َّٱل‬
ٰٓ
ِ ِ
َ ُ ۡ ُ ۡ ُ َّ َ َ ُ ُ َ ۡ َ
٩٠ ‫فٱجتنِبوه لعلكم تفل ِحون‬

“Hai orang-orang yang beriman sesungguhnya meminum


khamar (minuman keras), berjudi (berkorban untuk) berhala,
mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji dan
termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan
itu agar kamu mendapat keberuntungan” (al-Maidah/5:90)

Ginanjar Maulana Ketua Madani Mental Health Care, Mengenai: Visi MMHC,
7

Lokasi: Jakarta, wawancara mendalam, durasi 60 menit, tgl 12 september 2018.


8
Yayasan Madani Mental Health Care, Tentang: Misi Madani Mental Health Care,
Lokasi: Jakarta, observasi dokumentasi, 14 oktober 2018.

122 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

َۡ ََُ ُ ۡ َ َ
٨٠ ‫ني‬
ِ ِ‫ِإَوذا مرِضت فهو يشف‬
“Dan bila aku sakit, Dia-lah yang menyembuhkan” (Asy-
Syu’ara/26:80)
Hadits yang menjadi landasan adalah riwayat Abdullah
bin Umar tentang segala minuman yang memabukkan adalah
khomer:
ُّ ُ ْ َ ُّ ُ َّ َ ُ َّ َّ َ َّ ُ ُ َ َ َ َ َ َ َ ُ ْ ْ َ
‫الل َعليْهِ َو َسل َم ((ك ُم ْسك ٍِر خ ٌر َوك ُم ْسك ٍِر‬ ‫ قال رسول اللِ صل‬:‫ قال‬.‫عن ابن عمر‬
َ ْ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ ُ ْ ُ َ ْ َْ ُ َ ْ َ َ ُ َ َ َ ْ َ َِ ٌ َ َ
9
(( ِ ‫حرام ومن مات وهو يشب المر يدمِنها لم يشبها ِف الخِرة‬

Dari Ibnu Umar, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda,


“Sesungguhnya segala sesuatu yang memabukkan adalah khamer,
sedangkan segala sesuatu yang memabukkan hukumnya haram.
Siapa yang mati karena meminum khamer atau kecanduan
khamer, maka dia tidak akan meminumnya di akhirat”.
Rasulullah menjelaskan segala penyakit ada obatnya
kecuali penyakit tua, sebagaimana dijelaskan dalam hadist
riwayat at-Tirmidzi:910
‫يك‬ ‫ش‬
َ ْ ََ َُ ْ َ ََ َ
‫ن‬ ‫ب‬ ‫ة‬ ‫ام‬ ‫س‬‫أ‬ ‫ن‬ ‫ع‬ ‫ة‬ ‫ق‬‫ِل‬ ‫ع‬ ‫ن‬ ْ ‫ِي َح َّد َث َنا َأبُو َع َوانَ َة َع ْن ز َيادِ ب‬
ُّ ‫ش بْ ُن ُم َعا ٍذ الْ َع َقد‬
ُ ْ ‫َح َّد َث َنا ب‬
ٍ ِ ِ ِ ِ َ َ ِ
َ َ َّ َّ َ ْ َ َ َ َّ َ َ َ ْ َ َ
‫الل ل ْم‬
َ َ َ َ َّ َ
‫ ((نعم يا عِباد اللِ تداووا فإِن‬:‫اب يَا َر ُسول َاللِ أل ن َت َد َاوى قال‬ ُ ‫ت ْال ْع َر‬ ْ َ‫قَ َال قَال‬
ُ َّ َ ُ َ
‫ يَا َر ُسول اللِ َو َما ه َو‬:‫اء َواح ًِدا )) قالوا‬ ً ‫ إ َّل َد‬-‫اء‬ ً ‫ َد َو‬:‫ أ ْو قَ َال‬-‫اء‬ً ‫اء إ َّل َو َض َع َ ُل ش َِف‬ ً َ ْ َ َ
ِ ِ ْ ‫يضع د‬
10 ‫رم‬
ََُ َ
(( ‫ ((اله‬: ‫قال‬

Bisyr bin Mu’adz Al Aqadi menceritakan kepada kami, Abu


Awanah menceritakan kepada kami, dari Ziyad bin Ilaqah, dari
Usamah bin Syarik, ia berkata, “Seorang Arab Badui berkata,
Muslim Ibnu Al-Hajjaj, Shaḫȋh Muslim, Qâhirah: Dar El-Hadith, 1415H, Juz 7, hal.
9

189, no. Hadis 2003, Bab Bayân Anna Kulla Muskirin Khomrun.
10
Muhammad bin Isa, Sunan At-Tirmidzi, Qâhirah: Dar Al-Hadits, 1419 H, Juz 4,
hal. 148, no hadis 2038, Bab Mâ Jâ’a Fȋ Ad-Dawâ’i Wal Hatsi Alaihi

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 123
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

‘Ya Rasulullah, tidakkah kita (harus) berobat? Rasulullah


SAW menjawab, ‘Ya wahai hamba Allah, berobatlah kalian.
(Sebab), sesungguhnya Allah tidak menciptakan suatu
penyakit, kecuali Ia pun menciptakan penyembuh(nya) -atau
ia mengatakan obat(nya), kecuali satu penyakit.’ Para sahabat
bertanya, ‘Ya Rasulullah, penyakit apakah itu?’ Rasulullah
SAW menjawab, ‘tua’
Latar belakang pemikiran dan tekad mendirikan lembaga
Madani Mental Health Care ini antara lain: MMHC sebagai
sarana dakwah bil hâl maupun bil lisân. Namun menafikan
juga sebagai alat untuk mendapatkan rezeki yang halal lagi
baik. Tempat mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, uang
bahkan nyawa sekalipun untuk kebaikan MMHC (dipandang
untuk menegakkan dakwah/syariat Islam). Berusaha konsisten
terhadap nilai-nilai perjuangan juga berani menerima resiko
yang terjadi. Mengedepankan pikiran rasional berdasarkan
Qur’an Sunnah dan hujjah yang kuat dari pada persetujuan
mayoritas emosional. Berjamaah dalam perjuangan, tidak
membedakan orang (SDM) baik karena perkenalan,
kedekatan, persaudaraan tetapi lebih mengedepankan siapa
yang mau teguh, sabar, dan semangat dalam membangun dan
mengembangkan MMHC.11
4. Susunan Pengurus dan Anggota Madani Mental Health
Care [MMHC]
Berikut ini adalah anggota struktur pengurus Madani Mental
Health Care [MMHC] yang menjalankan program selama
24 jam sehingga bisa berjalan dengan baik dalam proses
Yayasan Madani Mental Health Care, Dasar-Dasar Pemikiran Pendirian Yayasan,
11

Lokasi: Jakarta, Observasi Dokumen, diambil tgl 11 Oktober 2018.

124 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

pemulihan seluruh santri penderita Naza dan Skizofrenia,


secara struktural dan terkodinasi. Berdasarkan pengamatan
penulis setiap konselor bertanggung jawab satu santri/pasien
sehingga lebih efektif dan terkontrol baik dalam pemberian
obat maupun kegiatan spiritual dan lainnya. Seluruh konselor
bersama pimpinan lembaga Madani setiap pagi mengadakan
evaluasi umum, setiap konselor menyampaikan hal-hal yang
terjadi satu hari sebelumnya dan merencanakan hal-hal yang
akan dilakukan satu hari kemudian.12
Kegiatan santri/pasien tidak lepas dari kontrol konselor,
sehingga waktu tiga bulan proses rehabilitasi berjalan dengan
baik. Pihak MMHC selalu memantau kegiatan-kegiatan yang
berjalan serta yang diagendakan oleh konselor sehingga ketika
ada kejadian kecilpun akan dievaluasi dan diskusikan pada
rapat pagi.13 Berikut ini susunan dan pengurus Madani Mental
Health Care periode 2018.
SUSUNAN PENGURUS
YAYASAN PUSAT REHABILITASI MENTAL MADANI
HEALTH CARE [MMHC]14
Pembina : Agus Tri Darpito
Suryanto
Pengawas : Prof. Dr. dr. H. Dadang
Hawari dan Prof. Dr.
Suharyadi Sumhudi, SE. MA

12
Yayasan Madani Mental Health Care, Kegiatan Pasien Dan Pengurusan Di Madani
Mental Health Care, Lokasi: Jakarta, Durasi wawancara 40 menit, 11 Oktober 2018.
13
Yayasan Madani Mental Health Care, Kegiatan pasien dan pengurusan di Madani
Mental Health Care, Lokasi: Jakarta, Durasi Wawancara 40 menit, 11 Oktober 2018.
14
Yayasan Madani Mental Health Care, Struktur pengurusan di Madani Mental
Health Care, Observasi Dokumen, Lokasi: Jakarta, 11 Oktober 2018.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 125
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

Owner : Darmawan, S.Ag


Ketua Yayasan : Ginanjar Maulana, Lc
Sekretaris : Taufik Permadi
Bendahara : Santi Rachmawati, SPd
Deputi Kesejahteraan Sosial : Samsuludin, MA.Si
Deputi Ekonomi Yayasan : Ahmad Jami Hw, S.Sos.I
Deputi Pendidikan Yayasan : Ade Cecep Hidayat, S.Pd.I
Deputi Dakwah Yayasan : Yanto Abdul Latif, S.Th.I
Deputi Bidang Kesehatan : Harid Isnaeni, S.Sos.I
Manajer Program Rehabilitasi : Indra Wira Setya, SST
Dokter/Psikiater : Prof . Dr. dr. Dadang Hawari,
Psikolog : Sri Nurliana, M.Psi
Terapi Spiritual : Fuad Salim, LC
Konselor Pendamping : Ginanjar Maulana, S.S.I
Samsuludin, S.Sos.I
Yanto Abdullatif, S.Th.I
Ade C. Hidayat, S.Pd.I
Indra Ira Setya, SST
Nurhasanudin, S.Sos.I
Yuki Andi Arpan, SSI
Haritz Isnaeni, S.Sos.I
Ali Rambe, S.Sy
Ar Rizal, S.Sy
Prayudho Utomo, SH
Mujani
Instruktur Terapi Lukis : Faisal, S.Pd
Instruktur Olahraga : Sabam Dindin
Instruktur Komputer : Sondi Hs, S.Kom
Instruktur Bhs. Inggris : Hendro, MM & Mr Ado

126 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

Website & Media Sosial : Muhammad Istihori, S.Sos.I


Staff Pemeliharaan : Casudin dan Asep Awaludin

5. Proses Skema Penerimaan Pasien dan Pembinaan Madani


Mental Health care [MMHC]
Skema penerimaan ada dua, yang pertama ada yang langsung
ke klinik ke prof Dadang Hawari kemudian beliau meng-
asesmen dari segi medis serta mendiagnosa, kemudian setelah
diketahui apakah pasien terkena penyalahgunaan narkoba
atau Naza, depresi, Skizofrenia. lalu pasien di rujuk ke
Madani Health Madani Care dan menulis surat pernyataan
siap untuk direhabilitasi. Kemudian masuk fase awal biologik
atau Pada fase detokfikasi atau stabilisasi dengan waktu satu
sampai sepuluh hari, terapi yang digunakan adalah terapi
Psikofarmako medis Dadang Hawari, dalam fase ini konselor
tetap memberikan memberikan bimbingan rohani bagi pasien
yang sudah bisa diajak bicara.15
Setelah tujuh hari atau sepuluh hari pasien masuk fase
pembinaan selama tiga bulan atau yang dikenal menggunakan
istilah ruang transit. Pada fase rehabilitasi kurang lebih selama
tiga bulan. Dalam fase ini seluruh pasien mendapatkan metode
terpadu yaitu biologikal, psikologi, sosial, dan spiritual [BPSS].
Dari aspek sosial pasien berbaur dengan masyarakat, dan
kegiatan dalam satu minggu santri dianjurkan berolah raga
tiga kali, dalam satu tahun Madani mengadakan tiga kali
ke pantai atau gunung. Kemudian dari aspek sosial lembaga
beserta santri mengadakan santunan anak-anak yatim dan
Ginanjar Maulana Ketua Madani Mental Health Care, Fase Detoksifikasi Santri,
15

Lokasi: Jakarta, Durasi wawancara 60 menit, 12 Sepetember 2018.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 127
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

sunatan masal. seperti pada tanggal 10 Muharam santri


dilibatkan diajak untuk bersedekah kepada mereka. Progam
lain adalah pergi keluar daerah untuk mengadakan santunan
ke panti asuhan seperti ke Bogor atau ke Parung untuk
membangun terapi sosial santri.16
Dari aspek spiritual, bagi yang muslim yaitu
mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam
al-qur’an dan as-sunah, yang kedua menguatkan makna
asmaul husna dan zikir dalam kehidupan santri, ketiga selalu
memotivasi senantiasa berdo’a dalam setiap keadaan, dan
melaksanakan lima waktu secara berjamaah, shalat tahajjud,
shalat duha. Bagi non-muslim maka didatangkan pendeta
untuk memberikan nilai-nilai spiritualnya. Nilai spiritual yang
lain adalah pada awal penerimaan masuk Madani di ajak untuk
berdo’a bersama-sama, dan saat selesai program dihimbau
untuk berdo’a dan bersyukur. Pada saat bulan romadhan
santri diajak untuk berbuka bersama keliling ke rumah-rumah
panti asuhan. Dan saur on the spot ke tempat anak yatim atau
penjara.17
6. Perbedaan dengan Rehabilitasi Lain Serta Keunggulan
Madani Mental Health Care [MMHC]
Berikut penjelasan ketua Yayasan Madani bahwa ada beberapa
hal yang berbeda dengan rehabilitasi yang lain, yang pertama
adalah programnya yang humanis dan agamis, serta sangat
memanusiakan pasien, dalam proses rehabilitasi pasien tidak
16
Ginanjar Maulana Ketua Madani Mental Health Care, Aspek Sosial Santri, Lokasi:
Jakarta, Durasi wawancara 60 menit, 12 Sepetember 2018.
17
Ginanjar Maulana Ketua Madani Mental Health Care, Aspek Spiritual Santri,
lokasi: Jakarta, Durasi wawancara 60 menit, 12 September 2018.

128 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

diikat, dan satu tempat dengan yang lain tidak dibatasi, tidak
dipaksa dan tidak disiksa, serta bergaul dengan masyarakat
di dampingi dengan konselor 24 jam.18
Keunggulan Madani yang kedua adalah menggunakan
metode BPSS yang sangat lengkap, santri bisa berakitiftas
apapun, contohnya: yang masih sekolah bisa tetap sekolah
dengan pendampingan oleh konselor, yang kerja masih bisa
tetap kerja, dan pihak Yayasan Madani tidak memutuskan
kebutuhan primer pasien, yaitu pasien tetap rehab.19
Dan yang ketiga adalah program yang berkelanjutan
dalam satu atap serta terpadu yaitu Bio-Psio-Sosio-Spirutal
yaitu Sesuai dengan program WHO.20 Yang keempat
pembinaan di Madani Health Care yaitu berbasis komunitas
atau masyarakat (community base, not institution base),
berikut keunggulan keempat antara lain21:
a. Menyediakan tenaga konselor pendamping untuk
santri selama 24 jam, bahkan konselor dengan sistem
bergantian tidur bersama santri dangan ruangan
berdampingan agar bisa memantau kegiatan santri.
b. Mengedepankan nilai-nilai agama dan spiritual seperti
kegiatan shalat berjamaah dan lainnya.
c. Menerapkan program pembinaan berdasarkan

18
Ginanjar Maulana Ketua Madani Mental Health Care, Program Rehabilitasi Santri,
Lokasi: Jakarta, Durasi wawancara 60 menit, 12 Sepetember 2018.
19
Ginanjar Maulana Ketua Madani Mental Health Care, Keunggulan Rehabilitasi di
MMHC, Lokasi: Jakarta, Durasi wawancara 60 menit, 12 Sepetember 2018.
20
Ginanjar Maulana Ketua Madani Mental Health Care, Tentang: bio-psio-sosio-
spiritual yang sesuai dengan program WHO, Lokasi: Jakarta, Durasi wawancara 60
menit, 12 Sepetember 2018.
21
Yayasan Madani Mental Health Care, Penanganan Rehabilitasi berdasarkan:
community base not institute base, Observasi dokumen, diambil tgl 12 September 2018.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 129
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

kompetensi santri, masing-masing santri diarahkan


oleh psikolog kepada keahliannya.
d. Membudayakan kehidupan keseharian, layaknya
kehidupan normal di masyarakat agar setelah berada di
tengah masyarakat santri sudah terbiasa hidup bersama
masyarakat dan tidak merasa minder atau malu.
e. Berkesinambungan yakni setelah santri berada di rumah
(dari Transit House) tetap menyediakan program
pembinaan berkelanjutan hingga santri bisa sembuh.
f. Lingkungan yang fleksibel dan nyaman “tidak
terpenjara” dengan tetap melakukan pengawasan
pembinaan yang baik
g. Suasana kekeluargaan antara konselor dan santri/
pasien binaan.
7. Sarana dan Prasarana Madani Mental Health Care
[MMHC]
Penulis telah mengamati beberapa gedung dan fasilitas tempat
sebagai sarana & prasarana yang ada di Madani Health Care
sebagai penunjang kegiatan rehabilitasi dari proses awal
hingga akhir rehabilitasi santri dan untuk menerapkan empat
aspek yaitu bio-psio-sosio-dan spiritual yang terintegrasi dari
gedung satu dengan gedung lainnya yang berbasis masyarakat
(comunity base).22
Berikut Sarana dan Prasarana Madani Mental Health
Care [MMHC]23
22
Yayasan Madani Mental Health Care, Sarana dan Prasarana di MMHC, Lokasi:
Jakarta, Observasi dokumen, diambil tanggal 6 oktober 2018.
23
Yayasan Madani Mental Health Care, Sarana dan Prasarana di MMHC, Lokasi:
Jakarta, Observasi dokumen, diambil tanggal 6 oktober 2018.

130 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

No FASILITAS & PRASARANA


1 Gedung BPSS di Lantai II
2 Ruang Detoksifkasi & Rehabilitasi
3 Kantor Utama
4 Ruang Day Care satu kamar lebar (tempat tidur ranjang
besi, satu ranjang dua orang)
5 Ruang Rapat
6 Ruang mini Fitness
7 Ruang BPSS dan Perpustakaan
8 Mushola Santri dan Konselor
9 Ruang Dapur Santri
10 Ruang Nonton Tv
11 Ruang Tidur Santri (4 kamar) perkamar 2 orang
12 Ruang Studio
13 Koperasi Madani dan Warung
14 Ruang Konsultasi Klien
15 Ruang Santai
Kamar Mandi Konselor & Klien
16 Fasilitas Prasarana, seperti: Papan Tulis, TV, Tempat
Tidur, AC, Leptop, beberapa unit Komputer, tiga unit
Alat Peraga Gyimestik, Lemari, Studio, Kipas Angin,
Buku Buku, Meja, Kursi, Printer, Sofa, Perkakas Dapur,
dan lain lain
17 Ruang administrasi
18 Ruang dapur rehabilitasi
19 Mini ruang tunggu

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 131
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

8. Sumber Dana Rehabilitasi Madani Mental Health Care


[MMHC]
Dana operasional Madani Mental Health Care berasal dari
beberapa sumber, berikut ini penjelasan dari ketua Yayasan
MMHC kepada penulis24:
a. Dari jasa konseling klien atau pasien
b. Dari pasien yang mampu
c. Program subsidi silang dari pasien mampu kepada
pasien yang kurang mampu.
d. Bantuan Kementrian Sosial untuk membantu klien-
klien yang kurang mampu
e. Pada 2016 bantuan pemerintah untuk lembaga yang
diperuntukan untuk membuka usaha ekonomi kreatif
seperti: studio film dan pembuatan iklan, bengkel,
sistem motor dan koperasi (warung).
9. Rekapitulasi klien/santri Madani Mental Health Care
yang masuk periode 2014 sampai periode 2018
Data berikut ini adalah kilen/santri yang masuk mengikuti
program rehabilitasi di Madani Mental Health Care [MMHC]
dengan metode: bio-psio-sosio-spiritual25:
2014 2015 2016
Napza Napza Skizo Napza Napza Skizo Napza Napza Skizo
+ frenia + frenia + frenia
34 24 26 62 11 33 48 12 27
Jumlah 58 26 Jumlah 73 33 Jumlah 60 27

24
Ginanjar Maulana Ketua Madani Mental Health Care, Mengenai: Sumber Dana,
Lokasi: Jakarta, Durasi wawancara 60 menit, 12 Sepetember 2018.
25
Yayasan Madani Mental Health Care, Rekapitulasi Pasien Tahun 2014-2018 Di
MMHC, Lokasi: Jakarta, Observasi dokumen, diambil tanggal 6 oktober 2018.

132 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

2017 2018
Napza Napza+ Skizofrenia Napza Napza+ Skizofrenia
35 7 21 30 11 14
Jumlah 42 21 Jumlah 41 14

10. Peningkatan dan penurunan pasien rehabilitasi Madani


Mental Health Care
Menurut ketua Yayasan Madani Mental Health Care indikator
keberhasilan rehabilitasi tidak diukur dengan banyaknya
dan sedikitnya jumlah pasien yang dirawat. Namun dalam
sepuluh tahun terakhir ada tren dimana pasien datang untuk
rehabilitasi pada waktu-waktu seperti berikut ini26:
a. Setelah malam tahun baru
b. Setelah pilkada atau pemilu
c. Setelah UN (Ujian Nasional)
d. Menjelang lebaran
e. Setelah lebaran

11. Skema pembayaran rehabilitasi pasien Madani Mental


Health Care [MMHC]
Berikut ini tipe-tipe pembayaran pasien atau klien27:
a. Tipe pembayaran untuk stabilisasi paket membayar
per satu minggu.
b. Paket rehabilitasi pembayarannya per bulan.
c. Bagi pasien kurang mampu akan mendapatkan diskon
satu juta atau dua juta
26
Ginanjar Maulana Ketua Madani Mental Health Care, Mengenai: Sumber Dana,
Lokasi: Jakarta, Durasi wawancara 60 menit, 12 September 2018.
27
Ginanjar Maulana Ketua Madani Mental Health Care, Mengenai: Sumber Dana,
Lokasi: Jakarta, Durasi wawancara 60 menit, 12 September 2018.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 133
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

d. Pasien yang tidak membayar sama sekali dengan


kriteria miskin/kurang mampu dengan syarat ada
surat keterangan dari pemerintah setempat
e. Bagi pasien yang mampu hanya bisa men-subsidi
silang untuk dua orang pasien yang tidak mampu dan
ini sudah maksimal.

B. Peran Serta Madani Mental Health Care [MMHC] Kepada


Masyarakat Sekitar
Selama perjalanannya telah banyak aktivitas atau kegiatan
yang dilakukan. Karena MMHC berkomitmen bahwa
dalam melakukan dakwah haruslah menempatkan diri
dengan berperan serta aktif dalam setiap momen-momen
yang strategis. Maka baik secara pribadi anggota maupun
kelembagaan selalu mengusahkan ikut kegiatan masyarakat
sekaligus berbuat optimal untuk menjawab setiap tantangan
yang ada.28
Untuk lebih jelasnya tentang peran serta Yayasan Madani
Mental Health Care kepada masyarakat, dibawah ini kami
lampirkan peran serta yang telah kami lakukan.
1. Penyuluhan bahaya penyalahgunaan Narkoba kepada
Masyarakat (seminar narkoba dan aksi simpatik).29
Salah satu bentuk peran serta nyata Madani Mental Health
Care terhadap permasalahan penyalahgunaan Narkoba
adalah dengan mengadakan seminar-seminar penyuluhan,
28
Ginanjar Maulana Ketua Madani Mental Health Care, Mengenai: Sumber Dana,
Lokasi: Jakarta, Durasi wawancara 60 menit, 12 September 2018.
29
Yayasan Madani Health Care tahun 2018, Tentang: Penyuluhan Bahaya Naza
Kepada Masyarakat, Lokasi: Jakarta, Observasi dokumen, diambil tgl 12 September 2018.

134 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

dan pelatihan-pelatihan tentang bahaya penyalahgunaan


Narkoba dan HIV/AIDS baik Yayasan Madani sebagai
penyelenggara maupun sebagai pembicara. MMHC selalu
mendapat rekomendasi dari Prof. Dadang H. mengganti
beliau memenuhi undangan baik sebagai peserta, anggota
maupun sebagai pembicara/nara sumber Lembaga kami juga
dipercaya sebagai pengisi acara dalam acara seminar-seminar
penyuluhan bahaya Narkoba di sekolah-sekolah, Universitas,
dan di masyarakat baik sebagai pemateri inti maupun sebagai
pendamping Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari Psikiater.
Bentuk kontribusi lainnya adalah dalam setahun paling
tidak sedikitnya kami melakukan 3 kali aksi simpatik untuk
memperingati Hari Anti Madat, Hari AIDS sedunia dan Hari
Skizofrenia.
2. Sebagai tempat penelitian bagi lembaga pendidikan
(Penelitian lepas, skripsi dan tesis).30
Madani Mental Health Care dijadikan tempat penelitian
bagi berbagai lembaga pendidikan maupun perorangan.
Penelitian dilakukan dari jenjang pendidikan SMA, D-2,
S-1 hingga S-2. Banyak peneliti datang ke pihak kami ingin
tahu lebih lanjut tentang metode penanganan yang kami
jalani. Mereka merasakan bahwa metode yang kami jalani
berbeda dengan metode penanganan pada umumnya. Banyak
pula kami menerima kunjungan dari berbagai instansi/
lembaga pendidikan, maupun pemerintahan. Bahkan kami
pernah dikunjungi oleh perwakilan dari Departemen Bedah

Yayasan Madani Health Care, Sebagai Tempat Penelitian Tinggi, Lokasi: Jakarta,
30

Observasi Dokumen, diambil tgl 12 september 2018.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 135
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

Pemerintah Malaysia, dan mereka tertarik dengan metode


penanganan yang kami jalankan.
3. Kegiatan Bakti Sosial seperti santunan dan Sunatan massal
anak yatim/dhu’afa.31
Untuk lingkungan disekitar yayasan, kami berupaya
berkontribusi dengan selalu membagikan santunan dan
sunatan massal untuk anak yatim/dhuafa. Sumber dana
santunan adalah dari dana yayasan yang disisihkan juga dari
para donatur yang kami kumpulkan. Paling tidak sedikitnya,
setiap tahun kami melaksanakan 1 kali sunatan massal dan 3
kali pemberian santunan.
Bakti sosial lainnya adalah kami melaksanakan program
adik asuh bagi masyarakat di sekitar lingkungan yayasan,
dimana kami menghimpun dan mengajak orang-orang yang
mampu untuk menjadi bagian dari program tersebut.
4. Taman Pendidikan Al-Qur’an (pengenalan baca tulis Al-
Qur’an pada anak-anak dan pengajian rutin bulanan) dan
Home Schooling.32
Pengenalan nilai-nilai agama kepada masyarakat dirasakan
oleh kami merupakan tanggung jawab bersama. Maka
dengan ini kami pun mendidikan Taman Pendidikan Al-
Qur’an untuk mengenalkan nilai agama sedini mungkin bagi
masyarakat disekitar yayasan. Bidang keagamaan lainnya
adalah adanya pengajian rutin mingguan dan bulanan yang
31
Yayasan Madani Health Care, Tentang:Kegiatan Bakti Sosial, Lokasi: Jakarta,
Observasi Dokumen, diambil tgl 12 september 2018.
32
Yayasan Madani Health Care, Membuka: Pendidikan al-Qur’an, Pengajian, Home
Schooling, Lokasi: Jakarta, Observasi Dokumentasi, diambil tgl 12 september 2018.

136 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

kami adakan untuk para remaja khususnya dan masyarakat


pada umumnya. Sedangkan Home Schooling didirikan sebagai
sarana penyeimbang bahwa keimanan dan ketakwaan harus
seimbang dengan nilai-nilai ilmu pengetahuan.

C. Penemu Dan Penggagas Metode BPSS (Bio Psio Sosio


Spiritual)
1. Profil Dadang Hawari.33
Nama Prof Dr dr Dadang Hawari, seorang psikiater lahir
di Pekalongan, tanggal 16 juni 1940. Lulus pendidikan
dokter umum di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
(FKUI) pada tahun 1965. Lulus pendikan dokter ahli jiwa
(psikiater) di FKUI pada tahun 1969. Pendidikan lanjutan di
Inggris (program Colombo Plan) di bidang psikiatri sosial/
kemasyarakatan tahun 1970-1971.
Memperoleh gelar Doktor (cumlaude) dalam ilmu
kedokteran dengan judul disertasi Pendekatan Psikiatri Klinis
Pada Penyalahgunaan Zat (Narkoba/Naza) di Fakultas Pasca
Sarjana UI Pada Tahun 1990. Dikukuhkan sebagai Guru Besar
Tetap FKUI pada tahun 1993.
2. Hak Paten Penemu Metode “BPSS” Dadang Hawari.34
Terapi Naza (Narkotika, Alkohol, & Zat Adiktif) Sistem
Terpadu: Prof. Dr. Dr. H. Dadang Hawari, Psikiater. Metode
BPSS: Bio Psio Sosio-Spiritual. Tahun 1999. BIRO OKTORI
33
Dadang Hawari, Panduan Rehabilitasi Gangguan Mental & Perilaku Akibat Miras,
Narkoba, & Penderita Skizofrenia, Jakarta: Mental Health Center Hawari & Associates,
t.t.h, hal.138.
34
Dadang Hawari, Panduan Rehabilitasi Gangguan Mental & Perilaku Akibat Miras,
Narkoba, & Penderita Skizofrenia,,, hal. 138.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 137
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

ROOSENO NO 020182, Tertanggal, 22 JUNI 1999.


3. Metode Dadang Hawari [Bio Psio Sosio Spiritual] yang
Diterapkan di Madani Mental Health Care [MMHC]
Menurut Isep Zainal Arifin individu yang mengalami
kecanduan narkoba maka telah merusak empat aspek
kehidupannya, yaitu “organ biologik, psikofarmologik,
psikologik, sosiologik dan spiritual. Demikian juga apa yang
telah di gagas oleh Dadang Hawari yaitu metode BPSS (Bio-
Psio-Sosio-Spiritual), sejalan dengan definisi sehat yang di
kemukakan WHO (World Health Organization) dan APA
(American Psikiatri Asosiation).35”
Dalam penelitian ini penulis mengamati metode yang
dilakukan oleh Madani Mental Helath Care menggunakan
konsep dan sistem Dadang Hawari dalam pengobatannya,
berikut ini sistem terapi yang di terapkan yaitu BPSS (Bio-
Psio-Sosio-Spiritual),:
a. Terapi Biologik
Berdasarkan pengamatan penulis pada terapi biologik di
Madani Mental Health Care, perawat dan bagian obat
memberikan obat kepada pasien/santri sesuai dengan
anjuran dari Prof. Dadang Hawari yang ukuran setiap
santri berbeda-beda sesuai dengan diagnosa-nya36.
Menurut Sumarno dikutip Mulkiyan telah disepakati oleh
Neorolog dan Psikiater bahwa, “Pendekatan medik semua
35
Mulkiyan., Ach.Farid, “Terapi Holistik Terhadap Pecandu Narkoba,” dalam jurnal
,Vol. 8, No. 2, Desember 2017, hal. 273.
36
Prayudo (konselor), Kegiatan Spiritual Pada Pagi Hari, Lokasi: Jakarta, Observasi
kegiatan langsung pukul 07-00 sampai 08.00, di ruangan konselor Asrama Madani
Mental Helath Care, diambil hari Jumat 4 Okt 2018.

138 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

gejala perilaku dan penyimpangannya dikembalikan


kedasar-dasar biologis.37” Terapi Medik/biologik38:
1) Diberikan jenis obat anti psikotik yang ditujukan
terhadap gangguan sistem neuro transmitter susunan
saraf pusat (otak)
2) Diberikan pula analgetika non opiat (obat anti nyeri
yang tidak mengandung opiat atau turunannya/
golongan NSAID), tidak diberikan obat- obatan yang
bersifat adiktif
3) Bila ditemukan komplikasi pada organ paru, liver dan
lainnya, diberikan obat sesuai dangan kelainan dari
organ tersebut (terapi somatik)
4) Memakai obat-obatan (medicine) yang tidak
menimbulkan ketergantungan (non narkotika, non
adiktif) dan bukan Miras
5) Obat yang digunakan adalah obat-obatan (medicine)
anti psikotik, anti depresan dan anti nyeri golongan
NSID (non adiktif)
6) Tidak menggunakan obat-obatan sintesa narkotika
seperti methadhone, subutek, maupun turunan
narkotika seperti tradosix, tramal, tramadol, kodein.39
Untuk penderita pecandu Narkoba dan skizofrenia,
penderita sama-sama kena sistem saraf pusat sehingga
berdampak terhadap pengaruh pola pikir si penderita.
37
Suprapti Sumarno Markam, Pengantar Psikologi Klinis, Jakarta: UI Press, 2003,
hal. 81.
38
Dadang Hawari, Terapi (Detoksifikasi) Narkoba/Naza, Tanpa Methadon, Subutex
& Sejenisnya, Jakarta: Badan Penerbit FKUI, edisi kedua, 2011, hal. 30.
39
Dadang Hawari, Terapi (Detoksifikasi) Narkoba/Naza, Tanpa Methadon, Subutex
& Sejenisnya,,, hal. 27.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 139
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

Sehingga perilaku dan daya pikir berubah sebagai


contoh: yang harusnya sekolah tidak sekolah, yang
harusnya melaksanakan shalat namun meninggalkan
shalat. Tadinya baik dengan orang tua ia melawan.
Perasaan bisa berubah terkadang turun terkadang naik
sehingga bisa marah sendiri. Dan kesalahan persepsi
guru harus dihormati orang tua setelah masuk narkoba
semua berubah. Atau jika kena gangguan mental ia juga
berubah.40
Biologik yang digunakan adalah obat-obatan dari
Prof Dadang yang mengandung anti depresi, obat-obatan
anti psikonatik, masuk untuk membetulkan sistem
saraf ini. Bisa dari awal detoksifikasi obat, dari aspek
obat menggunakan resep Dadang Hawari kemudian
setelah itu diketahui perubahan-perubahan pada pasien.
Sehingga sepuluh hari sekali ada laporan perkembangan
klien. Setelah masuk fase rehabilitasi pasien konsen
didampingi oleh konselornya. Setelah itu konselor
melaporkan perkembangan klien kepada prof Dadang
lalu mendiagnosa obatnya diteruskan atau dirubah.
Sepuluh hari sekali terus sampai tiga bulan. Jika selesai
tiga bulan lalu dilihat kembali oleh prof Dadang Hawari,
jika sudah membaik maka obat akan dikurangi. Dalam
setiap pertemuan konsultasi diharapkan keluarga harus
terlibat terutama seorang ayah harus hadir41. Lebih lanjut
40
Ginanjar Maulana Ketua Madani Mental Health Care, Dampak Perubahan Pola Pikir
Penderita Naza, Lokasi: Jakarta, Wawancara Mendalam, diambil tgl 12 september 2018.
41
Ginanjar Maulana Ketua Madani Mental Health Care, Pengaturan Dosis Obat
yang Diberikan Oleh dr. Dadang Hawari Terhadap Pasien Naza, Wawancara Mendalam,
durasi 60 menit, tanggal 12 september 2018.

140 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

Dadang Hawari menjelaskan bahwa:


Bagi penderita mendapat terapi obat antiseptik untuk
menghilangkan gejala positif maupun negatif, dan
memulihkan fungsi kognitif (proses pikir). Pemberian
terapi biologik dapat berlangsung lama dan dianggap
“Vitamin Otak”, yang harus diminum dan disuntikan
sampai dokter menyatakan berhenti.42
b. Terapi Psikologik
Saat pasien awal masuk diadakan assesment untuk
menilai dan merangkum dengan tujuan mengukur derajat
keparahan, apakah si penderita over dalam mengkonsumsi
Naza atau sebab lainnya. Alat tersebut berstandar
internasional yang dikenal dengan nama ASI (adiction
spirity indext), kemudian setelah itu diadakan treatment
plan, jika pemicu utama adalah keluarga maka konseling
dengan konselor dan psikolog durasinya lebih banyak
membahas perihal keluarga. Konselor adiksi (ketagihan
Narkoba) dengan Konseling individu atau perkelompok.43
Menurut Mulkiyah dan Ach. Farid:
Terapi psikologik bisa menggunakan pendekatan
psikodinamik menurut Sigmund Freud (1856-1939)
yaitu diantara maknanya adalah terapi gangguan jiwa
dan gangguan kepribadian, pendekatan humanistik yaitu
menurut Sofyan S. Wilis juga dikutip Mulkiyah yaitu
bagaimana manusia bisa menyelesaikan masalahnya
sendiri dangan menciptakan kepribadian yang integral
42
Dadang Hawari, Pendekatan Holistik (BPSS) Bio-Psio-Sosial-Spiritual, Jakarta:
t.tp, t.th, edisi ketiga hal. 117.
43
Ginanjar Maulana Ketua Madani Mental Health Care, Penjelasan:Terapi Psikologis,
Wawancara Mendalam, durasi 60 menit, tanggal 12 september 2018.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 141
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

dan berdiri sendiri serta pendekatan perilaku dan


kognitif.44”
Menurut Dadang Hawari dalam terapi psikologik:
Penderita skizofrenia dicari faktor-faktor yang menjadi
penyebab munculnya gejala-gejala ganguan jiwa.
Dari sudut psikologik kepada penderita diberikan
harapan masa depan dan kepercayaan diri. Dalam
terapi ini diberikan psikoterapi suportif, re-edukatif,
re-konstruktif, kognitif, psikodinamik, perilaku dan
keluarga.45
Rehabilitasi psikiatrik dimaksudkan agar peserta
rehabilitasi yang semula berperilaku maladaptif (tidak
dapat menyesuaikan diri) berubah menjadi adaptif
(dapat menyesuaikan diri) atau dengan kata lain sikap
dan tindakan antisosial dapat dihilangkan. Sehingga
dapat bersosialisasi dengan rekan dan personil yang
membimbingnya.46
Rehabilitasi psikologik yaitu seorang korban
penyalahgunaan Naza diminta menceritakan berbagai hal
yang menyangkut dirinya, sehingga yang bersangkutan
terlibat dalam penyalahgunaan Naza misalnya; apakah
yang bersangkutan mengalami ketidakharmonisan dalam
keluarga, stress, frustasi, pengaruh teman, putus pacar, dan
lain sebagainya.47 Penulis meringkas tentang konsultasi
44
Mulkiyan., Ach. Farid, “Terapi Holistik Terhadap Pecandu Narkoba,” dalam
Jurnal ,Vol. 8, No. 2, Desember 2017, hal. 275.
45
Dadang Hawari, Pendekatan Holistik (BPSS) Bio-Psio-Sosial-Spiritual, Jakarta:
Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, edisi ketiga, 2014, hal. 117.
46
Dadang Hawari, Panduan Rehabilitasi Gangguan Mental & Perilaku Akibat Miras,
Narkoba, dan Penderita Skizofrenia,,, hal. 35.
47
Dadang Hawari, Panduan Rehabilitasi Gangguan Mental & Perilaku Akibat Miras,
Narkoba, dan Penderita Skizofrenia,,, hal. 35.

142 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

dalam terapi psikologik tersebut terbagi menjadi tiga


metode48:
1) Konsultasi Individual
Yaitu peserta menjalani psikoterapi, sehingga
mendapatkan kepribadian yang semula, awalnya
berperilaku maladaptif berubah menjadi adaptif.
2) Konsultasi Kelompok
Pada Konsultasi kelompok maka peserta atau korban
Naza menyampaikan masalahnya dan yang lain
memberi solusi/jalan keluar/masukan.
3) Konsultasi Keluarga
Dalam konsultasi keluarga dapat diketahui
bahwasannya hubungan antara orang tua dan anak
suami dan istri sehinggga diketahui keluarga mereka
dalam keadaan harmonis atau tidak. Terutama bagi
keluarga yang broken home. Konsultasi keluarga
ini penting agar keluarga mengerti betul aspek
kepribadian anaknya atau suami-nya yang terlibat
Naza.
Ketika sudah berada di Madani Health Mental Care
Konselor atau psikolog bertanya kepada santri untuk
mengetahui secara mendalam triger/pemicu yang di
rasa oleh santri/klien. Kemudian pada waktu lain
santri ada yang harus rutin ketemu psikolog untuk tes
IQ. Juga tes bakat minat yang jadwalnya setiap hari
rabu dan sabtu, kemudian konselor mengarah bakat

Dadang Hawari, Panduan Rehabilitasi Gangguan Mental & Perilaku Akibat Miras,
48

Narkoba, dan Penderita Skizofrenia,,, hal. 35.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 143
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

minat santri. Juga diberikan konsultasi psikiatrik/


psikologik kepada keluarganya. Aspek Psikologik
a) Konseling di laksanakan baik bersifat pribadi
(individual) maupun konseling keluarga/pasangan
suami istri serta konseling kelompok.
b) Konseling bersifat re-edukatif, re-kontruktif,
suportif, dan psikodinamik, psikoterapik kognitif,
dan psikoterapi keluarga.
c) Dilakukan berbagai tes psikologi untuk
mengetahui lebih mendalam sisi psikologi santri/
klien.
c. Terapi Sosiologik
Berikut ini penjelasan tentang tujuan terapi sosiologik
menurut Dadang hawari:
Peserta rehabilitasi agar dapat kembali adaptif
bersosialisasi dalam lingkungan sosialnya, yaitu di
rumah, di sekolah/kampus/dan tempat kerja dan tujuan
dari program sosiologik adalah sebagai persiapan peserta
rehabilitasi kembali ke masyarakat (re-entry-program).
Karena Madani Mental Health care memberikan
pendidikan dan keterampilan agar setelah peserta selesai
rehabilitasi mereka akan kembali ke sekolah atau kuliah
atau ke tempat kerja.49
Diantara kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan oleh
santri/klien Madani yaitu memberi bantuan kepada anak
yatim, fakir miskin, duafa, serta bersosialisasi dengan
49
Dadang Hawari, Panduan Rehabilitasi Gangguan Mental & Perilaku Akibat Miras,
Narkoba, & Penderita Skizofrenia, Jakarta: Mental Health Center Hawari & Associates,
t.th, hal. 40.

144 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

masyarakat agar penerimaan diri menjadi lebih baik dan


kegiatan jalan pagi bersama masyarakat dengan tujuan
menyapa masyarakat.50
Menurut Dadang; “bagi penderita skizofrenia
dianjurkan agar tidak canggung dalam bergaul dengan
masyarakat, selain itu diberikan aktivitas seperti olah raga,
keterampilan, dan shalat berjamaah. Dapat juga aktivitas
kuliah atau bekerja dengan catatan tetap minum obat.51”
Peran Madani kepada masyarakat sekitar yaitu
memberikan penyuluhan atau konseling tentang bahaya
narkoba, bahaya pergaulan bebas, bahaya miras, juga
pihak Madani mengadakan kegiatan lain seperti sunatan
masal, bakti sosial, membuka taman pendidikan Al-
Qur’an.52 Bahkan saat wawancara bersama salah satu
konselor mengatakan kegiatan sosial peserta rehab
dilibatkan dan menjadi peserta. Seperti menghadiri pada
saat warga sekitar terkena musibah kematian, atau pada
acara 17 agustus peserta dilibatkan ikut menjadi panitia,
atau saat hari raya idul adha pemotongan kambing.53
Kegiatan-kegiatan tersebut bertujuan agar peserta
rehabilitasi lebih siap saat selesai dari Madani dan berbaur
dengan masyarakat.
50
Ginanjar Maulana Ketua Madani Mental Health Care, Kegiatan-Kegiatan Sosial
Yang Melibatkan Pasien, Lokasi: Jakarta, Wawancara Mendalam, durasi 60 menit, tgl
12 september 2018.
51
Dadang Hawari, Skizofrenia: Edisi ketiga Pendekatan Holistik (BPSS) Bio-Psio-
Sosial-Spiritual,,, hal. 118.
52
Dadang Hawari, Panduan Rehabilitasi Gangguan Mental & Perilaku Akibat Miras,
Narkoba, & Penderita Skizofrenia,,, hal. 40.
53
Ginanjar Maulana Ketua Madani Mental Health Care, Jenis Kegiatan Sosial Yang
Melibatkan Pasien, Lokasi: Jakarta, Wawancara Mendalam, durasi 60 menit, tgl 12
september 2018.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 145
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

Program Sosial:
1. Program dibuat guna mengembalikan kembali
kodrat manusia sebagai makhluk sosial dengan dapat
beradaptasi secara wajar (normal) di rumah/sekolah/
tempat kerja dan masyarakat serta meningkatkan
kualitas hidup menjadi lebih baik
2. Program-progam pembinaan yang bersifat terapi
aktifitas kelompok seperti; futsal, renang, outbond
dan lain-lain
d. Terapi Spiritual
Penerapan aspek spiritual di MMHC menjadi bagian
terpenting karena pembinaan spiritual yang diterapkan
selama 24 jam dengan pendampingan para ustad dan
konselor. Menurut Puchalski dikutip oleh Prasetyo54
mengatakan bahwa, “Beberapa dekade terakhir banyak
penelitian yang menjadikan spiritualitas sebagai
variabelnya untuk lebih menggali manfaat spiritualitas
pada kesehatan dan menjadi elemen penting dalam
dunia kesehatan.55” Senada dikatakan oleh Hawari
bahwasannya, “Pendekatan religious (keagamaan)
pada pasien ketergantungan Naza ternyata dapat
menekan angka kekambuhan relaps56”. Beberapa faktor
diantaranya menjadi penyebab terjadinya relaps menurut
54
Agus Prasetyo, “Aspek Kesehatan Sebagai Elemen Penting dalam Kesehatan,”
dalam Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. Ix. No. 1, Maret 2016, hal. 19.
55
Puchalski `CM, “Formal and Informal Spiritual Assessment Asian Pacific,” dalam
Jurnal Cancer Prev, t.th, hal. 51-57.
56
Dadang Hawari, Petunjuk Terapi Praktis (Detoksifikasi) Miras & Narkoba,
Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, edisi ke`2, 2011,
hal. 4.

146 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

Goeders dikutip Syuhada.57 “Jika kembali bergaul dengan


teman pemakai narkoba dan bandarnya, sehingga individu
tidak mampu menahan keinginannya atau sugesti untuk
memakai kembali narkoba, yang kedua individu saat
mengalami stress dan frustasi.58”.
Menurut beberapa ahli menjelaskan, seperti Moore
dikutip oleh Hawari59 bahwa; “Mahasiswa kedokteran
yang tidak mempunyai komitmen agama akan
beresiko 4 kali lebih besar terlibat penyalahgunaan dan
ketergantungan minuman keras.60
Menurut Daum, Levanhar juga dikutip oleh Hawari61
menunjukkan bahwa; “Mereka yang tidak menganut
agama dan dalam riwayatnya tidak pernah menjalankan
ibadah keagamaan di usia remaja, mempunyai resiko
tinggi dan kecenderungan ke arah penyalahgunaan/
ketergantungan Naza.62”
Beberapa penelitian lain yang menyatakan bahwa
kekuatan spiritual bisa menyembuhkan. Inilah yang
diterapkan di tempat rehabilitasi Madani Mental Health
Care yang lebih kepada pemaknaan dari sebuah ritual
ibadah63 baik diajarkan oleh para konselor dan ustad
57
Irwan Syuhada, Faktor Internal dan Intervensi pada Kasus Penyandang Relaps
Narkoba, Seminar Psikologi & Kemanusiaan, 2015, hal. 501.
58
N.E. Geoders, “Stress, Motivation and Drugs Addiction. Dalam Jurnal Current
Directions in Psychology Science,” vol.13, no. 13, hal. 34-35.
59
Dadang Hawari, Integrasi Agama dalam Pelayanan Medik,,, hal. 26.
60
Moore., et.al, “Youthful Precursors Of Alcohol Abuse In Physicians,” dalam Jurnal
American of Medicine, 1990, No. 80, hal. 332-336.
61
Dadang Hawari, Integrasi Agama dalam Pelayanan Medik,,, hal. 26.
62
Daum, Levenhar, “Religious Commitment Reduce Risk to Alcohol and drug
Abuse,” dalam Journal of Chronic Diseases, 1980.
63
Ginanjar Maulana Ketua Madani Mental Health Care, Pemberian Pemahaman

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 147
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

sehingga proses kesembuhan pasien lebih cepat, berikut


pemaknaan ibadah yang diterapkan:
1) Pemaknaan Shalat
2) Pemaknaan Zikir
3) Pemaknaan Nilai-Nilai Islam
4) Pemaknaan Nilai-Nilai Keimanan
5) Pemaknaan Puasa sunah bagi yang Mampu
6) Pemaknaan Asmaul Husna
7) Pemaknaan Sedekah
Lebih tegas lagi Dadang Hawari menjelaskan bahwa bagi
pasien yang telah pulih dari ketergantungan narkoba
maka harus diajarkan agama yang baik:
Kepada penderita yang sudah membaik diberikan
pengajaran agama. Dalam agama Islam meliputi rukun
Islam dan Iman, pemahaman agama yang keliru dan
waham-waham keagamaan diusahakan diluruskan.
Sehingga penderita dapat kembali shalat dan mengetahui
mana yang baik dan yang buruk.64
Pasien yang memiliki ketergantungan Naza ternyata
minat mereka terhadap agama rendah bahkan tidak
ada sama sekali. Ia menyimpulkan bahwa remaja yang
tingkat religiusitasnya lemah mempunyai resiko lebih
tinggi terlibat dalam penyalahgunaan Naza dibanding
dengan remaja yang religuisitasnya kuat.65
Menurut peneliti Madani Mental Health Care menerapkan

Agama Bagi Penderita Naza Yang Sudah Membaik, Lokasi: Jakarta, Wawancara
Mendalam, durasi 60 menit, tanggal 12 september 2018.
64
Dadang Hawari, Pendekatan Holistik (BPSS) Bio-Psio-Sosial-Spiritual,,, hal. 118.
65
Dadang Hawari, Integrasi Agama dalam Pelayanan Medik, Jakarta: Badan Penerbit
Fakultas Kedokteran UI, edisi ke II, 2009, hal. 27.

148 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

metode pengobatan yang holistik, dan aspek pendekatan


spiritual lebih mendominasi dari kegiatan lainnya selama
24 jam dalam proses rehabilitasi yang tujuannya agar
proses kesembuhan pasien lebih efektif dan cepat ditangani
dengan baik.
Asesmen berbasis spiritualitas menurut Mackinlay dikutip
oleh Toton Witono66 mengatakan bahwa:
Assesmen spiritualitas sangatlah penting bagi upaya
mewujudkan kesehatan, baik untuk memulihkan
maupun menjaga kesehatan mereka. Gagal melakukan
asesmen dengan baik akan berakibat kegagalan dalam
pemenuhan dalam kebutuhan lansia.67
Efektifitas program spiritual sangat dominan hampir
semua kegiatan baik bio-psio-sosio terintegrasi dengan
dimasukan nilai-nilai spiritual, bahkan menurut ustad
Fuad Salim aspek spiritual tidak selalu dengan dalil-dalil
namun lebih kepada perubahan perilaku dan akhlak santri
agar lebih baik dari sebelumnya68 dari aspek Spiritual:
a) Umumnya penderita ketergantungan miras dan
narkoba maupun penderita skizofrenia lupa pada
Tuhannya, Maka di Graha Madani setiap program di
masukan unsur agama.
66
Toton Witono, “Spiritualitas untuk Kesehatan Mental Lanjut Usia dalam Kontek
Pelayanan Sosial,” Desertasi, Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program
Doktor Ilmu Kesejahteraan Sosial, 2015, hal. 77.
67
E.Mickinlay, The Spiritual Dimension of Ageing. 2nd Printing, London: &
Philadelphia: Jessica Kingsley Publisher, 2004, hal .20.
68
Habib Fuad Salim Lc (Pemateri Terapi Spiritual Santri Madani Health Care),
Mengenai: Kegiatan Rehabilitasi di Madani Mental Health Care Mendominasi Kegiatan
Spiritual atau Ibadah, Wawancara Mendalam, durasi 30 menit, Malam Jumat pukul
21.00, Tanggal 6 Oktober 2018.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 149
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

b) Untuk yang beragama Islam misalnya mereka


diajarkan kembali untuk mengetahui, menghayati,
dan mengenalkan rukun iman dan rukun Islam, dzikir
& do’a serta dasar-dasar hukum tentang pengharaman
Miras dan Narkoba (psikotropika agama)
c) Menurut Dadang Hawari terapi agama diberikan
sesuai dengan keimanan masing-masing agar
menyadarkan bahwa Naza hukumnya haram dari segi
agama maupun Undang-Undang. Prinsipnya adalah
berobat dan bertobat sebelum ditangkap, berobat dan
bertobat sebelum maut menjemput.69
Berobat Artinya
1. Detoksifikasi (membuang racun)
2. Terapi komplikasi medik
3. Terapi terhadap gangguan sistem neuro-
transmitter susunan saraf pusat otak yang
menyebabkan gangguan mental dan perilaku.
Bertobat Artinya
1. Mohon ampun kepada Allah ta’ala
2. Berjanji tidak akan mengulangi lagi untuk
mengkonsumsi Naza karena Naza hukumnya
haram baik dari segi agama maupun Undang-
Undang
d) Bagi non muslim, program spiritual ini dilakukan
sesuai dengan keyakinannya masing-masing.

Dadang Hawari, Terapi (Detoksifikasi Narkoba/Naza, Tanpa Methadon, Subutex


69

dan Sejenisnya), Jakarta: penerbit FKUI, 2011, hal. 31.

150 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

Menurut penulis pada poin “a” bagaimana konselor


atau ustadz membina dan mengingatkan kembali
kepada santri/klien agar bisa ingat kembali kepada
Allah, karena ketergantungan terhadap miras
atau narkoba, sebenarnya ia lupa akan larangan
dan ancaman Allah ta’ala dalam Al-Qur’an maka
bimbingan ini yang sangat dibutuhkan oleh pasien.
Allah menegaskan dalam Al-Qur’an barang siapa yang
ingat kepada Allah maka Allah akan ingat kepadanya,
ini di dalam surat al-Baqarah/2:152 sebagai berikut,
َ
١٥٢ ‫ون‬ ُ ُ ۡ َ َ َ ْ ُ ُ ۡ َ ۡ ُ ۡ ُ ۡ ٓ ‫ٱذ ُك ُر‬
ۡ َ
ِ ‫ون أذكركم وٱشكروا ِل ول تكفر‬ ِ ‫ف‬

Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku


ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku,
dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (al-
Baqarah/2:152)
Hasan al-Basri mengatakan bahwa (Artinya)
“ingatlah kalian atas apa yang telah Allah wajibkan
kepada kalian, niscaya Aku (Allah) pun akan mengingat
kalian melalui pemberian ampunan, dalam riwayat lain
disebutkan: melalui pemberian rahmat-Ku.70”
Dalam ayat lain Allah memperingatkan bagi
orang-orang yang lupa kepada Allah maka ia termasuk
orang yang fasik, seperti lupa dengan larangan-Nya
dan lupa menjalankan kewajiban-Nya. Dalam kontek
ini para pengguna narkoba dan miras lupa dengan
larangan Allah, Allah menegaskan hal ini dalam surat

Abdullah, Tafsir Ibnu Katsir Terj. Lubâbu Tafsîr Min Ibni Katsîr, Bogor: Pustaka
70

Imam Asy Syafi’i, 2016, hal. 381.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 151
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

Al-Hasyr/59:19 sebagai berikut:


َ ُ َۡ ُ َ َ ُ ُ َ َ َ‫ٱلل فَأ‬ َ ‫كونُوا ْ َك َّٱل‬
َ َّ ْ ‫ِين ن َ ُسوا‬ ُ َ ََ
١٩ ‫نسى ٰ ُه ۡم أنف َس ُه ۡ ۚم أ ْو ٰٓلئِك ه ُم ٱلفٰسِقون‬ ‫ول ت‬

Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa


kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada
mereka sendiri Mereka itulah orang-orang yang fasik
Menurut al-Qurtubi maksudnya adalah
meninggalkan perintah-Nya, menurut pendapat
lain adalah larangan-Nya. Menurut Sufyan mereka
melupakan hak Allah sehingga Allah pun membuat
mereka lupa akan hak diri mereka sendiri71.
Pendapat lain kalimat ‫ نسوا اهلل‬artinya tidak
bersyukur dan mengagungkan-Nya. ‫فأنساهم أنفسهم‬
dengan adzab, agar sebagian dari mereka ingat kepada
sebagian lain. Demikian riwayat Ibnu Hibban.
Pendapat lain adalah bertobat.72
Pemaknaan Rukun Iman
Pada poin kedua konselor mengajak klien agar
menghayati kembali rukun imannya sehingga hidup
ini sesuai dengan tujuan dan terarah. Dan tidak
menyiakan waktu dan uang untuk hal yang tidak
bermanfaat bahkan merugikan dirinya, keluarga dan
masyarakat. Menghayati rukun iman bagi para santri/
klien sangat diutamakan sehingga menjadi pondasi
yang kuat dan diharapkan mereka tidak kembali
lagi terjerumus kepada penyalahgunaan miras dan

71
Al-Qurthubi, Tafsȋr Al-Qurthȗbi Terj. Al-Jâmi’li Ahkâm Al-Qur’an, Jakarta: Cet.
1, 2009, hal. 316-317.
72
Al-Qurthubi, Tafsȋr Al-Qurthȗbi Terj. Al-Jâmi’li Ahkâm Al-Qur’an,,,, hal. 317.

152 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

narkoba. Rukun iman yang ditanamkan adalah


sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surat al-
Baqarah/2:177 sebagai berikut:
َّ ۡ ‫ك َّن ٱل‬ ََ ۡ َۡ َ ۡ َ ۡ َ َ ۡ ُ َ ُ ُ ْ ُّ َ ُ َ َّ ۡ َ ۡ َّ
‫ب َم ۡن َء َام َن‬ ِ َ ِ َ ٰ ‫ب و ۡل‬ َِ ‫ش ِق وٱلمغ ِر‬ ِ ‫كم ق ِب ۡل ٱلم‬ ‫ليس ٱل ِب أن تولوا وجوه‬
َ ُّ ٰ َ َ َ ّ َ َ َ َ ٰٓ َ َ ۡ َ ۡ َّ
‫ب وٱنلبِي‍ ِۧن وءات ٱلمال ع َحبِهِۦ ذوِي‬ َ َ َّ
ِ ٰ ‫بِٱللِ َوٱلَ ۡو ِم ٱٓأۡلخ ِِر وٱلملئِكةِ وٱلكِت‬
ۡ َ ۡ ُۡ
َ‫ٱلصلَ ٰوة‬ َ َ‫ٱلرقَاب َوأق‬
َّ ‫ام‬
ِ ِ
ّ ‫ِني َوف‬
ِ
َ ‫ٱلسآئل‬
ِ
َّ ‫ٱلسبيل َو‬
ِ
َّ ‫ِني َو ۡٱب َن‬
َ ‫سك‬ ٰ َ ‫م َوٱل ۡ َم‬ٰ َ ٰ‫ب َوٱلَ َت‬ ٰ ‫ٱلقر‬
ٓ َّ َّ َ ٓ َ َ ۡ ۡ ْ ِ َ ُ ۡ َ َ ََ
َّ ُ َ َ
َ ‫ٱلزك ٰوة َوٱل ُموفون بعه ِده ِۡم إذا عٰهد ۖوا َوٱلصٰب‬ ۡ َ َ َ َّ ‫ات‬
ِ‫ين ِف ٱلأساءِ وٱلضاء‬ ِِ ۡ ُ ِْ ِ ُ ۡ ‫وء‬
َ ُ َّ ُ ُ ُ َ ٰٓ َ ْ َ ُ َ َ َ َّ َ ٰٓ َ ْ َ ۡ َ َ
١٧٧ ‫س أولئِك ٱلِين صدق ۖوا وأولئِك هم ٱلمتقون‬ ۗ ِ ‫وحِني ٱلأ‬
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan
barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya
kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari
kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-
nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada
kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-
orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan)
hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan
zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya
apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam
kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan.
Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya);
dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.
Menurut Sayyid Quthb menafsirkan ayat di atas:
Kata Al-birr ‘kebajikan’ merupakan himpunan al-
khair ‘kebaikan’. Iman kepada Allah adalah titik
perubahan dalam kehidupan umat manusia dari
segala macam ibadah kekuatan, segala sesuatu,
dan segala simbol. Untuk beribadah hanya kepada
Allah saja, yang menjadikan jiwa merdeka dari

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 153
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

segala bentuk peribadatan dan pengabdian, dan


mengangkat derajatnya sama tinggi dengan jiwa-
jiwa lain dalam satu barisan di hadapan Allah al-
ma’bud Yang Maha Esa, kemudian mengangkat
derajatnya melebihi segala sesuatu yang lain.73
Qutb menjelaskan bahwa: iman kepada Allah
merupakan titik perubahan dari kekacauan kepada
keteratuan, dari kebingugan kepada tujuan yang
pasti, dan dari ke-tercerai beraian kepada kesatuan
arah. Tanpa iman kepada Allah, manusia tidak
akan mengetahui tujuan yang lurus dan titik sentral
tempat mereka bersatu dalam kesungguhan dan
kesamaan, sebagaimana bersatu dan terhimpunnya
seluruh wujud, yang jelas nasab, ikatan, tujuan, dan
hubungannya.74
Zikir dan Do’a:
Janji Allah bagi yang senantiasa berzikir maka hati dan
pikiran akan tenang terlebih bagi yang sedang terkena
sakit atau menderita akibat dari penyalahgunaan
narkoba dan miras maka cara yang terbaik adalah
memperbanyak zikir dan tobat kepada Allah ta’ala.
Firman Allah ta’ala dalam surat Ar-ra’d/13:28 sebagai
berikut,
َّ ۡ
ُ ُ‫ٱللِ َت ۡط َمئ ُّن ۡٱل ُقل‬ َ َ َّ ۡ َ ‫َّٱل‬
ُ ُ‫ِين َء َام ُنوا ْ َو َت ۡط َمئ ُّن قُل‬
٢٨ ‫وب‬ ِ ‫وب ُهم بِذِك ِر ٱللِۗ أل بِذِك ِر‬ ِ
(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka
manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah,
hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram.
73
Sayyid Quthb, Tafsîr Fi zhilâl Qur’an, Jakarta: Gema Insani, cet. ke 7, Jilid 1 2008, hal. 189.
74
Sayyid Quthb, Tafsîr Fi zhilâl Qur’an,,, hal. 198.

154 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

Menurut M. Qurasih Shihab ketentraman


menyebut nama Allah yang rahmat-Nya mengalahkan
amarah-Nya, yang rahmat-Nya mencakup segala
sesuatu.75
ّ
Kata ‫تطمنئ‬ menggunakan kata kerja masa kini.
Penggunaannya di sini bukan bertujuan menggambar-
kan terjadinya ketentraman pada masa tertentu, tetapi
yang dimaksud kesinambungan dan kemantapannya.76
M. Qurasih Shihab menambahkan bahwa;
“kehidupan yang sangat mewahnya tidak akan baik
jika tidak disertai ketentraman, sedang ketentraman
hati baru dapat dirasakan bila hati yakin dan
percaya bahwa sumber yang tidak terkalahkan selalu
mendampingi dan memenuhi harapan.77”
Saat pengamatan penulis di Madani Health Care, di
pagi hari bersama konselor bapak Ade Hidayat setelah
shalat subuh berjamaah untuk menggali informasi
aspek spiritual diawali dari pagi hari. diadakan program
relaksasi, dengan hal-hal sebagai berikut78:
a. Agar santri tidak mengantuk konselor memberikan
konseling baik materi kesehatan maupun spiritual.
b. Konselor menggali informasi dari para santri/klien
baik yang terdiagnosa Skizo atau Naza seperti
75
M. Quraish Shihab, Tafsîr Al-Mishbâh Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,
Tanggerang Selatan: Lentera Hati, Vol. 6, Cet II, 2009, hal. 274.
76
M. Quraish Shihab, Tafsîr Al-Mishbâh Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,,,
hal. 273.
77
M. Quraish Shihab, Tafsîr Al-Mishbâh Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,,,
hal. 274.
78
Ade Hidayat (konselor), Program: Relaksasi Dimulai di Pagi Hari, Lokasi: Jakarta,
Wawancara Mendalam, Durasi 45 menit, Kamis 4 Okt 2018.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 155
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

menayakan bagaimana kabarnya?, bagaimana


perasaannya?, bagaimana kegiatannya?.
c. Pada kegiatan Morning Meeting bersama santri/
klien konselor bertanya kepada santri yaitu
tentang pengakuan, perasaan dan kejujuran santri
serta menanyakan tentang isu-isu yang terjadi hari
sebelumnya.
d. Santri menyampaikan implementasi asmaul husna
setiap pagi di sebutkan didepan santri lain setiap
hari. Seperti kalimat saya hari ini mengamalkan
“as-syakȗr” yang maha mensyukuri. Dengan
tujuan bahwa santri diajak bagaimana hari ini
agar tetap untuk mensyukuri segala kenikmatan
yang ia rasakan. Setiap santri berbeda-beda dalam
implementasi asmaul husna.
e. Semua santri mengawali hari dengan berdo’a di
pagi hari.
Menyampaikan Dasar-Dasar Larangan Narkoba:
Allah melarang khomer secara mutlak
sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-Maidah/5:90
sebagai berikut ini:
ٞ ‫اب َو ۡٱلَ ۡز َل ٰ ُم ر ۡج‬ َ َ‫س َو ۡٱل‬ َ ۡ ‫ِين َء َام ُن ٓوا ْ إ َّن َما‬ َ َ
َ
‫س ّم ِۡن ع َم ِل‬ ُ ‫نص‬ ُ ِ ‫ٱل ۡم ُر َوٱل ۡ َم ۡي‬ َ ‫يأ ُّي َها َّٱل‬
ٰٓ
ِ ِ
َ ُ ۡ ُ ۡ ُ َّ َ َ ُ ُ َ ۡ َ ٰ َ ۡ َّ
٩٠ ‫ٱلشيط ِن فٱجتنِبوه لعلكم تفل ِحون‬

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya


(meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk)
berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah
termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-
perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan

156 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

Al-Qasim bin Muhammad berkata: ”Setiap


sesuatu yang menjadikan lupa mengingat Allah dan
shalat yang demikian itu termasuk maisir.79 Imam
Muslim meriwayatkan:
ّ ّ
‫ ولك مسكر‬.‫ ((لك مسكر حرم‬: .‫قال رسول اهلل صىل اهلل عليه وسلم‬
ّ ‫ ومن رشب اخلمر يف‬.‫حرام‬
‫ لم يرشبها‬,‫ لم يتب‬,‫ادلنيا فمات وهو يدمنها‬
80
(( ‫يف اآلخرة‬

Rasulullah bersabda: Setiap yang memabukkan adalah


khamer, dan setiap yang memabukkan itu haram.
Barang siapa meminum khamer lalu meninggal,
sedang ia dalam keadaan kecanduan meminumnya,
dan tidak juga bertaubat darinya, maka ia tidak akan
meminumnya kelak di akhirat.80
Dan rasulullah melarang minuman khomer dan
narkoba karena berdampak buruk. Allah berfirman
dalam surat al-Hasr/59:7 sebagai berikut;
َ ۡ ُ َ َ َّ َّ َ َّ ْ ُ َّ َ ْ ُ َ َ ُ ۡ َ ۡ ُ َ َ َ َ
٧ ‫اب‬ِ ‫وما نهىٰكم عنه فٱنته ۚوا وٱتقوا ٱللۖ إِن ٱلل شدِيد ٱلعِق‬
Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah
dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
amat keras hukumannya.
Penjelasan ayat ini yakni, apapun yang beliau
perintahkan kepada kalian maka kerjakanlah, dan
apa yang dilarangnya maka tinggalkanlah. Karena
beliau hanya memerintahkan kepada kebaikan dan
melarang kepada keburukan, Rasulullah bersabda:
79
Abdullah, Tafsîr Ibnu Katsîr Terj. Lubâbu Tafsîr, Bogor: Pustaka Imam Asy –Syafi’i,
Jilid 3, Cet. ke I, 2016, hal. 183.
80
Muslim Ibnu Al-Hajjaj, Shaḫȋh Muslim, Qâhirah: Dar El-Hadith, 1415H, Juz 7,
hal. 189, no. Hadis 73, Bab Bayân Anna Kulla Muskirin Khomrun.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 157
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

‫ فأتوا منه مااستطعتم‬,‫بأمر‬


ٍ ‫ وإذا أمرتكم‬,‫شيئ فاجتنبوه‬
ٍ ‫فإذا نهيتكم عن‬

Apa saja apa yang aku larang, maka jauhilah. Dan


apa saja yang aku perintahkan maka kerjakanlah
semampu kalian.81

D. Kesehatan Spiritual dan Alat Ukurnya


Penulis mengutip pendapat Taufik Pasiak82 yang dikutip oleh
Ahmad Azwar Habibi83 mengungkapkan beberapa alat ukur
yang sudah pernah dibuat berkaitan dengan spiritualitas dapat
dibagi menjadi 4 kelompok:
1. Mengukur kualitas hidup, misalnya Mcgill quality of life
questionnaire, 3 item dari 20 item mengenai spiritualitas
2. Mengukur perilaku, diantaranya death attitude profile,
purpose in life test, the seeking goals test, life attitude profile.
3. Mengukur religiusitas, yaitu coping scale, religious
orientation measure dan the religiousness scale
4. Mengukur spiritualitas, antara lain spiritual well being
scale, meaning in life scale, hearth hope index
Menurut Audah dan Mursa dikutip oleh Iredho Fani Reza
menjelaskan indikator kesehatan mental sebagai berikut:
Indikator kesehatan mental diantaranya dimensi spiritual,
dimensi psikologis, dimensi sosial, dan dimensi biologis.
Menurut Audah dan Mursa bahwa spirit yang memiliki
81
Abu Abdillah Al-Bukhari, Shaḫiḫ Bukhârȋy, Qâhirah: Daar El-Hadith, 1429H, juz
4, hal. 576, no. Hadis 7289, Bab Iqtida Bi Sunani Rasulillah.
82
Taufik Pasiak, Tuhan dalam Otak Manusia, Bandung: Penerbit Mizan, 2012, hal.
387-388.
83
Ahmad Azwar Habibi dan Artiani Hasbi, “Kesehatan Spiritual dan Ibadah Shalat
dalam Perspektif Ilmu dan Teknologi Kedokteran,” dalam Jurnal Medika Islamika, JMI.
Vol. 12. No. 1, Mei 2015. hal 26.

158 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

iman kepada Allah dan aktivitas ibadah kepada Allah ta’la


merupakan indikator penting menunjukan bahwa seseorang
telah berhasil meraih kesehatan mental.84
Analisa penulis:
Pertama menurut analisa peneliti bahwa proses
penyembuhan terapi dengan spiritual adalah pembinaan
nilai-nilai ketauhidan kepada Allah ta’ala yang ditanamkan
kepada setiap santri bahwasannya tidak ada seorang pun yang
dapat menyembuhkan penyakitnya kecuali Allah ta’la dan ini
dibuktikan setiap buku yang ditulis oleh Dadang Hawari yang
menjadi acuan MMHC selalu diawali dengan mengutip ayat
al-Qur’an surat Asy Syua’ra /26: 80 yang artinya “apabila aku
sakit Allah-lah yang menyambukannya”. Madani mengajak
kepada seluruh santri binaan agar terus meminta kepada Allah
ta’ala kesembuhan, karena hanya Allah-lah yang mampu
menyembuhkannya.
Kedua proses yang sangat efektif dilakukan dalam
rehabilitasi Madani Mental Health Care [MMHC] yang
terintegrasi dengan metode lain yaitu obat, psikologi
dan sosial, kegitan lain yang mendukung dalam proses
penyembuhan adalah pengembangan aktualisasi diri
pada setiap santri agar lebih siap ketika sudah berada di
tengah masyarakat. Proses penyembuhan di MMHC juga
menyadarkan kembali bahwa pentingnya melalui pendekatan
spiritual dalam membangun kesehatan mental yang hilang
atau terlupakan akibat dominasi menggunakan narkoba atau
zat adiktif lainnya. Sehingga pembinaan spiritual MMHC
Iredho Fani Reza, “Efektifitas Pelaksanaan Ibadah Dalam Upaya Mencapai
84

Kesehatan Mental,” dalam Jurnal Psikologi Islam Vol.1, No.1. hal.107.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 159
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

sangat intensif dan efektif guna mengurangi kekambuhan bagi


penderita Naza atau Skizofrenia.
Menurut Ahmad85 kondisi psikologis pasien/klien ada
empat hal yang diharapkan muncul dari psikospiritual health
care sebagai berikut86:
a. Kejernihan pikiran, ketentraman hati dan pencapaian
rileks total karena adanya sikap ikhlas, pasrah, dan
tawakal kepada Allah yang maha penyembuh dan
kasih sayang
b. Berkurang dan terbebasnya pasien dari trauma, stress,
fobia dan kondisi mental atau emosi negatif lainnya
serta spiritualitas negatif yang akan menghambat
proses penyembuhan
c. Berlangsungnya terapi dengan baik, karena pasien
percaya para dokter dan medis bekerja sungguh-
sungguh untuk kesembuhannya. Pasien juga percaya
bahwa kerja mereka bukan hanya semata karena uang
tetapi juga dilandasi karena semangat ibadah
d. Pasien akan semakin dekat kepada Allah ta’la.
Tumbuhnya keimanan dan ketakwaan pasien semakin
terbina dengan baik. Apabila pasien sembuh maka
akan semakin dekat dengan Allah ta’ala dan sayang
keluarga, apabila ia meninggal maka ia dalam keadaan
husnul khatimah

85
Ahmad,., et.al, Buku Pendamping Panduan Dakwah Rumah Sakit Muhammadiyah
Aisyah Bandung, Yogyakarta: Gema Surya.t.th.
86
Ratih Rustika Dewi., Inggriane Puspita Dewi, “Persepsi Perawat dalam Pelaksanaan
Asuhan Keperawatan Spiritual Msulim di RS Muhamadiyah Bandung,” dalam Jurnal
Keperawatan Asiyiyah, JKA, Vol. 3, No. 1, Juni 2016, hal. 94.

160 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

1. Indikator Sembuh setelah Rehabilitasi di Madani Health


Care [MHCH]
Wawancara penulis dengan ketua yayasan Madani Mental
Health Care, ia menjelaskan tentang indikator kesembuhan
santri/pasien paska mengikuti rehabilitasi selama tiga bulan.
Menurutnya indikator santri sembuh adalah tetap mengacu
pada empat aspek Bio, Psio, Sosio, Spiritual yaitu minimal
mengikuti proses rehabilitasi selama tiga bulan. Dari aspek
Bio yaitu dari aspek medis dalam hal ini yang memutuskan
adalah Prof Dadang Hawari, apakah sudah sembuh atau
layak keluar dari rehabilitasi. Yang kedua dari aspek Psio
yaitu yang memutuskan adalah konselor dan psikolog dengan
bebarapa kali konseling dengan psikolog, kemudian dengan
indikasi apakah penerimaan diri pasien sudah membaik atau
kepercayaan dirinya sudah lebih baik. Dan aspek sosial yaitu
dilihat dari beberapa hal diantaranya adalah bagaimana pasien
memperlakukan dirinya, memperlakukan kepada ayahnya dan
ibunya sudah baik. Dan terakhir adalah aspek spiritualnya
yaitu pasien diukur dari melaksanakan shalat lima waktunya
dan perubahan perilaku serta akhlaknya sehari-hari.87
2. Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Narkotika,
Alkohol dan Zat Adiktif Lainnya (NAZA)
Menurut Dadang Hawari secara umum gangguan mental dan
perilaku akibat mengkonsumsi Naza adalah sebagai berikut88:
87
Ginanjar Maulana Ketua Madani Mental Health Care, Penjelasan:Sisi Penyembuhan
Secara Bio Psio Sosial Spiritual, Lokasi: Jakarta, Wawancara Mendalam, durasi 40 menit,
Tgl 12 september 2018.
88
Dadang Hawari, Hidup Sehat Tanpa Miras, Narkoba, Rokok (Zat Adiktif), &
HIV/AIDS, Jakarta: Mental Health Center Hawari & Associates, 2012, hal. 1.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 161
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

a. Meninggalkan Ibadah Yang Awalnya Rajin


b. Pandai Berbohong Yang Awalnya Jujur
c. Membolos Yang Awalanya Rajin (Sekolah, Kuliah)
d. Meninggalkan Rumah Atau Pergi Tanpa Tujuan
e. Bergaul Bebas (Seks Bebas/Perzinahan)
f. Menjual Barang, Mencuri, Berbuat Kriminal
g. Prestasi Belajar Turun Sampai Drop Out
h. Melanggar Disiplin Yang Semua Taat
i. Merusak Barang-Barang/Alat Rumah Tangga
j. Melawan Kedua Orang Tua
k. Menjadi Pemalas (Enggan Merawat Diri)
l. Suka Mengancam, Tindak Kekerasan, Berkelahi
m. Sering Mengalami Kecelakaan Lalu Lintas
3. Motivasi dan Motto Spiritual Santri Binaan Madani
Mental Health Care [MMHC] Setiap Pagi
Kegiatan rangkaian yang dilakukan setiap pagi ba’da shalat
subuh berjamaah dan do’a oleh santri serta membacakan
ikrar seperti “Berobat-Bertaubat-Bersahabat”, hal tersebut
sederhana, namun memiliki makna yang sangat luas
khususnya bagi para santri Naza. Setiap hari mereka baca pada
waktu pagi hari agar menjadi motivasi yang berguna untuk
kesembuhannya. Jika dikaji melalui perspektif Al-Qur’an
maka masing- masing kalimat tersebut memiliki makna yang
sangat baik.
a. Berobat
Islam sangat menganjurkan setiap yang terkena sakit agar
berobat yang halal sehingga efek obat tersebut terhadap
jiwa dan mental akan baik. Inilah yang diterapkan oleh

162 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

Madani Mental Health Care, bagi para penderita Naza


dan Skizofrenia mereka diobati setiap hari sehingga ikhtiar
agar sembuh menjadi optimal. Rosulullah Bersabda:
‫حدثنا سفيان بن عيينة عن‬ ّ ‫عمار قاال‬ ّ ‫حدثنا ابو بكر بن أيب شيبة وهشام بن‬
ّ ّ ّ
‫ شهدت األعراب يسألون انليب صل اهلل عليه‬:‫زياد ب ن أسامة بن رشيك قال‬
ّ
‫وسلم أعلينا حرج ىف كذا أعلينا حرج يف كذا فقال لهم عباد اهلل وضع اهلل‬
ّ ً ّ
‫احلرج إال من اقرتض من عرض أخيه شيئا فذاك الي حرج فقالوا يا رسول اهلل‬
ّ ‫هل علينا جناح ان ال نتداووا قال تداووا عباداهلل فإن اهلل سبحانه لم يضع‬
‫داء‬
ّ ّ
َ
‫إعطي العبد قال خلق‬ ‫شفاء إال الهرم قالوا يارسول اهلل ما خري ما‬ ‫إال وضع معه‬
89 ‫حسن‬

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar Bin Abu


Syaibah dan Hisyam Bin Ammar keduanya berkata;
telah menceritakan kepda kami Sufyan Bin Uyainah
Dari Ziyad Bin Ilawah dari usamah bin Syarik berkata,
“saya menyaksikan beberapa orang arab badui bertanya
kepda Nabi SAW, “Berdosakah kami jika melakukan
ini? berdosakah kami jika melakukan seperti ini?” beliau
bersabda kepada mereka: wahai hamba allah berobatlah
kalian, karena sesungguhnya Allah ta’ala tidak menurunkan
penyakit melainkan Dia menurunkan obatnya, kecuali
sakit pikun.” Mereka bertanya, “wahai rasulullah, apakah
kebaikan yang paling baik diberikan kepada seorang
hamba? “beliau menjawab: “akhlak yang mulia”89
Definsi ‘berobat’ menurut Kamus Bahasa Indonesia
adalah 1). Menggunakan obat, 2). Meminta atau mencari
obat, 3). Sudah diobati, 4) berobat tanpa di rawat di
rumah sakit (klinik dan sebagainya) tetapi menjalani

Abdullah Muhammad bin Yazid, Sunan Ibnu Mâjah, Qâhirah: Dâar Ibnu Al-
89

Haisam, 1426 H, juz 3, hal. 44, no hadits 3436, Bab Kitab Attibbi.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 163
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

pengobatan secara teratur.90 Menurut Dadang Hawari


yang dimaksud ‘berobat’ adalah pembuangan racun
atau detoksifikasi sebagai terapi komplikasi medik,
terapi terhadap gangguan sistem neuro-transmitter yaitu
susunan saraf pusat otak menyebabkan gangguan mental
dan perilaku.91 Dalam kontek pengobatan, metode yang
dilakukan Madani dengan menggunakan resep Dadang
Hawari setiap pemberian obat, mampu mempermudah
proses pengobatan semua santri yang direhabilitasi selama
24 jam dan pemberian obat secara teratur di waktu pagi
dan sore.
b. Bertaubat
Kegiatan spiritual santri Madani adalah kegiatan yang
menjadikan proses kesadaran santri akan perilaku masa
lalu, sehingga ia menyesali dirinya akan perbuatan
sebelumnya. Shalat tobat yang di terapkan di Madani
menjadi sarana agar setiap santri memohon kepada Allah
agar perbuatan masa lalunya terampuni dan berjanji
untuk meninggalkannya. Proses inilah yang sangat efektif
dilakukan oleh santri setiap hari setelah shalat duha yang
mereka lakukan. Mereka melaksanakan dengan penuh
kesadaran dan keikhlasan dan tidak ada paksaan dari
siapapun. Firman Allah dalam surat al-Furqan/25:70-71
sebagai berikut,

90
Http: Www. Kbbi.Web.Id, diakses secara Online Tanggal 16 Oktober 2018, Jam
10 24 WIB.
91
Dadang Hawari, Terapi (Detoksifikasi) Narkoba/Naza, Tanpa Methadon, Subutex
& Sejenisnya, Jakarta: Badan Penerbit FKUI, edisi kedua, 2011, hal. 31.

164 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

َ َ
‫ت َوكن‬ َ َ َ ۡ ّ َ ُ َّ ُ ّ َ ُ َ َ ْ ُ َ ٗ َ ٗ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َّ
ٖۗ ٰ‫إِل من تاب وءامن وع ِمل عمل صٰل ِحا فأو ٰٓلئِك يبدِل ٱلل َس ٔ‍ي َِات ِ ِهم حسن‬
٧١ ‫ابا‬
َّ
ٗ ‫ٱللِ َم َت‬ ُ ‫اب َو َع ِم َل َصٰل ِٗحا فَإنَّ ُهۥ َي ُت‬
‫وب إِل‬ َ َ‫ َو َمن ت‬٧٠ ‫ِيما‬ ٗ ‫ٱلل َغ ُف‬
ٗ ‫ورا َّرح‬ ُ َّ
ِ
Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan
mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka
diganti Allah dengan kebajikan. dan adalah Allah maha
Pengampun lagi Maha Penyayang, dan orang-orang
yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka
sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat
yang sebenar-benarnya
Ibnu Katsir menafsirkan ayat diatas bahwasannya
orang yang berbuat maksiat lalu ia bertaubat kepada Allah
ta’la di dunia, maka sesungguhnya Allah akan menerima
taubatnya. Allah akan mengganti amal keburukan mereka
dengan amal kebaikan.92 Ibnu Abbas berkata tentang ayat
ini: “Mereka adalah orang-orang yang beriman yang
mana mereka berbuat keburukan, lalu Allah memberikan
rasa benci kepada keburukan tersebut itu hingga diubah-
Nya mereka kepada kebaikan.93” Hasan Al-Basri
mengutip pendapat Abul Aliyah mengatakan: Allah akan
menggantikan mereka dari amal buruk dengan amal
sholeh, dari kesyirikan dengan keikhlasan. Mengganti
dari penyelewengan dengan kebersihan, dari kekufuran
dengan keislaman. Pendapat lain bahwasanya keburukan-
keburukan yang lalu itu dapat berubah kepada kebaikan
dengan taubat nashȗha.94 Ayat diatas memberikan pesan

92 Abdullah, Tafsîr Ibnu Katsîr Terj. Lubâbu Tafsîr Min Ibni Katsîr, Bogor: Pustaka
Imam Asy-Syâfi’i, 2016, jilid 6, hal. 477.
93
Abdullah, Tafsîr Ibnu Katsîr Terj. Lubâbu Tafsîr Min Ibni Katsîr,,, hal. 477.
94
Abdullah, Tafsîr Ibnu Katsîr Terj. Lubâbu Tafsîr Min Ibni Katsîr,, hal. 477.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 165
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

bahwasannya setiap seseorang yang bertaubat dan


memperbaiki diri maka Allah akan mengganti dengan
kebaikan-kebaikan dalam hidupnya. Inilah yang menjadi
harapan bagi santri yang pernah melakukan perbuatan
dosa sebelumnya yaitu mengkonsumsi Narkoba, Miras
dan lain sebagainya. Maka dengan shalat taubat mudah-
mudahan Allah memberi petunjuk dan hidayah untuk
berhijrah yaitu meninggalkan perbuatan maksiat masa
lalunya. Setiap pagi santri Madani Mental Health Care
bukan hanya menyampaikan slogan taubat namun juga
melakukan shalat taubat dengan penuh kesadaran dan
keikhlasan. Inilah yang harus di apresiasi oleh lembaga
Madani agar kedepan santri/pasien tetap istikomah
meninggalkan naza dan zat adiktif lainnya setelah keluar
paska rehabilitasi di Madani.
c. Bersahabat
Kalimat “Bersahabat” selalu diikrarkan oleh semua
santri setiap ba’da shalat subuh, mereka menunjukan
kebersamaan dalam proses penyembuhan yang diikuti
seluruh santri. Dalam observasi, penulis memperhatikan
nilai-nilai kebersamaan dan persahabatan selalu
dijunjung tinggi di Madani Mental Health Care baik
dikalangan santri/pasien maupun kalangan konselor,
hal tersebut tampak ketika santri dan guru melakukan
shalat berjamaah, makan bersama, olah raga bersama,
dan seluruh akitivitas ibadah dilakukan secara bersama-
sama dan bersahabat. Persahabatan tersebut mereka
tidak membatasinya baik yang berasal dari santri kaya

166 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

maupun santri kurang mampu, baik santri baru maupun


santri lama, mereka saling mengasihi, mensuport dan
memotivasi agar dalam masa rehabilitasi mendapatkan
proses kesembuhan bersama. Allah berfirman dalam
surat at-Taubah/9:119 sebagai berikut,
َّ َ َ ْ ُ ُ َ َ َّ ْ ُ َّ ْ ُ َ َ َ َّ َ ُّ َ ٰٓ َ
َ ‫ٱلص ٰ ِدق‬
١١٩ ‫ِني‬ ‫يأيها ٱلِين ءامنوا ٱتقوا ٱلل وكونوا مع‬

Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah,


dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar
Ibnu Katsir menafsirkan ayat diatas:
Berbuatlah jujur dan tetaplah dalam kejujuran, niscaya
kalian termasuk golongan orang orang yang berbuat
jujur dan akan selamat dari berbagai kebinasaan. Dan
Allah ta’la akan memberikan keberuntungan kepada
kalian dalam segala urusan serta memberi jalan keluar.95
Ayat diatas dalam tafsirnya menjadi salah satu motivasi
bagi santri/pasien Madani untuk tetap berperilaku yang
jujur dan benar serta bersama dengan orang-orang yang
ingin berhijrah dalam kebaikan dan kejujuran sehingga
persahabatan bukan hanya di dunia namun juga hingga
di akhirat (syurga). Firman Allah dalam surat az-Zukhruf
/43:67 sebagai berikut,
َ ‫ۡٱلَخ َِّلٓ ُء يَ ۡو َمئذ َب ۡع ُض ُه ۡم لِ َ ۡعض َع ُد ٌّو إ َّل ٱل ۡ ُم َّتق‬
٦٧ ‫ني‬ِ ِ ٍ ِۢ ِ

Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi


musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang
bertakwa

Abdullah, Tafsȋr Ibnu Katsȋr Terj. Lubâbut Tafsîr Min Ibni Katsîr, Bogor: Pustaka
95

Imam Asy-Syâfi’i, 2016, hal. 291.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 167
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

Firman Allah dalam surat ad-Dukhan/44:41-42 sebagai


berikut;
ُ َّ ‫ إ َّل َمن َّرح َِم‬٤١ ‫ون‬
ُ ‫ٱللۚ إنَّ ُهۥ ُه َو ۡٱل َعز‬
‫يز‬
َ ُ َ ُ ۡ ُ َ َ ۡ َ ٗ ۡ َّ َ ً ۡ َ ۡ ُ َ َ ۡ َ
‫يوم ل يغ ِن مول عن مول ش ٔ‍يٗا ول هم ينص‬
ِ ِ ِ
ُ ‫ٱلرح‬
٤٢ ‫ِيم‬ َّ

Yaitu hari yang seorang karib tidak dapat memberi


manfaat kepada karibnya sedikitpun, dan mereka tidak
akan mendapat pertolongan Kecuali orang yang diberi
rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha
Perkasa lagi Maha Penyayang
Santri/pasien Madani memahami bahwa pertemuan
mereka dengan santri lain adalah bagian dari persahabatan
dan silaturahmi, sehingga dalam kesehariannya mereka
bersahabat dangan baik saling mengingatkan satu dengan
lainnya. Hal tersebut tampak ketika santri melakukan
evaluasi setiap malam sebelum tidur. Di pimpin oleh kapten
(ketua) satu dengan lainnya sehingga saling memberi masukan
dan kritikan yang membangun untuk perbaikan satu hari
kedepan.96 Hal tersebut adalah implementasi ayat-ayat al-
Qur’an, sebagaimana ayat di bawah ini. Firman Allah ta’ala
dalam Surat al-Asr/103:1-3 sebagai berikut,
ْ ۡ َ َ َ َ ٰ َ ٰ َّ ْ ُ َ َ ْ ُ َ َ َ َّ َّ ۡ ‫نس َن لَف ُخ‬ ۡ َّ ۡ ‫َو ۡٱل َع‬
‫ت وتواصوا‬ ِ ‫ إِل ٱلِين ءامنوا وع ِملوا ٱلصل ِح‬٢ ‫س‬ ِ ٰ َ ‫ٱل‬ِ ‫ إِن‬١ ‫ص‬ ِ
ٍ
٣ ِ‫ٱلص ۡب‬ َّ ‫اص ۡوا ْ ب‬ َۡ
َ ‫ٱل ّق َوتَ َو‬
ِ ِ ِ‫ب‬
1. Demi masa, 2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar
dalam kerugian 3. kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya
96
Yayasan Madani Menal Health Care, Pertemuan Pada Malam Hari Dalam Rangka
Evaluasi Masing-Masing Teman (Pasien), Lokasi: Jakarta, Observasi Kegiatan Malam
Sebelum Tidur Pasien, tanggal 11-12 Oktober 2018.

168 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya


menetapi kesabaran
Surat al-Ashr memberikan petunjuk bagi manusia.
M. Quraish Shihab mengutip pernyataan Imam Syȃfi’i
“Kalaulah manusia memikirkan kandungan surat
ini, sesungguhnya cukuplah ia menjadi petunjuk bagi
kehidupannya.97” Menurut M. Qurasih Shihab, iman
dan amal saleh serta ilmu belum memadai perlu selalu
menerima nasihat agar tabah, sabar, sambil terus bertahan
bahkan meningkatkan iman, amal, dan pengetahuannya.98
Dalam pembinaan mental, santri Madani telah
mengamalkan ayat-ayat Al-Qur’an diatas yakni saling
memberi masukan dan saran kepada santri lain agar
selalu semangat meningkatkan iman dan taqwa kepada
Allah yang diimplementasikan melalui progam spiritual
dalam masa rehabilitasi.99 Selain komitmen persahabatan
diantara semua santri, santri menyadari hidup bersama-
sama dalam satu tempat rehabilitasi terkadang tidak
bisa dielakan melakukan kesalahan dengan yang lainnya
apakah disengaja maupun tidak, maka satu hal yang
sangat dianjurkan di Madani dalam mengakhiri kegiatan
rutinitas santri mereka mengakhirnya dengan saling
memberi maaf satu dengan lainnya. Menurut Smedes100
97
M. Qurasih Shihab, Tafsîr Al-Mishbâh: Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,
Tanggerang Selatan: Lentera Hati, Vol. 15, 2002, hal. 595.
98
M. Qurasih Shihab, Tafsîr Al-Mishbâh: Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,,,
hal. 595.
99
Yayasan Madani Mental Health Care, Pembinaan Mental Pengamalan Ayat-Ayat
Al-Qur’an, lokasi: Jakarta, Observasi kegiatan langsung, tanggal 11-12 Oktober 2018.
100
Umayah, “Memaafkan Bagian dari Kesehatan Mental,” dalam Jurnal Al-Shifa,
Vol. 04, No. 2, (Juli-Desember) 2013, ISSN: 2087-8621, hal. 321.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 169
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

dikutip Umayah bahwa “Proses memaafkan adalah proses


yang berjalan dan memerlukan waktu. Semakin parah
rasa sakit hati semakin lama waktu yang diperlukan untuk
memaafkan.” Karenanya kegiatan saling memaafkan
diantara santri dilakukan setiap selesai melaksanakan
shalat isa agar rentang waktu tidak terlalu lama jika
ada konflik diantara santri untuk segera diakhiri dengan
saling memaafkan. Menurut Mc Cullough juga dikutip
oleh Umayah mengatakan bahwa:
Memaafkan merupakan seperangkat motivasi untuk
mengubah seseorang untuk tidak membalas dendam
dan meredakan dorongan untuk memelihara kebencian
terhadap pihak yang menyakiti serta meningkatkan
dorongan untuk konsiliasi hubungan dengan pihak yang
menyakiti.101
Allah menjelaskan dalam surat al-A’raf/7:199 tentang
perintah memberi maaf terhadap orang lain:
َ ‫جٰهل‬ ۡ ۡ َُۡ َ َۡۡ ُ
َ ‫ٱل ُع ۡرف َوأَ ۡعر ۡض َعن ۡٱل‬
١٩٩ ‫ِني‬ ِ ِ ِ ِ ِ ‫خ ِذ ٱلعفو وأمر ب‬
Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan
yang ma´ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang
yang bodoh
Kata al-‘afwu menurut Ibnu Abbas yaitu “Kebajikan”.
Qotadah berkata “Ini adalah akhlak yang diperintahkan
dan ditunjukan oleh Allah kepada Rasulullah102. Menurut
Abu Zubair mengenai ‫ خذالعفو‬jadilah engkau pemaaf:
101
Mc Cullough, “Rumination Emotion, And Forgiveness: Three Longitudial Studies.”
Dalam Jurnal Of Personality and Sosial Psychology, Vol. 92, No. 3,1997, hal. 490-505.
102
Abdullah bin Muhammad Alu Syaikh, Tafsîr Ibnu Katsîr, Bogor: Pustaka Imam
Syafi’i, jilid ke 3, Cet. ke 9, 2008, hal. 640.

170 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

“Merupakan akhlak manusia. Demi Allah, aku pasti akan


menjadi pemaaf kepada mereka, selama bersahabat
dengan mereka.103
Pentingnya peran keluarga terutama orang tua dalam
pembinaan anak dalam keseharian, maupun dalam
menjaga keharmonisan orang tua di tengah keluarga,
berikut ini adalah peran orang tua dalam penelitiannya
Khamimatuz Zulfa menjelaskan bahwa104:
Peran orang tua dan keluarga dapat dilakukan dengan
cara perilaku-perilaku positif yang diajarkan pada
anak, meningkatkan komunikasi antar keluarga
dengan mengobrol bersama, meminimalkan konflik
dalam keluarga terutama konflik yang terjadi pada
orang tua, dan melakukan kontrol pada anak dengan
cara menghubungi ketika anak di luar atau bermain,
mengenal dan mengetahui kegiatan yang dilakukan di
luar rumah terutama teman temannya, karena pergaulan
dengan teman juga berpengaruh terhadap perilaku
berisiko penyalahgunaan Naza.
Dalam pembinaan MMHC tidak hanya terbatas
di tempat rehabilitasi namun juga diterapkan metode
pembinaan pada program home care yaitu pembinaan
di rumah pasien paska rehabilitasi dari MMHC untuk
penderita Naza, hal ini bertujuan agar keluarga terutama
para orang tua menginginkan anak-anaknya tetap
terbina dan tidak kembali relaps atau mengalami

Abdullah bin Muhammad Alu Syaikh, Tafsîr Ibnu Katsîr,,, hal. 640.
103

104
Khamimatuz Zulfa dan Eny Purwandari, “Pola Keluarga Remaja Beresiko
Penyalahgunaan Napza,” dalam Jurnal Indigenous, Vol. 1, No. 1, Mei 2016, 74-83,
ISSN: 0854-2 880, hal. 79.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 171
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

kekambuhan dan terwujudnya anak-anak yang baik,


baik dari pergaulan maupun spiritual. Visi dan misi
keluarga menurut Silalahi dan Meinarno dikutip Zulfa,
“Visi adalah dream, dimana anggota keluarga memiliki
keinginan mencapai keluarga yang diidam-idamkan yaitu
sakînah mawadah wa rahmah.105” Orang tua dan keluarga
akan menjadi acaun anak-anak dalam berperilaku baik di
dalam maupun di luar rumah, dalam proses rehabilitasi
MMHC berusaha menerapkan kebiasaan-kebiasaan yang
positif bagi seluruh pasien baik dari aspek spiritual maupun
sosial agar paska rehabilitasi mereka menjadi contoh baik
di tengah keluarga. Menurut Eklin dan Handel dikutip
Lestari106 dan Zulfa107 menjelaskan bahwa, “Keluarga
merupakan refrensi pertama mengenai nilai-nilai, norma-
norma, dan kebiasaan-kebiasaan menjadi acuan untuk
mengevaluasi perilaku”. Menurut BNN ada beberapa hal
yang menjadi sebab terjadinya penyalahgunaan Narkoba
terutama dari internal keluarga seperti kurangnya
keharmonisan orang tua, atau orang tua yang sangat acuh
terhadap anak-anaknya. Karenanya pihak MMHC selalu
berkomunikasi untuk mencari akar masalah yang menjadi
penyebabnya dan mencari solusinya, kemudian mensuport
kepada para orang tuanya agar mengembalikan fungsi
dan perannya terhadap anak-anaknya agar tidak terjadi
105
K. Silalahi., E.A. Meinarno, Keluarga Indonesia Aspek dan Dinamika Zaman,
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010.
106
S. Lestari, Psikologi Keluarga Penanaman Nilai dan Penanaman Konflik dalam
Keluarga, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012.
107
Khamimatuz Zulfa., Eny Purwandari, Pola Keluarga Remaja Beresiko
Penyalahgunaan Napza,,, hal. 79.

172 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

lagi penyalahgunaan Narkoba. Menurut Mead dikutip


Meinarno108 fungsi keluarga adalah “Memelihara anak
yaitu membentuk karakter dan perilaku untuk hidup
dikalangan yang lebih luas yakni masyarakat”. Al-Qur’an
menegaskan agar setiap kita menjaga keluarga dengan
baik sehingga tidak terjerumus kepada hal-hal negatif,
terutama peran dan fungsi seorang ayah sebagai pimpinan
keluarga. Firman Allah ta’ala dalam Surat At-Tah̠rîm/66:6
sebagai berikut,
َۡ ُ ُ َْ ُ ْ َ َ
ٗ َ‫ِيك ۡم ن‬
‫ارا‬
ُ َ ‫يأ ُّي َها َّٱل‬
‫ِين َء َام ُنوا ق ٓوا أنف َسك ۡم َوأهل‬ ٰٓ

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan


keluargamu dari api neraka
Ibnu Katsîr ketika menafsirkan ayat diatas adalah
mengutip pendapat Mujahid bahwa, “Bertakwalah
kepada Allah dan berpesanlah kepada keluarga kalian
agar bertaqwa kepada Allah ta’ala”109. Menurut Qatadah
bahwa “Hendaknya engkau menyuruh keluarga taat
kepada Allah dan mencegahnya dari durhaka kepada-
Nya, perintahkanlah menjalankan perintah Allah dan
jika bermaksiat maka cegahlah dan ingatkanlah,110”
adh-Dhahhak dan Muqatil mengatakan juga bahwa
“Setiap muslim berkewajiban mengajari keluarganya,
termasuk kerabat dan budaknya, yang berkenaan
hal yang diwajibkan Allah dan yang di larang Allah
108
K. Silalahi., E.A. Meinarno, Keluarga Indonesia Aspek dan Dinamika Zaman,
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010.
109
Abdullah, Tafsir Ibnu Katsîr Terj. Lubȃbu Tafsîr Min Ibni Katsîr, Bogor: Pustaka
Imam Asy-Syafi’i, Cet. Ke 9, Jilid 10, 2016, hal. 44.
110
Abdullah, Tafsir Ibnu Katsîr Terj. Lubȃbu Tafsîr Min Ibni Katsîr,,, hal. 44.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 173
BAB III - PROFIL MADANI MENTAL HEALTH CARE DAN METODE TERAPINYA

ta’ala.111” Menurut Quraish Shihab yang dimaksud ayat


diatas adalah “Peliharalah keluarga yaitu istri, anak-anak
dan seluruh yang berada di bawah tanggung jawab kamu,
yaitu dengan membimbing dan mendidik mereka agar
kamu terhindar dari api neraka.112”
Peran orang tua dalam pembinaan keluarga paska
rehabilitasi agar tidak terjadi relaps (kekambuhan) yaitu
dengan pembinaan agama atau moral dan menjaga
komunikasi. Menurut Marlat dikutip oleh Irwan
Syuhada113 “Ada tiga kondisi yang berisiko tinggi relaps
kembali yaitu emosi negatif, konflik interpersonal, dan
tekanan sosial” 114. Yang dilakukan oleh MMHC dengan
adanya digalakan oleh pemerintah yaitu Kementrian
Kesehatan agar pasien paska rehabilitasi mendapatkan
lingkungan yang baik. Menurut Kemenkes dikutip
Syuhada,115 “Program yang ditujukan oleh mantan
residen bertujuan agar individu mempunyai tempat atau
kelompok yang sehat dan mengerti tentang dirinya serta
memiliki lingkungan hidup yang positif. ”116

111
Abdullah, Tafsir Ibnu Katsîr Terj. Lubȃbu Tafsîr Min Ibni Katsîr,,, hal. 44.
112
Quraish Shihab, Tafsîr Al-Mishbȃh, Tanggerang selatan: Lentera Hati, vol. 14,
2002, hal. 177.
113
Irwan Syuhada, Faktor Internal dan Intervensi pada Kasus Penyandang Relaps
Narkoba, dalam Seminar Psikologi & Kemanusiaan, 2015, hal. 504.
114
A. Marlatt., J.R Gardon, Relapse Prevention: Maintenance Strategies in The
Treatment of Addiictive Behaviour, New York: Guilford, 1985.
115
Irwan Syuhada, Faktor Internal dan Intervensi pada Kasus Penyandang Relaps
Narkoba,,, hal. 504.
116
Kemenkes, Pedoman Penatalaksanaan Medik Gangguan Penggunaan Napza,
Direktorat Bina Kesehatan Jiwa RI, Tahun 2012.

174 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

BAB IV
SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI
KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF
TAFSIR AL-QUR’AN

A. Hukum Khomer (Narkoba) dan Implikasinya


Islam mengharamkan narkoba karena di-Qiyas-kan dengan
khomer hal ini sesuai dengan kesepakatan para ulama,
Allah menegaskan tentang haramnya khomer sebagaimana
dijelaskan dalam surat Al-Mâidah/5:90-91
ٞ ‫اب َو ۡٱلَ ۡز َل ٰ ُم ر ۡج‬ َ َ‫س َو ۡٱل‬ َ ۡ ‫ِين َء َام ُن ٓوا ْ إ َّن َما‬ َ َ
َّ َ
‫س ّم ِۡن ع َم ِل ٱلش ۡي َطٰ ِن‬ ُ ‫نص‬ ُ ِ ‫ٱل ۡم ُر َوٱل ۡ َم ۡي‬ َ ‫يأ ُّي َها َّٱل‬
ٰٓ
ِ ِ
َ ٓ َ ۡ َ ۡ َ َ َ ٰ َ َ ۡ ُ ُ َ ۡ َ َ ُ َ ُ ٰ َ ۡ َّ ُ ُ َ َّ َ ُ ۡ ُ ۡ ُ َّ َ َ ُ ُ َ ۡ َ
‫ إِنما يرِيد ٱلشيطن أن يوق ِع بَينكم ٱلعدوة وٱلغضاء ِف‬٩٠ ‫فٱجتنِبوه لعلكم تفل ِحون‬
َ َ ُّ ُ ۡ َ َ ٰ َ َّ
٩١ ‫نت ُهون‬
َّ ۡ
‫س َو َي ُص َّدك ۡم َعن ذِكرِ ٱللِ َو َع ِن ٱلصلوةِۖ فهل أنتم م‬
ُ ۡ َ ۡ َ ۡ َۡ
ِ ِ ‫ٱلمرِ وٱلمي‬
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum)
khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib
dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka
jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 175
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

keberuntungan, sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak


menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu
lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi
kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah
kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)
Alkohol adalah jenis minuman yang memabukan, hal ini
ditegaskan di dalam Tafsir Al-Ilmi bahwa para ulama modern
menjelaskan secara rinci dampak tersebut hingga merusak
kesehatan mental:
Alkohol telah menyebabkan gangguan sinyal penghantar
syaraf (neurotransmitter) dalam susunan saraf pusat yang
mengakibatkan menutup pikiran, menganggu daya ingat,
dan perilaku. Perubahan perilakunya seperti berubah gelisah,
tak terkendali dan pada tahap berikutnya mendorong ke
arah perampokan, pemerkosaan, dan pembunuhan.1” Efek
lainnya adalah; “meningkatkan risiko gangguan jiwa atau
schizophrenia yang ditandai hilangnya daya ingat atau nalar
berfikir, timbulnya halusinasi, mendengar sesuatu yang tidak
ada, bicara sendiri, ini semua adalah pertanda rusaknya
sel-sel otak yang mengakibatkan kekacauan dalam berfikir,
berperasaan, dan berperilaku.2
Masyarakat mengenal cairan alkohol yang memabukan
dengan sebutan miras (minuman keras) hal ini sesuai degan
pendapat Kamal Faqih yang mendefinisikan istilah khamr
adalah cairan yang memabukkan, dalam bahasa arab berasal
dari akar kata ‫( مخر‬khumur) (menutup). Dalam bahasa arab
kain penutup wanita disebut ‫ مخار‬khimâr, karena kain menutup
1
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Tafsir Ilmi:Makanan dan Minuman Dalam
Perspektif Al-Qur’an, Jakarta: Cetakan Ke 1, 2013, hal. 130.
2
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Tafsir Ilmi: Makanan dan Minuman Dalam
Perspektif Al-Qur’an,,, hal. 130.

176 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

rambut. Sama dalam makna seperti itu, khamr pun menutupi


kebijaksanaan seseorang3, peneliti juga mengutip pendapat
Hamka dalam tafsir al-Azhar bahwa asal mula bahan
pembuatan khamr yang ada di arab dan indonesia berbeda,
berikut ini penjelasan didalam tafsirnya4:
Orang arab membuat tuak atau khomer dari buah anggur
atau kurma, suku-suku di Indonesia timbul dari nira yaitu
diambil dari pohon aren, dari beras pulut atau ketan, yang
mulanya sebagai tapai tapi setelah dipermalamkan beberapa
hari bisa memabukkan. Dambil juga dari air saringan beras
bukan palut. Sebagai Sake yang diminum orang Jepang. Di
sulawesi diambil dari pohon lontar, sama dengan nira diambil
dari aren, di Batak, Minag dan tempat lainnya. Ada yang
menjadi tuak karena dicampurkan ragi kedalamnya. Sebagai
air tapai yang jadi arak itu. Dan ada yang timbul ragi atau
alkohol itu setelah dipermalamkan beberapa hari, sebagai nira,
nira itu bisa berubah menjadi cuka dan bisa juga tuak. Maka
segala minuman yang memabukkan atau bisa memabukkan
menjadi haram diminum.
Dalam surat al-Mâidah/5:90-91 secara tegas Allah
melarang meminum khomer (narkoba), dan larangan yang
dimaksud dari ayat tersebut dapat dilihat dari dua makna yaitu5:
1. Sȋgat an-nahȋ yakni Allah menyebutkan keburukan dari
perbuatan, yang dimaksud dalam hal ini dengan kata
“‫”سجر‬
3
Kamal Faqih Imani, Tafsir Nurul Qur’an Terj: Nȗr Al-Qur’an, Jakarta: Penerbit
Alhuda, jilid ke 5, 2004, hal. 12.
4
Hamka, Tafsir Al-Azhar, Singapur: Kerjaya Printing Industries, Cet. ke 5, 2003, hal. 1861.
5
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Tafsir Tematik: Kesehatan Dalam Perspektif
Al-Qur’an, Jakarta: Cet Ke 1, 2009, hal. 289.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 177
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

2. Sȋgat al-amr yakni Allah menyebut yang langsung dengan


menggunakan kata perintah (‫ )فعل األمر‬yang dalam hal ini
ۡ َ‫”ف‬
kata “ُ‫ٱج َتن ُِبوه‬
Orang yang pecandu khomer sama saja mendekatkan
dirinya kepada perbuatan maksiat, dampak buruk lainnya
adalah hilangnya akal, mengancam kesehatan khususnya organ
hati, dan hilangnya harta benda dengan sia-sia. Ketika akal
telah hilang, muncullah tindak pidana, tindakan gila, mabuk
sehingga tidak bisa membedakan antara yang bermanfaat
dengan yang berbahaya, antara yang halal dan yang haram6.
Adapun Allah menjelaskan empat perkara (alasan) keharaman
khomer sebagai berikut ini.
a. Khomer kotor dan buruk secara subtansi karenanya
tidak bisa disucikan dengan benda lain
b. Khomer pemicu kebencian dan permusuhan
c. Khomer menghilangkan keseimbangan akal sehingga
berpaling dari mengingat Allah
d. Khomer dapat menjauhkan shalat.7
Menurut Ibnu Jauzi dampak buruknya meminum khomer
dari sisi kehidupan manusia dan sosial diantaranya adalah:
1). Menyebabkan perkelahian dan permusuhan, 2).
Mengakibatkan kefakiran, 3). Pintu segala kemungkaran
dan kemaksiatan, 4). Menyebabkan menjadi fasik, 5).
Dihukum 80 kali dera, 6). Penyebab amalnya tidak diterima
dan do’anya tidak dikabulkan selama 40 hari, 6). Bagi
6
M. Abdul Athi Buhairi, Tafsir Ayat-Ayat Yâ Ayyuhal-Ladzȋna Âmanȗ Terj. Nidâ
Atirhmâni Li Ahli Ȋman, Jakarta: Pustaka Kautsar, 2005, hal. 501.
7
M. Abdul Athi Buhairi, Tafsir Ayat-Ayat Yâ Ayyuhal-Ladzȋna Âmanȗ Terj. Nidâ
Atirhmâni Li Ahli Ȋman ,,, hal. 504.

178 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

peminumnya bisa membahayakan dirinya dan agamanya,


7). Dikhawatirkan imannya dicabut saat meninggal dunia.8
Menurut M. Kamal Abdul Aziz seorang ahli medis modern
mengatakan dampak buruk dari khomer dapat merusak
beberapa organ tubuh manusia yaitu:
Khomer penyebab paling utama penyakit lambung, dan usus
dua belas, karena ada zat asam dari alkohol merusak dinding
lambung. Yang kedua khomer berpengaruh terhadap moral
peminumnya karena pemabuk menjadi lemah dan tidak
berwibawa. Peminum khomer keluar dari tata krama dan
sopan santun yang seharusnya dimiliki seorang muslim.9
Khomer menurut penjelasan dari Abdurahman Al-Jazâri
mengatakan bahwa:
Khomer dengan segala jenis minuman yang memabukkan
adalah tepat karena illat pengharamannya adalah
“memabukkan” dengan tidak melihat bahan yang
dijadikannya, sehingga segala yang memabukan dari bahan
apa saja, masuk dalam kategori khomer dalam istilah
syarak dan hukumnya pun sama, yang diperhatikan adalah
pengaruh atau akibat yang ditumbulkannya, yaitu mabuk.10
Orang yang meminum khomer mudharatnya lebih besar
dibandingkan manfaatnya. Hal ini dijelaskan oleh Allah
dalam surat Al-Baqarah/2: 219

8
M. Abdul Athi Buhairi, Tafsir Ayat-Ayat Yâ Ayyuhal-Ladzȋna Âmanȗ Terj. Nidâ
Atirhmâni Li Ahli Ȋman ,,, hal. 507-508.
9
Mohammad Alȋ As-Sâbȗni, Rawâi’ul Bâyan: Tafsȋr Âyatul Ahkâm, Beirut: Darul
Fikr, t.th, Jilid 1, hal. 267. Baca juga: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Tafsȋr
Tematik: Kesehatan Dalam Perspektif Al-Qur’an,,, hal. 285.
10
Abdurahman Al-Jazâri, Kitâbul Fiqh ‘Ala-Mazâhibil Arba’ah, Beirut: Al-Maktabah
Al-Tijâriyah Al-Kubrâ, t.th, hal. 10. Baca juga: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an,
Tafsir Tematik: Kesehatan Dalam Perspektif Al-Qur’an,,, hal. 285.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 179
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

ۡ َ َُُٓۡ َ ۡ ٓ ُۡ ۡ َ ۡ َ ۡ َۡ َ َ َ ُ ‍ۡ َ ‫ي‬
َُ‫ك‬
‫ب مِن‬ ِ ‫ َو َم َنٰ ِف ُع ل َِّلن‬ٞ‫م كبِري‬ٞ ‫سۖ قل فِي ِه َما إِث‬
‫اس ِإَوثمهما أ‬ ِ ِ ‫سَٔلونك ع ِن ٱلمرِ وٱلمي‬
ۡ َّ
ۗ‫نفعِ ِه َما‬

Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi.


Katakanlah: “Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan
beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih
besar dari manfaatnya”.
Peneliti juga mengutip dampak khomer terhadap perilaku
buruk, hal ini dinyatakan oleh Soedjono Dirdjosisworo bahwa:
Peminum atau pencandu khomer/narkoba dapat melakukan
deviasi perilaku yang bertentangan dengan norma-norma
hukum, sosial dan agama. Diantara deviasi perilaku tersebut
seperti pemerkosaan, penganiayaan, dan gangguan lalu
lintas”, karena itu, Harry Elmer Barner dan Megley K. Teeters
dalam buku mereka “New Horizons In Criminology”.11

B. Terapi Spiritual Perspektif Al-Qur’an dan Implikasinya


terhadap Kesehatan Mental
1. Terapi Pemaknaan Asmâul ẖusnâ dan Implikasinya
Terhadap Kesehatan Mental
Beberapa ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang
asmâul al-ẖusnâ: “terdapat empat ayat yang menggunakan
redaksi asmâul al-ẖusnâ (‫ )ىنسحلا ءامسألا‬yaitu surat Al-
A’raf/7:189, surat Al-Isrâ/17:110, Surat Tẖâ/20:8, dan surat
Al-Ḥasyr/59:25. Dua dari keempat ayat yang berbicara asmâul
ẖusnâ, pada intinya mengaitkannya dengan do’a/ibadah”12,
Soedjono Dirdjosisworo, Alkoholisme: Paparan Hukum dan Kriminologi: Bandung:
11

Remaja Karya, 1984, hal. 2-3. Baca juga: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Tafsir
Tematik: Kesehatan Dalam Perspektif Al-Qur’an,,, hal. 291.
12
M. Quraish Shihab, Ensklopedia Al-Qur’an Kajian Kosa Kata, Tanggerang Selaatan:

180 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

yaitu dalam surat Al-A’raf/7:189, surat Al-Isrâ/17:110;


ْ ُ َ َ َ َۡ ۡ ُ َ َ َ ُ ۡ ُ َ َّ ْ ُ َ َ َ ُ ُ ۡ َ ٰ َ ۡ ُ ۡ ُ ٓ َ ۡ َ ۡ َّ َ
ٰٓ َ ‫ف أ ۡس‬
‫مئِهِۚۦ سيجزون ما كنوا‬ ٓ ِ ‫ون‬ ِ ‫و ِلِ ٱلسماء ٱلسن فٱدعوه بِهاۖ وذروا ٱلِين يل‬
‫حد‬
َ ُ
١٨٠ ‫َي ۡع َملون‬

Hanya milik Allah asmâul ẖusnâ, maka bermohonlah kepada-


Nya dengan menyebut asmâul ẖusnâ itu dan tinggalkanlah
orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam
(menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat
balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.
Firman Allah dalam surat Al-Isrâ/17:110
َ َ َ ۡ َ َ ٰ َ ۡ ُ ۡ ُ ٓ َ ۡ َ ۡ ُ َ َ ْ ُ ۡ َ َّ ّٗ َ َ ٰ َ ۡ َّ ْ ُ ۡ َ َ َّ ْ ُ ۡ ُ
‫ن ۚ َول ت َه ۡر ب ِ َصلت ِك َول‬ ‫ق ِل ٱدعوا ٱلل أوِ ٱدعوا ٱلرحمنۖ أيا ما تدعوا فله ٱلسماء ٱلس‬
ٗ َ َ ََۡ َۡ َ َ ۡ َُ
١١٠ ‫ي ذٰل ِك َسبِيل‬ ‫تاف ِت بِها وٱبتغِ ب‬

Katakanlah: “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahmân.


Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai
al asmâul ẖusnâ (nama-nama yang terbaik) dan janganlah
kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah
pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara
kedua itu”
Menurut M. Quraish Shihab asmâul ẖusnâ secara
kebahasaan mengandung pengertian yang sempurna
sebagaimana penjelasan berikut ini:
Kata ‫ األسماء‬al-asmâ adalah bentuk jamak dari kata ‫ اإلسم‬al-
ism yang diterjemahkan dengan nama, ia berakar dari kata
ّ as-sumuw berarti ketinggian atau ‫السمة‬
‫السمو‬ ّ as-simah yang
berarti tanda. Nama merupakan tanda bagi sesuatu sekaligus
yang dijunjung tinggi. Kata ‫ احلسىن‬al-ẖusnâ adalah bentuk
muannats/feminim dari kata ‫ احسن‬aẖsan yang berarti terbaik.
Kata ‫ احلسىن‬menunjukan bahwa nama-nama-Nya adalah
Lentera Hati, Cetakan ke I, 2007, hal. 100.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 181
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

nama-nama yang amat sempurna, tidak sedikit pun tercemar


oleh kekurangan. Didahulukannya kata ‫ هلل‬pada firman-Nya
‫ وهلل األ سماء احلسىن‬wa lillâh al-asmâ’ al-ẖusnâ menunjukkan
bahwa nama-nama indah itu hanya milik Allah semata.13
M. Quraish Shihab mengutip Thabathaba’i dalam
tafsirnya al-Mîzan menyatakan bahwa;
Jumlah asmâul ẖusnâ 127, Ibnu Barjam al-Andalusi (w
536 H) menghimpun 132 nama populer termasuk asmâul
ẖusnâ, al-Qurthubi nama-nama Tuhan yang disepakati dan
diperselisihkan melebihi 200 nama, Abu Bakar Ibnu al-Arabi
bermazhab Maliki - dikutip Ibnu Katsir - menyebut sebagian
Ulama menghimpun nama Tuhan dari Al-Qur’an dan As-
Sunah seribu nama14.
Fakhruddin ar-Râzi dalam tafsirnya dikutip oleh M. Quraish
Shihab mengklasifikasikan nama-nama Allah dalam beberapa
kategori, antara lain:
Pertama15:
1. Nama yang boleh juga disandang oleh makhluk (tetapi
tentunya dengan kapasitas dan substansi yang berbeda)
seperti: ‫ لطيف‬,‫ رحيم‬,‫ عزيز‬,‫ خالق‬,‫ كبري‬,‫كريم‬
2. Nama yang tidak boleh disandang makhluk, yakni “Allah”
dan Ar-rohman” bagian pertama pun bila disertai dengan
bentuk superlatif, atau kalimat tertentu, maka ia tidak
boleh disandang kecuali Allah, seperti: ‫ الرمحني ارحم‬ar-
rahmân ar-raẖimîn (Yang Maha Pengasih di Antara Para
13
M. Quraish Shihab, Tafsîr Al-Misẖbȃh, Tanggerang Selatan: Lentera Hati, Vol. 4,
2009, hal. 382.
14
M. Quraish Shihab, Ensklopedia Al-Qur’an Kajian Kosa Kata,,, hal. 103.
15
M. Quraish Shihab, Tafsîr Al-Misẖbȃh ,,, hal. 387-388.

182 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

Yang Mulia), ‫ األكرمني كرما‬akram al-akramîn yang maha


mulia di antara para yang mulia), ‫السموات و األرض خالق‬
kẖâliqus samâwati wa al-ardh (Pencipta Langit dan Bumi)
Kedua16:
1. Nama-nama yang disebut secara sendiri, seperti Allah, Ar-
râhman, Ar-rahîm, Karîm dan lain sebagainya.
2. Nama-nama yang tidak boleh disebut kecuali berangkai.
Tidak boleh menyebut ‫ مميت‬Mumit (Yang Mematikan)
atau ‫ ضار‬Dhâr (Yang Menimpakan Kemudharatan) secara
berdiri sendiri, tetapi harus berangkai dangan ‫ حميي‬Muhyî
sehingga diucapkan ‫“ مميت و حميي‬Muhyî wa Mumît” (Yang
Menghidupkan dan Yang Mematikan ) dan ‫يا نافع يا ضار‬
“Ya Dhâr Ya Nâfi” (Wahai Yang Menimpakan dan
Menganugrahkan Manfaat)
Menurut Ernawati terapi lantunan asmâul ẖusnâ juga
merupakan bentuk terapi melalui pendekatan religi, berikut
penjelasannya:
Pendekatan ini diyakini dapat membuat seseorang tenang
jiwanya, sangat efektif dalam menurunkan kecemasan
bahkan mendengarkan lantunan asmâul ẖusna dan teknik
relaksasi menjadi pilihan yang tepat untuk menimbulkan
rasa relaks sehingga dapat menurunkan tingkat cemas yang
pada akhirnya dapat mengendalikan kadar gula darah pasien
diabetes meletus yang beragama Islam.17
Dalam surat Al-Hasr/59:22-24 mengandung beberapa asma
16
M. Quraish Shihab, Tafsîr Al-Misẖbȃh ,,, hal. 388.
17
Ernawati, “Terapi Lantunan Asmâul ẖusnâ dan Teknik Relaksasi Terhadap Kadar
Gula Darah Pasien Diabetes Melitus 2,” dalam Jurnal JPPNI, Vol. 01, April-Juli, 2016,
hal. 7.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 183
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

Allah yang sempurna:


ٓ َ َّ ُ َّ َ ُ ُ ‫ٱلرح‬ َّ ‫ٱلش َه ٰ َدةِۖ ُه َو‬
َّ ‫ٱلر ۡح َم ٰ ُن‬ َّ َ ۡ َ ۡ ُ ٰ َ َ ُ َّ َ ٰ َ ٓ َ َّ ُ َّ َ ُ
‫ هو ٱلل ٱلِي ل‬٢٢ ‫ِيم‬ ‫بو‬ ِ ‫ِي ل إِله ۡإِل هو ۖ عل ِم ٱلغي‬ ‫هو ٱلل ٱل‬
ۡ
َّ َ ٰ َ ۡ ُ ُ ّ َ َ ُ ۡ ُ َّ َ ُ َ ۡ ُ ۡ َ ُ ۡ ُ ۡ ُ ۡ ُ ٰ َ َّ ُ ُّ ُ ُ َ ۡ َ ُ َّ َ ٰ َ
ِ‫إِله إِل هو ٱلمل ِك ٱلقدوس ٱلسلم ٱلمؤمِن ٱلمهي ِمن ٱلع ِز َيز ٱلبار ٱلمتك ِبۚ سبحن ٱلل‬
َ
‫ن ۚ ي ُ َس ّب ِ ُح ُلۥ َما ِف‬ ُ ۡ ‫ئ ٱل ۡ ُم َص ّو ُر ۖ َ ُل ۡٱل ۡس َما ٓ ُء‬
ٰ َ ‫ٱل ۡس‬ ُ َ ۡ ُ ٰ َ ۡ ُ َّ َ ُ َ ُ ۡ ُ َّ َ
ِ ِ‫ٱلل ٱلخل ِۡق ٱلار‬ ۡ ََُ
‫ هو‬٢٣ َ ‫شكون‬ ‫عما ي‬
ۡ َ ِ َ َ َّ
ُ َ ُ َ
٢٤ ‫ۡرض وهو ٱلع ِزيز ٱلكِيم‬ ۖ ِ ‫ت وٱل‬ ِ ‫ٱلسمٰو‬
ٰ

Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Mengetahui


yang ghaib dan yang nyata, Dialah Yang Maha Pemurah
lagi Maha Penyayang, 23. Dialah Allah Yang tiada Tuhan
selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera,
Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara,
Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki
segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka
persekutukan, Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang
Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai
Asmaaul Husna. Bertasbih kepada-Nya apa yang di langit
dan bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.
Asmâul ẖusnâ menjadi terapi dalam program rehabilitasi
pecandu Naza di MMHC, program ini menjadi proses
penyembuhan mental spiritual yang efektif. Dalam pengamatan
penulis praktek asmâul ẖusnâ para santri/pasien mampu
menghafal satu sifat asmâul ẖusnâ dan mengamalkannya
kemudian dievaluasi pada waktu sebelum tidur malam oleh
Captain (Ketua). Contohnya: pasien “A” berkomitmen pada
pagi hari akan mengamalkan Asmâ “asẖ-sẖabȗr” ( ‫)الصبور‬
maka ia dituntut dalam satu hari tersebut bisa mengamalkan
‘Kesabaran’, demikian seterusnya masing-masing pasien/kilen
berbeda dalam pengamalannya dan hari esoknya pun berbeda

184 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

juga pengamalan Asmâ-nya.18 Peneliti mengutip pendapat M.


Quraish Shihab yang menjelaskan dampak positif memahami
asmâul ẖusnâ yaitu:
Dengan menyebut sifat-sifat-Nya yang sesuai bukan saja
dapat menjadi penyebab dikabulkannya do’a, tetapi
akan memberi optimisme dalam jiwa si pemohon. Karena
permohonan itu lahir dari keyakinan bahwa ia bermohon
kepada Tuhan yang memiliki apa yang dimohonkannya.19
Menurut Ernawati; ketika sesorang yang mengimani asmâul
ẖusnâ dapat menimbulkan kekuatan atau ketenangan
dalam dirinya. Jika kita melihat hal ini dari sisi kebutuhan
spiritualitas maka kondisi ini merupakan gambaran perasaan
hubungan transpersonal seseorang dengan pencipta.20
Proses rehabilitasi santri MMHC wajib diikuti sesuai
aturan yaitu selama tiga bulan atau 90 hari, program
penerapan asmâul ẖusnâ jika diterapkan dengan baik satu
hari menghafala satu Asmâ maka santri akan menghafal
seluruh 99 asmâul ẖusnâ namun dalam pengamatan penulis
masih belum maksimal dalam proses penghafalan seluruhnya
hanya beberapa asmâ saja yang dihafal dan di terapkan
sesuai kebutuhan, namun demikian ini menjadi bagian yang
penting dalam melatih dan membiasakan santri/pasien dalam
penerapan dan pengamalan asmâul ẖusnâ baik pada proses
rehabilitasi maupun pasca rehabilitasi21. Tidak dipungkiri
18
Yayasan Madani Mental Health Care, pengamalan Asmȃul ẖusnȃ pada pasien
rehabilitasi, lokasi: Jakarta, Observasi dokumen, diambil tanggal18 Sepetember 2018.
19
M. Quraish Shihab, Ensklopedia Al-Qur’an Kajian Kosa Kata,,, hal. 101.
20
Ernawati, “Terapi Lantunan Asmȃul ẖusnȃ dan Teknik Relaksasi Terhadap Kadar
Gula Darah Pasien Diabetes Melitus 2”,,, hal. 7.
21
Didik Supriyatna, program asmȃul ẖusnȃ di Madani Mental Health Care, wawancara
mendalam , durasi 40 menit,18 Sepetember 2018.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 185
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

bahwasannya efek asmâul ẖusnâ sangat positif baik untuk


jiwa maupun fisik. Dalam penelitiannya Gunadiah dan Dinasti
menjelaskan juga bahwa ada pengaruhnya asmâul ẖusnâ bagi
kesehatan:
Berdasarkan hasil uji statistik menunjukan bahwa terdapat
pengaruh tekanan darah sistolik pada lansia yang mengalami
hipertensi setelah melakukan senam ergonomis dengan
musik asmâul ẖusnâ dengan nilai p value (0,027) pada
kelompok intervensi. Pada perbandingan dua kelompok
terdapat perbedaan rata-rata pada pretest dan postest pada
kedua kelompok tersebut yaitu (2,73).22
Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Hikmat dan
Argi menyatakan juga bahwa adanya pengaruh asmâul ḫusna
terhadap skala intensitas nyeri pasien post operasi lapartomi,
berikut pernyataanya:
Adanya pengaruh zikir asmâul ẖusnâ terhadap skala
intensitas nyeri pasien post operasi lapartomi. Maka
disarankan bagi Rumah Sakit menggunakan zikir asmâul
ẖusnâ sebagai distraksi auditori non farmakologi untuk
menurunkan intensitas nyeri, khususnya pasien post
operasi laparatomi.23” Menurut Hikmat secara ilmiah zikir
asmâul ẖusnâ memberikan efek relaksasi dan penyembuhan
dilandasi dengan konsentrasi dan keyakinan. Hal ini sesuai
firman Allah dalam surat Ar-Ra’du/13:2824
22
Gunadiah Annisa S dan Dinasti Pudang Binoriang, “Pengaruh Senam Ergonomis
dengan Musik asmȃul ẖusnȃ Terhadap Tekanan Darah pada Lansia Penderita Hipertensi
di Posyandu Lansia Adji Yuswo Tamantirto Kasihan Bantul,” Yogyakarta: Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UMY, Naskah Publik, 2017, hal. 3.
23
Hikmat Rudayana dan Argi Virgon Bagun, “Pengaruh Zikir Asmȃul ẖusnȃ Terhadap
Skala Intensitas Nyeri Pasien Post Operasi Laparatomi di Ruang Bedah RSUP Dr Hasan
Sadikin Bandung, dalam Jurnal Kesehatan Kartika, Vol. 9, No. 2, Agustus 2014, hal. 54.
24
Hikmat Rudayana dan Argi Virgon Bangun, “Pengaruh Zikir Asmȃul ẖusnȃ
Terhadap Skala Intensitas Nyeri Pasien Post Oprasi Laparatomi”,,, hal.60.

186 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

َّ ۡ
ُ ُ‫ٱللِ َت ۡط َمئ ُّن ۡٱل ُقل‬ َ َ َّ ۡ ُ ُ ُ ُ ُّ َ ۡ َ َ ْ ُ َ َ َ َّ
٢٨ ‫وب‬ ِ ِ‫ٱلِين ءامنوا وتطمئِن قلوبهم بِذِكرِ ٱللِۗ أل بِذِكر‬
(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram
Dalam penelitian lain seperti Wulandari tentang efektifitas
terapi asmâul ẖusnâ terhadap penurunan skala nyeri pada
pasien fraktur dapat disimpulkan bahwa; “ada perbedaan yang
signifikan, antara pretest dan posttest. Hal ini menunjukan
Ha di terima yang berarti bahwa terapi asmâul ẖusnâ efektif
mengurangi skala nyeri pada pasien fraktur. 25” Setiap asmâul
ẖusnâ memiliki makna tersendiri, menurut Nafisa dikutip oleh
Wulandari bahwa;
Asmâ yang terkait dengan hal penyembuhan yaitu assalâm
(Maha Penyelamat), al-ghâfur (Maha Pengampun), asy-
syâkur (Maha Penerima Syukur), al-hayyu (Maha Hidup), al-
mâjid (Maha Mulia). Nama-nama tersebut diyakini apabila
dibaca dan diperdengarkan kepada orang yang sakit dapat
mengurangi atau memberi kesembuhan kepada orang yang
sakit.26
2. Terapi Pemaknaan Tilawah Al-Qur’an dan Implikasinya
Terhadap Kesehatan Mental
Al-Qur’an menjelaskan substansi ibadah secara rinci, baik
dari sisi teori maupun praktek, hal ini mampu membentuk
karakter dan perilaku yang baik, berikut menurut Mohammad
Utsman Najati:
25
Putri Wulandari., et.al, “Efektifitas Terapi Asmȃul ẖusnȃ Terhdapat Penurunan
Skala Nyeri Pada Pasien Fraktur di RSUD Provinsi Riau, dalam Jurnal Endurance 3, 2
Juni 2018, hal. 380.
26
Putri Wulandari., et.al, “Efektifitas Terapi Asmȃul ẖusnȃ Terhdapat Penurunan
Skala Nyeri Pada Pasien Fraktur di RSUD Provinsi Riau”,,, hal. 377.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 187
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

Dalam mendidik kepribadian dan merubah tingkah laku


manusia, Al-Qur’an menggunakan metode latihan dan
praktek nyata terhadap pikiran dan kebiasaan perilaku baru
yang ingin ditanamkan kedalam jiwa mereka. Karena itu,
Allah mewajibkan berbagai ibadah seperti shalat, puasa,
zakat dan haji.27
Membaca Al-Qur’an merupakan salah satu terapi spiritual
terhadap pecandu narkoba, terapi membaca Al-Qur’an secara
rutin terjadwal di MMHC agar dapat memberikan efek positif
terhadap jiwa dan perilaku santri. Al-Qur’an sebagai petunjuk
bagi manusia dan memberikan solusi disetiap problem hidup
manusia. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Isrâ/17:9
َ َّ َ ٰ َ ٰ َّ َ ُ َ ۡ َ َ َّ َ ۡ ُ ۡ ُ ّ َ ُ َ ُ َ ۡ َ َ َّ ۡ َ ُ ۡ َ َ َّ
‫ت أن ل ُه ۡم‬ ِ ‫إَِن هٰذا ٱلق ۡر َءان َيهدِي ل ِل ِت ِه أقوم ويب ِش ٱلمؤ ِمن ِني ٱلِين يعملون ٱلصل ِح‬
٩ ‫ريا‬ ٗ ‫أ ۡج ٗرا َكب‬
ِ
Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada
(jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada
orang-orang Mu´min yang mengerjakan amal saleh bahwa
bagi mereka ada pahala yang besar
Abdeddaem Kaheel28 peneliti Islam spesialis kajian
ilmiah berbasis Al-Qur’an mengatakan bahwa; “Al-Qur’an
mempunyai pengaruh yang kuat pada pemulihan keseimbangan
sel yang tertimpa berbahaya.29 Hal ini sebagaimana firman
Allah dalam surat Al-Isrâ/17:82:
27
Mohammad Utsman Najati, Psikologi Qur’ani Terj. Al-Qur’an Wa Ilmi An-Nafs,
Bandung: Penerbit Marja, 2010, hal. 262.
28
Abduddaim Al-Kaheel, lahir 1966 di Kota Homs, Suriah. ia Peneliti Islam Spesialis
Kajian-Kajian Al-Qur’an, Penemu Syair yang Berbasis Tujuh (Heptometer) Dalam Al-
Qur’an.
29
Abdendaem Kaheel, Obati Dirimu dengan Al-Qur’an, Terj. Âlij Nafsaka Bil
Qur’ani, Tanggerang Selatan: Iniperbesar Pustaka Indonesia, Cet ke I, 2015, hal. 20.

188 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

ٗ ‫ني إ َّل َخ َس‬


َ َّ ُ َ َ َ َ ۡ ُ ۡ ّ ٞ َ ۡ َ َ ٞ ٓ َ َ ُ َ َ ۡ ُ ۡ َ ُ ّ َ ُ َ
٨٢ ‫ارا‬ ِ ‫ان ما هو شِفاء ورحة ل ِلمؤ ِمن ِني ول يزِيد ٱلظٰل ِ ِم‬
ِ ‫نل مِن ٱلقرء‬
ِ ‫ون‬
Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi
penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan
Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang
zalim selain kerugian
M. Quraish Shihab menafsirkan ayat diatas mengutip
beberapa pendapat sebagai berikut30:
Mengutip pendapat al-Hasan al-Basri - juga dikutip M.
Sayyid Thanthâwi – dan berdasar riwayat Abȗ asy-Syaikh
berkata: “Allah menjadikan Al-Qur’an obat terhadap
penyakit-penyakit hati dan tidak menjadikannya obat
untuk penyakit jasmani. Thabâthabâ’i memahami fungsi
Al-Qur’an sebagai obat dalam arti menghilangkan dengan
bukti-bukti yang dipaparkannya aneka keraguan/syubhat
serta dalih yang boleh jadi hinggap di hati sementara orang.
Menurutnya penyakit tersebut berbeda dengan kemunafikan
apalagi kekufuran.
Sayyid Qutb menafsirkan kata syifâ dalam surat Al-
Isrâ/17:8231
1). Al-Qur’an terdapat penyembuh dari rasa was-was,
gelisah, dan serba ketidakjelasan. Al-Qur’an menghubungkan
hati kepada Allah. Sehingga hati menjadi tenang, tentram,
merasakan pemeliharaan dan rasa aman serta keridhaan. 2).
Al-Qur’an terdapat penyembuhan dari hawa nafsu, kenajisan,
keserakahan, hasad, kelemahan, dan segala godaan setan. Ini
adalah virus-virus yang membawa penyakit. 3). Al-Qur’an
terdapat penyembuh dari segala macam orientasi-orientasi
30
M. Quraish Hsihab, Tafsȋr Al-Misḫâh ,Tanggerang Selatan: Lentera Hati, Vol. 7,
2009, hal. 175.
31
Sayyid Qutb, Tafsȋr Fȋ Zhilâlil Qur’an, Jakarta: Gema Insani Press, 2003, hal. 286.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 189
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

sesat dalam perasaan dan pemikiran. Al-Qur’an akan menjaga


akal dari setiap penyimpangan. 4). Peran Al-Qur’an bagi
jasad manusia; ia membimbing tubuh untuk membelanjakan
segala potensinya secara seimbang. Tidak berlebihan-lebihan
dan menyimpang, menjaganya agar tetap bersih dan sehat.
5). Al-Qur’an terdapat penyembuh dari segala macam
kesenjangan-kesenjangan sosial yang mengoyak bangunan
jama’ah dan mengantarkan kepada keselamatan, keamanan
dan kedamaian-nya.
Penyakit yang sulit disembuhkan seperti kanker terkadang
membuat si penderita psimis akan sembuh. Menurut Kaheel
kondisi yang menyulitkan kedokteran seperti jenis penyakit
kanker, Al-Qur’an menjadikan terapi penyembuhan penyakit
ini, pengobatan Al-Qur’an untuk pemulihan sel di dalam
otak, dapat mengontrol perbuatan-perbuatan yang mendasar
pada manusia, dan mengembalikan tubuh pada alaminya,
dan menambah kekebalan tubuh (imunitas) dan kekuatannya
untuk melawan penyakit-penyakit ini.32 Menurut Kaheel
kekuatan penyembuhan dalam Al-Qur’an terbagi menjadi
tiga33:
a. Melalui sistematika yang sempurna dalam kata-kata Al-
Qur’an dan huruf-hurufnya.
Allah menyusun kata-kata dan hurufnya sangat sempurna
(surat Hȗd/11:1), susunan ini terdiri dari 7 angka dan
kelipatan-kelipatannya (surat al-Hijr/15:87), setiap atom
dari atom-atom tubuh kita tersusun 7 tingkatan (ini
bukti ilmiah yang dikukuhkan) sesungguhnya susunan
32
Abdendaem Kaheel, Obati Dirimu Dengan Al-Qur’an, Terj. Âlij Nafsaka bil
Qur’ani,,, hal. 21.
33
Abdendaem Kaheel, Obati Dirimu Dengan Al-Qur’an, Terj. Âlij Nafsaka bil
Qur’ani,,, hal. 67.

190 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

ini untuk mengulang-ulang tujuh kata dan huruf yang


memberi pengaruh dan kekuatan dalam penyembuhan
atas izin Allah. Tubuh manusia tersusun dari sel-sel dan
sel dari atom-atom, dan atom terdiri dari 7 tingkatan,
maka atom-atom ini dimungkinkan untuk berpengaruh
ketika terjadi pengulangan ayat.
b. Keseimbangan irama pada kata-kata Al-Qur’an dan
alirannya. “dan kami membacakannya dengan tartil
(baik dan benar).”
Menurut Kaheel irama ini serasi dengan irama otak
manusia, Allah membuatkan untuk segala sesuatu
dalam alam ini sebuah frekuensi alamiah yang khusus
padanya. Dia membuatkan untuk otak masing-masing
mereka sebuah irama dan frekuensi alamiah yang
sesuai dengan irama Al-Qur’an. Allah menitipkan sel-
sel dalam otak program-program yang tertib, setiap kali
manusia menghadapi guncangan kejiwaan dan penyakit
jasmani maka sebagaian program ini akan kacau, Al-
Qur’an hadir untuk menormalkan program sel- sel dan
memulihkan kembali keseimbangan. Sel-sel otak akan
merespon dengan jumlah besar dalam keadaan apabila
ia dihadapkan pada suara yang iramanya seimbang.
Al-qur’an memberi makanan bergizi kepada otak-otak
dengan getaran getaran suara yang tepat dan berakibat
mempengaruhi pada sel-sel otak dan mengembalikan
keseimbangan. Karena getaran-getaran Al-Qur’an
mempunyai ketertiban yang mengagumkan.34
c. Dari arti yang berlimpah yang setiap ayat
mengandungnya
Bila direnungkan ayat-ayat Al-Qur’an di dalamnya

Abdendaem Kaheel, Obati Dirimu Dengan Al-Qur’an, Terj. Âlij Nafsaka bil
34

Qur’ani,,, hal. 69.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 191
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

terdapat arti-arti untuk mengobati segala penyakit,


dan tidak terbatas pada penyakit kejiwaan saja akan
tetapi Al-Qur’an dapat mengobati segala penyakit.
Allah menitipkan di setiap ayat Al-Qur’an sebuah
kekuatan penyembuhan yang mengherankan (surat Al-
Hasr/59:21).35
Menurut Ibnu Taimiyyah juga dikutip oleh M. Najati
berpendapat tentang pengaruh Al-Qur’an terhadap penyakit
kejiwaan;
Pengaruh Al-Qur’an terhadap penyembuhan beberapa
penyakit kejiwaan. Al-Qur’an obat hati seperti penyakit
syubhat dan syahwat, maka Al-Qur’an dapat memisahkan
yang benar yang batil. Al-Qur’an terdapat hikmah, suri
tauladan, baik dengan janji ancaman, pujian, dan lainnya. Al-
Qur’an menyembuhkan penyakit yang timbul dari keinginan
buruk, maka keinginan menjadi baik. Al-Qur’an dapat
menyucikan dan mengokohkannya. Al-Qur’an bukan hanya
sebagai obat penyakit jiwa akal saja tetapi juga sebagai obat
penyakit badan.36
Reza mengutip pendapat Sulaiman mengatakan bahwa;
“Membaca Al-Qur’an merupakan energi positif yang dapat
mengurangi energi negatif yang telah diambil dalam tubuh,
jiwa atau pikiran seseorang.37” Al-Qur’an sebagai obat dan
penyembuh menurut ulama tafsir ketika menjelaskan surat
Yunus/10:57.
35
Abdendaem Kaheel, Obati Dirimu Dengan Al-Qur’an, Terj. Âlij Nafsaka bil
Qur’ani,,, hal. 73.
36
M.Utsman Najati, Psikologi Dalam Perspektif Hadits Terj. Al-Hadits Wa ‘Ulum
An-Nafs, Jakarta: PT. Pustaka Al-Husna Baru, 2004, hal. 360.
37
Sulaiman, “Healing In Islam: A Psychological Perspektif”, dalam jurnal lIfe
Psycholog 1A, Psychotherapy Unity In Deversity, 2013, hal. 49.

192 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

ٞ ََۡ َ َُٗ ُ ّ َّ ّ ٞ َ ۡ َّ ُ ۡ َ ٓ َ ۡ َ ُ َّ َ ُّ َ ٰٓ َ
ُّ ‫ ل ّ َِما ف‬ٞ‫ك ۡم َوش َِفآء‬
‫ٱلص ُدورِ وهدى ورحة‬ ِ ِ ‫يأيها ٱنلاس قد جاءتكم موعِظة مِن رب‬
َ ‫ّل ِۡل ُم ۡؤ ِمن‬
٥٧ ‫ِني‬

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran


dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang
berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-
orang yang beriman
Sayyid Quthb menafsirkan ayat diatas pada kalimat
“telah datang kepadamu pelajaran” yaitu “pelajaran untuk
menghidupkan hatimu, dan mengobati hatimu dari khurafat
yang telah memenuhinya, keraguan yang mendominasinya,
penyelewengan yang menjadikannya sakit, dan dari
keguncangan. Al-Qur’an datang untuk mencurahkan obat,
kesembuhan, keyakinan, ketentraman, dan keselamatan
bersama iman.38”
“Frase arab ‫ شفاء لما ىف الصدور‬merujuk kepada penyucian ruh
dan hati dari keburukan-keburukan perilaku. Cacat-cacat
spiritual lebih berat daripada penyakit jasmani.39” Manfaat
Al-Qur’an adalah penyembuhan penyakit ruhani. Ayat diatas
juga mengisyaratkan kepada empat tahap pendidikan dan
perkembangan:
1) Tahap dakwah terhadap perbuatan-perbuatan nyata
2) Tahap penyucian untuk memurnikan jiwa dari
keburukan akhlak dan sosial
3) Tahap bimbingan ke arah tujuan-tujuan yang berarti
38
Sayyid Qutb, Tafsȋr Fȋ Dzilâlil al-Qur’an Terj, Jakarta: PT Gema Insani, Cet III,
2008, hal. 138 .
39
Kamal Faqih Imani, Tafsir Nurul Qur’an Terj. Nȗr Al-Qur’an, Jakarta: Al-Huda,
2005, hal. 101-102.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 193
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

kebahagiaan duniawi dan kebahagiaan di akhirat


4) Tahap penerimaan berkah illahi adalah pengampunan
dan surga.40
Sebuah survei yang dilakukan Dr. Al-Qodhi di Klinik Besar
Florida, Amerika Serikat, berhasil membuktikan hanya
dengan mendengarkan ayat suci Al-Qur’an bisa memberikan
perubahan psikologis yang sangat besar, baik mereka yang
mengerti bahasa Arab atau tidak. Berdasarkan penelitian ini,
Al-Qur’an dapat menangkal berbagai macam penyakit,41
Pengaruh mendengarkan Al-Qur’an dapat menstabilkan
kerja jantung, kenyataan ilmiah yang menyakinkan ini sudah
dibicarakan oleh keterangan kenabian sebelum 14 abad yang
lalu, Melalui hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah
bersabda:

‫اال ان ىف ا جلسد مضغة اذا صلحت صلح احسد لكة واذا فست فسدااجسد لكة اال و‬
‫ىه ا لقلب‬

Ingatlah, bahwa sesungguhnya didalam tubuh manusia


terdapat sepotong daging, yang apabila sepotong daging
tersebut baik, maka baik pula seluruh tubuh, dan apabila
sepotong daging itu buruk, maka buruk pulalah seluruh
tubuh. Bukankah sepotong daging itu Qalbu (jantung)?42
Menurut Abdeddaem Kaheel, “Hadist ini sesuai dengan
bukti-bukti ilmiah kedokteran terkini yang menetapkan
40
Kamal Faqih Imani, Tafsir Nurul Qur’an Terj. Nȗr Al-Qur’an,,, hal. 101-102.
41
Qadhi, “Pengaruh Al-Qur’an Pada Manusia Dalam Perspektif Fisiologi dan
Psikologi,” http://www.theedc.com, Diakses pada tgl 15 februari 2017.
42
Abu Abdillah Al-Bukhari, Shoḫȋḫ Bukhârȋy, Qohirah: Dâr El-Hadith, 1429H, Jilid
1, Hal 44, no hadis 52, Bab Kitab Iman.

194 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

kepentingan yang tinggi dari jantung, kesehatannya, dan


keselamatannya, serta pengaruh hal-hal tersebut terhadap
tubuh dan kesehatan manusia secara keseluruhan.43”
Umar Latif mengatakan bahwa:
Al-Qur’an sebagai sumber rahmat dan obat penawar (Syifâ’)
bagi manusia, peneliti membagi dua bentuk yang dapat
dianggap sebagai rahmat dan obat penawar bagi manusia.
Bahkan tanda-tanda yang dimaksudkan dalam Al-Qur’an
yang oleh Allah merupakan ungkapan kongkrit bertujuan
membimbing (ihtida) manusia ke jalan yang benar dan bukan
sebagai laknat bagi hambanya.44
Dalam pengamatan peneliti proses terapi tilawah al-
Qur’an seorang ustad/konselor membacakan ayat Al-Qur’an
satu kali kemudian santri mengikuti bacaan tersebut hingga
berakhir proses pembelajaran Al-Qur’an program tersebut
secara rutin terjadwal dalam tiga bulan, hal ini bertujuan agar
santri terbiasa mendengar ayat Al-Qur’an juga membacanya
serta berpengaruh terhadap jiwanya45, Menurut Gusmiran
“terapi murotal al-Qur’an adalah terapi bacaan Al-Qur’an
yang merupakan terapi religi dimana seseorang dibacakan
ayat-ayat Al-Qur’an selama berapa menit atau jam sehingga
memberikan dampak positif bagi tubuh seseorang,46” Hasil
penelitian ini juga didukung oleh penelitian Khan dalam
43
Abdeddaem Kaheel, ”Obati Dirimu Dengan Al-Qur’an”, Tanggerang Selatan:
Penerbit Iniperbesar Pustaka Indonesia, 2015, hal. 214-215.
44
“Al-Qur’an Sebagai Sumber Rahmat Dan Obat Penawar (Syifâ) Bagi Manusia”,
dalam Jurnal Al-Bayan, Vol. 21, No. 30, Juli-Desember 2014, hal. 77.
45
Yayasan Madani Mental Health Care, Terapi Tilawah al-Qur’an, Lokasi: Jakarta,
Observasi kegiatan langsung di lapangan, diambil tanggal 18 oktober 2018.
46
Gusmiran, Ruqyah Sebagai Terapi Religi Sesuai Sunnah Rasulullah Saw, Jakarta:
Pustaka Marwa, 2005.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 195
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

Aulia47 yang menyatakan bahwa:


Murotal juga memberikan pengaruh positif bagi pendengarnya
seperti halnya musik klasik. Dengan terapi murotal maka
kualitas kesadaran kepada Tuhan akan meningkat, baik
seseorang mengetahui arti ataupun tidak. Kesadaran ini akan
menyebabkan totalitas kepasrahan kepada Allah SWT, dalam
keadaan ini otak berada dalam keadaan gelombang alpha
merupakan kondisi energi otak dalam frekuensi 7-14 hz. Ini
yang optimal dapat menyingkirkan stres dan menurunkan
kecemasan.48
“Terapi murotal bekerja pada otak dimana ketika di
dorong dirangsang dari luar (terapi Al-Qur’an) maka otak
memproduksi zat kimia yaitu neuropeptide. Molukel ini akan
mengangkut kedalam reseptor-reseptor yang ada didalam
tubuh dan akan memberikan timbal balik berupa kenyamanan
dan ketenangan.49” Wawancara dengan pasien berinisial ZN
umur 17 tahun diagnosa Naza. Kegiatan tadarus Al-Qur’an
‘BTQ’ berpengaruh kepada kelancaran membaca Al-Qur’an
sehingga perasaan lebih tenang, pikiran lebih terbuka, mampu
menahan emosi dan mengendalikan diri, sehingga tidak cepat
marah yang sebelumnya cepat marah. Demikian efek dari
menghafal surah-surah pendek agar terbiasa dan lebih kuat
dalam menghafal, dan pikiran menjadi lebih tenang dan
senang. Menurutnya kebahagiaan ini tidak bisa tergantikan
oleh apapun, yang sebelumnya ia mendapat kesenangan yang
47
Auliya. N.A., et.al, Aplikasi Argonomi Mengenai Evaluasi Terapi Musik Sebagai
Perkembangan Autis, Surabaya: Institute Teknologi Sepuluh November Surabaya, 2010,
hal. 1-10.
48
Macgreogor, Piece Of Mind Menggunakan Pikiran Bawah Sadar Untuk Mencapai
Tujuan, Jakarta: Gramedia, 2001.
49
Oriodan, “Seni Penyembuhan Sufi Dengan Pendekatan Tuhan”, t.tp, t.p. 2002 .

196 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

sifatnya fana dan saat ini ia mendapat kesenangan yang hakiki


(sebenarnya)50. Menurut Jalaludin as-Suyuti dan M. Ibrahim
Salim menyatakan ada beberapa renungan ayat- ayat sebagai
obat atau penyembuh51:
a) Al-Qur’an adalah obat bagi penyakit jiwa52: firman Allah
dalam surat At-Taubah/9:14.
َ ‫ور قَ ۡوم ُّم ۡؤ ِمن‬
...١٤ ‫ِني‬ َ ‫َوي َ ۡش ِف ُص ُد‬
ٖ
... Serta melegakan hati orang-orang yang beriman
Obat penyakit yang ada dalam hati bisa mencakup
semua penyakit jasmani dan ruhani

b) Al-Qur’an adalah obat bagi penyakit hati.53 Firman


Allah dalam surat Yunus/10:57
ُٗ ُ ّ َّ ّ ٞ َ ۡ َّ ُ ۡ َ ٓ َ ۡ َ ُ َّ َ ُّ َ ٰٓ َ
ُّ ‫ ل ّ َِما ف‬ٞ‫ك ۡم َوش َِفآء‬
‫ٱلص ُدورِ َوهدى‬ ِ ِ ‫ٱنلاس قد جاءتكم موعِظة مِن رب‬ ‫يأيها‬
َ ُّۡۡ ٞ ََۡ َ
٥٧ ‫ورحة ل ِلمؤ ِمن ِني‬
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu
pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-
penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman.54

50
ZN (nama inisial Santri Korban Pecandu Narkoba di MMHC), Terapi Membaca
al-Qur’an, Lokasi: Jakarta, Wawancara Mendalam, durasi 30 menit, 14 Oktober 2018.
51
Jaluddin A-Syuyuti dan M. Ibrahim Salaim, Al-Qur’an Sang Penyembuh Terj. Al-
Qur’an Asy-Syâfi At-Tâdawi Bi Al-Qur’an Wa Al-Istisyfâ Bi Arruqâ Wa At-Ta’aqaidz,
Depok: Keira Publising, 2015, hal. 66-76 .
52
Jaluddin A-Syuyuti dan M. Ibrahim Salaim, Al-Qur’an Sang Penyembuh Terj. Al-
Qur’an Asy-Syâfi At-Tâdawi Bi Al-Qur’an Wa Al-Istisyfâ Bi Arruqâ Wa At-Ta’aqaidz,,,
hal. 66.
53
Jaluddin A-Syuyuti dan M. Ibrahim Salaim, Al-Qur’an Sang Penyembuh Terj. Al-
Qur’an Asy-Syâfi At-Tâdawi Bi Al-Qur’an Wa Al-Istisyfâ Bi Arruqâ Wa At-Ta’aqaidz,,,
hal. 66.
54
Jaluddin A-Syuyuti dan M. Ibrahim Salaim, Al-Qur’an Sang Penyembuh Terj. Al-
Qur’an Asy-Syâfi At-Tâdawi Bi Al-Qur’an Wa Al-Istisyfâ Bi Arruqâ Wa At-Ta’aqaidz,,,
hal. 68.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 197
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

Ayat tersebut menjelaskan bahwa didalamnya terdapat


obat bagi penyakit hati manusia, dari syirik dan
kemunafikan, penyelewengan, keraguan dan kebodohan,
serta menyelamatkan manusia dari kesesatan, Obat
tersebut adalah hidayah yang menuntun menuju jalan
yang lurus. Al-Qur’an dalam hal meluruskan jiwa dan
membersihkan hati seperti obat penyembuh orang sakit.
Semua ayat Al-Qur’an memiliki khasiat menyembuhkan.
Empat sifat Al-Qur’an 1). Sebagai peringatan, 2) obat
bagi penyakit yang ada dalam hati, 3). Petunjuk, 4).
Rahmat bagi orang yang beriman.
c) Al-Qur’an terdapat kesembuhan bagi manusia.55 Firman
Allah dalam surat An-nahl/16:69
َّ ّ ٞ ٓ َ ُ ُ َ ۡ َ ٌ َ ۡ ُّ ٞ َ َ َ ُ ُ ُ َۡ
ۚ ِ ‫ي ُرج ِم ۢن بطون ِها شاب متل ِف ألوٰنهۥ فِيهِ شِفاء ل ِلن‬...
...‫اس‬
... Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang
bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat
yang menyembuhkan bagi manusia.
Pengobatan modern mengakui madu sebagai
obat penyakit dan luka-luka bernanah. Ahli tafsir
mengatakan bukti bolehnya melakukan pengobatan.
Bahkan keharusan, firman Allah dalam surat Al-
Baqarah/2:195
d) Al-Qur’an sebagai penawar,56 firman Allah dalam surat
Al-Isrâ/17:82
َ ‫ ّل ِۡل ُم ۡؤ ِمن‬ٞ‫حة‬
... ‫ِني‬ َ ۡ ‫ َو َر‬ٞ‫ن ُل م َِن ۡٱل ُق ۡر َءان َما ُه َو ش َِفآء‬َُّ َ
ِ ِ ‫ون‬

55
Jaluddin A-Syuyuti dan M. Ibrahim Salaim, Al-Qur’an Sang Penyembuh Terj. Al-
Qur’an Asy-Syâfi At-Tâdawi Bi Al-Qur’an Wa Al-Istisyfâ Bi Arruqâ Wa At-Ta’aqaidz,,,
hal. 70.
56
Jaluddin A-Syuyuti dan M. Ibrahim Salaim, Al-Qur’an Sang Penyembuh Terj. Al-Qur’an
Asy-Syâfi At-Tâdawi Bi Al-Qur’an Wa Al-Istisyfâ Bi Arruqâ Wa At-Ta’aqaidz,,, hal. 72.

198 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi


penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman
dan Al Quran itu ...
Menurut ahli tafsir ada yang memahaminya secara
zhohir bahwa Al-Qur’an adalah obat, obat untuk banyak
jenis penyakit hal ini didukung hadist-hadist. Pendapat
kedua Al-Qur’an adalah kitab dan petunjuk ruhi dan
ma’nawi sedangkan pengobatan ada orang tersendiri
yang bisa melakukannya. Golongan ketiga mengajak
mencermati firman Allah dalam surat al-Isrâ/17:82 Al-
Qur’an adalah penawar dan rahmat bagi orang beriman
jika benar akidahnya. Ilmu kedokteran ahli jiwa modern
mengatakan kebenaran akidah merupakan faktor
penting dalam pengobatan.
3. Terapi Pemaknaan Shalat Taubat dan Implikasinya
Terhadap Kesehatan Mental
Pengertian tobat menurut bahasa dikutip Erba Rozalina
Yulianti, oleh al-Ghazali diartikan dengan “kembali” (ruju),
yaitu “kembali dari kemaksiatan kepada ketaatan, kembali
dari jalan yang jauh ke jalan yang dekat.57”
Najati mengutip Elecsis Carel mengatakan bahwa;
“hubungan manusia dengan Tuhannya ketika mengerjakan
shalat dapat meningkatkan kekuatan spiritual yang
berpengaruh terhadap raga dan jiwanya, dan kekuatan
spiritual tersebut dapat menyembuhkan berbagai macam
penyakit yang menimpa raga manusia.58” “Kekuatan spiritual
57
Erba Rozalina Yulianti, “Tobat Sebagai Sebuah Terapi”, dalam Jurnal Syȋfa al-
Qulub, Vol.1 No. 2, Januari 2017, hal. 24.
58
M. Utsman Najati, Psikologi dalam Perspektif Hadist Terj. Al-Hadits Wa Ulum An-Nafs,
Jakarta: Pustaka Al-Husna Baru, 2004, hal. 339. Baca juga: Elecsis Carel, Al-Insan Dzâlika Al-
Majhȗl, Terj. Sayfiq As’ad Farid, Beirut: Maktabah Al-Ma’arif, 1980, hal. 170-171.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 199
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

dalam shalat membangkitkan harapan, mengobati perasaan


bersalah atau berdosa yang menyebabkan perasaan khawatir
dan penyakit jiwa, karena shalat dapat menghapus dosa,
menyucikan jiwa dari noda kesalahan, serta membangkitkan
jiwa berharap ampunan Allah.59” Allah berfirman dalam surat
Hud/11:114
ٰ ‫َات َذٰل َِك ذ ِۡك َر‬ َ ۡ ‫ٱللۚ إ ِ َّن‬
ّ َّ َ ۡ ۡ ُ ِ ٰ‫ٱل َس َن‬ َّ ‫َوأَقِم‬
ۡ َّ ‫ٱلصلَ ٰوةَ َط َر َف ٱنلَّ َهار َو ُزلَ ٗفا ّم َِن‬
‫ى‬ ۚ ِ ِ ٔ‍‫ت يذهِب ٱلسي‬ ِ ِ ِ ِ
َ َّ
١١٤ ‫ل ِلذٰك ِِرين‬

Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang


(pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada
malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu
menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.
Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.
ّ َّ َۡ ُۡ َ َ ۡ ‫إ َّن‬
Al-Qurtubi menafsirkan kalimat ‫َات‬ ِ ٰ‫ٱل َسن‬
ۚ ِ ِ ‫ت يذهِب ٱلس ‍ٔي‬ ِ
kebanyakan ulama tafsir, sahabat, tabi’in berpendapat yang
dimaksud perbuatan-perbuatan baik ini adalah shalat lima
waktu”. Turunnya ayat ini adalah ada laki-laki ansor bernama
Abul Yusr bin Amr ada yang mengatakan Ubbad ketika berada
di tempat sepi bersama perempuan ia menciumnya.60
At-Tirmidzi meriwayatkan dari Abdullah, dia berkata
“Aku pernah menemui Nabi SAW, lalu berkata “aku telah
mencumbui perempuan di perbatasan Madinah tetapi
tidak sampai menjimaknya, maka jatuhkanlah hukuman
bagiku’, mendengar itu, Umar berkata kepadanya, Allah
menutup aibmu, jika kamu menjaga dirimu, dalam hal ini
59
M. Utsman Najati, Psikologi dalam Perspektif Hadist Terj. Al-Hadits Wa Ulum
An-Nafs,,, hal. 340.
60
Imam Al-Qurtȗbi, Tafsȋr Al-Qurthȗbi Terj. Al-Jâmi Li Ahkâmi Qur’an, Jakarta:
Pustaka Azzam, jilid 9, 2008, hal. 250.

200 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

Rasulullah tidak menanggapi perkataan Umar. Kemudian


laki- laki tersebut pergi dan rasulullah menyuruh seseorang
mengikutinya dan memanggilnya, lalu beliau membacakan
ayat diatas. Menurut at-Tirmidzi hadist Hasan Shohih.61
Abu Hurairah pernah mengalami sakit perut kemudian
Rasulullah berkata kepadaku:
‫رس ّي بن مسكني حدثنا ذ ّواد بن علبة عن ليث عن‬ ّ ‫حدثنا جعفر بن مسافر حدثناال‬
.‫ فصليت ث ّم جلست‬.‫بى صىل الله عليه و سلم‬ّ ‫ ه ّجر ال ّن‬: ‫مجاهد عن اىب غريرة قال‬
‫ قال قم‬.‫ نعم يا رسول الله‬,‫ اشكمت درد؟‬:‫ فقال‬: ‫فالتفت ا ّيل ال ّن ّي صىل عليه و سلم‬
62
( ‫فصل˛( فإن ىف الصالة شفاء‬
ّ
Isyikamat Dard? Aku menjawab: iya Rasulullah SAW?.
Lalu Rasulullah SAW berkata: “Berdirilah dan
tunaikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu merupakan
obat” (HR. Ibnu Majah). Kalimat ‫ اشكمت درد؟‬maksudnya
adalah ‫ أ تثتيك بطنك ؟‬: Apakah kamu mengeluh sakit perut?.
Dalam kajian kosa kata makna taubat kata kerjanya
menggunakan akar kata tiga huruf ta’ waw, dan bâ beraneka
pelakunya sekali Allah dan di lain kali manusia, seperti dua
ayat berikut ini:62
Firman Allah dalam surat al-Baqarah/2:37 sebagai
pelakunya adalah Allah
ُ ‫ٱلرح‬ َّ ‫اب َعلَ ۡيهِ إنَّ ُهۥ ُه َو‬
ُ ‫ٱتل َّو‬
َّ ‫اب‬ َ َ ٰٓ َّ َ َ َ
َ ‫اد ُم مِن َّر ّبهِۦ َك َِمٰت َف َت‬
٣٧ ‫ِيم‬ ِ ۚ ٖ ِ ‫فتلق ء‬

Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya,


maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha
Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
61
Imam Al-Qurtubi, Tafsȋr Al-Qutthubi Terj. Al-Jâmi Li Ahkâmi Qur’an,,, hal. 251.
62
Abdullah Muhammad bin Yazid, Sunan Ibnu Mâjah, Qâhirah: Daar Ibnu Dârul
Haitsam, 1426H, juz 4, hal. 49. no hadis 3456, Bab Assholâtu Syifâ

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 201
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

Firman Allah dalam surat Tḫâhâ/20:82 sebagai pelakunya


adalah manusia
ۡ َّ ُ ٗ ٰ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ّ ٞ َّ َ َ ّ
ٰ ‫ٱه َت َد‬
٨٢ ‫ى‬ ‫ِإَون لغفار ل ِمن تاب وءامن وع ِمل صل ِحا ثم‬
ِ
Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang
bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan
yang benar.
Menurut at-Thabathabai dikutip M. Quraish Shihab
menjelaskan bahwa; “taubat dari Allah berarti kembali-Nya
Allah kepada hamba dengan mencurahkan rahmat. Adapun
taubat manusia maka dia adalah permohonan ampun, disertai
dengan meninggalkan dosa.63” Menurut Ar-Raghib Al-
Ashfahni64:
Kata ‫ توب‬meninggalkan perbuatan dosa dengan cara yang
terbaik. Sedangkan kata ‫ توبة‬secara syar’i adalah
meninggalkan perbuatan dosa karena jeleknya perbuatan
tersebut, menyesali perbuatan yang telah dilakukan, bertekad
kuat untuk tidak melakukan lagi, dan memperbaiki diri
sebisa mungkin. Ketika keempat hal tersebut terpenuhi maka
sempurnalah syarat-syarat taubat. Kalimat ‫ تاب إىل اهلل‬artinya
mengingat hal-hal yang dapat mendorong untuk kembali
kepada Allah, dijelaskan dalam surat An-nȗr/24:31
َ ۡ ُ ُ َّ َ َ ۡ ۡ َ ً َ َّ َ ْ ٓ ُ ُ َ
٣١ ‫ِيعا أيُّ َه ٱل ُمؤم ُِنون ل َعلك ۡم تفل ُِحون‬ ‫وتوبوا إِل ٱللِ ج‬

Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-


orang yang beriman supaya kamu beruntung.

63
M. Quraish Shihab, Ensklopedia Al-Qur’an Kajian Kosakata, Tanggerang Selatan:
Lentera Hati, Cet Ke I, 2007, hal. 992.
64
Ar-Râghib Al-Ashfahâni, Kamus Al-Qur’an Terj. Al-Mufrodât Fȋ Gharȋbil Qur’ân,
Depok: Pustaka Khazanah Fawa’id, Cet Ke I, 2017, hal. 321-322.

202 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

Firman Allah dalam surat At-Taubah/9:118, Allah


menerima taubat manusia:
ُ ‫ٱلرح‬
... ١١٨ ‫ِيم‬ ُ ‫ٱتل َّو‬
َّ ‫اب‬ َ َّ ‫وب ۚ ٓوا ْ إ َّن‬
َّ ‫ٱلل ُه َو‬ ُ ‫اب َعلَ ۡيه ۡم ِلَ ُت‬
َ َ‫ُث َّم ت‬
ِ ِ
... Kemudian Allah menerima taubat mereka agar mereka
tetap dalam taubatnya. Sesungguhnya Allah-lah Yang maha
Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
Beberapa istilah yang digunakan oleh term bahasa arab
dalam memaknai kalimat taubat, yang pertama kata ‫اتلائب‬
dikatakan terhadap orang yang berusaha keras untuk
bertaubat, atau terhadap Dzat yang menerima taubat, yang
ّ hamba yang banyak bertaubat yaitu dengan
kedua kata ‫تواب‬
menggunakan setiap waktunya untuk meninggalkan sebagian
perbuatan dosa secara bertahap pada akhirnya meninggalkan
dosa semuanya, yang ketiga kata ‫ متاب‬surat Ar-Ra’d/13:30,
taubat yang sempurna yakni dengan menggabungkan antara
meninggalkan perbuatan buruk dengan melakukan perbuatan
yang baik.65
Yulianti mengatakan bahwa tobat sebagai psikoterapi
yang berfungsi untuk dapat bertindak sebagai kuratif
(penyembuhan), preventif (pencegahan) dan konstruktif
(pemeliharaan dan pengembangan). Seseorang yang mengalami
kesulitan psikologis tetapi juga pengembangan diri untuk
optimalisasi yang dimiliki.66 Freud mengatakan bahwa
jiwa setiap pembuat kesalahan (neurosis) merasa tertekan
oleh sesuatu beban rahasia. memberikan kesempatan
65
Ar-Raghib Al-Ashfahni, Kamus Al-Qur’an Terj. Al-Mufrodat Fȋ Ghârȋbil Qur’ân,,,
hal. 322.
66
Erba Rozalina Yulianti, “Tobat Sebagai Sebuah Terapi”,,, hal. 28-29.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 203
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

mengutarakan isi hatinya dia akan terbebas dari tekanan


dan akhirnya ia akan merasa lega.67 Pengakuan dosa dapat
menyebabkan psikologis yaitu perasaan lega. Pengakuan dari
salah satu pasien korban penyalahgunaan narkoba berinisial
ZN mengatakan bahwa dengan Shalat taubat merasakan
mampu mengintrospeksi diri (muḫâsabah) dari kesalahan, dan
mengakui dirinya pernah berbuat salah melanggar larangan
Allah dan berharap Allah dapat mengampuninya.68 Pengaruh
shalat juga dapat mencegah perilaku negatif manusia.
Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Ankabut/29:45
َ ُ َّ َ ُ َ ۡ َ َّ ُ ۡ َ َ َ ُ ۡ َ ٓ َ ۡ َ ۡ َ َ ۡ َ َ ٰ َ َّ َّ َ ٰ َ َّ َ
‫ٱلل َي ۡعل ُم َما‬ ٰ ‫َوأق ِ ِم ٱلصلوة ۖ إِن ٱلصلوة تن‬
‫ه ع ِن ٱلفحشاءِ وٱلمنك ِرۗ ولِكر ٱللِ أكب ۗ و‬
َ َ
٤٥ ‫ت ۡص َن ُعون‬

... Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah


dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan
sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan
M. Quraish Shihab menafsirkan ayat diatas sebagai
berikut ini:
Ulama mendefinisikan kata ‫ منكر‬mungkar adalah segala
sesuatu yang melanggar norma-norma agama dan budaya/
adat istiadat satu masyarakat. Menggandengkan kata al-
faḫsyâ dan mungkar bermakna bahwa Allah melarang segala
segala macam kekejian dan pelanggaran terhadap norma-
norma masyarakat (surat An-Naḫl/16:90), pelanggaraan dan
67
K. Bertens, “Psikoanalisis Sifmund Freud”, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2006, hal. 185.
68
ZD (nama inisial pasien rehabilitasi Madani Mental Health Care), implikasi sholat
taubat terhadap intropeksi pasien, Lokasi: Jakarta, wawancara mendalam, durasi 30
menit, diambil setelah shalat subuh, 12 sepetember 2018.

204 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

perbuatan keji yang memerintahkan adalah setan (surat An-


Nȗr/24:21), shalat mempunyai peranan yang sangat besar
dalam mencegah kedua bentuk keburukan tersebut bila
dilaksanakan secara sempurna dan bersinambung disertai
dengan penghayatan tentang subtansinya.69
Menurut Thabathba’i dikutip dari M. Quraish Shihab,
shalat adalah amal ibadah yang pelaksanaannya membuahkan
sifat keruhanian dalam diri manusia dan menjadikannya
tercegah dari perbuatan keji dan mungkar, hati menjadi suci
dari kekejian dan kemungkaran serta menjadi bersih dari
kotoran dosa dan pelanggaran70. Ibnu Katsir menafsirkan
ayat diatas yakni sesungguhnya shalat memiliki tiga pokok.
Pertama ikhlas, khasy-yah (rasa takut), dan mengingat Allah.
Ikhlas memerintahkan kepada yang ma’ruf. Khasy-yah
mencegahnya dari mungkar dan mengingat Allah adalah Al-
Qur’an yang memerintah dan melarangnya.71
Abu laits Samarqandi menyarankan agar dalam
pengakuan dosa ini diuraikan jenis-jenis dosa yang telah
diperbuatnya sebagai hasil perenungan atas tingkat kesadaran
yang telah dimilikinya.72 Muhammad Shoib menulis bahwa
taubat sebagai metode dasar psikoterapi intensitas perilaku
dosa dan kesalahan ini telah membawa manusia dalam
jurang kehampaan hidup dan mengganggu kesehatan mental
dikarenakan telah ternodanya hati (Qalb) manusia. Proses
69
M. Quraish Shihab, Tafsȋr Al-Misḫbaḫ, Tanggerang Selatan: Lentera Hati, 2009,
hal. 94.
70
M. Quraish Shihab, Tafsȋr Al-Misḫbaḫ,,, hal .95.
71
Abdullah, Tafsȋr Ibnu Katsȋr Terj. Lubâbu Tafsȋr Min Ibni Katsir, Bogor: Pustaka
Imam Syafi’i, 2016, hal. 173.
72
Al-Fâqih Abu Laits Assamarqandi, “Tanbȋhul Ghâfilȋn”, Surabaya: Al-Manar Alih
Bahasa Salim Nabhan, 1990, hal. 182.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 205
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

taubat ini kondisi mental psikologis manusia dapat kembali


sehat sesuai dengan kapasitas yang diberikan Tuhan.73 Dalam
wawancara peneliti bersama salah satu korban pengguna Naza
berinisial MR umur 32 mengatakan bahwa efek dari selalu
melaksanakan shalat taubat, yang pertama menimbulkan niat
untuk meninggalkan Naza setelah taubat, kedua dengan taubat
lebih menguatkan keimanan kepada Allah, dan menimbulkan
perasaan takut kepada Allah jika mengulangi lagi.74 Kejadian
ini sesuai dengan Firman Allah dalam surat Ali imran/3:135
berikut ini;
ۡ ُ ُ ْ َ ۡ ۡ َ َ َّ ْ ُ َ َ ۡ ُ َ ُ َ ْ ٓ ُ َ َ ۡ َ ً َ ٰ َ ْ ُ َ َ َ َ َّ َ
‫ٱس َتغف ُروا ِلنوب ِ ِه ۡم َو َمن َيغفِ ُر‬ ‫حشة أو ظلموا أنفسهم ذكروا ٱلل ف‬ ِ ‫وٱلِين إِذا فعلوا ف‬
َ ُ َ ۡ َ ۡ ُ َ ْ ُ َ َ َ ٰ َ َ ْ ُّ ُ ۡ َ َ ُ َّ َّ َ ُ ُّ
١٣٥ ‫صوا ع ما فعلوا وهم يعلمون‬ ِ ‫ٱذلنوب إِل ٱلل ولم ي‬

Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan


keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah,
lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa
lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah?
Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang
mereka mengetahui
Menurut Yulianti haikat tobat dilihat dari aspek kejiwaan
adalah “suatu kombinasi dari fungsi-fungsi kejiwaan yang
mampu merevitalisasi kondisi psikologis manusia. Dan nilai-
nilai psikologis tersebut adalah kesadaran, pengakuan dosa,
dan komitmen.75”

73
Muhammad Shâhib, “Tobat Sebagai Metode Dasar Psikoterapi”, dalam Jurnal
Psikology Forum UMM, ISBN : 978-979-796-324-8, hal. 529.
74
MR (nama inisial pasien Madani Mental Health Care), dampak melaksanakan
sholat taubat, Lokasi: Jakarta, wawancara mendalam, durasi 30 menit, tanggal 18
Sepetembr 2018.
75
Erba Rozalina Yulianti, “Tobat Sebagai Sebuah Terapi”,,, hal. 26-27.

206 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

Kesehatan spiritual dalam ibadah sholat dijelaskan di


bukunya Dr. Zahir Rabih mengenai pengobatan dengan shalat
menyatakan:
Seiring dengan pertambahan hormon, tekanan darah juga
mengalami kenaikan secara bertahap. Karena itulah manusia
merasa sangat bergairah dan memiliki semangat yang besar
setelah sholat fajar antara pukul 06.00 sampai 09.00 pagi.
Selain pertambahan hormon kortisol, saat fajar juga terjadi
pertambahan kadar gula serta sekresi lemak dan protein.
Gerakan tubuh saat shalat fajar sudah cukup menjadi sarana
untuk mencairkan endapan lemak dalam tubuh setelah
beristirahat cukup lama di malam hari.76
Penelitian oleh Dr. Muhammad Dhiya Hamid77 tentang sujud
dalam shalat memiliki fungsi yang baik bagi tubuh manusia:
Sujud dalam shalat dapat menguruangi risiko terserang
gangguang jiwa yang diakibatkan oleh kegelisahan,
kekhawatiran dan stress atau depresi. Gerakan sujud juga
menyembuhkan sakit kepala dan gangguan saraf. Penelitian
lebih jauh menjelaskan bahwa hal tersebut disebabkan
oleh karena adanya proses pengosongan atau pengeluaran
gelombang elektromagnetik dari dalam tubuh saat dahi
menyentuh bumi sujud. Gelombang elektromagnetik positif
dari dalam tubuh manusia dialirkan ke bumi yang memiliki
gelombang negatif terlebih saat sujud, tidak hanya dahi yang
menyentuh bumi, namun juga hidung, tangan, lutut dan
ujung kaki sehingga proses pengosongan tadi berjalan lebih
lancar.

76
Jamal Elzaky, Buku Induk Mukjizat Kesehatan Ibadah, Jakarta: Zaman, 2011, hal.
127.
77
Jamal Elzaky, Buku Induk Mukjizat Kesehatan Ibadah, Jakarta: Zaman, 2011,
hal. 166.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 207
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

Dalam tinjauan refleksiologi, saat melakukan serangkaian


aktivitas wudhu juga terjadi proses pemijatan dan
penggosokan bagian tubuh tertentu termasuk sela-sela jari
tangan dan kaki. Pijitan tersebut meringankan rasa sakit dan
nyeri yang diderita tubuh karena pijitan pada titik itu dapat
mengeluarkan endhorphin, salah satu dari tiga neuropeptida
yang biasa menyerang organ tubuh bagian dalam. Pijitan
tersebut juga dapat membuat rasa tenang dan rileks, lepas
dari tekanan dan kemarahan. Karena itu, Rasululullah
bersabda, “Jika kalian marah berwudhulah”.

Penggunaan SPECT dalam penelitian klinis dilakukan


oleh Daniel G. Amen, MD78 seorang psikiater dan spesialis
pencitraan otak. Dari hasil pengamatan pada berbagai
pasien, dia melihat bahwasannya: “Pola-pola SPECT otak
yang memperlihatkan abnormalitas sehingga menyebabkan
gangguan perilaku. Abnormalitas tersebut mengambil alih
usaha pasien dalam memperbaiki kehidupan mereka dan
mengirimkan sinyal pengganggu terhadap perubahan yang
mereka upayakan.79”
Menurut Muhtar dengan pendekatan spiritual menjelaskan
bahwasannya:
Pendekatan spiritual secara islami sebagai “Psikoterapi
Islami”, yaitu sebagai proses pengobatan dan penyembuhan
terhadap gangguan/penyakit mental, spiritual, moral dan
fisik korban penyalahgunaan Narkoba melalui tuntunan
bimbingan Allah, Nabi/Rasul dan para ahli warisnya. Oleh
78
Abu Daud dalam Kitab Al Adab, Buku Induk Mukjizat Kesehatan Ibadah dalam
Jamal Elzaky, Jakarta:Zaman, 2011, hal. 78.
79
Danniel G. Amen, Change Your Brain Change Your Life (Terj), Bandung: Qanita,
2011, hal. 21.

208 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

karena itu pendekatan spiritual ini terbuka lebar untuk


dikembangkan.80
Menurut Dadang Hawari mengenai manfaat shalat terhadap
ketentraman jiwa yaitu;
“orang yang shalat maka seluruh pikiran dan perasaannya
terlepas dari semua urusan dunia yang membuat dirinya
stres. Sesaat jiwanya tenang, ada kedamaian dalam hatinya
(peace in mind) hal ini sesuai pakar stres menganjurkan
untuk memeluk agama, menghayati serta mengamalkannya
agar mendapat ketenangan dari padanya.”81 Para pakar
muslim mengatakan bahwa; “gerakan-gerakan shalat mulai
dari berdiri, duduk, sujud berpengaruh melancarkan sistem
peredaran darah dan pengobatan penyakit punggung, dan
gerakan sujud membantu aliran darah ke seluruh tubuh
dan menguatkan dinding dinding perut, dan menstabilkan
gerakan-gerakan (pencernaan) usus.82” Penemuan ilmiah
lainnya bahwasannya: “shalat berdampak langsung terhadap
sistem kerja syaraf, karena bisa menghilangkan ketegangan,
menentramkan pergolakan jiwa, dan sekaligus sebagai terapi
kegoncangan (penyakitnya). Shalat adalah olah raga spiritual
bertemunya ruh sang hamba dengan sang pencipta.83”
Peneliti mengutip dari penelitian Dr. Jamal Elzaky tentang
fungsi shalat dalam mencegah gangguan otak akibat pengaruh
zat kimiawi (neu-rotoksin)/narkoba sebagai berikut:
80
Muhtar, “Pendekatan Spiritual dalam Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan
Narkoba di Pesantren Inabah Surabaya”, dalam jurnal Informasi, Vol. 19, No. 3,
September-Desember , 2014, hal. 250.
81
Dadang Hawari, Dimensi Kesehatan Jiwa Dalam Rukun Iman dan Rukun Islam,
Depok: Badan Penerbit Fakultas Kedoteran UI, 2009, hal. 53.
82
M. Kamil Abdush Shamad, Mukjizat Ilmiah Dalam Al-Qur’an Terj. Al-I’jâzu Ilmi
Wal Islâm, Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, Cet Ke 5, 2004, hal. 300-301.
83
M. Kamil Abdush Shamad, Mukjizat Ilmiah Dalam Al-Qur’an Terj. Al-I’jâzu Ilmi
Wal Islâm,,, hal.301.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 209
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

Otak manusia adalah organ yang menjadi pusat sistem saraf.


Sebagian besar keputusan dan perilaku manusia datang dari
korteks serebral, lapisan jaringan saraf yang menutupi otak
bagian depan. Otak manusia memiliki 50-100 miliar neuron
atau sel saraf. Otak mengatur, mengawasi, mengendalikan
tindakan dan perilaku tubuh. Bentuk kerusakan fisikal
yang paling umum menyerang otak disebabkan luka pada
kepala, seperti benturan, stroke atau teracuni beragam zat
kimiawi (neu-rotoksin). Beberapa gangguan kejiwaan seperti
schizoprenia dan depresi ditenggarai menjadi penyebab
disfungsi sebagaian fungsi otak. Dari penjelasan diatas
maka menurut Dr Jamal pengaruh shalat bagi otak seperti
pada gerakan rukuk dan sujud mampu memberikan asupan
darah ke otak dan keteraturan aliran darah dapat dijelaskan
sebagai berikut84:
Aliran darah ke otak bertambah ketika kepala menunduk
seperti posisi sujud. Masing-masing gerakan shalat
seperti berdiri, rukuk, dan sujud dilakukan dengan
tuma’ninah secara otomatis mempengaruhi aliran darah
ke otak dalam periode tertentu yang berulang-ulang
sesuai dengan jumlah shalat yang dilakukannya dalam
sehari semalam.
Penjelasan diatas menegaskan peran pentingnya shalat
untuk menambah aliran darah ke otak sehingga otak
bisa menjalankan fungsinya secara baik dalam mengatur
dan mengendalikan seluruh organ tubuh.
Faidah paling penting bangun di pagi hari untuk shalat
bukanlah hilangnya keinginan untuk tidur kembali,
melainkan pengaruh shalat terhadap ruh manusia
sehingga ia lebih dekat kepada Allah dan kesehatan otak
84
Jamal Elzaky, Buku Induk Mukjizat Kesehatan Ibadah: Terj. Fusȗl Fȋ Thibb Al-
Rasȗl, Jakarta: Zaman, Cet Ke I, 2011, hal. 179-183.

210 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

karena mendapat limpahan aliran darah sebagai hasil


gerakan-gerakan shalat.
Menurut peneliti keterangan diatas menegaskan kembali
bahwa pengaruh narkoba menimbulkan gangguan mental
dan perilaku, hal ini menurut Dadang Hawari juga diperkuat
oleh mufasir di dalam tafsir ilmi disebabkan karena Naza
mengganggu sinyal penghantar saraf dalam susunan saraf pusat
(otak) dan mengganggu fungsi kognitif serta perilaku (mental).
Maka dengan terapi shalat lima waktu dan shalat sunnah
yang diterapkan di MMHC hal tersebut bisa menetralisir
otak yang telah teracuni dengan beragam zat kimiawi (neu-
rotoksin) seperti narkoba/naza. Karena disaat sujud aliran dan
keteraturan darah menuju ke otak bertambah dan sangat baik
sehingga otak bisa menjalankan fungsinya secara baik dalam
mengatur dan mengendalikan tindakan dan perilaku tubuh
untuk melakukan hal-hal yang positif dan memfilter perilaku
negatif yang harus dihindari.
Al-Qur’an memerintahkan kita untuk melakukan wudhu
sebelum melaksanakan sholat, sebagimana dijelaskan dalam
surat Al-Mâidah/5:6 sebagai berikut ini:
َ ُ َ َ َ
ۡ َ ُ ْ ُ ۡ َ َ َّ
‫ٱلصل ٰوة ِ فٱغسِلوا ُو ُجوهك ۡم َوأيۡدِيَك ۡم إِل ٱل َم َراف ِِق‬
َ ُ َ ْ َ ‫يأ ُّي َها َّٱل‬
‫ِين َء َام ُن ٓوا إِذ َا ق ۡم ُت ۡم إِل‬ ٰٓ
ْ ُ َّ َّ َ ٗ ُ ُ ۡ ُ ُ ۡ َ ۡ َ ۡ َ ۡ ُ َ ُ ۡ َ ۡ ُ ُ ُ ْ ُ َ ۡ َ
‫يۚ ِإَون كنتم جنبا فٱطهر ۚوا‬ِ ‫وٱمسحوا بِرءوسِكم وأرجلكم إِل ٱلكعب‬
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak
mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu
sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh)
kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub
maka mandilah,

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 211
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

Menurut M. Kamil Abdush Shamad pelaksanaan wudhu


jika dilakukan dengan baik sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an
dan sunnah bermanfaat kepada kesehatan yaitu:
Wudhu dapat mencegah penyakit kanker, juga mampu
meminimalisir timbulnya virus-virus kanker, yang disebabkan
oleh faktor-faktor kimiawi. Pancaran sinar matahari pantulan
ultraviolet memiliki pengaruh menciptakan kanker kulit,
namun sinar tersebut hanya akan berpotensi menimpa pada
organ-organ luar. Maka dengan berulangnya melakukan
wudhu 5 kali sehari maka kulit luar bisa terjamin selalu
basah karenanya sel-sel bagian dalam bisa terlindungi dari
sengatan sinar yang membahayakan.85
4. Terapi Pemaknaan Zikir dan Implikasinya Terhadap
Kesehatan Mental
Kata ‫ ذكر‬menurut Roghib Al-Ashfahani terkadang
dimaksudkan untuk mengartikan kondisi jiwa manusia yang
terjaga (mengingat) pengetahuannya, makna tersebut hampir
sama dengan menghafal. Hanya saja menghafal dilakukan
dengan menghadirkan yang belum didapatkan, sedangkan
mengingat menghadirkan pengetahuan yang ia punya.86” Kata
‫ ذكر‬digunakan untuk mengartikan kehadiran sesuatu di dalam
hati, atau dalam lisan (Penyebutan). M. Quraish Shihab
menjelaskan kata ‫ ذكر‬di dalam Al-Qur’an:
Kata ‫ ذكر‬terulang 267 kali, kata tersebut merupakan derivasi
dari dzikir, belum termasuk 18 kata dzakara yang berarti
laki-laki dan 7 kata muddakkir (dengan memakai dal). 49
85
M. Kamil Abdush Shamad, Mukjizat Ilmiah Dalam Al-Qur’an Terj. Al-I’jâzu Ilmi
Wal Islâm,,, hal. 297-298.
86
Ar-Râghib Al-Ashfahâni, Kamus Al-Qur’an Terj. Al-Mufrodât Fȋ Gharȋbil Qur’ân
,,, hal. 779.

212 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

kali perintah berzikir dalam bentuk udzkur/udzkurȗ. Dzikir


kepada Allah dapat dilakukan dengan menyebut nama Allah
(surat al-Muzammil/73:8), zikir dilakukan sebanyak
banyaknya (surat al-Ahzab/33:41), zikir di dalam berdiri,
duduk dan berbaring (surat an-Nisa/4:103). Menurut Ath-
Thabatobai dzikir kepada Allah disesuaikan dengan
konteknya. Jika dalam keadaan sakit menyebut Yâ Syâfi, jika
dalam keadaan fakir dengan meyebut Yâ Ghoniyyu. Zikir
dengan dengan menyebut nama Allah dengan mengeraskan/
jahr (surat al-Baqarah/2:220), zikir dengan merendahkan
diri dengan penuh rasa takut dan tidak megeraskan suara
(surat Al-A’raf /7:205).87
Menurut Fakrur-Razi dikutip M. Quraish Shihab, Dzikir
ada tiga bentuk, diantaranya adalah “(1). Zikir lisan, yaitu
mengucapkan lafaz penyucian (tasbȋh, tahlȋl), pemujian
(tahmȋd), pengagungan (takbȋr, tahmȋd), (2) zikir hati (al-qalb)
merenungkan, memikirkan sifat-sifat Allah, dalil-dalil taklifi-
Nya, baik perintah maupun larangan-Nya, (3) zikir dengan
anggota badan (al-jawârih) yaitu melakukan amal sholeh.88”
Allah berfirman dalam surat Al-Ahzab/33:41-44
َّ ُ ً ََ َٗ ۡ ُ ُ ُ ّ َ َ ٗ ِ ‫ٱلل ذ ِۡك ٗرا َكث‬ ۡ ْ ُ َ َ َ َّ َ ُّ َ ٰٓ َ
َ َّ ْ ‫ٱذ ُك ُروا‬
‫ ه َو ٱلِي‬٤٢ ‫صيل‬ ِ ‫ وسبِحوه بكرة وأ‬٤١ ‫ريا‬ ‫يأيها ٱلِين ءامنوا‬
ٗ َ َ ۡ ُ ۡ َ َ َ ُّ َ ٰ َ ُ ُّ َ ّ ُ َ ۡ ُ ُ ُ َ ٰٓ َ َ َ ۡ ُ ۡ َ َ ّ َ ُ
٤٣ ‫ت إِل ٱنلورِۚ وكن بِٱلمؤ ِمن ِني رحِيما‬
ِ ‫كم مِن ٱلظلم‬ ‫يصل عليكم وملئكتهۥ ِلخرج‬
ٗ َ ٗ ۡ َ ۡ ُ َ ِ َّ َ َ َ ٞ ٰ َ َ ِ ُ َ ۡ َ ۡ َ َ ۡ َ ۡ ُ ِ ُ َّ َ
٤٤ ‫تِيتهم يوم يلقونهۥ سل ۚم وأعد لهم أجرا كرِيما‬

Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan


menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya,
Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang,
Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya
87
M. Quraish Shihab, Ensklopedia Al-Qur’an Kajian Kosakata,Tanggerang Selatan:
Lentera Hati, Cet Ke I, jilid I, 2007, hal. 192.
88
M. Quraish Shihab, Ensklopedia Al-Qur’an Kajian Kosakata jilid I,,, hal. 192.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 213
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

(memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan


kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah
Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman,
Salam penghormatan kepada mereka (orang-orang mukmin
itu) pada hari mereka menemui-Nya ialah: Salam; dan Dia
menyediakan pahala yang mulia bagi mereka
Menurut Ibnu Katsir menafsirkan ayat diatas sebagai berikut
ini :
Bahwa Allah memerintahkan hamba-hamba-Nya yang
beriman untuk memperbanyak berzikir kepada rabbnya
mereka, yang telah memberikan berbagai macam nikmat
dan kenikmatan kepada mereka, karena hal itu mengandung
pahala yang besar dan tempat tinggal yang indah. Dengan
zikir Allah yaitu dengan sebab rahmat dan pujiannya kepada
kalian serta do’a para malaikat untuk kalian, Allah akan
mengeluarkan kalian dari gelapnya kejahilan dan kesesatan
kepada cahaya petunjuk dan keyakinan.89
َ ُ ُّ
Menurut Al-Qurtubi bahwasannya “‫ت‬ ِ ٰ ‫ ٱلظلم‬bahwasannya
kesesatan menuju ِۚ‫ ٱنلُّور‬hidayah, maknanya adalah memegang
teguh hidayah yang telah diberikan Allah kepada mereka
karena pada saat ayat ini diturunkan mereka telah beriman
dan telah mendapatkan hidayah.90”
Zikir merupakan amalan bagi orang yang beriman kepada
Allah agar senantiasa mengingat-Nya dalam bagaimanapun
kondisinya, terlebih dalam kondisi sakit akibat adiksi
atau penyalahgunaan narkoba. Dalam proses rehabilitasi
pencandu narkoba di MMHC pasien melazimkan untuk
89
Abdullah, Tafsȋr Ibnu Katsȋr Terj: Lubâbut Tafsȋr Libni Katsȋr, Bogor: Pustaka
Imam Syâfi’i, Cetakan Ke 9, 2016, hal. 378-379.
90
Imam Al-Qurtubi, Tafsȋr Al-Qurthȗbi Terj. Al-Jâmi Ahkâm Al-Qur’an, Jakarta:
Pustaka Azzam, Jilid 14, 2009, hal. 499.

214 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

membaca zikir setelah shalat secara jahr dan bersama-sama


juga membaca zikir do’a do’a Qur’ani. Keutamaan zikir Jahr
menurut Puji Lestari adalah:
Zikir jahr mengucapkan kalimat tauhid yang terdiri dari
pernyataan nafi (negasi) dan itsbat (menetapkan). Pernyataan
nafi adalah lâ ilâh dan pernyataan istbat adalah illallâh
jika dilakukan berkesinambungan zikir ini dapat berfungsi
menghilangkan syirik jâli dan khâfi mendatangkan sifat ikhlas,
menghilangkan Qalbu dari segala yagn menghalanginya dengan
Allah, membersihkan jiwa dari sifat tercela, menghilangkan
sifat-sifat kehewanan manusia, mendatangkan yang diperoleh
dari Allah, mendatangkan pengetahuan keagungan Allah, dan
dapat berfungsi menghidupkan Qalbu.91
Mubarak dikutip Fani Reza menyatakan bahwa zikir
adalah “kesadaran selalu berhubungan dengan Allah, sehingga
zikir merupakan aktivitas mental bahkan aktivitas mulut. Zikir
dalam bentuk aktivitas mulut adalah permulaan dari zikir
aktivitas mental92”, ia juga menjelaskan tentang keutamaan
kalimat zikir bahwasannya; “zikir dapat menjadi pengontrol
dalam mengendalikan perilaku seseorang, disebabkan
keindahan kalimat zikir seperti Subhanallah, Alhamdulillah,
Allahu Akbar dan Astagfirullah jika diucapkan dengan
penghayatan makna dapat menjadi pengucapan bahasa yang
berpengaruh positif terhadap psikolog manusia”93. Dan
91
Puji Lestari, “Metode Terapi Dan Rehabilitasi Korban Naza”, dalam Jurnal
Dimensia, Vol. 6, No. 1, Maret 2012, hal. 13.
92
Achmad Mubarak, Psikology Islam: Kearifan dan Kecerdasan Hidup, Jakarta: The
III T dan Wahana Aksara Prima, 2009, hal.124 .
93
Iredho Fani Reza, “Implemtasi Coping Religious Dalam Mengatasi Gangguan
Fisik-Psikis-Sosial-Spiritual Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik,” dalam Jurnal Intizar, Vol.
22, No. 2, 2016, hal. 254.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 215
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

menurut Mubarak “bahasa mempunyai peran yang sangat


besar dalam mengendalikan perilaku manusia ibarat remote
control perbedaan stuktur kata-kata mempunyai perbedaan
efek psikologis”94. Sejalan dengan pendapat Ros Mayasari
zikir mampu memberi sugesti penyembuhan:
Aktivitas zikir mendorong seseorang untuk mengingat,
meyebut, kembali hal-hal tersembunyi dalam hatinya. Zikir
juga mampu mengingatkan seseorang bahwa yang membuat
dan menyembuhkan penyakit hanyalah Allah semata,
sehingga zikir mampu memberi sugesti penyembuhannya.
Melakukan zikir sama nilainya dengan terapi rileksasi, yaitu
satu bentuk terapi dengan menekankan upaya mengantarkan
pasien bagaimana ia harus beristirahat dan bersantai melalui
pengurungan ketegangan atau tekanan psikologis, kunci
utama keadaan jiwa mereka adalah melakukan zikir.95
Al-Qur’an memberi jaminan ketentraman jiwa bagi yang
melazimkan zikir terlebih bagi korban narkoba, adapun ayat
yang menjelaskan hal ini dalam surat Ar-ra’d/13:28
َّ ۡ
ُ ُ‫ٱللِ َت ۡط َمئ ُّن ۡٱل ُقل‬ َ َ َّ ۡ َ ‫َّٱل‬
ُ ُ‫ِين َء َام ُنوا ْ َو َت ۡط َمئ ُّن قُل‬
٢٨ ‫وب‬ ِ ‫وب ُهم بِذِك ِر ٱللِۗ أل بِذِك ِر‬ ِ
(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram
Menurut M. Quraish Shihab, Tafsȋr Al-Misḫbâh: “Kata
ّ‫ تطمنئ‬tatma’innu menggunakan bentuk kata kerja masa kini,
penggunaan ini bukan bertujuan menggambarkan terjadinya

Achmad Mubarak, Psikology Islam: Kearifan dan Kecerdasan Hidup,,, hal. 240
94

Ros Mayasari, “Islam dan Psikoterapi,” dalam Jurnal Psikologi, Vol. 6, No.2,
95

November 2013, hal. 252 .

216 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

ketentraman pada masa tertentu, tetapi yang dimaksud


adalah kesinambungan dan kemantapannya96”, beliau lanjut
menjelaskan pemaknaan zikir yaitu:
Sebagian memahami kata zikrullah dalam ayat ini adalah Al-
Qur’an karena salah satu nama Al-Qur’an adalah adz-dzikr
(Baca surat al-Anbiya’/21:50 dan surat al-ḫijr/15:9). yang
lain berpendapat ayat diatas dimaknai zikir secara umum,
bahwa zikir mengantar kepada ketentraman jiwa apabila
zikir dimaksudkan untuk mendorong hati menuju kesadaran
tentang kebesaran Allah bukan sekedar ucapan dengan
lidah.97
Dalam wawancara peneliti bersama santri berinisial MR
umur 32 tahun diagnosa penyalahguna Naza ia mengatakan
efek spiritual secara umum merasakan perubahan dengan
kegiatan spiritual, terutama peningkatan keimanan, kesehatan
jasmani dan rohani, dan ketenangan jiwa seperti ketenangan
dalam beribadah, tidak gelisah, lebih bersih lahir batin98.
“Kegelisahan memiliki banyak resiko, baik bersifat fisik
(jasadiah) maupun mentalitas,99 akibatnya para pakar ilmu
jiwa menetapkan bentuk interaksi psikis dapat menimbulkan
gerakan otot tak beraturan. Maka menurut peneliti dengan
melazimkan zikir sebagai sebuah sarana untuk mengobati
resiko tersebut dan menguatkan mentalitas.”

96
M. Quraish Shihab, Tafsȋr Al-Misḫbâh, Tanggerang Selatan: Lentera Hati, Volume
6, 2009, hal. 273.
97
M. Quraish Shihab, Tafsȋr Al-Misḫbâh,,, hal. 272.
98
MR (nama inisial pasien Madani Mental Health Care), dampak melaksanakan
sholat taubat, Lokasi: Jakarta, wawancara mendalam, durasi 30 menit, tanggal 18
Sepetembr 2018.
99
M. Kamil Abdush Shamad, Mukjizat Ilmiah Dalam Al-Qur’an Terj. Al-I’jâzu Ilmi
Wal Islâm,,, hal. 310.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 217
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

5. Terapi Pemaknaan Do’a dan Implikasinya Terhadap


Kesehatan Mental
Beberapa keutamaan do’a selain menjadi harapan namun
juga bernilai ibadah dan meraih pahala, karenanya Allah
murka kepada orang yang tidak mau berdo’a dan beribadah,
sebagaimana firman Allah dalam surat Ghâfir/40:60 “Dan
Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang
menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka
Jahannam dalam keadaan hina dina”. Peneliti mengutip M.
Utsman Najati mengenai doa sebagai ketenangan, berikut
penjelesannya:
Do’a merupakan zikir dan ibadah, keutamaan dan pahala
do’a hampir sepadan dengan zikir dan ibadah, do’a
melahirkan ketenangan, do’a menjadi obat kesedihan,
musibah, dan kegelisahan karena setiap orang yang berdo’a
berharap do’anya dikabulkan Allah.100
Menurut peneliti do’a yang termaktub di dalam Al-Qur’an
memiliki dua fungsi yang pertama sebagai ayat yang kedua
berfungsi sebagai ayat dan do’a sehingga mengandung
makna Syifâ, sejalan dengan peneliti dari Darwis Hude yang
menyatakan sebagai berikut ini:
Al-Qur’an selain berbicara tentang kesehatan jasmani,
pencegahan terhadap penyakit dan pengobatannya, juga
memberi penekanan tentang pentingnya manusia memiliki
kesehatan jiwa (kesehatan mental) yang prima. Bahkan
menjadi prioritas kehidupan seperti didalam (surat Al-

M. Utsman Najati, Psikologi Dalam Perspektif Hadits Terj. Al-Hadits Wa Ulum


100

An-Nafs, Jakarta, Pustaka Al-Husna Baru, hal. 362-363.

218 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

Isrâ/17:82 dan surat Yunus/10:57).101


Menurut Dr. Jamal Elzaky adanya implikasi do’a terhadap
kesehatan mental terutama bagi pecandu korban narkoba
yaitu102:
Tingkat ketenangan orang mukmin yang mendirikan
shalat dan berdo’a jauh lebih besar dibanding ketenangan
orang yang melakukan meditasi. Shalat dan do’a jika
dilakukan dengan khusyuk maka jiwa akan terhindar dari
gangguan jiwa, seperti stress, depresi, kegelisahan, juga
gangguan fisikal seperti radang pencernaan, radang usus
besar. Kekhusyuan dan ketenangan jiwa juga berpengaruh
terhadap sistem peredaran darah, mampu mencegah
penyumbatan arteri, ketika dalam keadaan khusyuk,
gelombang yang bekerja lebih rendah getarannya. Keadaan
ini menguntungkan dan menguatkan fungsi otak serta
membantu perbaikan-perbaikan sel-sel otak yang rusak atau
lemah akibat penyakit, gangguan, atau tekanan kejiwaan.
Bahkan penelitian terakhir membantu penyembuhan
schizophrenia. Schizophrenia merupakan penyakit mental
berat yang ditandai beberapa gejala sering berperilaku aneh,
keterasingan sosial. Schizophrenia lebih menyerupai kegilaan
atau ketidaksadaran. Penderita schizophrenia sering kali
tidak bisa membedakan perilaku pantas dan tidak pantas,
dan merusak kepribadian baik di sekolah atau tempat kerja
dan lingkungan. Dan diantara sebab penyakit schizophrenia
adalah pengaruh alkohol/narkoba. Bentuk kerusakan fisikal
yang paling umum menyerang otak disebabkan luka pada
kepala, seperti benturan, stroke, atau teracuni beragam zat
101
M. Darwis Hude., et.al, Cakrawala Ilmu Dalam Al-Qur’an, Jakarta: Pustaka
Firdaus, Cet Ke II, 2002, hal. 335 .
102
Jamal Elzaky, Buku Induk Mukjizat Kesehatan Ibadah Terj. Fusȗl Fȋ Thibb Al-
Rasȗl,,, hal. 524-526.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 219
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

kimiawi (neu-rotoksin). Para ahli medis mengatakan otak si


penderita Schizophrenia lebih cepat sembuh jika jiwa mereka
senantiasa dalam ketenangan. Ketenangan jiwa lebih efektif
menyembuhkan penyakit dibanding dengan obat-obatan
kimiawi. Sejalan dengan Firman Allah dalam surat Ar-
ra’du/13:28
َّ ۡ
ُ ُ‫ٱللِ َت ۡط َمئ ُّن ۡٱل ُقل‬ َ َ َّ ۡ َ ‫َّٱل‬
ُ ُ‫ِين َء َام ُنوا ْ َو َت ۡط َمئ ُّن قُل‬
٢٨ ‫وب‬ ِ ‫وب ُهم بِذِك ِر ٱللِۗ أل بِذِك ِر‬ ِ
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram
Menurut peneliti do’a sebagai sarana kita memohon
kesembuhan dari segala penyakit seperti yang dialami oleh
pasien/klien rehabilitasi akibat korban penyalahgunaan
narkoba/naza di MMHC, hal ini yang menjadi motivasi
kesembuhan dengan mengamalkan do’a, seperti do’a yang
disampaikan oleh nabi Ayub As, dalam surat Al-Anbiya/21:83
dan surat Asy-Syu’ara/26:80
َّ ‫نت أَ ۡر َح ُم‬
َ ‫ٱلر ٰ ِح‬
٨٣ ‫ِني‬ َ َ‫ٱلض َوأ‬
ُّ ُّ ‫ن‬ َ
َ ِ ‫ى َر َّب ُه ٓۥ أ ِ ّن َم َّس‬ َ َ ۡ َ ُّ َ َ
ٰ ‫اد‬ ‫وأيوب إِذ ن‬

Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya:


“(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan
Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua
penyayang”
َۡ ََُ ُ ۡ َ َ
٨٠ ‫ني‬
ِ ِ‫ِإَوذا مرِضت فهو يشف‬
Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku
Do’a selain ibadah, do’a juga menjadi sarana memohon
segala hajat dan keinginan agar bisa terwujud. Terapi do’a

220 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

yang diterapkan di MMHC menggunakan do’a-do’a Qur’ani


yaitu do’a seluruhnya yang bersumber dari Al-Qur’an. Berikut
ini adalah beberapa do’a-do’a Qur’ani yang dilantunkan dan
dibaca oleh pasien/klien setiap hari agar diberi petunjuk dan
kesembuhan dari penyakitnya:
1. Surat Al-Baqarah/2:127
ُ ‫يع ۡٱل َعل‬
١٢٧ ‫ِيم‬ َ َ‫ك أ‬
َّ ‫نت‬
ُ ‫ٱلس ِم‬ َ َّ ٓ َّ ۡ َّ َ َ َ َّ َ
‫ربنا تقبل مِنا ۖ إِن‬

“Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami),


sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui”
2. Surat Al-A’raf/7:23
َ ۡ َ َّ َ ُ َ َ َ ۡ َ ۡ َ َ َ َ ۡ ۡ َ ۡ َّ
َ ‫خٰ ِس‬ ُ َ ٓ َ ۡ َ َ َ َّ َ
َ ‫نف َس‬
٢٣ ‫ين‬ ِ ‫ٱل‬ ‫ِن‬
‫م‬ ‫ن‬ ‫ون‬ ‫ك‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ن‬‫ح‬ ‫ر‬ ‫ت‬ ‫و‬ ‫ا‬ ‫ل‬ ‫ر‬ ‫ف‬
ِ ‫غ‬ ‫ت‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ِإَون‬ ‫ا‬‫ن‬ ‫ربنا ظلمنا أ‬

Keduanya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya


diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami
dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami
termasuk orang-orang yang merugi
3. Surat Ibrohim/14:41
ۡ ُ ُ َ َ ۡ َ َ ۡ ُ ۡ َ َّ َ َ َ ۡ ۡ َ َّ َ
ُ ‫ٱل َِس‬
٤١ ‫اب‬ ‫ربنا ٱغفِر ِل ول ِو ٰ ِلي ول ِلمؤ ِمن ِني يوم يقوم‬

Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan
sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari
kiamat)”
4. Surat Ali Imran/3:8
َ َ‫ك أ‬
ُ ‫نت ٱل ۡ َو َّه‬
٨ ‫اب‬
َ َّ ً َ ۡ َ َ ُ َّ َ ۡ َ َ َ َ ۡ َ َ ۡ َ ۡ َ َ َ ُ ُ ۡ ُ َ َ َّ َ
‫ب لَا مِن لنك رحة ۚ إِن‬ ‫ربنا ل تزِغ قلوبنا بعد إِذ هديتنا وه‬

Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 221
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami,


dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau;
karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)”
5. Surat Tḫaḫa/20:25-28
ْ ََُۡ
‫ يفقهوا‬٢٧ ‫ان‬ ‫ِس‬ ۡ ‫ َو‬٢٦ ‫ل أَ ۡمري‬
َ ‫ٱحلُ ۡل ُع ۡق َد ٗة ّمِن ّل‬ َ ۡ ‫قَ َال َر ّب‬
ۡ ِ ّ َ ‫ َوي‬٢٥ ‫ٱش ۡح ل َص ۡدري‬
ِٓ ‫س‬
ِ ِ ِ ِ ِ
َ
٢٨ ‫ق ۡو ِل‬

Berkata Musa: “Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku,


26. dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah
kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku
6. Surat Al-Kahfi/18:10
ٗ َ َ َ َ ۡ ّ َ َ ٗ َ ۡ َ َ ُ َّ َ َ ٓ َ َّ َ
١٠ ‫ئ لَا م ِۡن أ ۡم ِرنا َرشدا‬ ِ ‫ربنا ءات ِنا مِن لنك رحة وهي‬
“Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari
sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus
dalam urusan kami (ini)”
7. Surat Al-Ḫasr/59:10
ٓ َ َّ َ ْ ُ َ َ َ َّ ّ ّٗ َ ُ ُ ۡ َۡ َ َ ‫ِين َس َب ُقونَا ب ۡٱل‬
َ ‫ٱغفِ ۡر َلَا َو ِل ۡخ َوٰن َِنا َّٱل‬
ۡ َ َّ َ
‫يم ٰ ِن َول ت َعل ِف قلوبِنا غِل ل ِلِين ءامنوا ربنا‬ ِ ِ ِ ‫ربنا‬
ٌ َّ ٞ ُ َ َ َّ
١٠ ‫إِنك رءوف رحِيم‬

“Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara


kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah
Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap
orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya
Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang”
8. Surat Al-Baqarah/2:201
ُّ ‫َر َّب َنا ٓ َءات َِنا ف‬
َ ‫ٱدل ۡن َيا َح َس َن ٗة َوف ٱٓأۡلخ َِرة ِ َح َس َن ٗة َوق َِنا َع َذ‬
٢٠١ ِ‫اب ٱنلَّار‬ ِ ِ
Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan

222 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”


9. Surat Yunus/10:10
ّ َ َّ ُ ۡ َ ۡ َ ۡ ُ ۡ َ َ َ ۡ ُ ُ َّ َ َ َّ ُ َّ َ َ ٰ َ ۡ ُ َ ۡ ُ ٰ َ ۡ َ
‫ب‬ َٰ ُ ََ
ِ ‫وءاخِر دعوىهم أ ِن ٱلمد ِلِ ر‬ ‫ۚم‬ٞ ٰ ‫ِيها َسل‬ ‫دعوىهم فِيها سبحنك ٱللهم وتِيتهم ف‬
َ ‫ۡٱل َعٰلَم‬
١٠ ‫ني‬ ِ

Do´a mereka di dalamnya ialah: “Subhanakallahumma”, dan


salam penghormatan mereka ialah: “Salam”. Dan penutup
doa mereka ialah: “Alhamdulilaahi Rabbil ´aalamin”.
10. Surat Al-Baqarah/2:250
َ ۡ ۡ َ ۡ َ َ َ ۡ ُ َ َ َ َ ۡ َ ۡ ّ َ َ ٗ ۡ َ َ ۡ َ َ ۡ ۡ َ ٓ َ َّ َ
َ ‫كٰفِر‬
٢٥٠ ‫ين‬ ِ ‫ربنا أف ِرغ علينا صبا وثبِت أقدامنا وٱنصنا ع ٱلقو ِم ٱل‬

“Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan


kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap
orang-orang kafir”
Do’a merupakan kekuatan bagi seorang yang sedang
sakit bahkan menjadi harapan agar Tuhan yang maha kuasa
menyembuhkan penyakitnya, berulangnya redaksi do’a-do’a
dalam Al-Qur’an memberi pesan bahwa, selain memanjatkan
segala hajat dan keinginan hamba melalui do’a-do’a tersebut.
Adanya suatu kekuasaan Tuhan untuk menghilangkan
penyakit hambanya semua atas ijin Allah, karenanya menurut
Dadang hawari menjelaskan bahwa:
Pasien yang berdo’a dan berzikir, merupakan kekuatan yang
dapat membangkitkan harapan (hope), rasa percaya diri
(self confidence), dan keimanan (faith). Do’a dan zikir ini
menyebabkan meningkatnya kekebalan tubuh (imunitas)
pasien yang pada gilirannya mempercepat kesembuhan.103
Dadang Hawari, Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa Perspektif Al-Qur’an
103

dan As-Sunah, Jakarta: Fakultas Kedokteran UI, Edisi ke II, 2015, hal. 15.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 223
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

C. Implikasi Al-Qur’an terhadap Kesehatan Mental


Setiap orang yang mengkonsumsi narkoba/naza berefek
terhadap gangguan mental (behaviore disorver). Dalam teori
Dadang Hawari dijelaskan efek negatif dari Narkoba adalah;
“1). Meninggalkan Ibadah, 2). Berbohong, 3). Seks Bebas
(Zina), 4). Mencuri (Kriminal), 5). Melawan otoritas (seperti
durhaka Kepada Orang Tua, 6). Merusak, 7) Kecelakaan, 8).
Melanggar Disiplin.104”
Setelah memahami dampak negatif narkoba terhadap
mental dan perilaku, maka Al-Qur’an sebagai terapi
spiritual berimplikasi terhadap dampak negatif tersebut,
sehingga mampu mengeluarkan kegelapan (dosa/perilaku
buruk narkoba) kepada cahaya (beriman/bertaqwa dengan
meninggalkan Narkoba) dan perubahan perilaku yang lebih
baik. Ali ash-Shabuni dalam menafsirkan surat Yunus/10:57,
yang dimaksud dengan makna syifâ adalah penyembuhan
penyakit dari keraguan dan kebodohan yang berada di
dalam dada, ia juga mengutip pendapat az-Zamakhsary
bahwasannya sebuah kitab yang agung yaitu nasihat mengajak
kepada kebenaran, peringatan mengenai akidah, obat dari
akidah yang salah.105 Sejalan dengan Tafsir Ash-Shobuni
ini ada hal yang penting yaitu makna syifâ penyembuhan
dari kebodohan (ketidaktahuan) dan mengajak kebenaran,
kaitannya dengan pembahasan narkoba ini adalah peringatan
bagi pecandu korban narkoba agar meninggalkan narkoba
104
Dadang Hawari, Hidup Sehat Tanpa Miras, Narkoba, Rokok (Zat Adiktif), &
HIV/AIDS, Jakarta: Mental Health Center Hawari &Associates, 2012, hal. 1
105
Mohammad Ali Ash-Shabuni, Shafwatut Tafsir, Terj. Sofwatut Tafâsȋr, Jakarta:
Pustaka Al-Kautsar, 2011, hal. 635.

224 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

sehingga tidak terjadi efek negatif yang lebih luas disebabkan


ketidaktahuannya.
Berikut ini penjelasan tentang dampak negatif
narkoba sekaligus penjelasan terapi spiritual dalam proses
rehabilitasi:
1. Meninggalkan Ibadah
Efek narkoba yang pertama bagi para pecandu bisa
menganggu aktivitas ibadah shalatnya, karena obat yang
dikonsumsi bisa menghilangkan memori positif di dalam
otaknya, sehingga perilaku yang mendominasi dalam
dirinya berubah menjadi negatif terutama memori dalam
otaknya, akal sehatnya sudah terganggu dengan zat
kimiawi, setiap hari yang dipikirkan adalah kesenangan,
hura-hura dan halusinasi kenikmatan, serta lupa kewajiban
shalatnya.
Allah menegaskan dalam surat Maryam/19:59 tentang
peringatan bagi setiap orang yang meninggalkan sholat;
َ َ َ ۡ َ َ َ َ َّ ْ ُ َ َّ َ َ ٰ َ َّ ْ ُ َ َ ٌ ۡ َ ۡ ۡ َ ۢ ََ َ َ
٥٩ ‫تۖ ف َس ۡوف يَلق ۡون غ ًّيا‬
ِ ٰ ‫فخلف ِمن بع ِدهِم خلف أضاعوا ٱلصلوة وٱتبعوا ٱلشهو‬

Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek)


yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa
nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan
Dalam penafsiran Al-Maraghi dijelaskan bahwa106:
Sepeninggal para Nabi, datang para pengganti buruk yang
menggantikan mereka di muka bumi, seperti Yahudi dan
Nasrani mereka lebih mengutamakan syahwat ketimbang
taat kepada Allah, sehingga mereka tenggelam dalam
106
Ahmad Mustofa Al-Marâghi, Tafsȋr Al-Marâghi, Semarang: PT. Karya Toha, Cet
ke 3, 1993, hal. 119.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 225
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

perbuatan minuman khomer, memberikan kesaksian palsu,


berjudi dan melakukan kekejian baik secara sembunyi
maupun terang terangan, mereka akan mendapat kerugian
akibat meremehkan kewajiban agama dan tenggelam dalam
maksiat dan dosa.
Ayat diatas mengingatkan kembali bahwasannya jika
kewajiban agama seperti ibadah ditinggalkan maka akan
merugi, namun jika ia bertaubat maka Allah mengampun
kesalahannya, sebagaimana dijelaskan dalam surat
Maryam/19:60;
َ َ َ ۡ َ َ َ ۡ َ ُ ُ ۡ َ َ ٰٓ َ ْ ُ َ ٗ ٰ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َّ
٦٠ ‫ٱل َّنة َول ُيظل ُمون ش ۡ‍ٔيٗا‬ ‫إِل من تاب وءامن وع ِمل صل ِحا فأولئِك يدخلون‬

kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh,


maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya
(dirugikan) sedikitpun
Pembinaan shalat taubat setiap hari dalam proses
rehabilitasi spiritutal diharapakan para kilen dapat
berubah lebih baik dan menyadari kesalahannya telah
melanggar larangan Allah yaitu mengkonsumsi khomer/
narkoba. Berdasarkan wawancara penulis dengan
pasien rehabilitasi narkoba mereka mengatakan bahwa;
“Shalat taubat dapat berpengaruh terhadap ruhani dan
membangun komitmen untuk meniggalkan narkoba paska
mengikuti rehabilitasi”.
Berikut ini penjelasan ayat-ayat Al-Qur’an sebagai
motifasi agar para pasien/klien menjaga ibadahnya setelah
menjalankan masa rehabilitasi sehingga ibadahnya dapat
berimplikasi terhadap mental pribadinya:

226 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

a. Surat Al-Hijr/15:99
َ َ ۡ َ ٰ َّ َ َ َّ َ ۡ ُ ۡ َ
ُ ‫ك ۡٱلَق‬
٩٩ ‫ني‬ِ ‫وٱعبد ربك حت يأتِي‬

Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu


yang diyakini (ajal)
b. Surat Al-Isra/17:78
َ َ َ ۡ َ ُ َّ َ ۡ َ ُ ۡ َّ َ َ ٰ َ َّ ُ َ َ َّ َ
‫ٱل ِل َوق ۡر َءان ٱلف ۡج ِرۖ إِن ق ۡر َءان ٱلف ۡج ِر كن‬ ‫ٱلصل ٰوة ِ ُللوكِ ٱلش ۡم ِس إِل غس ِق‬ ‫أق ِ ِم‬
ٗ ۡ
٧٨ ‫َمش ُهودا‬

Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir


sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat)
subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan
(oleh malaikat)
c. Surat Al-Ankabut/29:45
ُ َّ ‫ب ۗ َو‬ ۡ َ َّ ُ ۡ َ َ َ ُ ۡ َ ٓ َ ۡ َ ۡ َ ٰ َ ۡ َ َ ٰ َ َّ َّ َ ٰ َ َّ
َُ‫ك‬ َ
‫ٱلل‬ ‫َوأق ِ ِم ٱلصلوة ۖ إِن ٱلصلوة تنه ع ِن ٱلفحشاءِ وٱلمنك ِرۗ ولِكر ٱللِ أ‬
َ َ َ
٤٥ ‫َي ۡعل ُم َما ت ۡص َن ُعون‬
... Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah
dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan
sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih
besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain).
Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan
2. Mudah berbohong terhadap siapapun
Efek narkoba yang kedua adalah berubahnya sikap jujur
menjadi pribadi yang tidak jujur seperti berkata bohong
terhadap siapapun terutama kepada orangtua dan
orang-orang yang disekitanya, maka dengan pembinaan
spiritual yang cukup intensive bisa memberikan kesadaran
kepada pecandu narkoba agar tidak terbiasa berbohong,

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 227
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

karenanya proses pembinaan spiritual di MMHC


mereka selalu dibiasakan melafazdkan zikir dan bacaan
ayat-ayat Al-Qur’an, hal ini untuk melatih para pasien/
klien mengucapkan hal-hal yang positif sehingga dalam
keseharian mereka bisa berbicara dengan baik dan melatih
kejujuran dalam berbicara. Allah menegaskan dalam surat
al-Ahzab/33:70-71
ۡ ُ َ ۡ َ ُ َ ٗ ٗ َ ْ ُ ُ َ َّ ْ ُ َّ ْ ُ َ َ َ َّ َ ُّ َ َ
‫ يُ ۡصل ِۡح لك ۡم أع َمٰلك ۡم َو َيغفِ ۡر‬٧٠ ‫ٱلل َوقولوا ق ۡول َسدِيدا‬ ‫يأيها ٱلِين ءامنوا ٱتقوا‬ ٰٓ
ً َ ً ۡ َ َ َ ۡ َ َ ُ َ ُ َ َ َ َّ ُ َ َ ۡ ُ َ ُُ ۡ ُ َ
٧١ ‫لكم ذنوبكمۗ ومن يطِعِ ٱلل ورسولۥ فقد فاز فوزا ع ِظيما‬

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada


Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah
memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni
bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah
dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat
kemenangan yang besar
Para konselor senantiasa mengingatkan pasien/
klien agar berbicara jujur dan meninggalkan kebiasaan
berbohong, mereka diingatkan dengan ayat-ayat Al-
Qur’an dan hadits rasulullah baik melalui kultum maupun
dalam pembinaan spiritual di kelas; hal ini diperkuat
dengan hadist rasulullah riwayat imam Bukhori:107
‫ إذا حدث‬:‫ اية المنافق ثالثة‬:‫يل اهلل عليه وسلم قال‬ ّ
ّ ‫انليب ص‬ ‫عن ايب غريرة عن‬
107 ‫ وإذا اؤتمن خان‬,‫ وإذا وعد أخلف‬,‫كذب‬

Dari Abu Hurairah dari Nabi SAW, beliau bersabda:


”Tanda tanda orang munafiq ada tiga; jika berbicara
107
Abu Abdillah Al-Bukhari, Shoḫȋḫ Bukhârȋy, Qohirah: Dâr El-Hadith, 1429H, Jilid
1, Hal 33-34, no hadis 33, Bab Kitab Iman

228 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

dusta, jika berjanji mengingkari dan jika diberi amanah


dia khianat”
Peringatan ini dengan tujuan agar santri berkomintem
bersikap jujur baik dalam perkataan maupun perbuatan.
Hal ini menjadi tujuan utama agar pembinaan spiritual
yang dapat berimplikasi terhadap sikap dan akhlak
pasien/klien pecandu narkoba dalam berbicara sehingga
paska rehabilitasi mereka terbiasa berkata yang baik dan
benar. Berikut ini Allah menegaskan tentang peringatan
orang-orang yang berdusta/berbohong seperti orang yang
tidak beriman, surat An-Nahl/16:105;
َ َ ۡ ُ َ َ ُ َّ َ َ ُ ۡ َ َ َّ َ َ ۡ َ ۡ َ َ َّ
١٠٥ ‫ت ٱللِۖ َوأ ْو ٰٓلئِك ه ُم ٱلكٰذِبُون‬
ِ ٰ ‫ِين ل يُؤمِنون ‍ٔب َِاي‬
‫تي ٱلكذِب ٱل‬
ِ ‫إِنما يف‬
Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan,
hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-
ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta
Menurut Kamal Faqih ayat diatas adalah ayat
yang mengguncang, menyangkut buruknya kepalsuan
(kebohongan), ia menyamakan para pendusta dengan
orang kafir dan dengan orang yang menolak ayat-
ayat Allah”108. Demikian menurut Hasby mengutip al-
Muwathha mengatakan bahwa:
Orang yang membuat kebohongan dan menuturkan
kata-kata yang batil hanyalah mereka yang tidak
membenarkan hujah-hujah yang dikemukakan Allah dan
ayat ayat-Nya yang terdapat di alam ini yang menunjuk
kepada keesaan Allah. Merekalah yang membuat
kebohongan karena mereka tidak mengharap pahala
108
Kamal Faqih, Tafsir Nurul Qur’an, Jakarta: Jiid 8, Cet Ke I, 2005, hal. 676.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 229
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

dan tidak takut siksa109 Maka Allah mengingatkan


manusia agar berkata yang benar dan menjauhi dusta
sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut:
٣٠ ِ‫ٱلزور‬ ۡ ‫ٱلر ۡج َس م َِن ۡٱلَ ۡو َثٰن َو‬
ُّ ‫ٱج َتن ِ ُبوا ْ قَ ۡو َل‬ ّ ْ ُ َۡ َ
ِ ِ ‫ فٱجتنِبوا‬...
... Maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu
dan jauhilah perkataan-perkataan dusta (al-Hajj/22:30)

Larangan mengikuti orang yang gemar berbohong


sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-Qalam/68:8
َ ُۡ
َ ‫ك ِّذب‬ ُ ََ
٨ ‫ني‬ِ ‫فل تطِعِ ٱلم‬
Maka janganlah kamu ikuti orang-orang yang
mendustakan (ayat-ayat Allah)
Beberapa ayat berikut ini menjelaskan tentang perintah
berkata kata yang baik dan positif agar bisa berimplikasi
terhadap mental pasien/klien dalam proses rehabilitasi
spiritual:
a. Surat Al-Baqarah/2:83
ْ ُ ُ
...‫اس ُح ۡس ٗنا‬
ِ ‫ َوقولوا ل َِّلن‬...

... Dan ucapkanlah kata-kata yang baik kepada...


b. Surat An-Nisa/4:114
َ ۡ ‫ن َوى ٰ ُه ۡم إ َّل َم ۡن أَ َم َر ب َص َدقَة أَ ۡو َم ۡع ُروف أَ ۡو إ ۡص َلِٰۢح َب‬
‫ي‬
ۡ َّ ّ
‫ري مِن‬
َ َ ۡ َ َّ
ِ ٍ ٍ ِ ِ ٖ ِ ‫ل خي ِف كث‬
َّ
.... ‫اس‬ۚ ِ ‫ٱنل‬
Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan
mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang
109
M. Hasbi Ash-Shiddȋeqy, Tafsȋr Al-Qur’anul Majȋd An-Nur, Semarang: Pustaka
Rizki Putra, Jilid Ke II, hal. 554.

230 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat


ma´ruf, atau mengadakan perdamaian di antara
manusia...
c. Surat Al-Mujadilah/58:9
َ ُ َ ۡ ُ ۡ َ ٓ َّ َ َّ ْ ُ َّ َ ٰ َ ۡ َّ َ ّ ۡ ْ ۡ َ ٰ َ َ َ
٩ ‫شون‬ ‫وتنجوا بِٱل ِبِ وٱتلقوىۖ وٱتقوا ٱلل ٱلِي إِلهِ ت‬
Dan bicarakanlah tentang membuat kebajikan dan
takwa. Dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-
Nya kamu akan dikembalikan
3. Melakukan seks bebas (Perzinahan)
Pecandu narkoba yang terjerumus dalam pergaulan bebas
menjadi pemicu melakukan seks bebas, hal ini menjadi
penyebab munculnya penyakit masyarakat yang perlu
penanganan yang cepat dan tepat. Pembinaan spiritual
kepada para pasien/klien selalu diingatkan tentang
bahaya penyakit menular akibat seks bebas, para konselor
dan pembina menyampaikan tentang bahaya HIV/AIDS
akibat dari perzinahan. Menurut Dadang Hawari dalam
bukunya lima besar penyakit masyarakat menjelaskan:
Penyakit HIV/AIDS pertama kali di Indonesia pada tahun
1987 di pulau Bali pada seorang wisatawan Belanda,
yang penyebarannya tidak melalui jarum suntik ataupun
tranfusi darah melainkan melalui perzinahan.110
Proses rehabilitasi spiritual ini bertujuan agar pasien/
klien menyadari dosa perbuatan seks bebas adalah dosa
besar dan harapannya tidak mengulangi perbuatan
tersebut. Berikut ini adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang
Dadang Hawari, Lima Penyakit Mental Masyarakat, Jakarta: Penerbit FKUI,
110

2008, hal. 23

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 231
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

menjelaskan tentang haramnya zina sebagai landasan


dalam proeses pembinaan. Sebagaimana dijelaskan dalam
surat Al-Isrâ/17:32:
ٗ ٓ ٗ َ ٰ َ َ َ ُ َّ ٰٓ َ ّ ْ ُ َ ۡ َ َ َ
٣٢ ‫حشة َو َسا َء َسبِيل‬
ِ ‫ٱلزن ۖ إِنهۥ كن ف‬
ِ ‫ول تقربوا‬
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina
itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan
yang buruk
Penjelasan ayat diatas bahwa Allah mengharamkan
zina yang menurut al-Marâghi karena nyata keburukannya,
dan diantara keburukannya sebagai berikut:
a. Percampuran dan kekacauan nasab
b. Bisa menjadi pemicu pembunuhan
c. Wanita akan dipandang kotor apabila terkenal
dengan zinanya. Tidak terjadi kemesraan bersama
suaminya jika diwali dengan zina, dengan demikian
tidak terjadi ketentraman dan keharmonisan
padahal tujuan dari pernikahan adalah sakinah dan
mawadah sebagaimana dijelaskan dalam surat Ar-
Rȗm/30:21.111.
Pintu taubat bagi pelaku dosa besar seperti zina akibat
dari pengaruh narkoba masih tetap dibuka oleh Allah ta’la
sebagaimana dijelaskan dalam surat al-Furqan/25:68-71.
... Dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan
yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan)
dosa(nya). Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman
dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka
111
Ahmad Mustofa Al-Maraghi, Tafsȋr Al-Maraghi jilid ke ... hal. 77.

232 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha


Pengampun lagi Maha Penyayang
Al-Margahi mengutip pendapat az-Zujaj mengatakan
bahwa:
Allah tidak menggantikan keburukan dengan kebaikan,
tetapi menggantikan keburukan dengan taubat, dan
kebaikan dengan taubat. Barang siapa bertaubat dari
kemaksiatan kemudian menyesali, mensucikan dirinya,
dan beramal sholeh, maka Allah menerima taubatnya
dan Allah menghapus siksanya dan memberi pahala.112
Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat An-
Nisa/4:31
ُ ۡ ُ ُ ُ َّ ُ َ َ ُ ٓ َ ْ َۡ
‫إِن ت َتن ِ ُبوا ك َبائ ِ َر َما ت ۡن َه ۡون ع ۡن ُه نك ِف ۡر َعنك ۡم َس ّٔ‍ي َِات ِك ۡم َون ۡدخِلكم‬
٣١ ‫يما‬ ٗ ‫ُّم ۡد َخ ٗل َكر‬
ِ
Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-
dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami
hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil)
dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga)
Berikut ini ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan
tentang hukum zina sebagai dasar dalam proses pembinaan
spiritual, agar menjdai efek jera dan peringatan bagi para
pelaku untuk tidak mengulangi zina:
a. Surat An-Nur/24:2
ٞ ََۡ َ ُ ۡ ُ َۡ َ َۡ َ ََ ْ َ ُ ۡ ّ َّ ُ ْ ُ ۡ َ َّ َ ُ َ َّ
‫لةٖۖ َول تأخذكم ب ِ ِهما رأفة‬ ‫ح ٖد مِنهما مِائة ج‬ ِ ٰ ‫لوا ك َو‬ ِ ‫ٱلزانِية وٱلز ِان فٱج‬
َ‫ ّمِن‬ٞ‫ٱللِ َو ۡٱلَ ۡو ِم ٱٓأۡلخِر َو ۡل َي ۡش َه ۡد َع َذ َاب ُه َما َطآئ َفة‬
َّ َ ُ ۡ ُ ۡ ُ ُ َّ
ِ ِۖ ِ ‫ِين ٱللِ إِن كنتم تؤمِنون ب‬ ِ ‫ِ ۡف ۡد‬
َ
٢ ‫ٱل ُمؤ ِمن ِني‬

112
Ahmad Mustofa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi jilid ke 19... hal. 75-76 .

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 233
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina,


maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus
dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada
keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan)
agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan
hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman
mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang
yang beriman
b. Surat Al-furqân/25:69-70
َّ ُ َّ َ َّ َ َّ َ ۡ َّ َ ُ ُ ۡ َ َ َ َ َ َ ً َ َّ َ َ َ ُ ۡ َ َ َ َّ َ
‫ٱلل إِل‬ ‫وٱلِين ل يدعون مع ٱللِ إِلٰها ءاخر ول َيقتلون ٱنلفس ٱل ِت حرم‬
ُ ‫ يُ َض ٰ َع ۡف َ ُل ۡٱل َع َذ‬٦٨ ‫اما‬
َ‫اب يَ ۡوم‬ َ ُ َ َ ّ َۡ
ٗ َ‫ون َو َمن َي ۡف َع ۡل َذٰل َِك يَ ۡل َق أث‬
ۚ ‫ٱل ِق َول ي ۡزن‬ ‫ب‬
ً َُ ۡ ُ ۡ َ َ َ َ ِۡ
٦٩ ‫ٱل ِقيٰمةِ ويخل فِيهِۦ مهانا‬

Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang


lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang
diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan
(alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa
yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia
mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan
dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan
dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina
4. Tindakan Pencurian
Pecandu narkoba sangat rentan melakukan berbagai
kejahatan seperti mencuri, mereka akan menggunakan
semua upaya untuk memikirkan cara yang cepat dalam
mendapatkan uang untuk membeli narkoba, hal ini
mereka lakukan karena dalam satu hari minimal enam kali
menggunakan narkoba jenis sabu-sabu. Menurut Muh.
Adlin dikutip Sumarlin Adam bahwa penyalahgunaan

234 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

narkoba dapat menimbulkan resiko psikososial berikut


penjelasannya113:
Secara psiokososial penyalahgunaan narkotika akan
merubah seseorang menjadi depresi, tidak peduli dengan
norma masyarakat, hukum, dan agama, serta dapat
mendorong melakukan tindakan kriminal seperti mencuri.
Melalui pembinaan spiritual menjadi prioritas
utama untuk menekan dan mencegah pecandu narkoba
melakukan pencurian, dan juga mencegah tidak
mengulanginya. Yang kedua yang menjadi harapan adalah
mereka mampu mengendalikan akal sehatnya yaitu tidak
mengambil yang bukan haknya. Maka dengan pemahaman
Al-Qur’an kepada pasien/klien bisa berimpikasi terhadap
perubahan mental yang lebih baik, karena itu Al-Qur’an
memberikan solusi kepada mereka untuk bertaubat dan
mampu memulihkan akal pikirannya. Allah berfirman
dalam surat Al-Maidah/5:38
َّ َ ّ ٗ ٰ َ َ َ َ َ َ ۢ َ ٓ َ َ َ ُ َ ۡ َ ْ ٓ ُ َ ۡ َ ُ َ َّ َ ُ َّ َ
ُ َّ ‫ٱللِ َو‬
ٌ ‫ٱلل َعز‬
‫يز‬ِ ۗ ‫وٱلسارِق وٱلسارِقة فٱقطعوا أيدِيهما جزاء بِما كسبا نكل مِن‬
ٞ ‫َحك‬
٣٨ ‫ِيم‬

Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri,


potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi
apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah.
Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana
Ayat diatas menerangkan tentang hukum potong
tangan bagi pencuri, para ulama berselisih pendapat
tentang kadar harta yang dicuri:
113
M. Adlin Sila, Penanggulangan Penyalahgunaan Narkotika, Jakarta: Balai
Penelitian Agama dan Kemasyarakatan Proyek Pengkasjian Pendidikan Agama, 2003.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 235
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

Jumhur Salaf dan Khalaf berpendapat hukuman potong


tangan 1/4 dinar (1/4 mitsqal dari emas), atau 3 dirham
dari perak. Golongan Hanafiah sekurang-kurangnya
10 dirham. Berkata para Muhaqqiq: lafaz Sâriq dan
Sâriqah mengandung pengertian residivis. Maka yang
dipotong tangannya adalah pencuri yang yang berulang
kali. Adapun yang baru dan belum menjadi kebiasaan
maka tidak dijatuhi hukum potong tangan (baca dalam
buku al-hidayah wal irfan, hal 88).114
Allah menegaskan juga mengenai taubat bagi pelaku
pencurian dalam penjelasan ayat selanjutnya yaitu pada
surat Al-Mâidah/5:39
٣٩ ‫ِيم‬ َ َّ ‫وب َعلَ ۡيهِ إ َّن‬
ٌ ‫ َّرح‬ٞ‫ٱلل َغ ُفور‬ َ َّ ‫اب ِم ۢن َب ۡع ِد ُظ ۡل ِمهِۦ َوأَ ۡصلَ َح فَإ َّن‬
ُ ‫ٱلل َي ُت‬ َ َ‫َف َمن ت‬
ِ ۚ ِ
Maka barangsiapa bertaubat (di antara pencuri-pencuri
itu) sesudah melakukan kejahatan itu dan memperbaiki
diri, maka sesungguhnya Allah menerima taubatnya.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang
Kata ‫ واصلح‬artinya “dia memperbaiki, memberi
pengertian bahwa: apabila si pencuri bertobat dan
mengembalikan barang curiannya atau mengganti, maka
dapatlah dibebasakan dari hukuman”115. Khususnya pada
kasus pecandu narkoba ada perasaan yang terpuruk
selama hidupnya, dalam kondisi inilah pecandu
membutuhkan program pemulihan spiritual dari dampak
buruk narkoba yang sudah merusak mental dan
114
Teungku M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Tafsȋr Al-Qur’anul Mâjid, Jilid 1,,, hal. 587.
115
Teungku M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Tafsȋr Al-Qur’anul Mâjid, Semarang: Pustaka
Rizki Putra, Cet Ke 4, Jilid 1, 2016, hal. 587.

236 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

emosionalnya.
Berikut ini ayat-ayat Al-Qur’an yang mendasari
tentang larangan mencuri sebagai landasan pembinaan
rehabilitasi spiritual pada pasien/klien:
a. Surat Al-Baqarah/2:188
ۡ ُ ُ َ َ ْ ُ ُ َۡ َ
...‫َول تأكل ٓوا أ ۡم َوٰلكم بَ ۡي َنكم بِٱل َبٰ ِط ِل‬

Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta


sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan
yang bathil...
b. Surat An-Nisa/4:29
ۡ ُ ُ َ َ ْ ُ ُ َۡ َ ْ َ َ
َ ‫يأ ُّي َها َّٱل‬
...‫ِين َء َام ُنوا ل تأكل ٓوا أ ۡم َوٰلكم بَ ۡي َنكم بِٱل َبٰ ِط ِل‬ ٰٓ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling


memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil...
Berikut ini juga ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan
tentang memakan makanan yang halal dan baik, baik dari
zatnya maupun dari sumber dan cara mendapatkannya,
sehingga pasien/klien dapat berkomitmen menjaga
makanan dari sumbernya:
a. Surat Al-Mâidah/5:88
َ ۡ ُ َ‫ِي أ‬
٨٨ ‫نتم بِهِۦ ُمؤم ُِنون‬ ٓ ‫ٱلل َّٱل‬
َ َّ ْ ‫ٱلل َح َل ٰ ٗل َط ّي ٗبا ۚ َو َّٱت ُقوا‬ ُ َ َ َ َّ ْ ُ ُ َ
ُ َّ ‫ك ُم‬ ‫وكوا مِما رزق‬
ِ
Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa
yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah
kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 237
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

b. Surat Al-Baqarah/2:57
ُ ۡ ْ ُُ
...‫ت َما َر َزق َنٰك ۡ ۚم‬ َ
ِ ٰ‫ كوا مِن َط ّيِب‬...

... Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah


Kami berikan kepadamu...
c. Surat An-Nahl/16:114
َّ َ َ ۡ ْ ُ ُ ۡ َ ٗ ّ َ ٗ ٰ َ َ ُ َّ ُ ُ َ َ َ َّ ْ ُ ُ َ
ُ ‫ٱللِ إن ُك‬
ُ‫نت ۡم إيَّاه‬
ِ ِ ‫فكوا مِما رزقكم ٱلل حلل طيِبا وٱشكروا ن ِعمت‬
َ َ
١١٤ ‫ت ۡع ُب ُدون‬

Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang


telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah
nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja
menyembah
5. Sikap durhaka kepada orangtua
Efek narkoba kelima yaitu bisa melawan otoritas
terutama orangtua, pecandu narkoba akan sering terjadi
perselisihan dengan orangtuanya, akal sehat mereka
sudah terkontaminasi akibat dari narkoba, dengan
perselisihan ini mengakibatkan komunikasi tidak sehat,
pertengkaran, permusuhan hingga terjadi pembunuhan
anak terhadap orang tua kandungnya, hingga siapa saja
yang menghalangi mereka menggunakan narkoba maka
menjadi musuhnya sekalipun orangtuanya sendiri. Hal
inilah yang menjadi fokus dalam pembinaan spiritual agar
klien menyadari kembali hak dan kewajibannya terhadap
orangtuanya seperti dihormati, disayangi dan dimuliakan.
Terkait dengan tindakan melawan orangtua secara tegas
Allah melarangnya dalam Al-Qur’an dan pesan inilah

238 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

yang selalu disampaikan dalam pembinaan program


rehabilitasi oleh konselor kepada pasien/klien agar tidak
melakukan kedurhakaan kepada orangtua, sebagaimana
dijelaskan dalam surat Isrâ/17:23:
َٓ ُ ُ َ َ ََ ۡ َ َ َُ ۡ َ ُ َّ ٓ َّ ْ ٓ ُ ُ ۡ َ َّ َ َ ُّ َ َ َ َ
ٰ َ ‫ٱل َو ٰ ِ َليۡن إ ِ ۡح‬
‫س ًنا ۚ إ ِ َّما َي ۡبلغ َّن عِندك ٱلكِب أحدهما‬ ‫ض ربك أل تعبدوا إِل إِياه وب‬ ٰ ‫وق‬
ٗ َ ٗ ۡ َ َ ُ َّ ُ َ ِ َ ُ ۡ َ ۡ َ ِ َ َ ّ ُ ٓ َ ُ َّ ُ َ َ َ َ ُ َ ۡ َ
٢٣ ‫أو ِكهما فل تقل لهما أ ٖف ول تنهرهما وقل لهما قول ك ِريما‬

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan


menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik
pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali
janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan
“ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia (surat
al-Isrâ/17:23)
ّ ُ ٓ َّ ُ َ َ َ
Kata ‫ فل تقل ل ُه َما أ ٖف‬janganlah kamu berkata “ah”
kepada salah satunya atau keduanya. “Sabarlah
menghadapi tingkah laku keduanya dan carilah pahala
dalam kesabaranmu terhadap keduanya, sebagaimana
keduanya sabar dalam menghadapi kamu pada masa
kecilmu”116.
Dan kalimat ‫يما‬ ٗ ‫ َوقُل ل َّ ُه َما قَ ۡو ٗل َكر‬adalah ucapan kepada
ِ
keduanya perkatan yang indah dan baik117. Dan kalimat
ُ َ َ
‫ َول ت ۡن َه ۡره َما‬maksudnya adalah jangan menghardiknya118.
116
Abu Ja’far Muhammad, Tafsir Ath-Thabâri Terj. Jâmi Al-Bayân an Ta’wil Ayi Al-
Qur’an, Jakarta: Pustaka Azzam, 2009, hal. 604.
117
Abu Ja’far Muhammad, Tafsir Ath-Thabari Terj. Jâmi Al-Bayân an Ta’wil Ayi Al-
Qur’an,,, hal. 609.
118
Abu Ja’far Muhammad, Tafsir Ath-Thabari Terj. Jâmi Al-Bayân an Ta’wil Ayi Al-
Qur’an,,, hal. 608.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 239
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

Namun jika mereka bertaubat dan memperbaiki diri dari


kedurhakaanya terhadap orangtua maka Allah akan
mengampuni dosanya, sebagaimana dijelaskan dalam
surat An-Najm/53:32 berikut ini;
ۡ ۡ َ َّ َّ َّ َ َ ۡ ۡ ۡ َ ٰٓ َ َ َ ُ َ ۡ َ َ َّ
...ِۚ ‫ٱلث ِم َوٱلف َوٰحِش إِل ٱلل َم َ ۚم إِن َر َّبك َوٰس ُِع ٱل َمغفِ َرة‬
ِ ‫ٱلِين يتنِبون كبئِر‬
(Yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan
perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil.
Sesungguhnya Tuhanmu maha luas ampunan-Nya ...
Beberapa ayat Al-Qur’an berikut ini menjelaskan
tentang perintah Allah kepada manusai agar berbuat baik
terhadap orangtua sebagai landasan dalam pembinaan
rehabilitasi spiritual, sehingga bisa berimplikasi terhadap
mental pasien/klien:
a. Surat Al-Ahqaf/46:15
َُۡ ٗ ُ َ ٗ ُ ُ َ َ َ ً َ ۡ ۡ َ َ َ َ ۡ َ ۡ َّ َ َ
‫حل ۡت ُه أ ُّم ُهۥ ك ۡرها َو َوض َع ۡت ُه ك ۡرهاۖ َوحل ُهۥ‬ ٰ ‫نسن بِو ٰ ِليهِ إِح‬
ۖ‫سنا‬ ٰ ‫ٱل‬ِ ‫ووصينا‬
َ ُ َٰ َ ُ ُ ٰ َ َ
ًۚ‫ون َش ۡهرا‬ ‫وف ِصلهۥ ثلث‬
Kami perintahkan kepada manusia supaya
berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya,
ibunya mengandungnya dengan susah payah,
dan melahirkannya dengan susah payah (pula).
Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga
puluh bulan...
b. Surat lukman/31:14
َ َۡ َ ُ ُ َ َ ۡ َ ٰ َ َ ‫حلَ ۡت ُه أُ ُّم ُهۥ َو ۡه ًنا‬
َ َ ِ‫نس َن ب َو ٰ ِ َليۡه‬ ۡ َ ۡ َّ َ َ
ِ ‫ع وه ٖن وف ِصٰلهۥ ِف عم‬
‫ي أ ِن‬ ِ ٰ َ ‫ٱل‬ ِ ‫ووصينا‬
١٤ ‫ري‬ ُ ‫ك إ َ َّل ٱل ۡ َم ِص‬ َ ۡ َ َٰ َ ۡ ُ ۡ
‫ي‬ ‫ل‬ ‫ِو‬ ‫ل‬ ‫و‬ ‫ل‬
ِ ِ ِ ‫ٱشكر‬
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat

240 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya


telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua
tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua
orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu
c. Surat Al-Iraa/17:24
ۡ َ ۡ ّ َّ ُ َ َ ۡ َّ َ ّ ُّ َ َ َ َ ُ َ ۡ ۡ َ
ٗ ِ‫ح ُه َما َك َما َر َّب َيان َصغ‬
٢٤ ‫ريا‬ ِ ‫ب ٱر‬
ِ ‫وٱخفِض لهما جناح ٱذل ِل مِن ٱلرحةِ وقل ر‬
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua
dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai
Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana
mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”
6. Tindakan Kerusakan dan Melukai diri
Efek berat narkoba bagi pecandu dapat memicu kegaduhan
hingga kerusakan lingkungan, ketidakseimbangan
emosi membuat mereka cepat marah dan merusak
barang didekatnya, terlebih jika mereka dalam kondisi
sakau, bahkan merusak tangannya dengan disayat,
ketidaknormalan sikap seperti ini mereka menjadi
tersisihkan di masyarakat, maka dalam pembinaan
spiritual para pasien/klien ditanamkan agar selalu menjaga
diri dari tindakan-tindakan merusak baik kepada dirinya
maupun lingkungan sekitarnya hal ini cukup efektif untuk
mencegah perilaku buruk akibat narkoba.
Allah mengingatkan hal diatas dalam Al-Qur’an
tentang tindakan kerusakan adalah akibat perbuatan
manusia, dan mereka akan mendapat balasannya, agar
mereka kembali kepada jalan yang benar;

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 241
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

ْ ُ َ َّ َ َ َ ۡ َ َ َ َ ۡ ۡ َ َّۡ ُ َ َۡ ََ َ
‫اس ِلُذِيق ُهم َب ۡعض ٱلِي ع ِملوا‬
ِ َّ‫ت أيۡدِي ٱنل‬ ‫ب وٱلَحرِ بِما كسب‬
ِ ‫َظه َّر ٱلفساد ِف ٱل‬
َ َۡ ۡ ُ َ
٤١ ‫ج ُعون‬ِ ‫لعلهم ير‬
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya
Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang
benar). (Ar-Rȗm/30:41)
Kata ‫ فساد‬artinya keluarnya sesuatu dari keseimbangan
baik sedikit maupun banyak atau bermakna rusak. Kata
ini digunakan menunjuk kerusakan baik jasmani, jiwa,
maupun hal lain. Al-fasad antonim dari kata as-salah
berarti manfaat atau berguna. Dalam makna sempit
berarti kerusakan tertentu seperti kemusyrikan atau
pembunuhan. Ulama kontemporer memahaminya
kerusakan di darat seperti temperatur bumi semakin panas
dan kerusakan laut air laut tercemar sehingga
ketidakseimbangan ekosistem.119
Makna al-fasad juga berarti perampokan,
pembunuhan, pemberontakan dan sebagainya. Namun
jika mereka bertaubat dan memperbaiki dari kerusakan
(maksiat) tersebut maka Allah akan mengampuninya.
Sebagaimana dijelaskan Allah dalam surat Ali-imran/3:135
ۡ ُ ُ ْ َ ۡ ۡ َ َ َّ ْ ُ َ َ ۡ ُ َ ُ َ ْ ٓ ُ َ َ ۡ َ ً َ ٰ َ ْ ُ َ َ َ َ َّ َ
‫ٱس َتغف ُروا ِلنوب ِ ِه ۡم َو َمن َيغفِ ُر‬ ‫حشة أو ظلموا أنفسهم ذكروا ٱلل ف‬ ِ ‫وٱلِين إِذا فعلوا ف‬
َ ُ َ ۡ َ ۡ ُ َ ْ ُ َ َ َ ٰ َ َ ْ ُّ ُ ۡ َ َ ُ َّ َّ َ ُ ُّ
١٣٥ ‫صوا ع ما فعلوا وهم يعلمون‬ ِ ‫ٱذلنوب إِل ٱلل ولم ي‬

Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan


Depag RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta: Lembaga Percetakan Al-Qur’an RI,
119

Cetakan ke IV, 2009, hal. 514.

242 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat


akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa
mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain
dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan
kejinya itu, sedang mereka mengetahui.
Ayat berikut ini menjelaskan tentang larangan berbuat
kerusakan dan yang kedua larangan berbuat sesuatu yang
dapat mencelakakan dirinya:
a. Surat Al-A’raf/:85
ُ َّ ٞ ۡ َ ۡ ُ ٰ َ َ ٰ َ ۡ َ ۡ َ
ُ ‫ك ۡم إن ُك‬
َ ‫نتم ُّم ۡؤ ِمن‬ َۡ ْ ُۡ َ
٨٥ ‫ِني‬ ِ ‫حها ۚ ذل ِكم خي ل‬ ِ ‫َول تفس ُِدوا ِف ٱل‬
ِ ‫ۡرض بعد إِصل‬

Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi


sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih
baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang
beriman”
b. Surat Al-Baqarah/2:60
ۡ َۡ ْ َ َ َ
َ ‫سد‬
٦٠ ‫ِين‬ ِ ‫ َول ت ۡعث ۡوا ِف ٱل‬...
ِ ‫ۡرض ُمف‬

... Makan dan minumlah rezeki (yang diberikan)


Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi
dengan berbuat kerusakan
c. Surat Al-Baqarah/2:195
َ ُ َّ َ ۡ ُ َ ْ ُُۡ َ
... ِ‫ٱتل ۡهلكة‬ ‫َول تلقوا بِأيۡدِيكم إِل‬

Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke


dalam kebinasaan...
d. Surat An-Nisa/29
ُ َ َ َ َّ َّ ۡ ُ َ ُ َ ْ ٓ ُ ُ ۡ َ َ َ
ٗ ‫ك ۡم َرح‬
٢٩ ‫ِيما‬ ِ ‫ول تقتلوا أنفسك ۚم إِن ٱلل كن ب‬

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 243
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya


Allah adalah Maha Penyayang kepadamu

D. Implikasi Terapi Spiritual terhadap Perubahan Perilaku/


Mental dan Akhlak
Perubahan perilaku dan akhlak menjadi tujuan utama dari
pembinaan spiritual bagi santri Naza di MMHC, lamanya
proses rehabilitasi selama tiga bulan akan berpengaruh
terhadap perilaku mereka dan output pembinaan akhlak yang
baik prioritas. Sehingga akhlak yang baik ini bisa di aplikasikan
setelah berada di luar MMHC dan bisa beradaptasi yang baik
juga kepada masyarakat. Selain perubahan perilaku harapan
lain adalah peningkatan iman dan taqwa (IMTAQ) santri
Madani kepada Allah SWT, takwa dalam arti yang sebenarnya
mereka menjaga diri dari murka Allah dan azab-Nya dengan
menjauhi perbuatan maksiat (Narkoba) dan melaksanakan
ajaran yang telah digariskan Al-Qur’an dan dijelaskan oleh
Rasulullah.120 Menurut Puji Lestari rehabilitasi memiliki
tujuan umum dan khusus:
Tujuan umum dari penyelenggaraan program rehabilitasi
adalah terbentuknya ketahanan komunitas dan generasi
muda terhadap peredaran gelap Naza, yang kedua
terbentuknya perilaku mantan pecandu yang berakhlakul
karimah. Sedangkan tujuan khususnya adalah dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan pecandu baik jasmani
maupun rohani; meningkatnya kesadaran pecandu untuk
abstinen; meningkatkan rasa percaya diri pecandu untuk

Mohammad Utsmân Najâti, Psikologi Qur’ani Terj. Al-Qur’an Wa Ilm An Nafs,


120

Bandung: Penerbit MARJA, 2010, hal. 260.

244 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

bersosialisasi; meningkatkan kesadaran pencandu untuk


senantiasa zikir kepada Allah dan menumbuhkan kesadaran
pecandu beramar ma’ruf nahi munkar.121
Dalam proses rehabilitasi terlihat perubahan perilaku
seperti yang positif seperti mengerjakan shalat wajib pada
awal waktu, shalat taubat dan shalat duha serta mengikuti
rangkaian kegiatan spiritual, hal tersebut menjadi tanda
bahwasannya perubahan perilaku diawali dari awal proses
rehabilitasi. Menurut Dadang Hawari diantara dampak negatif
narkoba yaitu perubahan perilaku yang awalnya rajin ibadah
setelah konsumsi narkoba dengan mudahnya meninggalkan
ibadah disebabkan terganggunya sistem motoriknya. Hasil
yang diharapkan setelah menjalani rehabilitasi selama 3 bulan
di MMHC menurut Dadang Hawari122 juga dikutip oleh
Zubaidah, antara lain:
1. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa
2. Memiliki kekebalan fisik maupun mental terhadap
narkoba
3. Memiliki keterampilan
4. Dapat kembali berfungsi secara wajar (layak) dalam
kehidupan sehari-hari, baik di rumah (keluarga), di
sekolah/kampus, di tempat kerja, maupun masyarakat.123

121
Puji Lestari, “Metode Terapi dan Rehabilitasi Kraban Napza di Pondok Pesantren
Suryalaya Tasikmalaya,” dalam Jurnal Dimensia, Vol. 6, No. 1, Maret 2012, hal. 12.
122
Dadang Hawari, Penyalahgunaan & Ketergantungan Naza (Narkotika, Alkohol,
Zat Adiktif), Jakarta:, FKUI, 2001, hal. 133-134 .
123
Siti Zubaidah, Penyembuhan Korban Narkoba, Melalui Terapi dan Rehabilitasi
Terpadu,Medan: penerbit IAIN Press, Cet ke I, 2011, hal. 146.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 245
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

Menurut Utsmân Najâti indikator kesehatan jiwa dalam


perspektif Al-Qur’an dan Hadist antara lain124:
1. Hubungan individu dengan Tuhan.
Beriman kepada Allah tanpa menyekutukan-Nya, beriman
kepada kitab, malaikat, hari akhir, kada dan kadar, ibadah
dengan ikhlas, menjalankan perintah Allah dan rasul-
Nya, menjauhi maksiat dan perkara yang dilarang Allah
dan rasul-Nya.
2. Hubungan individu dengan diri sendiri.
Berusaha merealisasikan dirinya menjadi manusia yang
sempurna sesuai kemampuan yang dimiliknya. Juga
mengetahui kebutuhan, motivasi, dan kesenangan dirinya,
lalu memenuhinya sesuai dengan kemampuan yang
dimilikinya dengan cara yang tidak berlebihan.
3. Hubungan individu dengan orang lain.
Hubungan dengan orang lain yaitu saling menolong, jujur,
dapat dipercaya ketika melakukan interasksi sosial, tidak
menyakiti orang lain dan tidak menyimpan rasa dengki,
benci, dan hasut kepada orang lain dan tidak berbohong
dan menipu.
4. Hubungan individu dengan alam semesta.
Hendaknya mengetahui hakikat keberadaannya di alam
semesta ini sebagai makhluk yang dimuliakan oleh Allah
SWT atas makhluk lain. Sebagai khalifah Allah SWT
untuk memakmurkan bumi dan menjalankan segala
perintah-Nya.

M. Utsmân Najâti, Psikologi Dalam Perspektif Hadits Terj. Al-Hadits Wa Ulum


124

An-Nafs, Jakarta: PT. Pustaka Al-Husna Baru, 2004, hal. 323-324.

246 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

E. Terapi Spiritual dan Relevansinya dengan Terapi di Zaman


Modern
Di era kekinian, peradaban umat manusia mengalami
perubahan dalam khasanah kehidupan bio-psio-sosial-
spiritualnya. “Perubahan tersebut terjadi sebagai konsekuensi
moderenisasi, pola kehidupan manusia ke arah hedonisme
sehingga menimbulkan akses negatif.”125 Perubahan
moderenisasi ini juga menyebabkan banyak warga di dunia
kehilangan identitas diri, akibat logisnya tidak sedikit di
era moderen mengalami split personality, yang berujung
pada sulitnya meraih ketenangan dan kebahagiaan hidup.126
Menurut Hawari bahwa; “moderenisasi membawa perubahan
nilai-nilai kehidupan, seperti pola hidup sederhana dan
produktif menjadi pola hidup mewah dan konsumtif, bercorak
sekuler dan serba boleh (permissive society) sehinggga muncul
gangguan psikologis seperti depresi.127” dan sebagaian orang
mencari jalan yang salah untuk menghilangkan depresi atau
kecemasan hidupnya yaitu dengan menggunakan narkoba,
sehingga penyalahgunaan narkoba ini menurut Hawari
mengakibatkan gangguan mental organik atau gangguan
mental dan perilaku.128 Menurut Djumhana banyak hal
menimbulkan berbagai kecemasan, stress, keterasingan,
125
Ahmad Razak, Mokhtar, Wan Sulaiman, “Terapi Spiritual Islami Suatu Model
Penanggulangan Gangguan Depresi”, dalam Jurnal Ilmiah Psikologi, Vol. 6, No. 2, 2014, hal. 69.
126
Ahmad Nurrohim, “Antara Kesehatan Mental dan Pendidikan Karakter:Pandangan
Keislaman Terintegrasi,” Dalam Jurnal Attarbiyah, Vol. 1, No. 2, Desember 2016, pp.
273-302, hal. 275.
127
Ahmad Razak., et.al, “Terapi Spiritual Islami Suatu Model Penanggulangan
Gangguan Depresi”,,, hal 69.
128
Dadang Hawari, Manejemen Stres Cemas dan Depresi, Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indoensia, edisi ke 2, cet ke 4, 2001, hal. 105.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 247
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

egosime dan depresi,129” sehingga dikhawatirkan pada kasus


penyalahgunaan narkoba yang banyak memakan korban
bahkan merugikan negara ini harus ditinjau secara betul
agar tidak merusak anak bangsa. Perlawanan kepada mereka
yang sudah terkena narkoba maka tempat yang mengadakan
rehabilitasi haruslah memakai pendekatan yang efektif melalui
pendekatan spiritual islam bahkan kini masyarakat mulai
menggandungi model-model terapi berlatar belakang spiritul,
hal ini menurut peneliti sangat dibutuhkan baik yang masih
aman dari penyelahgunaan narkoba guna untuk membentengi
diri, terlebih yang sudah terdiagnosa sebagai pecandu narkoba
untuk segera proses rehabilitasi.
Menurut peneliti penyembuhan pencandu narkoba tidak
cukup hanya melalui pendekatan medik (obat) saja, karena
ada hal yang sangat urjen bagi para pecandu narkoba seperti
pembinaan mental dan perilaku yang lebih baik. Hal tersebut
menurut peneliti tidak dapat dirubah kecuali hanya melalui
pendekatan spiritual Islam. Inilah yang diterapkan di tempat
rehabilitasi MMHC melalui pendekatan yang holistik (bio-
psio-sosio-spiritual) diharapakan proses penyembuhan pasien
pecandu narkoba lebih efektif bisa disembuhkan.
Pendekatan spiritual merupakan bagian yang terpenting
dalam proses penyembuhan narkoba saat ini, adapun salah
satu penemuan penelitian saya adalah penyembuhan yang
paling cepat membenahi kesehatan mental bagi pecandu
narkoba adalah intervensi terapi spiritual bahkan tidak
menggunakan biaya yang mahal. Bagi yang memiliki tempat
129
Djumhana, “Dimensi Spiritual Dalam Teori Spikologi Kontemporer”, dalam
jurnal Umul Qur’an, Vol. V,No.4, 1994, hal. 14-21.

248 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB IV - SPIRITUAL SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’AN

rehabilitasi baik swasta maupun negeri bisa memberikan


formula baru didalam intervensi program spiritual yang
tepat. Adapun pendukung yang lain menyatakan sama adalah
beberapa penelitian menyatakan dimensi religius berimpliksi
kepada kesehatan mental terlebih pada terapi di era modern.
Faktanya ada beberapa pecandu narkoba kurang memahami
ibadah-ibadah agama atau kurang mengetahui agama
bahkan dalam penelitian Bakhtiar ada residen yang belum
tahu membaca Al-Qur’an.130 Menurut M. Quraish Shihab
“Kehidupan betapapun mewahnya tidak akan baik jika tidak
disertai ketentaman hati, sedang ketentraman hati baru dapat
dirasakan bila hati yakin dan percaya bahwa sumber yang
tidak terkalahkan yang selalu mendampingi dan memenuhi
harapan.131” Menurut Ahmad Razak terapi spiritual islami
adalah;
Terapi spiritual islami adalah salah satu paradigma dalam
dimensi psikologi yang mulai banyak dikaji dan dipraktekan
oleh kalangan masyarakat saat ini, berdasarkan hasil
penelitian dan pendapat para ahli menunjukan adaya
implikasi/pengaruh terapi spiritual islami terhadap gangguan
depresi.132
Terapi spiritual merupakan pendekatan berbasis agama
yaitu dengan penguatan iman dan taqwa, juga memberi solusi
serta alternatif pertama kali bagi pecandu narkoba yang
mengalami kompleksitas kesehatan baik fisik maupun mental.
130
Bakhtiar dan Suhartono Syam, ‘Terapi Holistik Terhadap Pecandu Narkoba,” dalam
Jurnal Bimbingan dan Konseling Teraputik, Vol. 1, No. 3, 2016, pg. 225-231, hal. 229.
131
M. Quraish Shihab, Tafsȋr Al-Misḫbâh,,, hal. 274.
132
Ahmad Razak., et.al, “Terapi Spiritual Islami Suatu Model Penanggulangan
Gangguan Depresi”, dalam Jurnal Ilmiah Psikologi, Vol. 6, No. 2, 2014, hal. 68.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 249
BAB V - PENUTUP

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kesimpulan penafsiran ayat-ayat spiritual dan implikasinya
terhadap kesehatan mental
Peneliti menyimpulkan bahwa; terapi bagi pecandu
narkoba yang diterapakan di Madani Mental Health
Care sudah sesuai dengan ajaran Islam berdasarkan
pendekatan dan pemahaman Al-Qur’an, sehingga peneliti
memperkuat dan mendukung teori Dadang Hawari
bahwasannya melalui pendekatan spiritual dalam proses
rehabilitasi dapat berimplikasi terhadap kesembuhan
pecandu narkoba yang tepat terutama dalam memprbaiki
mental pasien/klien, dengan diterapkannya pendekatan
pemahaman Al-Qur’an mampu mempersempit niat
pecandu narkoba untuk tidak kembali lagi kedalam
penyalahgunaan narkoba atau yang biasa dikenal

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 251
BAB V - PENUTUP

dengan relaps (kekambuhan pecandu setelah sembuh


dari rehabilitasi), kemudian menanamkan kepada para
pecandu adanya penguatan iman dan taqwa, akhlak
yang baik, dan haramnya narkoba dalam Islam, program
terapi spiritual berbeda dengan terapi yang hanya melalui
pendekatan detoksifikasi saja, dimana hanya fokus
terhadap pembuangan racun dengan treatman obat.
Adanya pemahaman para mufasir terhadap ayat-ayat
spiritual memiliki kesamaan antara pendekatan teori
spiritual oleh Dadang Hawari mengenai terapi spiritual
yang dapat berimplikasi terhadap kesehatan mental,
khususnya pada kasus penyalahgunaan narkoba.
Adapun penafsiran ayat-ayat spiritual oleh mufasir
modern dan para peneliti kajian keislaman menjelaskan
bahwa dengan pengamalan Al-Qur’an dapat berimplikasi
terhadap kesehatan mental, secara umum tesis ini
menjelaskan implikasi positif melalui kegiatan spiritual
berdasarkan perspekif Al-Qur’an yang diterapkan di
Madani Mental Health Care, kegiatan kegiatan spiritual
yang diterapkan di Madani Mental Health Care yaitu;
yang pertama dengan terapi shalat taubat dilakukan
setiap hari oleh pasien selama proses rehabilitasi, yang
kedua terapi dengan shalat lima waktu dengan berjamaah,
yang ketiga terapi pemaknaan dan pengamalan asmâul
ḫusnâ setiap hari, yang keempat terapi membaca dan
menghayati makna Al-Qur’an sebagai syifâ, yang kelima
terapi bacaan-bacaan zikir setelah shalat lima waktu, yang
keenam terapi membaca do’a-do’a Al-Qur’an, dan banyak

252 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB V - PENUTUP

lagi kegiatan spiritual lainnya yang bertujuan memperkuat


keimanan dan ketaqwaan bagi para pasien/klien.
2. Metode rehabilitasi MMHC dalam pembinaan pecandu
Narkoba/Naza menggunakan metode BPSS (Bio-Psio-
Sosio-Spiritual).1
Rehabilitasi Medik:
“Rehabilitasi medik yang diterapkan di Madani Mental
Health Care bertujuan agar mantan penyalahgunaan
obat benar-benar sehat fisik dalam arti diobati dan
disembuhkan serta memulihkan kondisi fisik yang
lemah.2” Pengobatannya yang diberikan kepada klien
yaitu menggunakan prinsip halal dan resep dr. Dadang
Hawari, hal tersebut didasari dengan pemahaman
Al-Qur’an dan sunah rasulullah sebagai petunjuk
pengobatan halal, seperti dijelaskan dalam surat Al-
Baqarah/2: 168-169. Hai sekalian manusia, makanlah
yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan;
karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang
nyata bagimu, Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh
kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap
Allah apa yang tidak kamu ketahui. Juga petunjuk hadits
Rasulullah tentang haramnya berobat dari sesuatu
yang haram. Sebagaimana hadist Abu Dawud no 3874
1
Dadang Hawari, Panduan Rehabilitasi Gangguan Mental & Perilaku Akibat Miras
dan Narkoba, & Skizofrenia, Jakarta: Mental Health Center Hawari & Associates, t.tp.
t.th. hal. 118.
2
Dadang Hawari, Penyalahgunaan dan Ketergantungan Naza, Jakarta: Badan
Penerbit Fakultas Kedokteran UI, Edisi kedua, 2012, hal. 135.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 253
BAB V - PENUTUP

berikut ini: Telah menceritakan kepada kami Muhammad


Bin Ubadah Al-Wasithi telah menceritakan kepada kami
Yazid Bin Harun telah menggambarkan kepada kami
Isma’il Bin Ayyasy dari Tsa’labah Bin Muslim dari Abu
Imran Al-Anshari dari Ummu Ad Darda dari Abu Ad
Darda ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
bersabda:”Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit
dan obat, dan menjadikan bagi setiap penyakit terdapat
obatnya, maka berobatlah dan jangan berobat dengan
sesuatu yang haram”, “maka pengobatan dilakukan dengan
memakai obat obatan (medicine) yang tidak menimbulkan
ketergantungan (non narkotik, non adiktif) dan bukan
miras. Tidak menggunakan obat-obatan sintesa narkotika
seperti methadhone, subutex, maupun turunan narkotika
seperti tradoisix, tramal, tramadol, kodein.3” “Diberikan
obat anti psikotik ditujukan terhadap gangguan sistem
neuro-transmitter susunan saraf pusat (otak), dan tidak
diberikan obat yang bersifat adiktif”4.
Rehabilitasi Psikiatrik:
“Rehabilitasi Psikiatrik ini dimaksudkan agar rehabilitasi
yang semula berperilaku maladaptif berubah menjadi
adaptif yaitu sikap dan tindakan anti sosial dapat
dihilangkan, sehingga mereka dapat bersosialisasi dengan
baik di masyarakat.”5:
3
Yayasan Madani Mental Health Care, Jenis-Jenis Obat yang Tidak Menimbulkan
Ketergantungan, lokasi: Jakarta, Observasi Dokumen, diambil tgl 12 september 2018.
4
Dadang Hawari Petunjuk Praktis Terapi (Detoksifikasi) Miras dan Narkoba (Naza),
Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran UI, Edisi ke ii, 2011, hal. 30.
5
Dadang Hawari, Penyalahgunaan dan Ketergantungan Naza,,, hal. 136.

254 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB V - PENUTUP

Konseling dilakukan bersifat pribadi (individu)


maupun konseling keluarga/pasangan suami istri serta
konseling kelompok. Konseling bersifat re-edukatif,
re-kontruktif, suportif, dan psikodinamik, psikoterapi
kognitif, dan psikoterapi keluarga. Dilakukan berbagai
test psikologi untuk mengetahui lebih dalam sisi psikologi
santri/klien.6
Rehabilitasi Psikososial:
“Rehabilitasi Psikososial dimaksudkan agar pasien
Naza dapat kembali beradaptasi dalam bersosialisasi di
lingkungan sosialnya, di rumah, sekolah, kampus atau
tempat kerja. Program ini merupakan persiapan untuk
kembali ke masyarakat (re entry program) dan pasien
dibekali pendidikan dan keterampilan.7” “Program-
program pembinaan yang bersifat terapi aktifitas
kelompok seperti futsal, renang, outbond dan lain-lain.8”
Rehabilitasi Psikoreligious:
“Terhadap penyalahgunaan Naza yang perlu diperhatikan
adalah pentingya komitmen agama bagi pasien, pengaruh
pendidikan agama dalam membentuk kepribadiannya,
dan memahami pengaruh terapi psikoreligious dalam
menekan angka kekambuhan.9” “Sebagai konsep
6
Yayasan Madani Mental Health Care, Jenis-Jenis Konseling, lokasi: Jakarta,
Observasi Dokumen, diambil tgl 12 september 2018
7
Dadang Hawari, Penyalahgunaan dan Ketergantungan Naza,…, hal 138.
8
Yayaysan Madani Mental Health Care, Program-Program Pembinaan Yang Bersifat
Terapi Aktifitas Kelompok, lokasi: Jakarta, Observasi Dokumen, diambil tgl 12 september
2018.
9
Dadang Hawari, Dimensi Kesehatan Jiwa dalam Rukun Iman dan Rukun Islam,
Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran UI, edisi ke ii, 2009, hal. 9.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 255
BAB V - PENUTUP

dasar bahwa Naza berbahaya bagi fisik dan mental. 10”


Rehabilitasi psikoreligous bertujuan untuk memulihkan
peserta rehabilitasi dengan menjalankan ibadah sesuai
keyakinannya. Untuk yang muslim pelajaran yang
diberikan dimaksudkan untuk memperkuat keimanan
dan memberikan keyakinan bahwa Naza hukumnya
haram baik dari segi agama dan Undang-Undang. Bagi
yang muslim terapi spiritual yang dijalankan seperti: 1).
Menjalankan shalat 5 waktu berjamaah, 2). Menjalankan
shalat tobat setiap hari, 3). Menjalankan shalat duha
setiap hari, 4). Membaca dan memahami isi kandungan
Al-Qur’an, 5). Pengamalan dan pemaknaan asmâul ḫusnâ,
6). Membaca zikir-zikir setelah shalat, 7). Membaca do’a-
do’a Qur’ani, 8). Teori dan praktek ibadah, 9). Tafsir
tematik Al-Qur’an dan hadist, 10). Mempelajari “Buku
konsep Islam memerangi Naza” karya Dadang Hawari,
11). Mempelajari buku “Al-Qur’an, ilmu kedokteran
jiwa dan kesehatan jiwa” karya Dadang Hawari, 12).
Mempelajari buku “konsep islam memerangi aids” karya
Dadang Hawari.
Empat metode diatas yakni digunakan dalam
merehabilitasi pecandu korban narkoba di MMHC
dalam rangka proses kesembuhan yang lebih baik, baik
dari segi jasmani maupun rohani. Sehat jasmani dan
rohani adalah sebuah amanah Allah agar disyukuri
dengan ketaatan kepada-Nya. Dalam musyawarah MUI
Nasional tahun 1983 mengatakan bahwa; “kesehatan
10
Dadang Hawari, Dimensi Kesehatan Jiwa dalam Rukun Iman dan Rukun Islam,,,
hal. 9

256 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB V - PENUTUP

secara menyeluruh mencakup aspek jasmaniah, ruhaniah


dan sosial yang dimiliki manusia sebagai karunia Allah
yang wajib disyukuri dengan mengamalkan tuntunan-Nya
dan memelihara serta mengembangkannya,11” bagi para
pencandu korban Naza hendaknya kembali mengamalkan
tuntunan Al-Qur’an yang didalamnya terdapat petunjuk
terutama dalam hal makanan atau minuman, narkoba
masuk kategori makanan/minuman yang diharamkan,
ulama sepakat bahwa Narkoba di-Qiyas-kan seperti
khomer/arak karena persamaan sifat antara keduanya
yaitu mengakibatkan ketagihan, ketergantungan,
perubahan tingkah laku, dan berbahaya bagi tubuh.

B. Saran
Peneliti mengajukan beberapa saran yang bersifat praktis dan
teoritis untuk pihak Madani Mental Health Care dan saran
untuk kepentingan penelitian selanjutnya.
1. Saran Praktis
a. Untuk pengelola Madani Mental Health Care peneliti
memberikan saran agar kegiatan spiritual lebih
ditingkatkan terutama kegiatan yang berbasis spiritual
b. Pengelola MMHC hendaknya lebih banyak
komunikasi dengan warga sekitar agar tetap terjaga
dan kondusif
c. Untuk pengelola MMHC hendaknya tidak
memberikan rokok kepada santri rehabilitasi karena
11
Nur Arfiyah Febriani, “Hubungan Antara Zikir Allah Dengan Kesehatan Fisik dan
Kesehatan Mental.” Tesis. Jakarta: Fakultas Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, 2007, hal. vii

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 257
BAB V - PENUTUP

rokok jika dicermati masuk kedalam zat adiktif hal


tersebut dijelaskan dalam buku Dadang Hawari yang
menjadi panduan MMHC
d. Untuk pengelola MMHC hendaknya terus menjaga
komunikasi dengan orang tua agar pasca rehabilitasi
para pencandu narkoba tidak melakukan kembali
penyalahgunaan narkoba
e. Untuk para pembimbing/ustadz hendaknya
menyampaikan materi kepada santri sesuai kurikulum
yang telah ditentukan oleh MMHC sehingga
pencapaian dan hasilnya selama 3 bulan lebih terukur
f. Saran bagi seluruh konselor, ustadz dan pegawai
MMHC ketika adzan shalat lima waktu telah
dikumandangkan hendaknya bersama-sama shalat
berjama’ah di mushola bersama santri sehingga
tampak kebersamaan antara santri dan konselor
g. Untuk individu kilen/santri hendaknya menjaga
pakaian yang menutup aurat terutama penggunaan
celana pendek karena sebagian masih ada yang
menggunakan celana pendek diatas lutut
h. Untuk individu setelah menjalani rehabilitasi agar
tidak kembali menggunakan narkoba, berjanji dengan
sungguh- sungguh tidak akan mengkonsumsi lagi
i. Untuk individu hendaknya menjaga ibadah shalat
baik saat proses rehabilitasi maupun pasca rehabilitasi
karena shalat dapat mencegah perilaku atau kebiasaan
buruk seperti penyalahgunaan Narkoba

258 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
BAB V - PENUTUP

j. Saran bagi orang tua atau keluarga penderita Naza


hendaknya menjaga putra-putrinya terutama dalam
pergaulan, yang kedua hendaknya dibekali dengan
ilmu agama yang baik, penguatan dan pengamalan
iman dan takwa, mencegah sedini mungkin pergaulan
bebas, dan sering menghadiri majelis ilmu agar
mendapat pencerahan dan ilmu agama sehingga
mendapatkan petunjuk dan tuntunan yang benar, dan
orang tua hendaknya mengingatkan anak-anaknya
tetap menjaga shalatnya dimanapun dan kapanpun
karena shalat dapat mencegah perbuatan-perbuatan
keji dan mungkar (tafakur surat Al-Ankabut/29:45)
2. Saran Teoritis
Berikut ini adalah beberapa saran penulis kepada peneliti
selanjutnya guna menyempurnakan dan menjadi khazanah
keilmuan terutama pembahasan narkoba dan solusinya
agar mendapatkan solusi yang terbaik, efektif dalam
rangka mengikis penyalahgunaan narkoba di Indonesia.
a. Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan
penelitian yang sama, namun penulis menyarankan
agar menggunakan mixed metode yaitu gabungan
metode kuantitatif dan kualitatif agar lebih terlihat
hasil dari setiap aspek spiritual yang diterapkan di
MMHC maupun tempat lain
b. Hendaknya penelitian bukan hanya satu tempat
rehabilitasi namun juga membandingkan di tempat
rehabilitasi lain sehingga kesimpulannya lebih
beragam atau bervariasi

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 259
BAB V - PENUTUP

c. Melakukan penelitian yang mirip namun lebih


komprensif diulas secara detail khususnya pada terapi
spiritual
d. Membuat alat ukur yang baku dalam perubahan
mental setelah mengikuti rehabilitasi
e. Menyarankan meneliti “Faktor-faktor apa saja yang
mengakibatkan penyalahgunaan narkoba”
f. Hendaknya meneliti kembali “Sistem atau konsep
pembinaan pasca rehabilitasi” agar tidak terjadi
relaps/kekambuhan sehingga tidak kembali masuk
kedalam rehabilitasi
g. Peneliti menyarankan untuk meneliti kembali
“Komparasi antara Undang-Undang narkotika di
Indonesia dengan hukum Narkotika perspektif Islam

260 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Wafa’a Qasem. “Spiritual Care at The End Of Life:


Western Views and Islamic Perspectives.” Dalam Jurnal
International Human and health sciences, Vol. 2, No. 2,
April 2018.
Ainur, Rahim Faqih. Bimbingan Dan Konseling Dalam Islam,
Jakarta: UUI Press. 2001.
Azarsa, Tagie. “Spiritual wellbeing, Attitude toward Spiritual
Care and its Relationship with Spiritual Care Competence
among Critical Care Nurses.” dalam Jurnal Caring
Sciences, Vol. 4, No.4, doi: 10.15171/jcs, 2015.
Ati, Mu’jizati. “Peran Rohani Islam dalam Memelihara
Kesebaran Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum
Islam Harapan Anda Tegal Tahun 2000,” Tesis. Semarang:
Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Walisongo,
2009.
Atikah. “Metode dan Teknik Bimbingan Konseling Islami
untuk Membantu Permasalahan pada Anak-Anak”,
dalam Jurnal Konseling Religi, Vol. 6, No. 1, Juni 2015.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 261
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Muhammad Mahmud. Sembuhkan Penyakitmu


dengan Al-Qur’an terjemahan dari kitab Ath-Thibb Al-
Qur’ani, Yogakarta: Cetakan Pertama, 2010.
Aan Nuraeni, et al. “Kebutuhan Spiritual Pada Pasien Kanker”
Bandung: Fakultas Keperawatan Universitas Padjajaran,
Vol. 3 No. 2 Agustus 2015.
Amir, Dinasril. Islam dan Pendidikan Kesehatan Mental,
Jakarta: Offset The Minagkabau Foundation, 2005.
Ali, Yunasril. Tasawuf sebagai Terapi Derita Manusia, Jakarta:
Serambi Ilmu Semesta. 2005.
Adz-Zaky. Hamdani Bakran. Psikoterapi Dan Konseling
Islam: Penerapan Metode Sufistik, Yogyakarta: Fajar
Pustaka Baru, 2001.
Ainin M. Metodelogi Penelitian Bahasa Arab, Malang: Hilal
Pustaka, 2007.
Amen, Danniel G. Change Your Brain Change Your Life
(Terj), Bandung: Qanita, 2011.
Ariwibowo, Teguh dan Murtiningsih, Afin. Rahasia Sehat
Setiap Hari, Jakarta: Penerbit Dunia Sehat, 2007.
Amriel, Reza Indragiri. Psikologi Kaum Muda dengan
Narkoba, Jakarta: Salemba, Humanika, 2008.
Asmadi. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi,
Jakarta: Salemba Medika, 2008.
Adi I.R. Perencanaan Partisipatoris Berbasis Asset Komunitas
(Dari Pemikiran Menuju Penerapan), Jakarta: UI Press,
2007.
Apipuddin. Al-Qur’an Sebagai Penyembuh Penyakit: Analis
Kitab Kazînat Al-Asrâr Karya Mohammad Haqqi Al-Nâili

262 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
DAFTAR PUSTAKA

1993, Tangsel: Young Progresive Muslim, Cet ke I, 2013.


Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik, Jakarta: PT. Rineka Cipta, Cetakan Ketigabelas,
2006.
A’la, Muhammad Zulfatul, et al. “Pengaruh Bereavement Life
Review Terhadap Kesejahteraan Spiritual Pada Keluarga
Pasien Stroke,” dalam jurnal kesehatan, Vol. 5, No. 2
Agustus 2017.
Achir, Yani Hamid. Aspek Spiritual dalam Keperawatan,
Jakarta: Widya Medika, 2005.
A, James and Wells, A. “Religion an Mental Health: Towards
a Cognitive-Behavioral Framework. dalam British Journal
of Health Pycology, Vol. 8, 2003.
Ancok, Djamaludin dan Fuad Nashori Suroso, Psikologi
Islam; Solusi Islam Atas Prablem Prablem Psikologi,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. ke IV, 2011.
Aulia, Zahra. Jangan Pernah Tergoda Narkoba, Semarang: PT
Bengawan Ilmu, 2007.
Al-Albani, Syaikh Muhammad Nashiruddin. Mukhtashar
Shahih Muslim, dalam revisi 1.03 update 26.03.2009,
http: Kampungsunnah.org Syaikh. Di akses 20 oktober
2018.
Adam, Sumarlinm. “Dampak Narkotika Pada Spikologi dan
Kesehatan Masyarakat”, t.d, (dalam tulisannya, beliau
adalah dosen komunikasi penyiaran Islam IAIN Sultan
Amai Gorontalo).
Anggreni, Dwi. “Dampak bagi Pengguna Narkotika, Psikotropika
dan Zat Adiktif (Napza) di Kelurahan Gunung SamarindaUlu,”
dalam ejournal Sosiatri-Sosiologi 2015, vol 3 (3) :37-51.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 263
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. Tafsir Ibnu Katsir Terj. Lubâbu Tafsîr Min Ibni


Katsîr, Bogor: Pustaka Imam Asy Syafi’i, 2016.
Al-Qurthubi. Tafsir Al-Qurthubi Terj. Al-Jâmi’li Ahkâm Al-
Qur’an, Jakarta: Cet 1, 2009.
A, Auliya, N. Wignjosoebroto S., Sudiarno A. “Aplikasi
Argonomi Mengenai Evaluasi Terapi Musik Sebagai
Perkembangan Autis”, Its: Institute Teknologi Sepuluh
November Surabaya, 2010.
A-Syuyuti, Jaluddin dan M. Ibrahim Salaim. Al-Qur’an Sang
Penyembuh Terj. Al-Qur’an Asy-Syâfi At-Tâdawi Bi
Al-Qur’an Wa Al-Istisyfâ Bi Arruqâ Wa At-Ta’aqaidz,
Depok: Keira Publising, 2015.
Al-Qurtubi, Imam. Tafsir Al-Qutthubi Terj. Al-Jâmi Li
Ahkami Qur’an jilid 9, Jakarta: Pustaka Azzam, 2008.
................., Tafsir Al-Qurthubi Terj. Al-Jâmi Ahkam Al-
Qur’an, Jakarta: Pustaka Azzam, Jilid 14, 2009
Al-Ashfahani, Ar-Raghib. Kamus Al-Qur’an Terj. Al-Mufrodat
Fȋ Gharȋbil Qur’ân, Cet Ke I, Depok: Pustaka Khazanah
Fawa’id, 2017.
Amen, Danniel G. Change Your Brain Change Your Life (Terj),
Bandung: Qanita, 2011.
Annisa S, Gunadiah dan Dinasti Pudang Binoriang.“Pengaruh
Senam Ergonomis dengan Musik asmaul husna Terhadap
Tekanan Darah pada Lansia Penderita Hipertensi di
Posyandu Lansia Adji Yuswo Tamantirto Kasihan Bantul,”
Yogyakarta: dalam Naskah Publik Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan UMY: 2017.
Arifin, Isep Zainal. “Bimbingan dan Konseling Islam Untuk
Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit,” dalam Jurnal Ilmu

264 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
DAFTAR PUSTAKA

Dakwah, Vol. 6, No. 19, edisi Januari-Juni, 2012.


Ash-Shabuni, Mohammad Ali. Shafwatut Tafsir, Terj. Sofwatut
Tafâsȋr, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2011.
Al-Maraghi, Ahmad Mustofa. Tafsir Al-Maraghi, Semarang:
PT. Karya Toha, Cet ke 3, 1993.
Ash-Shiddieqy, M. Hasbi. Tafsir Al-Qur’anul Majȋd An-Nur,
Semarang: Pustaka Rizki Putra, Jilid Ke II.
........................, Tafsir Al-Qur’anul Mâjid, Jilid 1, Semarang:
Pustaka Rizki Putra, Cet Ke 4, 2016.
Ar-Râghib Al-Ashfahâni. Kamus Al-Qur’an Terj. Al-Mufradât
Fȋ Gharȋbil Qur’an, Depok: Pustaka Khazanah Fawaid,
Cet. Ke 1, jilid 3, 2017.
Abdendaem, Al-Kaheel. Obati Dirimu dengan Al-Qur’an, Terj.
Âlij Nafsaka Bil Qur’ani, Tanggerang Selatan: Iniperbesar
Pustaka Indonesia, Cet ke I, 2015, hal. 20.
Al-Jazâri, Abdurahman. Kitâbul Fiqh ‘Ala-Mazâhibil Arba’ah,
Beirut: Al-Maktabah Al-Tijâriyah Al-Kubrâ, t.th.
Assamarqandi, Al-Fâqih Abu Laits. “Tanbȋhul Ghâfilȋn”,
Surabaya: Al-Manar Alih Bahasa Salim Nabhan, 1990.
Ali Ash-Shabuni, Mohammad. Shafwatut Tafsir, Terj. Sofwatut
Tafâsȋr, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2011.
Al-Bani, Muhammad Nashiruddin, Shahȋh Sunan Tirmidzi,
Abu Isa berkata, “Dalam bab ini ada riwayat lain dari Ibnu
Mas’ud, Abu Hurairah, Abu Khuzamah dari ayahnya,
dari Ibnu Abbas.” Hadits Shahih Ibnu Majah No 3436.
Buzan, T. The Power Of Spiritual Intelligence: Sepuluh Cara
Menjadi Orang Yang Cerdas Secara Spiritual. Jakata: PT.
Gamedia Pustaka Utama, 2003.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 265
DAFTAR PUSTAKA

Buhairi, M. Abdul Athi. Tafsȋr Ayat-Ayat Yâ Ayyuhal-Ladzȋna


Âmanȗ Terj. Nidâ Atirhmâni Li Ahli Ȋman, Jakarta:
Pustaka Kautsar, 2005, hal. 501.
Baequni dan Narila Mutia Nasir. Islam dan Kesehtan Pengantar
Kesehatan Masyarakat, UIN Jakarta Press, Jakarta, 2004.
Bertens, K. Etika. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama,
t.p. Cetakan Kedelapan, 2004.
............, “Psikoanalisis Sifmund Freud”, Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2006
Bagdan R dan Taylor. Kualitatif (Dasar Dasar Penelitian),
Terj. Khazin Afandi, Surabaya: Usaha Nasional, 1993.
Bungin, Burhan. Metodelogi Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT
Raja Grafindo Perkasa, 2001.
Budiman, Arief. Abu Bakar Baradja. Mental Sehat Hidup
Nikmat Mental Sakit hidup Pahit. Jakarta: Penerbit studia
press Jakarta.
Bakhtiar dan Suhartono Syam. Terapi Holistik Terhadap
Pecandu Narkoba, dalam Jurnal Bimbingan dan Konseling
Teraputik, Volume 1, Nomer 3, 2016, 225-231.
Carel, Elecsis Al-Insan Dzâlika Al-Majhȗl, Terj. Sayfiq As’ad
Farid, Beirut: Maktabah Al-Ma’arif, 1980.
Depkes RI. Jenis-Jenis Napza, Jakarta: Ditjen Binkesmas,
Direktorat Kesehatan Jiwa Masyarakat.
D, Larson et.al., “Association Between Dimension Of
Religious Commitment And Mental Health Reported
In The American Journal Of Psychiatry And Archives
General Psychiatry; 1978-1989”, Am J Psychiatry 149:4,
April 1992.

266 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
DAFTAR PUSTAKA

D, Musick. Cheever, Quinlivan, Nora, “Spiritualilty in


Medicine: A Comparison of Medical Students Attitudes
and Clinical Performance”, Academic Psychiatry, 27:2,
Summer 2003.
Dewi, Ratih Rustika. Dewi, Inggriane Puspita.“Persepsi
Perawat Dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan
Spiritual Muslim di RS Muhammadiyah Bandung”, dalam
Jurnal Keperawatan Asiyiyah, Vol 3, No1, Juni 2016.
Dirdjosisworo, Soedjono. Alkoholisme: Paparan Hukum dan
Kriminologi: Bandung: Remaja Karya, 1984.
Darojat. Kata Nafs Dalam Al-Qur’an (Studi Semantik),
Jakarta: Tesis. Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah,
2007.
Derajat, Zakiah. Islam dan Kesehatan Mental, Jakarta: PT.
Gunung Agung, Cet. Kedua, 1982.
Daum, Levenhar. Religious Commitment Reduce Risk to
Alcohol Anddrug Abuse, dalam Journal of Chronic
Diseases, 1980.
Djumhana. “Dimensi Spiritual Dalam Teori Spikologi
Kontemporer”, dalam Jurnal Umul Qur’an. No 4, Vol V,
1994.
Ernawati. “Terapi Lantunan Asmȃul ẖusnâ dan Teknik
Relaksasi Terhadap Kadar Gula Darah Pasien Diabetes
Melitus 2,” dalam Jurnal JPPNI Vol 01/April-Juli/2016.
Elzaky, Jamal. Buku Induk Mukjizat Kesehatan Ibadah: Terj.
Fusȗl Fȋ Thibb Al-Rasȗl, Jakarta: Zaman, Cet Ke I, 2011.
Faqih, Ainur Rahim.“Bimbingan Dan Konseling Islam”,
Jakarta: UUI Press, 2001.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 267
DAFTAR PUSTAKA

Fromm, Erich. Ad-Din Wa At-Tahlil An-Nafs, diterjemahkan


oleh Fuad Hamil, Kairo: Maktabah Gharib, 1977.
Febriani, Nur Arfiyah. “Hubungan Antara Zikir Allah dengan
Kesehatan Fisik dan Kesehatan Mental,” Disertasi,
Jakarta: Fakultas Tafsir Hadits Pascasarjana IAIN Syarif
Hidayatullah, 2007.
FA, Curlin, et al. “When Patients Wants Physician to Inquire
About Their Spritual or Religiously Related Conflict in the
Medical Encounter”, Arch Intern Med. 2005.
GW, Stuart dan Lararia, Buku Saku Keperawatan Jiwa
(Terjemahan) Jakarta: Edisi 3, EGC, 1998.
Gunawan. Remaja dan Permasalahannya, Yogyakarta:
Hanggar Kreator, 2011.
G, S, Lindzay, Hall, C. And Thompson, R.F. Psychology. New
York: Worth Publisher, Inch. 1976.
Guire, Mc. Meredith B. Religion : The Sosial Context.
California: Wadwort, Inc. 1981.
Geoders, N.E. Stress, Motivation and Drugs Addiction.
Current Directions in Psychology Science, 13.
Gusmiran, “Ruqyah Sebagai Terapi Religi Sesuai Sunnah
Rasulullah Saw,” Jakarta: Pustaka Marwa, 2005.
Hakim, Atang Abd dan Mubarak, Jaih. Metodologi Studi
Islam, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, Cetakan
Pertama, 2011.
Rudayana, Hikmat dan Argi Virgon Bagun. “Pengaruh Zikir
Asmȃul ẖusnȃ Terhadap Skala Intensitas Nyeri Pasien Post
Operasi Laparatomi di Ruang Bedah RSUP Dr Hasan
Sadikin Bandung, dalam Jurnal Kesehatan Kartika, Vol.
9, No. 2, Agustus 2014.

268 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
DAFTAR PUSTAKA

Hasan, Aliah B. Purwakania. Pengantar Psikologi Kesehatan


Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008.
Hasan, Hamka. Metode Penelitian Tafsir Hadist, Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008.
Hawwa, Sa’id. Intisari Ihya’ulumuddin, Mensucikan Jiwa,
Jakarta: Robbani Press, Cet. Vi, 2003.
Hawari, Dadang. Leaflet Madani Mental Health Care, Sistem
Terpadu: Bio-Psio-Sosial-Spiritual. t.d.
............Integrasi Agama dalam Pelayanan Medik, Jakarta:
Badan Penerbit Fakultas Kedokteran UI, edisi Ke 2, 2011.
............Brosur Terapi (Detokfikasi) Narkoba / Naza Tanpa
Methadon, Subutex dan Sejenisnya, Metode Prof Dr.dr.
H. Dadang Hawari, t.d.
............Graha Madani Pusat Pemulihan, Narkoba, &
Skizofrenia, Sistem Terpadu BPSS Graha Madani Pusat
Pemulihan, Narkoba, & Skizofrenia, Sistem Terpadu
BPSS, 2016.
...........Skizofrenia:edisi ketiga Pendekatan Holistik (BPSS)
Bio-Psio-Sosial-Spiritual.
............Panduan Rehabilitasi Gangguan Mental & Perilaku
Akibat Miras, Narkoba, dan Penderita Skizofrenia,
Jakarta: Mental Health Center Hawari & Associates.
............Hidup Sehat Tanpa Miras, Narkoba, Rokok (Zat
Adiktif), & HIV/AIDS, Jakarta: Mental Health Center
Hawari & Associates, 2012, hal. 1.
............Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa Perspektif
Al-Qur’an dan As-Sunah Edisi ke II, Jakarta: Fakultas
Kedokteran UI, 2015.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 269
DAFTAR PUSTAKA

............Penyalahgunaan & Ketergantungan Naza (Narkotika,


Alkohol, Zat Adiktif), Jakarta:, FKUI, 2001.
............ Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa,
Dana Bhakti Prima Yasa, Yogyakarta, 1996.
............ Menejemen Stress Cemas Depresi, Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, t.d.
............ Penyalahgunaan dan Ketergantungan Naza
(Narkotika, Alkohol, Zat Adiktif), Jakarta: FKUI, 2006.
............. Petunjuk Praktis Terapi (Detoksifikasi) Miras &
Narkoba (Naza), Badan Penerbit Fak. Kedokteran UI,
edisi Ke 2, 2011.
...............Penyalahgunaan & Ketergantungan Naza
(Narkotika, Alkohol & Zat Adiktif), Jakarta: Fakultas
Kedokteran UI, 2012.
...............Dimensi Kesehatan Jiwa Dalam Rukun Iman dan
Rukun Islam, Depok: Badan Penerbit Fakultas Kedoteran
UI, 2009, hal. 53.
Hanafi, Muchlis (ed), Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an,
Tafsir Al-Qur’an Tematik Spiritualitas dan Akhlak,
Jakarta: Penerbit Lajnah Pentashih Mushaf Al-qur’an,
Cetakan 1, 2010.
Hady, M. Samsul. Pemikiran Spiritual Abdullah Yusuf Ali,
Disertasi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2003.
Hanafi, Muchlis M. (ed). Spiritualitas dan Akhlak, Jakarta:
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an, Cet ke-I, 2010.
Habibi, Syahrul Basri, Fitri Ramadhani. “Faktor-Faktor
yang Berhubungan Dengan Kekambuhan Penggunaan
Narkoba pada pasien Rehabilitasi di Balai Rehabilitasi
Badan Narkotika Nasional Baddoka Makasar Tahun

270 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
DAFTAR PUSTAKA

2015. Public Health Science Journal, FKIK UIN Alaluldin


Makasar, ISSN-P 2086-2040, ISSN-E 2548-5334, Volume
8, No 1, Januari-Juni 2016
Hude, M. Darwis, et al. Cakrawala Ilmu Dalam Al-Qur’an,
Jakarta: Pustaka Firdaus, Cet Ke II, 2002, hal. 335 .
Hasnani, Fenti. Spiritualitas dan Kwalitas Hidup Penderita
Kanker Servik, dalam Jurnal Health Quality Vol 3 No 2,
2012.
Hakim, Atang Abd. et al. Metodologi Studi Islam, Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, Cetakan Pertama, 2011.
Hayat, Abdul. Bimbingan Konseling Qur’ani Jilid 2, Pustaka
Pesantren, Yogyakarta, Cet 1, 2017.
Hude, M. Darwis, et al. “Cakrawala Ilmu Dalam Al-Qur’an”,
Jakarta: Pustaka Firdaus, Cet Ke II, 2002.
Hafen, Brent Q. et al. Effects Of Attitudes, Emotions, and
Relationship, Massachusetts” dalam jurnal Mind Body
Health. 1996.
Istiani Nurul dan Esti Zaduqisti. “Konsep Strategi Theistic
Spiritual Dalam Layanan Bimbingan Konseling Dan
Psikoterapi Islam,” dalam jurnal Religia, ISSN 1411-1632
(Paper), E-Issn 2527-5992 (Online), Vol. 20, No. 2, 2017.
Irawan, Bambang. Menemukan Jiwa Yang Hilang Butuh Obat
Jiwa Yang Sakit, Jakarta: Cetakan pertama, PT. Dian
Rakyat, 2010.
Irmansyah. Isu Etika dalam Penelitian di Bidang Kesehatan,
Jakarta: Asosiasi Ilmu Forensik Indoesia, Cetakan
Pertama, 2013.
Irham, M. Iqbal. Menghidupkan Spiritualitas Islam,
Tangerang: Penerbit Smesta, 2016.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 271
DAFTAR PUSTAKA

Ibn Qoyyim, Al-Jauziyah. Zadul Ma’ad Al-Dawa Al-Dawa


dan Tibun Nabawi, t.d.
Ibnu, Imam Jauzy, Shohih Bukhori Jilid 4 Kitab Iman, Qohirah:
Dâr El-Hadith Publishing & Distributing, 2008.
Irham, M. Iqbal. Menghidupkan Spiritualitas Islam,
Tangerang: Penerbit Semesta, 2016.
Iman, Suprianto. Financial Spiritual Quetiont, Surabaya:
Lutfansah Mediatama, Cet. Pertama, 2006.
Jalauddin. Psikologi Agama Memahami: Perilaku dengan
Mengaplikasikan Prinsip-Prinsip Psikologi, Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2016.
John, Ehman. Barbara, Short, Chiampa, Flaschen. “Do
Patient Wants Physician To Inquiri About Their Spiritual
Or Religious Belliefs If They Become Gravely Ill:”In: Arc
Intern Med. Vol. 159, Aug9/23, 1999.
Jalaludin, Buku: Psikologi Agama edisi 2016, PT Raja
Grafindo persada: jakarta.
J, Wong, Y. Rew, L, and Slaikeu, K.D. “A Systematic Review
of Recent Research on Adolescent Religiosity/Spirituality
and Mental Health. Issue in Mental Health Nursing, Vol
27, hal 161-183, 2006.
Jaelani, A.F. Penyucian Jiwa (Tazkiyat Al-Nafs) dan Kesehatan
Mental, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2001.
Jamaluddin. “Konsepsi Pencegahan Bahaya Narkoba
Perspektif Hukum Islam,” dalam Jurnal, Volue 27, Nomer
1 Januari 2016.
................, “Data dan Informasi Kesehatan Gambaran
Umum Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia”, Jakarta:
Kemenkes RI, 2014.

272 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI No. 812/Menkes/Sk/VII.“Tentang Kebijakan


Terapi Paliatif”, Depkes RI, Jakarta, 2007.
................,Data dan Informasi Kesehatan Gambaran Umum
Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia, Jakarta:
Kemenkes RI, 2014.
................, Pedoman Penatalaksanaan Medik Gangguan
Penggunaan Napza, Direktorat Bina Kesehatan Jiwa RI,
Tahun 2012.
Koenig, Harold G. et al. ”Religion, Spirituality, and Medicine:
Research Findings and Implications for Clinical Practice”,
dalam Jurnal The Southern Medical Association 0038-
4348/04/9712-1194, 2004.
KK, Laubmeier. SG, Zakowski. JP, Bair. The role of spirituality
in the psychological adjustment to cancer: a test of the
transactional model of stress and coping, in t J behav
med,; 11 (1): 48-55, 2004.
Kinasih, Karina Dinda. “Peran Pendampingan Spiritual
Terhadap Motivasi Kesembuhan Pada Pasien Lanjut
Usia”, dalam Jurnal STIKES, Vol. 5, No 1. Juli 2012.
Kamus Besar Bahasa Indonesia [KBBI]. “Definisi Mental,”
https://kbbi.web.id/mental.html. diakses tanggal 29
November 2018, jam 15 00 WIB.
Kamus Besar Bahasa Indonesia [KBBI]. “Definsi spikologi,”
https://kbbi.web.id/psikologi.html. diakses tanggal 29
November 2018, jam 15 00 WIB.
Komarudin. “Bimbingan Psiko-Religious Bagi Pasien Rawat
Inap Rumah Sakit Umum di Jawa Tengah (Formulasi Ideal
Layanan Bimbingan dan Konseling Islam), dalam Jurnal
At’taqodum, Vol. 4 No. 1 Juli 2017.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 273
DAFTAR PUSTAKA

Kaliat, Editor Budi Ana, et al. Keperawatan Kesehatan Jiwa


Komunitas: CMHN (BASIC COURSE), Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC, 2012.
Kamuzzaman, Teori Kaunseling Bina Jiwa, Malaysia: Rasaling
Press, Perlis 2006 .
Khalik, Syaifllah dan Evi Risa Mariana, Zainab. “Faktor
Faktor yang Mempengaruhi Penyalahgunaan Narkoba
Pada Klien Rehabilitasi Narkoba di Poli Napza RSJ
Sambang Lihum,” dalam Jurnal Skala Kesehatan Volume
5 No 1 Tahun 2014.
Kasamasu, Latefah, et al. Analisis Dalil Pengharaman Narkoba
dalam Karya Karya Islam Kontemporer, dalam Jurnal
Wardah: Vol 18, No 1, 2017.
Kamaln, Zainul, et al. Kontektualisasi Doktrin Islam dalam
Sejarah, Jakarta: Paramadina, 1995.
Kaheel Abdendaem. Obati Dirimu dengan Al-Qur’an, Terj.
Âlij Nafsaka Bil Qur’ani, Tangsel: Iniperbesar Pustaka
Indonesia, Cet ke I, 2015.
Lajnah Pentashihan Mushaf. Tafsȋr Ilmi:Makanan dan
Minuman Dalam Perspektif Al-Qur’an, Jakarta: Cetakan
Ke 1, 2013.
Lindzay, G, Hall C.S, Thompson, R.F. Psychology, New York:
Worth Publiser,1976 .
Lari, Mujtaba Musawi. Etika & Pertumbuhan Spiritual
Terjemah Buku Ethnic dan Spiritual Growth, Jakarta:
Penerbit Lentera, Cetakan pertama, 2001.
Lubis, Zakaria Husin. Tasawuf Sebagai Terapi Kesehatan Mental
(Studi Kasus Penyembuhan Napza di Peseantren Bina Akhlak
Ciancur), Tangsel: Impresa Publishing, Cet Ke I, 2013.

274 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
DAFTAR PUSTAKA

Latif, Umar. “Al-Qur’an Sebagai Sumber Rahmat Dan Obat


Penawar (Syifâ) Bagi Manusia”, dalam Jurnal Al-Bayan,
Vol. 21, No. 30, Juli-Desember 2014.
Laits, Al-Faqih Abu Assamarqandi. “Tanbȋhul Ghâfilȋn”, Alih
Bahasa, Salim Nabhan, Surabaya: Al-Manar, 1990.
Martuaraja, Alpin. “Pengaruh Motifasi Kerja dan Spiritualtas
Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Badan Litbang dan
Dilat Kementrian Agama RI,” Skripsi. Jakarta: Fakultas
Psikologi. UIN Syarif Hidayatullah, 2013.
Mubarak, Achmad. Solusi Krisis Keruhanian Mansusia Modern
Jiwa dalam Al-Qur’an, Jakarta: Penerbit Paramadina,
Cetakan pertama, 2000.
.............., Psikology Islam: Kearifan dan Kecerdasan Hidup,
Jakarta: The IIIT dan Wahana Aksara Prima, 2009.
Maman, Kh, U. et.al. Metode Penelitian Agama, Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2006.
Mcleod, John. Pengantar Konseling Teori dan Studi Kasus,
Jakarta: Edisi III, Prenada Media Grup, 2010.
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif Edisi
Revisi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cetakan
Ketigapuluhlima, 2016.
Muhtar. Pendekatan Spiritual dalam Rehabilitasi Sosial Korban
Penyalahgunaan Narkoba di Pesantren Inabah Surabaya,
dalam Jurnal Informasi, Vol 19, No 3, Sepetember –
Desember, 2014.
Muchlas, et al. Pedoman Santunan Rohani, Semarang: RSI
Roemani Muhamadiyyah, 1998.
Mohr, A.M. Psychiatry, No.163, 1952-1959.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 275
DAFTAR PUSTAKA

Mccaffrey Am Et Al. “Prayer For Health Concern”, Arch


Intern Med. 2004; I 64:858-862. Lihat Juga Astin Ja Et
Al., “The Effifacy Of “Distant Healing”; A Systematic
Review Ofrandomized Trials”, Ann Intern Med. 2000.
Maramis, W,F. Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Penerbit
Penerbit Airlangga University Press, Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga, 2005.
Masjkur, M. Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Remaja
dalam Perspektif Islam, At-Tuhfah dalam Jurnal Keislaman.
Martaatmadja. Awas Bahaya Nafza, Semarang: PT. Bengawan
Ilmu, 2007 Nasir, Abdul dan Muhith, Abdul. Dasar-Dasar
Keperawatan Jiwa Pengantar dan Teori. Jakarta: Penerbit
Salemba Medika, 2011.
Mulkiyam dan Ach. Farid. Terapi Holistik Terhadap Pecandu
Narkoba, dalam Jurnal, Vol 8, No2, Desember 2017.
Markam, Suprapti Sumarno. Pengantar Psikologi Klinis,
Jakarta: UI Press, 2003.
Moore, et al. Youthful Precursors Of Alcohol Abuse In
Physicians, American journal of Medicine, 1990.
Mickinlay. E. The Spiritual Dimension of Ageing. 2nd Printing
. London: & Philadelphia: Jessica Kingsley Publisher,
2004.
Macgreogor. “Piece Of Mind Menggunakan Pikiran Bawah
Sadar Untuk Mencapai Tujuan” Jakarta: Gramedia, 2001.
Majah, Sunan Ibnu. Bab Assholatu Syifâ, Nomer Hadits 3456,
Jilid 4, Qâhirah: Dârul Haitsam, 2005.
Mayasari, Ros. “Islam dan Psikoterapi, dalam Jurnal Psikologi,
Volume 6, Nomer 2, November 2013.

276 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
DAFTAR PUSTAKA

Mills PJ. “Spirituality, Religiousness and Health; From


Research to Clinical Practice,” dalam Jurnal Ann Behav
Med, Vol. 24, 2002.
Muhammad, Abu Ja’far. Tafsȋr Ath-Thabari Terj. Jâmi Al-
Bayan an Ta’wil Ayi Al-Qur’an, Jakarta: Pustaka Azzam,
2009.
Mujib, Abdul dan Jusuf Muzakkir. Nuansa-Nuansa Psikologi
Islam, Jakarta: Raja Grafindo Perkasa, 2002.
Mubarak, Achmad. Psikology Islam: Kearifan dan Kecerdasan
Hidup, Jakarta: The III T dan Wahana Aksara Prima,
2009.
Marlatt, A and J.R Gardon. Relapse Prevention: Maintenance
Strategies in The Treatment of Addiictive Behaviour, New
York: Guilford, 1985.
Newberg, B. Andrew. “Spirituality And Health, The Art
Of Compassionate Medicine,” dalam Jurnal Religion
Health,Vol. 2, Maret 2001.
Nasr, Sayyed Hossen. Islamic Spirtuality, London: Foundatioan
and Menifestation the Crossroad Publishing Company,
1997.
Nurul Istiani dan Esti Zaduqisti. “Konsep Strategi Theistic
Spiritual dalam Layanan Bimbingan Konseling dan
Psikoterapi Islam”, dalam jurnal RELIGIA ISSN 1411-1632
(Paper) E-Issn 2527-5992 (Online), Vol 20, No 2, 2017.
Najati, Muhammad Utsman. Psikologi dalam Perspektif Hadis,
Jakarta: PT. Mustika Al-Husna Baru, Cetakan I, 2004.
........... Ilmu Jiwa dalam Al-Qur’an, Jakarta: Penerbit Pustaka
Azam, Judul Asli Al-Qur’an Wa Ilm An-Nafs, Cetakan
Pertama, 2006.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 277
DAFTAR PUSTAKA

........... Psikologi Qur’ani dari Jiwa Hingga Ilmu Laduni,


Bandung: Penerbit Marja, Cetakan Pertama, 2010.
..........., Psikologi Qur’ani Terj. Al-Qur’an Wa Ilmi An-Nafs,
Bandung: Penerbit Marja, 2010.
........... Psikologi dalam Persepktif Hadist Terjemahan dari
kitab Al-Hadist Wa Ulum An-Nafs, Jakarta : Pustaka Al-
Husna Baru, 2004.
............, The Ultimate Psychology Sempurna Ala Nabi Saw,
Terj. Hedi Fajar, Judul Asli Al-Hâdits An-Nabawi Wa Ilm
An-Nafs, Bandung: Pustaka Hidayah, 2008.
Nurjanisah, Teuku Tahlil, Kartini Hasballah, “Analisis
Penyalahgunaan Napza dengan Pendekatan Health Belief
Model.”
Nuraeni, Aan, et al.”Kebutuhan Spiritual Pada Pasien
Kanker” Fakultas Keperawatan Universitas Padjajaran,”
Vol. 3 No. 2 Agustus 2015.
Nata, Abuddin. Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, Cetakan Kesembilan, 1998.
........, Islam dan Ilmu Pengatahuan, Jakarta: Prenadamedia
Group, Cet Ke I, 2018.
Nawawi, Hadari. Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta,
Gajah Mada University Press.
Nasution, S. Metode Penelitian Naturalisitk Kualitatif,
Bandung: Tarsito, 1988.
Nizar, Mahmood. Penyalahgunaan Narkoba: Aspek Undang
Undang, Pemulihan, Rawatan & Pencegahan. Kuala
Lumpur: Percetakan Naz Sdn.Bhn. 2009. (Sumber Asli).
Baca Latefah Kasamasu, et al. Analisis Dalil Pengharaman
Narkoba dalam Karya Karya Islam Kontemporer, dalam

278 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Wardah: Vol 18, No 1, 2017.


Nurrohim, Ahmad. Antara Kesehatan Mental dan Pendidikan
Karakter: Pandangan Keislaman Terintegrasi, Dalam
Jurnal Attarbiyah, Vol. 1, No. 2, Desember 2016.
Oriodan, “Seni Penyembuhan Sufi Dengan Pendekatan
Tuhan”, 2002.
Pasiak, Taufik Fredrik. Model Penjelasan Spiritualitas dalam
Konteks Neurosains, Disertasi: dalam Bab V, Universitas
Islam Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009.
..........., Tuhan dalam Otak Manusia, Bandung: Penerbit
Mizan, 2012.
Palletier, Kenneth. “Tema: Efek kegiatan rohani terhadap
kesehatan mental,” http//:www.Spiritualcompetency.com,
diakses tanggal 11 agustus 2018.
Prasetyo, Agus. Aspek Spiritualitas Sebagai Elemen Penting
dalam Kesehatan Jurnal Kesehtan Al-Irsyad, (Jka), Vol.
Ix, No 1, Maret 2016, hal 20. Baca juga: Narayasanamy
A, Palliative Care and Spirituality. Dalam jurnal Indian J
Palliative Care; 13;2, 2007.
.............., Aspek Kesehatan Sebagai Elemen Penting dalam
Kesehatan, Dalam Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol
Ix. No 1, Maret 2016.
Partodiharjo, Subagyo. Kenali Narkoba dan Musuhi
Penyalahgunaanya, Jakarta: Yayasan Karya Bakti.
Park, Crystal L. et al. “Advancing our understanding of religion
and spirituality in the context of behavioral medicine”,
dalam jurnal Behav Med, Vol. 40 No 1, Febuari 2017.
halm 39–51. doi:10.1007/s10865-016-9755-5.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 279
DAFTAR PUSTAKA

Pamungkas, Apriliantin Putri. Peran ASEANPOL dalam


Pemberantasan Peredaran Narkoba di Indonesia, dalam
Journal Of International Relations, Volume 3, Nomer 2,
Tahun 2017.
Puchalski, Christina Maria. ”Religion, Medicine and
Spirituality” What We know, What We don’t know and
What We do”, dalam Jurnal Health Science, vol 3.
Puchalski, et al.“Improving The Quality Of Spiritual Care
As A Dimension Of Palliative Care: The Report Of The
Consensus Conference. Journal Of Palliative Medicine,
2009.
Proporsi adalah Perbandingan. Sumber: Kamus Besar Bahasa
Indonesia [KBBI] diakses secara Online Tanggal 19
November 2018, http/kbbi.web.id.
Qutb, Sayyid. Fi Zhilalil Qur’an dibawah Naungan Al-Qur’an,
Jakarta: Gema Insani Press, Cetakan Ketiga, 2004.
........, Tafsîr Fi zhilâl Qur’an, Jilid 1: Jakrata: Gema Insani, cet
ke 7, 2008.
Rosdahl, C.B. Text books of Basic Nursing. Philadelphia:
Lipponcott Williams & Wilkins, 1999.
Rini, Rafi’ah Susrini, et al. Sehat Seutuhnya Untuk Semua Seri
Menuju Indonesia Sehat dengan Syariah, Jakarta: Forum
Muslimah Untuk Indonesia Sehat, Cetakan Pertama,
2009.
Ristianingsih, Dwi. et al. “Gambaran Motivasi dan Tindakana
Keperawatan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Spiritual
Pasien di Ruang ICU PKU Muhamadiyyah Gembong,
dalam Jurnal Ilmiyah Kesehatan Keperawatan, Vol 10,
No 2. Juni 2014.

280 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
DAFTAR PUSTAKA

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an. Tafsir Tematik Al-


Qur’an Kesehatan Dalam Perspektif Al-Qur’an, Jakarta:
Penerbit Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an, Cetakan
pertama, 2009.
Rahmawati. “Pusat Terapi dan Rehabilitasi Bagi Ketergantugan
Narkoba, Skirpsi, Surakarta: Universitas Sebelas Maret”, 2010.
Rini, Rafi’ah Susrini, et al. Sehat Seutuhnya Untuk Semua Seri
Menuju Indonesia Sehat dengan Syariah, Jakarta: Forum
Muslimah Untuk Indonesia Sehat, Cetakan Pertama, 2009.
Reza, Iredho Fani. Efektifitas Pelaksanaan Ibadah Dalam
Upaya Mencapai Kesehatan Mental, dalam Jurnal
Psikologi Islami, Vol 1, No 1, Tahun 2015.
Ruslan. Metode Penelitian Public Relatiaon dan Komunikasi,
Edisi 1, Cet. IV, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008.
Depag RI. Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta: Lembaga
Percetakan Al-Qur’an RI, Cetakan ke IV, 2009.
Razak, Ahmad. Mokhtar, Wan Sulaiman. “Terapi Spiritual
Islami Suatu Model Penanggulangan Gangguan Depresi”,
dalam Jurnal Ilmiah Psikologi, Volume 6, No 2, 2014.
Shamad, M. Kamil Abdush. Mukjizat Ilmiah Dalam Al-Qur’an
Terj. Al-I’jâzu Ilmi Wal Islâm, Jakarta: Akbar Media Eka
Sarana, Cet Ke 5, 2004.
Sapuri, Rafy. Psikologi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, Cet. Ke II, 2017.
Shihab, M. Quraish. Mukjizat Al-Qur’an Ditinjau dari Aspek
Kebahasaan, Isyarat Ilmiah, dan Pemberitaan Gaaib,
Bandung: Penerbit Mizan Pustaka, 2013.
............ Wawasan Al-Qur’an Tafsir Maudu’i Atas Pelbagai, Persoalan
Ummat, Bandung : Penerbit Mizan, Cetakan xvi, 2005.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 281
DAFTAR PUSTAKA

…….... Membumikan Al-Qur’an, Bandung: Penerbit Mizan


Media Utama, Cetakan xxviii, 1994.
..........., Tafsîr Al-Mishbâh, Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-
Qur’an, Tangsel: Lentera Hati, Cetakan II, 2009.
..........., Membumikan Al-Qur’an, Bandung: Penerbit Mizan
Media Utama, Cetakan Xxviii, 1994.
..........., Ensklopedia Al-Qur’an Kajian Kosa Kata, Tang-Sel:
Lentera Hati, Cetakan ke I, 2007.
..........., Menjemput Maut Bekal Perjalanan Menuju Allah
Jakarta: Lentera Hati, 2007.
Syaikh, Abdulah bin Muhammad Alu. Tafsir Ibnu Katsir Judul
Asli Lubâbu Tafsîr Min Ibni Katsîr, Bogor: Pustaka Imam
Asy Syafi’i, Cetakan Pertama, 1994.
Siswati, Sri. Etika dan Hukum Kesehatan dalam Perspektif
Undang-Undang Kesehatan, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, cetakan 1. 2015.
Sa’id Hawwa, Intisari Ihya’ulumuddin, Mensucikan Jiwa,
Robbani Press, Cet Vi, Jakarta, 2003
Sarwono, Sarlito W. Pengantar Psikologi Umum, Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, Cetakan. Ke II, 2010.
Smet, Bart. Psikologi Kesehatan, Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana, 1994.
Sunardi. Revolusi Ilmuan Muslim Bagi Dunia Kedokteran,
Surakarta: Hilal Ahmar Press, Cetakan I, 2011.
Subandi dan Hasanat, Nida UI. “Pengembangan Pelayanan
Rohani bagi Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit umum,”
dalam Jurnal Psikologika, No. 10 tahun 2000.

282 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
DAFTAR PUSTAKA

Saam, Zulfan. Psikologi Konseling, Jakarta: PT. Raja Grafindo


Persada, Cetakan Pertama, 2013.
Syuhada, Ifwan “Seminar Psikologi & Kemanusiaan”, dalam
Psychology Forum UMM, 2015.
............. Faktor Internal dan Intervensi pada Kasus Penyandang
Relaps Narkoba, Seminar Psikologi & Kemanusiaan, 2015.
Siswati, Sri. Etika dan Hukum Kesehatan dalam Perspektif
Undang-Undang Kesehatan, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, Cet I, t.th.
Sesetya, Wawan. Fungsi Fungsi Psikologis & Medis Dibalik
Puasa Senin Kamis, Jogjakarta: Diva Press, t.th.
Shihab, Umar. Kontektualitas Al-Qur’an Kajian Tematik Ayat
Ayat Hukum Dalam Al-Qur’an, Jakarta: PT. Penamadani,
Cetakan Ketiga, t.th.
Sugiono. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif dan R & DB, Bandung: Alfabeta, 2006.
Sudikan, Setya Yuwana. Metodelogi Pendidikan Kebudayaan,
Surabaya: Citra Wacana Press, 2001.
Styana, Zalussy Debby. “Bimbingan Rohani Islam dalam
Menumbuhkan Respon Spiritual Adaptif Bagi Pasien
Stroke Di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih,”
dalam Jurnal Ilmu Dakwah, Vol. 36, No. 1, Issn 1693-
8054, Januari –Juni 2016.
Sa’adi. Nilai Kesehatan Mental Islam dalam Kebatinan
Kawruh Jiwa Suryomentara, Jakarta: Puslitbang Lektor
Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Agama RI, Cetakan
Pertama, 2010.
Suharyanto, R. Perilaku Menyimpang Penyalahgunaan Zat
Adiktif Lem Fox, Sambas: t.p, 2014.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 283
DAFTAR PUSTAKA

Sadewa, Yanuar. Bimbingan dan Penyuluhan Islam Terhadap


Penyalahgunaan Narkoba, [Makalah] Badan Narkotika
Nasional, 21 Agustus 2007.
Syafi’i, Ahmad. “Penyalahgunaan Narkoba dalam Perspektif
Hukum Positif dan Hukum Islam,” dalam Jurnal Hunafa,
Vol 6, No 2, Agustus 2009.
Silalahi, K. dan E.A. Meinarno. Keluarga Indonesia Aspek dan
Dinamika Zaman, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010.
Sulaiman. “Healing In Islam: A Psychological Perspektif,”
dalam Jurnal Iife Psycholog 1A: Psychotherapy, Unity In
Deversity, 2013.
Shohib, Muhammad. “Tobat Sebagai Metode Dasar
Psikoterapi”, dalam Jurnal Psikology Forum UMM, ISBN
: 978-979-796-324-8, 2010.
UNODC (United Nations Office on Drugs and Crime). “Investing
In Drug Abuse Treatment.” http: www.unodc.org/pdf/
report_2003-01-31-1.pdf. Diakses 14 oktober 2007.
Umayah. “Memaafkan Bagian dari Kesehatan Mental,” dalam
Jurnal Al-Shifa, Vol. 04, No. 2, ISSN: 2087-8621, 2013.
WHO. Neuroscience of Psychoactive Substance Use and
Dependence, Genewa, 2010.
Wawan Sesetya. Fungsi Fungsi Psikologis & Medis Dibalik
Puasa Senin Kamis, Jogjakarta: Diva Press, 2008.
Wall, Richard J, et al. “Spiritual care of families in the intensive
care unit,” dalam Jurnal Crit Care Med, Vol. 35, No. 4,
2007, doi: 10.1097/01.ccm.0000259382.36414.06.
Wahyuningsih, Hepi. “Religiusitas, Spiritualitas, dan Kesehatan
Mental: Meta Analisis”, dalam Jurnal Psikologika, Vol
13 no 25 – Januari 2006.

284 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
DAFTAR PUSTAKA

Witono, Toton. “Spiritualitas untuk Kesehatan Mental Lanjut


Usia dalam Kontek Pelayanan Sosial,” Desertasi. Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Doktor Ilmu
Kesejahteraan Sosial, Depok, 2015.
Wulandari, Putri Andalia Roza dan Santi Riska Safitri,
“Efektifitas Terapi Asmȃul ẖusnȃ Terhdapat Penurunan
Skala Nyeri Pada Pasien Fraktur di RSUD Provinsi Riau,”
dalam Jurnal Endurance, Vol. 3, No. 2, Juni 2010.
Yusuf, et al. Kebutuhan Spiritual, Konsep dan Aplikasi Serta
Aturan Keperawatan, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2016.
Yayasan Kesehatan Ibnu Sina. Bimbingan Ruhani Bagi Pasien,
Bandung: Al-Bayan, Cetakan 1, 1995.
Yuanita. Fenomena dan Tantangan Remaja Menjelang
Dewasa, Yogyakarta: Brillian Books, 2011.
Yaseda, Grace Yopi, et al. Hubungan Peran Perawat dalam
Pemberian Terapi Spiritual Terhadap Perilaku Pasien
dalam Pemenuhan Kebutuhan Spiritual di RS Ahmad
Dahlan, t.d.
Yulianti, Erba Rozalina. “Tobat Sebagai Sebuah Terapi”,
dalam Jurnal Syȋfa al-Qulub, Vol.1, No. 2, Januari 2017.
Zainal, Isep. Bimbingan Penyuluhan Islam (Pengembangan
Dakwah Melalui Psikoterapi Islam), Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2009.
Zulfa, Khamimatuz dan Eny Purwandari. “Pola Keluarga Remaja
Beresiko Penyalahgunaan Napza,” dalam Jurnal Indigenous,
Vol. 1, No. 1, Mei 2016, 74-83, ISSN: 0854-2 880.
Zubaidah, Siti. Penyembuhan Korban Narkoba, Melalui
Terapi dan Rehabilitasi Terpadu, Semarang: IAIN Press
Cet. ke I, 2011.

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 285
DAFTAR PUSTAKA

Internet
http: www.yankes.kemenkes. Di akses 18 maret 2018.
http: www.kbbi.co.id. Di akses 14 november 2018, jam 23.45.
BNN, Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2009
mengenai Narkotika, http: www.bnn.go.id , di akses 19
november 2018.

286 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
LAMPIRAN-LAmpiran

PROFIL PENULIS

Nama : Uzlah Maulana, S.Ud,


M.Ag
Tempat/Tgl : Pemalang,
Lahir 07 - 05 - 1985
Alamat : Jl. Danau Sintarum
Gg. Budi Mulia D2,
Pontianak, Kalbar
Profesi : Guru/Da’i
No. Hp : 081316927537
Aktivitas : Ketua Lembaga Bayt
Al-Qur’an Indonesia

RIWAYAT PENDIDIKAN :
1. MI MiftahulUlum : Ds. Plakaran, Moga - Pemalang
2. MTS Al-Azhar : Ds. Pucangluwuk, Bojong - Tegal
3. SMK Khazanah Kebajikan : Tangerang Selatan
4. Akademi Bahasa Asing (ABA) Khazanah Kebajikan: (D3)
Jurusan Bahasa Inggris Tangerang Selatan
5. I’dad Lughoh Hufazh Sunnah Jakarta: (D2) Jurusan Bahasa
Arab (2 Tahun)
6. Sedang ngambil Takhasus Ilmu Syariah AL-BARKAH Bintaro
Jakarta Selatan

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 287
LAMPIRAN-LAMPIRAN

7. STAI Al-Hidayah Bogor : (S1) Jurusan Ilmu Al-Qur’an


8. PTIQ Jakarta tahun 2016 : (S2) Jurusan Ilmu Al-Qur’an

RIWAYAT KELUARGA
Nama Ibu Kandung : (alm) Kulsum binti Sachlani
Nama Bapak Kandung : Muhaimin
Nama Istri : Irse Desy Yana, S.Kep, M.Ph
Nama Anak : Faza Auliya Az-Zahra Mutmainnah
: (alm) Abdurahman Maulana

288 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
LAMPIRAN-LAmpiran

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Alamat Rehabilitasi Madani Mental Health Care


Jakarta
Lampiran 2. Ruang dan Sekertariat Rehabilitasi Madani
Mental Helath Care
Lampiran 3. Struktur Madani Mental Health Care Jakarta
Lampiran 4. Foto Pengurus, Konselor, Ustad, Psikolog, Psikater
Yayasan Madani Mental Health Care Jakarata
bersama Prof. Dr dr. H. Dadang Hawari
Lampiran 5. Skema Pembinaan Pasien Madani Mental Health
Care Jakarta
Lampiran 6. Alur Pembinaan Santri Madani Mental Health
Jakarta
Lampiran 7. Jadwal Program Santri Madani Mental Health
Care Jakarta
Lampiran 8. Metode BPSS
Lampiran 9. Pendekatan Spiritual Sebagai Terapi Kesehatan
Mental
Lampiran 10. Peta Letak Geografis Madani Mental Health
Jakarta

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 289
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Alamat Rehabilitasi Madani Mental Health Care


Jakarta

Sumber Gambar: Softcopy File Arsip Madani Mental Healt Care 2018

Lampiran 2. Ruang dan Sekertariat Rehabilitasi Madani


Mental Health Care

Sumber Gambar: Softcopy File Arsip Madani Mental Healt Care 2018

290 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
LAMPIRAN-LAmpiran

Lampiran 3. Struktur Madani Mental Health Care Jakarta

Sumber Gambar: Softcopy File Arsip Madani Mental Healt Care 2018

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 291
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 4. Struktur Madani Mental Health Care Jakarta


Foto Pengurus, Konselor, Ustad, Psikolog, Psikater
Yayasan Madani Mental Health Care Jakarata
bersama Prof. Dr dr. H. Dadang Hawari

Sumber Gambar: Softcopy File Arsip Madani Mental Healt Care 2018

292 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
LAMPIRAN-LAmpiran

Lampiran 5. Skema Pembinaan Pasien Madani Mental Health


Care Jakarta

Sumber Gambar: Softcopy File Arsip Madani Mental Healt Care 2018

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 293
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 6. Alur Pembinaan Santri Madani Mental Health


Jakarta

Sumber Gambar 1 & 2 : Softcopy Arsip Madani Mental Healt Care 2018

294 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)
LAMPIRAN-LAmpiran

Lampiran 7. Jadwal Program Santri Madani Mental Health Care


Jakarta

Sumber Gambar: Softcopy Arsip Madani Mental Healt Care 2018

Lampiran 8. Metode BPSS

Sumber Gambar 1 & 2 : Softcopy Arsip Madani Mental Healt Care 2018

S P IR IT UAL S E B AGAI T E R AP I K E S E HATA N ME N TA L PE R S PE K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta) 295
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 9. Pendekatan Spiritual Sebagai Terapi Kesehatan Mental

Sumber Gambar: Softcopy Arsip Madani Mental Healt Care 2018

Lampiran 10. Peta Letak Geografis Madani Mental Health


Jakarta

Sumber Gambar: Google Maps

296 SPI RITUAL SE B AGAI T E R AP I K E S E HATAN M E N TAL P E R S P E K T I F TA FS I R A L- Q U R ’A N


(Studi Kasus Pada Penyembuhan Korban Penyalahgunaan Narkoba/Naza di Madani Mental Health Care Jakarta)

Anda mungkin juga menyukai