EKSTRAKSI
Prof. Zuchra Helwani, ST., MT., PhD
INTRODUCTION 2
Ekstraksi adalah .proses pemisahan suatu zat yang terlarut didalam suatu zat tertentu
yang didasarkan atas perbedaan kelarutan (solubility) kedua zat tersebut terhadap
bahan pelarut (solvent) tertentu. Didalam ekstraksi juga diperlukan suatu kontak yang
baik antara solvent dengan larutan yang akan diekstrak, sehingga kebanyakan
ekstraktor dilengkapai dengan alat kontak yang berupa pengaduk ataupun bed
(tumpukan alat kontak). Didalam industri migas dan petrokimia, proses ekstraksi
banyak digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa hidrokarbon seperti : parafin,
aromatik, naphthen dan sebagainya. Didalam ekstraksi dikenal ada beberapa istilah
yaitu : Solvent (pelarut untuk ekstraksi), Solut (zat yang terlarut dalam feed), Extract
(bahan yang dipisahkan atau terekstrak dari feed), Raffinat (produk yang tidak larut
dalam solvent) Extract phase (phase yang kaya solvent), Raffinat phase ( phase yang
miskin solvent), Reflux (exstrak yang dikembalikan ke extractor), Lean solvent (solvent
yang memasuki extractor), Rich solvent (solvent yang keluar dari extractor. Macam-
macam Ekstraksi didalam industri migas yang digunakan saat ini adalah :
1. Ekstraksi Edeleanu.
2. Ekstraksi Furfural
3. Ekstraksi Udex
4. Ekstraksi Propane Deasphalting.
5. Distilasi Ekstraktif.
EKSTRAKSI EDELEANU
Bahan pelarut proses ekstraksi ini adalah cairan belerang dioksida (SO2)
dan dikenal dengan nama Edeleanu, biasanya perbandingan volume
solvent terhadap feed adalah: 1 : 1 Proses Eklstraksi Adeleanu ini ditujukan
untuk memisahkan senyawa aromatik yang terdapat dalam kerosene,
dimana senyawa aromatik dalam kerosene akan mengakibatkan sifat
pembakarannya jelek yaitu kerosene akan banyak mengluarkan jelaga
(asap).
Aliran Proses
Kerosine diumpankan dari bawah mengalir keatas dan kontak
dengan solvent (belerang oksida) yang mengalir kebawah
karena densytasnya lebih berat. Selama kontak berlangsung
solvent melarutkan senyawa-senyawa aromatik yang terkandung
didalam kerosene. Dalam proses ekstraksi ini diperoleh dua
macam aliran produk yang disebut ekstrak dan rafinat. Ekstrak
adalah larutan solvent yang banyak mengandung senyawa
aromatik, sedangkan rafinat adalah kerosene yang telah
diambil senyawa aromatnya dengan sedikit solvent yang terikut.
Untuk meningkatkan effisiensi proses, solvent didalam ekstrak
dan rafinat dapat dimurnikan kembali dengan cara distilasi,
selanjutnya dapat digunakan kembali didalam ekstraktor,
Proses Ekstraksi Edeleanu demikian seterusnya.
EKSTRAKSI FURFURAL
Furforal (HO2CHC:CHCO2H) adalah sejenis solvent yang
mempunyai titik didih 324 °F. Karena firfural mempunyai
struktur siklis, maka ia sangat efektif untuk mengekstrak
senyawa aromatik dan beberapa senyawa siklis lainnya.
Proses ini digunakan secara luas untuk memperbaiki mutu
minyak pelumas. Suhu operasi sekitar 200 °F.
Perbandingan jumlah solvent terhadap feed biasanya
sekitar 2 : 1.
Aliran Proses.
Kontak antara solvent dan feed biasanya dilakukan dengan
aliran yang berlawanan arah. Untuk membuat kontak yang
lebih baik, didalam extractor dilengkapi alat kontak, seperti
rotating disk contactor (RDC). Peralatan kontak tersebut terdiri
dari sebuah silinder vertical yang dibagi menjadi beberapa
kompartemen. Rotary disk dihubungkan dengan poros yang
menggerakkannya, dengan berputarnya disk membuat kontak
antara solvent dan feed menjadi lebih intim karena transfer
masa dipacu oleh gerakan pengadukan disk tersebut. Derajat Proses Ektraksi Furfural
pencampuran antara kedua fluida tersebut dapat diatur
dengan mengatur kecepatan putaran disk.
EKSTRAKSI UDEX
❖ Distilasi ekstraktif suatu proses yang digunakan untuk memisahkan senyawa aromatik
murni dan fraksi gasoline dan dikenal sebagai distilasi ekstraktif (extractive
distillation).
❖ Aromatik-aromatik tersebut adalah benzene, toluene dan zylene (BTX). Ketiga
macam senyawa aromat tersebut adalah banyak digunakan sebagai feed stock
untuk industri petrokimia.
❖ Feed yang mengandung senyawa-senyawa aromatik dan asphaltik dipanaskan
hingga mencapai suhu yang dikehendaki dan diumpankan kedalam kolom distilasi.
Solvent yang mana senyawa aromatik dilarutkan dari pada senyawa yang lain
diumpankan dekat dengan bagian puncak kolom.
❖ Solvent mengekstrak senyawa aromatik dan keluar melalui bagian dasar kolom
menuju kekolom yang kedua (kolom distilasi). Pada kolom yang kedua senyawa
aromatik dipisahkan dari solvent yang melarutkannya dengan cara distilasi. Dalam
hal ini solvent yang digunakan phenol, disirkulasikan kembali kekolom ekstraksi.
❖ Jenis solvent lain yang dapat digunakan untuk proses ini diantaranya adalah
sulfolane dan acetonitrile. Jika solvent yang digunakan hydrogen fluorida (HF) maka
suhu operasinya diatur antara 100 – 125 °F, laju sirkulasi solvent sekitar 0,15 – 0,3
volume solvent per volume feed. Hydrogen fluorida dapat memisahkan senyawa
belerang dan senyawa-senyawa aromatik komplek secara efektif.
8
THANK YOU