Anda di halaman 1dari 5

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Di Indonesia terdapat 6 Perusahaan Yamaha Music Basis Produksi
yang terdiri dari PT Yamaha Indonesia, PT Yamaha Music
Manufacturing Indonesia, PT Yamaha Music Manufacturing Asia, PT
Yamaha Musical Parts Asia, PT Yamaha Musical Production Indonesia,
PT Yamaha Electronic Music Indonesia yang tiap-tiap Perusahaan
memproduksi produk yang berbeda dan merupakan Badan Hukum
yang berdiri sendiri-sendiri.
Pada bulan oktober 2015 diluncurkan sebuah kebijakan yang
disebut dengan SR PROJECT yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan manajemen dari tiap Perusahaan Basis Produksi serta
penyeragaman sistem dan manajemen khususnya manajemen SDM
dan Personalia.
Dari 6 Perusahaan Yamaha Music Basis Produksi di Indonesia masih
ada 2 Perusahaan yang belum dapat melaksanakan SR PROJECT
yaitu PT YMMI dan PT YMMA, kondisi tersebut tentunya
dikarenakan belum adanya kesepakatan antara Serikat Pekerja dengan
Management Perusahaan.
Rumusan Masalah :
1. Apakah SR PROJECT merugikan Pekerja YMMI ?
2. Apakah SR PROJECT menurunkan kualitas PKB existing
di YMMI ?
3. Bagaimana dampak Psikologis dan Sosiologis dari SR
PROJECT terhadap Pekerja di YMMI ?
Tujuan :
1. Untuk mengetahui Apakah SR PROJECT merugikan
Pekerja YMMI.
2. Untuk mengetahui Apakah One PKB menurunkan kualitas
PKB existing di YMMI.
3. Untuk menerangkan dampak Psikologis dan Sosiologis
dari SR PROJECT terhadap Pekerja YMMI.

PEMBAHASAN
Pengertian
SR = Seisan Kogaisya, Romu Kanri = Manajemen Ketenagakerjaan
Anak Perusahaan Produksi
Ruang Lingkup SR PROJECT
Dalam hal kebijakan manajemen SDM ruang lingkup SR PROJECT
meliputi Grade, Evaluasi, Promosi, dan Struktur Upah, dan hal-hal
yang masuk ke dalam ruang lingkup SR PROJECT tersebut bukanlah
suatu hal yang dapat dirundingkan dengan Serikat Pekerja namun
dalam pelaksanaannya diatur oleh Surat Keputusan Direksi
(SKD) . Dengan melihat ruang lingkup SR PROJECT yang disebut
sebagai kebijakan manajemen SDM maka dapat dipastikan bahwa
yang menjadi salah satu tujuan dari SR PROJECT adalah
menghilangkan hak berunding bagi Serikat Pekerja terkait 4 poin
tersebut, padahal sebelumnya mengenai 4 poin tersebut adalah bagian
dari PKB yang selama ini menjadi objek perundingan dengan Serikat
Pekerja dalam perundingan PKB.
Grade
Dalam konsep SR PROJECT penyesuaian Grade tidak identik dengan
jabatan, namun didasarkan oleh nilai upah pokok pekerja. Dengan
sistem ini maka dapat dimungkinkan terdapat Pekerja dengan jabatan
dan Pekerja tanpa jabatan dalam satu Grade yang sama sehingga
kedudukannya pun sama dalam menjadi objek evaluasi.
Dalam masa transisi penyesuaian grade pada sistem SR PROJECT
terdapat potensi terjadinya kelebihan upah, sehingga selisih upahnya
harus dikeluarkan dari upah pokok agar upah pokoknya sesuai dengan
batasan upah pada grade yang ditetapkan. Meskipun selisih upah
pokok yang telah dikeluarkan tetap dibayarkan tetapi tidak menjadi
objek kenaikan saat kenaikan upah reguler, hal tersebut tentunya
sangat merugikan bagi pekerja.

Jabatan Merupakan Penugasan


Dalam konsep SR PROJECT Jabatan merupakan penugasan dengan cara
penunjukan untuk suatu posisi tertentu tanpa melalui promosi jabatan.
Dengan konsep tersebut maka dapat diasumsikan Jabatan yang merupakan
penugasan dapat diberikan dan dicopot kapan saja berdasarkan evaluasi kinerja.
Konsep Jabatan merupakan penugasan dapat berpotensi terjadinya pencopotan
jabatan bagi pekerja yang memiliki jabatan dan pemberian jabatan kepada
pekerja yang sebelumnya tidak memiliki jabatan sepanjang Grade minimal
terpenuhi dan didasarkan pada evaluasi kinerja pekerja tersebut. Keadaan
tersebut sangat berpotensi terjadinya dismotivasi kerja bagi pekerja yang
mengalami pencopotan jabatan, dan kondisi tersebut dapat memberikan
pengaruh buruk bagi pekerja lainnya yang dapat menjadi sebab kerugian bagi
perusahaan.

Evaluasi
Range skala evaluasi dalam konsep SR PROJECT adalah S, A, B, C,
D, hal tersebut merupakan penurunan kualitas sistem evaluasi bagi
YMMI karena range skala evaluasi yang selama ini berjalan adalah A,
B, C. Range skala evaluasi dalam konsep SR PROJECT dapat
menimbulkan kesenjangan sosial yang cukup tinggi di lingkungan
kerja antara pekerja dengan evaluasi S dan D.
Dalam konsep SR PROJECT sistem evaluasi berorientasi pada grade,
dimana pada grade tersebut ada potensi terdapat pekerja dengan
jabatan dan pekerja tanpa jabatan berada dalam satu grade yang sama
sehingga dirasa tidak adil jika pekerja dengan jabatan dievaluasi
bersama pekerja tanpa jabatan.
Porsi distribusi nilai pada sistem evaluasi SR PROJECT diterapkan
berbeda antara jenis pekerjaan pada produksi dengan administrasi
meskipun berada pada grade yang sama, dengan adanya perbedaan
tersebut dapat menciptakan dismotivasi kerja bagi pekerja yang
bekerja di produksi sehingga tercipta lingkungan kerja yang tidak baik
karena sistem pada SR PROJECT menjadikan timbulnya perbedaan
status sosial antara pekerja dengan jenis pekerjaan pada produksi dan
pekerja pada jenis pekerjaan administrasi.

Pengupahan
Sistem pengupahan dalam SR PROJECT menggunakan Tabel upah
berdasarkan grade, dan dalam konsep SR PROJECT insentif prestasi
merupakan tunjangan diluar komponen gaji pokok, sehingga insentif
prestasi tidak menjadi bagian dasar perhitungan untuk hal-hal yang
berkaitan dengan Upah seperti Upah Lembur, THR, THK, Pesangon,
iuran BPJS, dan lain-lain. Sedangkan dalam sistem pengupahan yang
berjalan Evaluasi atas Prestasi menjadi bagian dari komponen Gaji
pokok, karena pada saat kenaikan upah reguler Evaluasi atas Prestasi
menjadi bagian dari komponen kenaikan gaji pokok.sehingga menjadi
bagian dasar perhitungan untuk hal-hal yang berkaitan dengan Upah.
Dalam sistem pengupahan pada SR PROJECT tidak terdapat nilai
masa kerja yang menjadi bagian dari komponen pengupahan, artinya
nilai masa kerja yang selama ini didapatkan oleh pekerja dan menjadi
bagian dari komponen pengupahan telah dihilangkan oleh sistem
pengupahan dalam SR PROJECT. Kondisi tersebut jelas
menggambarkan bahwa sistem pengupahan dalam SR PROJECT
sangat merugikan pekerja karena terjadi degradasi dalam sistem
pengupahan.
Tunjangan Hasil Kerja (THK)
Dalam konsep SR PROJECT pemberian Tunjangan Hasil Kerja
(THK)/Bonus berdasarkan jumlah hari kehadiran dalam satu periode,
hal tersebut merupakan suatu penurunan kualitas kesejahteraan karena
pada PKB existing jumlah kehadiran tidak menjadi dasar
pertimbangan mutlak untuk pemberian Tunjangan Hasil Kerja (THK).
PENUTUP
Kesimpulan
1. Dari pembahasan diatas diketahui bahwa dalam konsep SR
PROJECT terdapat hal-hal yang merugikan pekerja seperti pada
sistem pengupahan dan sistem evaluasi.
2. Dalam SR PROJECT terkait Grade, Evaluasi, Promosi, dan
Struktur Upah merupakan kebijakan SDM yang tidak menjadi
objek negosisasi dengan Serikat Pekerja, hal tersebut tentunya
tidak hanya menurunkan kualitas PKB existing namun juga
menghilangkan hak untuk berunding bagi Serikat Pekerja,
karena pada PKB existing 4 poin tersebut menjadi objek
negosiasi dengan Serikat Pekerja dalam Perundingan PKB.
3. Setelah melakukan kajian dan analisa mengenai SR PROJECT
diketahui bahwa terdapat dampak yang kurang baik terhadap
aspek psikologis dan sosiologis dari SR PROJECT yang dapat
memicu terjadinya dismotivasi kerja sehingga berpotensi
menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai