Anda di halaman 1dari 6

Menanti dalam Iman (Waiting in Faith)

Roma 4: 18-22

Proposisi :
Di dalam masa penantian, kita harus menanti dengan sikap beriman kepada Tuhan.

PENDAHULUAN :
Hidup merupakan rangkaian penantian

Hidup merupakan suatu penantian yang besar (SLIDE 1). Yang dimaksudkan oleh Goins ialah
bahwa Hidup ini merupakan rangkaian dari penantian. Memang sadar ataupun tidak, setiap hari
kita diperhadapkan oleh suatu penantian baik itu urusan yang sederhana maupun urusan yang
serius: Sebagai contoh

 menanti antrian kendaraan di lampu merah,


 menanti nomor antrian teller di Bank,
 menanti makanan tiba ketika berada di restoran,
 menanti seorang teman yang sudah berjanji akan datang,
 menanti jawaban pesan singkat whatapss di handphone kita,

Masa penantian umumnya masa yang menyiksa dan menjengkelkan


Menurut saudara, apakah penantian-penantian tersebut merupakan masa yang menyenangkan
sehingga saking menyenangkannya, anda meminta nomor antrian yang paling akhir ketika
mengantri di teller bank. Kalo orang itu adalah saudara, maka nampaknya perlu ada doa
pengusiran roh antri di tempat ini. Karena pada umumnya menanti merupakan masa yang
menyiksa dan menjengkelkan. Masalahnya adalah suka tidak suka, kita tidak dapat menghindari
waktu menanti.
Karena pada dasarnya hidup ini merupakan rangkaian penantian: penantian antara harapan
dan terwujudnya harapan tersebut. Sehingga kita berada di dalam masa antara: yaitu diantara
harapan dan terwujudnya harapan tersebut.
Sifat masa penantian tergantung sikap kita.
Masa penantian antara harapan dan terwujudnya harapan tersebut dapat menjadi masa yang
menyiksa sehingga membuat kita hidup didalam keputusasaan yang meruntuhkan kehidupan
kita. Tetapi Sebaliknya masa penantian tersebut juga dapat menjadi masa yang bermanfaat
sehingga membawa kita untuk meraih terwujudnya harapan yang Tuhan telah janjikan.
Yang membedakan keduanya adalah Sikap kita di dalam masa penantian.

Transisi
Hari ini kita akan belajar mengenai sikap yang harus kita miliki ketika berada dalam masa
antara. Dari pelbagai contoh di Alkitab, kita akan belajar dari Sikap Abraham ketika berada
dalam masa antara sejak Ia menerima janji Tuhan sampai terwujudnya janji tersebut. Sikap
Abraham diantaranya di catatat dalam Roma 4: 18-22

PEMBAHASAN FIRMAN TUHAN


Pembacaan Teks : SLIDE 2
Roma 4: 18-22 (TB2)
Sebab, sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, Abraham berharap juga dan percaya
bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan.
“Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu”. Imannya tidak menjadi lemah, walaupun
ia menyadari bahwa tubuhnya sudah seperti mati, karena ia sudah berusia kita-kita
serratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah mati. Namun, terhadap janji Allah ia tidak
bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan memuliakan
Allah, serta berkeyakinan penuh bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang
telah Ia janjikan. Itulah sebabnya hal itu diperhitungkan kepadanya sebagai sebuah
kebenaran.

Antara Harapan dan keadaan Abraham


Perikop ini diawali dengan kenyataan yang mengharukan tentang keadaan Abraham
yaitu “sebab, sekalipun tidak ada dasar untuk berharap” (SLIDE 3). Apakah artinya itu?

 Artinya, kenyataan hidup yang dialami oleh Abraham saat itu, jauh dari apa
yang dijanjikan oleh Tuhan
 Artinya, keadaan Abraham mustahil dapat membawa harapan terwujud
Itulah yang dialami oleh Abraham dimana harapan dan kenyaatan hidupnya bertolak
belakang.
Apa harapan Abraham:
Harapan Abraham tercatat dalam ayat ke 18 yang tadi kita baca yaitu
Ayat 18 : Sebab, sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, Abraham berharap juga dan
percaya bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan.
“Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu” (SLIDE 4)

Artinya, Abraham mengharapkan apa yang Tuhan janjikan yaitu mempunyai keturunan
yang akan menjadi bangsa-bangsa seperti tertulis dalam Kejadian 12: 2 dan Kej 22: 17.

Keadaan Abraham:
Namun, janji Tuhan kepada Abraham tersebut, bertolak belakang dengan keadaan
Abraham: (SLIDE 4)

 Usia Abraham berumur 75 tahun (Kej 12:4) sedangkan Sara berusia 65 tahun
(Kej 17:17).
 Sara mandul hal itu tercatat ayat 19 “…bahwa rahim Sara telah mati”
Sehingga, Abraham mengalami “Double Imposible” kemustahilan yang ganda.

Pernahkah saudara mengalami keadaan seperti itu??


Keadaan di mana disatu sisi, Tuhan berjanji akan memberkati usaha dan pekerjaanmu.
Tetapi kenyataannya usaha anda lesu dan di sisi lain ekonomi serba tidak pasti.
Apa yang saudara rasakan ketika mengalami itu semua ??
Pada umumnya orang akan mengalami frustasi, semangat memudar, putus asa dan
hilang pengharapan.

Sikap Abraham di tengah kemustahilan


Tetapi, tidak demikian halnya dengan Abraham. Walaupun antara harapan dan
kenyataan berbanding terbalik, di ayat 18 ditulis “Sebab, sekalipun tidak ada dasar
untuk berharap, Abraham berharap juga dan percaya…” (SLIDE 5)

Mengapa Abraham tetap berharap, karena ia percaya. Abraham tidak hanya berharap,
tetapi ia juga percaya. Itulah sikap yang seharusnya ada dalam diri orang di dalam masa
penantian. Karena iman kepada Tuhan dan janjiNya tidak akan pernah sia-sia.
IMAN MERUPAKAN SIKAP YANG BENAR DIMASA ANTARA

Belajar dari kisah Abraham ini, kita dapat mengatakan bahwa didalam masa antara yaitu
antara harapan dan terwujudnya harapan, sikap yang benar yang seyogiannya ada
dalam diri kita adalah iman, mengapa?

Karena, iman di masa antara akan membuahkan :


1. Hidup yang tidak semata-mata mengacu kepada keadaan
Hal ini bukan bermaksud bahwa karena kita beriman, maka berarti kita harus
menyangkali keadaan. Menyangkali keadaan dalam istilah psikologi dinamakan
denial syndrom. Menurut Sigmud Freud, Denial Syndrome adalah penyangkalan
terhadap realitas yang mengecewakan.
Iman Kristen tidaklah demikian. Iman yang membuahkan hidup yang tidak semata-
mata mengacu kepada keadaan artinya :
 Saya tidak menolak fakta bahwa tidak ada makanan
 Saya tidak menolak fakta bahwa tabungan di bank sudah habis
 Saya tidak menolak fakta bahwa usahaku terancam hancur
 Saya tidak menolak fakta bahwa saya dirumahkan dari pekerjaan
Tetapi saya menolak semuanya itu mengontrol dan menguasai kehidupanku yang
membuatku terpuruk dan hidup dalam keputusasaan.
Dengan kata lain, iman bukanlah penolakan terhadap kenyataan, tetapi iman adalah
mempercayai apa yang Tuhan Firmankan.

Sikap iman Abraham


Itulah yang ada pada diri Abraham. 25 tahun sudah berlalu sejak ia menerima Janji
Tuhan, namun seperti di ayat 19 dikatakan:
Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia menyadari bahwa tubuhnya sudah
seperti mati, karena ia sudah berusia kita-kita serratus tahun, dan bahwa rahim
Sara telah mati. (SLIDE 6)
Artinya lebih dari mengacu kepada keadaan dan kesukaran yang ia hadapi, Abraham
berpegang teguh kepada janji Tuhan.
Penerapan
Artinya di dalam masa penantian, yaitu antara harapan dan terwujudnya harapan
itu, teruslah berpegang kepada Janji Tuhan. Apapun yang terjadi, seberapa berat
penantianmu, tetaplah berpegang kepada janji Tuhan. Karena sesungguhnya janji
Tuhan dapatlah diandalkan.

2. Iman di dalam masa penantian akan membuahkan hidup yang berfokus kepada
Tuhan di semua keadaan.
Apabila yang menjadi fokus hidup kita adalah keadaan di sekitar kita, maka hidup
kita akan terombang-ambing seperti keadaan sekitar yang selalu berubah-ubah.
Sebaliknya, hidup yang berfokus kepada Tuhan tidak akan dikuasai oleh
kebimbangan.
Kesaksian : Hidup didalam kebimbangan itulah yang saya alami 2 tahun yang
lampau.

Dengan kata lain, apabila kita memfokuskan diri kepada kesukaran dan
membandingkannya dengan keadaan diri kita, maka kita akan putus asa. Sebaliknya,
apabila fokus kita adalah Tuhan yang mahabesar dan janjiNya dapat kita andalkan,
maka persoalan kita akan nampak kecil.

SIkap iman Abraham


Itulah yang menjadi sikap Abraham. Di tengah kesukaran dan keterbatasannya, ia
memilih memfokuskan diri kepada Tuhan seperti ditulis dalma ayat ke 20 dikatakan :
“Namun, terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia
diperkuat dalam imannya dan memuliakan Allah”. (SLIDE 7)

Penerapan
Salah satu cara untuk memfokuskan diri kepada Tuhan ialah dengan memuliakan
Allah atau memuji Tuhan. Karena ketika kita memuji Tuhan, maka sesungguhnya kita
tidak hanya berbicara kepada Tuhan, melainkan kepada diri kita.

3. Iman di dalam masa penantian akan membuahkan hidup yang bersandar kepada
Tuhan di segala keadaan
Apabila bersandar kepada diri kita dan keadaan akan membuahkan keputuasaan,
maka bersandar kepada Tuhan akan membawa kita kepada kemenangan. Iman
berarti mempercayai Allah bahwa ia berkuasa dan sanggup melaksanakan janjiNya.

Sikap iman Abraham


Itulah yang ada dalam diri Abraham seperti dicatat dalam ayat 21:
serta berkeyakinan penuh bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang
telah Ia janjikan (SLIDE 8)

Kesimpulan
Sebagaimana disampaikan di awal, bahwa setiap kita tidak dapat menghindari waktu
penantian, termasuk penantian antara harapan dan terwujudnya harapan tersebut.

Apakah masa antara itu akan menjadi waktu yang melelahkan dan membuat putus
asa, atau sebaliknya dapat kita lewati dengan sukacita dan pengharapan, sangatlah
tergantung kepada sikap hati kita.

Iman adalah sikap yang harus kita miliki didalam masa antara harapan dan
terwujudnya harapan. Karena iman akan membuahkan hidup yang tidak semata-
mata mengacu kepada keadaan, membuahkan hidup yang berfokus kepada Tuhan
dan bersandar kepadaNya.

Akibatnya, kita akan melewati masa antara harapan dan terwujudnya harapan
tersebut dengan kemenangan dan mukjzat.

Altar call
Sekarang, apabila di dalam masa antara ini, hidupmu diliputi dengan kesukaran,
kekecewaan dan keputusasaan, katakana dengan iman ….JanjiMu spreti Fajar pagi
hari.

Anda mungkin juga menyukai