Anda di halaman 1dari 87

Anatomi Proses Kimiawi

• Dg Teknik Proses, diharapkan dapat


memermudah dan mempercepat
seseorang mempelajari operasi alat
industri kimia, merancang unit-unit baru
dan memudahkan seleksi alat-alat operasi

Kecenderungan Proses Industri Masakini


Key Definition: Transport
1. Pemakaian proses yang sudah lama dikenal What is transport?
(misalnya distilasi, ekstraksi, dan lain-lain) tetapi
dengan unjuk kerja yang lebih baik, misalnya • For security, Transport of radioactive
dalam hal : material is the deliberate physical movement
a. kebutuhan energi yang lebih rendah by a conveyance of radioactive material from
b. harga peralatan yang lebih murah, misalnya peralatan lebih kecil one place to another, outside of a controlled
c. limbah yang lebih sedikit atau tidak berbahaya
d. kondisi operasi yang tidak terlalu rumit
facility
e. kebutuhan bahan proses, misalnya solven pada ekstraksi, yang lebih
sedikit
• Transport shall include temporary, in-
f. kualitas produk yang lebih baik, karena kemurnian yang lebih tinggi, transit stops and storage
kerusakan bahan tak banyak terjadi, dan lain-lain.

2. Pemakaian teknologi atau proses yang baru


dalam arti belum lama dikembangkan
9
Key Definition: Transport - Continued Regulating Transport Safety and Security
➢ What materials are regulated for transport
➢ What is transport?
⚫ For safety, “transport comprises all operations (safety and security)?
and conditions associated with, and involved in, ⚫ Radioactive material – quantities above
the movement of radioactive material”, specified exemption levels [SSR-6, 2012, para. 236]
including
• design, manufacture, maintenance and repair of packaging, ⚫ Fissile material – U-233, U-235, Pu-239, Pu-241
[SSR-6, 2012, para. 222]
and the preparation, consigning, loading,
carriage including in-transit storage, unloading, and
receipt at the final destination of loads of radioactive material
⚫ Nuclear material – defined in Annex II of the
and packages CPPNM [INFCIRC/274/Rev.1, 1980]
⚫ Note: nuclear material (denoted as fissile material in the Transport Safety
Regulations) is a small subset of radioactive material

⚫ Radioactive source – specified radionuclides


permanently sealed in a capsule or closely
bonded, in a solid form and which is not exempt
[SSR-6, 2012, para. 106]
from regulatory control [Code of Conduct IAEA/CODEOC/2004]
10 11

PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF


“Prinsip Keselamatan & DI INDONESIA
Keamanan Pengangkutan“

Excepted packages, Unpackaged,


Potensi bahaya rendah Industrial packages

Proteksi Keselamatan
Potensi bahaya menengah Pembungkus tipe A
pekerja,
masyarakat Potensi bahaya tinggi Pembungkus tipe B
& lingkungan
dari bahaya
radiasi Keamanan Deter Detect Delay Respond
Kriteria Pemilihan Alat
1. Kapasitas pengangkutan
2. Jarak pengangkutan
3. Elevasi pengangkutan
4. Karakteristik bahan yang diangkut (Tabel 21-3, Perry) :
1. Ukuran (sangat halus, halus, butiran, gumpalan)
2. Kemampuan alir (very free flowing, free flowing, lamban
mengalir-slugghis)
3. Abrasive
4. Korosif, higroskopis
5. Proses lain yang diinginkan, saat peristiwa
pengangkutan berlangsung (pencampuran,
dewatering, kristalisasi, pendinginan, pengayakan, dll)
6. Umur alat
7. Harga Alat

CONVEYORS
Pemilihan alat transportasi (conveying equipment) material padatan antara lain
➢ ELEVASI PENGANGKUTAN: tergantung pada :
Kapasitas material yang ditangani
Pengangkutan horisontal → CONVEYOR


⚫ Jarak perpindahan material
⚫ Pengangkutan vertikal → ELEVATOR ⚫ Kondisi pengangkutan : horizontal, vertikal atau inklinasi
Ukuran (size), bentuk (shape) dan sifat material (properties)
Inklinasi tertentu → conveyor-elevator


⚫ Harga peralatan tersebut.
➢ CARA PENGANGKUTAN :
➢ Klasifikasi Conveyor 1. SCRAPER SYSTEM
⚫ Cara Mekanis (bantuan alat)→ conveyor, elevator a. SCREW CONVEYOR
➢ Belt Conveyor
b. FLIGHT CONVEYOR
⚫ Cara pneumatis (bantuan aliran udara)→ pneumatic ➢ Chain (rantai) Conveyor : 2. CARRIER SYSTEM
conveyor ⚫ Scraper Conveyor a. BELT CONVEYOR
Apron Conveyor b. APRON CONVEYOR
Cara Hidrolis (bantuan aliran air) → talang, parit


⚫ Bucket Conveyor
➢ MEKANISME PENGANGKUTAN : ⚫ Bucket Elevator
➢ Screw Conveyor
⚫ Carrier (mengangkut/membawa)
➢ Pneumatic Conveyor
⚫ Scraper (mendorong/menggaruk)
SCREW CONVEYOR KAPASITAS SCREW CONVEYOR
➢ Dipengaruhi : kecep putar, diameter screw,
bahan yg diangkut.

➢ Prinsip kerja alat mendorong


bahan, maka selama transportasi
juga terjadi pengecilan ukuran
➢ Biasanya dipasang miring dan
tidak terlalu panjang
➢ Untuk mengangkut bahan
berbentuk butir dan pasta, tidak
baik untuk bahan abrasif.

FLIGHT CONVEYOR
BELT CONVEYOR
➢ Biasa digunakan untuk ➢ Sering dipakai karena bersifat kontinyu, dayanya
mengangkut food waste rendah, konstruksi sederhana.
dan batubara ➢ Bahan yang diangkut :
➢ Tidak baik untuk ⚫ Tepung
mengangkut bahan ⚫ Butiran
bersifat abrasif (tajam, ⚫ gumpalan
keras) seperti bijih logam, ➢ Bahan belt :
kerikil,…
⚫ Kanvas
➢ Terjadi pengecilan ⚫ Karet
ukuran ⚫ Kasa kawat
➢ Dapat mengangkut dg ⚫ Kain tebal
elevasi 30o.
APRON CONVEYOR
Vibrating Conveyor
➢ Dipakai untuk mengangkut bahan yang
kasar, abrasif dan suhu tinggi
➢ Suatu pan (through) yang salah satu
➢ Karakteristik dan performance: ujungnya disangga dg pegas yg
⚫ Dapat beroperasi dengan kemiringan hingga digetarkan oleh roda
25°.
➢ Pan biasanya berlubang yg berfungsi
⚫ Kapasitas pcngangkutan hingga 100 ton/jam.
⚫ Kecepatan maksimum 100 ft/m.
sbg ayakan.
⚫ Dapat digunakan untuk bahan yang kasar,
berminyak maupun yang besar
⚫ Perawatan murah.

➢ Kelemahan -kelemahan :
⚫ Kecepatan yang relatif rendah.
⚫ Kapasitas pengangkutan yang kecil
⚫ Hanya satu arah gerakan

Alat Transport Bahan


Pneumatis Conveyor (Conveyor Aliran Udara)
Secara Vertikal
Untuk bahan yg ringan terutama yg bersifat racun dan free flowing
Terdiri dari :
➢ Satu Belt yang berputar pada
roda atas dan bawah atau
sepasang rantai yg berputar
pada roda gigi atas dan
bawah
➢ Ember (bucket)
Hukum Kekekalan Energi
ALIRAN FLUIDA [Total tenaga pada 1 lbm fluida masuk sistem 1]
=
[Total tenaga pada 1 lbm fluida keluar sistem 2] –
[tenaga pompa + tenaga hilang karena gesekan]

Daniel Bernoulli

v12 P1 v22 P2
Z1 + + = Z2 + + + F −W
2 g g 2 g g
Satuan : Tinggi head

Aliran dalam pipa :


➢ Berdasarkan pers Fanning ➢ Faktor friksi, “f” → f(Re) Re < 2300 ……Laminer
2300 < Re < 10.000 ……Laminer/Turbulen
⚫ Dg pendekatan analisis dimensional karena penentuan ΔP
10.000< Re …..Turbulen
secara eksak belum ada Faktor friksi, f = f (Re)
⚫ Memasukkan koreksi : faktor friksi (f)
P v2L
H = − =F= f
g 2 gD
➢ Berdasarkan pers D’arcy-Weisbach
⚫ Karena melewati sambungan, belokan, perubahan diameter
pipa maka perlu dikoreksi :

P v 2 ( Le)
F =− = f
g 2 gD

⚫ Le (equivalent length) : panjang pipa lurus yang


memberikan ΔP sama dg pd belokan

P v 2 (L pipa lurus + Le fittings )


F =− = f
g 2 gD
➢ Mengalirkan air dari sumber di puncak bukit.

dimana

f iiiii
Mengalirkan air
a.oaoin.A nain Fig fi Len V12
290
2 NPS 2 SchNo 40 Di 2.067in A 335in asamsi laminar
MI.int sehingga
Heterangan 2 A i
f
22 V1
Eat 1 Sumber air Chetinggian 500m Lp
2 Titik percabangan ketinggian 300 m Bernoulli 2 ke3
3 Pemukiman I ketinggian 50m
22
Heterangan
4 Pemukiman Ketinggian o m
If Pg Fast
4 th
7 Sumber air ketinggian 500m Lepipa 1 2 300m z 22 t f2 Led V25 121
2 3 500m
Pg 29P2
2 Titik percabangan ketinggian 300 m
3 Pemukiman I ketinggian 50m 2 4 1000m Bernoulli 2 ke 4

f
4 Pemukiman Ketinggian o m Tentukandebitair diterima E w 29 121
yg 72 t
pemukiman 384 4 ly
Bernoulli 1 ke 2 mengalirdalam pipa 7 2 22 P f 0 3
g gap
2 t t Fist w 72 t pag
Ph o PersKontinuitas
0 Hakkai
DPV12 P D2 V23
P D3
V23D2 V24
PI
Kefnggian terbuka
permukaan Pompa
Frmosper
Konstant
UP DrV12 DaV23 t D8V24 4
ya p
PIPA

➢ Ada “pipa standar”


➢ Ukuran pipa → diameter nominal ( 1/8 in-30 in)
➢ Tebal pipa → ada standardisasi
⚫ berdasarkan tekanan operasinya
⚫ Schedule number (Sch N)

P
Sch N = 1000 x
S
P : tekanan internal
S : tegangan dinding yang diijinkan
Sch N = 40 → pipa standar
Sch N = 80 → pipa kuat

T
a Soal
b
➢ Air pada 10oC (viskositas kinematik : 1,307.10-6 m2/det)
e mengalir dari tangki A ke tangki B melalui pipa besi tempa
l (cast-iron) dengan є= 0,26 panjang 20 m pada kecepatan
Pipa volumetris = 0,002 m3/det. Sistem pengaliran air melewati
sebuah sharp-edge entrance, sebuah sharp-edge exit dan 6
S (enam) regular threaded 90o elbow. Tentukan panjang pipa
t yang diperlukan
a
n
d
a
r
dimana
about viscosity EK
F f V1.2 Elpipalums Elefittings
1 sharp edge entrance Ki 015
2 g Dir 11 exit Ki 1,0
1
Q t
Via 6 90 elbow he 6 1,5
D2
Diameter
4 2K 1015
Friksi f 99
vi a 01002
fr p2
I he 21546.10 D 1195.103
3 Ph.D V1 02 1.307.10
6
D
V1.2
2154,6210
termasukpipa Eletitting
4
216.10
friksimayor pipa panyang f Vit D
I Mda v f
11 Zi 2m I dy
up minor Sambungan
F
290
dengan demikian diperoleh
V 1,307.10
6
m s 22 0m
ketepatan
sehingga diperoleh
1.2K 6.03.10 P 10,5D 20ft 0
E 0.26 mm Gunakan pers bernoulli
2 f V
e 20m Z F w 9.2k
if
2
Q 0,002 m s Y 0 Ek
2 f
sharpedge entrance exit 0
terbuka
0 0
terbuka
takeada
pompa
b
6 regular elbow
Katharina 2 6,482.10
6
Ek
f
f
permakaan 2nailttp I turn t
Ditanyakan
2 98 p
Tentukan panjang pipa
yg diperlukan
21 22 F
313
7
2 f EK
F 2 M b
Aliran dalam pipa :
• Faktor friksi, “f” f(Re) Re < 2300 ……Laminer
2300 < Re < 10.000 ……Laminer/Turbulen
10.000< Re …..Turbulen
Minor Losses
Faktor friksi, f = f (Re)
Karena melewati sambungan (fitting), belokan (bends),
katup (valve), perubahan diameter pipa
Pengecilan Ukuran/Kominusi (Size Reduction)
“Unit Operation Handbook”, McCabe & Thiele

Proses untuk merubah ukuran bahan menjadi


lebih kecil.
Untuk tujuan :
ΔP v2 1. Menyesuaikan ukuran dan bentuk untuk
ΔH = − = F = KL
ρ 2g proses selanjutnya di suatu unit operasi.
2. Menyesuaikan ukuran dan bentuk
(morfologi) produk yang dikehendaki, karena
akan berpengaruh terhadap unjuk kerjanya,
penyimpanannya, penanganan dan
pengangkutannya dan lain-lain.

• Kriteria Alat Kominusi:


Cara Kominusi Zat Padat Kriteria ideal untuk alat-alat kominusi secara umum adalah
sebagai berikut:
1. Kompresi (penekanan) — compression 1. Mempunyai kapasitas yang besar/fleksibel — bisa
Biasanya untuk reduksi partikel yang keras dan kasar, menjadi beberapa disesuaikan
partikel kecil.
2. Konsumsi energi kecil per satuan produk yang dihasilkan
Contoh: pemecah kacang (nutcracker,)
2. Impak (pembenturan) — impaction 3. Menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi
Dipakai untuk mereduksi partikel yang keras, menjadi partiket-partikel (umumnya: berukuran tertentu dan seseragam mungkin).
berukuran lebih kecil sampai partikel halus. Contoh: palu (hammer)
3. Atrisi (penggerusan/gesekan) — attrition or rubbing
• Alat-alat kominusi, secara umum dapat dibedakan menjadi :
Umunya dipakai untuk menghaluskan partikel-partikel lunak dan non- 1. Crusher (penghancur/peremuk)
abrasive. Contoh: penggerus.
2. Grinder (penggerus)
4. Pemotongan — cutting
Digunakan untuk memotong partikel (biasanya berbentuk 3. Ultrafine grinders (penggerus sangat lembut)
lempeng/lembaran) sehingga berukuran lebih kecil atau mempunyai 4. Cutting machines (pemotong)
bentuk tertentu. Umumnya tidak menghasilkan partikel-partikel yang
Iembut/halus. Contoh: gunting
Jenis-jenis pokok dan alat kominusi adalah sebagai berikut:
Crusher pada umumnya digunakan untuk memecahkan
A. Crushers(kasar dan halus).
bongkahan partikel besar menjadi bongkahan kecil. Crusher Mekanisme penghancuran dilakukan dengan cara penekanan (compression).
primer (primary crusher) banyak digunakan pada pemecahan Ada beberapa jenis, diantaranya:
1. Jawcrushers(dan berbagai modiflkasinya).
bahan-bahan tambang dan ukuran besar menjadi ukuran 2. Gyratoly crusher (dan berbagai jenis/modifikasinya).
antara 6 -10 in (150-250 mm). Crusher sekunder (secondary 3. Crushing Rolls (mesin penggilas): toothed rolldan smooth-roll crusher.
crusher) akan meneruskan kerja crusher primer, yaitu B. Grinders (intermediate dan fine).
menghancurkan partikel padatan hasil crusher primer menjadi Mekanisme kominusi dilakukan dengan cara pembenturan/pemukulan (impact dan atrisi (gesekan antar
partikel). Beberapa jenis grinder diantaranya:
berukuran sekitar ¼ in (6 mm). 1. Hammer Mills, Impactor
Selanjutnya grinder menghaluskan partikel-partikel keluaran 2. Rolllng-compression mills, diantaranya: (a). Bowl Mills, (b). Roller Mills.
3. Attrition Mills
crusher sekunder. Produk grinder antara (intermediate grinder) 4. Tumbling Mills, diantaranya: (a). Rod-Mills, (b). Ball-Mills, Pebble Mills, (c).Tube Mills, Compartment
berukuran sekitar 40 mesh. Penghalusan sampai ukuran sekitar Mills.

200 mesh dilakukan oleh grinder halus (fine grindei). C. Ulltrafine Grinder, diantaranya:
1. Hammer Mills, dilengkapi dengan alat klasiflkasi internal
Ukuran partikel yang Iebih halus (antara 1-50 mm) dapat 2. fluid-energy mills
diperoleh dengan ultrafine grinder. 3. Agitated Mills
D. Cutting machines, diantananya:
Cutter umumnya didesain untuk memberikan bentuk dan 1. Pemotong pisau (Knife cuttet)
ukuran partikel tertentu, yaitu dengan panjang antara 2-10 mm. 2. Penyayat (Dicers)
3. Slitters

Ean Estimasi Energi : Pendekatan Empiris


daya
Diameter solid
conveyor ayahan
lasumassa

m
I
0,125 lebibhalus
dipada 2 in

20 talk lolos

Kata kunci
Umpan Before

Produk After

Tujuan Pengayaan SCREENING (PENGAYAKAN)


• Pengayakan merupakan metode pemisahan dan klasifikasi partikel semata-mata
hanya berdasarkan ukurannya. Menggunakan screen shaker.
• Untuk pengayakan menggunakan ayakan ukuran tunggal, dikenal dua macam produk
yaitu: (a). Undersize atau fine, yaitu produk yang lolos lubang ayakan, dan (b).
Oversize atau tails, yaitu produk yang tertahan oleh ayakan.
• Untuk pengayakan menggunakan dua jenis ayakan, akan diperoleh dua tiga macam
ukuran produk, yaitu: (a). Undersize (b). On-size, dan (c). Oversize.

anuran
lobangayahan
Kasar lobang
ayakan
halus

Lotos
Note
Semakinbesar
mesh semakin
realfiltersangannya

1010s

• Hasil ayak sampel padatan menggunakan set ayakan berukuran


0.25 in, 0.125 in dan 0.0625 in:

• Cara pelaporan yang kedua. Diameter rata-rata partikel pada


umumnya diukur berdasarkan rata-rata aritmatik ukuran
aperture/lubang ayakan.
Misal:
Diameter rata-rata partikel -0.25 +0.125 in adalah 1⁄2(0.25+0.125) in =
0.1875 in.
• Misal:
Fraksi massa yang lolos ayakan 10 mesh tetapi tertahan ayakan 14
mesh adalah 0.425.
Penulisan yang lengkap akan berbentuk:
Diameter partikel rata-rata (Dpw) dirumuskan dengan persamaan :
Harga Dpw = ∑Xi . Dp Mean
Xi = Fraksi massa
Dp Mean =Diameter rata-rata antar ayakan
Fraksi kumulatif = 1 – Xi (1)

3 nyangkat

LATIHAN
• Grafik skala log digunakan untuk memprediksi
distribusi ukuran partikel kecil yang lolos ayakan
terkecil.
• Misalnya di laboratorium hanya tersedia ayakan
terkecil 200 mesh, dan ternyata ada partikel
yang lolos 200 mesh dengan total fraksi 0,2.
Tentu saja, ukuran partikel yang lolos 200 mesh
ini tidak seragam. Bagaimanakah distribusi
ukuran yang lolos 200 mesh ini?
• Distribusi ukuran partikel yang lolos 200 mesh
ini diprediksi dengan cara ekstrapolasi grafik
yang disusun berdasarkan data yang diperoleh
sebelumnya. Contoh seperti gambar sbb.:

NERACA MASSA Efisiensi Pengayakan (1)


• Efisiensi ayakan (atau sering disebut sebagai efektivitas ayakan)
merupakan ukuran kesuksesan ayakan dalam memisahkan bahan
berukuran A dengan bahan berukuran B. Jika ayakan bekerja
sempurna, maka semua bahan A akan berada pada oversize,
sedangkan semua B ada dalam undersize (clear-cut separation).
• Efisiensi ayakan didefinisikan sebagai perbandingan bahan A yang
ada pada overflow terhadap bahan A pada umpan. Jumlah ini
masing-masing adalah D.xD dan F.xF. Sehingga,
• Fraksi massa bahan B (yaitu bahan dengan ukuran yang diinginkan/
undersize product pada umpan, oversize dan undersize streams
masing-masing adalah: (1- XF), (1- XD) dan (1- XB). A ygtalk dinginkan
• Neraca massa padatan total : F = D + B
• dimana EA adalah efisiensi ayakan berdasarkan pada produk
• Neraca massa bahan A : F xF = D xD + B xB oversize.
• Dengan cara yang sama dapat didefinisikan efisiensi berbasis B:
• Kombinasi dua persamaan diatas dan substitusikan dengan
persamaan neraca bahan B memberikan: B Yg diinginkan
Efisiensi Pengayakan (2)
• Efisiensi keseluruhan (overall effectiveness) dari ayakan
Definisi
• Pemisahan bahan secara mekanis
didefinisikan sebagai kombinasi dari dua efisiensi diatas:

(biasanya pemisahan antara fluida


{cairan/gas} dengan padatan) dengan
menggunakan media filter dan beda
• Substitusi rasio (D/F) dan (B/F) dengan persamaan diatas, tekanan
memberikan:
Produk filtrasi:
• Dapat berupa filtrat (cairan bebas
padatan) atau cake (kue padatan);
tergantung fasa apa yang berharga/yang
akan dipungut.

3 Jenis Filtrasi
MEKANISME FILTRASI • Filtrasi Ayak (Sieve Filtration):
Media filter menahan semua partikel padatan yang ukurannya lebih
ngk
ayaan
am
besar
r daripada lubang media. Mekanisme (b) mendominasi.
• Mekanisme (a) : klarifikasi, rani
Contoh: Filter cartridge
dimana partikel-partikel padatan dalam • Deep Bed Filtration:
slurry akan tertahan oleh media filter Partikel-partikel padat masuk ke pori-pori media filter dan tertumpuk
(dapat berupa kain penyaring, didalamnya. Mekanisme (a) mendominasi. Selama proses, pori- pori
media filter akan mengecil dan setelah beberapa waktu akan lubang
tumpukan serat/sabut, tumpukan pori akan tersumbat. Pada kondisi ini, media filter harus dibersihkan
partikel penyaring misalnya pasir dan dengan cara pencucian balik (back-wash)
batu). Dengan cara ini, partikel-partikel yang sangat halus dapat dipisahkan
Sumbatan • Mekanisme (b) : kue (cake) filter. dari cairannya, hanya dengan menggunakan filter yang relatif kasar.
Pori Contoh: Saringan pasir (sand flute)
Peristiwa ini terjadi pada saat pori-pori
• Filtrasi Kue (cake filtration):
pada media filter sudah penuh oleh
Pemisahan awal dilakukan oleh kain penyaring (woven cloth) yang
partikel padatan. Partikel-partikel ada pada filter (mekanisme (a). Proses ini berlangsung singkat.
dalam slurry akan tertumpuk diluar Pemisahan selanjutnya terjadi oleh kue berpori (porous cake) yang
media membentuk kue padatan, yang terbentuk selama proses filtrasi berlangsung (mekanisme (b). Oleh
karena itu, cairan yang dihasilkan saat awal filtrasi biasanya keruh.
sekaligus berfungsi sebagai media
Contoh:
penyaring baru. Filter hisap (suction filter/ vacuum flute,), filter press (press filter).
– Cake filtration, padatan tertahan pada media filter dan tertumpuk
membentuk cake. Akumulasi padatan menyebabkan cake semakin
Klasifikasi Filtrasi lama semakin tebal. Pemisahan terjadi oleh cake filter berpori yang
terbentuk selama proses filtrasi berlangsung. Oleh karena itu, cairan
yang dihasilkan saat awal filtrasi biasanya keruh.
• Berdasarkan Driving Force yang bekerja – Filtrasi ayak (Sieve Filtration), filtrasi ini mempunyai prinsip kerja
– Hydrostatic head filter (gravitasi), misalnya saringan pasir (sand seperti mesin ayakan. Media filter menahan semua partikel padatan
filter) yang ukurannya lebih besar daripada lubang – lubang media. Contoh:
– Excess pressure (penggunaan tekanan tinggi pada upstream catridge filter
filter), misalnya filter press • Berdasarkan tujuan filtrasi
– Vacuum pressure (penggunaan tekanan vakum pada – Padatan/cake sebagai bahan yang diinginkan. Filtrasi tipe ini
downstream filter) mengabaikan zat cairnya, sebab yang menjadi tujuan dari filtrasi
– Centrifugation (penggunaan gaya sentrifugal pada sistem filtrasi) adalah partikel – partikel padatannya. Misalnya penyaringan kristal
garam
• Berdasarkan mekanisme filtrasi
– Filtrat sebagai bahan yang diinginkan. Filtrasi model ini
– Deep bed filtration/clarifying filtration, partikel–partikel padat
mengutamakan fluida hasil penyaringan, misalnya penyaringan
masuk ke pori – pori media filter dan tertumpuk dalam media
minyak, minuman.
filter. Akibatnya, pori - pori media filter akan mengecil. Dengan
cara ini, partikel – partikel yang sangat halus dapat dipisahkan – Filtrat dan padatan, P daya filtrasit
Viskositasjika hasil filtrasi yang ingin diperoleh adalah
dari cairannya, hanya dengan menggunakan filter yang relatif partikel padatan dan fluidanya. Misalnya penyaringan minuman dari
kasar. Contohnya filter pasir (sand filter) karbon aktif.

• Berdasarkan siklus operasinya




Filtrasi Batch
Filtrasi Kontinu
Faktor-Faktor yang mempengaruhi
• Berdasarkan keadaan padatan
daya filtrasi
– Incompressible cake, terdiri atas kristal-kristal yang relatif besar, berbentuk Jumlah cairan atau gas yang menerobos per satuan waktu :
serupa dan sering agak bulat, bahan-bahan ini menyerupai pasir dan
biasanya keras. Volume dan porositasnya tidak dapat dikecilkan dengan • Luas permukaan filter. Jumlah filtrat per satuan waktu
penekanan. Tahanan spesifik cake (tahanan dari lapisan setebal 1 cm) berbanding langsung dengan luas permukaan media filter.
tetap, tidak tergantung pada tekanan. Karena itu tahanan total akan naik Semakin besar luas media tersebut, semakin besar pula
apabila ketebalan cake bertambah. Praktek menunjukkan bahwa
peningkatan daya filtrasi (pada incompressible cake) dapat dilakukan daya filtrasinya.
dengan penambahan beda tekanan. Non compressible cake adalah cake
yang memiliki porositas relatif konstan selama filtrasi. • Beda tekanan antara kedua sisi media filter;
– Compressible cake, bahan-bahan kristal berbentuk jarum atau lembaran • Tahanan filter : tahanan media filter dan tahanan cake
tipis yang bersifat seperti agar-agar atau lendir, atau bahan dengan ukuran
butir yang berbeda-beda, membentuk cake yang akan dapat ditekan • Viskositas cairan. Jika viskositas cairan kecil maka daya
dengan memperbesar beda tekanan. Tahanan cake dalam hal ini filtrasi (jumlah cairan yang lolos melalui media filter)
meningkat tidak hanya dengan bertambah tebalnya cake, melainkan juga semakin besar. Untuk mendapatkan nilai viskositas yang
dengan tekanan filtrasi. Kenaikan tekanan menyebabkan cake semakin
kuat tertekan dan semakin sukar ditembus oleh aliran. Pada keadaan yang kecil dapat dilakukan dengan cara menaikkan suhu, akan
paling buruk, aliran akan terhenti sehingga filtrasi selanjutnya tidak tetapi dengan adanya peningkatan suhu maka terdapat
dimungkinkan lagi. Dalam praktek, suspensi yang demikian harus difiltrasi akibat sampingan, antara lain swelling pada media filter,
dengan alat filter yang mempunyai luas permukaan besar, ketebalan
lapisan yang kecil dan sedapat mungkin dengan beda tekanan rendah. korosi lebih cepat terjadi, dan kelarutan kristal (yang akan
Compressible cake adalah cake yang memiliki porositas tidak konstan atau difilter) meningkat
termampatkan.
Bijih uranium

Reduksi ukuran

Pelindian

Pemisahan solid-liquid

Pengendapan

Pengeringan dan kalsinasi

Pemisahan minyak dengan cara Filtrasi.

Jumlah filter minimal tiga sampai delapan unit. Kran regulating biasanya dipasang pada setiap Konsentrat
filter agar dapat mengatur kecepatan penyaringan. uranium
Kecepatan penyaringan berkisar antara 20 – 30 m/jam

Teori Umum Filtrasi driving force


OP C op
Kecepatan linier fluida selama melewati cake : K C
4
LM media
 - DP   - DP  1 dV tahanan filter Rm
v = k  =   =
R
cake ire
 Lm   ( L / k ) m  A dt I OP dimana
Rmt Re y
genis rake deposit Kerak
α tahanan
v : laju alir padatan dalam campuran cairannya ( cm/sekon) R MmtRc
Cs Imt 2at padat yg terkumpal dr filtrat
V : volume filtrat ( cm3 ) R α Cs.ve a Cs U
ka m
A : luas filter ( cm2 ) A A
k : konstanta proporsionalitas ,disebut konstanta permeabilitas Darcy A Luas m
Schingga
 g D 2F  v volume filtat sdh ada cake
k =  c p Re  A OP Ve media Saja
 32 F f  in
  MacCVetv
ΔP: pressure drop pada kedua tebal pelat ( N/m2 ) I Cu
L : ketebalan pelat ( cm ) t waktymulai ferbentule cake sampai penghentian aliran filtrat
μ : viskositas cairan ( Pa.sekon )
L/k: tahanan filtrasi V volume filtrat
20 2Cv.ve Tahanan Filtrasi
If
Linear
Akopju A OP

Tahanan ( L/k ) dapat dianggap terjadi dari kontribusi


Tpe intercept
tahanan cake ( RC ) dan tahanan medium filter (RM),
integralkan sehingga dapat ditulis : L  R  R
M C
Cv k
v2 2Ve.U
AR OP   P  1 dV 1 dV P
v  k    
atau  L  A dt A dt  ( RM  RC )

t
p I
t'm
I Tahanan medium RM biasanya konstan, tidak
tergantung pada jumlah cake yang dihasilkan,
Rm r sedangkan tahanan cake RC bervariasi bergantung
1 1,12 volume cake yang telah difiltrasi.
in in
slope intercept

Jika cake bersifat incompressible, ketebalan/tahanan cake


berbanding lurus dengan volume filtrat (V) dan berbanding
Filtrasi pada Pressure Drop Konstan
terbalik dengan luas filter (A), sehingga dapat ditulis : • Semakin lama waktu filtrasi, cake yang terbentuk pada filter cloth media
akan semakin tebal dan menahan aliran slurry berikutnya. Ini berakibat
1 dV P menurunnya kecepatan filtrasi.
V  . 
RC  Cs.  A dt  V  • Didefinisikan variable baru Cv (konstanta filtrasi), yg dipengaruhi sifat-sifat
 A   RM   .Cs.   umpan, dsb :
 A  
  P  1 dV Konstanta untuk menghindari hasil integrasi : ½

α : Tahanan jenis cake (deposit, kerak) v  k    Boleh ada, boleh tidak


2
 A  L  A dt
Cs : Jml zat padat yang terkumpul dari filtrat, kg/m3
4,17(1   ) 
V 
ε: fraksi void (porositas)

 c
dV

P
dV A2 (Pc )

3
Adt  . .Cs
(V  Ve)
A
Tahanan medium seringkali digantikan dengan satu besaran yang dt 2CvV
disebut volume ekivalen (Ve), yaitu volume filtrat yang memberi
tahanan sama dengan Rm. Sehingga persamaannya menjadi : • Nilai Cv berbanding lurus dengan pressure drop (-∆P) pada incompressible
cake, sampai suatu nilai tertentu yang menunjukkan nilai Cv maksimum.
dV P
 Pada keadaan ini, nilai (-∆P) menunjukkan kondisi kapasitas filtrasi
Adt  . .Cs
(V  Ve) maksimum.
A • Nilai Cv tidak konstan pada compressible cake.
t, yaitu waktu dari mulai terbentuknya cake sampai penghentian aliran
filtrat.
• Berat cake yang terkumpul :
V, volume filtrat yang terkumpul selama selang waktu t r CxV
w = CsV = .......kg  cakeker ing
dt
 2
2Cv 2CvVe
V 2
Integrasi
Cv 1 - mCx
t (V 2  2VeV )
dV A ( P ) A (P ) A (P)
2

Intercept – Cx : fraksi massa zat padat pada slurry/umpan


SLOPE – m : rasio cake basah terhadap cake kering
ATAU : – ρ : densitas filtrat
dt  CS  Rm Integrasi
  Cs  V  2 V
 2 V t     Rm 
dV A (  P ) A(  P ) (P)  2  A  A 

Intercept
SLOPE

t, det V.10^3, m3 Δt,det ΔV.10^3,m3 Δt/ΔV,det/m3


CONTOH 0 0
Vavg.10^3,m3

4.4 0.498 4.4 0.498 8.84 0.2490 Ot 01498


9.5 1 5.1 0.502 10.16 0.7490 2
Dilakukan filtrasi CaCO3 pada 298K t, detik V, m3
16.3 1.501 6.8 0.501 13.57 1.2505
(25oC) dengan (-ΔP)= 338 kN/m2. 0 0
24.6 2 8.3 0.499 16.63 1.7505
Filter mempunyai luas 0,0437 m2. 4,4 0,498.10-3 34.7 2.498 10.1 0.498 20.28 2.2490

Konsentrasi slurry Cs = 23,47 kg/m3. 9,5 1. 10-3


46.1
59
3.002 11.4 0.504 22.62 2.7500

μ = 8,937.10-4 Pa.s
3.506 12.9 0.504 25.60 3.2540
16,3 1,501. 10-3 73.7 4.004 14.7 0.498 29.52 3.7550

= 8,937.10-4kg/m.s. 24,6 2. 10-3


89.4 4.502 15.7 0.498 31.53 4.2530
107.3 5.009 17.9 0.507 35.31 4.7555
Hitung tahanan jenis cake (α) dan 34,7 2,498. 10-3
tahanan media filter (Rm), jika data 40 dt ma CS m Rm
eksperimen
46,1 3,002. 10-3 35 = 2 V+
59 3,506. 10-3
30
y = 6.0125x + 6.364 dV A (- DP) A(- DP)
Cari : 25
20

Δt,s 73,7 4,004. 10-3 15


10
Slope = 6,0125 det/m6

ΔV 89,4 4,502. 10-3


5
0
Intercept = 6,364 det/m3

Δt/ ΔV 107,3 5,009. 10-3


0 0.5 1 1.5 2 2.5
Vavg,m3
3 3.5 4 4.5 5

Vrata-rata= (V1+V2)/2
t= 45 men = 2700 det

Filtrasi Sistem Batch


Satu siklus operasi terdiri dari :
• Filtrasi
• Pencucian cake(washing)
• Bongkar pasang
Jika cake tidak perlu dicuci, maka siklus
hanya terdiri atas 2 tahap, yaitu filtrasi dan
bongkar pasang.
headaan optimum filtrat sbayKenya
Proses Pencucian • Jika (−∆P) dan A tidak tetap perlu koreksi
sebagai berikut :
• Pada proses pencucian, cake tidak
bertambah tebal, sehingga proses
pencucian dapat dianggap proses dengan
kecepatan tetap (dVw/dt = tetap, atau
dt/dVw = tetap). Jika (−∆P) dan A tetap, • Jika tebal cake berbeda karena aliran
maka: berubah, misalnya tebal cake menjadi 2x,
maka pada rumus (dtf / dVf ) akhir
V = 2xVf.

Siklus Optimum
• Siklus optimum diperoleh jika jumlah filtrat
yang tertampung tiap satuan waktu
maksimum.
• Untuk mendapatkan tingkat kebersihan
cake yang sama, maka perbandingan
volume air pencuci dengan volume filtrat
harus tetap (ingat: tebal cake sebanding
f
dengan volume filtrat tertampung,
sehingga jika volume filtrat makin banyak,
perlu air pencuci makin banyak pula).
turunan
I
dVf
Substitusi Vt opt ke
4 ath mendapakan filopt

Settling & Sedimentasi Sedimentasi Elutriasi


(Pengenapan &Pengendapan) (fluida diam, zat padat aliran fluida ke atas
Pemisahan padat-cair dg gaya grafitasi karena berbeda
mengendap dengan dengan kecepatan
ukuran dan berat gaya gravitasi). tetap, sehingga butiran
• Teori gerak partikel dengan ukuran tertentu
dalam fluida mengatakan terbawa ke atas,
bahwa partikel berukuran sedangkan ukuran yang
kecil yang jatuh dalam
lebih besar sebagai
fluida, pada suatu
kecepatan tertentu hasil bawah.
adalah setara dengan
ukuran partikelnya.
ELUTRIASI Pengenapan atau sedimentasi dilakukan
dengan cara :
• Contoh elutriasi : • mendiamkan campuran beberapa saat, atau
pemisahan campuran silika • dengan alat pemutar (sentrifuge), disebut
dan galena menggunakan setrifugasi.
air. Alat sentrifuge bekerja berdasarkan gaya sentrifugal.
 Campuran silika dan galena mempunyai Cairan yang dimasukkan ke dalam tabung, kemudian
ukuran yang sama yaitu 1 cm. Diketahui: tabung diputar. Zat padat halus yang sukar mengenap
 Galena masih tetap mengendap pada kecepatan akan mengenap dengan sendirinya di dasar tabung.
air 13 ft/s.
 Butir silika pada ukuran yang sama, tetap Padatan yang dipisahkan biasanya jumlahnya sedikit.
mengendap pd kecep. air 7 ft/s.
 Jika operasi dilakukan pada kecepatan air
lebih kecil 13 ft/s dan lebih besar dari 7 ft/s,
maka semua silika sebagai hasil atas, dan
galena sebagai hasil bawah.

Fg = m.g
Pair i m

renda j Esm

Fg : Gaya berat partikel


Fb : Gaya apung partikel
FD : Gaya gesek

Untuk partikel bola :

Cp Drag coefficient
p water density
Pp benda density
Contoh
Partikel dg diameter 20 μm mengenap di udara
pada suhu 38oC (311K) pada tekanan 101,3 kPa
(1 atm). Diketahui ρp = 900 kg/m3, ρud = 1,137
kg/m3, g = 9,8 m/det2, μud = 1,9.10-5 Pa.s. Hitung
kecepatan pengenapan.

Diket
Dp 20 Mm
9 9,8 M s

Pud 1,137 kg 1m

Pp 900 kg m

V
TFp
PI.g.br
3 Cp
P
Re 11197.0
PP.LI
V
Utrial Cp
SENTRIFUGASI
Pengkayaan Uranium Teknologi Pengkayaan/Pemisahan Uranium
untuk Mahasiswa Teknik Nuklir
1. Difusi gas (generasi pertama),
2. Sentrifugasi/sentrifus gas (generasi kedua), dan
3. Eksitasi laser (generasi ketiga)
(1), (2), (3) telah dipertimbangkan untuk penggunaan komersial.
(1)Dan (2) telah digunakan untuk aplikasi industri skala besar.
(2)Dalam hal pengkayaan laser (yang telah dicoba oleh banyak
negara), proses Pemisahan Isotop Laser Uap Atom (Atomic Vapor
Laser Isotop Separation-AVLIS) dan Pemisahan Isotop Laser
Molekuler (Molecular Laser Isotop Separation-MLIS) adalah yang
paling menonjol, meskipun keduanya telah digantikan oleh SILEX.
4. Reaksi Pertukaran- Chemical Exchange (Ion-Exchange
Chromatography)  Jepang
5. Ekstraksi Cair-cair Perancis
(4) dan (5) tidak pernah dikembangkan pada skala industri karena
berbagai faktor seperti biaya dan kebutuhan daya yang berlebihan.
Metode Mengkayaan Uranium : Metode Pengayaan Uranium 2:
Metode difusi Sentrifugal Gas
• Gas uranium hexaflorida ditekan untuk melewati • Metode pengayaan uranium ini dikembangkan sejak 1960 dan
beberapa membran semi-permeabel (membran yang menggunakan gaya sentrifugal dengan memakai silinder putaran
cepat untuk memisahkan dua isotop dalam gas uranium hexaflorida.
hanya bisa dilewati oleh atom yang berukuran lebih kecil Saat silinder berputar kencang, uranium-238 yang sedikit lebih berat
dibanding lobang membran). Setiap kali melewati akan naik ke atas silinder dan akan disedot. Sementara itu uranium-
membran, isotop uranium terpisah menjadi dua. Namun 235 akan tertinggal di dalam silinder. Dengan metode inilah, isotop
diperlukan ribuan kali metode difusi guna mendapatkan dipisahkan hingga persentase uranium-235 didapatkan.
uranium-235 dengan persentase 3-5%. Hasil proses • Mesin ini tidak mudah diciptakan. Untuk menjalankan pengayaan
pengayaan uranium kemudian akan dikonversi menjadi uranium metode sentrifugal ini kita memerlukan tabung silinder
seukuran orang dewasa yang berputar dalam kecepatan tinggi
cair dan kembali menjadi padatan uranium. secara konstan. Tabung silinder pun harus terus menerus diputar
dalam durasi yang cukup lama, hingga ratusan ribu putaran. Untuk
itulah diperlukan pabrik pengayaan yang besar, aman, dan memiliki
pasokan energi listrik yang cukup.

•Pengeringan : untuk menurunkan kadar air di bawah


Gas Centrifuge suhu didihnya.

•Dilakukan sebelum atau akhir proses

•Mengapa dilakukan pengeringan ?


•Mengurangi ongkos transportasi
•Memudahkan penanganan bahan (deterjen, pupuk)
•Mempertahankan sifat dan bentuk bahan (awet,
mempertahankan rasa/kandungan vitamin, tidak mengkerut)
•Tk pengeringan :
• Countercurrent gas centrifuge berupa silinder panjang, dari bahan dg rasio kekuatan/ρ
sangat tinggi. •Batubara : 4%
• Silinder berputar terhadap sumbunya dg kecepatan tinggi. Gas UF6 yg terdapat
didalamnya juga ikut berputar secara centrifugal dengan kecepatan ribuan kali lebih
besar drpd gravitasi.
•Garam meja : 0,5 %
• Hal tsb menyebabkan tekanan pada radius terluar silinder jutaan kali lebih besar
dibandingkan pusat dan menyebabkan jumlah isotop yg lebih berat lebih banyak di
•Casein : 8 %
dinding silinder.
Mekanisme Pengeringan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pengeringan
Terjadi dua proses perpindahan massa yang berlangsung seri, yaitu perpindahan massa air (1) 1. Faktor Internal
dari dalam padatan dan (2) dari permukaan padatan ke udara.
Kecepatan perpindahan massa air antar fase (permukaan padatan ke udara) dapat didekati Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari bahan.
dengan persamaan :
NW = ky (Yw-Y) – Luas permukaan dari bahan pangan
– Kadar air awal bahan pangan
Untuk melepaskan air diperlukan transfer kalor dari udara ke permukaan padatan secara konveksi
, dengan kecepatan : – Komposisi kimia bahan
q = h A (T-Tw)
– Ukuran bahan pangan
Arah aliran : – Tekanan parsial dalam bahan pangan
1. Sejajar permukaan benda yg dikeringkan
2. Tegak lurus permukaan benda yg dikeringkan 2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari lingkungan
atau alat.
– Tekanan
– Kelembaban udara
– Kecepatan volumetrik aliran udara pengering
– Suhu

Jenis-Jenis Pengeringan
• Pengeringan biasa (drying), pengeringan vakum (vacuum drying), dan
Pengering
pengeringan beku (freeze drying).
• Pengeringan biasa (drying) dan pengeringan vakum (vacuum drying) dilakukan
dengan cara menguapkan air yang terkandung dalam bahan secara langsung.
Perbedaan diantara kedua jenis pengeringan tersebut terletak pada besarnya
tekanan yang digunakan.
• Pengeringan beku (freeze drying) dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama
adalah pembekuan air menjadi kristal es. Sedangkan tahap kedua adalah
sublimasi kristal es menjadi uap air. Potensi kerusakan tekstur produk akibat
pengeringan beku (freeze drying) sangat kecil.
Tray atau Shelf Dryer
Metode Pengeringan
a. Konsumsi panas ekonomis
b. Untuk serbuk, pasta, produk yg sensitif thd panas
c. Pengeringan tak langsung
d. Dapat dioperasikan vakum

Turbo-shelf dryer

Drum Dryer
Continous Tunnel Dryer
Untuk cairan/slurry/pasta yang tidak abrasif
Untuk bahan serbuk , contoh : yellow cake
•Jika padatan basah kontak dengan udara yang humiditasnya rendah,
padatan cenderung kehilangan kelembabannya dan menjadi kering
untuk berkesetimbangan dengan udara.
Humiditas Absolut (Absolute Humidity-H):
Berat uap air dalam 1 lb udara kering
18 p A

28,9( P  p A )
Humiditas Jenuh (Saturated Humidity-Hs): 100 Air
18 p A, s
s 
28,9( P  p A, s )
% Humiditas (Hp) :
H
 p  100 x
Hs

% Humiditas relatif (Relative Humidity-Hr):


pA Rankine
 r  100 x
p A, s

• Contoh penggunaan psychrometric chart :


Udara masuk pengering pada T = 60oC, udara tsb
mempunyai dew point 26,7oC. Dengan memakai
grafik, hitunglah H, Hp, Cs, VH dalam satuan SI

Jawab :
Tdp= 26,7oC H = 0,023 kg uap air/kg udara kering
pada Hp 100%

H = 0,023
Hp = 15%
o
T = 60 C
Hitunglah H, Hp, Cs, VH dalam satuan SI Grafik kelembaban untuk sistem air-udara pada 1 atm
Udara yang masuk pengering tidak bebas air dan mempunyai
kelembaban tertentu. Padatan yang keluar dari pengering tidak dapat
lebih kecil dari kelembaban setimbang (equilibrium moisture), yang
berhubungan dengan kelembaban udara. Jml air dalam padatan basah
yang tidak hilang karena kelembaban udara ini disebut kelembaban
setimbang (equilibrium moisture).
MoisSaat ini
X = XT - X*
X : free moisture bykny air drsuatu bahan akan myd map
yg
XT : Total kelembaban
W  Ws
XT  , kg air / kg dry solid
Ws

X* : kelembaban setimbang, batas dimana kandungan air dapat


dikurangi dengan pengeringan lama
Humiditas, H  kelembaban udara
Moisture, X  kelembaban zat padat
100 kg bahan tambang mengandung 30% air, dikeringkan menjadi 15,5% air 100 kg bulir padatan mengandung 30% air dikeringkan menjadi 15,5% air dengan
dengan mengalirkan udara 350K sejajar permukaan dengan kecepatan 1,8 m/det. mengalirkan udara 350K sejajar permukaan dengan kecepatan 1,8 m/det.
Jika fluks pengeringan konstan 0,0007 kg/det.m2 dan kelembaban kritisnya 15%, Jika fluks pengeringan konstan 0,0007 kg/det.m2 dan kelembaban kritisnya 15%,
hitung waktu pengeringan dengan asumsi permukaan yang dikeringkan seluas hitung waktu pengeringan dengan asumsi permukaan yang dikeringkan seluas
0,03 m2/kg massa kering. 0,03 m2/kg massa kering.
Jawab :
30% air 15,5% air Kelembaban mula-mula, X1 = 0,429 kg/kg padatan kering
Kelembaban akhir, X2 = 0,183 kg/kg padatan kering
Jawab :
• 100 kg bhn tambang, mengandung air : (30%x100 kg) = 30 kg air • Air yang dapat dihilangkan = (30-12,8) kg = 17,2 kg
• Berat padatan kering ( 100-30) kg = 70 kg padatan • Luas permukaan untuk pengeringan : (0,03x70)=2,1 m2.
Kelembaban mula-mula, X1 = 30/70 = 0,429 kg air/kg padatan kering • Laju pengeringan pada periode konstan : (0,0007x2,1) = 0,00147 kg/det
• Kelembaban akhir di atas kelembaban kritis, proses pengeringan pada laju
Misalnya b kg air dalam padatan kering konstan dan waktu pengeringan :
• kelembaban 15,5% : 100.b/(b+70)=15,5 t = (17,2/0,00147) = 11.700 det = 3,25 jam
• Air dalam padatan kering : b = 12,8 kg
Ls X1 X2
Jadi : t
Kelembaban akhir, X2 = 12,8/70 = 0,183 kg/kg padatan kering
Are
Air yang dapat dihilangkan = (30-12,8) kg = 17,2 kg
301 air 30 k9 Helembaban akhir
Laju Pengeringan (R)
100 Kgbahan
Ya 01185
70 bahankering 70kg
14 Tiap bahan punya karakteristik kurva laju pengeringan.
drysolid
airgg disilanglean 30 12.8 1712 kg
3 0,429 199
pg padatan Kering

1515 air b
f
100 kg bahan
89,5 banankering 70kg b 72,8 kg

Kadar air bx100 15,5


70 b
b 1218 kg

Laju Pengeringan
Pengeringan pd Laju Tak Tetap
(R) X
Ls 1 1
Pers Umum : RC   Ls dX
A X2 R
Secara Umum : t dX
A dt
1.Periode awal (AB, A’B),
berlangsung cepat dan
sering tidak teramati Mudah bila R : konstan
2.Laju pengeringan tetap Sukar, bila R = R(X,t)
(BC)
3.Laju pengeringan R : Laju pengeringan, kg air/jam.m2.
linear(CD) Ls: kg zat yg dikeringkan/kg zat yang telah kering
4.Laju pengeringan tidak
linear (DE) A : Luas, m2.
Pengeringan pd Laju Tak Tetap Pengeringan pd Laju Tetap
1 X
Pers Umum : t  Ls 1 dX
A X2 R
X1
Pers Umum : Ls 1
*Jika : R = aX+b
t
A 
X
R
dX
2

dR = a dX Jika R: C   Ls dX
A dt
Ls( X 1  X 2 ) R1
t ln Ls( X 1  X 2 )
A( R1  R2 ) R2 t
ARC
*Jika : R = aX
dR = a dX
LsX C X C Xc : kadar air pada
t ln keadaan kritis
ARC X2 30 30 12,8 1515
a

85,570
Contoh 70 70 70 • X1 = 0,333 sd Xc = 0,2  Kecepatan konstan)

Padatan sebanyak 200 kg dikeringkan dr kadar air 25% menjadi 5%. Luas X1 = 0,333 kg H2O/kg dry solid  R1 = Rc = 1,5 kg H2O/h.m2
pengeringan 1 m2/20 kg padatan kering. Hitung waktu pengeringan Xc = 0,2 kg H2O/kg dry solid Rc = 1,5 kg H2O/h.m2
Jawab : Ls/A = 20 kg dry solid/m2
X1 = 0,25/(1-0,25) = 0,333 kg H2O/kg dry solid  R1 = Rc = 1,5 kg H2O/h.m2
Ls ( X1 - Xc ) 20
X2 = 0,05/(1-0,05) = 0,0526 kg H2O/kg dry solidR2 = 0,42 kg H2O/h.m2 t= = ( 0, 333 - 0, 2) = 1, 773 jam
ARc 1, 5
Ls/A = 20 kg dry solid/m2

200kg 75
150 kg

25 50 kg
200kg
75
15,4hL
• X1 = 0,333 sd XD = 0,06  Kecepatan linear • XD = 0,06 sd X2 = 0,0526  Kecepatan non linear

Xc = 0,2 kg H2O/kg dry solid Rc = 1,5 kg H2O/h.m2 XD = 0,06 kg H2O/kg dry solid RD = 0,7 kg H2O/h.m2 f Id
XD = 0,06 kg H2O/kg dry solid RD = 0,7 kg H2O/h.m2 X2 = 0,0526 kg H2O/kg dry solidR2 = 0,42 kg H2O/h.m2

Ls ( XC - X1 ) RC 20 ( 0, 2 - 0, 06) 1, 5 X R 1/R
t= ln = ln = 1, 91jam 0,06 0,7 1,43
A ( Rc - R71 ) R1 (1, 5 - 0, 7) 0, 7
7
0,0526 0,42 2,38

2,4
2,3
2,2
2,1
Luas=0,0157+0,0105 = 0,262
2
1,9
1,8
1,7
1,6
1,5
1,4
0,05 0,055 0,06 0,065

X
Ls 1 1
t= ò dX = (20)(0, 262) = 0, 524 jam
A X2 R

Mekanisme Pengeringan Memperkirakan nilai koef PP konveksi, h

Transfer kalor dari udara ke permukaan padatan secara konveksi ,


dengan kecepatan : Aliran Udara paralel dg Permukaan
Untuk : suhu 45-150oC
q = h A (T-Tw) Xw Kalor laten penguapan G=2450-29.300 kg/jam.m2 ( 500-600 lb/jam.ft2)
v= 0,61-7,6 m/det ( 2-25 ft/det)
Fluks uap air dr permukaan : 0,8 2
SI... h = 0,0204 G J/m .K
NW = ky (Yw-Y)= ky Mud/MW (Hw-H) BU..h = 0,0128 G0,8
Jml kalor untuk menguapkan NW,kmol/det.m2 air
G = v.ρ
q = MW.NW. A. λw
Udara, Aliran Udara tegak lurus dg Permukaan
λ w : panas laten penguapan pada suhu Tw, J/kg T,h,H,Y q
NW G= 3900-19.500 kg/jam.m2
ky v= 0,9-4,6 m/det ( 3-15 ft/det)
q h(T - Tw ) Yw,Tw,
SI... h = 1,17 G0,37 J/m2.K
Rc = = = ky .M ud (H w - H ) Hw,A air
A. l w lw BU..h = 0,37 G0,37 Btu/ft2.oF
SI  Rc, kg H2O/jam.m2
Ls.w  X 1  X 2  Ls.w
BU  Rc, lb H2O/jam.ft2 t   t
A  Luas bidang pengeringan A.h  T  Tw  A.k y .M B ( Hw  H )
SOAL Jawaban :
Bahan bentuk butir dikeringkan pada pengering ukuran 0,457
x 0,457 m2 (1.5 x1,5 ft2) dan kedalaman 2,54 mm. Panas H = 0,01, T = 65,6oC dengan grafik humiditas diperoleh :
ditransfer melalui aliran udara paralel terhadap Tw = 28,9oC Hw= 0,026
permukaannya pada 65,6oC (150oF) dengan kecepatan 6,1 Humidity Volume, VH
m/det (20 ft/det) dan H = 0,01. Hitung laju pengeringan pada 22, 4  1 1 
VH = T(K) + H  = ( 2,83.10 - 3 + 4, 56.10 - 3 H ) T(K)
periode konstan. 273  28, 97 18, 02 

= 0,974 m3/kg udara kering


v = 6,1 m/s
T = 65,6 oC 0,457 m H = 0,01 berarti :
H = 0,01 massa jenis (ρ) untuk 1 kg udara kering + 0,01 kg air
2,54 mm
0,457 m m 1, 0 + 0, 01
r= = = 1, 037kg / m3
VH 0, 974

G = v. ρ = (1,037)(6,1x3600)= 22.770 kg/j.m2


H = 0,0204.G0,8 =(0,0204).(22.770)0,8=62,45 W/m2.K

Pada Tw = 28,9oC dg Steam Table, diperoleh :


λW = Hs-hs = 2433 kJ/kg
h 62, 45
0 RC = (T - TW ) (3600) = ( 65, 6 - 28, 9) (3600) = 3,39kg / j
lW 2433x1000

Laju total pengeringan :


Rc.A = 3,39 x (0,457)2 = 0,708 kg H2O/j

Grafik kelembaban untuk sistem air-udara pada 1 atm


Savannah River Site
(SRS)
Evaporasi untuk
memisahkan dan
reduksi volume limbah
radioaktif High Level
dan low activity (HLW perabahan fase dr air myd nap
walaupun tdk mendidih
&LAW) shg terjadi Darikonsentrasi rendah tinggi
luhan beda tekanan nap
imobilisasi pada Piper

matriks gelas
borosilikat.

PENDAHULUAN  Sebagai produk :


Definisi:  Larutan yang lebih pekat ( sebg besar)
Evaporasi, salah satu metoda yang
digunakan untuk pengentalan  Uap
larutan, dengan pelepasan air dari  Perbedaan dg :
larutan di dalam suatu bejana
evaporator serta mengeluarkan hasil  Distilasi – evaporasi tdk ada separasi
uapnya. komponen fase uap
 Pengeringan- evaporasi residu selalu likuid

Cara kerja  Kristalisasi- evaporasi tidak sampai terbentuk


Evaporasi dilakukaan dengan kristal
menambahkan kalor pada larutan
untuk menguapkan bahan pelarut.
Secara prinsip kalor dipasok untuk Sifat koligatif
semakin pekat
kalor laten penguapan. laratan semakin
4 tinggititikdidih
ya
1.1 Konstruksi Dasar Evaporator
Single Effect Evaporator
Sistem evaporator industri pada umumnya terdiri atas :
Sebuah penukar kalor untuk memasok kalor sensibel dan kalor laten
penguapan pada umpan. Di dalam industri bahan pangan, uap ( steam )
jenuh dipergunakan sebagai medium pemanas.
Sebuah separator yang di dalamnya uap dipisahkan dari phasa cair
kentalnya.
Sebuah kondensor untuk penghasil kondensasi uap dan pembuangan
dari sistem . Ini dapat dihilangkan jika sistem bekerja pada kondisi
atmosphere.
Di dalam industi bahan pangan, resiko kerusakan karena panas pada
cairan yang dikentalkan kadangkala meningkat jika evaporasi
dilakukan pada tekanan atmospher sehingga biasanya penguapan
dilakukan pada tekanan lebih rendah dari pada tekanan atmosphere
(vakum )

Evaporator Bertingkat-Multi Effect Evaporator


Horizontal-Tube Evaporator
 Tidak memberikan kondisi untuk
terjadinya sirkulasi cairan,
menyebabkan koefisien transfer
panas rendah
 Pengendapan kerak terjadi diluar
pipa, sehingga sulit untuk
dibersihkan. Konstruksi alat harus
diusahakan sedemikian rupa
sehingga bundel pipa bisa
dikeluarkan untuk dibersihkan.
Short Tube Vertical Evaporator Short Tube Vertical Evaporator
•Cairan mengalir dalam pipa sedangkan steam pemanas mengalir dalam
shell. Cairan dalam tabung mendidih, uap yang timbul bergerak keatas
dengan membawa cairan. Sirkulasi aliran dalam pipa terjadi karena
beda rapat massa yang terjadi karena perbedaan fasa antara fluida
dalam pipa (yaitu: campuran uap-cair) dengan yang diluar pipa (cair).
•Di atas pipa terdapat ruang uap yang berfungsi untuk memisahkan
cairan dengan uap. Uap akan menuju lubang pengeluaran di atas,
sedangkan cairan jatuh kebawah melewati saluran besar yang ada di
tengah bejana, dan kembali bersirkulasi masuk pipa.
•Konveksi alami (natural convection) berjalan baik sehingga transfer
panas lebih efisien.
•Kerak dan endapan terbentuk dalam pipa sehingga mudah dibersihkan.
•Adanya sirkulasi menyebabkan cairan berkali-kali kontak dengan
permukaan panas, sehingga kurang baik untuk bahan susu, juice dan
berbagai dairy product.

Basket Evaporator Incline tube evap & Evap with strirrer

s
Multi Effect Evaporator Multi Effect Evaporator
 Tekanan pada evaporator I (P-I)> P-Il> P-Ill, sehingga suhu
C liquid
evaporasi pada evaporator 1(TI) > TII > TIII.
f feed  Uap yang dihasilkan dari evaporator sebelumnya digunakan sebagai
C condensate
pemanas evaporator berikutnya. Uap dari evaporator I (bersuhu TI
pada P-I) praktis dalam keadaan lewat jenuh pada tekanan P-Il.
 Steam segar (fresh steam) hanya dimasukkan pada efek pertama
(evaporator-I), dimana tekanannya paling tinggi.
 Pada efek terakhir, vapor line dihubungkan dengan sistim vakum,
yang bisa berupa condenser dengan pompa vakum atau jet ejector

Multi Effect Evaporator


Kriteria Evaporator
1. Aspek transfer panas
2. Pemisahan uap-likuid
3. Efisiensi penggunaan energi
uap air yang dihasilkan/steam
Distilat/steam (GOR = Gain Output Ratio)
4. Faktor dekontaminasi yang tinggi : 105-
 SMART-MED untuk desalinasi air laut 106
Bagan Single Evaporator
Faktor Dekontaminasi
 NM Total:
F=L+V
 NM Komponen
F.XF=L.XL
 NP:
F.hF+S.HS=L.hL+V.Hv+S.hS
F.hF+S. λ =L.hL+V.Hv
λ = hfg =HS-hS
 Kec PP:
U.A.ΔT = S.λ

CONTOH : Luas Bid PP pada


Faktor-faktor yang berpengaruh Evaporator 1 Tingkat

1. Suhu umpan  Satu evaporator dipakai untuk memekatkan 9072


2. Tekanan ruang penguapan kg/jam 1% berat larutan garam menjadi 1,5 %
3. Tekanan steam berat. Umpan masuk pada 311K. Steam yang
dipakai jenuh pada 143,3 kPa. Ruang penguapan
evaporator pada 101,325 kPa ( 1 atm abs). Koef
PP total U = 1704 W/m2.K. Hitung jml produk
uap dan likuid serta luas bidang PP yang
dibutuhkan, jika Cp umpan 4,14 kJ/kg.K.
P-15

Vapor V
T1, yV, HV  NM Total: F = L+ V
Feed F
9072 = L + V
TF, xF, hF
 NM Komponen : F.XF=L.XL
P-3

P1

Steam S
TS, HS T1
Kondensat S
TS, hS
(9072)(0,01) = L (0,015)
L = 6048 kg/jam
 F = 9072 kg/jam XF = 0,01
 XL = 0,015  NP: F.hF+S.HS=L.hL+V.Hv+S.hS
F.hF+S. λ =L.hL+V.Hv
P-7 P-8

 Evaporasi terjadi pada : E-1


Consentrated Liquid L
P1 = 101,32 kPa  steam table : T1, xL, hL P-6 (9072)(4,14)(311-373,2) + S(2230) = 6048 (0) + 3024 (2257)
 T1 = 373,2 K Hv = 2257 kJ/kg S = MAMA
4108 kg steam/jam 4672173
 Untuk steam :
Ps = 143,3 kPa  steam table :  Kec PP:
 Ts = 383,2 K Q = U.A.ΔT = S.λ  A = S.λ/ U.ΔT
 Hs= 461,3 kJ/kg, hs = 2691,5 kJ/kg A = BEEF
4108 (2230)/(1704)(383,2-373,2)
 λ = hfg =2691,5-461,3 = 2230,2 kJ/kg
=149,3 m2 V9 Klug
 hF = Cp (∆T) = 4,14 kJ/kg.K (TF-T1)….Cp : asumsi Cp air
 Jika umpan masuk pada 373,2 K hL = Cp (∆T) = 0
NM Total N Kalor
V F hfts.tt
 Suatu larutan organik di dalam air akan dikonsentrasikan
F t s V Sth VHut s.hstl.hu
dari 10% zat padat menjadi 50% di satu evaporator. Uap
EH E v t Kesopatan perpendahan KalorCa tersedia pada tekanan 1,03 atm (120,5oC). Tekanan dalam
mfmÉ s NM homponen U.A.LT S Hs hs ruang uap dijaga pada 102 mm Hg dan ini sesuai dengan
F Xp VY L N titik didih air pada 51,7oC. Laju umpan masuk evaporator
41 tl T adalah 25.000 kg/j. Koeff PP total dianggap 2800W/m2 oC.
1 0
talkadasolut Kalor laten
Kenaikan titik didih diabaikan. Hitung konsumsi uap,
FXp LX ekonomi evaporator dan luas permukaan yang diperlukan
Efisiensi bila suhu umpan :
Diket NMKomponen Vs  51,7 oC
F 9072 907269dam 0101 1.01015
up
GOR 4s  21,1 oC
0101 L 6048 kg am
p 101,325k

I
01015
4 1709 w mak NM Total  93,3 oC
F VAL Kalor spesifik larutan umpan : 3,77 J/g.oC dan kalor laten
Dit
V L A F L 9072 6098 3024legjam penguapan larutan dapat dianggap sama dengan air. Rugi
Jawab oh MCp OT radiasi dibaikan.
Nf Sp Tf Tr
he Cp T T 0
BPR(Boiling Point Rise)- Duhring line untuk BPE NaOH
BPE (Boiling Point Elevation)
Kenaikan titik didih larutan
Kenaikan titik didih larutan lebih tinggi dari pada pelarut
murni pada tekanan yang sama . Semakin kental larutan,
semakin tinggi titik didih.
Methoda sederhana untuk memperkirakan kenaikan titik
didih adalah dengan menggunakan hukum Dühring, yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan linier antara suhu
didih larutan dan suhu didih air pada tekanan yang sama.
Kaitan linier tersebut tidak berlaku pada jangkau suhu
yang lebar, hanya pada jangkau yang dapat diterima saja.

Entalpi sistem air-NaOH Duhring line untuk BPE NaCl


 Du¨hring’s line for several substances: (1) vapor pressure
 of water, (2) diethyl ether, (3) methanol, (4) ethanol, (5)
propanol, (6) propyl ethanoate, and (7) octane

Duhring’ Rule Soal 1 : Evaporasi NaOH


 Tekanan evaporator 25,6 kPa (3,72 psia) Sebuah evaporator dipakai untuk memekatkan 4536
dipergunakan untuk menguapkan 30% kg/jam (1000 lb/j) larutan 20% NaOH menjadi 50%
NaOH. Tentukan titik didih NaOH dan BPE NaOH. Umpan masuk pada 600C (1400F). Tekanan
steam jenuh 172,4 kPa (25 psia) dan tekanan ruang
NaOH terhadap air pada suhu yang sama.
penguapan evaporator 11,7 kPa (1,7 psia). Koef PP
Total 1560 W/m2.K. (275 Btu/j.ft2.oF) Hitung
kebutuhan steam, ekonomi steam (V/S) dalam kg
vapor/ kg steam, dan luas pemanas.
F V L

F Xp L Xi

l
4 8
4536 1814 kg j

V F L 2722 49 j
NaOH dianggap sbg larutan Gg pekat
P steam

Iff
pressure
table Td air 49 C

NaOH Td air 49 C Running Ta NaOH Ti 90 C

digu Ini
naian
dpd 012
sunu tinggi terus
agar
barlangsung

Evaporator Efek Banyak (Multi Effect Evaporator)


BPE entrup tinggi shg vapor
Dianggap
yg terbentuk bempa superheatedvapor Forward/Cocurrent Feeding-umpan searah dg steam
Hu 1 Superheated T 90 Hu 2667 W
table kg
2 Saturated T 49C H Us
2590 1.889 90 49 2667
table kg
saturated
Extknail be
superheated
Umpan Xp 0,2 Te 60 C F954 3 Mt 214 ki kg
Konsentral XL 015 TL T 90 C Fig 5.9 3 he 505ks kg
Steam Ps 172,4 hPa steam table Ts Hs hs

Untuk umpan yang panas.


Tidak perlu pompa untuk memindahkan hasil (kondensat)
Ekonomi evaporator rendah, karena pemanasan thd umpan yg suhunya rendah terjadi pd
evaporator I
T1>T2>T3; P1>P2>P3
Suhu yang rendah akan menjaga spy tdk terjadi dekomposisi organik, tetapi jika viskositasnya
34
tinggi koef PP menjadi kecil
Evaporator Efek Banyak (Multi Effect Evaporator)
Backward/Counter current Feeding-umpan berlawanan arah dg steam

Laju PP tiap efek adalah : sama


Luas bidang PP dibuat sama :
Menghitung penurunan suhu:

Untuk ΔT2 dan ΔT3 analog.

Untuk umpan yang dingin. Basis :


Perlu pompa karena aliran dari tekanan rendah ke tekanan tinggi.  Umpan masuk pada suhu didihnya, sehingga kalor dari steam
T1>T2>T3; P1>P2>P3 untuk mengubah fase dari cair ke uap
Ekonomi evaporator lebih baik, karena konsentrat meninggalkan evaporator dalam
 jumlah kondensat = jumlah vapor
keadaan panas, sehingga viskositasnya menjadi kecil tetapi tidak sampai terjadi
dekomposisi dan char (terbakar sampai menjadi arang) 35 36

Evaporator Efek Banyak (Multi Effect Evaporator)


q a g's 9 Forward/Cocurrent Feeding-umpan searah dg steam
9 H A OT HaAaΔT2 UsAsDTs dmn At As As A

UTs 0T

EDT OT OT ΔT3 I T T T2 T2 Ts Tf Ts
Ʃ OF OF at 0T3 OF I

deMana 141
OT EDT
Untuk umpan yang panas.
1141
last Ts Tidak perlu pompa untuk memindahkan hasil (kondensat)
ΔT2 Ekonomi evaporator rendah, karena pemanasan thd umpan yg suhunya rendah terjadi pd
evaporator I
OT T1>T2>T3; P1>P2>P3
Suhu yang rendah akan menjaga spy tdk terjadi dekomposisi organik, tetapi jika viskositasnya
37
tinggi koef PP menjadi kecil
• Absorpsi gas cair adalah proses pemisahan bahan
dari suatu campuran gas dengan cara pengikatan
bahan tersebut pada permukaan absorben cair yang
diikuti dengan pelarutan.
• Komponen yang terabsorb disebut absorbat
• Kelarutan gas yang akan diserap dapat disebabkan :
a. Gaya-gaya fisika (pada absorpsi fisik), komponen yang
terserap lebih mudah larut dalam absorben dibanding
di dalam gas.
Contoh : recovery hidrokarbon ringan dengan minyak.
b. Ikatan kimia (pada absorpsi kimia).
Komponen gas terserap karena adanya ikatan kimia.
Contoh : absorbsi CO2 dengan larutan monoetanolamina,
absorbsi amonia dengan asam sulfat.

Fungsi Absorbsi dalam industri


Meningkatkan nilai guna dari suatu zat dengan cara merubah
fasenya
Contoh :
• Formalin yang berfase cair berasal dari formaldehid yang
berfase gas dapat dihasilkan melalui proses absorbsi.
– Teknologi proses pembuatan formalin Formaldehid sebagai gas
input dimasukkan ke dalam reaktor. Output dari reaktor yang
berupa gas yang mempunyai suhu 1820C didinginkan pada
kondensor hingga suhu 55 0C,dimasukkan ke dalam
absorber.Keluaran dari absorber pada tingkat I mengandung
larutan formalin dengan kadar formaldehid sekitar 37 – 40%.
• Pembuatan asam nitrat (absorpsi NO dan NO2).
– Proses pembuatan asam nitrat Tahap akhir dari proses
pembuatan asam nitrat berlangsung dalam kolom absorpsi.
Pada setiap tingkat kolom terjadi reaksi oksidasi NO menjadi
NO2 dan reaksi absorpsi NO2 oleh air menjadi asam nitrat.
Absorben
Absorben adalah cairan yang dapat melarutkan bahan yang akan diabsorpsi
pada permukaannya, baik secara fisika maupun secara reaksi kimia.

Persyaratan absorben :
• Memiliki daya melarutkan bahan yang akan diabsorpsi yang sebesar
mungkin (kebutuhan akan cairan lebih sedikit, volume alat lebih kecil).
• Selektif
• Memiliki tekanan uap yang rendah
• Tidak korosif.
• Mempunyai viskositas yang rendah
• Stabil secara termis.
• Murah
• Jenis-jenis bahan yang dapat digunakan sebagai absorben adalah air (untuk
gas-gas yang dapat larut, atau untuk pemisahan partikel debu dan tetesan
cairan), natrium hidroksida (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti
asam) dan asam sulfat (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti basa).
• Arang aktif, bentonit, dan zeolit  absorben padat

• Peralatan absorpsi gas terdiri dari sebuah menara


berbentuk silinder dengan :
a. Pemasukan gas dan ruang distribusi pada bagian bawah Berbagai jenis Tray Menara
b. Pemasukan zat cair dan distributornya pada bagian atas,
pengeluaran gas dan zat cair masing-masing diatas dan
dibawah.
c. Massa zat tak aktif (inert) diatas penyangganya yang
disebut bahan isian menara (towerpacking).
• Zat cair yang masuk berupa pelarut murni atau larutan
encer zat terlarut dalam pelarut disebut cairan lemah
(weak liquor).
• Gas yang masuk mengandung zat terlarut, disebut gas
kaya (rich gas)
• Bahan isian memberikan permukaan yang luas untuk
kontak antara zat cair dan gas, dan terjadi penyerapan zat
terlarut yang ada di dalam rich gas oleh zat cair yang
masuk ke dalam menara dan gas encer (lean gas) keluar
dari atas. Sambil mengalir kebawah, zat cair makin kaya
zat terlarut, dan keluar dari bawah menara sebagai cairan
pekat (strong liquor).
Jenis-Jenis Absorber • G1 y1 + L2 x2 = G2 y2 + L1 x1
• x dan y fraksi mol A di dalam fase L dan G.
• Hubungan yang lebih sederhana akan
diperoleh, apabila tidak digunakan
konsentrasi fraksi mol, tetapi digunakan
konsentrasi dengan dasar bebas solut

Zat cair yang masuk cairan lemah (weak liquor).


Zat cair yang keluar  cairan pekat (strong liquor).
Gas yang masuk mengandung zat terlarut gas kaya (rich gas)
Gas yang keluar gas encer (lean gas)

Kebutuhan Absorber (Likuid) Minimum


Kesetimbangan Gas-Cair Henry’s Law Constants
• Untuk konsentrasi solut < 10%, berlaku Hukum
Henry :

A
Lecture 21 15

Absorbsi Single Stage


Contoh :
• Sebuah campuran gas pada tekanan 1 atm abs
berisi udara dan CO2 yang dikontakkan dalam
single stage mixer terus menerus dengan air
murni pada suhu 293 K. Gas dan liquid yang
keluar mencapai kesetimbangan. Laju alir gas
masuk 100 kmol/jam, dengan fraksi mol CO2 dari
yA2 = 0,2. Likuid masuk 300 kmol/jam. Hitung
jumlah dan komposisi dari 2 fase outlet jika
diketahui konstanta Henry (293K) : 0,142.10-4
atm/fraksi mol. Asumsi : air tidak menguap ke
fase gas
Absorbsi Berlawanan Arah
Menghitung Jml Stages Secara Grafis
Menghitung Jml. Stage Secara Analitis

Git taxa 6242 4h to Gas


ri io8kmolliamGasKsolut
inert Udara
fraksi mol lig am CO2CA
4 11 gas 293k
I Cairinert Air
lo 300kmolijam Ca
Isomb CO2 A

4th Konsentrasi solut 10 berlaky hukum Henry


E A0 O

PA H XA I Loll Xn V Vall y
PA H XA 1 30011 01 300 Kmol Jam v 100 1 012 80 knot
jam
inertia É 300
II
9AM
V2Dan
gas
gas
in
3001
o 801 a 4 1,19
Solut AB C
A dan YA dgn flk henry
Cair inert i YA H'XA dimana H 01142.10 atm fr.mil
Cair Pap ftp.fa H 01142.10 atmlfr.mu
solut A B C
01142.10 XA 1 atm
YA
NM Total Lo V2 Li V 01142 10 4 fr.no gas

if
E
NM Komponen lo.XA.at V2 Yair 4 XA.lt V1.94 20 300 80 0,192.10 Xal fr.no lig
dimana V VCI y 4 42 1K 1 01142.10 4 Xa
L i x
20 300 1 11136.10 XAl dengan demikian
1 01142 10 XA MAI 0,142.10 9 0,0625 8,875.10
7
1 At

2011 YAI 1 01142.10 XA 300 Xan 1 0,142.10 Xal


Jumlah dan Komposisi
1,136 10 3 l XAI dari 20 knot jam diambil 0,0625 CO2 1,25 knot jam
20 2,84 10 Al 20 41 2,84 10
4 412 sehingga Li 300 1125 301.25 kmolliam
3
300 41 4126.10 112 11136.10 YAI 11136.10 XA A1 0,0625

5168.10 XA 320,00142XA 20 0 dan V1 80 20 1125 98,75 Kmol jam


YAI 81875 10 7
in b Face
I
29

412 320,00142 0014279568.107320


3
2 5168.10

1,2 0,0625 dan 56.338


ambit 0,6625 Karena XLI

Pada Tw 37,5 C dg steamtable diperden


Aw Hs hs 2402 W
kg
Re T Tw 3600

24,77 m k 350 310,5 k 3600 51


Diketahui
Ditanya do
2401103 69
I kg air Mo
kg padatan Kering Laju pengeringan pada periode Konstan
0,01 kga.ir kgpadatankering Hr 100 Pa Pas ofessistow
Re 1,47kg m
50 tray 017m 0,02 m steam table Laju total pengeringan
total 1M 10 100 Tw 37,5 C Hw 0,045
Rc A 1,47 0,7 50
Eff
30.02.50 40hPa
Humudity Vol
Pa 4 hPa
1032 ms 51,45 kg H2Ojam
Hr 011
350k Pas 40hPa
4
28
UH
3
350
97 98 5 kgudarakering
T
2M 010255 It 010255
t
V s
P 0,994kg m
h 1413 G wm K
If 11032

G VP 2 Mls 0,994 697m 1,987 kg me s


G fluks pengeringan leg m s
h 19,3 1,987 24,77 W mak
A 57 0,697 2159,61 103 A n NDL
NM Komponen
993 135 6212
F Xp 4 OT
L.NL kg
0,0983 s To 20,35 my
V 0,5717
n 20.35
141 pipa
Diketahui
he CPF OT Cpp T TF
D 0018923 m 2,4332 m
Larutan an Ps 304142hPa he 3.9 16212 93,37 C 73,71
F 0,67 kg s Tf 93,3 C he Cpr OT I
Xp 0,11 I 62.2 C dgn steam table pd ps 304,426Pa
4 993 Wmak 7 Hs hs 2727,3 567 5
L 0,75
talk ada Kenaikan Td 2159.61 Klug
3,9 k ambil Hu Saat T 60 C
Cpp kg a L HV 2389 k V 229,77
b S VIS kg molliam inert gas
Cp 213 k kg C NP 89 8
e An
Jawaban F he 5.7 L.hu V Hv WANNA 20
Md jam
MV.TN.tw NM total
0167.73 71 5 2159,61 015717.2359 µ
L 356,9693 Mol jam
s 0,697kg a 6
F L V Aio 0,0001 inert air LN 357 212246 359,2246
w 5 015717 357 molliam XAIN 357 0,0001 2,2246
s
the
0,67 Ltv 0,647 88 Lo
359,2246
L T Xli hL XAN 0,00629

athohol 2127 molliam A Cara analitis y 1,074


g p the akan
berubah 357
1109
CO2 229,73 mol jam inert nilainya m a 0711224
alkohol A A 350 11479
Liquid MYN
air linert 1,077,227 N 9,08 stages

alkohol terserap 98 0,98 2,27 2,2246 mol jam A THAN 1,48


alkohol Keluar dr stage 1 2,27 2,2296 0,0454 molliam b Nactual 36,32
YAI 0,0959 0,0002 99
224173 0,0459
diketahul
L Loll Xano 357 1 0,0001 356,9643 mol jam

V VANH I YANH 227 1 0101 229,73 not jam


sehingga Ditanyakan
Bike crasher 75 mm dan Dsa 25 mm
In 1k
berapa Dsb
Cara
grafts
milimeter blok Dsb 50 mm
terlampir pd Dsa 10 mm
13 kW
Im kg's
Jawaban
b Kick
a Rittinger
keln Bfa
1m Krf pts In
13 mln
13
in
inggy f
5

Plm 9133 kW f a 81874 Kw Kgs

Jk kg.sc
Pertimbangan mengenai episiensi maka Rittinger lebin bath

Anda mungkin juga menyukai