Anda di halaman 1dari 5

Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Dari Masa Ke Masa.

Restu Dimas Prasetya.


Pancasila merupakan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI) dan ini samasekali
bukan sesuatu yang baru, Pancasila telah ada sejak masa yang sangat lampau, mulai dari
zaman purbakala hingga kerajaan-kerajaan di Nusantara dan berlanjut sampai masa
Pergerakan Nasional.
Masa Purbakala.
Pada masa ini Masyarakat Indonesia belum mengenal tulisan dan mereka masih hidup dengan
cara hidup berburu dan mengumpulkan makanan, diantara nilai-nilai pancasila yang mulai
tumbuh pada masa ini adalah nilai-nilai tentang kebersamaan yang memungkinkan
terbentuknya sebuah kota kecil atau desa.1

Kehidupan
praaksara.
Ilustrasi Manusia Purba.
Agama pun mulai dikenal pada masa ini yaitu dengan memuja roh-roh tertentu dan binatang
yang dianggap memiliki kekuatan supranatural, kepercayaan yang berkembang adalah
dinamisme dan totemisme yang menuhankan hal-hal seperti ini.2
Maka belum terbentuk keyakinan akan tuhan yang jelas, melainkan hanya menuhankan hal-
hal seperti diatas yang tentunya belum bisa disebut utuh sebagai suatu agama.
Dengan begitu, nilai-nilai kemanusiaan yang mulai terbentuk pada Zaman Prasejarah antara
lain:
1.Nilai Ketuhanan, terbukti dengan munculnya kepercayaan akan roh.
1
Prasejarah Indonesia - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
2
Perkembangan Kepercayaan Manusia pada Masa Praaksara Hingga Masa Sekarang Halaman 1 -
Kompasiana.com
2.Nilai Kemanusiaan, terbukti dengan cara manusia mulai mengenal cara pemakaman yang
layak.
3.Nilai Persatuan, terbukti dengan adanya bahasa persatuan pada masa itu yaitu Bahasa
Austronesia.
4.Nilai Musyawarah, terbukti dengan musyawarah masyarakat untuk melakukan panen padi
bersama.
5.Nilai Keadilan Sosial, masyarakat berbagi hasil panen satu dengan lainnya.3
Masa Kerajaan-kerajaan Nusantara.
Zaman ini adalah zaman yang berlangsung lama dalam Sejarah Indonesia dan terbentang dari sejak
munculnya Kerajaan Hindu Budha hingga datangnya Islam dan berdirinya negara-negara Islam,
berikut ringkasannya, saya akan membagi menjadi dua yaitu masa Kerajaan Hindu Budha dan masa
Kerajaan Islam.
Masa Kerajaan Hindu Budha.
Salah satu Kerajaan Hindu Budha yang terawal adalah Kerajaan Sriwijaya, di masa ini Indonesia
terbagi menjadi sejumlah kerajaan terpisah akan tetapi penerapan nilai Pancasila yang paling kentara
di masa ini adalah nilai ketuhanan yang maha esa dan persatuan, meski belum memeluk agama yang
benar, masyarakat Indonesia mulai menganut suatu keyakinan yang utuh.
Contoh Kerukunan yang terjadi di masa Hindu Budha adalah saat masuk Islamnya Raja Indrawarman,
Penguasa Kerajaan Sriwijaya di Sumatra Selatan,Sri Indrawarman memerintah antara 702-728 M dan
Sri Indrawarman masuk Agama Islam berkat jasa Khalifah Umar bin Abdul Aziz, sebelumnya agama
yang di peluk oleh Sri Indrawarman adalah Agama Budha.4
Di Jawa terdapat sebuah kerajaan yang memeluk Agama Hindu yaitu Kerajaan Mataram Kuno, akan
tetapi Kerajaan Sriwijaya yang rajanya telah masuk Islam itu tidak melakukan serangan ke Mataram,
Kerajaan Sriwijaya dan Mataram Kuno menjalin hubungan yang akrab.
Ini menunjukkan sebuah nilai persatuan , yaitu Persatuan Indonesia, meski berbeda agama, mereka
tetap saling rukun dan menghargai satu sama lain tanpa harus saling menyerang.

Kerajaan Sriwijaya.
Sekitar tahun 674 M, di Jawa Tengah terdapat Kerajaan Holing yang dipimpin Ratu Sima, Ratu Sima
dikenal sebagai pemimpin yang adil dan tegas.
Masyarakat Kerajaan Holing atau disebut dengan Kerajaan Kalingga juga memiliki kejujuran yang
tinggi sebagai manifestasi sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab, terbukti saat Utusan Arab
3
Bukti Adanya Nilai-Nilai Pancasila Sejak Zaman Prasejarah, Mulai dari Sila Pertama Hingga Kelima - Bobo
(grid.id)
4
Kasori, Mujahid:Dibawah Panji Estergon, Februari 2022 M, Penerbit Istanbul, Halaman 147.
datang ke sana dan meletakkan pundi berisi penuh uang emas di jalan kota, yang tujuannya adalah
menguji kejujuran Rakyat Holing, Rakyat Holing tidak mengambil pudi tersebut.
Pada Abad VII M, Islam mulai dikenalkan oleh para Pedagang Arab kepada masyarakat dan mulai
saat itulah mereka mulai mengenal agama yang benar dan banyak Orang Jawa yang tinggal di pantai-
pantai mulai masuk Islam dengan kesadaran sendiri.5
Agama Islam kala itu mulai berkembang di Jawa Timur saat kematian Raja Erlangga pda 1045 M dan
saat kejayaan Kerajaan Daha atau Kediri di masa Pemerintahan Prabu Jaya Baya yang memerintah
sekitar tahun 1135-1157 M.
Kaum Muslimin yang menjadi Penyebar Islam tersebut juga dikenal sebagai orang-orang yang bisa
menyesuaikan diri dengan adat istiadat setempat serta memiliki sifat sopan dan merakyat, ini adalah
penerapan dari sila Kemanusiaan yang adil dan beradab.

Masa Kerajaan Islam.


Masa ini berlangsung sepanjang abad ke-15-17 M yaitu masa berkembangnya Kerajaan-
kerajaan Islam di Nusantara, dan perkembangan Kerajaan-kerajaan Islam tersebut
menggunakan cara-cara damai tanpa kekerasan, yang mana berarti pada masa ini sila ke-1
yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa dengan sila ke-3 yaitu Persatuan Indonesia sudah semakin
berkembang.
Contohnya berdirinya Kerajaan Cirebon di Jawa Barat yang dirintis oleh Putra Prabu
Siliwangi, Raja Padjajaran yang bernama Raden Walangsungsang, Raden Walangsungsang
bersama adiknya, Dewi Rara Santang belajar Islam kepada Syaikh Nurjati, kemudian
Walangsungsang membuka wilayah baru di Kebon Pasir, yang beliau namai dengan Cirebon,
dan beliau jadikan wilayah itu sebagai wilayah Islam, Prabu Siliwangi, walaupun bukan
seorang Muslim6, menghargai usaha anaknya tersebut dan mengangkat Raden
Walangsungsang sebagai penguasa di daerah tersebut dengan gelar Sri Mangana Cakrabuana,
dan mengutus anak bungsunya, Radja Sengara ( kelak ketika dewasa dikenal dengan julukan
Prabu Kian Santang atau Syaikh Sunan Rohmat Suci) untuk memberikan panji kerajaan pada
Pangeran Walangsungsang.7
Dengan begitu , berdirilah Kerajaan Cirebon dengan penguasa pertamanya Pangeran
Walangsungsang yang lalu dilanjutkan oleh keponakannya, Syarif Hidayatullah ( Sunan
Gunung Jati)
Nilai sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia tampak ketika Balatentara Kesultanan Demak
dengan Kesultanan Cirebon bersama-sama menghadapi Penjajah Portugis pada 1527 M di
Sunda Kelapa, Pertempuran ini menggagalkan upaya Portugis menjajah Pulau Jawa.
Meskipun Kesultanan Demak keluarga kerajaannya merupakan Keturunan Jawa sedangkan
Kesultanan Cirebon keluarga kerajaannya dari Keturunan Sunda, akan tetapi mereka tetap
dapat bekerjasama tanpa membeda-bedakan etnik dan ras.
Masa Pergerakan Nasional.
5
Kasori, Mujahid, hal.156.
6
Hal ini masih menjadi perdebatan hingga saat ini, menurut naskah Purwaka Caruban Nagari, beliau masuk
Islam ketika hendak menikahi Nyi Subang Larang, namun menurut naskah Mertasinga, beliau murtad kembali
setelah dinobatkan sebagai raja.
7
Suryanegara,Ahmad Mansur,:Api Sejarah 1,Penerbit Surya Dinasti,2016 M.
Setelah masa kejayaan Kerajaan-kerajaan Islam, Bangsa Indonesia harus menghadapi para
penjajah yang silih berganti, seperti Belanda dan Inggris8, dan dan pada masa itu terjadi
berbagai perlawanan seperti Perang Padri di Sumatra9 dan Perang Diponegoro di Jawa10 yang
perlawanan demi perlawanan itu bersifat kedaerahan.
Hal itu tentu saja membuat Belanda mampu dengan mudahnya mematahkan perlawanan demi
perlawanan itu, para pemimpin perlawanan mampu ditangkap dan dibunuh, sehingga para
pengikutnya berhenti melawan.

Perang Diponegoro.
Akhirnya pada awal abad ke-20-an, dimulailah sebuah masa yang dikenal sebagai Masa
Pergerakan Nasional, dimana mulai muncul bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia, dan
inilah awal mula Nasionalisme Indonesia muncul.11
Pada saat itulah, beberapa lama kemudian, Penjajahan Belanda berakhir dan digantikan
dengan Jepang, dan pada masa penjajahan Jepang terjadi suatu peristiwa yang sangat
menentukan dalam sejarah bangsa kita yaitu Proklamasi.
Proklamasi tentu tercapai berkat adanya persatuan yaitu kerjasama antara golongan muda dan
golongan tua, terbukti dengan solidaritas Rakyat Indonesia dalam melawan Penjajahan
Jepang, dimana Pemuda-pemuda Indonesia nekat mengibarkan bendera Merah Putih dan
melawan Tentara Jepang yang melarang pengibaran bendera tersebut.

8
Masa penjajahan ini tidak mencapai 350 tahun sebagaimana kata sebagian besar orang, karena tidak selama
350 tahun, wilayah Indonesia seluruhnya berada dalam jajahan Belanda, menurut Ustadz Nicko Pandawa,
Belanda baru berhasil menjajah seluruh indonesia pada 1904 M, memang antara 1600-1900-an M Belanda
melakukan ekspansi merebut satu demi satu wilayah Indonesia, tapi dalam waktu yang panjang itu, masih
banyak Kerajaan Islam di Indonesia yang masih merdeka dari Belanda.
9
Untuk mengetahui lebih rinci tentang perang ini baca karya Christine Dobbin:Gejolak Ekonomi, Kebangkitan
Islam dan Gerakan Padri, terbitan Komunitas Bambu Depok.
10
Baca karya Peter Carey: Takdir Riwayat Pangeran Diponegoro:terbitan Penerbit Kompas Gramedia Jakarta.
11
Kahin, George.M.C.Turnan: Nasionalisme Dan Revolusi Indonesia, Komunitas Bambu Depok.2013.
Persatuan ini tentusaja terbentuk karena adanya permusywaratan, maka ini adalah penerapan
dari sila Permusyawaratan Yang Adil Dan Beradab, meskipun antara Sukarno dan Hatta
berbeda pendapat dengan Sjahrir misalnya, Sukarno dan Hatta ingin menghindari
pertumpahan darah sementara Sjahrir ingin kemerdekaan secara diproklamasikan, namun ini
semua tetap dimusyawarahkan dengan adil.

Peristiwa Proklamasi Indonesia.


Seusai Proklamasi, Bangsa Indonesia pun masih harus menghadapi masa mempertahankan
kemerdekaan dari para penjajah yang ingin kembali merebut kemerdekaan Indonesia, dalam
hal ini, Pasukan Sekutu Belanda dan Inggris berupaya merebut kembali Kota-kota Indonesia
seperti halnya Kota Bogor, Bandung, DKI Jakarta, Semarang, Surabaya, Padang, dan lain
sebagainya.
Namun dalam hal ini, Solidaritas Rakyat Indonesia sudah terbentuk dan upaya demi upaya
penjajahan ulang ini berhasil digagalkan, dan akhirnya Indonesia pun dapat merdeka
sepenuhnya dari penjajahan asing.

Anda mungkin juga menyukai