ENGINE_KOMATSU_BIG
(WATER_PUMP)
Puji syukur dipanjatkan kepada ALLAH SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
kasihNya sehingga dapat terselesaikannya modul ini sesuai dengan yang diharapkan.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan modul ini. Namun
demikian, tidak menutup kemungkinan adanya kekurangan yang dikarenakan keterbatasan
pengetahuan, kemampuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Penulis mengharapkan saran
dan kritik yang membangun atas segala kekurangannya, sehingga akan menjadi sebuah
perbaikan di kemudian hari.
Penulis berharap semoga Modul ini bermanfaat bagi para pembaca. Oleh karena itu
penulis sangat berterima kasih apabila pembaca berkenan memberikan saran-saran yang bersifat
membangun.
Penulis
A. Safety
Melakukan service dan repair dengan tepat, cermat dan benar merupakan hal yang sangat
penting agar unit dapat beroperasi dengan aman dan nyaman. Teknik service dan repair yang
disarankan dan dijelaskan dalam shop manual, merupakan metode kerja yang aman dan efektif.
Beberapa jenis pekerjaan memerlukan tool yang dirancang khusus untuk keperluan tersebut.
Untuk mencegah terjadi kecelakaan pada mekanik, simbol digunakan sebagai tanda safety
mengenai hal yang harus diperhatikan (safety precautions) dalam shop manual. Peringatan yang
melatarbelakangi simbol tersebut, harus diikuti dengan cermat dan hati-hati. Jika muncul situasi
dan kondisi yang berbahaya atau mungkin akan terjadi, pertama kali pertimbangkan faktor safety,
dan lakukan tindakan yang diperlukan yang sesuai dengan situasinya.
1. Precaution Before Work
Kesalahan dalam pengoperasian unit sangat berbahaya, oleh karena itu bacalah
Operation and Maintenance Manual dengan cermat sebelum mengoperasikan unit.
Beberapa tindakan pencegahan umum yang perlu diperhatikan adalah:
a. Sebelum melakukan greasing atau repair, baca semua peringatan (precaution) yang
terdapat pada sticker yang ditempel di bagian-bagian tertentu pada unit.
b. Tentukan tempat di dalam workshop untuk menyimpan tool dan part yang dilepas.
Selalu taruh atau simpan tool dan part pada tempat yang sesuai. Selalu jaga areal
kerja tetap bersih dan pastikan tidak ada kotoran atau ceceran oli dilantai. Merokok
c. Saat melakukan suatu pekerjaan, selalu gunakan safety shoes dan helmet. Jangan
menggunakan pakaian kerja yang kebesaran atau kedodoran atau baju yang
kancingnya hilang. Selalu gunakan safety glasses saat memukul dengan hammer.
Selalu gunakan safety glasses saat menggerinda.
d. Simpan semua tools dalam kondisi yang baik dan pelajari cara penggunaan yang
benar.
c. Saat disassembling atau assembling, sangga unit dengan ganjal, jack atau stand
sebelum mulai bekerja.
d. Bersihkan semua lumpur dan oli pada tangga atau pegangan yang digunakan untuk
naik turun dari unit. Selalu gunakan pegangan tangan (handrail), ladder saat naik
turun dari unit, jangan pernah loncat saat naik atau turun dari unit. Jika tidak
memungkinkan menggunakan handrail, ladder atau step, gunakan stand sebagai
pijakan yang aman.
c. Sebelum mulai bekerja, lepas kabel dari battery. Selalu lepas kabel dari negative (–)
terminal terlebih dahulu.
e. Saat membuka cover yang didalamnya terdapat internal pressure atau tension
spring, selalu sisakan dua buah bolt pada sisi yang bersebrangan. Secara perlahan
buang (release) pressure, kemudian secara perlahan kendorkan bolt untuk
melepasnya.
B. Fasteners
Fastener atau pengencang digunakan untuk menggabungkan beberapa parts atau komponen
menjadi suatu komponen assembling. Fastener dipergunakan karena komponen assembling tidak
mungkin dibuat utuh dari satu bagian, sehingga dibuat dari beberapa parts atau komponen untuk
1. Struture
Bolt adalah salah satu jenis fastener (pengencang) yang digunakan sebagai pengikat
berpasangan dengan nut. Bentuk lain bolt adalah cap screw, yang dalam pemakaian
sebagai fasteners berpasangan terhadap lubang ulir. Dengan demikian bolt dan cap screw
dibedakan berdasarkan aplikasi pemakaiannya sebagai fastener. Namun saat ini yang
berpasangan dengan nut dan ulir tetap dinamakan Bolt.
Bentuk bolt terdiri atas head, body, dan thread. Ukuran head menentukan berapa ukuran
kunci atau socket yang dipergunakan. Ukuran bolt ditentukan oleh diameter puncak thread,
sedangkan panjang bolt diukur dari bagian bawah head ke bagian ujung thread. Beberapa
bentuk bolt memiliki ketentuan penentuan ukuran panjang yang berbeda dalam penunjukkan
ukuran
bolt.
2. Classification
Ukuran bolt ditentukan salah satunya oleh ukuran thread. Beberapa standarisasi ukuran
thread adalah Unified Screw Thread Standard dan Metric Standard.
a. Unified Screw Thread Standard
Thread dibedakan atas coarse thread (kasar) dan fine thread (halus) yang ditandai
dengan notasi UNC untuk coarse thread dan UNF untuk fine thread. Coarse thread
memiliki alur yang lebih dalam dan aplikasinya banyak digunakan. Fine thread memiliki
alur thread kecil aplikasinya pada permukaan tertentu, misal untuk pengikat parts yang
tipis.
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa sangat penting mengganti bolt dengan bolt
yang mempunyai kekuatan tarik (tensile strength) yang sama.
Namun, terdapat batas maksimum gaya tarik yang diberikan pada bolt, untuk dapat
kembali keukuran semula. Grafik dibawah menunjukan hubungan antara lenghtening
force (load) dengan elongation of bolt.
Ketika bolt ditarik dengan gaya dibawah nilai A, maka bolt akan kembali keukuran semula.
Ketika ditarik dengan gaya sebesar B (sedikit diatas nilai A), maka bolt akan cenderung
kembali keukuran semula, namun tidak bisa sama dengan ukuran semula, dalam hal ini
akan sedikit memanjang. Ketika gaya sebesar C diberikan kepada bolt, maka bolt tidak
akan kembali keukuran semula. Dengan kata lain, ukuran bolt pasti memanjang. Titik A
pada grafik disebut elastic limit dan titik C disebut yield point.
b. Tightening Force
Gambar dibawah menunjukan bahwa bolt tertarik keluar oleh gaya reaksi dari bagian/part
yang diikat oleh bolt. Gaya reaksi ini kemudian disebut dengan tensile force (gaya tarik).
Bolt berusaha melawan tensile force untuk kembali kebentuk/ukuran semula. Aksi ini
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui jika tightening torque (M) yang sama diberikan
kepada bolt dengan diameter (d) yang sama, maka tightening force (T) akan berbeda
bergantung kepada nilai koefisien gesek (K) diantara bolt dan hole.
Dengan kata lain, tightening torque yang sama, tidak selalu menghasilkan gaya
pengencangan yang sama. Koefisien gesek berbeda-beda berdasarkan accuracy (tingkat
ketepatan) thread, bahan/material dari male dan female screw, surface roughness
(kekasaran permukaan), celah diantara screw, lubricating agent, dan lain-lain.
Pelumasan yang sering dipakai dapat menggunakan oli atau anti seize, sesuai prosedur
yang ditunjukkan dalam shopmanual. Gambar dibawah menunjukan contoh penggunaan oli
dan anti seize pada bolt sebelum dipasang/dikencangkan.
a. Pemberian Threadlock
Ketika memberikan threadlock pada bolt sebelum dikencangkan, bersihkan oli/grease
yang menempel pada bagian ulir yang akan diberi threadlock maupun pasangannya,
dengan menggunakan cairan pembersih. Bersihkan juga air yang menempel pada
bagian-bagian tersebut dengan angin. Kekuatan pengencangan akan berkurang hingga
70% bila ada oli atau grease, dan threadlock akan mengapung tidak bisa mengeras bila
ada air. Berikan threadlock sesuai penjelasan dibawah.
(Engine SAA6D140E-5)
b. Pengencangan Bolt
Seperti yang telah diuraikan pada pembahasan sebelumnya, bolt/nut dapat menjaga
stress dengan konstan. Tetapi, jika torque-nya terlalu rendah, force yang berubah-ubah
yang diterima oleh bolt akan menyebabkan bolt cepat rusak. Jika torque-nya terlalu tinggi,
proses pengencangan tadi akan menyebabkan bolt juga menjadi rusak. Oleh karena itu
daya tahan bolt tergantung pada torque yang sesuai. Pastikan nilai torque yang kita
berikan pada bolt benar (check standard thightening torque bolt pada shopmanual). Pilih
torque wrench yang sesuai dengan ukuran dan torque bolt, dan pastikan socket yang kita
gunakan sesuai dengan ukuran bolt.
Khusus untuk bolt yang memegang komponen dengan getaran atau goncangan yang
kuat, misal bolt center main cap crankshaft engine, metode pengencangan harus
memperhatikan prosedur pada shop manual. Bolt hanya dapat dipakai, atau dengan kata
lain mendapatkan torque maksimal 3 kali. Oleh karena itu, pastikan marking pada bolt
dengan tanda punch pada bolt setelah bolt di-torque. Gambar dibawah menunjukan
penggunaan Angle Control Methode pada proses pengencangan bolt.
C. Bearing
Bearing adalah suatu komponen yang berfungsi untuk mengurangi gesekan pada
machine atau komponen-komponen yang bergerak dan saling menekan antara satu dengan
yang lainnya. Bila gerakan dua permukaan yang saling berhubungan terhambat, maka
akan menimbulkan panas. Hambatan ini dikenal sebagai gesekan (friction). Gesekan yang
terus-menerus akan menyebabkan panas yang makin lama semakin meningkat dan
menyebabkan keausan pada komponen tersebut. Gesekan yang tidak terkontrol dapat
menyebabkan kerusakan pada komponen dan alat tidak bisa bekerja.
Pada Gear Shaft yang beroperasi pada machine, shaft tersebut menahan
beban machine yang bervariasi dan beban tersebut harus ditanggung oleh bearing.
Beban dari berat shaft dan gear tegak lurus (90o) dari center line shaft disebut Radial
load. Sedangkan arah dari gerakan shaft ke kiri dan ke kanan karena putaran disebut
thrust load. Bearing menahan Radial Load dan Thrust Load untuk menjaga supaya shaft
tetap berputar.
2. Jenis-jenis Bearing
Ada 2 macam bearing:
a. Plain Bearing
Plan Bearing terbuat dari berbagai macam material tergantung pada kecepatan
putar shaft, beban yang didukung dan type pelumasan yang digunakan. Plain bearing
terbuat dari material kayu, karet, plastic, besi tuang, tembaga, kuningan, perunggu, dan
babied.Berdasarkan lubrikasinya plain bearing digolongkan pada type pelumasan kering
(dryfriction), pelumas terbatas dan pelumas penuh.
1) Pelumasan kering: tidak terdapat lubrikasi antara permukaan yang saling
bersinggungan.
2) Pelumasan terbatas: pelumas dengan kondisi lapisan film tipis antar
bagian yang saling bergesekkan.
Anti friction bearing terbuat dari baja yang dikeraskan (hardened steel). Bagian-bagian
utama anti friction bearing adalah:
Race adalah cincin bagian dalam (inner races) dan cincin bagian luar (outer races)
sebagai tempat dudukan elemen gelinding.
Ball, rollers, atau needle adalah element gelinding untuk mengurangi gesekan
Separator atau cages adalah pengatur jarak antara element gelinding.
b) Roller Bearing
Roller bearing untuk menumpu beban yang lebih besar dibanding ball bearing. Jenis
dasar roller bearing digolongkan menjadi:
Radial Load, straight roller bearing.
Radial and Thrust Load, tapered roller.
Self-Aligning, radial and thrust Load.
Self Aligning, radial and thrust Load concave roller bearing.
Thrust Load.
c) Needle Bearing
Needle bearing memiliki elemen gelinding berdiameter kecil atau berbentuk jarum,
karena bentuknya tersebut maka needle bearing banyak digunakan untuk tempat dengan
ruang terbatas. Jenis needle bearing meliputi:
Radial Load Bearing
Thrust Load Bearing
4) Jangan menekan outer race pada pengepressan inner race, dan jangan
Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat melakukan pemasangan bearing dengan cara
shrinkage fit.
1) Pekerjaan pemasangan harus dilakukan dengan cepat karena suhu cepat
sekali naik.
Untuk memperhalus pengoperasian dan mengurangi keausan, hampir semua gear dan
bearing memerlukan pelumasan yang terus-menerus. Maka untuk menjaga keberadaan pelumas
di sekeliling komponen-komponen yang bergerak dan menjaga agar cairan pelumas tersebut
jangan sampai keluar dan menjaga agar kotoran dan debu jangan masuk ke sistem maka
diperlukan seal.
1. Fungsi Seal
Menjaga kebocoran pelumas (lubrikasi).
a) Menjaga kotoran dan material lain masuk ke sistem.
b) Memberikan batasan cairan supaya tidak tercampur.
c) Lebih fleksibel terhadap komponen yang bergerak dan tidak bocor.
d) Melapisi permukaan yang tidak rata.
e) Komponen tidak cepat rusak.
b) Single Lip Spring Loaded: Spring loaded membantu kerapatan seal, digunakan untuk
sealing cairan dengan viskositas yang rendah pada shaft kecepatan putar tinggi, pada
daerah yang tidak berdebu.
c) Double Lip: Lip seal menghadap berlawanan arah dengan tambahan spring loaded
pada kedua sisi atau salah satu sisi saja. Seal ini digunakan sebagai sealing terhadap
cairan pada lip yang dilengkapi spring loaded, sedangkan sisi lip yang lain melakukan
saling terhadap debu atau partikel.
3. Packing
Packing dibedakan atau digolongkan menjadi dua tipe yaitu compression packing dan
molded packing.
1) Compression packing membentuk ketika packing tersebut dipasang dan tertekan antara
alur poros dan housing. Gaya tekan mengakibatkan packing mengambang sealing terhadap
alur pada poros maupun terhadap housing. Terdapat tiga jenis compression packing yaitu:
fabric (serat), metallic dan plastic. Gambar berikut menunjukan bentuk compression
packing.
2) Molded packing merupakan dynamic seal, terdiri dari dua tipe yaitu Lip Type dan Squeeze
Type. Jenis-jenis Lip type yaitu flange, cup, u-cup, u-ring, dan v-ring. Jenis Squeeze type
Untuk penyekat pada aplikasi yang bertekanan tinggi di atas 5500 kPa (800 psi)
sering O-ring ditambahkan dengan back-up ring untuk mencegah kebocoran yang
ditimbulkan oleh adanya celah antara dua permukaan. Pressure back-up ring biasanya terbuat
dari bahan plastik yang berfungsi untuk memperpanjang usia O-ring. Pada saat pemasangan
O-ring seal, yakinkan semua permukaan bersih dari kotoran dan debu. Periksa O-ring
seal dari kotoran, debu, goresan (scrath) dan cacat lainnya yang akan menyebabkan
kebocoran.
5. Gasket
Gasket merupakan static seal, mencegah kebocoran cairan melalui permukaan bidang
kontaknya terhadap komponen yang dirakit. Faktor utama dalam penggunaan gasket adalah
seal material dapat menyesuaikan bentuk (conform) terhadap ketidaksempunaan kontak antara
bidang permukaan bentuk gasket terhadap pemukaan kontak.
6. Floating Seal
Floating seal dibuat untuk menjaga kotoran tidak masuk ke dalam sistem dan menjaga
kebocoran cairan pelumas pada area yang luas. Floating seal harus bisa menahan karat yang
lebih lama dengan sedikit perawatan Floating seal lebih bisa menahan kebengkokan shaft, end
a) Pasang seal dengan main lip menghadap ke sisi oli ( hydraulic side )
b) Pastikan bahwa permukaan shaft yang akan contact dengan seal terbebas dari karat dan
scratch.
c) Lakukan pemasangan seal dengan cara press fit menggunakan tool yang sesuai.
d) Berikan adhesive atau sealant pada bagian press fit dari oil seal. Untuk housing yang
terbuat dari cast iron harus digunakan pipe sealant untuk mencegah kebocoran.
e) Perhatikan saat pemasangan oil seal tidak boleh miring.
f) Berikan grease pada daerah lip setelah pemasangan.
g) Hati-hati pada sisi tajam karena dapat memotong dan merusak permukaan seal
h) Backup ring dipasang pada sisi yang berlawanan dengan arah tekanan
9. Pemasangan Gasket
a) Gunakan baut yang bersih dan dalam kondisi baik saat memasang komponen.
b) Baut yang aus dan berkarat dapat merusakkan ulir dan menyebabkan kehilangan gaya
pengencangan (Clamping force) sehingga dapat mengakibatkan kebocoran.
c) Yakinkan lubang pada gasket tidak menutupi lubang cairan pelumas, perhatikan tanda pada
gasket seperti FRONT dan TOP.
g) Lakukan pengencangan dengan urutan sesuai yang tertera pada service manual dan
kencangkan sesuai dengan torque yang benar.
a) Floating seal harus selalu dipasang dengan pasangannya yang sesuai, yaitu, ring yang
keduanya baru atau dua ring yang telah berputar bersama-sama.
b) Setiap assembling, Selalulah menggunakan o-ring (Toric ring) yang baru.
c) Jangan pernah menjatuhkan atau memukul seal ring dengan benda keras, karena
seal terbuat dari cast iron dan sangat getas.
d) Untuk seal ring bekas pakai, seal dapat dipakai kembali bila memenuhi kriteria
sbb:
X > Y/2 (ketebalan bagian colarnya tidak kurang dari ½ tebal semula.
A > 0.5 mm (Lebar dari bagian yang tidak mengkilap tidak kurang dari 0.5 mm
ketika bagian yang mengkilap tersebut mencapai diameter dalam.
f) O-ring dengan kuat menahan dan menekan floating seal dengan gaya memilin dalam arah
sesuai tanda panah pada gambar dibawah. Ketika oli masuk, O-ring akan tergelincir dan
gaya tekan yang sesuai tidak dapat dihasilkan, sehingga dapat menyebabkan kebocoran.
g) Saat pemasangan O-ring ke seal ring, pastikan o-ring tidak terpuntir dan duduk
tertahan oleh retaining lip dari seal ring ramp. Gunakan lampu senter kecil sebagai
pandauan untuk meemriksa o-ring tersebut terpuntir atau tidak selama assembling. Sinar
lampu senter harus lurus dan seragam di sekeliling O-ring tersebut.
h) Saat memasang satu bagian seal ring assy ke housingnya, berikan tekanan secara
tiba-tiba dan meratauntuk mendorong o-ring masuk masuk melalui retaining lip dari
housingnya. Jika diperlukan sedikit adjustment, jangan gunakan tool yang ujungnya
tajam sebagai penekan.
j) Berikan lapisan oli yang tipis pada masing-masing permukaan seal ring dan dengan
menggunakan jari tangan oli ke seluruh permukaan seal ring. Pastikan tidak ada oli yang
mengenai o-ring atau permukaan yang kontak dengan o-ring.
E. Coating Material
1. Adhesive
Adalah bahan perekat yang tujuannya untuk merekatkan dua material agar terikat
dengan kuat. Dalam dunia alat berat adhesive sangat dibutuhkan untuk mendapatkan
kekuatan ikatan suatu part (misal : kekencangan bolt pada drive shaft, dsb) dengan
beban getaran dan puntiran yang sangat kuat agar ikatan bolt tidak mudah terlepas. Untuk
menjamin ikatan kekencangan suatu bolt digunakan thread lock.
b) LT-1B (790-129-9050)
Digunakan di tempat yang membutuhkan perekatan yang efektif dan kuat. Digunakan
untuk plastik (kecuali polyethylene, polyprophylene, tetrafluorroethlene and vinyl chloride),
karet, metal dan non-metal.
c) LT-2 (09940-00030)
Fitur: tahan terhadap panas dan bahan kimia digunakan untuk mencegah baut dan
plug mengendor dan sebagai penyekat.
f) Holtz MH (750-790-126-9120)
Digunakan sebagai penyekat anti panas pada saat memperbaiki engine
g) Three bond 1735 (790-129-9140)
Perekat dengan tipe cepat mengeras. Waktu pengeringan : antara 5 detik sampai 3 menit.
Digunakan sebagai perekat bahan metal, karet, plastic, dan kayu
h) Aron-alpha 201 (790-129-9130)
Perekat dengan tipe cepat mengeras. Tipe pengeringan cepat (pengerasan maksimum
setelah 30 menit). Digunakan untuk perekat karet, plastic, dan metal.
Product Loctite :
a) Threadlocking 243
Adhesive berkekuatan sedang untuk pemakaian umum, cocok untuk bolt hingga M36
2) LG-3 (790-129-9070)
Fitur: Tahan terhadap panas. Digunakan sebagai penyekat untuk permukaan flange
dan bolt yang terletak di tempat dengan panas tinggi, digunakan untuk mencegah keausan.
Digunakan sebagai penyekat pada tempat yang bersuhu tinggi seperti di engine
precombustion chamber, pipa exhaust, dll.
3) LG-4 (790-129-9020)
Fitur : Tahan terhadap air dan oli. Digunakan sebagai penyekat untuk permukaan
flange, thread (ulir). Juga dimungkinkan untuk digunakan sebagai penyekat dengan celah
yang lebar. Digunakan untuk penyekat untuk permukaan yang berpasangan pada Final Drive
case, Transmission case. Operating temperature: -50 °C s.d. 150 °C. Thickness setelah
pengencangan: 0.07- 0.08 mm.
4) LG-5 (790-129-9080)
Digunakan sebagai penyekat untuk bermacam-macam thread (ulir), sambungan pipa,
dan flange. Digunakan sebagai penyekat untuk plugs yahg berbentuk tirus, elbows (siku),
nipples dari pipa hidrolik.
5) LG-6 (09940-00011)
Fitur: berbentuk silicon, tahan terhadap panas dan dingin. Digunakan sebagai untuk
6) LG-7 (09920-00150)
Fitur : Berbentuk silicon, tipe pengerasan cepat. Digunakan sebagai penyekat untuk
flywheel housing, intake manifold, oil pan, thermostat housing, dll. Operating temperature: -
60 °C s.d. 230 °C
b) Gasket sealant
Gasket sealant berfungsi untuk menutup kebocoran dan lebih efektif dari pada gasket
biasa, karena kontak metal ke metal lebih rapat, hanya mengisi jalur yang bocor.
2) LM-P (09940-00040)
Digunakan untuk mencegah keausan atau lecet pada saat pemasangan secara press
fit dan shrink fit. Dan mencegah lengket dan karat setelah pemasangan. Digunakan sebagai
pelumas pada taper shaft, sambungan, bearing, dll.
c) Hindari pemberian pipe sealant pada ulir female, karena sealant akan masuk ke oli saat
pengencangan.
d) Berikan lagi sealant bila part tersebut harus dikencangkan atau dikendorkan lagi.
e) Gunakan seal tape sebagai pengganti pipe sealant bila grease atau oli tidak dapat
dibersihkan dari bagian berulit tersebut.
c) Jangan Menggerakkan cover setelah dipasang karena liquid gasket dapat rusak.
d) Berikan lagi liquid gasket bila cover kemudian dilepas lalu dipasang kembali.
F. Consumable Goods
Consumable goods adalah barang-barang yang secara umum atau reguler dilakukan
penggantian. Berikut list consumable goods dibawah ini:
1) Maxi Beam
2) Pallet
3) Potongan Drum (Tampungan oli)
4) Majun
5) Sarung Tangan
6) Senter (Penerangan)
7) T-Wrap
8) Plastic Wrap
9) Amplas
10) Multi Lubricant (WD-40) dan Contact Cleaner
11) Masker
12) Oil, Grease, Fuel
13) Trashbag
14) Terpal
b. Methode
5. Part Recommended
a. Part Catalog (Part Book)
2 Artinya parts ini diorder dapat secara tersendiri jika yang meminta
adalah distributor sedangkan jika selain distributor maka harus
diorder dalam bentuk ass’y.
3 Artinya parts ini tidak diizinkan untuk dipakai lagi karena hal – hal
tertentu dan karenanya tidak disupply lagi. Parts ini diganti
dengan parts yang lain.
4 Artinya part ini dapat diganti dengan part lain ( interchange satu
arah).
5 Artinya part dapat diganti dengan kombinasi dari beberapa part
yang lain.
6 Artinya part ini adalah unifinished / semi finished part yitu part
yang belum siap dipakai dan perlu disempurnakan ( penyesuaian
ukuran, penghalusan dan lain - lain ) terlebih dahulu sebelum
dipasang
7 Part ini adalah disupply dalam bentuk semi finished part
8
US ( UNDER SIZE ) Artinya part ini ukurannya lebih kecil dari
standard.
9
OS ( OVER SIZE ) Artinya part ini ukurannya lebih besar dari
standard.
10
OP (OPTIONAL PART) Artinya part ini bukan
perlengkapan standard unit dan untuk memperolehnya harus
merupakan
Dalam Pekerjaan Part Order ini akan menjadi sangat subyektif dalam menentukan
ranking part. Penentuan ranking part overhaul sendiri dipengaruhi oleh hal-hal berikut
ini:
1) Jenis Part yang berkaitan dengan struktur, fungsi, lokasi serta cara kerja,
2) Tingkat pemahaman pelaksana (mekanik) terhadap struktur, fungsi, lokasi dan cara
kerja komponen tersebut,
3) Tingkat Life time setelah komponent atau mechine di Overhaul,
4) Tingkat pemahaman pelaksana tentang Reusable part dari shopmanual dan
pengalaman overhaul.
Batasan-batasan Ranking Overhaul :
a) Ranking A : mutlak diganti
7. Assembly
a. Assembly
Setelah Part diorder dan semua part telah tersedia lengkap, dan part tersebut
sesuai yang telah kita hasilkan dari hasil dis-assembly, inspection dan measurement,
maka part tersebut kita Assembly (pasang) kembali sesuai yang ditunjukkan oleh
langkah-langkah atau prosedur yang ditunjukkan oleh shopmanual dan penggunaan
tools yang tepat.
Untuk proses Assembly yang perlu diperhatikan adalah cara attau standard ukuran yang
harus ada pada setiap part yang terpasang pada komponen, contoh : portusion liner
terhadap cylinder block, tightening bolt, rotating torque, end-play, backlash dan
sebagainya. Standard-standard tersebut dapat kita temukan pada shop manual dan
maintenance standard atau work description. Biasanya untuk memandu mekanik dalam
pekerjaan Assembly mekanik telah disertakan sebuah panduan berupa Quality
Assurance (QA) khusus assembly, agar tidak mengalami kesalahan atau dapat
meminimalisir re-do akibat assembly.
Testing dan Adjusting ini dapat dilakukan selama proses assembly dan pada saat test
performance di test bench atau melalui uji secara terpisah sub komponen tersebut,
seperti : Fuel Injection Pump (FIP), Alternator, Starting Motor, dan beberapa komponen
lain.
A. Tools
1. Tightening Tools
a. Power Wrench
Power wrenches merupakan alat yang digunakan untuk meringankan kerja saat
mengencangkan bolt atau nut yang membutuhkan torque yang tinggi. Dengan
adanya reduksi pada power wrenches ini kita tidak perlu mengeluarkan tenaga
sebesar torque yang akan diberikan
b. Torque Wrench
Torsi adalah satuan ukuran yang menyatakan berapa banyak kekuatan yang
digunakan untuk mengatasi resistensi untuk rotasi. Kunci pas (wrench) digunakan
untuk memberikan gaya berputar seperti saat memutar baut dan
mengencangkanya. Saat anda menggunakan torque wrench (kunci pas torsi),
artinya anda menggunakan alat yang digunakan khusus untuk mengukur jumlah
gaya yang diterapkan saat anda memutar kunci pas tersebut.
b. Convex Scale
Convex scale adalah alat untuk mengukur panjang dengan satuan mm, meter atau
inch.
d. Dial Indicator
Dial gauge indicator adalah alat ukur yang secara mekanikal memperbesar
gerakan axial dari spindle yang sangat kecil dan diteruskan ke pointer. Pada
penggunaannya, dial indicator biasanya dipasang pada sebuah stand yang
dilengkapi dengan magnet, disebut magnetic base stand, untuk memperkuat
kedudukan dial gauge indicator.
e. Magnetic Base
Magnetic base biasanya digunakan berpasangan dengan dial indicator. Magnetic
base berfungsi sebagai dudukan pada plat besi agar dial indicator tidak terjatuh.
g. Inside Micrometer
Inside micrometer digunakan untuk mengukur dimensi dalam suatu benda dengan
tingkat ketelitian 0,01 – 0,001 mm.
h. Outside Micrometer
Outside micrometer digunakan untuk mengukur dimensi luar suatu benda dengan
tingkat keteletian hingga 0,001 - 0,0001 mm.
j. Multitester
Multimeter digunakan untuk mengukur besar tegangan, arus yang mengalir, dan
nilai tahanan. Terdapat dua tipe multimeter, yaitu analog dan digital.
n. Spring Tester
Spring tester digunakan untuk mengukur kekuatan spring ketika dibebani. Alat
bantu lain yang digunakan adalah mistar. Hasil pengukurannya berupa panjang
spring awal sebelum pembebanan dan panjang spring ketika diberi beban
maksimum.
o. Stopwatch
Stop watch merupakan alat yang digunakan
untuk mengukur waktu. Ada dua macam stop
watch, yaitu analog dan digital, dimana untuk
stop watch digital memiliki ketilitian hingga 1
ms, sedangkan stop watch analog pada
umumnya hanya sampai tingkat detik (s).
Contoh penggunaan stop watch adalah saat
Digital Analog
mengukur kecepatan gerakan attachment.
p. Straigt Edge
Straight edge atau Mistar sering kita dengar dengan sebutan penggaris, yaitu alat
yang digunakan untuk dimensi panjang, lebar dan tinggi. Bersatuan inch, cm dan
mm.
r. Thickness Gauge
Thickenss gauge digunakan untuk mengukur ketebalan dari sebuah benda
s. Vernier Caliper
Vernier caliper atau slide caliper adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur
diameter luar, mengukur diameter dalam, dan mengukur kedalaman.
a. Sling
1) Wire Sling/Wire Rope
Wire sling terbentuk dari jalinan kawat yang disusun disekeliling suatu sumbu. Arah
puntiran jalinan kawat yang berlawanan arah dengan basic wire disebut Regular Lay
Semakin banyak jumlah kawat yang terdapat dalam jalinan, semakin fleksibel tali itu.
Sebuah wire sling umumnya terdiri dari 6 untaian kawat baja, diman satu untaian terdiri
dari 19 lilitan, seperti pada gambar dibawah.
Wire sling ini dapat digunakan untuk sistem penggerak, penderek, pengangkut,
perlengkapan penggantung dan pengangkat. Saat menggunakannya, yang perlu
diperhatikan diantaranya adalah hindari tekukan, gunakan pelindung untuk melindungi
sling dari tepi yang tajam, suhu pemakain sling maksimum 95oC, dan gunakan sling
yang tidak kusut atau terpuntir.
Wire sling harus diperiksa secara berkala. Periksalah secara berkala apakah
terdapat kelainan-kelainan. Jika merasa ragu-ragu apakah sling itu cukup kuat untuk
digunakan, pemeriksaan secara seksama harus dilaksanakan oleh seorang ahli.
Kriteria wire sling yang tidak layak digunakan diantaranya adalah kawat putus,
keausan atau berkurang diameternya, terpuntir, membentuk sarang burung, terdapat
Simpan wire sling ditempat yang kering, bersih dan bertutup, serta jangan langsung
meletakkannya diatas tanah. Jangan biarkan sling bersentuhan dengan permukaan
yang lembab, basah atau berdebu, atau dengan besi-besi yang berkarat dan berkerak.
Gantilah lapisan pelindung dengan yang baru bila perlu.
2) Webbing Sling
Webbing sling tidak dipengaruhi oleh kelembaban atau zat kimia tertentu. Webbing
sling juga mampu menahan goncangan yang kuat karena sifat materialnya yang lentur,
tidak mudah merusak permukaan atau menghancurkan benda-benda yang mudah
pecah. Webbing sling dibuat dari bahan nilon, polyester, polypropylene atau aramid
polyamide. Warna webbing sling dapat menyatakan bahan yaitu warna hijau untuk
bahan Nilon, warna biru untuk bahan Polyester, dan warna coklat untuk bahan
Polypropilene. Warna webbing sling dapat juga menyatakan WLL, dan setiap webbing
sling terdapat label WLL.
Selain melihat kondisi label WLL (ada atau tidak, baik atau rusak), perlu diperhatikan
juga kriteria webbing sling tidak layak pakai yaitu, sling kehilangan 10% dari
kekuatannya, lapisan pelindung rusak, bahan sling nilon terkontaminasi dengan asam
(acid), bahan sling polyester terkontaminasi dengan zat alkaline (kapur), bahan sling
polypropylene terkontaminasi dengan bahan/larutan organik, misal cat, thiner, atau
aspal. Lakukan pemeriksaan kondisi sling secara berkala. Periksalah seluruh bagian
sling, dimana kerusakan biasanya mudah untuk dilihat. Jika terkena larutan asam atau
basah, cucilah baik-baik sebelum menyimpannya.
3) Chain Sling
Secara umum, tersedia berbagai jenis chain sling/sling rantai yang dapat
digunakan, dan masing-masing memiliki keistimewaan tersendiri, diantaranya adalah
Herc-alloy dengan tanda CM (Columbus McKinnon), Herc-alloy dengan tanda PWB
(Pitt Waddell Bennett), Kuplex, dan lain-lain.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memakai chain sling adalah:
• Jangan mengangkat beban lebih dari SWL-nya.
• Jangan dipakai bila kondisi mata rantai lentur dan rapuh.
• Jangan dipakai bila terdapat keausan lebih 10% diameter rantai.
• Jangan menjatuhkan rantai dari ketinggian.
• Jangan menggulung rantai pada beban yang diangkat.
• Gunakan pelindung saat mengangkat benda dengan tepi yang tajam.
• Jangan menggunakan rantai pada kondisi suhu lebih dari 260oC.
b. Shackle
Shackle digunakan sebagai penghubung dan pengait
pada proses lifting. Menurut bentuknya, shackle dibagi
menjadi dua yaitu tipe D (Dee) dan tipe busur (bow).
Pastikan shackle yang akan digunakan memiliki tanda
WLL. Pastikan WLL shackle, minimum sama dengan
WLL rantai/sling.
Pada penggunaannya, eye bolt yang tidak berbahu (regular nut eye bolt) tidak
diperbolehkan untuk ditarik miring, karena dapat mengakibatkan eye bolt bengkok bahkan
patah. Sebelum melakukan pengangkatan, pastikan eye bolt sudah terpasang kuat pada
object yang akan diangkat.
Hook pada umumnya berupa baja campuran kelas (grade) 80. Jika lubang hook
membesar lebih dari 5%, maka hook tersebut tidak boleh digunakan lagi. Jangan coba
mengelas atau memperbaikinya. Perhatikan posisi pemasangan wire rope pada hook.
Memasang mendekati ujung hook dapat menyebabkan rope terlepas dari hook saat
pengangkatan. Hook mempunyai kekuatan maksimum pada bagian tengah tengahnya.
e. Hydraulic Jack
Proses jacking banyak dilakukan ketika kegiatan perawatan atau perbaikan
berlangsung. Proses jacking adalah suatu proses dimana kendaraan/alat berat yang akan
dilakukan perawatan atau perbaikan diangkat sebagian atau keseluruhan, misal
Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika mengoperasikan hydraulic jack adalah:
Pastikan semua hose dan sambungannya (coupler) tidak rusak dan dikencangkan
dengan baik sebelum memberikan tekanan hydraulic.
Gunakan spacer di atas swivel head, jika diperlukan.
Jangan mengangkat beban terlalu tinggi, karena akan menyebabkan beban menjadi
tidak stabil.
Dongkrak tube bisa dioperasikan bersama-sama. Bila hal ini dilakukan, amati dan atur
lift rate dengan needle valve.
f. Safety Stand
Safety stand merupakan alat penopang dan
pengaman kendaraan/alat berat yang sudah diangkat
dengan jack/dongkrak atau dengan menggunakan crane.
Safety stand mutlak digunakan karena jack/dongkrak
tidak dapat menjamin keamanan terhadap terjadinya slip
antara jack/dongkrak dengan titik tumpu pada
kendaraan/alat berat, dan crane hanya digunakan
sebagai alat angkat, bukan untuk menopang/menahan
beban.
Hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan safety stand adalah pastikan
bahwa kondisi fisik safety stand dalam kondisi yang baik, dan gunakan safety stand
dengan kapastitas yang sesuai dengan beban yang ditopang. Berikut contoh penggunaan
safety stand pada Komatsu Wheel Loader model WA500-6.
h. Chain Block
Chain block merupakan alat pengangkat manual sederhana yang menggunakan pulley
(roll), roda gigi (gear), rantai (chain), dan pengait (hook). Alat ini relatif kecil dan cocok
untuk berbagai jenis pengangkatan. Beban pengangkatan chain block dapat beragam,
mulai dari 0,5 ton sampai dengan 10 ton. Umumnya dipergunakan untuk pengangkatan
rendah dan juga dapat digunakan dengan hand overhead crane, fixed hoist crane dengan
rel tunggal kecil, dan lain-lain
Pasanglah sling di tengah hook dan jaga keseimbangan beban untuk masing-masing
sling saat akan mengangkat barang.
Jangan melambungkan boom dengan muatan di atas pekerja atau peralatan lain.
b. Puller
Merupakan tools yang digunakan untuk membongkar berbagai macam jenis
komponen seperti bearing, gear, dan pulley.
d. Trackers
Tracker adalah tools yang digunakan untuk melepas dan memasang gear.
f. H – Block
H- Block digunakan untuk melepas dan memasang sebuah komponen.
b. Dial Gauge
Dial gauge adalah alat ukur yang mutlak ada saat kita melakukan overhaul, tools
ini sangat penting untuk mendapatkan data-data yang sangat critical, seperti :
endplay, backlash, bending, portision cylinder liner, valve shinking, dan
sebagainya.
c. Feeler Gauge
Feeler Gauges berupa baja–baja tipis seperti pisau (blade) yang mempunyai
ketebalan yang berbeda yang diikat pada salah satu ujungnya. Ketebalan blade–
blade tersebut dicantumkan langsung pada permukaan blade dan biasanya dalam
satuan English atau Metric. Ketebalan dari blade–blade tersebut antara 0,0015–
0,025 inch. Kegunaannya hampir sama dengan block gauge, tetapi Feeler Gauge
ini dalam skala kecil misalnya digunakan untuk mengukur keausan atau valve
clearance.
f. Spring Tester
Merupakan tools yang digunakan untuk mengukur kekuatan spring ketika diberi
beban. Alat bantu yang dipakai ini biasanya mistar untuk mengukur
ketinggian/panjang spring ketika dibebani.
2. Inspection
Hydraulic oil is an important element because it acts as the medium to tranamit pressure.
It also plays an importent role as a coolant and lubricant for sliding parts.
As the hydraulic oil ls used, it becomas contaminated by the entry of dirt of water, ao the
condition of the oil is generally checked by the following four items: discoloration, watercom
tenk viscosity. And acidity[elklinitw. Of these, the items which most frequently lead to damage
of the equipment are water and contaminants causing dlscoloration.
Discoloration
Hard particles{contaminants), such as particles of worn metal, sand or dirt cause wear or
scuffing of the sliding surface. They also advance the change to acidity of the hydraulic
Step 1
Siapkan color check (Dye penetrant) meliputi ;
Cleaner berwarna jernih/transparant
Penetrant berwarna merah
Developer berwarna putih
Step 3
Semprot permukaan yang sudah bersih dan kering dengan penetrant secara merata dan
biarkan antara 5-20 menit.
Step 5
Semprot permukaan yang sudah bersih dari penetrant dengan developer secara merata
dan biarkan antara 15-20 menit agar crack dapat terlihat semua.
Note : bagian yang crack akan memunculkan penetrant (merah) saat disemprot dengan
developer
Sebagai salah satu bentuk kontribusi Service Division terhadap tantangan perubahan Bisnis
UT, maka Service Division telah melakukan proses perubahan dan improvement dalam
operasionalnya. Melalui Project Transformasi yang menyeluruh di operation diharapkan Service
Division akan menjadi salah satu pilar Product Support menuju “Service Operational Excellence”
.
SBPR (Service Business Process Re-Engineering) merupakan sebuah perbaikan proses
bisnis yang sudah dilakukan oleh UT. SBPR terbagi menjadi FMC (Full Maintenance Contract) dan
Non FMC (NFMC). Pada lokasi site bisa terdapat dua macam SBPR tersebut, akan tetapi untuk
dicabang hanya menggunakan SBPR NFMC atau kita kenal dengan SBPR Branch.
Tujuan SBPR yang berada pada lokasi SITE adalah “Highest Physical Availability With
Lowest Lifetime Cost”. Tujuan ini dibuat agar unit customer yang diikutkan dalam Full Maintenance
Contract (FMC) selalu dalam kondisi yang prima, sehingga selalu menghasilkan revenue terhadap
UT. Tujuan SBPR adalah mendukung adanya UT GPS seperti yang teah diterangkan pada sub
bab sebelumnya.
Dengan kata lain kedua proses SBPR memiliki tujuan yang sama, yaitu kepuasan customer dalam
layanan UT terhadap unit-unit yang dibeli atau yang mempercayakan maintenance terhadap UT.
Project SBPR di site FMC memiliki tujuan “Highest Physical Avaibility with lowest lifetime
cost”. Untuk mencapai goal tersebut maka dibuatlah system yang diberi nama HOUSE (House Of
UT Service Excellent) seperti gambar diatas. Beberapa aspek yang menjadi latar belakang
program ini adalah Management infrastructure, Mindset, behavior & capabilities dan Technical
system.
Secara khusus latar belakang dari adanya SBPR adalah mengenai perbaikan dalam
pekerjaan service, order spare part yang belum memiliki standarisasi dan manajemen man power
di seluruh site dan cabang. Perbaikan yang dilakukan dalam program tersebut ada 3 tahap yaitu
Plan, Parts & Component serta Execution. Dari setap tahapan tersebut dibuat SOP-SOP dalam
proses pekerjaannya yng dikenal dengan istilah Workstream. Pada modul ini akan dibahas
mengenai SOP SBPR Cobra-O dan Panther-P.
A. Technical Term
1. Addendum
Jarak radial dari permukaan pitch ke bagian point paling luar gear teeth.
2. Adhesive
Adhesive atau bahan perekat adalah zat/bahan (substance) yang digunakan untuk
mengikatkan dua benda/zat padat sehingga mereka dapat digunakan sebagai satu
buah/bagian atau digunakan untuk menahan suatu gasket pada tempatnya. Pada mesin
otomotif, adhesive didesain untuk mengikatkan gaskets yang terbuat dari logam (metal), gabus
(cork), karet (rubber) dan fiber pada tempat¬nya sebelum asembli/pemasangan. Gasket
adhesives membentuk ikatan kuat bila digunakan pada permukaan yang kering dan bersih.
Adhesives tidak menolong kemampuan menyegel/menutup (sealing ability) dari gasket.
Mereka diperuntukkan hanyalah untuk menahan gaskets dengan kokoh ditempatnya pada
waktu pemasangan komponen.
3. Adjustment
Adjustments atau penyetelan-penyetelan adalah perubahan-perubahan yang diperlukan atau
diinginkan dalam celah-celah (clearances) atau setelan-setelan (settings). Selama sebuah mesin
ber¬jalan, part-part nya akan mengalami pengausan dan mungkin memerlukan adjustments
6. Al – Alloy Piston
Piston yang terbuat dari bahan almunium alloy.
7. Angle Torque Methode
Metode pengencangan bolt yang ditentukan oleh besarnya sudut.
8. Axial Play
Gerakan shaft ke arah axial. Contoh: axial play pada shaft turbocharge.
9. Backlash
Backlash adalah kwantitas kelonggaran (looseness) atau kwan¬titas clearance atau kwantitas
play diantara dua part yang dapat digerakkan yang saling berhubungan seperti sepasang roda
gigi (gears). Gear backlash adalah kuantitas clearance diantara gigi-gigi yang bertautan dari dua
roda gigi. Perubahan sangat kecil pada backlash akan menyebabkan suatu perubahan nyata
dalam tooth contact.
10. Bearing Crushing
Bagian belakang dari bearing shell harus kontak dengan bearing cap, mencegah agar tidak
berputar, untuk itu bearing shell harus mempunyai protusion (crush height)
27. Dedendum
Jarak radial dari bagian dalam gear teeth melalui permukaan pitch.
73. Pitting
terjadinya pengelupasan material (removal material) pada bagian permukaan
74. Press Fit
Pemasangan antara shaft dengan lubang
75. Protrussion
Ketinggian cylinder liner terhadap cylinder block.
78. Refilling
Kegiatan pengisian ulang.
79. Remove
Kegiatan pelepasan major komponen pada sebuah unit. Contoh: remove engine pada PC200-8
80. Repair Limit
Batasan ukuran dari suatu komponen yang dipergunakan karena mengalami perubahan
ukuran (keausan). Apabila komponen tersebut mencapai ukuran repair limit, maka komponen
tersebut harus di repair atau di ganti.
81. Roundness
Kebundaran dari suatu material yang bundar, perbedaan antara X dan Y
pada suatu lingkaran.
82. Scratch
Cacat yang terjadi pada komponen karena tergesek oleh benda asing
atau adanya komponen yang terkelupas.
83. Short Stroke Engine
Panjang langkah piston pada engine dari titik mati bawah sampai titik mati atas lebih pendek
dibanding bore (diameter) cylinder.
84. Shrink Fit
Metode untuk memasang komponen suaian press-fit. Contoh: Cam Gear dan Shaftnya.
85. Single Disc
Termasuk didalam brake tipe disc. Brake tipe ini hanya memiliki satu buah disc untuk
mendukung sistem pengeremannya.
B. Preparing
1. Tools
Tools yang digunakan ini berdasarkan acuan shop manual. Sebagai contoh adalah
tools yang digunakan untuk overhaul control valve.
d) Part Recommendation
Part reccomendation ketika melakukan pembongkaran berdasarkan hasil
pengukuran apakah masih masuk standard value/ standard limit atau sudah
melebihi. Panduan ini berdasarkan QA 5 atau Maintenance standard pada shop
manual.
C. Overhaul Procedure
Kompetensi yang akan dibahas pada modul Hydraulic and Attachment Small Excavator
berdasarkan konversi kompetensi yang telah disepakati oleh Komite Service Division
diantarananya :
Resealing Water Pump
b) Remove Stopper (2) and then slide bypass tube (3) upward
c) Remove water pump assembly (4)
2. Installation