1 BukuTeknologiDSSSMOPIRev 4
1 BukuTeknologiDSSSMOPIRev 4
net/publication/342200545
CITATIONS READS
0 3,757
5 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Widya Utaminingsih on 16 June 2020.
SMOPI MENJAWAB
TANTANGAN
PENGELOLAAN
IRIGASI
Dari Penerapan Teknologi DSS-SMOPI dalam Mendukung
Modernisasi Irigasi
Gambar Sampul Depan: Penerapan Teknologi DSS SMOPI di
Daerah Irigasi Ciliman dan Saluran Irigasi Daerah Irigasi
Bondoyudo
Gambar Sampul Belakang: Saluran Irigasi Daerah Irigasi
Bondoyudo
Penerbit
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air
2019
Hak Cipta 2019
Dilarang mengutip, menerjemahkan, menggandakan sebagian atau seluruh isi buku
dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber
Daya Air
TIM PENYUSUN
Pengarah:
Prof. Dr. Ir. Eko Winar Irianto, M.T.
Koordinator Pelaksana:
Rahmat Suria Lubis, S.T., M.T.
Editor:
Supardiyono Sobirin
Ratna Hidayat
Segel Ginting, S.Si., MPSDA
Tim Riset:
Widya Utaminingsih, S.P., MPSDA
Hanhan A. Sofiyuddin, S.T.P., M.Agr.
Susi Hidayah, S.T., M.T.
Afida Zukhrufiyati, S.Si.
Susilowati, S.T.P.
Narasumber:
Prof. Dr. Ir. Sigit Supadmo Arif, M.Eng
Ir. R. Eko Subekti, Dipl.
Ir. Djito, Sp1
Didukung oleh:
Seluruh pejabat struktural dan fungsional lainnya di lingkungan Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sumber Daya Air
ISBN: 978-602-7530-50-8
Diterbitkan oleh:
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Badan Penelitian dan Pengembangan
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air
Jl. Ir. H. Juanda 193 Bandung 40135 Telp. (022) 2504053, 2501554, 2500507
Email: pusair@pu.go.id
Website: www.pusair-pu.go.id
SMOPI Menjawab Tantangan Pengelolaan Irigasi
KATA PENGANTAR
Upaya pencapaian kondisi ketahanan pangan, terdapat persyaratan yang harus dipenuhi,
salah satunya adalah ketersediaan air. Secara nasional ketersediaan air irigasi saat ini
dipenuhi terutama dari aliran permukaan yang dipergunakan untuk mengairi sawah.
Disamping adanya potensi ketersediaan air untuk irigasi juga terdapat ancaman
keberlanjutan sistem irigasi yang ada di Indonesia, salah satunya adalah penurunan mutu
sumber daya air akibat jaringan irigasi yang telah habis umur teknisnya. Tuntutan terhadap
kinerja irigasi yang lebih baik mendorong pemerintah untuk melaksanakan pengelolaan
irigasi dengan konsep irigasi modern. Irigasi modern merupakan sistem pengelolaan irigasi
yang dilaksanakan secara efektif, efisien, dan berkelanjutan.
Pada tahun 2012, Balai Litbang Irigasi di bawah pengawasan Puslitbang Sumber Daya Air
mulai mengembangkan aplikasi Sistem Manajemen Operasi dan Pemeliharaan Irigasi
(SMOPI) sebagai wujud dari pengelolaan irigasi modern. Buku SMOPI dalam Menjawab
Tantangan Pengelolaan Irigasi dibuat dalam rangka mewujudkan sistem pengelolaan irigasi
partisipatif. Orientasi SMOPI bertujuan untuk pemenuhan tingkat layanan irigasi secara
efektif, efisien dan berkelanjutan dalam rangka mendukung ketahanan pangan dan air.
Aplikasi SMOPI telah diterima oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan dicanangkan
dalam program Operasi dan Pemeliharaan (OP) Prima untuk diterapkan secara nasional
tahun 2020. Selanjutnya oleh pemerintah provinsi dan kabupaten/kota diaplikasikan untuk
manajemen operasi dan pemeliharaan dengan melakukan pengisian blangko untuk setiap
daerah irigasi. SMOPI juga telah dicantumkan dalam buku pedoman pelaksanaan
modernisasi irigasi sebagai aplikasi teknologi informasi untuk mendukung pengelolaan
irigasi.
Buku ini disusun oleh Widya Utaminingsih, SP, MPSDA dan tim pelaksana kegiatan, dibawah
koordinasi Kepala Seksi Penyelenggara Teknis Segel Ginting, S.Si., MPSDA. dengan
bimbingan Rahmat Suria Lubis, S.T., M.T. selaku penanggung jawab kegiatan.
Ucapan terimakasih disampaikan kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuan
dan dukungan dalam penulisan Buku Teknologi ini. Besar harapan kami buku ini dapat
digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pengelolaan daerah irigasi menuju
modernisasi irigasi.
Bandung, Desember 2019
Kepala Pusat Litbang Sumber Daya Air
RINGKASAN
Kondisi daerah irigasi (DI) di Indonesia saat ini banyak yang mengalami penurunan kinerja
akibat telah mencapai umur layanan teknisnya. Tuntutan terhadap kinerja irigasi yang lebih
baik mendorong pemerintah untuk melaksanakan pengelolaan irigasi dengan konsep irigasi
modern. Irigasi modern merupakan sistem pengelolaan irigasi yang dilaksanakan secara
efektif, efisien, dan berkelanjutan dalam mendukung ketahanan pangan dan air. Irigasi
modern diwujudkan dengan meningkatkan keandalan penyediaan air irigasi, perbaikan
sarana dan prasarana irigasi, penyempurnaan pengelolaan irigasi, penguatan institusi
pengelola irigasi, dan pemberdayaan manusia pelaku pengelola irigasi.
Melihat perkembangan informasi dan teknologi yang cukup pesat, telah mendorong
pengelola irigasi dan instansi terkait untuk menerapkan teknologi informasi dalam rangka
pengelolaan irigasi yang lebih baik. Pada tahun 2012, Balai Litbang Irigasi di bawah
koordinasi Puslitbang Sumber Daya Air mulai mengembangkan aplikasi Sistem Manajemen
Operasi dan Pemeliharaan Irigasi (SMOPI), dan pengembangan terus dilakukan dari tahun
ke tahun sebagai upaya penyempurnaan. Pengembangan SMOPI dilakukan dengan
mengaplikasi blangko Operasi dan Pemeliharaan pada Permen PUPR No. 12/PRT/M/2015
tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi.
SMOPI bertujuan mempercepat proses dan mengubah pelaporan OP irigasi dari yang
bersifat paperbase menjadi paperless. Penerapan SMOPI sebagai sistem pelaporan operasi
dan pemeliharaan irigasi merupakan upaya dalam mendukung konsep modernisasi irigasi,
khususnya pada pilar penyempurnaan sistem pengelolaan irigasi. Proses pelaporan OP
irigasi dengan SMOPI akan menghemat banyak waktu dan pembagian air irigasi dapat lebih
efektif dan efisien mendekati kondisi tepat jumlah dan tepat waktu. Selain itu, penerapan
SMOPI dapat membantu mempercepat proses komunikasi antara petani pengguna air,
petugas irigasi di lapangan dan instansi pemerintah setempat yang menangani irigasi.
SMOPI telah dilaksanakan di beberapa lokasi, pada tahun 2013-2014 telah diterapkan di DI
Tajum Kabupaten Banyumas dan DI Boro Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Pada
tahun yang sama, Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (SDABM) Kabupaten Banyumas
menerapkan SMOPI di DI Jaganala dan DI Karangnangka. Pada tahun 2016-2017 SMOPI
diterapkan di DI Bondoyudo Kabupaten Lumajang dan Jember Provinsi Jawa Timur, dan DI
Cilemer untuk dilakukan uji coba atas inisiatif Dinas PU Pandeglang. Lalu di Tahun 2018,
SMOPI mulai diterapkan di DI Ciliman, Banten. Diharapkan untuk waktu mendatang
penggunaan aplikasi SMOPI dapat dijadikan sebagai standar dalam pengelolaan irigasi
nasional.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................... i
RINGKASAN .............................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ...............................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .......................................................................................................................vii
DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN ............................................................................................. viii
TANTANGAN PENGELOLAAN IRIGASI KE DEPAN .................................................................. 1
PENGELOLAAN IRIGASI DALAM MODERNISASI IRIGASI ....................................................... 3
2.1 Modernisasi Irigasi .................................................................................................. 3
2.2 SMOPI ...................................................................................................................... 7
2.3 SMOPI dalam Modernisasi Irigasi ........................................................................... 9
2.4 Pengembangan aplikasi SMOPI ............................................................................. 12
TEKNOLOGI SMOPI ................................................................................................................ 21
3.1 Persyaratan Penggunaan SMOPI ........................................................................... 21
3.1.1 Umum .......................................................................................................... 21
3.1.2 Data ............................................................................................................. 21
3.1.3 Sumber Daya Manusia ................................................................................ 21
3.1.4 Kebutuhan Perangkat ................................................................................. 22
3.1.5 Koneksi Internet.......................................................................................... 24
3.1.6 Penyiapan Ruang Server ............................................................................. 24
3.1.7 Penunjukkan Petugas Admin Server dan Aplikasi ..................................... 25
3.2 Penugasan Berjenjang Pengelola Irigasi ............................................................... 25
3.3 Panduan Penggunaan Aplikasi SMOPI .................................................................. 26
3.3.1 Login (Masuk) Aplikasi SMOPI ................................................................... 26
3.3.2 Manual Pemakaian Mantri/Juru dan Petugas Bendung ............................. 27
3.3.3 Manual Pemakaian Ranting/Pengamat ...................................................... 28
3.3.4 Manual Pemakaian Kasi O. Irigasi Kabupaten ............................................ 31
3.3.5 Manual Pemakaian Kasi OP. UPTD Provinsi/Balai WS .............................. 32
PELUANG DAN PENERAPAN TEKNOLOGI ............................................................................ 33
4.1 Peluang Teknologi ................................................................................................. 33
4.2 Penerapan Teknologi ............................................................................................ 34
4.2.1 SMOPI di DI Tajum dan DI Boro.................................................................. 34
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN
Uji coba aplikasi SMOI telah dilakukan di beberapa lokasi yaitu pada tahun 2014, aplikasi
SMOI mulai diterapkan di DI Tajum Kabupaten Banyumas dan Boro Kabupaten Purworejo,
Provinsi Jawa Tengah. Pada tahun 2016-2017 SMOPI diterapkan di DI Bondoyudo
Kabupaten Lumajang dan Jember Provinsi Jawa Timur. Lalu pada tahun 2018, SMOPI mulai
diterapkan di DI Ciliman, Banten.
Modernisasi Irigasi
target yang akan dimodernisasi. Adapun kajian IKMI yang dilaksanakan pada DI yang akan
dipilih meliputi:
1. ketersediaan air, kebutuhan air dan neraca air yang ada, serta kemungkinan tambahan
pasokan air;
2. kondisi prasarana irigasi termasuk kelengkapan dan fungsi serta rekomendasi
penyempurnaannya guna mendukung irigasi modern;
3. sistem pengelolaan irigasi yang saat ini berlaku dengan tingkat layanan yang diberikan
kepada para pengguna air irigasi khususnya petani; serta hambatan dan kelemahan
dalam pengelolaannya;
4. sistem institusi yang ada dan mekanisme kerja antara lembaga pengelola irigasi serta
rekomendasi perkuatan institusi yang diperlukan dalam rangka pengelolaan irigasi
modern (UPIM);
5. kondisi SDM pelaksana pengelola irigasi saat ini baik kuantitas, kualitas, status, jabatan
maupun kompetensinya, termasuk pula SDM P3A serta kebutuhan pemberdayaan
(training need assessment);
Hasil dari IKMI, kesiapan daerah irigasi dapat dikelompokkan dalam 3 (tiga) Kategori:
a. Nilai > 80 : predikat memadai dan modernisasi dapat diterapkan;
b. Nilai 50-79,9: predikat cukup, modernisasi ditunda, dilakukan penyempurnaan sesuai
dengan hasil IKMI 1-2 tahun;
c. Nilai < 50 : predikat kurang, modernisasi ditunda dilakukan penyempurnaan sistem
irigasi 2-4 tahun;
Tabel 0.1 Indeks Kesiapan Modernisasi Irigasi
Nilai
Substansi Pilar
Memadai Cukup Kurang
Ketersediaan Air >16 (maks. 20) 10-16 <10
Prasarana/infrastruktur irigasi >20 (maks. 25) 12.5-20 <12.5
Sistem pengelolaan irigasi >16 (maks. 20) 10-16 <10
Sumber daya manusia sebagai pelaku >12 (maks. 15) 7.5-12 <7.5
Pemerintah sudah membuat sebuah prosedur baku dalam membangun dan mengelola
sistem irigasi, dimulai dari penetapan delapan kriteria, yaitu kajian meja, penetapan
perencanan sistem, pekerjaaan penyigian (survei), penyelidikan (investigation),
perancangan (designing), pembebasan lahan (land aquicicition), pembangunan atau
pelaksanaan (construction), serta operasi dan pemeliharaan (operation and maintanance).
Sebelum dilaksanakan OP, terlebih dahulu dilakukan persiapan OP (POP) sehingga
diperoleh panduan pelaksanaan operasi dan pemeliharaan. Selanjutnya dilakukan
pengelolaan terhadap DI yang telah siap dioperasikan dan dilakukan penilaian kinerja
sistem irigasi secara rutin, serta pengelolaan aset irigasi. Semua itu dalam rangka proses
penentuan pelaksaanan revitalisasi/rehabilitasi (apabila diperlukan) dan apabila tidak
dimungkinkan lagi upaya rehabilitasi maka harus dilakukan satu tindakan peningkatan
sistem irigasi.
Untuk sistem pelaporan operasi dan pemeliharaan irigasi secara konvensional, OP masih
dilakukan dengan cara pengisian blangko. Tetapi saat ini telah dicoba satu sistem
manajemen operasi dan pemeliharaan irigasi berbasis internet (SMOPI). Kegiatan tersebut
merupakan siklus pengelolaan sistem irigasi (Direktorat Irigasi dan Rawa, 2017). Secara
ringkas siklus pengelolaan irigasi dapat dilihat pada Gambar 2.2.
2.2 SMOPI
Awalnya, SMOPI adalah aplikasi yang dibangun untuk pengisian blangko Operasi Irigasi
yang kemudian disebut dengan Sistem Manajemen Operasi Irigasi (SMOI). SMOI mulai
dikembangkan pada tahun 2012 berdasarkan alur kerja pada pedoman operasi dan
pemeliharaan irigasi yang terangkum pada Permen PU Nomor 32 Tahun 2007 (Balai Irigasi,
2012). SMOI didesain untuk mampu melakukan proses pengiriman data operasional irigasi
secara otomatis dengan memanfaatkan jaringan komunikasi layanan internet,
pengoperasian yang mudah (user friendly) serta dapat mengurangi pekerjaan perhitungan
dan rekapitulasi data yang berulang saat dilakukan secara manual (Balai Litbang Irigasi,
2014). Adapun dokumen operasional irigasi tersebut adalah form dan report dari 12
blangko O dan 10 blangko P.
Pengelola irigasi pada tingkat mantri/juru dapat mengakses aplikasi melalui perangkat
komunikasi portabel yang memiliki fasilitas koneksi dengan internet. Pengelola irigasi
lainnya di tingkat ranting/pengamat/UPT, Kasi operasi kabupaten, Kasi operasi UPTD
propinsi/balai PSDA, BBWS/BWS dapat mengakses melalui komunikasi portabel atau
komputer yang memiliki fasilitas koneksi dengan internet. Pengembangan aplikasi SMOPI
dari tahun ke tahun dapat dilihat pada Gambar 2.3.
SMOI V.1 SMOI V.2 SMOI V.3 SMOI V.4 SMOI V.5 SMOPI V.6
Pilihan periode
pelaporan yaitu
Pilihan periode 7, 10, 15 hari Penambahan fitur
pelaporan yaitu 7 dengan cakupan pemeliharaan
hari dengan provinsi Jawa aplikasi SMOPI
cakupan provinsi Barat, Jawa yaitu pengaktifan
Jawa Barat. Tengah, Jawa Perhitungan Versi web mobile user umum,
Timur, DIY, dan satuan kebutuhan dapat digunakan tampilan
Tampilan, Penambahan keseluruhan
Banten. air dilakukan untuk semua
Standar PC untuk perhitungan blangko dan
dengan koneksi user.
semua modul dan Tampilan, satuan kebutuhan menu untuk
AWS ke aplikasi
fasilitas print terdapat air untuk Jawa Blangko monitoring
SMOI sebagai
terbatas. penambahan web Timur yang pelaporan kegiatan.
input data dalam
mobile untuk menggunakan dilengkapi
Perhitungan menghitung
mantri dan POB. metode LPR-FPR dengan blangko Integrasi SMOPI
satuan kebutuhan satuan kebutuhan
pemeliharaan dengan server
air berdasarkan Ada penambahan air irigasi
Pusdatin.
input. fitur user public.
Pembuatan
Hanya terdapat Fasilitas print SMOPI versi
blangko operasi dapat dilakukan Android
pada semua
blangko
sadap tersier, debit intake bendung, dan lain-lain. Eksekusi output data yaitu pengaturan
pintu air irigasi dilakukan oleh SDM pengelola secara manual selama belum dilakukan
otomatisasi irigasi. Komputer server berfungsi sebagai alat pengolah dan penyimpan data.
Alat pendukung berfungsi untuk membantu input data operasi secara otomatis, seperti
Automatic Weather Station (AWS) dan alat ukur debit volumetrik.
SDM
SMOPI
Valles, & Torres-Sánchez (2016). Pengembangan lanjutan SMOPI masih akan terus
dilakukan dengan mengintegrasikan sistem pengukuran debit volumetrik, pengukuran
cuaca melalui AWS, dan pintu air elektromekanis (Aditya, Hidayah, & Joubert, 2017).
Walaupun demikian, SMOPI sudah cukup memenuhi kebutuhan praktis lapangan dengan
tingkat keberterimaan yang baik. Berdasarkan penelitian oleh Joubert & Prihantoko (2015),
lebih dari 78% pengguna di DI Boro menyatakan bahwa SMOI memudahkan dan bermanfaat
dalam pelaksanaan operasi irigasi.
SMOPI MANUAL
Pengisian Blangko Efektif dengan Durasi Pengisian Membutuhkan
Durasi yang Pendek Banyak Waktu dan tidak Efektif
tepat waktu, serta dapat membantu mempercepat proses komunikasi antara petani
pengguna air, petugas di lapangan dan instansi pemerintah yang menangani irigasi.
Kegiatan operasi dan pemeliharaan irigasi dilaksanakan sebagaimana diamanahkan dalam
Permen PUPR Nomor 12/PRT/M/2015 tentang eksploitasi dan pemeliharaan. Kegiatan
operasi jaringan irigasi secara rinci meliputi:
1. Pengumpulan data (data debit, curah hujan, luas tanam, dan lain-lain);
2. Kalibrasi alat pengukur debit;
3. Membuat Rencana Tata Tanam Tahunan (RTTT), Rencana Pengeringan, dan lain-lain;
4. Melaksanakan pembagian dan pemberian air termasuk membuat laporan permintaan
air, mengisi papan operasi, dan mengatur bukaan pintu;
5. Mengatur pintu-pintu air pada bendung berkaitan dengan datangnya debit sungai
banjir;
6. Pekerjaan mengatur pintu kantong lumpur untuk menguras endapan lumpur;
7. Koordinasi antar instansi terkait; dan
8. Monitoring dan evaluasi kegiatan operasi jaringan irigasi
Mulai
PERENCANAAN
Lamp. Kep. Komisi Irigasi
Usulan Luas Tanam oleh
Kab. tentang Pola Tanam
P3A/HIPPA B.01-O B.02-O B.03-O dan Rencana Tata
Rekap Usulan Luas
Usulan Luas Tanam per Keputusan Luas Tanam
Tanam per Daerah
Wil. Kerja Mantri/Juru per Daerah Irigasi
Irigasi
Penetapan
Realisasi Satuan Tidak
Keadaan Air Rencana Pemberian Air
Luas Tanam Faktor Tersier Kebutuan Air Faktor K > 0,7
secara Golongan/ Giliran
Ya
B.04-O B.05-O B.07-O B.07-O B.10-O
Lap. Produktivitas
Laporan Keadaan Perhitungan Keb. Air di Pintu Perhitungan Keb. Air di
Penetapan Pemberian Air tanaman dan Neraca
Air dan Tanaman Pengambilan Jaringan Utama
Air
B.12-O B.11-O
Selain informasi mengenai pintu dan debit untuk PPA, SMOPI juga mengakomodir Dirjen
SDA dan BBWS/WS untuk menerima informasi terkait monitoring dan evaluasi TPOP yang
dilakukan oleh pelaksana. Informasi tersebut sudah berbasis spasial sehingga menjadi lebih
informatif dalam membantu pembuatan keputusan. Penambahan fitur untuk monitoring
pengelolaan irigasi oleh Dirjen SDA dan BBWS/WS secara detail adalah sebagai berikut:
1. Membantu untuk memantau efektifitas pemberian air secara realtime
2. Memberikan informasi mengenai Indeks Pertanaman (IP) untuk masing-masing DI
kewenangannya secara realtime
3. Membantu pengambilan keputusan (Decision Support System) mengenai hak guna
air
4. Membantu menentukan pola rencana SDA tentang kebijakan pengelolaan WS
(kecukupan air)
5. Membantu penentuan mengenai kebijakan pola tanam
6. Membantu untuk memantau keaktifan pelaksanaan OP Irigasi secara langsung
Informasi yang akan diterima oleh Dirjen SDA berupa rekap data DI Wilayah Kerja setiap
BBWS (Gambar 2.13). Rekap DI pada suatu wilayah sungai tertentu berisi mengenai
informasi luas DI, jumlah GP3A, jumlah petak tersier dan bangunan kontrolnya. Rencana dan
realisasi tanam juga terdapat pada rekap DI yang menunjukkan jumlah luasannya
berdasarkan dengan rekap blangko operasi yang telah diisikan pada SMOPI. Pemantauan
terhadap keaktifan OP secara langsung dapat dilihat pada kelengkapan pelaporan yang
dapat diakses pada menu rekap DI.
ditampilkan secara rinci blangko yang tidak lengkap pada masing-masing DI. Neraca air
ditampilkan secara grafik mengenai kebutuhan dan ketersediaan air, serta menampilkan
grafik dari kebutuhan air berdasarkan faktor k. Produksi tanam menampilkan grafik
mengenai jumlah produksi dari masing-masing komoditas secara historis. Data debit yang
disajikan yaitu berupa data pengukuran debit sungai, data rata-rata 15 harian dan 5 harian,
serta data prediksi debit hasil olahan aplikasi SIWAMI sebagai informasi tambahan untuk
pengambilan keputusan mengenai kebijakan pengelolaan irigasi khususnya pembagian air
ke petak tersier.
TEKNOLOGI SMOPI
Penguasaan
Pendidikan Fasilitas di
Jabatan Kompetensi Terhadap
Minimal Kantor
Software
Kepala Mampu
Komputer, alat
ranting/pengamat/ melaksanakan
Sarjana Muda/ pencetak, alat Internet
UPTD/cabang tupoksi untuk
D3 Teknik Sipil komunikasi, browser
dinas/ korwil/ areal irigasi
koneksi internet
pengamat 5000-7500 Ha
Pengaturan
Mampu
Alat komunikasi internet untuk
melaksanakan
Juru/mantri yang kompatibel masing-masing
tupoksi untuk STM bangunan
pengairan mengakses web provider tentang
areal irigasi 750-
browser telepon
1500 Ha
genggam
Pengaturan
Alat komunikasi internet untuk
Mampu
Petugas operasi yang kompatibel masing-masing
melaksanakan ST, SMP
bendung mengakses web provider tentang
tupoksi
browser telepon
genggam
Mampu
Petugas Pintu air melaksanakan ST, SMP Alat komunikasi
tupoksi
Server yang dibutuhkan dalam penerapan aplikasi SMOPI secara mandiri mengacu pada
spesifikasi minimal server yang digunakan dalam pembuatan dan pengembangan aplikasi
SMOPI. Spesifikasi server yang digunakan antara lain:
1. Sistem Operasi Linux menggunakan CentOS 6.9
2. Database/Coding menggunakan MySQL dan PHP dengan Versi Php 5.3.3 & MySQL
5.1.73
3. Web server: LAMP (Linux Apache MySql Php)
4. Basis Pemrograman: Web Base
Jenis server yang dapat digunakan adalah cloud server atau traditional server. Apabila
menggunakan traditional server, maka spesifikasi minimum yang harus dimiliki server
tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 0.2 Spesifikasi Minimum Penggunaan Server
Uraian Spesifikasi
Platform Single CPU Tower Server
#1 Processor Onboard 8M Cache, 3.30 GHz
Standard Memory 8GB (1 x 8GB)
#1 Hard Drive 2 x 1TB SATA
#1 Optical Drive DVD-RW
Networking 2 x GbE NIC
Chassis Form Factor Tower
Keyboard Type Optional
Input Device Type Optional
O/S Provided Optional
3 Year Parts / 3 Year Labour /
Standard Warranty
3 Year Onsite Warranty Next Business Day
Max. Memory 64GB
Standard Bays 8 x 3.5" bays
Interface Provided USB 2.0, VGA, LAN
Slot Provided 4 x PCIe
Adapun spesifikasi software yang digunakan dalam server SMOPI antara lain:
- OS linux: OpenSUSE 12.x
- Paket yang diaktifkan:
a. Xwindows
b. Apache
c. Php
d. MariaDB/MySQL’
2) Tablet/smartphone
Spesifikasi minimal untuk pengoperasian secara optimal dalam mengakses aplikasi SMOPI
yaitu:
Ukuran Layar : 7.0 inches
RAM : 1 GB
Kecepatan CPU : 1.3 GHz
Jaringan Internet : 3G HSDPA 850/1900/2100
Fitur tambahan : Wifi, GPS
Browser : Google Chrome atau Opera
3) PC/laptop
Spesifikasi minimal untuk pengoperasian secara optimal dalam mengakses aplikasi SMOPI
yaitu:
Tipe Prosesor : Intel Core i3
Memori standar : 4GB DDR3L
Hard Drive : Min 500 GB HDD
Kecepatan CPU : 3.7 GHz
Wireless Network : Wifi + LAN
Kecepatan Jaringan : 10/100/10000
Browser : Google Chrome atau Opera
3.1.5 Koneksi Internet
SMOPI (Sistem Manajemen Operasi dan Pemeliharaan Irigasi) membutuhkan koneksi
internet agar dapat dijalankan dengan baik. SMOPI merupakan aplikasi pelaporan yang
tidak membutuhkan ruang memori pada gawai karena diakses melalui website. Untuk itu
selama pengisian blangko pada SMOPI dibutuhkan koneksi yang baik agar data tersimpan
dalam database program. Koneksi internet tersebut mempunyai persyaratan minimal
sebagai berikut:
1) Koneksi internet untuk server (khusus penerapan aplikasi SMOPI secara mandiri)
maka dibutuhkan,
1. Koneksi broadband dengan bandwidth 4 Mbps
2. Rasio bandwidth 1:1
3. Mempunyai IP (internet protocol) public
2) Client harus mempunyai koneksi internet
1. Koneksi minimal 3G untuk smartphone atau perangkat bergerak lainnya
2. Koneksi wifi dengan kecepatan internet minimal 512 kbps jika menggunakan
komputer (laptop/PC)
3) Pengaturan firewal dan antivirus
Untuk pengembangan SMOPI yang direncanakan dengan disediakan server tersendiri
maka harus dipastikan server terbebas dari virus komputer yang dapat memperlambat
koneksi internet dan kinerja server.
3.1.6 Penyiapan Ruang Server
Penyediaan ruang server harus memenuhi ketentuan-ketentuan berikut:
1) Lantai ruang server harus menggunakan raised floor yang tahan api (dengan ketinggian
tertentu).
2) Pintu masuk harus menggunakan pengamanan yang cukup.
3) Jalan keluar menuju pintu masuk ruangan harus dibuat dengan kemiringan tertentu
yang dapat digunakan untuk memasukan server dan perangkat lainnya dengan mudah
dan aman.
4) Sistem pendingin sebaiknya menggunakan standing AC dengan blower yang berada di
bagian bawah/lantai sehingga suhu dingin dapat disalurkan melalui raised floor.
5) Sistem pendingin lainnya adalah dengan menggunakan AC split seperti pada umumnya.
6) Sistem pendingin baik dengan standing AC maupun AC split harus mendapatkan
backup unit yang selalu siap apabila dalam kondisi tertentu dibutuhkan.
7) Indikator suhu dan kelembaban harus dapat dilihat dari luar sehingga dapat diketahui
dengan pasti kondisi ruangan di dalam.
8) Fire alarm system (Sistem deteksi kebakaran) harus terdapat dalam ruangan dengan
menggunakan gas tabung pemadam yang tidak merusak server apabila bekerja.
9) Terdapat media backup untuk melakukan backup baik harian, bulanan atau tahunan.
3.1.7 Penunjukkan Petugas Admin Server dan Aplikasi
Admin server bertugas untuk melakukan pengelolaan server seperti update aplikasi versi
terbaru. Yang perlu diperhatikan adalah jika dilakukan update terhadap server maka harus
dikomunikasikan dengan Tim IT Balai Litbang Irigasi karena update server dapat
mempengaruhi aplikasi di server tersebut.
Admin aplikasi dibatasi hanya dapat mengatur aplikasi tanpa mengakses langsung ke server.
Tugas dan kewenangan admin aplikasi sebagai berikut:
1. Membuat akun berdasarkan struktur organisasi pengelola irigasi
2. Penentuan pengambilan data dari AWS (automatic weather station)
3. Mengelola data administratif pengguna: kata sandi dan pemakai umum
4. Menentukan referensi user dan blangko: pendidikan dan golongan user, parameter
blangko, penentuan periode laporan dan penentuan tahun musim tanam
5. Menentukan metode perhitungan satuan kebutuhan air: tabel persiapan lahan,
koefisien padi, koefisien tebu dan palawija
6. Tugas lengkap ada di manual penggunaan aplikasi smopi untuk admin
sedangkan untuk penghapusan data tidak dapat dilakukan pada Blangko 01 jika Blangko 03
sudah diproses, Blangko 06 jika Blangko 07 sudah diproses, dan Blangko 04 jika Blangko 05
sudah diproses.
Gambar 3.11 Tampilan Menu Aplikasi SMOPI untuk Kasi O. Irigasi Kabupaten
Gambar 3.12 Menu Utama Aplikasi SMOPI untuk Kasi OP UPTD Provinsi/Balai WS
Penyimpanan data
sistematis
SMOPI
Mengurangi
Penggunaan
Kertas
Standar Pelaporan OP
Irigasi Nasional
Mengurangi
terjadinya konflik
sosial
6 2018
- Penerapan di DI Ciliman Banten
2017 5
- Penerapan di DI Bondoyudo
- Penerapan di DI Kewenangan
Kabupaten serta Migrasi aplikasi ke
server daerah
(smoi.banyumaskab.go.id) oleh Dinas
4 2016
PU Kabupaten Banyumas - Penerapan di DI Bondoyudo
- Inisiatif Dinas PU Pandeglang untuk
uji coba di DI Cilemer
2015 3
- Tidak ada kegiatan pendampingan
khusus, DI menerapkan sendiri
namun tetap ada monitoring dari
Balai
- Sosialisasi di DI Bondoyudo melalui
2 2014
kegiatan penyebarluasan - Lanjutan ujicoba di DI Boro dan
Tajum
- Inisiatif Dinas SDABM Banyumas
menerapkan di DI Jaganala dan DI
2013 1 Karangnangka
- Penerapan di DI Boro dan DI Tajum,
Jawa Tengah
Bendung Boro
sebagai sikap terhadap penggunaan sistem yang berbentuk penerimaan atau penolakan
sebagai dampak bila seseorang menggunakan suatu teknologi dalam pekerjaannya.
Hasil kuisioner tersebut menunjukkan rata-rata 78,6% pengelola irigasi di DI Tajum dan DI
Boro (responden) setuju akan kemudahan dari penggunaan aplikasi, 82,2% responden
setuju terhadap manfaat dari pengaplikasian SMOPI, dan rata-rata 84,8% responden setuju
terhadap sikap penggunaan pada aplikasi. Hasil kuisioner untuk penerapan SMOPI di DI
Tajum dan DI Boro dapat dilihat pada Gambar 4.4.
Manfaat 82,20%
Kemudahan 78,60%
Gambar 4.4 Persentase Persetujuan Penerapan SMOPI DI Tajum dan DI Boro dalam
Berbagai Aspek
Untuk mengetahui berapa banyak manfaat penggunaan aplikasi SMOPI sebagai pelaporan
irigasi, dilakukan survei menggunakan kuisioner yang didistribusikan kepada penguna.
Terdapat 4 kriteria yang digunakan untuk menilai penerapan aplikasi SMOPI yaitu
kecepatan, keamanan, fungsi dan biaya. Hasil kuisioner tersebut menunjukkan lebih dari
85% pengelola irigasi di DI Bondoyudo setuju bahwa aplikasi SMOPI mempercepat proses
pelaporan blangko OP, berfungsi secara efektif dan efisiensi dalam hal pelaporan OP,
menghemat kebutuhan anggaran dalam kegiatan pelaporan OP, dan aman untuk
menyimpan data pelaporan blangko OP. Hasil kuisioner untuk penerapan SMOPI di DI
Bondoyudo dapat dilihat pada Gambar 4.7.
Biaya 91,96%
Fungsi 85,72%
Keamanan 87,58%
Kecepatan 94,64%
Ciliman (Gambar 4.9), pendampingan pengisian blangko ke aplikasi SMOPI (Gambar 4.10),
serta pendampingan PPA dalam mengatur bukaan pintu bagi dan sadap untuk menghitung
debit air yang diberikan pada masing-masing petak tersier (Gambar 4.11). Untuk tahun
2019 penerapan SMOPI sudah mulai dilaksanakan secara bertahap dengan melakukan
pendampingan mengenai cara pengisian dari blangko manual ke aplikasi.
Gambar 4.11 pendampingan PPA dalam mengatur bukaan pintu bagi dan sadap
PENUTUP
Sebagai penutup, berikut ini diuraikan mengenai keunggulan pengelolaan irigasi modern
menggunakan SMOPI, butir penting faktor kunci pendukung keberhasilan penerapan
SMOPI, dan usulan pengembangan SMOPI sebagai sistem pengelolaan irigasi.
Penerapan SMOPI untuk pengelolaan irigasi modern memiliki keunggulan dibandingkan
dengan pengelolaan secara konvensional. SMOPI dapat secara otomatis menghitung atau
merekap data operasi dari satu blangko ke blangko lainnya, sehingga proses pelaporan
operasi dan pemeliharaan irigasi dapat dilakukan lebih cepat. Penerapan SMOPI membuat
analisa dan perhitungan neraca air mendekati realtime dan lebih akurat, sehingga
kebutuhan air irigasi di suatu daerah irigasi akan terakomodir atau terpenuhi secara adil
mendekati kondisi tepat waktu dan tepat jumlah. Selain itu, SMOPI juga memberikan
pengaruh positif terhadap kelestarian lingkungan dengan pelaksanaan pelaporan yang
awalnya bersifat paper-base menjadi semi-paperless, untuk kemudian dikembangkan secara
bertahap menjadi paperless.
Kunci keberhasilan penerapan SMOPI untuk pengelolaan irigasi modern adalah lebih hemat
waktu, sehingga pembagian air efektif dan efisien, tepat jumlah, dan tepat waktu. SMOPI
sebagai alat pengelolaan irigasi telah diterima oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Kementerian PUPR, yang selanjutnya dimintakan kepada pemerintah provinsi dan
kabupaten/kota untuk mengaplikasikannya pada setiap DI setempat.
Walaupun SMOPI telah memiliki keunggulan dalam meningkatkan kinerja pengelolaan
irigasi menjadi lebih tepat jumlah dan tepat waktu dalam pembagian air, namun masih perlu
ditingkatkan dalam hal fitur-fitur tambahan supaya lebih mudah dioperasikan oleh petugas
irigasi setempat. Lalu, Aplikasi SMOPI berbasis android yang telah mulai dikembangkan
pada tahun 2018 supaya terus dikembangkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan
zaman, dalam rangka mendukung kedaulatan pangan.
DAFTAR PUSTAKA
Aditya, P., Hidayah, S., dan Joubert, M. D. (2017). Pengembangan Teknologi Monitoring dan
Kontrol Jarak Jauh dalam Operasi Irigasi. Kongres Rapat Anggotan Tahunan dan
Seminar Nasional INACID 2017. Jambi.
Angguniko, B. Y. Dan Hidayah, S. (2017). Rancangan Unit Pengelola Irigasi Modern. Jurnal
Irigasi – Vol. 12, No. 1, hal 23-36.
Balai Litbang Irigasi. (2014). Laporan Akhir Kegiatan Pengembangan Teknologi Irigasi
Hemat Air. Balai Irigasi, Puslitbang SDA, Balitbang, Kementerian PUPR. Bekasi.
Balai Litbang Irigasi. (2018). Naskah Ilmiah Modernisasi Irigasi. Balai Irigasi, Pusat Penelitian
dan Pengembangan SDA. Bekasi.
Direktorat Irigasi dan Rawa. (2011). Pedoman Umum Modernisasi Irigasi (Kajian Akademik).
Kementerian Pekerjaan Umum. Jakarta.
Direktorat Irigasi dan Rawa. (2015). Rencana Strategis Direktorat Irigasi dan Rawa 2015-
2019. Direktorat Irigasi dan Rawa, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Jakarta.
Direktorat Irigasi dan Rawa. (2017). Draft Pedoman Modernisasi Irigasi Indonesia.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Jakarta.
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air. (2011). Pedoman Umum Modernisasi Irigasi.
Kementerian PUPR. Jakarta.
Joubert, M. D. dan Prihanyoko A. (2015). Analisis Keberterimaan Pengguna terhadap Aplikasi
Sistem Manajemen Operasi Irigasi menggunakan Technology Acceptance Model (Studi
Kasus Daerah Irigasi Boro, Purworejo). Jurnal Irigasi Vol. 10 No. 1. Puslitbang Sumber
Daya Air, Kementerian PUPR
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (2015). Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat No. 23/PRT/M/2015 tentang Pengelolaan Aset Irigasi.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Jakarta.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (2015). Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 12/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan
Pemeliharaan Irigasi. Kementerian PUPR. Jakarta.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (2015). Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan
Penetapan Status Daerah Irigasi. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat. Jakarta.
Mateos, L., Lopez-Cortijo, I. and Sagardoy, J.A. (2002) SIMIS: The FAO decision support
system for irrigation scheme management. Agricultural Water Management, 56, 193-
206.
Navarro Hellin, H., Martínez-del-Rincon, J., Domingo Miguel, R., Soto Valles, F., & Torres
Sanchez, R. (2016). A decision support system for managing irrigation in agriculture.
Computers and Electronics in Agriculture, 124, 121-131.
Tim Komunikasi Publik SDA. www.sda.pu.go.id. 28 September 2016.
http://sda.pu.go.id/old/sda/post/100515/op-sda-dukung-ketahanan-pangan-air-
dan-energi.html (diakses Desember 19, 2018).