Anda di halaman 1dari 9

No. 47/07/51/Th.

IX, 1 Juli 2015

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI


(ANGKA RAMALAN I TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI TAHUN 2015 (ARAM I) DIPERKIRAKAN NAIK 0,39 PERSEN

A. PADI

 Produksi padi di Bali pada tahun 2014 tercatat sebesar 857.944 ton Gabah Kering Giling (GKG) atau
mengalami penurunan sebesar 24.148 ton GKG (2,74 persen) dibandingkan tahun 2013.

 Produksi padi di tahun 2015 berdasarkan Angka Ramalan I (ARAM I) diperkirakan sebesar 861.321 ton
GKG atau mengalami kenaikan sebesar 3.377 ton GKG (0,39 persen) dibandingkan tahun 2014.
Kenaikan produksi ini diperkirakan terjadi karena kenaikan produktivitas sebesar 0,85 kwintal/hektar
(1,41 persen) meskipun luas panen mengalami penurunan seluas 1.419 hektar (0,99 persen).

B. JAGUNG

 Produksi jagung di Bali pada tahun 2014 tercatat sebesar 40.613 ton pipilan kering atau turun 16.960 ton
pipilan kering (29,46 persen) dibandingkan tahun 2013.

 Produksi jagung di tahun 2015 berdasarkan ARAM I diperkirakan sebesar 38.082 ton pipilan kering atau
mengalami penurunan sebesar 2.531 ton pipilan kering (6,23 persen) dibandingkan tahun 2014.
Penurunan produksi ini diperkirakan terjadi karena penurunan luas panen seluas 1.168 hektar (7,00
persen), namun produktivitas justru mengalami kenaikan sebesar 0,20 kwintal/hektar (0,83 persen).

C. KEDELAI

 Produksi kedelai di Bali pada tahun 2014 tercatat sebesar 8.187 ton biji kering atau mengalami kenaikan
754 ton biji kering (10,14 persen) dibandingkan tahun 2013.

 Produksi kedelai di tahun 2015 berdasarkan ARAM I diperkirakan sebesar 7.571 ton biji kering. Capaian
produksi ini diperkirakan turun sebesar 616 ton biji kering (7,52 persen) dibandingkan tahun 2014.
Penurunan produksi ini diperkirakan terjadi karena penurunan luas panen seluas 103 hektar (1,92
persen) dan penurunan produktivitas sebesar 0,87 kwintal/hektar (5,71 persen).

Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 47/07/51/Th. IX, 1 Juli 2015 1
1. PENDAHULUAN

Statistik produksi tanaman pangan yang disajikan dalam BRS (Berita Resmi Statistik) ini terdiri
dari luas panen, produktivitas, dan angka produksi, serta hanya mencakup komoditas padi, jagung, dan
kedelai. Angka produksi tanaman pangan disajikan dalam 4 (empat) periode waktu yang berbeda,
yakni ARAM I, ARAM II, ASEM, dan ATAP. ARAM I (Angka Ramalan I) terdiri dari realisasi
produksi subround I (Januari April) dan angka ramalan subround II dan subround III (Mei
Desember) berdasarkan keadaan luas tanaman akhir bulan April.
ARAM II (Angka Ramalan II) terdiri dari realisasi produksi subround I dan subround II (Januari
Agustus) dan angka ramalan subround III (September Desember) berdasarkan keadaan luas
tanaman akhir bulan Agustus. ASEM (Angka Sementara) merupakan realisasi produksi selama satu
tahun (Januari Desember), tetapi belum final karena menunggu sampai menjadi angka tetap (data
tersedia dengan lengkap). ATAP (Angka Tetap) adalah realisasi produksi selama satu tahun (Januari
Desember), dan sudah merupakan angka final.
Adapun jadwal rilis ARAM, ASEM, dan ATAP di tahun 2015 melalui BRS dapat dilihat pada
tabel 1 berikut ini.

Tabel 1
Jadwal Rilis ARAM, ASEM, dan ATAP di Tahun 2015
Subround
Status Angka Jadwal Rilis BRS
Januari – April Mei – Agustus September – Desember
1. ASEM 2014 2 Maret 2015 REALISASI 2014 (Angka Belum Final)
2. ATAP 2014 1 Juli 2015 REALISASI 2014 (Angka Final)
3. ARAM I 2015 1 Juli 2015 REALISASI 2015 RAMALAN
4. ARAM II 2015 2 November 2015 REALISASI 2015 RAMALAN

Para konsumen data perlu mencermati status angka tersebut dalam penggunaannya, baik untuk
evaluasi/monitoring maupun perencanaan, dan hendaknya selalu mengacu pada hasil perhitungan
yang dirilis terakhir.

2. PRODUKSI PADI

Produksi padi di Bali tahun 2014 tercatat sebesar 857.944 ton GKG atau mengalami penurunan
sebesar 24.148 ton GKG (2,74 persen) dibandingkan tahun 2013. Sementara itu, produksi padi di
tahun 2015 berdasarkan ARAM I diperkirakan sebesar 861.321 ton GKG. Capaian produksi ini
diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 3.377 ton GKG (0,39 persen). Kenaikan produksi
diperkirakan terjadi pada subround II (Mei - Agustus) sebesar 34.932 ton GKG (13,53 persen) dan
subround III (September -Desember) sebesar 28.141 ton GKG (9,30 persen), sedangkan pada subround
I (Januari - April) justru terjadi penurunan sebesar 59.696 ton GKG (20,09 persen). Secara absolut
maupun persentase, kenaikan produksi padi relatif tinggi diperkirakan terjadi di Kabupaten Badung
sebesar 23.746 ton GKG (21,76 persen).
Kenaikan produksi padi di Bali selama tahun 2015 (ARAM I) diperkirakan karena adanya
kenaikan produktivitas sebesar 0,85 kwintal/hektar (1,41 persen) meskipun luas panen diperkirakan
turun seluas 1.419 hektar (0,99 persen). Kenaikan produktivitas tertinggi diperkirakan terjadi di 3
(tiga) kabupaten/kota, yakni Kabupaten Karangasem sebesar 4,91 kw/ha (9,05 persen), Kota Denpasar
sebesar 3,88 kw/ha (5,97 persen) dan Kabupaten Badung sebesar 3,19 kw/ha (5,05 persen).

2 Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 47/07/51/Th. IX, 1 Juli 2015
Secara umum, ada 3 (tiga) faktor sebagai penyebab kenaikan produktivitas padi. Pertama, di
Kota Denpasar, karena adanya kompensasi subsidi pupuk kepada petani yang lahannya mengalami
kekeringan di tahun 2014 lalu. Subsidi pupuk tersebut diberikan ketika petani yang memulai
menanam padi pada periode bulan November - Desember 2014, yang hasil panennya terjadi di
subround I - 2015.
Kedua, di Kabupaten Badung, tepatnya di Kecamatan Petang, petani setempat menggunakan
varietas padi unggul seperti Ciherang, sehingga produksi dapat meningkat hingga 8,5 ton/hektar.
Selain itu, di Kabupaten Badung juga ada program UPSUS (Upaya Khusus) untuk komoditas Padi
(bersumber APBN), yakni 310 hektar di Kecamatan Petang, 2.084 hektar di Kecamatan Mengwi, 755
hektar di Kecamatan Abiansemal, dan 251 hektar di Kecamatan Kuta Utara.
Ketiga, di Kabupaten Karangasem, disebabkan oleh kesuburan lahan dan kondisi cuaca yang
sangat mendukung. Utamanya di Kecamatan Sideman yang lahannya subur bekas penanaman
komoditas Hortikultura (sayuran) dengan rata-rata hasil survei ubinan sebesar 4,98 kg/plot.
Sedangkan di tahun 2014 lalu di kecamatan yang sama, rata-rata hasil survei ubinan sebesar 4,50
kg/plot. Selain itu juga didukung dengan penggunaan pupuk di kalangan petani padi secara lengkap.

Tabel 2
Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Padi di Provinsi Bali
Menurut Subround Tahun 2013 - 2015
Perkembangan
2015
No Uraian 2013 2014 2013 - 2014 2014 - 2015
(ARAM I)
Absolut % Absolut %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Luas Panen (ha)


- Januari - April 49 880 49 801 38 498 - 79 -0,16 -11 303 -22,70
- Mei - Agustus 48 416 43 346 49 201 -5 070 -10,47 5 855 13,51
- September - Desember 52 084 49 550 53 579 -2 534 -4,87 4 029 8,13
- Januari - Desember 150 380 142 697 141 278 -7 683 -5,11 -1 419 -0,99
2 Produktivitas (kw/ha)
- Januari - April 58,17 59,67 61,68 1,50 2,57 2,01 3,37
- Mei - Agustus 55,26 59,57 59,58 4,31 7,80 0,01 0,02
- September - Desember 62,29 61,07 61,73 -1,22 -1,96 0,66 1,08
- Januari - Desember 58,66 60,12 60,97 1,47 2,50 0,84 1,40
3 Produksi (ton)
- Januari - April 290 155 297 151 237 455 6 996 2,41 -59 696 -20,09
- Mei - Agustus 267 524 258 199 293 131 -9 325 -3,49 34 932 13,53
- September - Desember 324 413 302 594 330 735 -21 819 -6,73 28 141 9,30
- Januari - Desember 882 092 857 944 861 321 -24 148 -2,74 3 377 0,39

Keterangan: Kualitas Produksi Padi adalah Gabah Kering Giling (GKG)

Kendati produktivitas padi di Bali meningkat, namun luas panen terjadi penurunan yang
diperkirakan sebesar 1.419 hektar (0,99 persen). Penurunan luas panen terjadi secara merata di hampir
semua kabupaten/kota. Secara umum, beberapa faktor yang menyebabkan penurunan luas panen,
antara lain: adanya penurunan sebesar 27,61 persen Luas Tanam Akhir (LTA), dari 34.236 hektar LTA
Desember 2013 menjadi 24.784 hektar LTA Desember 2014 yang diakibatkan dampak kemarau
panjang di hampir semua wilayah, adanya mundur tanam (seperti yang terjadi di Kabupaten Gianyar,
Klungkung, dan Buleleng), alih fungsi lahan, adanya perbaikan saluran irigasi di akhir tahun 2014 lalu
yang berakibat pada turunnya realisasi luas tanam, adanya pengalihan komoditas karena sawah
kurang supply air, yakni pengalihan ke komoditas ubi kayu di Kabupaten Badung dan ke komoditas

Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 47/07/51/Th. IX, 1 Juli 2015 3
jeruk di Kabupaten Bangli, serta terjadi penerapan pola tanam padi sebanyak lima kali dalam dua
tahun yang digambarkan dari penurunan LTA Desember 2013 ke LTA Desember 2014 (terjadi di
Kabupaten Gianyar).
Bila dilihat dari kontribusinya, dari total produksi padi di tahun 2015 yang diperkirakan
mencapai 861.321 ton GKG tersebut, Kabupaten Tabanan memberi kontribusi (share) tertinggi sebesar
24,47 persen atau 210.801 ton GKG. Kedua adalah Gianyar dengan share 21,60 persen atau 186.035
ton GKG, dan ketiga adalah Badung dengan share 15,43 persen atau 132.894 ton GKG. Kontribusi
kabupaten/kota lainnya berada di bawah 15,43 persen.
Sementara itu, bila dilihat dari sisi pola panen padi di Bali selama tahun 2015 (kondisi subround
I) tidak berbeda atau sama dengan dua tahun sebelumnya. Musim puncak panen atau panen raya
berada di subround I (Januari - April) baik di tahun 2015, tahun 2014 dan 2013 yang terjadi pada
bulan April (lihat Gambar 1).

Gambar 1
Pola Panen Padi di Provinsi Bali Tahun 2013 2015 (hektar)

3. PRODUKSI JAGUNG

Produksi jagung di Bali pada tahun 2014 tercatat sebesar 40.613 ton pipilan kering atau turun
16.960 ton pipilan kering (29,46 persen) dibandingkan tahun 2013. Sementara itu, produksi jagung di
tahun 2015 berdasarkan ARAM I diperkirakan sebesar 38.082 ton pipilan kering atau mengalami
penurunan sebesar 2.531 ton pipilan kering (6,23 persen).
Penurunan ini terjadi di dua subround, yakni pada subround I (Januari - April) turun sebesar
3.748 ton pipilan kering (11,40 persen) dan subround II (Mei - Agustus) turun sebesar 362 ton pipilan
kering (13,80 persen). Sedangkan pada subround III (September - Desember) diperkirakan mengalami
kenaikan produksi sebesar 1.579 ton pipilan kering (30,92 persen). Secara absolut, penurunan produksi
jagung relatif tinggi diperkirakan terjadi di Kabupaten Buleleng sebesar 1.960 ton pipilan kering,

4 Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 47/07/51/Th. IX, 1 Juli 2015
sedangkan secara persentase, penurunan produksi jagung relatif tinggi diperkirakan terjadi di Kota
Denpasar sebesar 35,48 persen.
Penurunan produksi jagung di Bali selama tahun 2015 diperkirakan karena adanya penurunan
luas panen seluas 1.168 hektar (7,00 persen). Secara absolut, penurunan luas panen relatif tinggi
diperkirakan terjadi di Kabupaten Buleleng seluas 1.136 hektar. Sedangkan secara persentase,
penurunan luas panen relatif tinggi diperkirakan terjadi di Kota Denpasar sebesar 36,84 persen. Secara
umum, ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan luas panen jagung, antara lain:
menurunnya Luas Tanam Akhir (LTA) Desember 2014 sebesar 1.045 hektar (6,97 persen)
dibandingkan LTA Desember 2013. Selain itu, semakin menurunnya lahan atau luas tanam jagung
karena dialihkan untuk tanaman kehutanan atau hutan rakyat (seperti jati, gamelina, dan lain-lain)
yang sudah semakin besar, sehingga dapat menaungi tanaman seperti yang terjadi di Kabupaten
Karangasem. Penyebab lain adalah beralihnya ke tanaman hortikultura seperti tanaman kubis dan
buncis di Kab. Bangli, serta banyak jagung yang di panen muda dominan terjadi di Kab. Badung.
Kendati luas panen turun, namun produktivitas jagung mengalami peningkatan 0,20 kw/ha
(0,83 persen) dalam periode tahun 2014 - 2015. Peningkatan produktivitas jagung sangat dipengaruhi
oleh penggunaan pupuk organik yang mencukupi dan penggunaan varietas komposit yang sudah
banyak serta jumlah rumpun yang meningkat. Secara absolut maupun persentase, peningkatan
produktivitas jagung relatif tinggi terjadi di Kabupaten Tabanan sebesar 6,37 kw/ha (11,76 persen).

Tabel 3
Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Jagung di Provinsi Bali
Menurut Subround Tahun 2013 - 2015
Perkembangan
2015
No Uraian 2013 2014 2013 - 2014 2014 - 2015
(ARAM I)
Absolut % Absolut %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Luas Panen (ha)
- Januari - April 15 546 14 501 13 110 -1 045 -6,72 -1 391 -9,59
- Mei - Agustus 1 377 724 763 -653 -47,42 39 5,39
- September - Desember 1 300 1 460 1 644 160 12,31 184 12,60
- Januari - Desember 18 223 16 685 15 517 -1 538 -8,44 -1 168 -7,00
2 Produktivitas (kw/ha)
- Januari - April 29,01 22,68 22,22 -6,34 -21,84 -0,45 -2,00
- Mei - Agustus 39,03 36,23 29,63 -2,80 -7,17 -6,60 -18,21
- September - Desember 54,57 34,97 40,66 -19,60 -35,91 5,69 16,27
- Januari - Desember 31,59 24,34 24,54 -7,25 -22,96 0,20 0,83
3 Produksi (ton)
- Januari - April 45 105 32 884 29 136 -12 221 -27,09 -3 748 -11,40
- Mei - Agustus 5 374 2 623 2 261 -2 751 -51,19 -362 -13,80
- September - Desember 7 094 5 106 6 685 -1 988 -28,02 1 579 30,92
- Januari - Desember 57 573 40 613 38 082 -16 960 -29,46 -2 531 -6,23

Keterangan: Kualitas Produksi Jagung adalah Pipilan Kering

Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 47/07/51/Th. IX, 1 Juli 2015 5
Gambar 2
Pola Panen Jagung di Provinsi Bali Tahun 2013 2015 (hektar)

Bila dilihat dari kontribusinya, dari total produksi jagung di tahun 2015 yang diperkirakan
mencapai 38.082 ton pipilan kering tersebut, Kabupaten Buleleng memberikan kontribusi (share)
tertinggi sebesar 43,01 persen atau 16.379 ton pipilan kering. Kabupaten Karangasem menempati
posisi kedua dengan share sebesar 21,91 persen atau 8.345 ton pipilan kering, dan Kabupaten
Klungkung di posisi ketiga dengan share sebesar 14,20 persen atau 5.407 ton pipilan kering.
Sedangkan share kabupaten/kota lainnya berada pada posisi di bawah 14,20 persen.
Sementara itu, pola panen jagung pada tahun 2015 (kondisi selama subround I) agak sedikit
berbeda dengan pola panen di tahun 2014, namun sama dengan pola panen di tahun 2013. Selama
subround I (Januari - April) tahun 2014, puncak panen jagung terjadi di bulan Februari. Sedangkan di
tahun 2015 dan 2013 terjadi di bulan Maret atau mundur sebulan dari kondisi puncak panen di tahun
2014 (lihat Gambar 2).

4. PRODUKSI KEDELAI

Produksi kedelai di Bali pada tahun 2014 tercatat sebesar 8.187 ton biji kering atau naik 754 ton
biji kering (10,14 persen). Sementara itu, produksi kedelai di tahun 2015 berdasarkan ARAM I
diperkirakan mencapai 7.571 ton biji kering. Angka ini mengalami penurunan sebesar 616 ton biji
kering (7,52 persen). Penurunan produksi kedelai terjadi pada subround II (Mei - Agustus) sebesar
1.534 ton biji kering (25,75 persen). Sebaliknya, kenaikan produksi justru terjadi pada subround I
(Januari - April) sebesar 78 ton biji kering (22,94 persen) dan subround III (September - Desember)
sebesar 840 ton biji kering (44,44 persen). Secara absolut, penurunan produksi kedelai relatif tinggi
diperkirakan terjadi di Kabupaten Jembrana sebesar 1.213 ton biji kering. Sedangkan secara persentase,
penurunan produksi kedelai relatif tinggi diperkirakan terjadi di Kota Denpasar sebesar 89,76 persen.

6 Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 47/07/51/Th. IX, 1 Juli 2015
Penurunan produksi kedelai ini diperkirakan karena adanya penurunan luas panen sebesar 103
hektar (1,92 persen) dan penurunan produktivitas sebesar 0,87 kw/ha (5,71 persen). Penurunan luas
panen kedelai disebabkan antara lain: baru tuntasnya perbaikan irigasi, maka petani hanya sekadar dan
secara swadaya melakukan tanam kedelai (benih disebar sporadis) seperti yang terjadi di Kecamatan
Abiansemal, Kabupaten Badung, dan terjadinya pengurangan kegiatan SLPTT (Sekolah Lapang
Pengelolaan Tanaman Terpadu) kedelai sebesar 1000 hektar seperti terjadi di Kabupaten Gianyar.
Sementara itu, penurunan produktivitas lebih disebabkan kurangnya pemeliharaan.
Bila dilihat dari kontribusinya, dari total produksi kedelai di tahun 2015 yang diperkirakan
mencapai 7.571 ton biji kering tersebut, Kabupaten Jembrana memberi kontribusi (share) tertinggi
sebesar 26,88 persen atau 2.035 ton biji kering. Klungkung menempati posisi kedua dengan share
sebesar 25,16 persen atau 1.905 ton biji kering, dan Badung di posisi ketiga dengan share sebesar 16,84
persen atau 1.275 ton biji kering. Sedangkan share kabupaten/kota lainnya berada pada posisi di
bawah 16,84 persen.
Sementara itu, pola panen kedelai pada subround I (Januari - April) tahun 2015 sangat berbeda
dengan pola panen di tahun 2014 maupun 2013. Puncak panen kedelai pada subround I di tahun 2015
terjadi di bulan Maret, sedangkan di tahun 2014 terjadi di bulan Februari dan di tahun 2013 terjadi di
bulan April. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.

Tabel 4
Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Kedelai di Provinsi Bali
Menurut Subround Tahun 2013 2015

Perkembangan
2015 2013 - 2014 2014 - 2015
No Uraian 2013 2014
(ARAM I)
Absolut % Absolut %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Luas Panen (ha)


- Januari – April 518 223 248 -295 -56,95 25 11,21
- Mei – Agustus 3 321 3 787 2 999 466 14,03 -788 -20,81
- September - Desember 1 766 1 347 2 007 -419 -23,73 660 49,00
- Januari - Desember 5 605 5 357 5 254 -248 -4,42 -103 -1,92
2 Produktivitas (kw/ha)
- Januari – April 14,54 15,25 16,85 0,71 4,88 1,61 10,55
- Mei – Agustus 12,50 15,73 14,75 3,23 25,82 -0,98 -6,24
- September - Desember 14,31 14,03 13,60 -0,28 -1,98 -0,43 -3,06
- Januari - Desember 13,26 15,28 14,41 2,02 15,24 -0,87 -5,71
3 Produksi (ton)
- Januari – April 753 340 418 -413 -54,85 78 22,94
- Mei – Agustus 4 152 5 957 4 423 1 805 43,47 -1 534 -25,75
- September - Desember 2 528 1 890 2 730 -638 -25,24 840 44,44
- Januari - Desember 7 433 8 187 7 571 754 10,14 -616 -7,52

Keterangan: Kualitas Produksi Kedelai adalah Biji Kering

Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 47/07/51/Th. IX, 1 Juli 2015 7
Gambar 3
Pola Panen Kedelai di Provinsi Bali Tahun 2013 2015 (hektar)

Tabel 5
Perkembangan Produksi Padi, Jagung, dan Kedelai
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2014 - 2015
Padi (ton gabah kering giling) Jagung (ton pipilan kering) Kedelai (ton biji kering)
Kabupaten/
No 2015 Perkembangan 2015 Perkembangan 2015 Perkembangan
Kota 2014 2014 2014
(ARAM I) Absolut % (ARAM I) Absolut % (ARAM I) Absolut %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

1 Jembrana 62 279 51 793 -10 486 -16.84 102 286 184 180.39 3 248 2 035 -1 213 -37.35

2 Tabanan 214 204 210 801 -3 403 -1.59 2 128 2 572 444 20.86 684 937 253 36.99
3 Badung 109 148 132 894 23 746 21.76 126 187 61 48.41 1 219 1 275 56 4.59

4 Gianyar 186 526 186 035 - 491 -0.26 724 1 224 500 69.06 1 467 1 271 - 196 -13.36
5 Klungkung 32 064 33 665 1 601 4.99 5 038 5 407 369 7.32 976 1 905 929 95.18

6 Bangli 29 208 29 072 - 136 -0.47 4 240 3 662 - 578 -13.63 11 7 -4 -36.36

7 Karangasem 66 116 68 264 2 148 3.25 9 885 8 345 -1 540 -15.58 90 46 - 44 -48.89
8 Buleleng 133 447 123 207 -10 240 -7.67 18 339 16 379 -1 960 -10.69 43 49 6 13.95

9 Denpasar 24 952 25 590 638 2.56 31 20 - 11 -35.48 449 46 - 403 -89.76

BALI 857 944 861 321 3 377 0.39 40 613 38 082 -2 531 -6.23 8 187 7 571 - 616 -7.52
NASIONAL 70 846 465 75 550 895 4 704 430 6.64 19 008 426 20 666 702 1 658 276 8.72 954 997 998 866 43 869 4.59

8 Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 47/07/51/Th. IX, 1 Juli 2015
Informasi lebih lanjut hubungi:

Tri Erwandi, SE, M.Si.


Kepala Bidang Statistik Produksi
BPS Provinsi Bali

Telepon: 0361-238159, Fax: 0361-238162


E-mail: bps5100@bps.go.id

Anda mungkin juga menyukai