Asal-Usul Ndolalak (Revisi) - 1-1
Asal-Usul Ndolalak (Revisi) - 1-1
BAGIAN 1
Pada zaman dahulu, di tangsi milik Belanda tepatnya di Purworejo, berkumpul para militer
bawahan Belanda yang merupakan orang-orang pribumi dan juga Belanda asli. Suatu pagi di
tangsi tersebut, para militer sedang melakukan latihan militer yaitu baris-berbaris seperti
biasanya, yang dipimpin oleh Jenderal Van yang merupakan orang Belanda asli. (tetteretteret,
suara sepatu para militer)
Jenderal : "Siap gerak!" Ucap sang jenderal dengan lantang dan tegas dan diikuti sikap
Jenderal : "Baik semua, cukup sampai disini dahulu latihan kita. Kalian bisa
militer.
Setelah para militer memberi hormat, sang jenderal pun pergi dan para militer pun
membubarkan barisannya dan langsung duduk untuk beristirahat sejenak. (suara burung
berkicau)
Paijo : "Aku sangat bosan, apakah kalian tidak bosan?" Tanya Paijo yang merasa
Tejo : "Iya ki, aku ya bosen. Enake ngapa ya?" Balas Tejo.
Albert : "Gimana kalau kita pergi keluar tangsi untuk mencari udara segar?" Saran
Tejo : "Wah, apik idemu. Ayo pada melu ora?" Tawar Tejo pada teman-temannya.
Paijo : "Yasudah aku juga ikut." Sambung Paijo sambil bangun dari duduknya dan
diikuti oleh teman-temannya.
Setelah perbincangan tadi, mereka memutuskan untuk keluar dari tangsi dan pergi berkeliling
desa untuk mencari udara segar. (Suara ayam berkokok & suara burung berkicau)
Selang beberapa waktu saat mereka berkeliling desa, mereka melihat beberapa orang anak
lelaki yang sedang membawa sesuatu yang mereka tidak tahu apa itu.
Tejo : "Wah apa ya itu yang mereka bawa? Aku penasaran." Ucap Tejo sambil
menunjuk para anak laki-laki yang jaraknya tidak jauh dari mereka.
Paijo : "Aku tidak tahu, ayo kita kesana bertanya pada mereka." Ajak Paijo dan
Paijo : "Hei kalian!" Teriak Paijo kepada para anak lelaki itu sambil
Paijo : "Apa yang kalian bawa itu?" Tanya Paijo penasaran sambil menunjuk
Pinta Tejo.
Rejotaruna : "Ya tentu bisa Mas. Kita bisa memainkan rebananya bersama."
Sambung Rejotaruna.
Ronodimejo : "Ya, ayo kita kesana. Nanti kami akan mengajari mas-mas cara
Tejo : "Ayo ajari kami cara memainkan rebananya!" Pinta Tejo kepada
Ronodimejo : "Hahaha, tidak apa Mas. Mari, kita ajari cara memainkannya." Ajak
Ronodimejo.
Setelah itu, Ronodimejo dan teman-temannya mulai mengajari Paijo dan Tejo cara memainkan
rebana. Sedangkan Albert dan Petter sejak tadi hanya melihat Paijo dan Tejo belajar
memainkan rebana.
Albert : "Petter, apa kamu tidak bosan menunggu Paijo dan Tejo?" Tanya Albert
Albert : "Aku punya ide, ayo ikut aku!" Ajak Albert sambil menarik lengan Petter
Albert : "Ayo ikuti aku." Ucap Albert sambil menari yang kemudian diikuti oleh
Petter.
Saat sedang memainkan rebana, Tejo melihat Albert dan Petter yang sedang menari. Ia yang
melihat itu langsung mengajak Paijo untuk mengikuti Albert dan Petter menari.
Tejo : "Jo, aku ingin ikut menari bersama Albert dan Petter. Kau mau ikut atau
tidak?" Tanyanya.
Paijo : "Ayo aku ikut." Balasnya sambil mengikuti Tejo berdiri dan menghampiri
(backsound dj nemen viral tiktok (bagian pas pertengahan dj ny saja, hanya bberapa menit
saja).
Tutup tirai
BAGIAN 2
Pagi ini, para militer sudah berbaris di depan gerbang tangsi untuk melakukan penyambutan
putri sang jenderal dari Belanda yang akan datang ke tangsi hari ini. (Suara terompet & suara
sepatu hak tinggi yg sedang berjalan) Selang beberapa waktu, seorang wanita dengan tubuh
tinggi, kulit putih, dan paras yang sangat cantik masuk kedalam gerbang tangsi. Wanita itu
berjalan dengan anggun diantara para militer yang sedang berbaris dan membuat para militer
menundukkan badannya untuk memberi hormat kepada putri sang jenderal.
Jenderal : "Papa sangat baik nak, selamat datang di Indonesia putriku." Ucap sang
Caitlyne : "Jadi pa, sesuai janji papa siapa yang akan melatihku beladiri?" Tanya
Jenderal : "Dia yang akan melatihmu putriku." Ucap sang ayah sambil menunjuk Paijo
Paijo : "Siap!" Ucapnya sambil memberi hormat kepada sang jenderal dan
Caitlyne : "Apakah papa yakin dia yang akan melatihku?" Remeh Caitlyne saat Paijo
Jenderal : "Ayo kita keruangan saya terlebih dahulu." Ajak sang jenderal sambil
berjalan menuju ruangannya dan diikuti oleh putri nya dan Paijo.
Tutup tirai
Setelah sampai di ruangan sang jenderal, Jenderal Van mempersilahkan putrinya dan juga Paijo
untuk duduk.
Jenderal : "Duduklah dulu putriku." Perintah sang ayah yang membuat Caitlyne segera
duduk.
Jenderal : "Kau juga Paijo, duduklah." Perintah sang jenderal yang membuat Paijo
Jenderal : "Jadi Caitlyne, dia adalah Paijo. Dia yang akan melatihmu beladiri disini.
Karena dia lah yang paling mahir beladiri disini." Jelas Jenderal Van pada
putrinya.
Caitlyne : "Oh iya aku belum memperkenalkan diriku, aku Caitlyne." Ucapnya sambil
Paijo : "Paijo." Balas Paijo singkat sambil membalas jabatan tangan Caitlyne.
Caitlyne : "Baik kalau begitu, kita sudah bisa latihan besok bukan?" Tanyanya pada
Paijo.
Jenderal : "Baiklah karena kalian sudah saling mengenal, kamu bisa pergi sekarang Jo.
Terimakasih untuk waktunya." Ucap sang jenderal yang diangguki oleh Paijo.
Paijo : "Baik jenderal sama-sama." Balas Paijo lalu bangun dari duduknya dan
membungkukkan badannya lalu melenggang pergi meninggalkan ruangan sang jenderal.
Tutup tirai
BAGIAN 3
Seperti biasanya, pagi hari ini para militer sudah siap untuk latihan. Sebelum jenderal datang,
mereka sudah mengatur barisan agar bisa segera memulai latihan saat sang jenderal tiba.
Selang beberapa waktu, setelah mereka selesai mengatur barisan, sang jenderal datang. (Suara
sepatu berjalan datang ke tangsi)
Jenderal : "Selamat pagi semuanya." Sapa sang jenderal kepada para militer.
kalian."
Jenderal : "Untuk beberapa bulan kedepan, saya tidak bisa mendampingi kalian untuk
latihan di tangsi ini. Jadi saya minta tolong kepada Paijo untuk bisa
Jenderal : "Baik, khusus hari ini kalian bisa beristirahat lebih awal. Terimakasih." Ucap
sang jenderal.
Jenderal : "Bubar jalan!" Tegas sang jenderal yang langsung diberi hormat oleh para
militer dan dibalasnya juga dengan hormat. Setelah itu, dia pergi
Paijo dan teman-temannya, yang sudah meninggalkan barisan langsung mencari tempat duduk yang
nyaman untuk mereka beristirahat. Saat mereka sedang duduk, tiba-tiba terdengar suara seorang
perempuan menyapa mereka. (suara nada terkejut (dengdengdengdeng)
Caitlyne : "Hei, apakah kalian lelah? Aku bawakan kalian minum." Ucap Caitlyne yang
kepada Caitlyne.
Caitlyne : "Hei, biasa saja. Aku ini bukan jenderal kalian." Ucap Caitlyne.
Petter : "Maaf nona, tapi nona adalah putri dari jenderal kita. Jadi sudah seharusnya kita
Caitlyne : "Hahahaha biasa saja. Sudah ayo minum dulu." Ucap Caitlyne sambil meletakkan
nampan yang ia bawa. Dan kemudian Paijo dan yang lainnya langsung duduk
Paijo : "Terimakasih." Ucap Paijo singkat sambil mengambil satu gelas air diatas nampan.
Tejo : "Walah walah matursuwun nggih Mbak Caitlyne, uwis ayu apikan maneh. Jos lah
pokok e!" Ucap Paijo sambil mengambil satu gelas air di atas nampan dan di balas
Caitlyne : "You're welcome." Jawab Caitlyne singkat yang membuat Tejo bingung.
Tejo : "Opo toh iku artine?" Tanya Tejo bingung yang di balas gelak tawa oleh teman-
temannya.
Paijo : "Kau bilang, kau mahir berbahasa inggris waktu pertama kita bertemu?" Ledek Paijo
Tejo : "Ya kan ora tenanan, guyon aku ben ketok keren wae nek iso inggris." Jawab Tejo.
Tejo : "Waduh, piye ya? Ora lah angel." Jawabnya yang membuat para militer tertawa.
Paijo : "Oh iya nona, kita latihan sore saja bagaimana? Karena biasanya saat siang teman
Saat mereka sedang berbincang, tiba-tiba terdengar suara alat musik yang membuat perbincangan
mereka terhenti dan langsung menoleh kearah sumber suara tersebut. Caitlyne yang melihat itu
langsung penasaran dengan apa yang mereka bawa itu.
Ronodimejo : "Oh ini adalah alat musik, namanya rebana." Jelas Ronodimejo.
Ronodimejo : "Mau saya ajari cara bermainnya Mbak? Atau Mbak bisa minta ajari oleh Mas
Caitlyne : "Ya! Aku mau, aku akan minta ajarkan pada Paijo. Bagaimana caranya Jo??"
Setelah pertanyaan Caitlyne tadi, Paijo langsung memposisikan tubuhnya berada di belakang Caitlyne
dan menuntun tangan Caitlyne untuk memukul rebana itu. (Suara nada yang deg deg an terus berdetak)
Sedangkan itu, di lain sisi, teman-teman Paijo juga Ronodimejo dan teman-temannya asik bermain
sendiri meninggalkan Paijo dan Caitlyne berdua. Tejo, Albert, Petter Mulai menari dengan iringan rebana
dari Duliyat dan Rejotaruna. Sedangkan Ronodimejo hanya duduk menonton Tejo dan teman-temannya
menari.
Duliyat : "Iya Mas." Balas Duliyat sambil memulai memainkan rebananya dan diikuti oleh
Rejotaruna.
Albert : "Aku ingin ikut Tejo, kau ikut atau tidak?" Tanyanya pada Petter.
Kemudian Tejo, Albert, dan Petter menari bersama dengan diiringi rebana dari Duliyat dan Rejotaruna.
Sedangkan di sisi lain, Paijo sedang sibuk mengajari Caitlyne bermain rebana.
Paijo : "Peganglah rebana ini menggunakan tangan kirimu, dan gunakan tangan
kananmu untuk menabuhnya. Seperti ini....." Jelas Paijo sambil menuntun tangan
Setelah itu, Caitlyne mencoba memainkan rebana itu dengan menabuh-nabuhnya. Sedangkan Paijo
hanya memperhatikannya. Di lain sisi, Tejo dan yang lainnya yang sudah lelah, berniat mengakhiri
tariannya untuk beristirahat.
Tejo : "Hei, kalian ayo kita istirahat dulu." Ajak Tejo pada teman-temannya.
Kemudian, Tejo dan yang lainnya duduk di dekat Paijo dan Caitlyne. Rebana yang dimainkan oleh
Rejotaruna dan Duliyat pun berhenti dan mereka juga ikut duduk bersama dengan yang lainnya.
Albert : "Apakah kau sudah bisa memainkannya nona?" Tanya Albert sembari duduk.
Albert : "Aku bertanya dengan Nona Caitlyne bukan denganmu." Ucap Albert sinis.
Paijo : "Baiklah Nona, ini sudah sore mari kita berlatih beladiri sesuai janji kita." Ajak
Caitlyne : "Iya Jo, tapi sebaiknya kita menunggu Ronodimejo dan temannya pulang dulu."
Ucap Caitlyne.
Ronodimejo : "Tidak apa Mbak Caitlyne, saya dan teman-teman juga akan pulang karena sudah
sore."
Tutup tirai
Setelah Ronodimejo dan teman-temannya pergi, Paijo langsung mengajak Caitlyne menuju taman
tangsi untuk berlatih beladiri dengannya.
Paijo : "Jadi, kita akan mulai dari gerakan dasar terlebih dahulu." Jelas Paijo.
Lalu, Paijo memposisikan tubuhnya di belakang Caitlyne dan menuntun Caitlyne untuk melakukan
gerakan dasar beladiri. (backsound seperti orang jatuh cinta pertama kali) Saat berada di dekat Caitlyne,
Paijo merasa dadanya berdegup kencang. Membuat ia tidak fokus melatih Caitlyne. Sebaliknya, Caitlyne
pun merasakan hal yang sama. Sedangkan di sisi lain, Albert dan Petter melihat mereka dari kejauhan
sambil menyimpan rasa iri. Albert merasa iri karena kenapa bukan dia yang ditunjuk untuk melatih putri
sang jenderal? Kenapa malah orang pribumi itu yang ditunjuk. Setelah itu, Albert memutuskan untuk
menghampiri Paijo dan Caitlyne dan diikuti oleh Petter dibelakangnya.
Albert : "Hei Paijo!" Teriak Albert yang membuat latihan Paijo dan Caitlyne terhenti.
Paijo : "Ya Albert ada apa?" Tanya Paijo bingung. (Nada dengan suasana amarah)
Albert : "Wah hebat juga ya seorang militer pribumi bisa melatih putri jenderal." Ucap
Albert sinis.
Petter : "Kamu tidak usah sombong Jo, karena bisa melatih putri jenderal. Albert lebih
Petter : "Halah beladirimu itu tidak seberapa, lebih baik Albert daripada kamu." Ejek
Petter.
Albert : "Ya benar! Aku bisa beladiri lebih baik darimu." Ucap Albert sombong.
Albert : "Nona Caitlyne, bagaimana jika aku sana yang melatih nona?" Tanya Albert dan
Caitlyne : "Tidak terimakasih. Asal kamu tahu Paijo ini lebih mahir beladiri daripada kamu.
Jadi saya minta kamu pergi!" Bela Caitlyne yang membuat Paijo senang.
Albert : "Baiklah." Ucapnya pasrah sembari pergi dari taman dan diikuti oleh Petter.
Tutup tirai
BAGIAN 4
Pada sore hari di kediaman Bu Siti, ibu dari Paijo yang merupakan seorang guru mengaji sedang
menunggu para muridnya untuk datang mengaji di rumahnya.
Bu Siti : "Iki bocah-bocah kok pada hurung teka ya?" Gumamnya sambil menengok-
nengok menunggu anak muridnya datang. (suara jam tua)
Tak lama kemudian, para anak muridnya itu datang dan langsung mengucapkan salam saat
memasuki rumah Bu Siti.
rumah Bu Siti.
Kemudia para anak-anak tersebut langsung menuju ke tempat Bu Siti duduk dan berebut untuk
bersalaman lebih dulu dengan Bu Siti.
Kemudian mereka bertiga, bersalaman dengan Bu Siti. Setelah itu, mereka langsung duduk
untuk mulai mengaji.
Kemudia mereka membaca Al-fatihah bersama-sama dengan di tuntun oleh Bu Siti. Setelah
selesai Al-fatihah, mereka segera memulai mengaji.
Bu Siti : "Yo, sakniki mulai ngaji." Ucap Bu Siti setelah selesai membaca
Al-fatihah bersama-sama.
Itsna : "Aku!"
Setelah itu mereka belajar mengaji bersama-sama dengan di tuntun oleh Bu Siti. Setelah
mereka selesai mengaji, mereka berpamitan kepada Bu Siti untuk pulang.
Feli : "Bu, kula kalih rencang-rencang pamit nggih." Ucapnya saat sudah
3 anak ngaji : "Assalamualaikum Bu." Ucap mereka bersama sembari bangun dari
Kemudian setelah para anak muridnya pulang, Bu Siti berniat untuk kembali ke kamarnya untuk
beristirahat. Saat ia bangun dari duduknya, tiba-tiba terdengar suara seorang perempuan yang
membuat Bu Siti menoleh kearah suara itui.(suara orang berjalan menuju rumah bu siti)
Bu Siti : "Owalah Ratih toh niki? Rene nduk mlebet." Ucap Bu Ratih.
Bu Siti : "Owalah nduk nduk, uwis suwi kowe ora mrene, pangling ibu." Ucapnya
kepada Ratih.
Bu Siti : "Apik Tih. Ayo lungguh sek." Ajak Bu Siti kepada Ratih.
Ratih : "Paijo wonten pundi nggih Bu? Kok Ratih dereng sumerep awit wau."
Bu Siti : "Paijo ora nang omah Tih. Dheweke menuang tangsi gladhen militer
Bu Siti : "Ibu jan-jane ya nduwe rencana arep niliki, apa kowe arep melu ngancani
Ratih : "Wah nggih saged Bu. Ratih ugi pengin kepanggih Paijo, sampun dangu
Ratih : "Nggih Bu, yowes kula pamit wangsul nggih Bu." Pamit Ratih sambil
Kemudian, setelah berpamitan Ratih langsung keluar untuk kembali ke rumahnya. Setelah Ratih
pulang, Bu Siti langsung bergegas menuju kamarnya untuk beristirahat.
Tutup tirai
BAGIAN 5
Keesokan sorenya setelah percakapan kemarin, sore ini Ratih dan Bu Siti sudah sampai di tangsi
untuk menemui putranya, Paijo. Di sana terlihat para militer yang sedang beristirahat serta
Paijo dan Caitlyne yang sedang berlatih beladiri. (suasana yg ceria & kaget karena kedatangan
ibundanya)
Paijo : "Ibu?" Ucap Paijo saat melihat ibunya datang dan langsung berlari
kearah ibunya.
Bu Siti : "Paijo? Ya Allah le, ibu kangen banget karo kowe." Ucap Bu Siti sambil
memeluk anaknya.
Paijo : "Paijo nggih kangen kalih ibu. Ngapunten Bu, Paijo dereng saged
Bu Siti : "Iya, ora apa apa le, ibu ya ngerti." Balas ibunya.
Paijo : "Ratih? Piye kabarmu? Wis suwi awake dhewe ora ketemu. Piye urusanmu
Ratih : "Apik Jo. Iya ki wis rampung dadi aku bisa mrene." Jelas Ratih.
Paijo di pun tugasi Jenderal Van ngelatih beladiri putrinipun." Jelas Paijo.
Bu Siti : "Wah ayu temen kowe nduk." Ucap Ibu Paijo kepada Caitlyne.
Caitlyne : "Oh iya Bu silahkan kalau ibu ingin berbincang berdua dengan Paijo. Saya
Setelah ijin kepada Ibu Paijo, Caitlyne berjalan kearah Ratih dan mengajak Ratih untuk
berbincang di tempat lain agar bisa memberi waktu pada Paijo dan ibunya untuk berbincang
berdua. (suara burung berkicau)
Caitlyne : "Eh kamu ikut aku yuk ke sana!" Ajak Caitlyne kepada Ratih sambil
Lalu, mereka duduk bersama di tempat yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Paijo dan ibunya.
Caitlyne : "Oh iya kenalin aku Caitlyne. Kamu siapa?" Tanya Caitlyne sambil
mengulurkan tangannya.
Ratih : "Aku Ratih." Balas Ratih sambil tersenyum dan menjabat tangan Caitlyne.
Ratih : "Iya lumayan dekat, aku teman kecilnya." Jawab Ratih sambil tersenyum.
Caitlyne : "Ngomong-ngomong aku belum punya teman perempuan di sini, kamu mau
Ratih : "Boleh, kebetulan rumahku tidak jauh dari sini. Jadi aku bisa sering kesini
Saat mereka sedang berbincang, tiba-tiba Ibu Paijo datang dan mengajak Ratih untuk pulang.
Bu Siti : "Ratih, ayo wangsul nduk. Mengko kewengen kowe di goleki bapak." Ajak
Ratih : "Caitlyne, aku pamit pulang dulu ya. Besok kalau ada waktu aku akan
Setelah berpamitan pada Caitlyne, Ratih dan Ibu Paijo pulang meninggalkan tangsi militer
tersebut.
Tutup tirai
BAGIAN 6
Pagi ini, seperti biasa Caitlyne menuju ke tangsi untuk melihat para militer latihan. Dia juga
sudah menyiapkan minuman untuk para militer dan juga untuk Ronodimejo dan teman-
temannya. Karena sudah lama menunggu dan sedikit bosan, Caitlyne memutuskan untuk
menghampiri para militer.
ayahku tidak akan tahu jika kalian istirahat lebih awal." Ucap Caitlyne yang
Caitlyne : "Minumlah, kalian pasti lelah." Perintah Caitlyne saat para militer bergerak
untuk duduk.
Paijo : "Terimakasih." Ucapnya sembari mengambil satu gelas minuman yang ada
Caitlyne : "Oh iya ini untuk Ronodimejo dan temannya nanti jika mereka kemari."
Jawab Caitlyne.
Saat mereka sedang berbincang, tiba-tiba terdengar suara alat musik yang membuat mereka
menoleh kearah suara tersebut.
Ronodimejo : "Hai semua apakah kalian sudah menunggu lama?" Tanya Ronodimejo.
Petter : "Belum terlalu lama." Balas Petter.
Caitlyne : "Kalian, duduklah dulu dan minumlah!" Perintah Caitlyne yang diangguki
Paijo : "Apakah kalian baru saja pulang latihan?" Tanya Paijo pada Ronodimejo
dan temannya.
Ronodimejo : "Iya Mas Paijo, kami baru saja pulang dan langsung kesini." Jelasnya.
Albert : "Hei ayo kita bermain rebana sekarang!" Ajak Albert tak sabaran.
Caitlyne kesal.
Petter : "Hei Jo! Ayolah menari aku akan memainkan rebananya untkmu." Ucap
BAGIAN 7
Esoknya, Caitlyne pergi menjemput Ratih untuk ke tangsi dan tinggal bersamanya di tangsi. Saat
ini, mereka sedang berjalan menuju ke tangsi sambil berbincang. (suara burung berkicau)
Caitlyne : "Ratih apakah bagus bunga ini kupakai?" Tanya Caitlyne dengan senyum
mengembang.
Caitlyne : "Oh iya Tih, menurutmu Paijo itu orang yang seperti apa? kau kan teman
kecilnya pasti kau tau banyak tentang dia." Tanya Caitlyne penasaran.
Ratih : "Ya begitulah, dia baik." Jawabnya seadanya.
Caitlyne : "Lalu, apakah selama ini Paijo pernah memiliki pasangan?" Tanya Caitlyne
Ratih : "Pasangan? Pasangan seperti apa yang kau maksud?" Tanya Ratih sedikit
sarkas.
Ratih : "Dia hanya dekat denganku tidak ada yang lain. Mengapa? Kau suka
Caitlyne : "Tidak tahu aku bingung. Saat bersama Paijo, aku merasa senang dan
jantungku selalu berdebar. Aku juga kagum dengan Paijo karena dia
sangat hebat! Jadi aku bingung sebenarnya aku suka dengannya atau
Ratih : "Cinta itu bisa datang kapan saja nona, tapi ku sarankan sebaiknya kau
Ratih : "Tidak apa, kau kan orang asing, Ibu Paijo tidak akan merestui kalian."
Ratih : "Sudah mari kita lanjutkan perjalanan. Ayahmu pasti sudah menunggumu."
Tutup tirai
BAGIAN 8
Pagi ini, Caitlyne sedang berjalan-jalan sendirian di dekat taman. Saat sampai di taman, ia
melihat Ratih yang sedang duduk sendirian sambil menulis sesuatu. Kemudian, Caitlyne
langsung duduk disebelah Ratih. (suara burung berkicau, suara suasana yg segar)
Caitlyne : "Aku sedang berjalan-jalan disekitar sini tadi, dan aku melihatmu jadi aku
kemari." Jawabnya.
Caitlyne : "Oh iya ayo ikut aku melihat para militer berlatih." Ajak Caitlyne.
Ratih : "Baiklah ayo, tapi sebelum itu aku akan mengambilkan minum dulu untuk
Kemudian Caitlyne langsung menuju ketempat para militer berlatih. Sedangkan Ratih, bergegas
menuju dapur mengambil minum untuk para militer.
Tutup tirai
Ratih : "Nona apakah mereka belum selesai berlatih?" Tanya Ratih pada Caitlyne.
Caitlyne : "Belum, duduklah dulu! Dan letakkan saja nampan itu." Balas Caitlyne.
Ratih : "Baik." Jawabnya sambil meletakkan nampan dan duduk di sebelah Caitlyne.
Setelah percakapan tadi, mereka terdiam dan fokus menonton para militer yang sedang
berlatih. Paijo memimpin pasukan, di sana ia terlihat sangat gagah dan membuat Ratih sangat
kagum.
Caitlyne : "Ratih?" Panggil Caitlyne saat melihat Ratih begitu asik memandang kearah
Caitlyne : "Asik sekali sepertinya mau melihat mereka, kenapa?" Tanya Caitlyne.
Ratih : "Ehmm.. aku kagum dengan mereka semua, mereka terlihat begitu gagah."
Ucap Ratih.
Caitlyne : "Mereka? Kulihat kau daritadi hanya memperhatikan Paijo." Ucap Caitlyne
Caitlyne : "Sudah latihannya, lanjutkan saja nanti istirahatlah!" Teriak Caitlyne yang
Ratih : "Nyah!" Balas Ratih sambil menggeser nampan berisi minum itu kearah Tejo.
Ratih : "Protes wae si, gulane ki entek. Lagi larang gula ki." Balas Ratih kesal.
Tejo : "Lah Tih, ra modal temen. Tukuo rono!" Ucap Tejo yang membuat Ratih kesal.
Ratih : "Sik meh ngombe ya sapa kok aku sek kon tuku " Sewot Ratih.
Saat mereka sedang berbincang, tiba-tiba datanglah Ronodimejo dan teman-temannya yang
membuat mereka semua menghentikan perbincangannya.
Caitlyne : "Eh kalian, kemari duduk dulu." Perintah Caitlyne yang membuat mereka
menunjuk Ratih.
Caitlyne : "Oh iya Ratih, kamu tidak membutakan minum untuk mereka juga ya?"
Tanya Caitlyne.
Ratih : "Iya nona maafkan saya. Saya tidak tahu kalau ada mereka juga." Jawab
Ratih : "Kalau begitu biar saya buatkan lagi." Sambung Ratih sambil beranjak
dari duduknya.
Ronodimejo : "Tidak usah Mbak. Kami belum haus nanti saja." Ucap Ronodimejo
kepada Ratih.
Paijo : "Adik-adik tolong mainkan rebananya bisa? Aku ingin mengajak Nona
Paijo : "Ayo Nona, menarilah bersamaku." Ajak Paijo yang membuat Caitlyne
Tejo : "Heh Jo! Tunggu.. aku ya melu!" Teriak Tejo sambil mengikuti Paijo.
Petter : "Kau mau ikut tidak? Aku mau ikut mereka." Tanya Petter pada Albert.
Setelah itu, mereka semua mengikuti Paijo dan Caitlyne menari bersama. Pemandangan itu
membuat Ratih kesal. Tiba-tiba, saat sedang menari kaki Caitlyne terkilir. (Sound suara kesal
dan marah)
Caitlyne : "Awh..." Rintih Caitlyne yang membuat semua yang ada di sana menoleh
kearahnya.
Paijo : "Nona Caitlyne, kau tidak apa-apa?" Tanya Paijo sambil membantu
Kemudian, para militer pun langsung menghampiri Caitlyne termasuk Ronodimejo, Duliyat,
Rejotaruna, dan Ratih. Melihat interaksi Paijo dan Ratih, membuat Ratih semakin kesal.
Paijo : "Nona sebelah mana yang sakit? Biar saya urut." Tawar Paijo.
Caitlyne : "Sebelah sini." Balas Caitlyne sambil menunjuk kakinya yang sakit.
Paijo : "Ah baiklah." Ucap Paijo sambil melepaskan sepatu Caitlyne dan mulai
mengurutnya.
Ratih : "Jo, biar aku saja yang mengurut kaki Nona Caitlyne." Tawar Ratih.
Paijo : "Diamlah Tih! Biar aku saja." Ucap Paijo dengan nada sedikit tinggi.
Paijo : "Seharusnya mau tidak menggunakan sepatu tinggi ini saat menari!"
Kesal Paijo.
Caitlyne : "Oh apakah kau khawatir denganku?" Godanya yang membuat Paijo
gugup.
Paijo : "Ah tidak, aku hanya merasa bersalah sama." Jawabnya berusaha tidak
peduli.
Paijo : "Ya benar. Kakimu sudah membaik bukan? Tanyanya pada Caitlyne.
Ratih : "Baiklah mari saya antar nona ke kamar untuk beristirahat." Sambung
Ratih.
Paijo : "Tidak Tih. Biar aku saja kau pergilah dulu." Perintah Paijo.
Paijo : "Pergi Ratih! Biar aku saja" Ucap Paijo dengan nada sedikit tinggi.
Paijo : "Ayo nona, saya antar nona ke kamar." Ucap Paijo sambi memapah
Caitlyne.
Paijo : "Baiklah, sudah sampai kau masuklah dan berisitirahat." Ucap Paijo yang
diangguki Caitlyne.
Tutup tirai
BAGIAN 9
Esoknya, para militer sedang beristirahat setelah latihan. Mereka duduk sambil
berbincang-bincang. Setelah beberapa saat, tiba-tiba Caitlyne dan Ratih datang dengan
membawa nampan yang berisi minuman.
Caitlyne : "Hei, ini minum kalian. Minumlah dulu." Ucap Caitlyne yang baru saja
datang dengan Ratih dan membawa nampan lalu duduk, kemudian diikuti
Tejo : "Tumben kopi Tih, biasane air putih." Ucap Tejo sambil melirik Ratih.
Caitlyne : "Kalian ini setiap hari bertengkar terus, apa tidak bosan?" Tanya Caitlyne
sambil tertawa.
Paijo : "Awas nanti malah berjodoh kalian." Ledek Paijo.
Ratih & Tejo : "Tidak akan!" Teriak mereka bersamaan yang di balas tawaan oleh teman-
temannya.
Saat mereka sedang bersenda gurau bersama, tiba-tiba Ronodimejo dan teman-temannya
datang. Seperti biasa, mereka membawa rebana kesayangan mereka.
Ronodimejo : "Sedang apa kalian? Seru sekali sepertinya." Tanya Ronodimejo yang baru
saja datang yang membuat semua orang yang ada di sana menoleh
kearahnya.
Petter : "Akhirnya kalian datang, kami sudah menunggu kalian sejak tadi." Ucap
Petter.
Tejo : "Hey apakah aku boleh meminjam ini?" Tanya Tejo kepada Ronodimejo
Tejo : "Aku akan memainkannya lebih baik daripada Paijo. Aku akan tunjukkan
Kemudian, Tejo mulai memainkan rebana yang ia pegang. Melihat teman-temannya yang
sedang sibuk dengan rebana, Paijo mengambil kesempatan itu untuk bisa berduaan dengan
Caitlyne. Dia menghampiri Caitlyne dan kemudian mengajaknya menari bersama.
Paijo : "Nona ayo ikut denganku." Ajaknya pada Caitlyne dan menggandeng
Ratih yang melihat itu merasa kesal. Dia langsung ikut berdiri dan mengikuti Paijo untuk ikut
menari.
Ratih : "Jo, tunggu! Aku juga ingin ikut kenapa kau tidak mengajakku?" Teriak
Ratih kesal.
Paijo : "Kau bisa ikut sendiri bukan? Kenapa harus menunggu ku ajak." Balas
Caitlyne : "Ayo Tih kau bisa ikut bersamaku." Ajak Caitlyne dan langsung
di belakangnya.
Albert : "Petter, ayo ikut mereka." Ajak Petter sambil menunjuk Paijo dan
Caitlyne.
Kemudian mereka semua menari bersama-sama dengan iringan rebana dari Tejo, Duliyat, dan
Ronodimejo. Saat mereka semua sedang menari, Paijo memerhatikan Caitlyne dan dia melihat
Caitlyne menggunakan sepatu itu lagi saat menari. Karena tidak ingin kejadian kemarin
terulang, Paijo bergegas mengajak Caitlyne untuk berhenti menari terlebih dahulu. Kemudia
Paijo langsung menghampiri Caitlyne dan menarik lengan Caitlyne yang membuat Caitlyne
berhenti menari.
Paijo : "Kau tidak ingin jatuh lagi kan?" Tanya Paijo kemudian bangun setelah
Paijo : "Lain kali jangan memakai sepatu ini lagi jika ingin menari. Sebaiknya
Caitlyne : "Baiklah ayo kita menari lagi Jo." Ajak Caitlyne sambil menarik lengan
Ratih : "Nona kau tidak apa apa?" Tanya Ratih berpura-pura panik.
Teriakan dari Paijo membuat semua yang sedang fokus dengan aktifitasnya, langsung menoleh
kearah mereka. Dan saat melihat Caitlyne sedang memegangi lututnya, semua yang ada di sana
langsung berlari menghampiri Caitlyne. (sound situasi yang memperhatinkan)
Caitlyne : "Tidak apa Jo, tidak luka. Hanya saja lutut ku sakit." Balas Caitlyne.
Paijo : "Ratih! Maksud kamu apa mencelakai Nona Caitlyne?!" Tanya Paijo
dengan nada tinggi dan membuat semua yang ada di sana bingung
termasuk Caitlyne.
Paijo : "Tidak usah pura-pura tidak tahu! Kau sengaja bukan menyandung kaki
Ratih : "Aku tidak sengaja Jo...." Jawab Ratih dengan muka sedih.
Tejo : "Jo, tidak seharusnya kau membentaknya seperti itu." Ucap Tejo pada
Paijo.
semua.
Paijo : "Aku marah padanya karena dia sudah melukaimu." Ucapnya kesal.
Ronodimejo : "Mas Paijo, Mbak Caitlyne aku dan teman-teman ijin pulang ya." Pamit
Ronodimejo.
Duliyat : "Mbak Caitlyne cepat sembuh ya, kami pamit pulang dulu." Sambung
Duliyat.
Petter : "Nona Caitlyne, kamu juga pamit untuk kembali ke asrama." Pamit Petter.
Caitlyne : "Kau pergilah meminta maaf pada Ratih. Aku akan kembali ke asrama
Setelah Caitlyne pergi, Paijo langsung terpikirkan dengan kejadian tadi dan merasa bersalah
dengan Ratih.
Paijo : "Apa aku tadi terlalu kasar dengan Ratih?" Gumam Paijo.
Kemudian, setelah itu Paijo langsung melenggang pergi untuk mencari Ratih.
Tutup tirai
Saat dia sampai di taman, dia melihat Ratih sedang duduk, dia langsung menghampiri Ratih.
(situasi yg membingungkan)
Paijo : "Kau sendiri disini?" Tanya Paijo sambil duduk di sebelah Ratih.
Ratih : "Cepat apa yang ingin kau katakan? Tidak usah buang-buang waktu."
Paijo : "Maafkan aku Tih. Aku benar-benar tidak sengaja membentakmu tadi."
Jelas Paijo.
Ratih : "Iya, tidak apa. Aku tidak marah denganmu." Ucapnya singkat.
Paijo : "Baiklah kalau begitu, aku akan kembali ke asrama kau mau ke asrama
Ratih : "Baiklah ayo." Ajaknya sambil menarik lengan Paijo menuju ke asrama.
Tutup tirai
BAGIAN 10
Keesokan harinya, Caitlyne, Ratih, Paijo, dan temannya yang lain serta 3 anak rebana sedang
berada di tangsi untuk bersiap melakukan pertunjukan di depan para warga untuk menghibur
mereka. Saat ini, Caitlyne dan Ratih sedang menyapu tempat yang akan di gunakan untuk
pertunjukan nanti. Pada saat menyapu tiba tiba datanglah jendral van tampa di sadari. (suara
sepatu berjalan & suasana yg terkejut)
Caitylne : aku sangat merindukanmu papa" ucap caitlyne menoleh kearah Jendral van seraya
berjalan mendekati jendral van dan memeluknya
Ratih : "Waalaikumsalam, kalian datang tepat waktu." Jawab Ratih tersenyum. Tak
Tejo : "Apakah sudah di mulai acaranya?" Tanya Tejo tiba-tiba yang dibalas
Caitlyne : "Kita tinggal menunggu para warga datang dan juga Pak Lurah. Semoga
Tak lama datanglah segerombolan para warga beserta pak lurah. Dan ada juga yang berjualan
makanan, untuk mengganjal perut saat paijo dan teman temannya menampilkan tarian dolalak.
(Telo telo telo gedhog e mas mba monggo ditumbas, dijamin manis nggih koyo bakule ehehehe,
piroan ki telone nek tuku telone entuk bakule pora hahaha (tejo))
Jenderal : "They've come. Welcome all;" ucap sang jenderal seraya tersenyum namun
malah mendapat tatapan bingung dari Bapak Ratih dan para warga yang
lain.
Caitlyne : "Sugeng Rawuh. Monggo pinarak" Jelas Caitlyne dengan logat jawa yang
Pak lurah : "Nggih mba maturnuwun" seraya duduk diikuti para warga yang lain
Ratih : "Caitlyne, ayo kita singkirkan dulu sapunya. Tidak elok di pandang." Ajak
Kemudian rebana sudah mulai di mainkan oleh Ronodimejo dan teman-temannya, Paijo dan
yang lainnya juga sudah mulai menari. Sedangkan para warga dan yang lainnya asik menonton
sambil membeli dan menikmati makanan yang di jual di tempat pertunjukkan itu. Tak lama,
Caitlyne dan Ratih datang dan langsung mengambil posisi duduk di samping anak rebana dan
mulai menyanyi.
Caitlyne : " do la la do la la " senandung Caitlyne.
Paijo dan temannya yang lain terus menari dengan iringan dari rebana dan lagu yang
dinyanyikan oleh Caitlyne dan Ratih.
Pak Lurah : " Wah saya baru tahu kalau Paijo pandai menari, bagus ya tariannya apa si itu
namanya." Gumamnya sambil fokus menonton pertunjukkannya.
Pak Lurah : " Saya harap tari dolala ini bisa berkembang menjadi kebudayaan khas Purworejo."
Setelah pertunjukkan selesai, semuanya kembali ke tempat dan rumahnya masing masing.
Tutup tirai
TAMAT
Tari Ndolalak muncul sebagai tiruan dari gerakan dasar para serdadu Belanda. Pengembangan
tarian ini dilakukan oleh tiga orang pemuda dari Sejiwan, Kecamatan Loano, Purworejo. Mereka
bernama Ronodimejo, Duliyat, dan Rejotaruna. Tarian ndolalak ini, awalnya dilakukan oleh para
laki-laki. Namun, sering dengan berjalan dan berkembangnya zaman, tarian ndolalak saat ini
dominan dilakukan oleh seorang perempuan meskipun terkadang masih ada penari laki-laki.
Lagu sholawat pada iringan tari dolalak saat ini muncul karena adanya akulturasi masuknya
islam di Purworejo.