Anda di halaman 1dari 3

Kajian religius dalam buku puisi In Memoriam karya Alfred Lord Tennyson

Religius adalah bentuk pedoman hidup yang dimiliki seseorang atas agamanya, yang

digunakannya untuk beribadah dan diaplikasikannya ke dalam kehidupannya sehari-hari

secara terus menerus (Awaila et al, 2019). Religius juga bisa diartikan sebagai sebuah bentuk

kedekatan seseorang terhadap Tuhannya, karena ia yakin bahwa Tuhanlah yang akan

memberikannya perasaan tentram dan bahagia (Dojosantoso, 1986).

Salah satu bentuk religiusitas seseorang bisa dilihat dari hubungan keimanannya

terhadap Tuhan. Jika seseorang memiliki keyakinan jika ada kekuatan lain yang lebih besar

daripada milikinya, maka dia akan pasrah kepada Tuhan. Ia akan melakukan seluruh

aktivitasnya di dunia ini sesuai dengan apa yang telah diperintahkan oleh Tuhan. Sehingga,

ketika ia hidup di dalam sosial masyarakat. Ia tidak akan melakukan hal-hal yang melanggar

aturan yang ada (Awaila et al, 2019). Secara singkat, religiusitas adalah penghayatan yang

telah ada di dalam diri manusia yang berhubungan dengan Tuhan, yang diaktualisasikan

seseorang melalui perilaku-perilaku yang sesuai dengan agamanya.

Jika kita ingin melihat nilai-nilai religiusitas dalam sebuah karya sastra, kita bisa

melihatnya dari cara pandang dari penulis karya sastra tersebut. Cara pandang itu akan

dituangkan di dalam karya-karya sastranya, dengan tujuan agar pembaca bisa mendapatkan

pelajaran tentang bagaimana prinsip atau pedoman hidup yang benar (Awaila et al, 2019).

Pembaca bisa menyimpulkan sendiri pesan apa yang ingin disampaikan oleh penulis,

terutama yang berhubungan dengan penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu karya sastra yang mengandung banyak nilai-nilai religiusitas adalah buku

puisi In Memoriam yang dituliskan oleh Alfred Lord Tennyson. Buku puisi In Memoriam

sendiri merupakan terbit pada tahun 1850, yang mana penulisannya berlangsung sejak tahun

1833 sampai 1850. Buku puisi ini terdiri dari prolog, seratus tiga puluh satu puisi, dan epilog.
Puisi yang terdapat di dalam buku ini merupakan ekspresi kesedihan Tennyson atas kematian

teman dekatnya, yaitu Arthur Henry Hallam (Howard, 2010).

Di dalam buku puisi In Memoriam ini menarik untuk diteliti karena di dalamnya

terdapat aspek religius yang sangat kental (Kingsley, 2004). Memang, secara sederhana

Tennyson menulis puisi-puisi yang terdapat di dalam In Memoriam karena kesedihan yang ia

miliki dari meninggalnya Arthur. Namun, Unsur religius yang ada di dalamnya

memperlihatkan bagaimana emosi dari manusia menyatukan kesedihan yang ada. Kesedihan

yang ada berhasil dihilangkan dari cinta kasih dari Tuhan (Valk, 2020).

Untuk melihat bagaimana unsur-unsur religiusitas dalam buku puisi In Memoriam,

penelitian ini akan menggunakan konsep dimensi religiusitas yang dikembangkan oleh

Charles Glock dan Rodney Stark. Dimensi-dimensi itu adalah dimensi kepercayaan (belief),

dimensi praktis (practice), dimensi pengalaman (experience), dimensi pengetahuan

(knowledge), dan dimensi etis (act of faith).

Awaila, A. R., Rasyid, Y., & Zuriyarti. (2019). Nilai-Nilai Religius dalam Kumpulan Puisi

Tadarus Karya KH. Ahmad Mustofa Bisri. Indonesian Language Education and

Literature, 5(1), 86-90.

Dojosantosa. (1986). Unsur Religius dalam Sastra Jawa. CV. Aneka Ilmu

Howard, J. (2010). Tennyson’s In Memoriam. The Explicator, 68(4), 231-234.

Kingsley, C. (2004). Literary and General Lectures and Essay. Kessinger Publishing, LLC.

Valk, M. T. (2020). In Memoriam: An Ode to Melancholy and religion in Tennyson’s

Magnum Opus. Masters Thesis, San Francisco State University.

Anda mungkin juga menyukai