BAB 4 Dan 5
BAB 4 Dan 5
Indonesia yang berdiri pada tahun 1879 terletak di Jalan Alun-Alun Timur No. 5,
pemasyarakatan tersebut memiliki luas tanah 6.325 m2 dan luas bangunan 1.703,5
m2 terdiri dari bangunan gedung kantor, blok hunian, tempat bengkel kerja,
gudang, dapur, mushola, dan pos jaga. Blok hunian terdiri dari 3 blok yaitu blok A
untuk tahanan, blok B untuk narapidana dan blok W untuk penghuni wanita.
a. Minat Berwirausaha
Kelas IIB Lumajang didukung oleh pelatihan dan motivasi yang diberikan secara
teratur oleh pihak Lembaga pemasyarakatan, serta dukungan keluarga yang selalu
berupa pelatihan dan motivasi untuk menunjang hidupnya kedepan dengan selalu
Para narapidana menyerap semua pelatihan dan motivasi yang diberikan serta
62
dukungan penuh dari keluarga, terbukti dengan keinginan yang tinggi untuk
berwirausaha dan bekerja dengan lebih baik dan halal tanpa melanggar hukum
lagi setelah keluar dari masa tahanan untuk keluarga yang selalu mendukungnya.
b. Pelatihan
rambut “Cak Nap”, pemrosesan bahan makanan dan minum, pelayanan kesehatan,
menciptakan narapidana menjadi insan yang lebih baik dan mampu mandiri
c. Motivasi
pihak lembaga pemasyarakatan dengan tujuan agar kelak seteleh selesai menjalani
masa tahanan narapidana lebih siap untuk terjun kemasyarakat dan melanjutkan
a. Dukungan Keluarga
lebih tegar dan kuat dalam menjalani masa tahanannya. Tidak hanya dukungan
moral saja, tetapi juga ada dukungan materi berupa makanan serta pakaian yang
Lumajang.
a. Deskripsi Responden
tahun masuk.
Adapun gambaran umum responden penelitian digambarkan sebagai berikut :
Usia
19 - 25 6 15%
26 - 65 34 85%
Narkotika 11 27,5%
Pencurian 5 12,5%
Kehutanan 1 2,5%
Penggelapan 1 2,5%
Penipuan 1 2,5%
2018 11 27,5%
2019 9 22,5%
2020 14 35%
2021 6 15%
responden yang memiliki usia 19-25 tahun, yaitu sebanyak 6 orang atau sebesar
15%, sedangkan responden terbanyak adalah responden yang memiliki usia diatas
26-65 tahun sebanyak 34 orang atau sebesar 85%, didalam penelitian ini
tindak pidana penipuan sebanyak 1 orang atau sebesar 2,5%, sedangkan untuk
tindak pidana penggelapan sebanyak 1 orang atau sebesar 2,5%, untuk tindak
pidana pelanggaran lalu lintas sebanyak 1 orang atau sebesar 2,5%, sedangkan
Untuk tindak pidana pencurian sebanyak 5 orang atau sebesar 12,5%, untuk
tindak pidana narkotika sebanyak 11 orang atau sebanyak 27,5% dan untuk tindak
masuk lembaga pemasyarakatan pada tahun 2018 sebanyak 11 orang atau sebesar
27,5%, sedangkan pada tahun 2019 sebanyak 9 orang atau sebesar 22,5%,
kemudian pada tahun 2020 sebanyak 14 orang atau sebesar 35%, dan untuk tahun
2021 sebanyak 6 orang atau sebesar 15%, dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa responden pada penelitian ini didominasi oleh narapidana yang masuk
Tanggapan responden pada tabel 4.2 dapat diketahui bahwa variabel pelatihan
memiliki rata–rata sebesar 4,475 dengan nilai jawaban rata–rata tertinggi 4,6 pada
pernyataan “Saya mendapatkan pelatihan yang sesuai dan mudah diterapkan”, dan
nilai rata–rata terendah sebesar 4,35 pada pernyataan “Saya merasa bahwa tujuan
pelatihan telah sesuai dengan apa yang saya harapkan”. Dengan nilai rata-rata
4,475 secara umum dapat dinyatakan bahwa pelatihan kewirausahaan dapat
Tanggapan responden pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa variabel motivasi
memiliki nilai rata-rata jawaban 4,44 dengan nilai jawaban rata-rata tertinggi 4,5
unggul dan unik”. Dengan nilai rata-rata jawaban 4,44 dapat dinyatakan secara
Keluarga
dukungan keluarga memiliki rata-rata jawaban 4,475 dengan nilai jawaban rata-
rata tertinggi 4,675 pada pernyataan “Saya mendapat dukungan dan support dari
keluarga untuk berwirausaha”, dan nilai rata-rata terendah 4,275 pada pernyataan
Berwirausaha
jawaban tertinggi 4,675 pada pernyataan “Saya yakin bahwa berwirausaha dapat
melatih fisik dan mental”, dan nilai rata-rata terendah 4,275 dengan pernyataan
nilai rata-rata jawaban 4,53 ini menunjukkan bahwa penilaian terhadap minat
output SPSS, analisa ini dilakukan dengan cara mengkorelasi jumlah sekor faktor
dan faktor total, bila korelasi tiap faktor tersebut lebih besar dari 0,3 maka faktor
tersebut dinyatakan positif atau valid, dan jika sekor faktor lebih kecil dari 0,3
maka faktor tersebut dinyatakan negatif atau tidak valid. Hasil pengujian validitas
r r
No Kuesioner Hitung Minimal Signifikan Ket
1 Pelatihan (X1)
- Pertanyaan 1 0,620 0,3 0,000 Valid
- Pertanyaan 2 0,483 0,3 0,002 Valid
- Pertanyaan 3 0,463 0,3 0,003 Valid
- Pertanyaan 4 0,511 0,3 0,001 Valid
- Pertanyaan 5 0,672 0,3 0,000 Valid
- Pertanyaan 6 0,666 0,3 0,000 Valid
2 Motivasi (X2)
- Pertanyaan 1 0,909 0,3 0,000 Valid
- Pertanyaan 2 0,901 0,3 0,000 Valid
- Pertanyaan 3 0,808 0,3 0,000 Valid
3 Dukungan Keluarga
(X3)
- Pertanyaan 1 0,680 0,3 0,000 Valid
- Pertanyaan 2 0,613 0,3 0,000 Valid
- Pertanyaan 3 0,605 0,3 0,000 Valid
- Pertanyaan 4 0,600 0,3 0,000 Valid
4 Minat Berwirausaha (Y)
- Pertanyaan 1 0,526 0,3 0,000 Valid
- Pertanyaan 2 0,409 0,3 0,009 Valid
- Pertanyaan 3 0,555 0,3 0,000 Valid
- Pertanyaan 4 0,598 0,3 0,000 Valid
- Pertanyaan 5 0,663 0,3 0,000 Valid
- Pertanyaan 6 0,440 0,3 0,004 Valid
- Pertanyaan 7 0,442 0,3 0,004 Valid
Sumber: Hasil olah data SPSS 2022
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa dari keseluruhan indikator yang
nilai korelasi yang lebih besar dari R minimal yaitu diatas 0,3. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa semua indikator tersebut dinyatakan valid atau layak sebagai
instrumen penelitian karena dapat menggali data atau informasi yang diperlukan.
koefisien Cronbach’s Alpha > 0,60 (0,6) sehingga dapat dikatakan bahwa semua
Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui kondisi data agar nantinya
dilakukan dengan menggunakan grafik P-P Plot. Data yang normal adalah data
yang berbentuk titik-tik yang beredar menyebar tidak jauh dari garis diagonal.
Berikut hasil uji normalitas data dengan menggunakan grafik P-P Plot.
Gambar 4.1
Normal P-P Plot
Sumber: Hasil olah data SPSS 2022
model regresi.
keputusan apabila nilai Tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10 yang berarti tidak
motivasi, dan dukungan keluarga memiliki nilai Tolerance > 0,10 dan nilai VIF
<10 yang berarti tidak terjadi gejala multikolonieritas. Dengan demikian semua
variabel independen dalam penelitian ini adalah variabel yang saling independen,
3. Uji Heteroskedastisitas
sebuah model regresi yaitu dengan melihat grafik scatterplot. Jika pada
scatterplot pola titiknya mempunyai bentuk pola yang teratur baik menyempit,
heteroskedastisitas tidak terdapat pola yang jelas dari titik-titiknya sehingga dapat
pengaruh dari dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen,
pada penelitian ini variabel independen yang akan diuji dalam model regresi linier
berganda yaitu pelatihan (X1), motivasi (X2), dukungan keluarga (X3) terhadap
variabel dependen yaitu minat berwirausaha (Y). Berikut hasil analisis regresi
linier berganda.
Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
berikut.
Keterangan:
Y = Minat Berwirausaha
X1 = Pelatihan
X2 = Motivasi
X3 = Dukungan keluarga
6,800 = Konstanta
Dari hasil model persamaan regresi linier berganda tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
dengan 6,800 jika nilai dari variabel pelatihan (X1), motivasi (X2), dan
adalah konstan.
adalah konstan.
1. Hasil Uji T
hasil uji t:
Tabel 4.10 Hasil uji t
Pada uji parsial (uji t) diperlukan hasil t tabel untuk membandingkan dengan t
hitung. Hasil t tabel pada tingkat signifikansi 0,05 atau 5% dengan derajat
tabel 1,687 yang berarti bahwa variabel pelatihan memiliki pengaruh signifikan
tabel 1,687 yang berarti bahwa variabel motivasi memiliki pengaruh signifikan
2,136 ≥ t tabel 1,687 yang berarti bahwa variabel dukungan keluarga memiliki
2. Hasil Uji F
pelatihan (X1), motivasi (X2), dukungan keluarga (X3) secara simultan terhadap
variabel dependen yaitu minat berwirausaha (Y), diuji dengan cara
membandingkan dengan F tabel. Hasil F tabel pada tingkat signifikansi 0,05 atau
2,87, dengan tingkat signifikansi 0,000 yang berada dibawah batas signifikansi
0,05. Sehingga secara umum dapat disimpulkan bahwa pelatihan, motivasi, dan
yang paling baik dalam analisa regresi, hal ini ditunjukkan oleh besarnya
dengan melihat nilai R Square. Dari koefisien determinasi (R 2) ini dapat diperoleh
persentase.
R R square
a
0,794 0,631
Sumber: Hasil olah data SPSS 2022
sebesar 0,631 atau 63,1%. Hal ini berarti bahwa 63,1% minat berwirausaha dapat
4.2. Pembahasan
secara umum dapat diketahui bahwa variabel independen berpengaruh positif dan
dan rutin maka akan meningkatkan softskill dan hardskill mereka, sehingga dapat
jika softskill dan hardskill yang telah dimiliki semakin diasah maka akan
tentang variabel pelatihan, item pertama yaitu “Saya mendapatkan pelatihan yang
yang sangat tinggi dari pertanyaan tersebut. Hal ini dikarenakan pihak lembaga
dilapangan dan juga pelatihan yang diberikan dapat dengan mudah diterapkan
Item pertanyaan kedua dari variabel pelatihan yaitu “Saya merasa bahwa
tujuan pelatihan telah sesuai dengan apa yang diharapkan” dalam pertanyaan ini
responden memberikan nilai yang cukup tinggi. Hal ini dikarenakan mayoritas
diberikan sudah sesuai dengan tujuan yang diharapkan yaitu ketika mereka sudah
terjun ke lapangan dan masyarakat mereka dapat dengan mudah memulai suatu
Item ketiga dalam variabel pelatihan yaitu ”Saya mampu memahami dan
memberikan nilai yang cukup tinggi dari pertanyaan tersebut, hal ini dikarenakan
materi yang diberikan sangat jelas, mudah, dan tidak bertele-tele oleh karena itu
khususnya yang berusia lanjut sedikit kesusahan namun hal tersebut dapat teratasi
Item keempat dalam variabel pelatihan yaitu “Saya merasa bahwa metode
pelatihan sudah sesuai dengan materi yang disampaikan” dalam pertanyaan ini
responden memberikan nilai yang sangat tinggi. Hal ini dikarenakan metode
pelatihan yang diterapkan dan juga mudah diikuti oleh narapidana dan metode
Item kelima dari variabel pelatihan yaitu “Saya selalu bersemangat dan
memberikan nilai yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan karena pada awalnya
narapidana menjalani sesi pelatihan mereka merasa malas dan enggan karena
menganggap hal ini sia – sia, namun setelah beberapa hari mereka berubah pikiran
dan menjadi lebih bersemangat karena menganggap hal ini sangat penting demi
arahan yang dapat mempermudah segala metode dan sesi pelatihan yang
Lumajang.
Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Maryani, Asriati, dan Achmadi (2019), Aji dan Usman (2019), Wahyuningsih dan
Usman (2020), Gabriel dan Yulius (2020), Lestari, Juani, dan Butar (2021),
teori yang dikemukakan oleh Jamal Ma’mur Asmani (2011:19) bahwa dalam
kepada narapidana dapat meningkatkan softskill dan hardskill mereka, oleh karena
itu pelatihan dan pembinaan kewirausahaan perlu diberikan secara bertahap dan
softskill dan hardskill untuk berwirausaha agar ketika keluar dari lembaga
pemasyarakatan kelas IIB Kabupaten Lumajang narapidana tidak melakukan
penuh semangat demi mencapai tujuannya baik itu karena suatu kebutuhan atau
Memulai dunia wirausaha harus didasari oleh motivasi yang kuat karena
menjalankan suatu usaha agar selalu berusaha untuk kreatif, inovatif dan tidak
takut terhadap resiko yang akan terjadi. Sedangkan apabila motivasi tersebut tidak
melakukan tindak pidana lagi karena tidak adanya semangat untuk berwirausaha.
nilai yang sangat tinggi dari pertanyaan tersebut. Hal ini disebabkan karena
demi memenuhi kebutuhan hidup dengan cara yang halal dan tidak bertentangan
masa tahanan agar tidak terjerumus lagi melakukan tindak pidana yang melanggar
Item kedua dari variabel motivasi yaitu “Saya termotivasi menjadi wirausaha
memberikan nilai yang sangat tinggi. Hal ini disebabkan karena mayoritas mampu
diperlukan dalam memulai suatu usaha apabila bisa memanfaatkan peluang maka
usaha akan berjalan dengan jangka panjang sebaliknya jika tidak bisa
wirausaha karena mampu menciptakan produk baru yang unggul dan unik” dalam
hal ini responden memberikan nilai yang cukup tinggi. Hal ini dikarenakan
mayoritas responden mampu menciptakan produk yang unggul dari produk yang
sudah ada, mereka tidak hanya meniru atau menjiplak produk yang sudah ada
namun menambah kualitas produk tersebut hal ini sudah dipraktekkan dalam
Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Aji
dan Usman (2019), Maryani, Asriati, Achmadi (2019), Wahyuningsih, dan usman
(2020), Lestari, Juani, dan Butar (2021), Ubaidillah, Syamnasti, Pusparini, Gofur,
Adha, dan Ariyanti (2021) bahwa motivasi berpengaruh signifikan terhadap minat
sirine (2017) bahwa motivasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat
berwirausaha.
minat berwirausaha akan timbul dari dalam diri seseorang karena mereka
dan menambah kualitas produk dengan nilai yang lebih menguntungkan. Oleh
sebab itu, motivasi perlu dimiliki oleh setiap narapidana agar mampu untuk
memulai dan bisa menjalankan usaha sehingga mereka dapat hidup normal lagi
tanpa harus melakukan tindak pidana yang melanggar hukum untuk mencukupi
Lumajang
keluarga untuk memberikan semangat dan keteguhan hati didalam diri mereka
berupa sikap atau emosional, finansial, dan instrumental agar seseorang merasa
suport dan modal terutama bagi narapidana, terutama satu-satunya pemberi suport
dan modal hanya dari keluarga karena jika mengandalkan bantuan orang lain
mungkin hal tersebut sangat mustahil dimana melihat latar belakang mereka
minat berwirausaha akan sulit bahkan untuk memulai berwirausaha, sehingga apa
bila hal itu terjadi maka narapidana kemungkinan akan melakukan tindak pidana
lagi.
responden memberikan nilai yang sangat tinggi dari pertanyaan tersebut. Hal ini
nasehat dari keluarga agar menjadi wirausahawan yang baik dan benar” dimana
tersebut. Hal ini karena keluarga selalu mengingatkan untuk berbuat ramah dan
Item ketiga dari variabel dukungan keluarga yaitu “Keluarga saya siap
responden memberikan nilai yang sangat tinggi dari pertanyaan tersebut. Hal ini
karena dalam memulai berwirausaha tentu perlu yang namanya modal, modal ini
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan keperluan usaha. Salah satu sumber
modal bagi narapidana ketika selesai menjalani masa tahanan adalah keluarga
karena tidak mungkin juga mendapatkan bantuan dari pihak selain keluarga
berkurang sehingga menjadi sulit mendapatkan modal dari pihak lain selain
keluarga.
item ketiga ini mayoritas responden memberikan nilai yang cukup tinggi. Hal ini
dari dukungan pihak terdekat terutama keluarga, hal tersebut bertujuan agar
Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
dapat terbentuk apabila orangtua memberikan dukungan yang positif pada hal
tersebut, karena aktifitas keluarga maupun saudara akan mempengaruhi baik itu
yang dilakukan oleh Rahmadi, dan Heryanto (2016), Putri, dan Ahyanuardi
agar dalam berwirausaha mereka selalu bersemangat dan keluarga juga salah satu
penjamin modal bagi narapidana untuk memulai berwirausaha, maka dari itu
penilaian yang sangat tinggi terhadap pertanyaan pada tiap-tiap indikator tersebut.
Hal ini dikarenakan mayoritas responden pada usia produktif yaitu 26 – 65 tahun
yang masuk pada tahun 2018 – 2021 dengan bermacam-macam kasus sehingga
baca tulis, pembinaan olah jasmani, pembinaan kegiatan musik, program asimilasi
potong rambut “Cak Nap”, pemrosesan bahan makanan dan minum, pelayanan
masa tahanan bisa melanjutkan hidup normal lagi dengan berwirausaha sehingga
bimbingan atau pelatihan kerja yaitu untuk membuat narapidana terdorong dalam
semangat yang tinggi menjadi insan atau pribadi yang lebih baik. Motivasi juga
serta dukungan keluarga yang diberikan untuk menjamin modal narapidana dalam
berwirausaha nanti, dan selalu membimbing untuk berbuat jujur dan ramah dalam
sangat berpengaruh sebagai langkah awal untuk memulai dan menjalankan usaha
dalam diri, dan juga dukungan keluarga yang selalu memberikan semangat dan
bimbingan kerja, motivasi, dan dukungan keluarga yang kuat untuk berwirausaha
5.1. Kesimpulan
IIB Kabupaten Lumajang yang telah dilakukan dengan metode analisis regresi
pelatihan merupakan salah satu modal awal yang dibutuhkan untuk memulai
berwirausaha sebab jika softskill dan hardskill yang sudah dimiliki oleh
dapat dipasarkan.
semangat yang tinggi yang tidak lain semangat tersebut didapat dari
softskill dan hardskill, harus memiliki motivasi yang kuat untuk memulai dan
menjalankan suatu usaha serta semngan yang selalu diberikan dari dukungan
keluarga.
5.2. Saran
dan sikap mandiri sehinga hasil yang diperoleh semakin maksimal untuk
berkala terhadap media atau alat-alat yang digunakan pada saat pembinaan,