Anda di halaman 1dari 70

i

BUKU PEDOMAN KERJA MAHASISWA


SEMESTER 1
TA 2023-2023

MODUL ILMU PENYAKIT


DALAM

MEDICAL EDUCATION UNIT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2023 - 2024

ii
PENYUSUN PANDUAN KEPANITERAAN KLINIK
ILMU PENYAKIT DALAM
2023/2024

DR. dr. Rudy Hidayat, SpPD-KR


dr. Wismandari Wisnu, SpPD-KEMD
dr. Habib Burahman, SpPD, FINASIM
dr. Abdul Rahman, Sp.PD.FINASIM
dr. Fajar Englando Alan Adesta, Sp.PD
dr. Muhamad Yugo Hario Sakti Dua, Sp.PD
dr. Didiet Pratignyo, Spd-FINASIM
dr. Neneng Awalieyah, Sp.PD
dr. Irfan Maulani, Sp.PD, FINASIM
dr. Assyifa Militania, Sp.PD
dr. Herjanti Rahajeng MSc, SpPD
dr. Dewi Kartika Sari, Sp.PD

layout :
Fakhrul Fepriyanto, SP

Penyusun BPKM TA 2018-2019 FK UI


Dr. dr. Rudy Hidayat, SpPD-KR
dr. Wismandari Wisnu, SpPD-KEMD
dr. Ni Made Hustirini, SpPD-KGEH
dr. Anna Mira Lubis, SpPD-KHOM
dr. Erni Juwita Nelwan, SpPD-KPTI,PhD
dr. Lusiani, SpPD-KKV
dr.Dicky L. Tahapary, SpPD,PhD
dr. Ika Fitriani, SpPD

iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR v
PENDAHULUAN 1
KARAKTERISTIK MAHASISWA 3
SASARAN PEMBELAJARAN 4
LINGKUP BAHASAN 5
METODE PENGAJARAN 14
SUMBER DAYA 20
- Matriks Rotasi Koas IPD FK UNTIRTA 20
- Jadwal Rotasi Koas Menurut Unit Ruangan, Poli dan IGD 21
- Jadwal Mini CEX 22
- Matrix Kegiatan Mahasiswa di RSUD Banten dan di RSUD Cilegon 23
- Matrix Kegiatan Presentasi Kasus Mahasiswa di RSUD Banten 23
- Matrix Kegiatan Presentasi Kasus Mahasiswa di RSUD Cilegon 24
- Sumber Daya Manusia 25
- Sarana dan Prasarana 25
EVALUASI 32
LAMPIRAN 1 : Area Kompetensi 34
LAMPIRAN 2 : Keterampilan Klinis 35
LAMPIRAN 3 : Daftar Penyakit MPK IPD Sesuai SKDI 2012 39
LAMPIRAN 4 : Daftar Gejala yang Lazim Ditemui di Penyakit Dalam Beserta Bahasan 46
dan Rujukan
LAMPIRAN 5 : Tugas dan Wewenang DPJP RSUD Banten dan RSUD Cilegon 49
LAMPIRAN 6 : Lembar Evaluasi Mahasiswa dalam Presentasi Kasus 50
LAMPIRAN 7 : BORANG MINI-CEx 53
LAMPIRAN 8 : Lembar Penilaian Mahasiswa MPK IPD Penilaian DPJP 55
LAMPIRAN 9 : Lembar Penilaian Mahasiswa MPK IPD Supervisor Pendidikan 57
LAMPIRAN 10: Lembar Penilaian Ujian Lisan Mahasiswa MPK IPD 59
LAMPIRAN 11: Borang Penilaian Buku Log 63
LAMPIRAN 12: Lembar Evaluasi Modul 64

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas karunia dan rahmat Allah SWT sehingga kami dapat
menyelesaikan dan menyajikan Buku Pedoman Kerja Mahasiswa Modul Praktik Klinik Ilmu
Penyakit Dalam (MPK IPD).
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah menyumbangkan
buah pikiran dan memfasilitasi penyelesaian buku ini.
Kami menyadari bahwa buku ini tidak luput dari kesalahan. Kritik dan saran kami
butuhkan untuk perbaikan dan kemajuan di masa yang akan datang. Buku ini kami
persembahkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan kompetensi dokter lulusan
Fakultas Kedokteran Universitas Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) di masa mendatang.

Serang, Mei 2023

Penyusun Modul Praktik Klinik Ilmu Penyakit Dalam

v
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kepaniteraan ilmu penyakit dalam (IPD) yang selanjutnya disebut Modul Praktik Klinik
IPD (MPK IPD) merupakan bagian dari rangkaian pendidikan profesi dokter yang meletakkan
dasar-dasar berpikir, bertindak, dan berperilaku sebagai seorang dokter. Ruang lingkup ilmu
penyakit dalam pada pendidikan dokter secara umum meliputi penyakit tropik dan infeksi,
alergi dan imunologi, gangguan metabolik dan endokrin, gangguan sistem pembuluh darah
dan kardiovaskular, gangguan sistem respirasi dan kegawat daruratan, gangguan sistem
gastrointestinal dan hepatobilier, permasalahan pada ginjal, hipertensi, penyakit reumatik,
penyakit darah, keganasan, dan gangguan psikosomatik.
Dalam kurikulum berbasis kompetensi (KBK) FK UNTIRTA, proses pembelajaran
dilaksanakan dalam serangkaian modul-modul yang terintegrasi dan berkesinambungan.
Berbagai pengetahuan dan keterampilan dasar yang terkait dengan penatalaksanaan kasus-
kasus penyakit dalam dan tindakan prosedural telah diperoleh mahasiswa pada modul-modul
sebelumnya.
Pada modul ini mahasiswa akan mendapat pengalaman dalam pengelolaan berbagai
masalah penyakit dalam yang paling sering ditemui dalam praktik sehari-hari, melakukan
keterampilan klinis yang mencakup berbagai keterampilan pemeriksaan fisis dan tindakan
prosedural baik diagnostik maupun terapeutik seperti pemasangan jalur intravena,
pemasangan kateter kandung kemih, pengambilan darah arteri, pemasangan pipa nasogastrik
(NGT), dan sebagainya. Modul ini akan dilaksanakan pada semester 9 selama 9 minggu
dengan beban 8 SKS.
Berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) 2012, pendidikan
kedokteran diarahkan untuk menguasai 7 area kompetensi ditambah 3 kompetensi khusus
untuk lulusan FK UNTIRTA. MPK IPD diselenggarakan pada tahap pendidikan Keterampilan
Praktik Klinik (Clinical Practice), untuk menguasai 10 area kompetensi berkaitan dengan
pembelajaran Ilmu Penyakit Dalam dan penanganan permasalahannya.

1
Tujuan
Melalui MPK IPD, mahasiswa diharapkan memiliki kompetensi terkait bidang ilmu
penyakit dalam yang wajib dimiliki seorang dokter dan merupakan modal dasar dalam
penanganan masalah pelayanan kesehatan penyakit dalam di tingkat pelayanan primer secara
paripurna, holistik, dan profesional, serta terintegrasi secara interdisiplin dengan bidang ilmu
kedokteran lain yang terkait.
Dalam 9 minggu MPK IPD, kegiatan belajar mengajar mahasiswa di bawah bimbingan
tutor klinik akan difokuskan pada aplikasi klinis ilmu dasar bidang IPD, penalaran klinis, dan
penerapan langsung keterampilan klinis, baik anamnesis maupun pemeriksaan fisik pada
pasien, serta keterampilan diagnostik dan terapeutik sesuai kompetensinya. Lebih jauh lagi,
mahasiswa dilatih agar dalam penyusunan pelaporannya mengacu pada catatan medik
berdasarkan masalah atau problem oriented medical record (CMBM/POMR) sehingga
mahasiswa belajar untuk mengumpulkan data klinis, membuat analisis dan sintesis,
merumuskan hipotesis masalah/menegakkan diagnosis, menyusun rencana diagnosis,
rencana terapi, serta edukasi kepada pasien dan keluarga. Dengan demikian, pada tahap ini
evaluasi kompetensi mahasiswa dapat dilakukan secara komprehensif (paripurna).

2
KARAKTERISTIK MAHASISWA

Mahasiswa yang dapat mengikuti MPK IPD sesuai dengan Kurfak 2012 adalah
mahasiswa FK UNTIRTA yang telah lulus pendidikan tahap 1 (general education), tahap 2
(integrated medical sciences), telah melakukan janji kepaniteraan, serta lulus modul
Foundations of Clinical Practice.

3
SASARAN PEMBELAJARAN

Bila dihadapkan pada pasien di bidang ilmu penyakit dalam, mahasiswa mampu sesuai
standar yang berlaku:
a. Melaksanakan praktik kedokteran yang profesional sesuai dengan nilai dan prinsip ke-
Tuhan-an, moral luhur, etika, disiplin, hukum, dan sosial budaya.
b. Melakukan praktik kedokteran dengan menyadari keterbatasan, mengatasi masalah
personal, mengembangkan diri, mengikuti penyegaran dan peningkatan pengetahuan
secara berkesinambungan, serta mengembangkan pengetahuan demi keselamatan
pasien.
c. Menggali dan bertukar informasi secara verbal dan nonverbal dengan pasien pada
semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega, dan profesi lain.
d. Memanfaatkan teknologi informasi komunikasi dan informasi kesehatan dalam praktik
kedokteran.
e. Menyelesaikan masalah kesehatan berdasarkan landasan ilmiah ilmu kedokteran dan
kesehatan yang mutakhir untuk mendapatkan hasil yang optimum.
f. Mampu melakukan prosedur klinis yang berkaitan dengan masalah kesehatan dengan
menerapkan prinsip keselamatan pasien, keselamatan diri sendiri, dan keselamatan
orang lain.
g. Mengelola masalah kesehatan individu, keluarga, maupun masyarakat secara
komprehensif, holistik, terpadu, dan berkesinambungan dalam konteks pelayanan
kesehatan primer.
h. Melakukan stabilisasi dan resusitasi pasien yang mengalami kegawat-daruratan medik
di bidang ilmu penyakit dalam, serta mampu melaksanakan tugas triase dengan
menetapkan tingkat kegawatan pasien baik di tempat pelayanan kesehatan maupun
di daerah bencana.
i. Menyelesaikan permasalahan kedokteran/kesehatan dengan cara melakukan riset
atau problem solving cycle melalui tahap-tahap identifikasi masalah, membuat rencana
solusi, melaksanakan, dan menilai hasil solusi.

4
LINGKUP BAHASAN

Materi yang menjadi lingkup bahasan MPK IPD mengacu pada SKDI 2012 dengan tetap
memerhatikan pendekatan gejala pada penyakit-penyakit dengan beban dan tingkat
keseriusan masalah yang besar berdasarkan perkiraan data kesakitan, kematian, dan case
fatality rate di Indonesia serta pengaruhnya terhadap individu, keluarga, dan masyarakat pada
tingkat pelayanan kesehatan primer. Lulusan dokter yang akan bekerja di tingkat pelayanan
primer harus mempunyai tingkat kemampuan yang memadai agar mampu membuat diagnosis
yang tepat, menatalaksana hingga tuntas untuk kasus yang sesuai kompetensinya dan
memberikan tatalaksana awal untuk selanjutnya merujuk ke tingkat pelayanan kesehatan
yang lebih tinggi atau lebih lengkap untuk kasus di luar kompetensinya.
Melalui pendekatan klinis berdasarkan gejala penyakit, lulusan MPK IPD diharapkan
memenuhi kompetensi sesuai SKDI 2012 dengan memperhatikan kewenangan yang diberikan
ketika bekerja di tingkat pelayanan kesehatan primer, sesuai dengan kondisi umum di
Indonesia.

Kompetensi Penyakit
Daftar tingkat kompetensi penyakit terdapat dalam Lampiran 3. Berikut dijelaskan arti
dari tiap tingkatan kompetensi:

• Tingkat Kemampuan 1: mengenali dan menjelaskan


Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinis penyakit
dan mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut
mengenai penyakit tersebut, selanjutnya menentukan rujukan yang paling tepat bagi
pasien. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.

• Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk


Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinis terhadap penyakit tersebut
dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya.
Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.

• Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal


dan merujuk
3A. Bukan gawat darurat

5
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinis dan memberikan terapi
pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter mampu
menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan
dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
3B.Gawat darurat
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinis dan memberikan terapi
pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau
mencegah keparahan dan atau kecacatan pada pasien. Lulusan dokter mampu
menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan
dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.

• Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara


mandiri dan tuntas
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinis dan melakukan penatalaksanaan
penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas.
4A. Kompetensi yang dicapai saat lulus dokter
4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internship dan atau
pendidikan kedokteran berkelanjutan (PKB).

Kompetensi Keterampilan Klinis


Keterampilan adalah kegiatan mental dan atau fisis yang terorganisasi serta memiliki
bagian-bagian kegiatan yang saling bergantung dari awal hingga akhir. Dalam melaksanakan
praktik dokter, lulusan dokter perlu menguasai keterampilan klinis yang akan digunakan dalam
mendiagnosis maupun menyelesaikan suatu masalah kesehatan. Keterampilan klinis ini perlu
dilatihkan sejak awal pendidikan dokter secara berkesinambungan hingga akhir pendidikan
dokter.
Daftar keterampilan klinis dikelompokkan menurut bagian atau departemen terkait.
Pada setiap keterampilan klinik ditetapkan tingkat kemampuan menggunakan Piramid Miller
(knows, knows how, shows, does) yang diharapkan dicapai oleh mahasiswa di akhir
pendidikan. Tingkat kemampuan keterampilan klinis yang diharapkan akan dicapai di akhir
pendidikan sesuai daftar pada tabel di Lampiran

Berikut ini pembagian tingkat kemampuan menurut Piramid Miller:

• Tingkat kemampuan 1 (Knows) Mengetahui dan Menjelaskan

6
Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis termasuk aspek biomedik dan
psikososial keterampilan tersebut sehingga dapat menjelaskan kepada pasien/klien
dan keluarganya, teman sejawat, serta profesi lainnya tentang prinsip, indikasi, dan
komplikasi yang mungkin timbul. Keterampilan ini dapat dicapai mahasiswa melalui
perkuliahan, diskusi, penugasan, dan belajar mandiri, sedangkan penilaiannya dapat
menggunakan ujian tulis.

• Tingkat kemampuan 2 (Knows How) Pernah Melihat atau pernah


didemonstrasikan
Lulusan dokter menguasai pengetahuan teoritis dari keterampilan ini dengan
penekanan pada clinical reasoning dan problem solving serta berkesempatan untuk
melihat dan mengamati keterampilan tersebut dalam bentuk demonstrasi atau
pelaksanaan langsung pada pasien dan masyarakat. Pengujian keterampilan tingkat
kemampuan 2 dengan menggunakan ujian tulis pilihan berganda atau penyelesaian
kasus secara tertulis dan/atau lisan (oral test).

• Tingkat kemampuan 3 (Shows) Pernah melakukan atau pernah


menerapkan di bawah supervisi
Lulusan dokter menguasai pengetahuan teori keterampilan ini termasuk latar
belakang biomedik dan dampak psikososial keterampilan tersebut, berkesempatan
untuk melihat dan mengamati keterampilan tersebut dalam bentuk demonstrasi atau
pelaksanaan langsung pada pasien/masyarakat, serta berlatih keterampilan tersebut
pada alat peraga dan/atau standardized patient. Pengujian keterampilan tingkat
kemampuan 3 dengan menggunakan objective structured clinical examination (OSCE)
atau objective structured assessment of technical skills (OSATS).

• Tingkat kemampuan 4 (Does) Mampu melakukan secara mandiri


Lulusan dokter dapat memerlihatkan keterampilannya tersebut dengan
menguasai seluruh teori, prinsip, indikasi, langkah-langkah cara melakukan,
komplikasi, dan pengendalian komplikasi. Selain pernah melakukannya di bawah
supervisi, pengujian keterampilan tingkat kemampuan 4 juga dilakukan dengan
menggunakan workplaced-based assessment misalnya mini-CEx, portfolio, logbook,
dsb.
4A. Keterampilan yang dicapai pada saat lulus dokter

7
4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internship dan/atau
pendidikan kedokteran berkelanjutan (PKB).

Sasaran pembelajaran dan lingkup bahasan (termasuk pokok bahasan dan subpokok
bahasan) yang akan dicapai serta metode pengajaran yang digunakan dapat dilihat pada
Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Pemetaan Sasaran Pembelajaran dan Lingkup Bahasan


Area Kompetensi Sasaran Lingkup Bahasan Metode
Pembelajaran Pokok Bahasan Subpokok Bahasan Pengajaran
Profesionalitas yang Bila dihadapkan pada • Kaidah dasar • Kaidah dasar bioetik dalam • Pengalaman
Luhur pasien penyakit bioetik pendekatan tata laksana belajar klinik
dalam, mahasiswa • Interprofesionalis pasien penyakit dalam*
mampu me • Profesionalisme dalam
melaksanakan praktik • International hubungan dengan pasien,
kedokteran yang patient safety perawat, dokter lainnya.
profesional sesuai goals(IPSG) • IPSG:
dengan nilai dan o Identitas pasien
prinsip ke-Tuhan-an, o Komunikasi efektif
moral luhur, etika, o Kewaspadaan terhadap
disiplin, hukum dan keamanan obat-obatan
sosial budaya. berbahaya/ berisiko
tinggi
o Benar pasien, benar
lokasi, benar tindakan
o Pencegahan transmisi
infeksi
o Penurunan risiko jatuh
Mawas Diri dan Bila dihadapkan pada • Rujukan medis • Indikasi merujuk pada • Presentasi
Pengembangan Diri pasien penyakit • Refleksi diri pasien dengan gejala yang kasus
dalam, mahasiswa lazim ditemui di bidang • Pengalaman
mampu melakukan penyakit dalam* belajar klinik
praktik kedokteran • Identifikasi keterbatasan
dengan menyadari dalam aspek kognitif,
keterbatasan, afektif, dan psikomotor
mengatasi masalah
personal,
mengembangkan diri,
mengikuti
penyegaran dan
peningkatan
pengetahuan secara
berkesinambungan
serta
mengembangkan
pengetahuan demi
keselamatan pasien.
Komunikasi Efektif Bila dihadapkan pada • Komunikasi, • Komunikasi, edukasi, dan • Pengalaman
pasien penyakit edukasi dan informasi di bidang belajar klinik
dalam, mahasiswa informasi penyakit dalam
mampu menggali dan

8
bertukar informasi
secara verbal dan
nonverbal dengan
pasien pada semua
usia, anggota
keluarga,
masyarakat, kolega,
dan profesi
lain.
Pengelolaan Bila dihadapkan pada • Penelusuran • Penelusuran literatur dalam • Presentasi
Informasi pasien penyakit literatur beberapa mesin pencari kasus
dalam, mahasiswa • Telaah kritis • Telaah kritis dalam menilai
mampu • validity, importance, dan
memanfaatkan • applicability yang dapat
teknologi informasi dilakukan dari suatu
komunikasi dan etiologi, diagnosis, terapi,
informasi kesehatan atau prognosis terkait ilmu
dalam praktik penyakit dalam
kedokteran.
Landasan Ilmiah Ilmu Bila dihadapkan pada • Etiologi/patofisio- • Patofisiologi, diagnosis, dan • Presentasi
Kedokteran pasien penyakit logi/patogenesis klasifikasi sesak Kasus
dalam, mahasiswa • Pendekatan klinis • Pemeriksaan pencitraan • Pengalaman
mampu • Indikasi pada kasus sesak belajar klinik
menyelesaikan pemeriksaan • Indikasi dan prinsip terapi
masalah kesehatan penunjang oksigen
berdasarkan • Indikasi terapi • Komplikasi penyakit terkait
landasan ilmiah ilmu • Komplikasi gejala sesak
kedokteran dan penyakit • Pendekatan klinis demam
kesehatan yang pada pasien
mutakhir untuk imunokompeten dan
mendapatkan hasil imunokompromais
yang optimum • Patofisiologi demam
• Klasifikasi penyebab ikterus
• Pendekatan klinis pasien
ikterus
• Patofisiologi ikterus
• Pemeriksaan penunjang
ikterus
• Komplikasi penyakit terkait
gejala ikterus
• Patofisiologi, diagnosis, dan
klasifikasi pasien dengan
edema
• Pendekatan klinis pasien
dengan edema
• Pemeriksaan penunjang
pada pasien dengan edema
• Klasifikasi penyebab nyeri
sendi
• Pemeriksaan penunjang
spesifik pada kasus nyeri
sendi
• Indikasi dan prinsip
pemeriksaan pencitraan
pada nyeri sendi

9
• Indikasi dan prinsip
pemeriksaan cairan sendi
• Indikasi, prinsip, dan
komplikasipemberian
kortikosteroid pada nyeri
sendi
• Pendekatan klinis pada
pasien dengan penurunan
berat badan
• Klasifikasi dan etiologi
penyebab penurunan berat
badan
• Pendekatan diagnostik
kasus diare akut/kronik
• Indikasi pemeriksaan
penunjang pada kasus diare
akut/ kronik
• Komplikasi pada kasus diare
akut/ kronik
• Pendekatan diagnostik
kasus dispepsia
• Warning symptoms pada
dispepsia
• Identifikasi lokasi dan
etiologi perdarahan saluran
cerna
• Indikasi dan prinsip
pemeriksaan endoskopi
pada saluran cerna
• Indikasi dan prinsip
pemberian transfusi
• Klasifikasi penyebab
penurunan kesadaran
• Pendekatan klinis pada
pasien dengan penurunan
kesadaran
• Pendekatan dan
penegakkan diagnostik
kasus nyeri dada
• Indikasi pemeriksaan
penunjang pada kasus nyeri
dada
• Diagnosis dan klasifikasi
batuk
• Pemeriksaan penunjang
pada pasien dengan
keluhan batuk
• Pendekatan klinis dan
penegakkan diagnosis
batuk darah
• Pendekatan klinis
psikosomatik
• Pendekatan diagnostik
anemia

10
Keterampilan Klinis Bila dihadapkan pada • Anamnesis • Anamnesis • Pengalaman
pasien penyakit • Pemeriksaan fisis dalampendekatan gejala belajar klinik
dalam, mahasiswa • Keterampilan yang lazim ditemui di
mampu melakukan prosedural penyakit dalam*
prosedur klinis yang diagnostik • Pemeriksaan fisis yang
berkaitan dengan • Keterampilan mengacu pada tabel
masalah kesehatan terapeutik kompetensi di Lampiran 2
dengan menerapkan • Keterampilan diagnostik
prinsip keselamatan yang mengacu pada tabel
pasien, keselamatan kompetensi di Lampiran 2
diri sendiri, dan • Pemasangan serta
keselamatan orang interpretasi hasil
lain elektrokardiogram
• Keterampilan terapeutik
yang mengacu pada tabel
kompetensi di Lampiran 2,
• seperti pemasangan NGT,
punksi vena, punksi arteri,
dsb
Pengelolaan Masalah Bila dihadapkan pada • Tata laksana • Tata laksana umum pada • Pengalaman
Kesehatan pasien penyakit pasien yang pasien sesak belajar klinik
dalam, mahasiswa komprehensif • Tatalaksana pasien sesak • Presentasi
mampu mengelola meliputi terapi dengan gangguan kasus
masalah kesehatan non-farmakologik keseimbangan asam basa
individu, keluarga, dan farmakologik • Tatalaksana sesak pada
maupun masyarakat pasien dengan risiko gagal
secara komprehensif, napas
holistik, terpadu dan • Imunisasi dewasa
berkesinambungan • Penggunaan antibiotik yang
dalam konteks rasional
pelayanan kesehatan • Tatalaksana umum pasien
primer demam
• Pemberian nutrisi dan
cairan pada pasien ikterus
• Terapi farmakologik pada
pasien ikterus
• Tindakan intervensif pada
kasus ikterus
• Upaya pencegahan atau
imunisasi pada kasus
spesifik
• Tata laksana pasien edema
• Pemberian terapi nutrisi
dan cairan pada pasien
dengan edema
• Terapi diuretik pada pasien
dengan edema
• Terapi nonfarmakologik
pada kasus nyeri sendi
• Prinsip pemberian terapi
obat anti-inflamasi non-
steroid, opiat, anti-
depresan dan anti-
konvulsan pada nyeri sendi

11
• Tata laksana umum pada
kasus penurunan berat
badan
• Pemberian nutrisi, indikasi,
cara dan pengaturannya
• Indikasi dan prinsip
suplementasi
• Tata laksana spesifik pada
kasus penurunan berat
badan
• Tata laksana penurunan
berat badan pada pasien
defisiensi kronik
• Tata laksana penurunan
berat badan pada kasus
keganasan
• Tata laksana penurunan
berat badan pada kasus
gangguan metabolik
(diabetes melitus, penyakit
hati, gagal ginjal kronik, dll)
• Tata laksana penurunan
berat badan pada pasien
psikosomatik
• Tata laksana umum pada
pasien dengan diare
• Tata laksana umum pada
pasien dengan dispepsia
• Tata laksana spesifik
perdarahan saluran cerna
bagian atas
• Tatalaksana umum pada
pasien dengan penurunan
kesadaran
• Pemberian nutrisi
• Terapi cairan dan elektrolit
• Tata laksana umum pada
pasien batuk
• Tata laksana spesifik pada
pasien batuk
• Tata laksana umum pada
pasien dengan nyeri dada
• Tata laksana spesifik pada
pasien dengan keluhan
nyeri dada
• Tata laksana umum pasien
psikosomatik
• Tata laksana anemia sesuai
dengan etiologinya
• Manajemen transfusi darah
Pengelolaan Bila dihadapkan pada • Bantuan hidup • Antisipasi kondisi • Pengalaman
Kegawatdaruratan pasien penyakit dasar kegawatdaruratan dan belajar klinik
Kedokteran dan dalam, mahasiswa • Internal indikasi isolasi pasien • Presentasi
Kesehatan mampu melakukan medicine demam kasus
stabilisasi dan

12
resusitasi pasien emergency life • Identifikasi kegawat-
yang mengalami support (IMELS) daruratan pada diare dan
kegawatdaruratan dispepsia
medik, serta mampu • Tata laksana penurunan
melaksanakan tugas kesadaran pada keracunan
triase dengan organofosfat
menetapkan tingkat • Tata laksana penurunan
kegawatan pasien kesadaran pada keracunan
baik di tempat opiat
pelayanan kesehatan • Tata laksana penurunan
maupun di daerah kesadaran pada kasus
bencana metabolik
• Tata laksana penurunan
kesadaran pada kasus
renjatan
Riset Bila dihadapkan pada • Konsep • Penyelesaian masalah • Presentasi
pasien penyakit penyelesaian dengan pendekatan kasus
dalam, mahasiswa masalah yang berbasis bukti ilmiah sesuai
mampu berbasis bukti dengan gejala yang sering
menyelesaikan ditemui di penyakit dalam*
permasalahan
kedokteran/kesehat-
an dengan cara
melakukan riset atau
problem solving cycle
melalui tahap-tahap
identifikasi masalah,
membuat rencana
solusi, melaksanakan
dan menilai hasil
solusi

*Gejala yang sering ditemui di penyakit dalam meliputi: sesak, demam, ikterus, edema, nyeri sendi,
penurunan berat badan, diare, dispepsia, perdarahan saluran cerna, penurunan kesadaran, nyeri dada, batuk, dan
pucat (lihat Lampiran 4)

13
METODE PENGAJARAN

Metode pengajaran yang digunakan MPK IPD meliputi :


Tahap Orientasi
Kuliah pendahuluan dan orientasi RS, bertujuan untuk memberikan pendahuluan modul
IPD dan orientasi rumah sakit.

Tahap Latihan
1. Presentasi kasus, bertujuan untuk mendukung pembelajaran aktif peserta didik di
mana peserta didik bekerja secara individual atau dalam kelompok kecil memelajari
kasus pasien unit gawat darurat, rawat jalan, atau rawat inap dengan penekanan pada
aspek penatalaksanaan secara komprehensif melalui pendekatan interdisiplin.
2. Pengalaman belajar klinis, bertujuan untuk mengembangkan dan melatih
kemampuan penalaran klinis (clinical reasoning) mahasiswa, dan memperkuat
pengetahuan biomedik yang terdiri atas:
a. Kerja ruangan:
i. Ruangan IPD RSUD Banten
ii. Ruangan IPD RSUD Cilegon
b. Kerja poliklinik/Ruang HD
i. Poliklinik IPD dan Ruang HD RSUD Banten
ii. Poliklinik IPD dan Ruang HD RSUD Cilegon
c. Kerja di Instalasi Gawat Darurat (IGD)
i. RSUD Banten
ii. RSUD Cilegon

Tahap Umpan Balik


Penilaian Formatif:
• Mini clinical evaluation exercise (mini CEx)
• Presentasi kasus
• Penilaian DPJP poliklinik RSUD Banten dan RSUD Cilegon
• Penilaian DPJP ruangan RSUD Banten dan RSUD Cilegon

Penilaian Sumatif:

14
• Buku log
• Refleksi diri
• Ujian tulis multiple choice questions (MCQ)
• Ujian pasien/ujian lisan
• Penilaian supervisor

Uraian singkat kegiatan mahasiswa selama mengikuti MPK IPD (9 minggu) adalah:
1. Umum
• Jam Kerja: pukul 07.00-15.00
• Jaga Malam:
o pukul 15.00-23.00 (Senin s/d Jumat)
o pukul 07.00-15.00 dan 15.00-23.00 (Sabtu-Minggu dan hari libur
nasional)
• Pakaian sesuai tentang tata cara berpakaian mahasiswa dengan name tag.
• Setiap kelompok mahasiswa yang akan bertugas/stase di ruangan tertentu,
diharuskan untuk memperkenalkan diri kepada Kepala Ruangan (perawat),
dokter ruangan, dan dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP)/supervisor
ruangan.
• Semua kegiatan mahasiswa dan absensi harus tercatat di buku log.

2. Kerja Ruangan di RSUD Banten dan RSUD Cilegon


• Mahasiswa bekerja di lantai 4 Gedung Garuda di RSUD Banten dan
ruang rawat inap RSUD Cilegon sesuai kelompoknya.
• Mahasiswa di bawah bimbingan dokter ruangan/DPJP melakukan anamnesis,
pemeriksaan fisis dan follow-up setiap hari (Senin sampai Jumat) dan
hasilnya dituliskan di buku Rekam Medis khusus mahasiswa yang telah
disediakan.
• Rekam medik yang sudah dibuat selanjutnya, harus didiskusikan dengan dan
mendapatkan paraf dari DPJP.

3. Kerja Poliklinik/Ruang HD RSUD Banten dan RSUD Cilegon


• Mahasiswa akan diberikan 1-2 kasus baru per hari untuk diperiksa dan
dibuat rekam medik secara lengkap (sampai rencana pemeriksaan
penunjang, penatalaksanaan, dan edukasi) di bawah bimbingan DPJP
poliklinik. Jenis kasus yang diharapkan didapat oleh mahasiswa adalah kasus

15
dengan tingkat kompetensi 3A ke atas. DPJP bersama mahasiswa akan
mendiskusikan dan membahas tentang data dasar pasien, masalah pada
kasus, serta rencana diagnosis, tatalaksana, dan edukasi.
• Mahasiswa yang sedang rotasi di Poliklinik juga mengikuti kegiatan di ruang
hemodialisa (ruang HD).

4. Kerja IGD RSUD Banten


• Mahasiswa akan berlatih sense of emergency serta belajar melakukan
tindakan yang tepat pada pasien saat kondisi akut dan kritis. Pelaksanaan
kegiatan ini di bawah bimbingan DPJP IGD. Mahasiswa wajib membuat status
minimal 1 pasien baru per hari yang kemudian didiskusikan dengan DPJP
IGD.

5. Kegiatan Jaga di RSUD Banten


• Jaga malam di RSUD Banten dilaksanakan di Gedung Garuda lantai 4 dan
IGD RSUD Banten.
• Jam jaga malam adalah sebagai berikut:
o Senin s/d Jumat: pukul 15.00-23.00
o Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional: pukul 07.00-15.00 dan 15.00-
23.00
• Seluruh mahasiswa yang sedang rotasi di RSUD Banten bergiliran jaga malam
dengan minimal 1 orang jaga di ruangan dan 1 orang jaga di IGD per
shift jaga. Jadwal jaga dibuat oleh mahasiswa dan diserahkan kepada
pengelola modul untuk mendapatkan persetujuan.
• Pada saat memulai jaga, mahasiswa melapor kepada DPJP yang bertugas jaga
pada saat itu.

6. Kegiatan Jaga di RSUD Cilegon


• Jaga malam di RSUD Cilegon dilaksanakan di IGD RSUD Cilegon.
• Jam jaga malam adalah sebagai berikut:
o Senin s/d Jumat: pukul 15.00-23.00
o Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional: pukul 07.00-15.00 dan 15.00-
23.00

16
• Mahasiswa bergiliran jaga malam dengan minimal 1 orang jaga di IGD per
shift jaga. Jadwal jaga dibuat oleh mahasiswa dan diserahkan kepada
pengelola modul untuk mendapatkan persetujuan.
• Pada saat memulai jaga, mahasiswa melapor kepada DPJP yang bertugas jaga
pada saat itu.

7. Mini CEx
• Mahasiswa harus menyelesaikan ujian Mini CEx dengan DPJP dalam 6
minggu pertama (sesuai jadwal di Tabel 4) pelaksanaan MPK IPD untuk
keterampilan pemeriksaan fisik. Penilaian Mini CEx bersifat formatif.
• Mahasiswa akan melaksanakan MiniCex sesuai jadwal yang telah ditentukan.
• Materi pemeriksaan fisik yang diujikan adalah pemeriksaan fisik seluruh sistem
tubuh.
• Apabila dalam pelaksanaan Mini CEx, mahasiswa dinilai belum menguasai
keterampilan pemeriksaan fisik yang ditentukan, mahasiswa dapat diminta
untuk mengulang Mini CEx di kesempatan berikutnya. Mahasiswa
mengulang Mini CEx sampai dinilai terampil oleh DPJP.

8. Presentasi Kasus RSUD Banten


• Sesi presentasi kasus merupakan forum bagi mahasiswa untuk membahas
kasus secara mendalam mengenai topik gejala tertentu di bawah bimbingan
narasumber. Tujuan kegiatan ini untuk melatih mahasiswa mendapatkan data
klinis, melakukan analisis komprehensif terhadap data tersebut,
mengidentifikasi masalah dan melakukan tindakan untuk memecahkan
masalah terutama pengelolaan pasien, dengan penekanan pada segi prioritas
pemeriksaan-pengobatan, cost effectiveness, dan etika. Mahasiswa
diharapkan dapat membuat skema pengelolaan pasien secara holistik dan
komprehensif atas permasalahan yang diberikan.
• Presentasi kasus di RSUD Banten dibuat dan disajikan secara berkelompok.
Tiap kelompok mahasiswa diwajibkan melakukan 3 kali presentasi kasus
saat rotasi di RSUD Banten.
• Presentasi kasus di RSUD Banten dilaksanakan sebanyak 1-2 kali per
minggu sesuai jadwal yang ditentukan pengelola modul.
• Dalam kegiatan ini, kelompok mahasiswa yang ditunjuk sebagai penyaji harus
mempresentasikan salah satu kasus pasien yang dikelola oleh anggota

17
kelompok penyaji tersebut. Kasus yang dipilih harus sesuai dengan
topik/pendekatan gejala yang telah ditentukan untuk tiap kelompok. Terdapat
satu kelompok yang ditunjuk oleh pengelola modul sebagai kelompok
penyanggah. Topik presentasi kasus, jadwal penyaji dan penyanggah
selengkapnya dapat dilihat pada matriks kegiatan presentasi kasus (Tabel 7).
Detail tiap pendekatan gejala dapat dilihat pada Lampiran 4.
• Mahasiswa diwajibkan untuk membuat presentasi dalam bentuk PPT
untuk dipresentasikan sesuai jadwal.

Tata cara pembuatan presentasi untuk presentasi kasus adalah sebagai


berikut:
1. Pendahuluan (memuat tujuan dan latar belakang pembahasan kasus).
2. Penyajian Kasus (diuraikan data dan fakta dari pasien
sebenarnya, baik untuk diagnostik maupun terapi).
3. Tinjauan Pustaka (menguraikan tinjauan pustaka terkait topik dan
kasus yang dipresentasikan)
4. Pembahasan (membahas kesesuaian rencana diagnostik dan terapi
pada pasien ditinjau dari segi evidence-based medicine (EBM) serta
sebaiknya ditampilkan flow chart pendekatan diagnosis dan
atau terapi sesuai topik utama)
5. Skema Pengelolaan Kasus Holistik & Komprehensif
6. Kepustakaan (minimal 5 kepustakaan terbaru)

Tata cara pelaksanaan untuk presentasi kasus adalah sebagai berikut:


1. Presentasi kasus dari penyaji selama 30 menit
2. Tanya jawab dengan oponen selama 20 menit
3. Umpan balik dari narasumber selama 30 menit

9. Presentasi Kasus RSUD Cilegon


• Presentasi kasus di RSUD Cilegon dibuat dan disajikan oleh 1-2 mahasiswa
sesuai dengan pembagian yang disepakati oleh kelompok.
• Tiap mahasiswa diwajibkan melakukan 1 kali presentasi kasus selama
rotasi di RSUD Cilegon.
• Mahasiswa diwajibkan untuk membuat presentasi kasus dalam bentuk
PPT untuk dipresentasikan sesuai jadwal (Tabel 8).

18
• Ketentuan presentasi kasus di RSUD Cilegon disesuaikan dengan ketentuan
presentasi kasus di RSUD Banten.

10. Refleksi Diri


• Mahasiswa membuat satu refleksi diri selama modul IPD. Refleksi diri dibuat
mengenai keseluruhan modul IPD dan dikumpulkan di akhir modul IPD
bersamaan dengan jadwal pengumpulan buku log.

19
SUMBER DAYA

Kegiatan MPK IPD dapat dilihat pada matriks-matriks kegiatan berikut ini.

Tabel 2. Matrix Rotasi KOAS Ilmu Penyakit Dalam


Fakultas Kedokteran Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
No Nama Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Rumah Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu
Sakit I II III IV V VI VII VIII IX
1 RSUD A1 A1 A1 B1 B1 B1 C1 C1 C1
Banten A2 A2 A2 B2 B2 B2 C2 C2 C2
A3 A3 A3 B3 B3 B3 C3 C3 C3
A4 A4 A4 C1 C1 C1 A1 A1 A1
B1 B1 B1 C2 C2 C2 A2 A2 A2
B2 B2 B2 C3 C3 C3 A3 A3 A3
B3 B3 B3 A4 A4 A4
2 RSUD C1 C1 C1 A1 A1 A1 B1 B1 B1
Cilegon C2 C2 C2 A2 A2 A2 B2 B2 B2
C3 C3 C3 A3 A3 A3 B3 B3 B3
A4 A4 A4

Keterangan:
- A1, A2, A3, A4, B1, B2, dan B3: hari pertama pembekalan dan orientasi di RSUD
Banten;
- C1, C2, dan C3: hari pertama pembekalan dan orientasi di RSUD Cilegon. Mahasiswa
di RSUD Cilegon dapat mengikuti kuliah pendahuluan secara daring.

20
Tabel 3. JADWAL ROTASI KOAS MENURUT UNIT RUANGAN, POLI, DAN IGD
Nama Rumah Sakit
No Waktu RSUD Banten RSUD Cilegon
Poli Ruangan IGD Poli Ruangan
1 Minggu I A1 B1 A3 C1 C2
A2 B2 A4 C3
B3
2 Minggu II A3 A1 B1 C2 C1
A4 A2 B2 C3
B3
3 Minggu III B1 A3 A1 C3 C1
B2 A4 A2 C2
B3

4 Minggu IV C1 B3 B1 A1 A2
C2 C3 B2 A3

5 Minggu V B1 C1 B3 A2 A1
B2 C2 C3 A3

6 Minggu VI B3 B1 C1 A3 A1
C3 B2 C2 A2

7 Minggu VII C1 A1 A3 B1 B2
C2 A2 A4 B3
C3

8 Minggu VIII A3 C1 A1 B2 B1
A4 C2 A2 B3
C3

9 Minggu IX A1 A3 C1 B3 B1
A2 A4 C2 B2
C3

21
Tabel 4. JADWAL MINI CLINICAL EVALUATION EXERCISE (MINI CEX):
Nama Rumah Sakit
No Waktu RSUD Banten RSUD Cilegon
Poli Ruangan IGD Poli Ruangan
1 Minggu I A1 B1 A3 C1 C2
A2 B2 A4 C3
B3
2 Minggu II A3 A1 B1 C2 C1
A4 A2 B2 C3
B3
3 Minggu III B1 A3 A1 C3 C1
B2 A4 A2 C2
B3

4 Minggu IV C1 B3 B1 A1 A3
C2 C3 B2 A2 A4

5 Minggu V B1 C1 B3 A2 A1
B2 C2 C3 A3 A4

6 Minggu VI B3 B1 C1 A1 A2
C3 B2 C2 A4 A3

7 Minggu VII C1 A1 A3 B1 B2
C2 A2 A4 B3
C3

8 Minggu VIII A3 C1 A1 B2 B1
A4 C2 A2 B3
C3

9 Minggu IX A1 A3 C1 B3 B1
A2 A4 C2 B2
C3

Keterangan:

Jadwal Mini CEx di minggu tersebut diprioritaskan untuk mahasiswa yang diwarnai merah.

22
Tabel 5. Matriks Kegiatan Mahasiswa di RSUD Banten

WAKTU SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT


07.00-09.00 Visit/ronde Visit/ronde DPJP Visit/ronde Visit/ronde Visit/ronde
DPJP DPJP DPJP DPJP
09.00-12.00 Kerja Kerja Kerja Kerja Kerja
ruangan/poli/ ruangan/poli/ ruangan/poli/ ruangan/poli/ ruangan/poli/
IGD IGD IGD IGD IGD
12.00-13.00 ISHOMA
13.00-15.00 Kerja Kerja Kerja Kerja Presentasi
ruangan/poli/ ruangan/poli/ ruangan/poli/ ruangan/poli/ Kasus
IGD/diskusi IGD/diskusi IGD/diskusi IGD/diskusi
DPJP DPJP/Presentasi DPJP DPJP
kasus
15.00-23.00 Jaga malam (ruangan dan IGD)

Tabel 6. Matriks Kegiatan Mahasiswa di RSUD Cilegon

WAKTU SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT


07.00-09.00 Visit/ronde Visit/ronde Visit/ronde Visit/ronde Visit/ronde
DPJP DPJP DPJP DPJP DPJP
09.00-12.00 Kerja Kerja Kerja Kerja Kerja
ruangan/poli ruangan/poli ruangan/poli ruangan/poli ruangan/poli
12.00-13.00 ISHOMA
13.00-15.00 Kerja Presentasi Kerja Kerja Kerja
ruangan/poli/ Kasus ruangan/poli/ ruangan/poli/ ruangan/poli/
diskusi DPJP diskusi DPJP diskusi DPJP diskusi DPJP
15.00-23.00 Jaga malam (IGD)

23
Tabel 7. Matriks Kegiatan Presentasi Kasus Mahasiswa di RSUD Banten

Minggu Hari Waktu Topik Narasumber Presentan Oponen


I Jumat 13.00-15.00 Sesak dr. Ni Nyoman Kel A Kel B
Indirawati, SpPD
II Jumat 13.00-15.00 Demam dr. Adelin Intan Kel B Kel A
Pasaribu, SpPD
III Selasa 13.00-15.00 Ikterus dr. Pitt Akbar, SpPD Kel A Kel B
Jumat 13.00-15.00 Edema dr. Dimas Septiar, Kel B Kel A
SpPD
IV Jumat 13.00-15.00 Nyeri sendi Dr.dr. Rudy Hidayat, Kel C Kel B
SpPD-KR
V Jumat 13.00-15.00 Penurunan berat dr. Ardy Wildan, Kel B Kel C
badan SpPD
VI Jumat 13.00-15.00 Diare dr. Muhammad Kel C Kel B
Firhat Idrus, SpPD
VII Selasa 13.00-15.00 Perdarahan dr. Saskia Azizah N, Kel A Kel C
saluran cerna SpPD
Jumat, 22 13.00-15.00 Penurunan dr. Anshari Kel C Kel A
Sep 2023 kesadaran Syaiffuddin, SpPD

Tabel 8. Matriks Kegiatan Presentasi Kasus Mahasiswa di RSUD Cilegon

Minggu Tanggal Waktu Topik Narasumber Presentan Oponen


II Selasa, 15 Aug 13.00- Sesak dr. I Putu Eka K, C1 C3
2023 15.00 SpPD C2
III Selasa, 22 Aug 13.00- Demam dr. Robert Sinto, C3 C1
2023 15.00 SpPD C2
V Selasa, 5 Sep 13.00- Nyeri sendi dr. Abirianty A1 A3
2023 15.00 Priandani A, SpPD A2 A4
VI Selasa, 12 Sep 13.00- Diare dr. Saskia Aziza N, A3 A1
2023 15.00 SpPD A4 A2
VIII Selasa, 26 Sep 13.00- Perdarahan dr. Muhammad B1 B3
2023 15.00 saluran Firhat Idrus, SpPD B2
cerna
IX Selasa, 3 Okt 13.00- Penurunan dr. Anastasia, SpPD B3 B1
2023 15.00 kesadaran B2

24
Perhitungan Beban SKS
• Kuliah/presentasi kasus : 65,86/16 = 4,12
• Kerja ruangan/poliklinik/ruang prosedur/kegiatan mandiri : 244,14/64 = 3,81
Total beban SKS = 7,93 ≈ 8 SKS

Sumber Daya Manusia


Selama 9 minggu MPK IPD mahasiswa akan berada dalam pengawasan staf pengajar Ilmu
Penyakit Dalam RSUD Banten dan RSUD Cilegon.
a. Narasumber
Staf dari KSM IPD FK UNTIRTA/RSUD Banten, dan SMF IPD RSUD Cilegon sebagai
pembimbing, fasilitator, narasumber presentasi kasus, dan narasumber kuliah
interaktif.
b. Pelaksana
• Staf pengajar
• Tenaga administrasi
c. Pengelola
Pengelola MPK IPD adalah:
• Ketua : DR. dr. Rudy Hidayat, SpPD-KR
• Wakil Ketua : dr. Wismandari Wisnu, SpPD-KEMD
• Anggota : dr. Ni Made Hustrini, SpPD-KGH
dr. Anna Mira Lubis, SpPD-KHOM
dr. Erni Juwita Nelwan, SpPD-KPTI, PhD
dr. Lusiani, SpPD-KKV
dr. Dicky L Thapary, SpPD-KEMD, PhD
dr. Ika Fitriani, SpPD
dr. Habib Burahman, SpPD, FINASIM
dr. Didit Pratignyo, Sp.PD, FINASIM
dr. Neneng Awaeliyah, Sp.PD

Sarana dan Prasarana


Selama kepaniteraan MPK IPD mahasiswa akan belajar di 2 (dua) rumah sakit
pendidikan afiliasi FK UNTIRTA yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Banten (RSUB), dan Rumah
Sakit Umum Daerah Cilegon (RSUD Cilegon). Kegiatan class room activity akan diadakan di
Ruang Kuliah Penyakit Dalam (RKPD) di Gedung Pembelajaran RSUD Banten. Aktivitas
bimbingan dengan pasien akan diadakan di ruang rawat inap, IGD atau poliklinik rumah sakit.

25
Lokasi stase mahasiswa
RSUD Banten: Ruang rawat gedung Garuda Lt.4
Instalasi gawat darurat
Poliklinik Umum Penyakit Dalam
Ruang Hemodialisa

RSUD Cilegon: Ruang rawat inap (Ruang Anggrek, Ruang Nusa Indah dan Ruang
Alamanda)
Instalasi gawat darurat
Poliklinik Umum Penyakit Dalam
Ruang Hemodialisa

Sarana
• Buku Rancangan Pengajaran (BRP)
• Buku Pedoman Kerja Mahasiswa (BPKM)
• Buku Log Mahasiswa
• Daftar Rujukan
o Rujukan Wajib:
1. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Editors. Buku
ajar ilmu penyakit dalam. 6th ed. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen
Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2014.
2. Setiati S, Nafrialdi, Alwi I, Syam AF, Simadibrata M. Editors. Panduan
sistematis untuk diagnosis fisis: anamnesis & pemeriksaan fisis
komprehensif. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam; 2013.
3. Longo, DL, Fauci AS, Kasper DL, Hauser SL, Jameson L, Loscalzo J. Editors.
Harrison’s principles of internal medicine. 18th ed. New York: McGraw Hill;
2011.
4. Goldman L, Ausiello DA. Cecil textbook of medicine.23rd ed. Philadelphia:
W.B. Saunders Company; 2007.
5. Papadakis MA, McPhee SJ, Rabow MW. Current medical diagnosis &
treatment 2014. McGraw- Hill/Appleton & Lange; 2013.
6. Warrell DA. Cox TM, Firth JD, et al. Oxford textbook of medicine 4th ed.
Oxford press: 2003.

26
o Rujukan Tambahan:
1. Yamada T, Alpers DH, Kallo AN, Kaplowitz N, Owyang C, Powell DW. Editors.
Textbook of gastroenterology. 5th ed. United Kingdom: Blackwell
Publishing; 2009.
2. Dooley J, Lok ASF, Burroughs AK, Heathcote EJ. Sherlock’s Disease of the
liver and biliary liver. 12th ed. United Kingdom: Wiley-Blackwell; 2011.
3. Govindan R. DeVita, Hellman, and Rosenberg’s cancer: Principles and
practice of oncology. 3rd ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins;
2011.
4. Bonow RO, Mann DL, Zipes DP, Libby P. Braunwald’s heart disease: a
textbook of cardiovascular medicine. 9th ed. Philadelphia: Elsevier-
Saunders; 2011.
5. Magill AJ, Ryan ET, Hill D, Solomon T. Editors. Hunter’s tropical medicine
and emerging infectious diseases. 9th ed. Philadelphia: Elsevier-Saunders;
2013.
6. Kahn CR. Weir GC, King GL, Jacobson AM, Moses AC. Editors. Joslin’s
diabetes mellitus. 14th ed.Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins; 2007.
7. Kaplan NM, Victor RG. Kaplan’s clinical hypertension. 10th ed. Philadelphia:
Lippincot Williams & Wilkins; 2009.
8. Becker KL, Kahn CR, Rebar RW. Principles and practice of endocrinology
and metabolism. 3rd ed. Lippincott Williams & Wilkins Publishers; 2001.
9. Greenberger N, Blumberg R, Burakoff R. Current diagnosis &treatment
gastroenterology, hepatology, & Endoscopy. 2nd Ed. McGraw-Hill/Appleton
& Lange; 2011.
10. Feldman: Sleisenger & Fordtran's Gastrointestinal and Liver Disease, 7th ed.
Elsevier; 2002.
11. Lichtman MA, Williams WJ. Williams hematology.7th ed. McGraw-Hill
Professional; 2006.
12. Hoffman R, Benz EJ, Silberstein LE, Heslop H, Weitz J, Anastasi J.
Hematology: Basic Principles and Practice, 6thed. Elsevier Saunders; 2013.
13. Adelman DC, Casale TB, Corren J. Manual of Allergy and Immunology:
Diagnosis and Therapy. 5th edition. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins; 2012.
14. Austen KF, Frank MM, Cantor HI, Atkinson JP, Samter X: Samter's

27
Immunologic Diseases. 6th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins;
2001.
15. Paul WE: Fundamental Immunology. 6th ed. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins; 2008
16. Wilson WR, Drew WL, Henry NK, Sande MA, Relman DA, Steckelberg JM,
Gerberding JL: Current Diagnosis & Treatment in Infectious Diseases. 1st
ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2001.
17. Topol EJ, Califf RM, Prystowsky EN, Thomas J, Thompson P. Textbook of
Cardiovascular Medicine. 3rd ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins;
2007.
18. Fischbach F.A Manual of Laboratory and Diagnostic Tests. 9th ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2014.
19. Grainger RG, Allison D, Adam A, Dixon AK, Carty H, Sprigg A, Zerhouni EA.
Holger Pettersson Grainger & Allison's Diagnostic Radiology: A Textbook of
Medical Imaging. 4th Ed. Churchill Livingstone; 2001.
20. Plotkin SA, Orenstein WA, Offit PA. Vaccines. 6th ed. Philadelphia: Elsevier
Saunders; 2013.
21. Halter JB, Ouslander JG, Tinetti ME, Studentski S, High KP, Ashana S.
Hazzard’s geriatric medicine and gerontology. 6th ed. New York: McGraw-
Hill; 2009
22. Hochberk MC, Silman AJ, Smolen JS, Weinblatt ME, Weisman MH.
Rheumatology. 6th ed. Philadelphia: Elsevier Mosby; 2015.
23. Grippi MA, Elias JA, Fishman JA, Kotloff RM, Pack AI, Senior RM. Fishman’s
pulmonary diseases and disorders. 6th ed. New York: McGraw-Hill 2015.

Prasarana
• Alat audiovisual
• Alat tulis kantor (kertas, pulpen, papan jalan, map dan sebagainya)
• Rekam medik (status pasien penyakit dalam)
• Perpustakaan di Gedung pembelajaran RSUD Banten
• Ruang kuliah

28
Evaluasi Hasil Pendidikan (EHP)
Pada Tabel 9 disajikan metode evaluasi dari setiap area kompetensi dengan sasaran
pembelajaran dan metode pengajaran yang ada.

Tabel 9. Metode Evaluasi Tiap Sasaran Pembelajaran


Area Kompetensi Sasaran Pembelajaran Metode Evaluasi
Profesionalitas yang Bila dihadapkan pada pasien penyakit dalam, • Mini-CEx
Luhur mahasiswa mampu melaksanakan praktik • Penilaian
kedokteran yang profesional sesuai dengan berkesinambungan
nilai dan prinsip ke-Tuhan-an, moral luhur, • Ujian pasien/ lisan
etika, disiplin, hukum dan sosial budaya.
Mawas Diri dan Bila dihadapkan pada pasien penyakit dalam, • Ujian pasien/ lisan
Pengembangan Diri mahasiswa mampu melakukan praktik • Mini Cex
kedokteran dengan menyadari keterbatasan, • Penilaian presentasi
mengatasi masalah personal, mengembangkan kasus
diri, mengikuti penyegaran dan peningkatan
pengetahuan secara berkesinambungan serta
mengembangkan pengetahuan demi
keselamatan
pasien.
Komunikasi Efektif Bila dihadapkan pada pasien penyakit dalam, • Mini-CEx
mahasiswa mampu menggali dan bertukar • Ujian pasien/ lisan
informasi secara verbal • Penilaian
dan nonverbal dengan pasien pada semua usia, berkesinambungan
anggota keluarga, masyarakat, kolega, dan
profesi lain.
Pengelolaan Bila dihadapkan pada pasien penyakit dalam, • Penilaian presentasi
Informasi mahasiswa mampu memanfaatkan teknologi kasus
informasi komunikasi dan informasi kesehatan
dalam praktik kedokteran.
Landasan Ilmiah Ilmu Bila dihadapkan pada pasien penyakit dalam, • Ujian MCQ
Kedokteran mahasiswa mampu menyelesaikan masalah • Penilaian presentasi
kesehatan berdasarkan landasan ilmiah ilmu kasus
kedokteran dan kesehatan yang mutakhir
untuk mendapatkan hasil yang optimum
Keterampilan Klinis Bila dihadapkan pada pasien penyakit dalam, • Mini-CEx
mahasiswa mampu melakukan prosedur klinis • Ujian pasien/ lisan
yang berkaitan dengan masalah kesehatan • Logbook
dengan menerapkan prinsip
keselamatan pasien, keselamatan diri sendiri,
dan keselamatan orang lain
Pengelolaan Mampu melakukan stabilisasi dan resusitasi • Logbook
Kegawatdaruratan pasien yang mengalami kegawat-daruratan • Penilaian presentasi
Kedokteran dan medik maupun bedah, serta mampu kasus
Kesehatan melaksanakan tugas triase dengan menetapkan • Penilaian
tingkat kegawatan pasien baik di tempat berkesinambungan
pelayanan kesehatan maupun di daerah

29
bencana
Riset Mampu menyelesaikan permasalahan • Penilaian QBL
kedokteran/kesehatan dengan cara melakukan • Penilaian presentasi
riset atau problem solving cycle melalui tahap- kasus
tahap identifikasi masalah, membuat rencana • Penilaian makalah
solusi, melaksanakan dan menilai hasil solusi EBCR

Bentuk dan Pembobotan


Penilaian dalam MPK IPD mencakup penilaian formatif dan sumatif.
Penilaian formatif:
• Mini clinical evaluation exercise (mini CEx)
• Presentasi kasus
• Penilaian DPJP poliklinik RSUD Banten dan RSUD Cilegon
• Penilaian DPJP rawat inap RSUD Banten dan RSUD Cilegon

Penilaian sumatif:
• Buku log
• Refleksi diri
• Ujian multiple choice questions (MCQ)
• Ujian pasien/ujian lisan
• Penilaian supervisor

Instrumen dan bobot EHP ujian sumatif yang digunakan selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel 10. Penilaian formatif dilakukan sepanjang rotasi.

30
Tabel 10. Persentase Penilaian Evaluasi Mahasiswa
Penilaian Persentase
Ujian
• Ujian MCQ 25%
• Ujian lisan 35%
Penilaian berkesinambungan
• Buku log 10%
• Refleksi diri 10%
• Penilaian supervisor 20%

• Ujian lisan
o Mahasiswa akan mengikuti ujian lisan yang dilaksanakan pada minggu ke-8
sampai minggu ke-9 dengan masing-masing mahasiswa diuji oleh satu
penguji. Mahasiswa akan diberikan 1 pasien rawat inap (di Lt. 4 Gd. Garuda
RSUD Banten atau di RSUD Cilegon) untuk dilakukan anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan dibuat rekam medik lengkap.
o Ujian lisan dilakukan secara tatap muka (luring) langsung dengan penguji.
• Ujian MCQ
o Ujian MCQ dilaksanakan pada hari Jumat minggu ke-8 di RSUD Banten
atau RSUD Cilegon (sesuai dengan rotasi masing-masing kelompok).
o Ujian akan dilaksanakan secara computer-based di laptop masing-masing
mahasiswa.
o Ujian dilaksanakan di bawah pengawasan pihak modul. Mahasiswa dilarang
membuka aplikasi atau tab lain selama ujian berlangsung.

Buku Log
Buku log merupakan komponen penilaian untuk mengetahui pencapaian tingkat
kompetensi mahasiswa terhadap suatu penyakit atau keterampilan klinis selama menjalani
MPK IPD. Oleh karena itu, selama mahasiswa belajar di MPK IPD diharapkan ia ikut mengelola
atau mengobservasi dan memelajari kasus dengan kriteria jumlah minimal yang ada pada
Tabel 11 dan melakukan keterampilan prosedural setidaknya satu kali tindakan dari
masing-masing keterampilan yang tercantum dalam buku log dengan tingkat kemampuan 3.

31
Tabel 11. Jumlah Kasus
Kasus Jumlah Demam tifoid 1
Infark miokard 1 Kasus Jumlah
Gagal jantung akut/edema paru 1 Sepsis 1
Cardiorespiratory arrest 1 HIV 1
Kelainan Tiroid 1 Diabetes melitus tipe II 1
Syok 1 Ulkus/gangren DM 1
Hipertensi esensial 1 Ketoasidosis diabetikum 1
Tuberkulosis paru 1 Dislipidemia 1
Asma bronkial 1 Hiperurisemia 1
Pneumonia 1 Limfadenopati/limfadenitis 1
Sindrom dispepsia/Gastritis/GERD 1 Infeksi saluran kemih/batu saluran 1
Gastroenteritis 1 kemih
Anemia defisiensi 1 Glomerulonefritis akut/kronik 1
besi/makrositik/hemolitik Artritis/osteoartritis 1
Demam dengue, DHF 1

Buku log diberikan penilaian dengan komponen dan pembobotan penilaian seperti pada Tabel
12.
Tabel 12. Komponen Penilaian Buku Log
Komponen Bobot Komponen Penilaian
Kelengkapan pengisian buku log 15%
Kerapian 5%
Kelengkapan rekapan kasus 40%
Kelengkapan keterampilan prosedural 40%

Kelulusan dan Predikat Kelulusan


Nilai batas lulus adalah 65. Sesudah mendapatkan nilai akhir kepaniteraan, nilai
tersebut dikonversikan menjadi nilai huruf. Konversi nilai angka menjadi huruf adalah sebagai
berikut:
A = 85 -100
A- = 80 – 84
B+ = 75 – 79
B = 70 – 74
B- = 65 – 69
C+ = 60 – 64
C = 55 – 59
D = 40 – 54
E = < 40

32
Mahasiswa dinyatakan lulus MPK IPD, bila nilai perhitungan akhir minimal 65 (B-) dan
nilai minimal setiap komponen penilaian sumatif adalah 65.

Remedial
• Setiap mahasiswa mendapat kesempatan 1 kali mengikuti remedial ujian MCQ
dan/atau lisan jika tidak lulus pada komponen tersebut.
• Nilai maksimal remedial ujian MCQ dan/atau lisan adalah sesuai dengan nilai minimal
kelulusan yaitu 65.

Mahasiswa harus mengulang modul bila:


• Nilai akhir modul kurang dari 65 (B-)
• Salah satu komponen penilaian berkesinambungan nilainya kurang dari 65
• Tidak lulus ujian remedial MCQ dan/atau ujian lisan
• Jumlah kehadiran selama kegiatan modul kurang dari 80%
• Tidak hadir lebih dari tiga hari dengan alasan yang sah
• Tidak hadir lebih dari dua hari tanpa alasan yang sah
• Tidak hadir lebih dari satu hari pada minggu pertama pelaksanaan modul
• Dinilai bermasalah dalam sikap dan perilaku.

Rencana waktu mengulang modul pada satu tahun akademik diatur oleh koordinator tahun
profesi 1.

33
Lampiran

Lampiran 1

Area Kompetensi

Kurikulum Fakultas Kedokteran menekankan 7 kompetensi yang sesuai dengan Standar


Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) 2012 dan 3 kompetensi pendukung khusus untuk lulusan
FK UNTIRTA. Kompetensi yang diharapkan dicapai adalah:

Kompetensi Utama
1. Profesionalitas yang luhur
2. Mawas diri dan pengembangan diri
3. Komunikasi efektif
4. Pengelolaan informasi
5. Landasan ilmiah ilmu kedokteran
6. Keterampilan klinis
7. Pengelolaan masalah kesehatan

Kompetensi Pendukung
1. Riset
2. Pengelolaan kegawatdaruratan kedokteran dan kesehatan
3. Manajemen pelayanan kesehatan

34
Lampiran 2

Keterampilan Klinis

No Keterampilan Tingkat
PEMERIKSAAN FISIS keterampilan
Fungsi Saraf Kranial
1 Inspeksi pupil (ukuran dan bentuk) 4A
2 Reaksi pupil terhadap cahaya 4A
3 Inspeksi lidah saat istirahat 4A
Sistem motorik
4 Inspeksi: postur, habitus, gerakan involunter 4A
Koordinasi
5 Inspeksi cara berjalan (gait) 4A
Fungsi Luhur
6 Penilaian tingkat kesadaran dengan skala koma Glasgow 4A
(GCS)
7 Penilaian daya ingat/memori 4A
Refleks Fisiologis
8 Refleks tendon (bisep, trisep, patella, Achilles) 4A
Sistem Respirasi
9 Inspeksi leher 4A
10 Palpasi kelenjar ludah ( submandibular, parotid) 4A
11 Palpasi nodus limfatikus brakialis 4A
12 Palpasi kelenjar tiroid 4A
13 Penilaian respirasi 4A
14 Inspeksi dada 4A
15 Palpasi dada 4A
16 Perkusi dada 4A
17 Auskultasi dada 4A
Sistem Kardiovaskular
18 Palpasi denyut apeks jantung 4A
19 Palpasi arteri karotis 4A
20 Perkusi ukuran jantung 4A
21 Auskultasi jantung 4A
22 Pengukuran tekanan darah 4A
23 Pengukuran tekanan vena jugularis (JVP) 4A
24 Palpasi denyut arteri ekstrimitas 4A
25 Penilaian denyut kapiler 4A
26 Penilaian pengisian ulang kapiler (capillary refill) 4A
27 Deteksi bruits 4A
Sistem Gastrointestinal, Hepatobilier, Pankreas
28 Inspeksi bibir dan kavitas oral 4A
29 Inspeksi tonsil 4A
30 Inspeksi abdomen 4A
31 Palpasi (dinding perut, kolon, hepar, lien , aorta, rigiditas
dinding perut)
32 Pemeriksaan nyeri tekan dan nyeri lepas 4A

35
33 Perkusi (pekak hati dan area traube) 4A
34 Pemeriksaan pekak beralih (shifting dullness) 4A
35 Pemeriksaan undulasi (fluid thrill) 4A
36 Pemeriksaan colok ubur digital rectalexamination) 4A
37 Inspeksi sarung tangan pascacolok-dubur 4A
38 Persiapan dan pemeriksaan tinja 4A
Sistem Ginjal dan Saluran Kemih
39 Pemeriksaan bimanual ginjal 4A
40 Pemeriksaan nyeri ketok ginjal 4A
41 Palpasi kandung kemih 4A
Sistem Endokrin, Metabolisme dan Nutrisi
42 Pemeriksaan antropometri dan penilaian status gizi 4A
43 Pemeriksaan kelenjar tiroid 4A
Sistem Hematologi dan Imunologi
44 Palpasi kelenjar getah bening 4A
Sistem Muskuloskeletal
45 Inspeksi gait 4A
46 Inspeksi tonus otot ekstrimitas 4A
47 Inspeksi sendi ekstrimitas 4A
48 Inspeksi postur tulang belakang dan pelvis 4A
49 Inspeksi posisi skapula 4A
50 Inspeksi fleksi dan ekstensi punggung 4A
51 Penilaian fleksi lumbal 4A
52 Menilai atrofi otot 4A
53 Kaki : inspeksi postur dan bentuk 4A
54 Kaki : penilaian fleksi dorsal/plantar, inversidan eversi 4A
55 Palpation for tenderness 4A
56 Palpasi tendon dan sendi 4A
57 Penilaian range of motion (ROM) sendi 4A
Lain-lain
58 Penilaian keadaan umum 4A
59 Penilaian antropologi (habitus dan postur) 4A
60 Penilaian kesadaran 4A

No Keterampilan Tingkat
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK keterampilan
Sistem Respirasi
1 Uji fungsi paru/spirometri dasar 4A
2 Intepretasi rontgen/foto toraks 4A
3 Pengambilan cairan pleura 3
4 Tes provokasi bronkhial 2
5 Bronkoskopi 2
6 FNAB superfisial 2
7 Trans thoracal needle aspiration (TINA) 2
8 Ventilation Perfusion Lung Scanning 1
Sistem Kardiovaskular
9 Elektrokariografi (EKG): pemasangan dan interpretasi hasil 4A
EKG sederhana (VES, AMI, VT, AF)

36
10 Test Homan (Homan’s sign) 3
11 Test Ankle-brachial index (ABI) 3
12 Exercise ECG testing 2
13 Ekokardiografi 2
14 USG Doppler 2
Sistem Gastrointestinal, Hepatobilier dan Pankreas
15 Pemasangan pipa nasogastrik (NGT) 4A
16 Nasogastric suction 4A
17 Enema 4A
18 Anal swab 4A
19 Pengambilan cairan asites 3
20 Endoskopi 2
21 Biopsi hepar 1
Sistem Ginjal dan Saluran Kemih
22 Permintaan pemeriksaan BNO-IVP 4A
23 Interpretasi BNO-IVP 3
Sistem Endokrin, Metabolisme dan Nutrisi
24 Pemeriksaan gula darah dengan Point of Care Test 4A
Sistem Hematologi dan Imunologi
25 Permintaan pemeriksaan hematologi berdasarkan indikasi 4A
26 Permintaan pemeriksaan imunologi berdasarkan indikasi 4A
Lain-lain
27 Punksi vena 4A
28 Punksi arteri 4A
29 Permintaan dan interpretasi pemeriksaan X-ray: foto polos 4A

No Keterampilan Tingkat
TERAPEUTIK keterampilan
Sistem Respirasi
1 Terapi inhalasi/nebulisasi 4A
2 Terapi oksigen 4A
3 Pungsi pleura 3
Sistem Kardiovaskular
4 Resusitasi cairan 4A
Sistem Ginjal dan Saluran Kemih
5 Pemasangan kateter uretra 4A
6 Dialisis ginjal 2
Sistem Endokrin, Metabolisme dan Nutrisi
7 Pengaturan diet 4A
8 Penatalaksanan diabetes melitus tanpa komplikasi 4A
9 Pemberian insulin pada diabetes melitus tanpa komplikasi 4A
Sistem Hematologi dan Imunologi
10 Penentuan indikasi dan jenis transfusi 4A
11 Anamnesis dan konseling anemia defisiensi besi, 4A
thalasemia dan HIV
Sistem Muskuloskeletal
12 Mengobati ulkus tungkai 4A
13 Aspirasi sendi 2

37
Lain-lain
14 Menasihati pasien tentang gaya hidup 4A
15 Peresepan rasional, lengkap, dan dapat dibaca 4A
16 Injeksi (intrakutan, intravena, subkutan, intramuskular) 4A
Kegawatdaruratan
17 Bantuan hidup dasar 4A
18 Ventilasi masker 4A
19 Pemeriksaan turgor kulit untuk menilai dehidrasi 4A

38
Lampiran 3

Daftar Penyakit Modul Praktik Klinik Ilmu Penyakit Dalam sesuai SKDI 2012

No Batasan Kasus Tingkat


Kemampuan

Gangguan dan Kelainan pada Jantung


1 Angina pectoris 3B
2 Infark miokard 3B
3 Gagal jantung akut 3B
4 Cardiorespiratory arrest 3B
5 Takikardi : supraventrikular, ventrikular 3B
6 Atrial flutter 3B
7 Kor pulmonale akut 3B
8 Syok (septik, hipovolemik, kardiogenik, neurogenik) 3B
9 Gagal jantung kronik 3A
10 Fibrilasi atrial 3A
11 Ekstrasistol supraventrikular,ventrikular 3A
12 Kor pulmonale kronik 3A
13 Kelainan katup jantung (mitral stenosis, mitral regurgitasi, 2
aortic
stenosis, aorta regurgitasi, penyakit katup jantung lainnya)
14 Kelainan jantung kongenital (VSD,ASD,PDS,TOF) 2
15 Bundle Branch Block 2
16 Aritmia lainnya 2
17 Radang pada dinding jantung (Endokarditis, miokarditis, 2
perikarditis )
18 Kardiomiopati 2
Gangguan Aorta dan Arteri
19 Hipertensi esensial 4A
20 Hipertensi sekunder 3A
21 Hipertensi pada kehamilan 2
22 Penyakit Raynaud 2
23 Trombosis arteri 2
24 Burger's disease (Thromboangitis Obliterans) 2
25 Klaudikasio 2
26 Penyakit jantung rematik 2
27 Hipertensi pulmoner 1
28 Koartaksio aorta 1
29 Emboli Arteri 1
30 Aterosklerosis 1
31 Subclavian steal syndrome 1
32 Aneurisma aorta 1
33 Aneurisma diseksi 1
Vena dan Pembuluh Limfe
34 Tromboflebitis 3A

39
35 Lymphangitis 3A
36 Limfedema (primer, sekunder) 3
A
37 Insufisiensi vena kronik 3A
38 Varises primer dan sekunder 2
39 Obstructed venous return 2
40 Trombosis vena dalam 2
41 Emboli vena 2
Sistem Respirasi
42 Influenza 4A
43 Tuberkulosis paru tanpa komplikasi 4A
44 Bronkitis akut 4A
45 Asma bronkial 4A
46 Pneumonia dan bronkopneumonia 4A
47 Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) 3B
48 Bronkioloitis akut 3B
49 Status asmatikus(asma akut berat) 3B
50 PPOK eksaserbasi akut 3B
51 SARS 3B
52 Flu Burung 3B
53 Pneumonia aspirasi 3B
54 Efusi pleura masif 3B
55 Edema paru 3B
56 Tuberkulosis parudengan HIV 3A
57 Emfisema paru 3A
58 Bronkiektasis 3A
59 Abses paru 3A
60 Pneumothorax 3A
61 Multi Drug Resistance (MDR) TB 2
62 Atelektasis 2
63 Efusi pleura 2
64 Tumor mediastinum 2
65 Emboli paru 1
66 Infark paru 1
67 Kistik fibrosis 1
68 Penyakit paru intersisial 1
69 Obstructive Sleep Apneu (OSA) 1
Sistem Gastrointestinal
70 Gastritis 4A
71 Gastroenteritis (termasuk kolera, giardiasis) 4A
72 Refluks gastroesofagus 4A
73 Lesi korosif pada esofagus 3B
74 Perdarahan gastrointestinal 3B
75 Peritonitis 3B

40
76 Esofagitis refluks 3A
77 Ulkus (gaster,duodenum) 3A
78 Atresia esofagus 2
79 Akalasia 2
80 Varises esofagus 2
81 Hernia diaframatika 2
82 Hiatus hernia 2
83 Stenosis Pilorik 2
84 Ruptur esofagus 1
Liver
85 Hepatitis A 4A
86 Perlemakan hepar 3A
87 Hepatitis B 3A
88 Abses hepar amoeba 3A
89 Hepatitis C 2
90 Sirosis hepatis 2
91 Gagal hepar 2
Kandung Empedu, Saluran Empedu, Pankreas
92 Kolesistitis 3B
93 Kole(doko)litiasis 2
94 Hidrops kandung empedu 2
95 Empiema kandung empedu 2
96 Pankreatitis 2
Jejunum, Ileum
97 Alergi makanan 4A
98 Keracunan makanan 4A
99 Botulisme 3B
100 Malabsorbsi 3A
101 Atresia Intestinal 2
102 Divertikulum Meckel 2
103 Fistula umbilikal, omphalocoele-gastroschisis 2
104 Malrotasi traktus gastrointestinal 2
105 Ileus 2
Kolon
106 Hemoroid grade 1-2 4A
107 Disentri basiler dan disentri amuba 4A
108 Irritable bowel syndrome 3A
109 Divertikulosis/divertikulitis 3A
110 Kolitis 3A
111 Prolaps rektum, anus 3A
112 Proktitis 3A
113 Hemoroid grade 3-4 3A
114 Abses (peri)anal 3A
115 Fistula 2

41
116 Fisura anus 2
117 Polip/adenoma 2
118 Enterokolitis nekrotik 1
119 Penyakit Crohn 1
120 Kolitif ulseratif 1
Sistem Hematologi
121 Anemia defisiensi besi 4A
122 Anemia makrositik 3A
123 Anemia hemolitik 3A
124 Anemia aplastik 2
125 Anemia megaloblastik 2
126 Hemoglobinopati 2
127 Polisitemia 2
128 Gangguan pembekuan darah ( trombositopenia, 2
hemofilia, Von willebrand's disease)
129 DIC 2
130 Agranulositosis 2
131 Inkompatibilitas golongan darah 2
Tropik Infeksi
132 Demam dengue, DHF 4A
133 Demam Tifoid 4A
134 Helminthes disease ( penyakit cacing tambang, 4A
strongiloidiasis,askariasis,skistosomiasis,Taeniasis)
135 Leptospirosis (tanpa komplikasi) 4A
136 Malaria 4A
137 Bakteremia 3B
138 Dengue shock syndrome 3B
139 Malaria serebral 3B
140 Rabies 3B
141 Sepsis 3B
142 Toksoplasmosis 3A
Imunologi dan Alergi
143 Reaksi anafilaktik 4A
144 Immunodeficiency-HIVtanpa komplikasi 4A
145 Fixed Drug eruption, Exanthematous drug eruption 4A
146 Sindroma Stevens Johnson 3B
147 Lupus eritematosus sistemik 3A
148 Polimialgia reumatik 3A
149 Artritis reumatoid 3A
150 Demam reumatik 3A
151 Imunodeficiency-HIV dengan komplikasi 3A
152 Juvenile chronic arthritis 2
153 Henoch-schoenlein purpura 2
154 Eritema multiformis 2

42
155 Imunodefisiensi 2
156 Poliarteritis nodosa 1
Sistem Endokrin dan Metabolik
157 Diabetes melitus tipe 1 4A
158 Diabetes melitus tipe 2 4A
159 Hipoglikemia ringan 4A
160 Ketoasidosis diabetikum 3B
161 Hiperglikemia hiperosmolarnonketotik 3B
162 Hipoglikemia berat 3B
163 Cushing's disease 3B
164 Krisis Adrenal 3B
165 Diabetes melitus tipe lain ( intoleransi glukosa akibat 3A
penyakit lain atau obat-obatan)
166 Pubertas prekoks 2
167 Hipogonadisme 2
168 Diabetes insipidus 1
169 Akromegali, gigantisme 1
170 Defisiensi hormon pertumbuhan 1
171 Addison's disease 1
172 Prolaktinemia 1
Gizi dan Metabolisme
173 Dislipidemia 4A
174 Hiperurisemia 4A
175 Obesitas 4A
176 Malnutrisi energi-protein 4A
177 Defisiensi vitamin 4A
178 Defisiensi mineral 4A
179 Sindroma metabolik 3B
Kelenjar Tiroid dan Paratiroid
180 Tirotoksikosis 3B
181 Goiter 3A
182 Hipertiroid 3A
183 Hipoparatiroid 3A
184 Tiroiditis 2
185 Hipotiroid 2
186 Hiperparatiroid 1
Neoplasma Darah dan Kelenjar Limfe
187 Limfadenitis 4A
188 Limfadenopati 3A
189 Leukemia akut, kronik 2
190 Limfoma non-Hodgkin dan Hodgkin 1
191 Mieloma multipel 1
Paru dan Mediastinum
192 Karsinoma paru 2

43
193 Tumor mediastinum 2
194 Displasia Bronkopulmoner 1
Gastrointestinal
195 Lymphoma 2
196 Karsinoma kolon 2
197 Gastrointestinal stromal tumor (GIST) 2
Liver
198 Neoplasma hepar 2
Pankreas
199 Karsinoma pankreas 2
Ginjal
200 Karsinoma sel renal 2
201 Tumor Wilms 2
Kelenjar Endokrin
202 Adenoma tiroid 2
203 Karsinoma tiroid 2
Sistem Ginjal dan Saluran Kemih
204 Infeksi saluran kemih 4A
205 Pielonefritis tanpa komplikasi 4A
206 Glomerulonefritis akut 3A
207 Glomerulonefritis kronik 3A
208 Kolik renal 3A
209 Batu saluran kemih (vesika urinaria, ureter, uretra) 3A
tanpa kolik
210 Acute kidney injury 2
211 Penyakit ginjal kronik 2
212 Sindroma nefrotik 2
213 Nekrosis tubular akut 2
214 Inkontinensia urin 2
215 Ginjal polikistik simtomatik 2
216 Ginjal tapal kuda 1
Penyakit Tulang, Sendi dan Saraf
217 Artritis, osteoarthritis 3A
218 Osteoporosis 3A
219 Spondilitis TB 3A
220 Referred Pain 3A
221 Nyeri Neuropatik 3A
222 Carpal tunnel syndrome 3A
223 Tarsal tunnel syndrome 3A
224 Neuropati 3A
225 Kelainan bentuk tulang belakang ( skoliosis, kifosis, 2
lordosis)
226 Spondilolistesis 1
Otot dan Jaringan Lunak

44
227 Ulkus pada tungkai 4A
Gangguan Psikosomatik
228 Gangguan panik 3A
229 Gangguan cemas menyeluruh 3A
230 Gangguan campuran cemas depresi 3A
231 Gangguan depresi 2

*Definisi tingkat kemampuan dapat dilihat pada bab Sasaran Pembelajaran

45
Lampiran 4
Daftar Gejala yang Lazim Ditemui di Penyakit Dalam Beserta Bahasan dan Rujukan

Gejala Bahasan Rujukan


1. Sesak • Patofisiologi, diagnosis dan klasifikasi sesak Wajib:
• Pemeriksaan pencitraan pada kasus sesak 1, 2, 3, 4, 5, 6
• Indikasi dan prinsip terapi oksigen Tambahan: 4,
• Tata laksana umum pada pasien sesak 17, 18, 19, 23
• Tatalaksana pasien sesak dengan gangguan
keseimbangan asam basa
• Tatalaksana sesak pada pasien dengan risiko
gagal napas
• Imunisasi dewasa dalam pencegahan sesak
• Indikasi merujuk pada pasien sesak
• Komplikasi
2. Demam • Pendekatan klinis demam pada pasien Wajib: 1, 2, 3,
imunokompeten dan imunokompromais 4, 5, 6
• Patofisiologi demam Tambahan: 3, 5,
• Penggunaan antibiotik yang rasional 13, 14, 15, 16,
• Tatalaksana umum pasien demam 18
• Antisipasi kondisi kegawat-daruratan dan indikasi
isolasi pasien demam
3. Ikterus • Klasifikasi penyebab ikterus Wajib: 1, 2, 3,
• Pendekatan klinis pasien ikterus 4, 5, 6
• Patofisiologi ikterus Tambahan: 2, 9,
• Pemeriksaan penunjang ikterus 10, 18, 19
• Pemberian nutrisi dan cairan pada pasien ikterus
• Terapi farmakologik pada pasien ikterus
• Tindakan intervensif pada kasus ikterus
• Upaya pencegahan atau imunisasi pada kasus
spesifik
• Komplikasi penyakit terkait gejala ikterus
4. Edema • Patofisiologi, diagnosis dan klasifikasi pasien Wajib: 1, 2, 3,
dengan edema 4, 5, 6
• Pendekatan klinis pasien dengan edema Tambahan: 4, 7,
• Pemeriksaan penunjang pada pasien dengan 8, 17, 18, 19
edema
• Tata laksana pasien edema
o Pemberian terapi nutrisi dan cairan pada
pasien dengan edema
o Terapi diuretik pada pasien dengan edema
5. Nyeri sendi • Anamnesis dan pemeriksaan fisis pada nyeri sendi Wajib: 1, 2, 3,
dan gangguan muskuloskeletal 4, 5, 6
• Klasifikasi penyebab nyeri sendi Tambahan: 18,

46
• Pemeriksaan penunjang spesifik pada kasus nyeri 19, 22
sendi
• Indikasi dan prinsip pemeriksaan pencitraan pada
nyeri sendi
• Indikasi dan prinsip pemeriksaan cairan sendi
• Terapi nonfarmakologik pada kasus nyeri sendi
• Prinsip pemberian terapi obat anti-inflamasi non-
steroid, opiat, anti-depresan dan anti-konvulsan
pada nyeri sendi
• Indikasi, prinsip dan komplikasi pemberian
kortikosteroid pada nyeri sendi
6. Penurunan • Pendekatan klinis pada pasien dengan penurunan Wajib: 1, 2, 3,
berat badan berat badan 4, 5, 6
• Klasifikasi dan etiologi penyebab penurunan berat Tambahan: 1, 2,
badan 3, 4, 5, 6, 7, 8,
• Pemeriksaan umum pada kasus penurunan berat 9, 10, 11, 12,
badan 13, 14, 15, 16,
• Tata laksana umum pada kasus penurunan berat 17, 18, 19, 20
badan
• Pemberian nutrisi, indikasi, cara dan
pengaturannya
• Indikasi dan prinsip suplementasi
• Tata laksana spesifik pada kasus penurunan berat
badan
• Tata laksana penurunan berat badan pada pasien
defisiensi kronik
• Tata laksana penurunan berat badan pada kasus
keganasan
• Tata laksana penurunan berat badan pada kasus
gangguan metabolik (diabetes melitus, penyakit
hati, gagal ginjal kronik, dll)
• Tata laksana penurunan berat badan pada pasien
psikosomatik
7. Diare • Pendekatan diagnostik kasus diare akut/kronik Wajib: 1,2,3, 4,
• Warning symptom pada kasus diare akut/ kronik 5, 6
• Indikasi pemeriksaan penunjang pada kasus diare Tambahan: 1, 5,
akut/ kronik 9, 10
• Tata laksana umum pada pasien diare
• Identifikasi kegawat-daruratan pada diare
8. Perdarahan • Identifikasi lokasi dan etiologi perdarahan saluran Wajib: 1, 2, 3,
saluran cerna cerna 4, 5, 6
• Indikasi dan prinsip pemeriksaan endoskopi pada Tambahan: 1, 5,
saluran cerna 9, 10
• Indikasi dan prinsip pemberian transfusi
• Tata laksana spesifik perdarahan saluran cerna

47
bagian atas
9. Penurunan • Klasifikasi penyebab penurunan kesadaran Wajib: 1,2,3, 4,
kesadaran • Pendekatan klinis pada pasien dengan penurunan 5, 6
kesadaran Tambahan: 2, 3,
• Tatalaksana umum pada pasien dengan 4, 5, 6, 7, 8, 9,
penurunan kesadaran 10, 11, 12, 13,
o Pemberian nutrisi 14, 15, 16, 17,
o Terapi cairan dan elektrolit 18, 19, 21
• Tata laksana penurunan kesadaran pada
keracunan organofosfat
• Tata laksana penurunan kesadaran pada
keracunan opiat
• Tata laksana penurunan kesadaran pada kasus
metabolik
• Tata laksana penurunan kesadaran pada kasus
renjatan
10. Dispepsia • Pendekatan diagnostik kasus dispepsia Wajib: 1,2,3, 4,
• Warning symptom pada kasus dispepsia 5, 6
• Tata laksana umum pada pasien dispepsia Tambahan: 1, 5,
• Identifikasi kegawat-daruratan pada dispepsia 9, 10
11. Nyeri Dada • Pendekatan dan penegakan diagnostik kasus nyeri Wajib: 1,2,3, 4,
dada 5, 6
• Indikasi pemeriksaan penunjang pada kasus nyeri Tambahan: 4,
dada 17, 18, 19
• Tata laksana umum pada pasien dengan nyeri
dada
• Tata laksana spesifik pada pasien dengan keluhan
nyeri dada
12. Batuk • Diagnosis dan klasifikasi batuk Wajib: 1,2,3, 4,
• Pemeriksaan penunjang pada pasien dengan 5, 6
keluhan batuk Tambahan: 19,
• Pendekatan dan penegakkan diagnostik batuk 23
darah
• Tata laksana umum pada pasien batuk
• Tata laksana spesifik pada pasien batuk
• Indikasi merujuk pasien batuk
13. Pucat • Pendekatan diagnostik anemia Wajib: 1,2,3, 4,
• Tata laksana anemia sesuai dengan etiologinya 5, 6
• Indikasi merujuk pasien pucat Tambahan: 3,
• Manajemen transfusi 11, 12, 18

48
Lampiran 5

Tugas dan Wewenang DPJP RSUD Banten dan RSUD Cilegon

Tugas
Membimbing dan menilai mahasiswa dalam hal sikap terhadap staf, sikap terhadap pasien,
ketepatan waktu, keterampilan klinis, dan tanggung jawab (penilaian formatif).

Prosedur Bimbingan
1. DPJP melaksanakan bimbingan dengan ronde bersama kelompok mahasiswa.
2. Penilaian DPJP dituliskan dalam formulir yang dikirim bersama absensi setiap
rombongan.
3. Hasil penilaian dan absensi disampaikan ke bagian pendidikan pada hari Senin minggu
berikutnya
4. Hal-hal lain yang belum diatur dalam juklak ini ditentukan/dibicarakan dengan
Koordinator Pendidikan S1 Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UNTIRTA.

49
Lampiran 6
Lembaran Evaluasi Mahasiswa dalam Presentasi Kasus

Presentan
Isi dan
Presentasi
No. Nama Mahasiswa Kemampuan Diskusi Sistematika
PPT
PPT
1
2
3
4

Penyanggah
No. Nama Mahasiswa Kemampuan Diskusi
1
2
3
4

Penilai

(............................................................)

Komentar:

.......................................................................................................................................

50
Kriteria penilaian presentasi kasus:
I. Kemampuan diskusi
Nilai Uraian
85-100 Berdiskusi secara aktif dan dapat memberikan pendapat dengan tepat
75-84 Berdiskusi kurang aktif atau pendapat kurang tepat
65-74 Berdiskusi kurang aktif dan pendapat kurang tepat
<65 Tidak terlibat dalam diskusi sama sekali sehingga memerlukan intervensi
narasumber untuk dapat terlibat dalam diskusi

II. Isi dan sistematika PPT presentasi:


Nilai Uraian
85-100 • Menyusun PPT presentasi dengan lengkap dan sistematis pada hampir
keseluruhan presentasi
• Pengkajian masalah dan penyusunan rencana tatalaksana dilakukan berdasarkan
penelusuran 5 atau lebih literatur ilmiah baku yang berkaitan.
75-84 • Menyusun PPT presentasi dengan isi kurang lengkap dan kurang sistematis
pada sebagian kecil makalah
• Pengkajian masalah dan penyusunan rencana tatalaksana dilakukan berdasarkan
penelusuran 3-4 literatur ilmiah baku yang berkaitan.
65-74 • Menyusun PPT presentasi dengan isi kurang lengkap dan kurang sistematis
pada sebagian besar makalah.
• Pengkajian masalah dan penyusunan rencana tatalaksana dilakukan berdasarkan
penelusuran 1-2 literatur ilmiah baku yang berkaitan.
<65 • Menyusun PPT presentasi dengan isi tidak lengkap dan tidak sistematis.
• Pengkajian masalah dan penyusunan rencana tatalaksana tidak dilakukan
berdasarkan penelusuran literatur ilmiah baku yang berkaitan.

III. Kemampuan presentasi:


Nilai Uraian
85-100 Dapat menggunakan alat bantu audio-visual; penayangan sesuai standar; isi dan
sistematika tayangan baik; keterampilan berbahasa yang baik dan benar; kejelasan
penyajian; sikap santun dan menghargai orang lain pada hampir keseluruhan
presentasi
75-84 Kurang dapat menggunakan alat bantu audio-visual; penayangan kurang sesuai
standar; isi dan sistematika tayangan kurang baik; keterampilan berbahasa kurang
baik dan benar; penyajian kurang jelas; sikap kurang santun dan menghargai
orang lain pada sebagian kecil presentasi
65-74 Kurang dapat menggunakan alat bantu audio-visual; penayangan kurang sesuai
standar; isi dan sistematika tayangan kurang baik; keterampilan berbahasa kurang
baik dan benar; penyajian kurang jelas; sikap kurang santun dan menghargai
orang lain pada sebagian besar presentasi
<65 Tidak dapatmenggunakan alat bantu audio-visual; penayangan tidak sesuai standar;
isi dan sistematika tayangan tidak baik; keterampilan berbahasa tidak baik dan
benar; penyajian tidak jelas; sikap tidak santun dan tidak menghargai orang lain

51
Panduan Pelaksanaan Presentasi Kasus untuk Narasumber

Sesi presentasi kasus merupakan forum bagi mahasiswa untuk membahas kasus
secara mendalam mengenai topik gejala tertentu di bawah bimbingan narasumber. Tujuan
kegiatan ini untuk melatih mahasiswa mendapatkan data klinis, melakukan analisis
komprehensif terhadap data tersebut, mengidentifikasi masalah dan melakukan tindakan
untuk memecahkan masalah terutama pengelolaan pasien, dengan penekanan pada segi
prioritas pemeriksaan-pengobatan, cost effectiveness, dan etika. Mahasiswa diharapkan dapat
membuat kerangka konsep atas permasalahan yang diberikan. Selain itu mahasiswa juga
diharapkan dapat melakukan refleksi diri terhadap kasus yang didiskusikan.
Dalam kegiatan ini, kelompok mahasiswa yang ditunjuk sebagai penyaji harus
mempresentasikan salah satu kasus pasien yang dikelola oleh anggota kelompok penyaji
tersebut. Kasus yang dipilih harus sesuai dengan pendekatan gejala pada Lampiran 4 sesuai
jadwal dan berperan sebagai pemicu presentasi kasus tersebut. Terdapat satu kelompok yang
ditunjuk oleh pengelola modul sebagai kelompok penyanggah. Jadwal penyaji dan
penyanggah selengkapnya dapat dilihat pada matriks kegiatan presentasi kasus.

Tata cara pembuatan presentasi untuk presentasi kasus adalah sebagai berikut:
1. Pendahuluan (memuat tujuan dan latar belakang pembahasan kasus)
2. Penyajian Kasus (diuraikan data dan fakta dari pasien sebenarnya, baik untuk
diagnostik maupun terapi).
3. Tinjauan Pustaka (menguraikan tinjauan pustaka terkait topik dan kasus yang
dipresentasikan)
4. Pembahasan (membahas kesesuaian rencana diagnostik dan terapi pada pasien
ditinjau dari segi evidence-based medicine (EBM) serta sebaiknya ditampilkan flow
chart pendekatan diagnosis dan atau terapi sesuai topik utama)
5. Skema Pengelolaan Kasus Holistik & Komprehensif
6. Kepustakaan (minimal 5 kepustakaan terbaru)

Deskripsi tugas narasumber presentasi kasus adalah sebagai berikut:


1. Narasumber menerima PPT dari mahasiswa satu hari sebelum kegiatan presentasi.
2. Narasumber dari departemen IPD pada saat diskusi merangkap sebagai moderator
3. Di hari presentasi kasus, narasumber membuka kegiatan dan menjelaskan tujuan
kegiatan (lihat di atas)
4. Presentasi kasus dari kelompok presentan selama maksimal 30 menit
5. Tanya jawab dengan oponen selama 20 menit
6. Umpan balik dari narasumber selama 30-45 menit.
7. Di akhir kegiatan, narasumber menuliskan evaluasi di lembar penilaian yang tersedia.

52
Lampiran 7
BORANG MINI-CEx (Mini Clinical Evaluation Exercise)

Penguji :
Mahasiswa :
Tempat : Poliklinik Rawat inap IGD Lainnya
Pasien : Umur: .......... Jenis kelamin: L / P
Pasien baru Pasien follow-up
Kompleksitas : Rendah Menengah
Sulit
Fokus : Pemeriksaan fisis:
1. Kepala*
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tidak memuaskan Memuaskan Sangat memuaskan
2. Leher dan JVP*
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tidak memuaskan Memuaskan Sangat memuaskan
3. Paru*
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tidak memuaskan Memuaskan Sangat memuaskan
4. Jantung*
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tidak memuaskan Memuaskan Sangat memuaskan
5. Abdomen*
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tidak memuaskan Memuaskan Sangat memuaskan
6. Ekstremitas*
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tidak memuaskan Memuaskan Sangat memuaskan

*Penilaian dilakukan dengan melihat checklist dari masing-masing keterampilan pemeriksaan fisis
(Lingkari)

53
Waktu Mini-CEx: Diamati ......... menit Diskusi ......... menit
Tingkat Kepuasan Penguji dengan Mini-CEx
Tidak Memuaskan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Memuaskan
Tingkat Kepuasan Mahasiswa dengan Mini-CEx
Tidak Memuaskan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Memuaskan

UMPAN BALIK TERHADAP KOMPETENSI KLINIK


Bagian yang sudah baik: Bagian yang perlu perbaikan:

Action plan yang disetujui bersama:

Tanda tangan penguji

( )

54
Lampiran 8
LEMBAR PENILAIAN MAHASISWA
MODUL PRAKTIK KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM
PENILAIAN DPJP

KELOMPOK : …………………………………
HARI/TANGGAL : …………………………………
TEMPAT : …………………………………

KRITERIA PENILAIAN*
1 2 3 4
NILAI
NO. NAMA MAHASISWA Sikap Sikap
Ketepatan Tanggung AKHIR
terhadap terhadap
waktu jawab
staf pasien

*Nilai berkisar antara 0-100


- Tidak memuaskan : <65
- Cukup : 65 - <75
- Memuaskan : 75-<85
- Sangat memuaskan : ≥85

**termasuk sikap terhadap staf pengajar, residen, perawat, tenaga medis lain, dan tenaga non-medis

Serang, ……………………………
Penilai,

( )

Komentar: …………………………………………………………………………………………….

55
Penjelasan deskripsi memuaskan kriteria penilaian DPJP Rawat Inap:
1. Sikap terhadap staf (termasuk sikap terhadap staf pengajar, residen, perawat, tenaga
medis lain, dan tenaga non-medis):Bersikap santun dengan menghormati dan
menghargai setiap anggota tim dan setiap kontribusi apapun yang dilakukan dalam
tim.
2. Sikap terhadap pasien: Menghormati hak, pilihan, kepercayaan, dan kerahasiaan
pasien.
3. Ketepatan waktu (sudah jelas).
4. Tanggung jawab: Bertanggung jawab terhadap pasien yang ia kelola dengan
mengetahui keluhan pasien dan perencanaan terhadap pasien.

56
Lampiran 9
LEMBAR PENILAIAN MAHASISWA
MODUL PRAKTIK KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM
SUPERVISOR PENDIDIKAN

HARI/TANGGAL : …………………………………
TEMPAT : …………………………………

KRITERIA PENILAIAN
NAMA 1 2 3 4 5 6 NILAI
NO.
MAHASISWA Pengetahuan Aktivitas Ketepatan Sikap Kemampuan Refleksi AKHIR
Waktu Profesional Komunikasi Diri

*Nilai berkisar antara 0-100


- Tidak memuaskan : <65
- Cukup : 65 - <75
- Memuaskan : 75-<85
- Sangat memuaskan : ≥85

Serang, ……………………………
Penilai,

( )

Komentar: …………………………………………………………………………………………….

57
Penjelasan deskripsi memuaskan kriteria supervisor pendidikan:
1. Pengetahuan: Mempunyai pengetahuan yang cukup, dapat mengerti masalah
walaupun kompleks, dan berkeinginan untuk selalu belajar.
2. Aktivitas: Aktif dalam melakukan diskusi baik bertanya maupun menjawab setiap
pertanyaan dengan antusias.
3. Ketepatan waktu: Menghadiri setiap kegiatan dengan supervisor dengan tepat waktu.
4. Sikap profesional: Berhadapan dengan semua individu dengan nilai dan prinsip ke-
Tuhan-an, moral luhur, etika, disiplin, hukum dan sosial budaya. Memperlihatkan
kepuasan dalam penalaran dan penilaian klinis, merawat, efektivitas. Menggunakan
sumber daya secara efisien dan tepat, menyeimbangkan antara risiko dan keuntungan,
kemampuan untuk mawas diri terhadap keterbatasan.
5. Kemampuan komunikasi: Berkomunikasi secara efektif dan santun baik kepada pasien
(termasuk memberikan konseling dan edukasi kepada pasien), staf, petugas
kesehatan, maupun teman pada saat kerja lapangan dan diskusi/tutorial.
6. Refleksi diri: Lihat panduan penilaian di bawah.

Panduan penilaian refleksi diri:


Kisaran Panduan Penilaian
Nilai
0-54 Terdapat deskripsi pengalaman belajar tetapi tidak sesuai dengan kasus yang
ada
55-59 Terdapat deskripsi pengalaman belajar yang sesuai tetapi tidak ada refleksi diri
60-64 Terdapat lessons learned yang telah diidentifikasi, tetapi tidak ditunjukkan
hubungan yang eksplisit dengan deskripsi pengalaman/ bukti pendukung
lessons learned tersebut
65-69 Mengandalkan penilaian diri sendiri seutuhnya, tanpa memasukkan bukti
eksternal yang mendukung
70-79 Memasukkan bukti eksternal pendukung lessons learned yang diindentifikasi
80-89 Secara eksplisit merujuk pada pengalaman sebelumnya yang relevan dan
menjelaskan bagaimana pengalaman sebelumnya berpengaruh terhadap situasi
yang terjadi saat ini
90-100 Analisis termasuk bukti eksternal pendukung lessons learned, hubungan dengan
pengalaman sebelumnya, dan implikasi yang timbul untuk masa yang akan
datang/ langkah berikutnya (action plan)

58
Lampiran 10
LEMBAR PENILAIAN UJIAN LISAN MAHASISWA
MODUL PRAKTIK KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM

NAMA MAHASISWA: NPM:

NO. KASUS MASALAH NILAI 0-100

A.I ANAMNESIS/ DATA SUBJEKTIF:


01. Menuliskan keluhan utama beserta waktunya
02. Menuliskan dan menjelaskan perkembangan keluhan utama dan keluhan penting lainnya
menurut jenis, derajat, serta pengaruh timbal balik terhadap fungsi berbagai organ, aktivitas
jasmani dan pengobatan
03. Menuliskan faktor keluarga, sosial, budaya, lingkungan, gizi dan pengaruh terhadap penyakit
04. Mendemonstrasikan cara anamnesis yang di atas
A.II PEMERIKSAAN JASMANI/LABORATORIUM/DATA OBJEKTIF:
05. Menuliskan kelainan yang ditemukan dan menetapkan kelainan yang mutlak (= kriteria
minimum)
06. Mendemonstrasikan pemeriksaan (Paru, Jantung, JVP, Abdomen)
07. Menemukan dan menginterpretasikan hasil pemeriksaan laboratorium
A.III MASALAH DAN PENGKAJIAN MASALAH:
08. Menuliskan masalah
09. Menuliskan dan menjelaskan pengkajian masalah termasuk kemungkinan diagnosis dan
diagnosis banding
10. Menjelaskan patogenesis masalah yang disebutkan di atas
A.IV RENCANA DIAGNOSTIK
11. Menuliskan pemeriksaan yang diperlukan untuk menyokong diagnosis
12. Menjelaskan hasil yang diharapkan dari pemeriksaan disebut di atas
13. Menjelaskan prioritas dua usul pemeriksaan
14. Menginterpretasikan dua hasil pemeriksaan
A.V RENCANA PENGOBATAN
15. Menuliskan dan menjelaskan rencana pengobatan (aktivitas, fisis, diet medikamentosa/dosis)
yang seharusnya dan yang sesuai dengan fasilitas sosial, ekonomi, budaya, lingkungan
16. Menuliskan resep dua obat di atas, sesuai dengan sosial, ekonomi
17. Menyebutkan komplikasi penyakit dan pengobatan serta penatalaksanaannya yang
seharusnya dan sesuai dengan ekonomi, budaya, lingkungan
18. Menetapkan maksud dan rujukan
A.VI PENYULUHAN MENGENAI PROGRAM PENCEGAHAN DAN REHABILITASI
19. Menjelaskan prognosis penyakit sesuai dengan tingkat penyakit dan fasilitas pengobatan
20. Menjelaskan cara rehabilitasi/pencegahan penyakit kepada penderita dan keluarga sesuai
dengan fasilitas, sosial, ekonomi, budaya, lingkungan
B.I SIKAP PROFESIONAL (Dinilai dari proses AI-AVI)

Kasus sukar (x 1,1)


Lingkari yang sesuai: Kasus sedang (x 1,0)
NILAI BATAS LULUS 65 (0-100) Kasus mudah (x 0.9)

Serang, ……………………………..
PENGUJI

(……………………………….)

Komentar: ………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

59
Kriteria Penilaian Ujian Lisan Mahasiswa:
I. Kemampuan anamnesis:
Nilai Uraian
85-100 Dapat melakukan anamnesis dengan baik dan benar serta dapat menjelaskannya
dan menjawab pertanyaan dengan lancar dan sistematis pada hampir
keseluruhan pemeriksaan
75-84 Dapat melakukan anamnesis dengan baik dan benar namun dalam
menjelaskannya dan menjawab pertanyaan kurang lancar dan kurang
sistematis pada sebagian kecil pemeriksaan
65-74 Dapat melakukan anamnesis dengan baik dan benar namun dalam
menjelaskannya dan menjawab pertanyaan tidak lancar dan tidak sistematis
pada sebagian besar pemeriksaan
55-64 Melakukan anamnesis dengan kurang baik dan dalam menjelaskannya atau
menjawab perlu bimbingan penguji
<55 Tidak dapat melakukan anamnesis dengan baik dan benar atau apa yang
dilakukan salah atau tidak dapat menjelaskannya atau tidak dapat menjawab
pertanyaan/jawaban

II. Kemampuan pemeriksaan jasmani:


Nilai Uraian
85-100 Dapat melakukan pemeriksaan jasmani dengan baik dan benar serta dapat
menjelaskannya dan menjawab pertanyaan dengan lancar dan sistematis pada
hampir keseluruhan pemeriksaan
75-84 Dapat melakukan pemeriksaan jasmani dengan baik dan benar namun dalam
menjelaskannya dan menjawab pertanyaan kurang lancar dan kurang
sistematis pada sebagian kecil pemeriksaan
65-74 Dapat melakukan pemeriksaan jasmani dengan baik dan benar namun dalam
menjelaskannya dan menjawab pertanyaan tidak lancar dan tidak sistematis
pada sebagian besar pemeriksaan
55-64 Melakukan pemeriksaan jasmani dengan kurang baik dan dalam menjelaskannya
atau menjawab perlu bimbingan penguji
<55 Tidak dapat melakukan pemeriksaan jasmani dengan baik dan benar atau apa
yang dilakukan salah atau tidak dapat menjelaskannya atau tidak dapat
menjawab pertanyaan/jawaban salah

III. Kemampuan pengkajian masalah:


Nilai Uraian
85-100 Dapat melakukan pengkajian masalah dengan baik dan benar serta dapat
menjelaskannya dan menjawab pertanyaan dengan lancar dan sistematis pada
hampir keseluruhan aspek
75-84 Dapat melakukan pengkajian masalah dengan baik dan benar namun dalam
menjelaskannya dan menjawab pertanyaan kurang lancar dan kurang
sistematis pada sebagian kecil aspek
65-74 Dapat melakukan pengkajian masalah dengan baik dan benar namun dalam
menjelaskannya dan menjawab pertanyaan tidak lancar dan tidak sistematis
pada sebagian besar aspek

60
55-64 Melakukan pengkajian masalah kurang baik dan dalam menjelaskannya atau
menjawab perlu bimbingan penguji
<55 Tidak dapat melakukan analisis masalah dengan baik dan benar atau apa yang
dilakukan salah atau tidak dapat menjelaskannya atautidak dapat menjawab
pertanyaan/jawaban

IV. Kemampuan rencana diagnostik:


Nilai Uraian
85-100 Dapat menyusun rencana diagnostik dengan tepat serta dapat menjelaskannya
dan menjawab pertanyaan dengan lancar dan sistematis pada hampir
keseluruhan aspek
75-84 Dapat menyusun rencana diagnostik dengan tepat namun dalam menjelaskannya
dan menjawab pertanyaan kurang lancar dan kurang sistematis pada
sebagian kecil aspek
65-74 Dapat menyusun rencana diagnostikdengan tepat namun dalam menjelaskannya
dan menjawab pertanyaan tidak lancar dan tidak sistematis pada sebagian
besar aspek
55-64 Menyusun rencana diagnostik kurang tepat dalam menjelaskannya atau
menjawab perlu bimbingan penguji
<55 Tidak dapat menyusun rencana diagnostik dengan tepat atau apa yang dilakukan
salah atau tidak dapat menjelaskannya atau tidak dapat menjawab
pertanyaan/jawaban

V. Kemampuan rencana pengobatan


Nilai Uraian
85-100 Dapat menyusun rencana pengobatan dengan tepat serta dapat menjelaskannya
dan menjawab pertanyaan dengan lancar dan sistematis pada hampir
keseluruhan aspek
75-84 Dapat menyusun rencana pengobatan dengan tepat namun dalam menjelaskannya
dan menjawab pertanyaan kurang lancar dan kurang sistematis pada
sebagian kecil aspek
65-74 Dapat menyusun rencana pengobatan dengan tepat namun dalam menjelaskannya
dan menjawab pertanyaan tidak lancar dan tidak sistematis pada sebagian
besar aspek
55-64 Menyusun rencana pengobatan kurang tepat dalam menjelaskannya atau
menjawab perlu bimbingan penguji
<55 Tidak dapat menyusun rencana pengobatan dengan tepat atau apa yang
dilakukan salah atau tidak dapat menjelaskannya atau tidak dapat menjawab
pertanyaan/jawaban

VI. Kemampuan penyuluhan


Nilai Uraian
85-100 Dapat melakukan penyuluhan dengan tepat serta dapat menjelaskannya dan
menjawab pertanyaan dengan lancar dan sistematis pada hampir keseluruhan
aspek
75-84 Dapat melakukan penyuluhan dengan tepat namun dalam menjelaskannya dan

61
menjawab pertanyaan kurang lancar dan kurang sistematis pada sebagian
kecil aspek
65-74 Dapat melakukan penyuluhan dengan tepat namun dalam menjelaskannya dan
menjawab pertanyaan tidak lancar dan tidak sistematis pada sebagian besar
aspek
55-64 Melakukan penyuluhan kurang tepat dalam menjelaskannya atau menjawab
perlu bimbingan penguji
<55 Tidak dapat melakukan penyuluhan dengan tepat atau apa yang dilakukan salah
atau tidak dapat menjelaskannya atau tidak dapat menjawab pertanyaan/
jawaban salah

62
Lampiran 11
Borang Penilaian Buku Log

LEMBAR PENILAIAN LOGBOOK


MODUL PRAKTIK KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM
No Nama Mahasiswa Komponen Penilaian Total
Kelengkapan Kerapian Kelengkapan Kelengkapan (100%)
Pengisian (5%) Rekapan Keterampilan
(15%) Kasus (40%) Prosedural
(40%)

63
Lampiran 12
Lembar Evaluasi Modul

Silakan mengisi jawaban semua pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda (√) pada
kolom yang menurut Anda paling tepat berikut komentarnya. Jawablah pertanyaan-
pertanyaan dengan jujur, serius, objektif dan penuh tanggung jawab karena hasil evaluasi ini
akan dipakai untuk memperbaiki program pembelajaran di Modul Praktik Klinik Ilmu Penyakit
Dalam.

No Pertanyaan SS S R TS STS
1 Kuliah pembekalan sangat bermanfaat dan membantu
anda dalam menjalani Modul IPD
2 Materi kuliah pembekalan kuliah berikut sangat bermanfaat :
- Pengantar Modul IPD
3 Stase berikut ini sangat mengesankan dan memberi manfaat dalam proses pendidikan anda :
- Ruang rawat RSUD Banten
- Poliklinik/ruang HD IPD RSUD Banten
- IGD RSUD Banten
- Ruang rawat RSUD Cilegon
- Poliklinik/ruang HD IPD RSUD Cilegon
- IGD RSUD Banten
4 DPJP pada stase ini sangat membantu anda dalam proses pendidikan :
- Ruang rawat RSUD Banten
- Poliklinik/ruang HD IPD RSUD Banten
- IGD RSUD Banten
- Ruang rawat RSUD Cilegon
- Poliklinik/ruang HD IPD RSUD Cilegon
- IGD RSUD Banten
5 Supervisor anda sangat membantu dan mampu
memberikan motivasi selama pelaksanaan modul
6 Fasilitas pendidikan sangat menunjang dalam program
kegiatan belajar mengajar anda (LCD, Laptop, dll)
7 Fasilitas non-pendidikan sangat menunjang dalam
program kegiatan belajar mengajar anda (kamar mandi,
ruang kuliah, bangku kuliah, AC, dll)
8 Pengelola Modul sangat memfasilitasi kebutuhan anda
selama mengikuti Modul IPD
9 Secara keseluruhan anda puas dalam menjalani
kepaniteraan Modul IPD
10 Apa masukan anda untuk :
Pengelola modul:

Sekretariat:

64
Keterangan: SS: Sangat Setuju, S: Setuju, R: Ragu-ragu, TS: Tidak Setuju, STS: Sangat
Tidak Setuju

Terima kasih atas kesediaannya untuk mengisi

65

Anda mungkin juga menyukai