Anda di halaman 1dari 6

Notulensi diskusi Kelompok 6 :

Rohimi Savitri (21063044) : Moderator

Khaira Maulidanti (22003104) : pemateri

Tiara Indrajava Puspita (22129094) : pemateri

Elfina Dhea Amanda (22003174) : pemateri

Rifa Widyadhana Risti (22003212) : pemateri

Rike Rizki Mahara (22003140) : pemateri

A. Tambahan materi

1) ANNISA, Nim 22020095


Kode Etik Guru dan Bimbingan Konseling adalah panduan moral dan profesional yang
membimbing perilaku guru dan konselor dalam konteks pendidikan. Ini mencakup nilai-
nilai seperti integritas, keadilan, dan tanggung jawab terhadap siswa. Aspek-aspeknya
melibatkan etika pengajaran, interaksi dengan siswa dan rekan kerja, serta kewajiban
untuk meningkatkan diri secara profesional. Kode etik ini membantu menciptakan
lingkungan pendidikan yang positif dan mendukung perkembangan siswa secara holistik.

Kode Etik Guru dan Bimbingan Konseling (BK) merupakan panduan perilaku profesional
yang harus diikuti oleh para pendidik dan konselor dalam menjalankan tugasnya. Materi
mengenai Kode Etik Guru dan BK mencakup beberapa poin utama, Yaitu:

Kode Etik Guru:


1. Pendidikan dan Pembelajaran:
- Tanggung jawab terhadap proses pendidikan.
- Memberikan pengajaran secara adil dan bermutu.

2. Hubungan dengan Murid:


- Menghargai keberagaman dan keunikan setiap murid.
- Menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan murid.

3. Kerjasama dengan Rekan Kerja:


- Berkolaborasi dengan sesama guru untuk meningkatkan mutu pendidikan.
- Menjaga etika dalam hubungan profesional.

4. Hubungan dengan Orang Tua dan Masyarakat:


- Melibatkan orang tua dalam proses pendidikan.
- Menjaga komunikasi yang baik dengan masyarakat.
Kode Etik Bimbingan Konseling:
1. Kepercayaan dan Kerahasiaan:
- Menjaga kepercayaan dan kerahasiaan informasi klien.
- Menghindari konflik kepentingan yang dapat merugikan klien.

2. Pemahaman Terhadap Klien:


- Membangun hubungan empati dan saling pengertian dengan klien.
- Menggunakan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan klien.

3. Profesionalisme:
- Menjaga kompetensi dan terus mengembangkan diri.
- Menghindari praktek-praktek yang merugikan klien.

4. Bimbingan dan Konseling yang Bermutu:


- Memberikan layanan bimbingan dan konseling yang efektif.
- Melibatkan klien dalam proses pengambilan keputusan.

5. Kerjasama dengan Pihak Terkait:


- Berkoordinasi dengan rekan kerja dan pihak terkait untuk mendukung klien.
- Mengikuti regulasi dan standar profesi.

B. Pertanyaan

1) Misri Wulandari dengan nim 22016128

Menurut kelompok anda, apa yang mendasari terbentuknya etika, nilai dan moral serta
yang membedakanya?

Jawaban :
a. Tiara indrajava puspita
nim 22129094 ingin menjawab pertanyaan dari misri wulandari
jawaban:
menurut pendapat kelompok kami,berdasarkan sumber2 yang sudah kami
kumpulkan kami dapat menyimpulkan bahwa yang mendasari terbentuknya etika
,nilai dan moral dan yang membedakannya Etika, nilai, dan moral memiliki dasar
dan perbedaan yang berbeda-beda. Berikut adalah penjelasan mengenai dasar
terbentuknya etika, nilai, dan moral serta perbedaannya:

1. Etika: Etika merupakan seperangkat prinsip dan nilai yang mengatur perilaku
manusia dalam masyarakat. Etika didasarkan pada standar yang berasal dari
lembaga, kelompok, atau budaya tertentu yang di dalamnya terdapat masyarakat.
Etika bersifat umum dan berlaku di masyarakat karena berkaitan dengan kelompok
atau budaya tertentu yang mengakuinya. Etika juga dapat dianggap sebagai ilmu
yang menelaah tentang tindakan dan perilaku manusia dari segi baik dan buruknya.

2. Nilai : Nilai adalah prinsip atau kepercayaan yang dipegang oleh individu atau
kelompok sebagai panduan dalam menentukan tindakan dan perilaku. Nilai-nilai ini
dapat berasal dari berbagai sumber, seperti agama, budaya, pendidikan, dan
pengalaman pribadi. Nilai-nilai ini membentuk pandangan individu tentang apa yang
dianggap penting, benar, dan baik dalam kehidupan mereka.

3. Moral: Moral lebih bersifat personal dan berhubungan dengan prinsip atau
kebiasaan yang berhubungan dengan perilaku benar atau salah. Moral terdapat
dalam diri pribadi manusia, sehingga setiap orang bisa memiliki penilaian moral
yang berbeda-beda. Moral juga dapat dipahami sebagai hasil ciptaan manusia yang
dihasilkan melalui unsur kebudayaan dan agama. Moral berkaitan erat dengan nilai-
nilai yang diajarkan oleh agama dan dapat berbeda-beda berdasarkan pada sistem
nilai sosial yang berlaku.

Perbedaan utama antara etika, nilai, dan moral adalah bahwa etika bersifat umum
dan berlaku di masyarakat karena berkaitan dengan kelompok atau budaya tertentu
yang mengakuinya, sementara moral lebih bersifat personal dan setiap orang bisa
memiliki prinsip moral tentang benar dan salah yang berbeda-beda. Etika lebih
berfokus pada perilaku yang dianggap baik atau buruk dalam masyarakat,
sedangkan moral lebih berhubungan dengan prinsip atau kebiasaan yang
berhubungan dengan perilaku benar atau salah.

Dalam kesimpulannya, etika didasarkan pada standar yang berasal dari lembaga,
kelompok, atau budaya tertentu yang di dalamnya terdapat masyarakat, sementara
nilai adalah prinsip atau kepercayaan yang dipegang oleh individu atau kelompok,
dan moral lebih bersifat personal dan berhubungan dengan prinsip atau kebiasaan
yang berhubungan dengan perilaku benar atau salah.

2) Wella Nadila nim 22053166

Bagaimana seorang guru dapat menghadapi konflik antara prinsip kode etik dan situasi
kehidupan nyata di kelas?

Jawaban :
a. Rifa Widyadhana Risti (22003212)
Dalam menghadapi konflik antara prinsip kode etik dan situasi kehidupan nyata di
kelas, seorang guru harus mempertimbangkan prinsip kode etik dan situasi
kehidupan nyata di kelas secara bijaksana dan proporsional.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi konflik tersebut, antara lain:
1. Memahami prinsip kode etik.
2. Mengidentifikasi konflik
3. Mencari solusi yang tepat, untuk mengatasi konflik tersebut. Solusi yang
tepat harus mempertimbangkan prinsip kode etik dan situasi kehidupan
nyata di kelas.
4. Berkonsultasi dengan rekan guru atau atasan untuk mencari solusi yang
tepat

Hal ini dapat membantu guru dalam menjaga integritas dan etika dalam
melaksanakan tugas sebagai pendidik.

3) sindi dwi savitri dengan nim 22002234

menurut kelompok bagaimana upaya yang dapat kita lakukan sebagai calon pendidik
agar ketika kita menjadi seorang pendidik kelak tidak melakukan pelanggaran kode etik
sebagai seorang guru?

Jawaban :
a. Elfina Dhea Amanda dengan Nim 22003174

Upaya yang dapat dilakukan sebagai calon pendidik agar ketika menjadi seorang
pendidik kelak tidak melakukan pelanggaran kode etik sebagai seorang guru
meliputi peningkatan kompetensi, pengembangan kurikulum yang mendorong
keterlibatan peserta didik, merancang dan melaksanakan pembelajaran yang
mendidik, serta melakukan evaluasi proses dan hasil pembelajaran secara berkala.

Peningkatan kompetensi guru merupakan cara untuk meningkatkan standar


kompetensi guru sesuai dengan tuntutan pekerjaan dan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni. Selain itu, guru juga perlu mengembangkan sinkronisasi yang
mendorong keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, merancang
pembelajaran yang mendidik, melaksanakan pembelajaran yang mendidik, serta
melakukan proses evaluasi dan hasil pembelajaran yang dilakukan secara berkala.

Dengan melakukan upaya-upaya tersebut, calon pendidik dapat mempersiapkan


diri untuk menjadi seorang pendidik yang tidak melakukan pelanggaran kode etik
sebagai seorang guru.

4) Annisa, Nim 22020995


Apakah ada situasi khusus yang diatasi oleh kode etik guru dalam konteks bimbingan dan
konseling (BK)?

Jawaban :
a. Rike Rizki Mahara nim 22003140

Ya, dalam konteks bimbingan dan konseling (BK), terdapat beberapa situasi khusus yang
diatasi oleh kode etik guru. Berikut adalah beberapa poin yang dapat diidentifikasi:

1. Kerahasiaan dan Privasi:


 Guru BK harus menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh selama sesi
konseling.
 Mengatasi situasi di mana guru dihadapkan pada kebutuhan untuk melindungi
informasi rahasia siswa, sambil tetap mematuhi hukum dan regulasi yang
berlaku.

2. Konflik Kepentingan:
 Mengatasi konflik kepentingan antara kebutuhan siswa dan tanggung jawab
guru BK terhadap sekolah atau pihak lain.
 Menetapkan batasan yang jelas untuk memastikan bahwa kepentingan siswa
selalu menjadi prioritas utama.

3. Etika Profesional:
 Menghadapi situasi di mana guru BK harus menjaga standar etika profesional,
termasuk menghindari perilaku yang dapat merugikan hubungan profesional
atau kepercayaan dengan siswa.

4. Batas Kewenangan:
 Mengidentifikasi dan menangani situasi di mana guru BK harus memahami
batas kewenangannya, terutama dalam konteks memberikan saran atau
bimbingan yang mungkin melebihi ruang lingkup profesinya.

5. Multikulturalisme:
 Menangani tantangan dalam memberikan bimbingan dan konseling kepada
siswa dengan latar belakang budaya atau nilai yang berbeda.
 Menghormati keberagaman dan menerapkan pendekatan yang sesuai dengan
kebutuhan individu.

6. Pencegahan dan Intervensi:


 Menghadapi situasi di mana guru BK harus mengambil tindakan pencegahan
atau intervensi terkait dengan masalah kejiwaan, pelecehan, atau kekerasan
yang mungkin memengaruhi siswa.

7. Kerjasama dengan Orang Tua


 Menetapkan cara efektif untuk berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang
tua siswa, tetapi tetap memperhatikan kebijakan privasi dan kebutuhan siswa
untuk otonomi.

8. Pengembangan Profesional:
 Mengatasi situasi di mana guru BK dihadapkan pada keputusan terkait
pengembangan profesional untuk meningkatkan keterampilan dan
pengetahuannya dalam bidang bimbingan dan konseling.

Dalam menghadapi semua situasi ini, guru BK harus merujuk pada kode etik
profesional mereka dan mengambil keputusan yang memprioritaskan
kepentingan dan kebutuhan siswa dengan tetap mematuhi prinsip-prinsip
etika dan aturan yang berlaku. baiklah sekian jawaban dari saya, saya
kembalikan kepada penanya. terimakasih.�

Anda mungkin juga menyukai