ABSTRACT
The objective of the research is to analyze and determine the factors that cause unclaimed
dangerous goods and find the right procedure of disposing them at Import warehouse
line 1 area Soekarrno Hatta Airport. The research was conducted due to a lot unclaimed
hazardous cargo laying at import storage terminal cargo recently. The research was using
5 (five) dimensions (Environment, Method, Equipment, Procedures, and Man Power).
The method used qualitatif descriptive approach with Fishbone as a tool, then continue
with five why keys to find out the solution for the main problem. Based on the result, the
warehouse operators still need to improve the way of handling and storaging as well
as disposing the cargo by coordinating more with other institution concerned to ensure
safety compliance based on national and international regulation.
ABSTRAK
Tulisan ini bertujuan untuk menganalisa dan menentukan faktor-faktor penyebab
mengendap atau tidak diambilnya barang berbahaya dan untuk menemukan prosedur yang
benar untuk memusnahkan endapan tersebut di pegudangan lini 1 area Import Soekarno
Hatta. Latar belakang pengkajian karena banyaknya barang berbahaya yang tidak diambil
berada dalam gudang impor terminal kargo Soekarno-hatta. Riset ini menggunakan 5
dimensi (lingkungan, metode, peralatan, prosedur dan sumber daya manusia), analisa data
menggunakan Fishbone (tulang ikan) dilanjutkan dengan five why keys untuk menemukan
solusi dari akar mesalah. Berdasarkan hasilnya, pengelola pergudangan masih perlu
memperbaiki cara penanganan dan penyimpanan sebagaimana memusnahkan kargo
tersebut dengan lebih melakukan koordinasi dengan institusi terkait untuk memastikan
keselamatan dapat dipenuhi berdasarkan peraturan nasional dan internasional.
277
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 03, November 2017
Wynd Rizaldy, R. Didiet Rachmat Hidayat, Irwan Chairuddin ISSN 2355-4721
278
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 03, November 2017
ISSN 2355-4721 Faktor Penyebab Mengendapnya Barang Berbahaya
dan Prosedur Pemusnahannya di Terminal Kargo Bandara Soekarno-Hatta
279
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 03, November 2017
Wynd Rizaldy, R. Didiet Rachmat Hidayat, Irwan Chairuddin ISSN 2355-4721
280
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 03, November 2017
ISSN 2355-4721 Faktor Penyebab Mengendapnya Barang Berbahaya
dan Prosedur Pemusnahannya di Terminal Kargo Bandara Soekarno-Hatta
berbahaya agar tidak membebani negara what in the organization’s systems and
mereka di kemudian hari dan dapat diambil processes are causing the problem, so they
sebagai rujukan untuk mengeluarkan can be addressed” atau nilai menggunakan
atau menerbitkan prosedur penertiban diagram tulang ikan adalah menggali lebih
penyimpanan dan pengeluarang barang dalam, melampaui laporan kejadian awal,
berbahaya adalah negara Saudi Arabia, menjadi lebih baik memahami apa yang
pada IATA DGR bagian 2.8 dengan kode ada dalam sistem dan proses organisasi
SAG 02 dengan bunyi sebagai berikut: yang menyebabkan masalah, sehingga bisa
“The shipper of any dangerous goods by air jadi dialamatkan
shall provide a written undertaking to re- 1). Environment/lingkungan
ship the consignment, at the shipper’s cost Ruang yang kurang atau terbatas dalam
and risk, if the shipment is not cleared and proses penyimpanan barang endapan
received by the consignee within 15 working barang berbahaya baik dalam TPS lini
days from the arrival of the consignment 1 milik otoritas bandara yang dioperasikan
to any destination in Saudi Arabia” oleh ground handling atau pengelola
yang artinya pengirim barang berbahaya pergudangan maupun TPP milik pabean.
melalui udara akan mempersiapkan 2). Method/metode
pernyataan tertulis mengambil tanggung Cara pelaporan yang perlu dibenahi terkait
jawab atau risiko untuk mengirim kembali konsistensi waktu, dan data yang ada
barang kiriman, dengan menggunakan pada form pelaporan dilengkapi dengan
biaya dan risiko pengirim, jika barang prioritas, waktu kedatangan dan penyebab
kiriman tersebut tidak dikeluarkan dan tidak diambilnya barang.
diterima oleh penerima barang dalam 3). Man Power/sumber daya manusia
waktu 15 (lima belas) hari kerja sejak Jumlah dan kualitas sumber daya manusia
kedatangan barang kiriman pada setiap yang melakukan koordinasi dengan pihak
negara di Saudi Arabia. Hal ini dilakukan terkait perlu ditinjau kembali.
oleh sebuah negara untuk menjaga agar 4). Procedure/prosedur
negara atau tempat di mana barang disebut SOP terkait pemusnahan barang berbahaya
diperkirakan akan ditimbun akan menjadi belum ada dan hal ini diperlukan sebagai
tempat yang bersih dari ketidakpastian pedoman dalam manajemen pemusnahan
pengurusan atau pengeluaran barang yang didukung seluruh pihak yang terlibat
berbahaya yang berdampak bagi kesehatan di dalamnya.
dan keselamatan bagi orang yang bekerja 5). Equipment/peralatan yang digunakan
di sekitar lingkungan area penyimpanan Peralatan pengaman dalam proses
barang tersebut. pemindahan dan pemusnahan belum
lengkap seperti masker oksigen,
B. Analisis Fishbone sarung tangan khusus, alat deteksi radiasi
Langkah kedua yaitu menganalisa dan pembersih kontaminasi yang bisa
permasalahan yang ditemui di lapangan berpindah-pindah
penyebab terjadinya penanganan barang Diperoleh hasil bahwa 4 dimensi
endapan yang tidak benar berdasarkan nomor 1 sampai dengan 4 dianggap penting
diagram ishikawa atau fishbone dengan bahkan sangat penting untuk diperhatikan
5 (lima) dimensi yaitu (1). environment/ keberadaanya, sehingga bila pihak
lingkungan (2) . method, (3) man/sumber pergudangan belum memiliki atau sudah
daya manusia, (4) prosedur dan (5) peralatan memiliki namun masih kurang memenuhi
yang digunakan untuk menangani. (Kane, syarat, maka hal tersebut dipastikan akan
2012) “The value of using the fishbone membawa dampak masalah ke depan
diagram is to dig deeper, to go beyond the dalam penanganan penyimpanan barang-
initial incident report, to better understand barang berbahaya. Yang tidak bermasalah
281
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 03, November 2017
Wynd Rizaldy, R. Didiet Rachmat Hidayat, Irwan Chairuddin ISSN 2355-4721
karena dianggap kurang penting (KP) atau opname harian. (Molero, Santarremigia,
memiliki jawaban dari responden lebih Aragonés-Beltrán, & Pastor-Ferrando,
dari 20% dari indikator yang ada pada 2017) “Criteria regarding safety and
dimensi peralatan, maka hal tersebut bisa security, environmental care, productivity
dilengkapi kemudian atau dengan kata and information and communication
lain tidak menjadi prioritas perbaikan dan technologies (ICT) have been considered
solusi pada faktor-faktor yang bermasalah. simultaneously into a total performance
dimensi ke-5 yaitu equipment (peralatan) management system” atau . Kriteria tentang
berupa komputer dan log book (buku untuk keselamatan dan keamanan, perawatan
merekam data) tidak dimasukkan dalam lingkungan, produktivitas dan informasi
kategori penyebab yang berarti dan dianggap dan teknologi komunikasi (ICT) telah
kurang penting karena masing-masing dipertimbangkan secara simultan menjadi
dari indikator dalam dimensi tersebut kinerja total sistem manajemen.
mendapatkan response lebih dari satu atau Dengan aplikasi serta penggunaan
dua jawaban kurang penting (KP). Dan bar code scanner dapat mengurangi
peralatan tersebut dilapangan faktanya penggunaan media penyimpanan data
memang sudah tersedia dan selalu berupa kertas, mempermudah koordinasi
diperbaharui keberadaannya. antarbagian yang terlibat dalam sistem ini,
di mana proses pelaporan dan pendataan
3. Prosedur pelaporan dan pemusnahan ini sebelum diaplikasikan perlu dibuatkan
barang endapan kurikulum pelatihan serta ditraining para
Langkah terakhir adalah petugas penyimpanan dan pencacahan
menyempurnakan atau menambahkan barang keluar sehingga akan tercipta alur
prosedur sebagai rekomendasi dari hasil proses SCM yang lebih baik sehingga
analisa data primer dan diagram fishbone tercapai tujuan pergudangan PT XYZ
Untuk mengatasi permasalahan dalam penanggulangan pengendapan yang
tersebut peneliti mengajukan usulan sistem makin menumpuk dan dengan proses
atau metoda dengan menerapkan pelaporan pemusnahan dan pemindahan barang
dari hasil penggunaan aplikasi komputer berbahaya yang ditentukan waktunya agar
Supply Chain Management (SCM) untuk sesuai dengan kapasitas dan tingkat bahaya
pengolahan data kargo yang akan terintegrasi barang berbahaya tersebut.
mulai dari proses pengadaan, pergudangan Perlu direncanakan pengadaan
seperti COSYS (Cargo Operation System) sarana dan prasarana serta anggaran
yang di gabungkan dengan hasil stok yang mendukung proses pengendapan,
282
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 03, November 2017
ISSN 2355-4721 Faktor Penyebab Mengendapnya Barang Berbahaya
dan Prosedur Pemusnahannya di Terminal Kargo Bandara Soekarno-Hatta
pemindahan dan pemusnahan barang agar pengendapan tidak terlalu lama serta
berbahaya dan perlu koordinasi yang lebih melancarkan proses pemusnahan barang
baik antara pengirim dan penerima barang tersebut. Menurut: UU 24 tahun 2007 Pasal
serta bilamana perlu diberikan sanksi oleh 29 ayat 3, lembaga usaha berkewajiban
pemerintah kepada pengirim/agent yang mengindahkan prinsip kemanusiaan dalam
barang kiriman berbahayanya bermasalah melaksanakan fungsi ekonominya dalam
283
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 03, November 2017
Wynd Rizaldy, R. Didiet Rachmat Hidayat, Irwan Chairuddin ISSN 2355-4721
284
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 03, November 2017
ISSN 2355-4721 Faktor Penyebab Mengendapnya Barang Berbahaya
dan Prosedur Pemusnahannya di Terminal Kargo Bandara Soekarno-Hatta
285
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 03, November 2017
Wynd Rizaldy, R. Didiet Rachmat Hidayat, Irwan Chairuddin ISSN 2355-4721
SIMPULAN and-Certification/QAPI/downloads/
FishboneRevised.pdf
Dari analisis dan hasil penentuan Kiran, D. R., & Kiran, D. R. (2017).
faktor-faktor penyebab mengendap atau Chapter 20 – Seven Traditional
tidak diambilnya barang berbahaya tersebut Tools of TQM. In Total Quality
telah tersusun prosedur yang sistimatis Management (pp. 271–290). https://
atau tahapan untuk dapat memusnahkan doi.org/10.1016/B978-0-12-811035-
5.00020-9
endapan tersebut di pergudangan lini 1 area
Molero, G. D., Santarremigia, F. E.,
import Soekarno Hatta tanpa mengalami
Aragonés-Beltrán, P., & Pastor-
dampak pada proses penyimpanan dan Ferrando, J. P. (2017). Total safety
arus pengeluaran barang lainnya. Dan by design: Increased safety and
dengan prosedur tersebut pengendapan operability of supply chain of
barang berbahaya dapat dikurangi dan inland terminals for containers with
besar harapan risiko bahaya pun berkurang dangerous goods. Safety Science, 100,
sehingga keselamatan para pengguna jasa, 168–182. https://doi.org/10.1016/j.
pekerja yang melakukan aktivitas dalam ssci.2016.10.007
area pergudangan dapat terjamin [ Permenkeu RI] Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor
62/PMK.04/ tahun 2011, tentang
DAFTAR PUSTAKA Penyelesaian terhadap Barang yang
Dinyatakan Tidak Dikuasai, Barang
Anonim. (2007). UU no. 24 tahun 2007 yang Dikuasai Negara, dan Barang
tentang Penanggulangan Bencana. yang Menjadi Milik Negara. Jakarta
Pemerintah Republik Indonesia, Permenkeu RI
1–50. Retrieved from http://www. Rizaldy, W., & Setiawan, A. (n.d.).
litbang.depkes.go.id/sites/download/ Kompetensi dan kualitas layanan
regulasi/uu/UU_No._24_Th_2007_ karyawan terhadap keselamatan
ttg_Penanggulangan_Bencana.pdf penerbangan, Vol 1 No 2 Jurnal
Chang, Y. H., Yeh, C. H., & Liu, Y. L. Manajemen Bisnis Transportasi dan
(2006). Prioritizing management Logistik 177–192.
issues of moving dangerous goods Rizaldy, W & Rifni , M, 2015, Manajemen
by air transport. Journal of Air Penanganan Barang Barang
Transport Management, 12(4), Berbahaya Pada Angkutan Udara
191–196. https://doi.org/10.1016/j. Edisi Ketiga, in media
jairtraman.2006.01.007 Tongco, M. D. C. (2007). Purposive
International Air Transport Association sampling as a tool for informant
(IATA) Dangerous Goods Regulation selection. Ethnobotany Research and
54th Edition (2013) Section 2.8 State Applications, 5, 147–158. https://doi.
Variation SAG02. org/10.17348/era.5.0.147-158
Islam, D. M. Z., Fabian Meier, J., [UU RI] Undang-Undang Republik
Aditjandra, P. T., Zunder, T. H., & Indonesia 2009. Undang-Undang
Pace, G. (2013). Logistics and supply Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
chain management. Research in 2009 tentang Penerbangan. Jakarta
Transportation Economics, 41(1), UU RI
3–16. https://doi.org/10.1016/j. Visvanathan, C. (1996). Hazardous waste
retrec.2012.10.006 disposal. In Resources, Conservation
Kane, R. (2012). How to Use the Fishbone and Recycling (Vol. 16, pp. 201–
Tool for Root Cause Analysis. QAPI. 212). https://doi.org/10.1016/0921-
Retrieved from https://www.cms. 3449(95)00057-7
gov/Medicare/Provider-Enrollment-
286
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 03, November 2017