UAS2023 - MKM1014 - Niswatul Khaira - 2107210036
UAS2023 - MKM1014 - Niswatul Khaira - 2107210036
Bila jawaban sama dengan yang lain; akan dikembalikan dan gagal mata kuliah
ini (Tidak ada diberikan kesempatan memperbaiki semester ini)
Jawaban wajib gunakan gunakan Arial 11 dan 1 spasi.
Jawaban ditulis di file ini, dengan merubah nama file sesuai petunjuk
Tidak
Data Global Burden of Cancer Study (Globocan) dari World Health Organization (WHO) mencatat,
total kasus kanker di Indonesia pada 2020 mencapai 396.914 kasus dan total kematian sebesar
234.511 kasus (GLOBOCAN, 2021). Kanker payudara memiliki jumlah kasus baru tertinggi di
Indonesia sebesar 65.858 kasus atau 16,6% dari total 396.914 kasus kanker. Selanjutnya jika
ditinjau berdasarkan daerah, Provinsi Aceh mencatat data kanker mencapai 1,2 permil
pada tahun 2018. Berbagai keluhan yang dihadapi oleh pasien kanker menyebabkan tingginya
tingkat ketergantungan pasien kepada orang lain, dalam hal ini adalah anggota keluarga. Sejumlah
86.6% pasien kanker memiliki ketergantungan pada anggota keluarga. Permasalahan ini akan
memberikan dampak buruk pada kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan penderita
dan aggota keluarganya. Hal-hal lain seperti stress juga dapat mempengaruhi anggota keluarga
yang merasakan harus merawat anggota keluarga yang terdiagnosis kanker, stres yang
berkelanjutan pada anggota keluarga dapat menyebabkan perubahan kualitas hidup. Strategi
koping merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk mengendalikan, mengurangi, atau
menoleransi ancaman yang menyebabkan stress.
Latar belakang permasalahan berisi uraian tentang apa yang menjadi masalah penelitian, alasan
mengapa masalah itu penting dan perlu diteliti. Masalah tersebut harus didukung oleh fakta
empirik (pemikiran induktif) sehingga jelas, memang ada masalah yang perlu diteliti. Juga harus
ditunjukkan letak masalah yang akan diteliti dalam kontek teori (pemikiran deduktif) dengan
permasalahan yang lebih luas, serta peranan penelitian tersebut dalam pemecahan permasalahan
yang lebih luas. Boleh ditambahkan hasil-hasil penelitian yang relevan (Subadi, 2006). Tujuan dari
penulisan latar belakang adalah untuk mendeskripsikan kenapa penelitian yang akan dilakukan itu
penting. Data yang digunakan untuk mendukung penelitian kita harus bersifat umum dan luas (A
Wibowo, 2014). Dalam penelitian kesehatan, data yang diambil bersumber dari WHO cukup satu
atau dua kalimat sebagai pembuka kemudia mengecil ke data nasional (misalnya data Riskesdas).
Sesudah itu dilanjutkan dengan data provinsi atau kabupaten yang proporsinya lebih bayak dari
data nasional atau global. Kemudian data ini berujung pada data dari lokasi atau tempat penelitian
akan dilakukan. Untuk substansi, makin mengerucut ke bawah dan datanya makin spesifik dan
teperinci. Apabila data didalam negeri tidak diperoleh boleh mencantumkan data luar negeri
dengan menulis lengkap sumber referensinya. Untuk substansi, diibaratkan sebagai kerucut
terbalik dimana pada awal latar belakang sebaiknya menyatakan fenomena yang luas kemudian
makin ke bawah substansinya makin sangat berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.
Contoh substansi: diawali dengan pernyataan tentang masih tingginya angka penyakit ISPA di
Indonesia kemudian makin mengerucut ke bawah ke mengapa masih tingginya rumah yang tidak
ada ventilasi dan masih padatnya hunian dalam satu rumah. Sejalan dengan substansi, maka
tampilan data bermula dari satu kalimat data global tentang tingginya penyakit ISPA di dunia, dan
berakhir dengan data satu paragraf tentang masih adanya rumah yang hunian padat.
Bagan proporsi data dan cara berpikir dalam merumuskan masalah penelitian
Sumber: Wibowo, A, 2012, Hubungan proporsi data dengan substansi dalam LBM
4. Berikut contoh 1 rumusan masalah. Coba jelaskan pemahaman
Saudara terhadap contoh ini. Setiap warna mempunyai tujuan
tertentu; 4.1. Tuliskan pemahaman saudara terhadap warna-warna
tersebut. 4.2. Dari contoh di rumusan masalah, apa focus
penelitiannya. 4.3. Apa kekurangan penelitian selama ini. 4.4.
Permasalahan penelitian sering ditunjukkan dalam gap, ada dua
kalimat mengindikasikan gap masalah penelitian. Kalimat apa saja?
4.5. Apa argumentasi perlunya dilakukan penelitian ini? 4.6. Dari
rumusan masalah ini tersirat tujuan penelitian, apa yang ingin
dilakukan oleh penelitian ini. 4.7. Apa manfaat penelitian yang dapat
kita tarik dari rumusan masalah ini. 4.8 Tulisakan, apa kira-kira judul
penelitian dari rumusan masalah tersebut.
Jawaban 4
4.1 Warna biru menjelaskan topik yang ingin diteliti secara umum, warna hijau menjelaskan
permasalahan penelitian, warna ungu menjelaskan isu permasalahan negatif, warna abu-abu
menjelaskan isu permasalahan positif, warna coklat menjelaskan hipotesis penelitian dan warna
kuning menjelaskan tujuan penelitian.
4.2 Fokus penelitian di atas adalah peran kondisi cuaca dalam peramalan demam berdarah
4.3 Kekurangan penelitian ini hanya berfokus pada peran kondisi cuaca, sementara faktor
lingkugan juga sangat berkaitan dengan penyakit demam berdarah, dan seharusnya penelitian ini
juga dilakukan di desa-desa sebagai kelompok pembanding dalam penelitian ini.
4.6 Yang ingin dilakukan oleh penelitian ini adalah untuk mengembangkan serangkaian prediktor
awal untuk meningkatkan pengawasan demam berdarah di petak-petak perkotaan besar di kota-
kota metropolitan India.
4.7 Manfaat penelitian di atas adalah dengan dilakukan penelitian tersebut bisa menjadi informasii
bagi masyarakat sehingga angka lonjakan deman berdarah bisa menurun dan melihat apakah
dengan dikembangkan serangkaian prediktor awal bisa meningkatkan pengawasan demam
berdarah di petak-petak perkotaan besar di kota-kota metropolitan India.
4.8 Judul penelitian di atas adalah “Analisis prediktor awal untuk meningkatkan pengawasan
demam berdarah di kota-kota metropolitan India”.
Jawaban 5
5.1 Warna kuning menjelaskan topik penelitian secara umum yang menggambarkan tingginya
angka kematian neonatal di NTT, warna merah, coklat dan biru menjelaskan permasalah
penelitian yang dimulai dari isu positif dan dilanjutkan isu negatif, warna hijau menjelaskan
hipotesis penelitian, warna ungu lanjutan daru kalimat hipotesis penelitian dan warna abu-abu
menjelaskan tujuan dari penelitian tersebut.
5.2 Fokus penelitian di atas adalah mengidentifikasi dan menghitung efek dari sejumlah variabel
terkait dengan kesehatan ibu dan neonatal yang mempengaruhi kematian neonatal dan variabell
yang memungkinkan untuk diintervensi melalui pelayanan kesehatan dan intervensi terkait.
5.5 Argumentasi perlunya dilakukan penelitian ini dikarenakan angka kematian neonatal di NTT
cukup tinggi. Untuk menurunkan angka kematian neonatal tersebut berbagai program inovatif telah
dilakukan tetapi angka kematian masih saja meningkat. Maka diperlukan penelitian ini untuk
mengetahui apakah ada faktor-faktor yang mempengaruhi kematian neonatal tersebut.
5.6 Tujuan penelitian di atas adalah untuk mengidentifikasi dan menghitung efek dari sejumlah
variabel terkait dengan kesehatan ibu dan neonatal yang mempengaruhi kematian neonatal dan
variabel tersebut memungkinkan untuk diintervensi melalui pelayanan kesehatan dan intervensi
terkait.
5.7 Manfaat penelitian di atas untuk melihat faktor apa yang paling mempengaruhi kematian
neonatal sehingga hasil dari penelitian ini bisa berguna untuk informasi bagi masyarakat
khususnya ibu dan tenaga kesehatan sebagai upaya untuk mencegah kematian neonatal tersebut.
5.8 Judul penelitian di atas “Analisis faktor yang mempengaruhi
kematian neonatal di NTT”.
6. Berikut ini contoh latar belakang singkat. Gunakan latar belakang ini
untuk membuat rumusan masalah. Gunakan Bahasa sendiri, jangan
copas dengan rumusan masalah di contoh 2 di atas. Tuliskan berbeda
dengan Bahasa sendiri.
(Note, dalam latar belakang ini menggunakan reference style Number, sedangkan di MKM UNMUHA mengunakan
Style Harvard modikasi dengan file style tesis MKM OK).
NTT merupakan salah satu provinsi dengan angka kematian neonatal yang relatif tinggi di
Indonesia, bahkan jumlah kematian melebihi angka nasional. Berbagai program inovatif telah
dilakukan untuk mengurangi angka kematian neonatal. Namun pada tahun 2012 jumlah kematian
dilaporkan kembali meningkat. Tidak diketahui apakah sepenuhnya apakah ini karena faktor A,B,
C atau faktor lainnya. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor risiko
kematian neonatal berkaitan dengan kondisi kesehatan ibu selama hamil.
Keterangan:
Warna kuning menjelaskan topik penelitian
Warna biru menjelaskan permasalahan penelitian
Warna hijau menjelaskan kalimat yang mengandung unsur positif
Warna abu-abu menjelaskan kalimat yang mengandung unsur negatif
Warna ungu menjelaskan hipotesis penelitian
Warna army menjelaskan tujuan penelitian
Berikut merupakan contoh tujuan umum dan tujuan khusus (Adik Wibowo, 2014):
Tujuan umum: Analisis terhadap faktor-faktor yang memengaruhi perilaku cuci tangam dari
perawat di rumah sakit Y
Tujuan khusus:
1. Mengidentifikasi/mengetahui persentase perawat yang mencuci tangan di rumah sakit Y
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang berperan dalam perilaku cuci tangan perawat
3. Menentukan faktor yang paling berperan pada perilaku cuci tangan perawat
Tujuan umum peneliti: menganalisis hubungan strategi koping dengan kualitas hidup pada
anggota keluarga penderi kanker di RSUD dr. Zainoel Abidin
Menurut KBBI, ruang lingkup adalah luasnya subjek yang tercakup. Secara umum, ruang lingkup
memiliki arti sebuah batasan. Dalam sebuah penelitian, batasan yang dimaksud adalan batasan
mengenai materi yang dibahas, variabel yang akan diteliti, berapa banyak subjek akan yang diteliti,
dan lokasi untuk melakukan penelitian (Ratnawati, 2019). Adapun beberapa manfaat membuat
ruang lingkup dalam sebuah penelitian adalah sebagai berikut (Afrianto, 2020) :
Membatasi masalah, sehingga masalah tidak melebar kepada hal yang tidak berkaitan dan
tidak perlu.
Mempermudah pembahasan, dengan membuat ruang lingkup pembahasan akan lebih mudah
menemukan teori dan pembahasannya.
Mempercepat penyelesaian masalah. Dengan adanya ruang lingkup maka masalah yang akan
dikaji akan lebih cepat terselesaikan karena sudah terarah bagaimana langkah yang harus
dilakukan.
Contohnya: Menganalisis hubungan indeks masa tubuh (IMT) dengan psikopatologi di lingkungan
kerja polisi daerah Aceh tahun 2021. Data yang digunakan yaitu data sekunder dari RIKESLA
Polda Aceh. Penelitian ini hanya terbatas pada pegawaI yang berkerja di Polda Aceh.
11. Jelaskan apa perbedaan mendasar antara manfaat teoritis dengan manfaat praktis. Jawaban
Saudara harus disertai reference dan contoh dari reference. Tuliskan juga Manfaat teoritis dan
Praktis penelitian Saudara sesuai dengan rujukan yang telah Saudara baca
Manfaat praktis menjelaskan kontribusi hasil penelitian bagi subyek atau organisasi yang diteliti,
sedangkan manfaat teoritis menjelaskan kontribusi penelitian tersebut bagi pengembangan ilmu
pengetahuan (Suliyanto & MM, 2017).
Ada dua hal yang perlu perhatikan pada manfaat penelitian:
1. Manfaat penelitian terlalu umum dan nomatif sehingga tidak berhubungan dengan masalah
penelitian
Contoh:
a. Manfaat praktis, penenelitian ini bermanfaat bagi perusahaan untuk memecahkan masalah
yang dihadapi dalam rangka mengembangkan usahanya.
b. Manfaat teoritis, penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu literatur untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan menjadi dasar atau perbandingan untuk penelitian
selanjutnya.
2. Manfaat penelitian yang ditujukan bagi pihak-pihak yang tidak sesuai dengan masalah
penelitian yang dipecahkan dalam penelitian
Contoh:
a. Bagi penulis, sebagai wahana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan selama
mengikuti perkuliahan di Fakultas Ekonomi
b. Bagi perpustakaan, untuk menambah referensi di perpustakaan Universitas X
c. Bagi peneliti selanjutnya sebagai salah satu bahan acuan dalam penelitian berikutnya pada
topik penelitian yang relatif sama
Kerangka teori merupakan uraian yang menegaskan tentang teori apa yang dijadikan
landasan (grand theory) yang akan digunakan untuk menjelaskan fenomena yang diteliti.
Kerangka teori dibuat berdasarkan teori yang didapat saat melakukan kajian pustaka
(Adiputra et al., 2021). Sedangkan Kerangka Konsep merupakan model konseptual yang
berkaitan dengan bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan
secara logis beberapa factor yang dianggap penting untuk masalah (Puspitasari).
Contoh:
Pada penelitian yang berjudul “Faktor–Faktor Yang Memengaruhi Perilaku Ibu Dalam
Pemberian Asi…”.
Faktor Predisposisi
• Pendidikan
• Pengetahuan
Faktor Pendukung
• Pendapatan Keluarga
• Ketersediaan Waktu
Perilaku Pemberian Asi
Faktor Pendorong
• Sikap Ibu
• Sikap PetugasKesehatan
Berdasarkan kerangka konsep tersebut, ada 4 (empat) konsep utama, yaitu : Konsep
tentang Faktor Predisposisi, Faktor Pendukung dan Faktor Pendorong terjadinya perilaku
serta konsep tentang Perilaku Pemberian ASI. Setiap konsep mempunyai variable sebagai
indikasi pengukuran dari konsep itu sendiri. Pengukuran terhadap Factor Predisposisi
dilakukan melalui variable tingkat pendidikan dan pengetahuan. Factor Pendukung diukur
dengan vaiabel tingkat pendapatan keluarga dan ketersediaan waktu, dan Factor
Pendorong diamati melalui variable sikap ibu dan sikap petugas kesehatan. Sedangkan
Perilaku Pemberia ASI (sebagai Variabel Dependent) dapat diukur melalui variable Praktek
Pemberian ASI/Menyusui.
Theori Sosial Capital dapat didefinisikan sebagi fitur dari organisasi sosial, seperti
kepercayaan, norma dan relasi, dimana dapat meningkatkan efisiensi dari sebuah
lingkungan sosial dengan memfasilitasi koordinasi di antara setiap perilaku dari orang-
orang di dalam lingkungan sosial tersebut.
Kerangka teori penelitian (Quality of Life and Coping Starategy Conceptual Framework (De
Mol et al., 2018))
13. Kerangka konsep, lebih fokus pada variable yang akan Saudara
teliti. Tidak semua variabel yang ada secara teoritis akan diteliti.
Umumnya kita akan fokus pada variable yang berkaitan dengan
pertanyaan penelitian kita. Namun demikian, wajib memasukkan
variable yang berkaitan dengan karakteristik responden, termasuk
social ekonomi yang berkaitan dengan responden, plus variable
variable yang kita duga sebagai variable penggangu, variable antara
atau variable lainnya. Tuliskan kerangka konsep penelitian Saudara.
Strategi coping
- Problem focused
coping
- Emotion focused
form of coping
Self efficacy
Pekerjaan
Pendapatan keluarga
Status pernikahan
Jenis Kelamin
Umur
14. Perilaku plagarisme itu sama dengan koruptor. Untuk itu perlu dan
wajib dihindari. Tuliskan beberapa contoh tulisan yang mengandung
plagiarism dan sebutkan beberapa strategi mencegah plagiarism.
Jawaban harus disertai references.
Plagiarisme merupakan suatu tindakan mengambi gagasan atau pikiran yang telah
diaplikasikan dalam bentuk tertulis atau tulisan orang lain seolah-olah ide, pikiran, dan tulisan
sendiri (Siddik & Ilyas, 2020). Tindakan tersebut dapat merugikan secara material dan
nonmaterial tersebut dapat berupa pencurian kata, frasa, kalimat, paragraf atau bahkan
pencurian bab dari tulisan atau buku seseorang tanpa menyebut sumber. Menurut Shadiqi
(2019) tindakan plagiarisme dapat terjadi secara disengaja maupun tidak disengaja, kedua
alasan motivasional ini tetap dianggap sebagai plagiarisme jika pada dua karya ilmiah terdapat
kesamaan tanpa melakukan sitasi dan perubahan teks asli menggunakan katakata sendiri
Menurut A Wibowo (2014) beriku beberapa contoh Tindakan plagiat:
a. Word by word plagiarism yaitu mengutip atau menjiplak kata-kata, kalimat, paragraph, bab
bahkan seluruh karya orang lain sesuai dengan karya asli tanpa mengubah kata-kata atau
susunan kalimatnya sedikitpun tanpa mencantumkan nama asli dan sumber informasi
b. Word switch plagiarism yaitu mengutip atau mengambil kalimat atau penggalan kalimat
atau paragraph dari karya penulis lain kemudian mengganti beberapa kata di dalam kalimat
tersebut tanpa mengubah susunan kata maupun susunan kalimat dan tanpa
mencantumkan nama penulis maupun sumber darimana bagian yang dikutipnya berasal.
c. Style plagiarism yaitu meniru atau menjiplak gaya penulis asli, walaupun sudah mengubah
kalimatnya dengan kata-kata atau paragraf baru dan tidak mencantum nama penulis
penulis dan sumber dari mana gaya penulisan tersebut dikutip.
d. Metaphor Plagiarism yaitu mengutip atau menjiplak sebuah bagian dari karya penulis lain
dan menggunakannya untuk memperjelas makna dari tulisan sendiri dan tidak
mencantumkan nama penulis dan sumber dari bagian yang dikutip.
e. Idea Plagiarism yaitu mengambil, mengutip atau memakai gagasan seorang penulis yang
telah mengeluarkan sebuah ide untuk memecahkan masalahatau untuk menggambarkan
sebuah konsep tentang suatu fenomenadan dikutip untuk dipakai dalam karya sendiri
tanpa mencantumkan nama penggagasdan sumber informasi
f. Self plagiarism atau plagiarisme diri atau karya tulis duplikat atau publikasi berulang
merupakan mengutip dan menjiplak Sebagian atau seluruh hasil karyanya sendiri secara
identik dan mengirimkannya ke sejumlah jurnal untuk diterbitkan, tanpa mencantumkan
informasi tentang karyanya sendiri.
g. Plagiarism dari akses elektronik /internet.
1 Cross sectional Pendekatan penelitian - Peneliti tidak perlu - Kesulitan dalam Digunakan apabila dalam Sebuah penelitian dengan judul
yang mengukur hubungan menunggu effect dari menetapkan causal-effect menetapkan populasi ialah “Pengetahuan, sikap dan Motivasi
variabel pada satu waktu faktor risiko, dengan relationship dari data dengan menjadikan semua terhadap Keaktifan Kader dalam
demikian, maka observasional yang sampel sebagai populasi. Pengendalian Tuberkolosis”.
penelitian menjadi cepat dikumpulkan dalam a cross Contohnya semua pasien Pengambilan data pengetahuan,
dan inexpensive, ini sectional time frame poliklinik penyakit dalam RS X sikap, motivasi dan keaktifan kader
berarti no loss to follow- - Impractical untuk penelitian sebagai populasi (baik yang dilakukan dalam waktu yang
up dengan kasus atau penyakit kanker paru ataupun tidak). bersamaan
- Merupakan first step yang jarang atau langka
untuk penelitian cohort terjadi. Misalnya kasus
study ataupun kanker lambung pada umur
experimetal study. Hal 45-59 tahun pada laki-laki.
tersebut berarti hasil Sebetulnya membutuhkan
penelitian deskriptif dapat 10.000 kasus, tetapi yang
dilanjutkan dengan tersedia hanya beberapa
cohort maupun kasus saja atau bahkan
experimental study hanya ada satu kasus saja.
2 Case control Pendekatan penelitian - Penelitian dapat - Bias, terutama ketika Digunakan apabila peneliti ingin Sebuah penelitian sengan judul :
untuk melihat hubungan dilakukan pada kasus- menyeleksi kasus dan kotrol menilai berapa besar peran faktor Breastfeeding and breast cancer: a
variabel dengan melihat kasus yang jarang terjadi - Information available pada risiko dalam kejadian penyakit case control study in Southem Brazil
ke belakang - Relatif efesien, case control study terbatas dan menetapkan kelompok case memiliki tujuan untuk melihat
membutuhkan sampel - Haya satu outcome yang control. hubungan antara ibu yang
yag lebih kecil dapat dipelajari mempraktekkan memberi ASI kepada
dibandingkan dengan - Tidak dapat menghitung bayinya dan kejadian kanker
cohort study design angka insiden ataupun payudara di Brazil Selatan. Setelah
- Dapat terhindar atau absolute risk diidentifikasi 250 kasus kakner
meminimalisir masalah - Kemungkinan pada cases payudara kemudian dibandingkan
yag terkait degan follow- group tidak homogeny dengan 1.020 kontrol berbasis rumah
up dan subjek penelitian akibat kriteria yang sakit dan komunitas maka kemudian
yang menolak untuk digunakan dalam dilakukan penelitian. Kasus dan
melanjutkan mendiagnosis tidak sama, control ditentukan pada masa
berpartisipasi dalam baik pada helath provider sekarang (pada saat penelitian),
penelitian maupun researchers sedangkan riwayat memberi ASI
- Merupakan earlist - Informasi yang didapatkan dilihat riwayatnya pada masa lampau
practical observational sangat dipengaruhi oleh
strategi untuk memori sehigga dapat
mendeterminasi sebuah menjadi potentially biased
asosiasi
- Memerlukan waktu yang
relatif sigkat untuk
melaksanakan studi
- Dapat menggunakan
existing data
- Tidak berisiko untuk
subjek
- Memungkinkan untuk
meneliti multiple potential
causes of a disease
3 Cohort Bentuk penelitian - Memberikan gambaran - Membutuhkan sampel yang Digunakan Jika pajanannya Sebuah penelitian dengan judul
retrospektif yang komplit tentang besar dan akan menemui jarang dan outcomenya sering Loctobacillus reuteri DSM 17938 in
menelaah hubungan exposeure, termasuk rate kesulitan terutama pada dan ketika meneliti multiple Infantile Colic : A Randomized,
antara penyakit dengan of progession, straging of kasus-kasus yang langka outcome dari suatu pajanan Double-Blind, Placebo-Controlled Trial
faktor risiko tertentu disease and natural atau jarang terjad (rate tunggal bertujuan untuk menganalisis
dengan membandingkan history of disease disease) kefektifan Lactobacillus reuteri pada
dua kelompok yang - Memberikan informasi - Ada kemugkinan exposure infantile colic dibandingkan dengan
berbeda status penyakit tentag multiple potential to study factor berubah plasebo. Satu kelompok anak yang
berdasarkan faktor risiko effect akibat faktor risiko sehingga tidak sesuai menderita infantile colic diberi
yang diteliti. Kasus kontrol - Menghasilkan dengan penelitian yang Lactobacillus reuteri dan kelompok
memilih sebuah grup perhitungan (rate) pada ditemukan yang lain diberi plasebo. Lalu efek
partisipan dengan exposed dan non - Sulit melakukan follow-up pada kedua kelompok dibandingkan.
penyakit tertentu (kasus) exposed individuals - Kontrol terhadap extraneus Alokasi ke dalam kedua kelompok
dan sebuah grup dari variable may be incomplate dilakukan denga randomisasi
individu sebanding yang - Membutuhkan waktu
bebas dari penyakit panjang misalnya penelitian
(kontrol). Pemilihan subjek tentang pengaruh merokok
penelitian dimulai dari efek terhadap kanker paru-paru
atau penyakit, lalu membutuhkan waktu sekitar
ditelusuri ke masa lalu 20 tahun untuk
untuk mengidentifikasi menyelesaikan penelitian
adanya faktor risiko - Membutuhkan biaya yang
besar
- Ada kemungkinan
investigator tidak survive
smpai akhir penelitian
4 Design exsperimen Desain penelitian yang - Peneliti memiliki - Sulit untuk mewakili Desain penelitian eksperimental Pengaruh Cooperative Learning
digunakan untuk pegangan yang lebih populasi tertentu dapat digunakan dalam situasi Model terhadap Pemahaman
mengevaluasi atau kuat atas variabel untuk - Hasil eksperimental agak berikut: Konsep Siswa Mata Pelajaran
memperoleh pengetahuan mendapatkan hasil yang sulit digeneralisasikan - Waktu adalah faktor penting Ekonomi. Maka dalam kasus
awal . Tujuan penelitian ini diinginkan. - Waktu penelitian yang dalam membangun hubungan tersebut, sebenarnya hampir mirip
untuk mengelola dan - Hasilnya spesifik. cukup lama antara sebab dan akibat. dengan The One Shoot Case Study
menyusun rangkaian data - Hasil analisis dapat - Manusia sebagai objek - perilaku yang tidak berubah- Design. Bedanya dalam desain ini,
secara sistematis, untuk diterapkan temuan pada ubah antara sebab dan subjek diberikan pretest terlebih
menentukan atau mencari ide atau situasi yang akibat. dahulu sebelum diberikan treatment.
model matematik yang sama. - Ingin memahami pentingnya
sesuai, untuk menduga - Dapat mengidentifikasi sebab dan akibat. Langkah-langkahnya sebagai berikut.
akibat dari beberapa sebab dan akibat dari - Pada awal kegiatan subjek
variabel secara simultan suatu hipotesis. Peneliti penelitian akan
dan untuk dapat selanjutnya dapat diberikan pretest untuk mengukur
menentukan variabel yang menganalisis hubungan pengetahuan dan sikap subjek
signifikan dalam suatu ini untuk menentukan ide - Pada tahap kedua, subjek
penelitian/percobaan yang lebih mendalam. diberikan treatment cooperative
- Penelitian eksperimental learning model.
Ada empat jenis desain membuat titik awal yang - Pada tahap ketiga,
utama eksperimental: ideal. setelah treatment diberikan
yaitu Pre-experimental, selanjutnya subjek
True Experimental, Quasi diberikan posttest.
Experimental, dan - Pada tahap terakhir, peneliti
Factorial Experimental . membandingkan
hasil pretest dan posttest.
17. Jelaskan perbedaan antara penelitian experimen murni dengan
penelitian experimen semu.
- Penelitian eksperimental murni merupakan suatu penelitian eksperimental yang sering
dilakukan di laboratorium maupun klinik dengan menggunakan randomisasi yaitu setiap
individu dalam penelitian tersebut mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih dalam
kelompok kasus atau kontrol. Contonya yaitu uji coba obat secara klinis (klinical trial).
Sedangkan jika penelitian eksperimen murni dalam bidang pendidikan, subjek, atau
partisipan penelitian dipilih secara random dimana setiap subjek memperoleh peluang
sama untuk dijadikan subjek penelitian. Peneliti memanipulasi subjek sesuai dengan
rancangannya. Berbeda dengan penelitian kuasi, peneliti tidak mempunyai keleluasaan
untuk memanipulasi subjek, artinya random kelompok biasanya di pakai sebagai dasar
untuk menetapkan sebagai kelompok perlakuan dan control (Abraham & Supriyati, 2022).
d. Judgement Sampling
Judgement Sampling adalah metode yang dipilih peneliti apabila peneliti menentukan
subjek dari sample yang dipilih berdasarkan judgmemnt/ penilaian dari peneliti saja.
Biasanya teknik sampling ini digunakan data dari populasi yang berkaitan dengan
demografi (kependudukan) seperti lokasi geografis, usia, jenis kelamin, pendidikan,
pendapatan, dll.
e. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang awalnya jumlahnya kecil, lalu
sampel ini disuruh untuk memeilih teman-temannya untuk dijadikan sebagai samel. Seperti
itu seterusnya, sehingga jumlah sampel akan menjadi semakin banyak. Syarat
pengambilan sample seperti ini khusus digunakan untuk data-data yang bersifat komunitas
dari subjektif responden/sample, atau dengan kata lain oblek sample yang kita inginkan
sangat langka dan bersifat mengelompok pada suatu Himpunan.
f. Sampling Aksidental
Sampling aksidental yaitu metode penentuan sampel atas dasar kebetulan yaitu siapa pun
yang kebetulan bertemu dengan peneliti bisa digunakan sebagai sampel, jika rasa orang
yang kebetulan ditemui tersebut cocok digunakan sebagai sumber data.
Inform concern atau persetujuan sesudah Penjelasan (PSP) yaitu formulir yang mencari
persetujuan seseorang untuk bersedia secara sukarela dan tanpa paksaan untuk menjadi
subjek penelitian. Pada penelitian uji coba klinis, maka seseorang disebut subjek
penelitian. Pada pengumpulan data dengan koesioner, seseorang disebut sebagai
responden dan pada metode penelitian kualitatif seseorang disebut informan (A Wibowo,
2014).
Penalaran ilmiah deduktif Ialah proses berpikir yang bertolak dari prinsip, hukum, putusan
yang berlaku umum tentang suatu hal atau gejala atas prinsip umum tersebut ditarik
kesimpulan tentang sesuatu yang khusus, yang merupakan bagian dari hal atau gejala
diatas.
Penalaran ilmiah induktif Ialah proses berpikir yang bertolak dari satu atau sejumlah
fenomena atau gejala individual untuk menurunken suatu kesimpulan (inferesi) yang
berlaku umum.
Body knowledge adalah serangkaian konsep, istilah, dan kegiatan lengkap yang
membentuk domain profesional, sebagaimana didefinisikan oleh masyarakat terpelajar
yang relevan atau asosiasi profesional. Ini adalah jenis representasi pengetahuan oleh
organisasi pengetahuan mana pun.
Novelty adalah Suatu temuan yang bersifat baru. Artinya menemukan apa yang belum di
temukan orang lain. Menemukan celah pengetahuan baru, masalah baru dan metode baru
dari sekian banyak riset yang telah dilakukan.
Variable confounding atau variabel pengganggu merupakan masalah potensial pada
penelitian yang mencoba menegakkan hubungan sebab akibat. Variabel pengganggu ini
adalah bila sebagiaan atau seluruh hubungan yang signifikan antara dua variabel muncul
karena kedua variabel secara causal berhubungan dengan variabel ketiga (A Wibowo,
2014). Contohnya pada sebuah populasi secara mudah terlihat bahwa terdapat hubungan
negatif antara akitivitas sehari-hari dengan kejadian penyakit degeneratif, yang artinya
semakin sering melakukan aktivitas sehari-hari semakin jarang terkena penyakit tersebut.
tetapi perlu diingat bahwa hubungan ini mungkin diganngu oleh variabel usia. Kelompok
usia lebih tidak aktif, lebih jarang melakukan aktivitas sehari-hari dan juga cenderung
memiliki ganggguan kesehatan, sehingga peneliti harus mencari hubungan antara aktivitas
sehari-hari dengan kejadian penyakit degeneratif tanpa kedua variabel tersebut saling
dipengaruhi oleh variabel usia. Agar terhindar dari variabel pengganggu, perlu dilakukan
kontrol terhadap variabel tersebut. Seperti semua objek yang akan diteliti dipilih berada
pada kisaran usia yang sama, kelompok lansia tidak diikutsertakan atau memasukkan
variabel usia kedalam analisis untuk mrncoba menghilangkan efek dari variabel
pengganggu usia terhadap hubungan kedua variabel tersebut.
Variable antara adalah variabel yang menghubungkan antara variabel independent dengan
variabel dependen yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan (A Wibowo,
2014). Contoh sebuah penelitian yang ingin mengetahui hubungan antara tingkat
pendidikan (variabel independen) lulusan sarjana dnegan penghasilan (variabel dependen)
yang diperolehnya ketika bekerja. Variabel antara dalam hal ini merupakan pekerjaan
karena gaji atau upah yang didapatkan ditentukan oleh pekerjaan seseorang.
Variabel dependen adalah variable terikat dengan variabel-variabel lain yang berhubungan
dengannya.variabel dependen adalh objek dari variabel lain, sering juga disebutkan sebagi
variabel yang mendapatkan perlakuan. Pada umumnya variabel dependen hanya terdapat
satu (A Wibowo, 2014).
Variabel independent atau variabel bebas, yaitu variabel yang mempengaruhi atau
mempunyai hubungan dengan variabel dependen. Variabebel independent bisa lebih dari
satu (A Wibowo, 2014).
Hipotesis nol biasanya disimbolkan dengan Ho. Nama lain hipotesis ini adalah hipotesis
statistik. Dinamai demikian karena sering dipakai dalam penelitian kuantitatif yang
membutuhkan perhitungan statistik. Kebalikannya dengan hipotesis hipotesis Ho
menerangkan tidak ada hubungannya atau pengaruh antara variabel dengan variabel
lain.
Hipotesis kerja kerap juga disebut hipotesis alternatif (Ha). Namun ada kalanya hipotesis
disimbolkan dengan H1. Jadi, hipotesis kerja ini berfungsi untuk menyatakan hubungan
antara variabel X dan Y. Hipotesis ini juga bisa menunjukkan adanya perbedaan antar
dua kelompok. Hipotesis ini menjelaskan adanya hubungan antara variabel dengan
variabel lain.
Sampling frame adalah Daftar nama semua orang dalam populasi survei dari mana sampel
representatif dipilih.
Unit analisis sampel diartikan sebagai sesuatu yang berkaitan dengan fokus/ komponen
yang diteliti. Unit analisis ini dilakukan oleh peneliti agar validitas dan reabilitas penelitian
dapat terjaga. Karena terkadang peneliti masih bingung membedakan antara objek
penelitian, subjek penelitian dan sumber data.
Triangulation adalah di mana peneliti menggunakan berbagai metode pencarian data untuk
mendapatkan gambaran dari fenomena yang sedang ditelitinya yaitu dengan melakukan
misalnya wawancara, diskusi kelompok terarah, pengamatan, telaah dokumen dan semua
ini semata dilakukan untuk memperkuat kesahihan dan memperkecil bias dari data dan
informasi yang diperoleh untuk menjawab fenomena yang sedang diteliti (A Wibowo, 2014).
Penelitian ethography adalah penelitian yang memfokus diri pada budaya dari sekelompok
orang. Umumnya penelitian etnografi meneliti tentang budaya secara umum. Penelitian ini
lebih terfokus pada organisasi yang mendefinisikan kelompok orang (Siyoto, 2015).
Penelitian mixed-method adalah penelitian yang menggabungkan dua metode atau Teknik
penelitian kualitatif dan kuantitatif. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif pada
satu fase dan menggunakan metode kuantitatif pada fase yang lain atau sebaliknya (Yusuf,
2014).
Nvivo adalah perangkat lunak yang diproduksi oleh QSR International, dan dirancang
untuk para peneliti kualitatif yang bekerja menggunakan informasi berbasis teks dan atau
multimedia. NVivo pertama dikembangkan oleh Tom Richards pada tahun 1999, yang pada
awalnya disebut NUD*IST (Candra, 2021).
Content Analysis merupakan analisis ilmiah tentang isi pesan suatu komunikasi. Dalam hal
ini, content analysis mencakup: klasifikasi tanda-tanda yang dipakai dalam komunikasi,
menggunakan kriteria sebagai dasar klasifikasi, dan menggunakan teknik analisis tertentu
sebagai pembuat prediksi.
Validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan. Intrumen
dikatan valid berarti menunjukkan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu
valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Adiputra, 2021).
Reabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang mempunyai asal kata rely
yang artinya percaya dan reliabel yang artinya dapat dipercaya. Kepercayaan berhubungan
dengan ketepatan dan konsistensi. Test hasil belajar dikatakan dapat dipercaya apabila
memberikan hasil pengukuran hasil belajar yang relative tetap secara konsisten (Siyoto,
2015).
Concurrent Validity = validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor dengan
kinerja. Validitas ini ditetapkan dengan cara mengkorelasikan hasil skor tes yang sedang
disusun dengan skor tes lain (yg tidak sejenis) yang saat pengetesannya dilakukan
bersamaan atau hampir berdekatan waktunya (minimal time). Tolok ukur pada validitas
pengukuran serentak ini adalah skor tes yang tidak sejenis yang diasumsikan dapat
mencerminkan aspek perilaku yang sedang dikembangkan tesnya, tetapi diberikan dalam
waktu yang sama atau hampir bersamaan.
Construct Validity = validitas yang berkenaan dengan kualitas aspek psikologis apa
yang diukur oleh suatu pengukuran serta terdapat evaluasi bahwa suatu konstruk tertentu
dapat dapat menyebabkan kinerja yang baik dalam pengukuran. Misalnya seperti
kepribadian seseorang. Kepribadian ini terdiri dari beberapa komponen dengan melalui tes
kepribadian ini kita ingin mengetahui aspek manakah yang sebenarnya diukur.
Face Validity = validitas yang berhubungan apa yang nampak dalam mengukur sesuatu
dan bukan terhadap apa yang seharusnya hendak diukur.
Factorial Validity dari sebuah alat ukur = korelasi antara alat ukur dengan faktor-faktor
yang yang bersamaan dalam suatu kelompok atau ukuran-ukuran perilaku lainnya, dimana
validitas ini diperoleh dengan menggunakan teknik analisis faktor.
Empirical Validity = validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor dengan
suatu kriteria. Kriteria tersebut adalah ukuran yang bebas dan langsung dengan apa yang
ingin diramalkan oleh pengukuran.
Intrinsic Validity = validitas yang berkenaan dengan penggunaan teknik uji coba untuk
memperoleh bukti kuantitatif dan objektif untuk mendukung bahwa suatu alat ukur benar-
benar mengukur apa yang seharusnya diukur.
Predictive Validity = validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor suatu alat
ukur dengan kinerja seseorang di masa mendatang. Jenis validitas ini ditetapkan dengan
cara mengkorelasikan skor tes yang sedang disusun dengan kriteria yang menyangkut
hasil karya atau prestasinya di masa yang akan datang. Misal, menyelidiki hubungan
antara skor tes masuk perguruan tinggi (SNMPTN) dengan indeks prestasi (IP) di
perguruan tinggi yang dicapai oleh seorang mahasiswa, ATAU korelasi antara skor tes
seleksi CPNS dgn kinerja pegawai tsb.
Content Validity = validitas yang berkenaan dengan baik buruknya sampling dari suatu
populasi. Content validity merupakan isi atau bahan yang diuji relevan dengan
pengalaman, kemampuan dan pengetahuan atau latar belakang dari orang yang tes.
Apabila kita uji bahan yang ada diluar yang dipelajari maka tes itu tidak memiliki content
validity
Curricular Validity = validitas yang ditentukan dengan cara menilik isi dari pengukuran
dan menilai seberapa jauh pengukuran tersebut merupakan alat ukur yang benar-benar
mengukur aspek-aspek sesuai dengan tujuan instruksional.
Perbedaan antara Skala Nominal, Ordinal, Interval dan Rasio (Junaidi, 2015):
Skala nominal merupakan skala pengukuran yang paling sederhana. Data ditetapkan atas
dasar proses penggolongan, data bersifat membedakan. Angka-angka yang digunakan ini
hanyalah sebagai kategori dan tidak mempunyai makna dan tidak bisa dipergunakan untuk
perhitungan secara matematis. Misalnya jenis kelamin laki-laki dan perempuan, agama,
jenis kulit, lokasi geografis, dan warna rambut.
Skala ordinal didasarkan pada ranking. Skala pengukuran ordinal ini digunakan dalam
menentukan ranking suatu kelompok tertentu. Dalam ranking ini hanya dipertimbangkan
urutan obyek dari hasil yang paling besar sampai yang paling kecil atau dari yang paling
tinggi hingga paling rendah. Dalam skala ordinal, tidak seperti skala nominal, ketika kita
ingin mengganti angka- angkanya, harus dilakukan secara berurut dari besar ke kecil atau
dari kecil ke besar. Jadi, tidak boleh kita buat 1=sangat puas, 2=tidak puas, 3=puas dstnya.
Yang boleh adalah 1=sangat puas, 2=puas, 3=kurang puas dstnya. Misalnya dalam
pengetahuan klien tentang covid-19 (1=kurang, 2= cukup, 3= baik), tingkat kepuasan
seseorang terhadap produk, tingkat ekonomi masyarakat, mengukur ranking di kelas dan
status pekerjaan
Skala interval mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki oleh skala nominal dan ordinal
dengan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval yang tetap (Pratikno et al.,
2020). Dengan demikian, skala interval sudah memiliki nilai intrinsik, sudah memiliki jarak,
tetapi jarak tersebut belum merupakan kelipatan. Pengertian “jarak belum merupakan
kelipatan” ini kadang-kadang diartikan bahwa skala interval tidak memiliki nilai nol mutlak.
Skala interval ini sudah benar-benar angka dan sudah dapat menerapkan semua operasi
matematika serta peralatan statistik. Misalnya pengukuran suhu badan dapat membentuk
variabel interval jika tiga buah objek A, B, dan C berturut-turut memberikan suhu dengan
skala interval, menghitung skor kecerdasan dalam tes IQ, engukur waktu sepanjang hari
menggunakan format 12-jam, dan usia.
Skala rasio hampir sama dengan skala interval yang membedakannya adalah skala
pengukuran rasio memiliki nilai nol mutlak dan jarak yang sama sedangkan interval tidak.
Nilai nol mutlak ini artinya adalah nilai dasar yang tidak bisa diubah meskipun
menggunakan skala yang lain (Pratikno et al., 2020).
Triangulasi adalah suatu pendekatan analisa data yang mensintesa data dari berbagai
sumber. Triangulasi penelitian berarti menggabungkan beberapa metode kualitatif, tetapi
juga berarti menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif (Flick, 2018). Perspektif
metodologis yang berbeda saling melengkapi dalam studi masalah, dan dipahami sebagai
kompensasi pelengkap dari kelemahan. Triangulasi dapat dilakukan dengan melakukan
pemeriksaan terhadap data kemudian membandingkan dengan data lainnya untuk
memperoleh keabsahan. Teknik tersebut dilakukan untuk memjamin keabsahan data
melalui pembandingan data yang diperoleh dari sumber atau metode lainnya. Teknik
triangulasi dapat diasumsikan setiap terjadinya bias yang inheren dari sumber data, maka
dapat dilakukan atau dinetralkan dengan sumber data atau metoda lainnya (Rahadi, 2020).
Metodologi Triangulasi menyediakan perangkat untuk merespon dan menjawab setiap
pertanyaan spesifik untuk membantu memperoleh data yang sahih dan tidak bertentangan
dengan kondisi dilapangan. Triangulasi juga dapat digunakan untuk menjawab
permasalahan yang kompleks dikarena kondisi dilapangan yang bisa berubah-ubah.
Langkah-langkah triangulasi adalah, 1. Melakukan observasi partisipasi dan wawancara
secara mendalan untuk mendapatkan data. Hasil yang diperoleh dilakukan cross check
agar tidak terjadi pertentangan berdasarkan catatan harian dan dokumen. 2. Hasil yang
diperoleh dilakukan pengujian dan konfirmasi ulang kembali dengan informan sebelumnya,
bilamana terdapat perbedaan maka peneliti harus menelusuri kembali dimana terjadi
perbedaan tersebut sampai memperoleh sumber perbedaan dan materi perbedaannya .
Timbulnya perbedaan dan pemahaman terhadap informasi yang diterima harus menjadi
bahan telaah kembali untuk dikonfirmasi ulang. Uji keabsahan dilakukan dengan
menggunakan metode triangulasi mellalaui pembandingan dengan informan atau sumber
lainnya sehingga data atau informasi yang diperoleh menjadi benar dan dapat digunakan.
Adiputra I.M.S., Trisnadewi N.W., Oktaviani N.P.W., Munthe S.A., Hulu V.T., Budiastutik I., et al.,
Metodologi Penelitian Kesehatan: Yayasan Kita Menulis; 2021.
Afrianto I., Psta 3-tujuan, Manfaat Dan Ruang Lingkup Penelitian, 2020.
Am. Cancer Society, Cancer Facts & Figures,, American Cancer Society: Amerika; 2017.
Anantasari M.L., Peran dukungan sosial terhadap pertumbuhan pasca trauma: Studi meta-
analisis, Jurnal Psikologi Tabularasa, 2011;6(1).
Bonomi A.E., Patrick D.L., Bushnell D.M. & Martin M., Validation of the United States' version of
the World Health Organization Quality of Life (WHOQOL) instrument, J Clin Epidemiol,
2000;53(1):1-12.
Choi S. & Seo J., Analysis of caregiver burden in palliative care: An integrated review, Nurs
Forum, 2019;54(2):280-290.
Cooper H., Principles of good writing: Avoiding plagiarism, Retrieved January, 2016;27:2019.
Creswell J.W., Desain penelitian, Pendekatan Kualitatif & Kuantitatif, Jakarta: KIK, 2002:121-180.
Denzin N.K. & Lincoln Y.S., The Sage handbook of qualitative research: sage; 2011.
Dewi N.Y., Lestari D.R. & Agustina R., Hubungan Pusat Kendali dengan Strategi Koping Orang Tua
dari Anak Kanker Yang Menjalani Pengobatan Kemoterapi, Journal of Holistic Nursing
Science, 2021;8(1):19-30.
Diaty R., Arisa A., Lestari N.C.A., Utami S.W. & Purwanti S., Pengaruh Umur Ibu yang Beresiko
Kanker Serviks dan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Kanker Serviks di Ruang Poli
Kandungan RSUD Ulin Banjarmasin, JURNAL KEBIDANAN BESTARI, 2022;6(1):19-25.
El-Jawahri A., Greer J.A., Pirl W.F., Park E.R., Jackson V.A., Back A.L., et al., Effects of Early
Integrated Palliative Care on Caregivers of Patients with Lung and Gastrointestinal
Cancer: A Randomized Clinical Trial, Oncologist, 2017;22(12):1528-1534.
Fananni M.R., editor Hubungan Antara Strategi Coping Terhadap Psychological Distress Pada
Family Caregive Kanker. Prosiding Seminar Nasional Unimus; 2021.
Friedman M.M., Bowden V.R. & Jones E.G., Buku ajar keperawatan keluarga: Riset, teori, dan
praktik, alih bahasa, Akhir Yani S, Hamid dkk, 2010.
Geni P.L. & Rahmania Q., Hubungan coping style dan anticipatory grief pada orangtua anak yang
didiagnosis kanker, Humaniora, 2013;4(1):241-247.
GLOBOCAN, Estimates Of Incidence And Mortality Worldwide For 36 Cancers In 185 Countries,
Global cancer statistics 2020 : GLOBOCAN, 2021:71(3):209-249.
Howard White., Shagun Sabarwal. & Hoop T.d., Randomized Controlled Trials (RCTs) United
Nations Children’s Fund (UNICEF), 2014.
Husaini S., Husaini S., Fauzie Rahman S., Fauzie Rahman S., Lenie Marlinae S., MKL L.M., et al.,
Buku Ajar Antropologi Sosial Kesehatan: Tim Penyusun; 2017.
Ivana S.a.J., D Hubungan Coping Stres Terhadap Kualitas Hidup Penderita, 2018.
Kemenkes RI. Beban Kanker di Indonesia (p. 1), Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia: 2019.
Kishimoto T., Hagi K., Kurokawa S., Kane J.M. & Correll C.U., Long-acting injectable versus oral
antipsychotics for the maintenance treatment of schizophrenia: a systematic review and
comparative meta-analysis of randomised, cohort, and pre-post studies, Lancet
Psychiatry, 2021;8(5):387-404.
Klassen A.F., Klaassen R., Dix D., Pritchard S., Yanofsky R., O'Donnell M., et al., Impact of caring for
a child with cancer on parents' health-related quality of life, J Clin Oncol,
2008;26(36):5884-9.
Kurniawan A.R., Ilmi B. & Hiryadi H., Pengalaman Keluarga Merawat Pasien Kanker Di Kota
Tanjung, Jurnal Health Sains, 2021;2(2):135-152.
Muchtar R. & Sari I.W.W., HUBUNGAN TINGKAT KETERLIBATAN DAN KUALITAS HIDUP FAMILY
CAREGIVER DALAM MERAWAT PASIEN KANKER DI POLI ONKOLOGI RUMAH SAKIT
PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL: Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta; 2021.
Muliantino M.R., Hubungan stressor dengan ansietas, stress dan depresi perawat terkait
pandemik Covid-19: Cross-sectional study, Jurnal Endurance, 2021;6(2):319-327.
Murdiyanto E., Penelitian Kualitatif (Teori dan Aplikasi disertai contoh proposal): Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) UPN” Veteran …; 2020.
Ng S.M., Fung M.H.Y., Chan J.S.M., Chan C.H.Y. & Chan C.L.W., Physical activity, confidence and
quality of life among cancer patient-carer dyads, Sports Med Open, 2021;7(1):46.
Pathania A.S., Prathipati P., Abdul B.A., Chava S., Katta S.S., Gupta S.C., et al., COVID-19 and
Cancer Comorbidity: Therapeutic Opportunities and Challenges, Theranostics,
2021;11(2):731-753.
Pratikno A.S., Prastiwi A.A. & Ramahwati S., Penyajian Data, Variasi Data, dan Jenis Data, OSF
PREPRINTS, 2020:1-10.
Pujihastuti I., Prinsip penulisan kuesioner penelitian, CEFARS: Jurnal Agribisnis dan
Pengembangan Wilayah, 2010;2(1):43-56.
Riskesdas. Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,
2018.
Seven M., Yılmaz S., Şahin E. & Akyüz A., Evaluation of the quality of life of caregivers in
gynecological cancer patients, J Cancer Educ, 2014;29(2):325-32.
Shadiqi M.A., Memahami dan Mencegah Perilaku Plagiarisme dalam Menulis Karya Ilmiah,
Buletin Psikologi, 2019;27(1):30-42.
Siddik M. & Ilyas M., Pusat MPK LP3M Universitas Mulawarman, 2020.
Siyoto S. & Sodik M.A., Dasar metodologi penelitian: Literasi Media Publishing; 2015.
Siyoto S.S., A. Dasar Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Literasi Media Publishing; 2015.
Stolberg H.O., Norman G. & Trop I., Randomized controlled trials, AJR Am J Roentgenol,
2004;183(6):1539-44.
Sumakul E., Mingkid E. & Randang J., PERANAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT PADA ANAK
PENDERITA KANKER DI YAYASAN KASIH ANAK KANKER INDONESIA RSUP PROF.
KANDOUW MANADO, ACTA DIURNA KOMUNIKASI, 2019;1(4).
Sumardi B., Damajanti M.N. & Muljosumarto C., Perancangan Busana Ready to Wear Sebagai
Media Untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri bagi Perempuan Penderita Kanker, Jurnal
DKV Adiwarna, 2020;1(16):9.
Suwandi B.D. & Si M., Memahami Penelitian Kualitatif Jakarta: PT, Reneka Cipta, 2008.
Usop T.B., Kajian Literatur Metodologi Penelitian Fenomenologi dan Etnografi, Jurnal
Researchgate Net, 2019.
Werdani Y.D.W., Effect of Cancer Related Fatigue tTo the Level of Independence of Cancer
Patients and Caregiver Stress Level, Folia Medica Indonesiana, 2018;54(2):108-112.
Werdani Y.D.W., Pengaruh caregiving pada pasien kanker terhadap tingkat caregiver burden,
Jurnal Ners dan Kebidanan (Journal of Ners and Midwifery), 2018;5(3):249-256.
Whoqol Group, The World Health Organization quality of life assessment (WHOQOL): position
paper from the World Health Organization, Social science & medicine, 1995;41(10):1403-
1409.
Wibowo A., Metodologi Penelitian Praktis Bidang Kesehatan, Depok PT Rajagrafindo Persaja;
2014.
Wibowo A., Metodologi Penelitian Praktis Bidang Kesehatan Jakarta PT RajaGrafindo Persada
2014.
Yusuf M., Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Penelitian Gabungan, Jakarta: PT Fajar
Interpratama Mandiri; 2014.