Anda di halaman 1dari 3

Nama : Aulia Yusriah Anwar

NIM : 21101010034

UNSUR INSTRINSIK “ARINILLAH” KARYA TAUFIK HAKIM


(ANALISIS STRUKTURALISME ROBERT STANTON)

Robert Stanton membagi teori fiksi menjadi tiga bagian, yaitu tema, fakta cerita, dan sarana
cerita. Fakta cerita terdiri dari tokoh, alur, dan latar. Sedangkan sarana cerita terdiri dari judul,
sudut pandang, gaya bahasa dan nada.
a. Tema
Tema merupakan salah satu aspek suatu cerita mengenai makna cerita dalam
hubungannya dengan kehidupan manusia. Adanya tema bertujuan untuk menyatukan
unsur-unsur cerita, terfokus, dan mengerucut. Dalam kisah Arinillah halaman 11
(sebelas) baris ke 10 (sepuluh) dalam penggalan :
! ‫ أرنى الله‬.. ‫ إنك يا أبت تتحدث كثيرا ً عن الله‬: ‫فقال الطفل‬
Kemudian anaknya berkata, “Ayah sering kali berbicara tentang Tuhan. Perlihatkan
Tuhan kepadaku, ayah!”
Dari beberapa penggalan diatas dapat kita cermati bahwa dalam cerita ini penulis
mengangkat tema berupa ketuhanan yang wujudnya tidak dapat dilihat dengan panca
indera.
b. Fakta-fakta Cerita
1) Tokoh
Dalam cerita ini tokoh terbagi menjadi 4 bagian :
a) Tokoh utama, terlibat pada penggalan halaman 11 (sebelas) baris 1 (satu) :
‫كان في سالف العصر واألوان رجل طيب السريرة صافي الضمير‬
Di zaman dahulu ada seorang lelaki jujur dan tulus, dia dikaruniai seorang
anak lelaki yang lembut
Penggalan tersebut merupakan bagian awal cerita yang menunjukkan bahwa
tokoh utamanya adalah seorang lelaki yang memiliki karakter yang jujur, tulus
dan dikaruniai seorang anak yang berhati lembut.
b) Tokoh tambahan, terlibat pada halaman 12 (dua belas) baris 9 :
‫وأخيراً عثر بشيخ‬
Sampai akhirnya lelaki itu bertemu dengan seorang kakek.
Penggalan tersebut menyebutkan tokoh kakek sebagai tokoh tambahan yang ada
pada cerita arinillah.
c) Tokoh Protagonis, terdapat pada halaman 12 (dua belas) baris 14 (empat belas):
!‫ فريما لجد عنده بغيتك‬... ‫اذهب إلى طرف المدينة تجد ناسكا ً هر ما ً ال يسأل الله شرا ً إال استجاب له‬
“Pergilah ke pinggiran kota! Temui seorang zuhud uzur, doanya selalu
dikabulkan oleh Tuhan. Barangkali dia bisa menolongmu!”
Penggalan tersebut membuktikan bahwa tokoh kakek merupakan orang baik
yang membantu lelaki tersebut untuk menemukan solusi masalahnya.
d) Tokoh Antagonis, terdapat pada alaman 15 (lima belas) baris 10 (sepuluh):
!‫ أنا الذي سألته أن يرى الله‬... ‫ الذنب ذنبي‬: ‫أخذ الطفل يصيح ويقول‬
Anaknya berteriak, “ini salahku! Aku yang memintanya untuk melihat
Tuhan.”
Penggalan tersebut menunjukkan bahwa sang anak merupakan tokoh antagonis
yang egois hanya memikirkan kemauannya dan tidak berfikir kondisi ayahnya.
2) Alur
Alur adalah urutan perjalanan yang ada di dalam cerita. Ada beberapa penggalan
untuk menemukan alur pada cerita tersebut, yang pertama pada penggalan halaman
11 (sebelas) pada baris ke 1 (satu) :
‫كان في سالف العصر واألوان رجل طيب السريرة صافي الضمير‬
Di zaman dahulu ada seorang lelaki jujur dan tulus, dia dikaruniai seorang anak
lelaki yang lembut
Kemudian pada penggalan halaman 11 (sebelas) pada baris ke 2 (dua) :
..‫رزقة الله طفال ذكى الفؤاد ذلق اللسان‬
Dia di anugerahi seorang anak laki-laki yang ceria, berfikir bijak dalam berbicara.
Dari dua penggalan tersebut sudah jelas bahwa alur yang digunakan penulis dalam
cerita ini merupakan alur maju.
3) Latar
Latar merupakan tempat ataupun waktu yang menggambarkan tentang kisah kisah
yang sedang terjadi. Latar terbagi menjadi 4, diantaranya:
a) Latar waktu , pada penggalan halaman 11 (sebelas) baris 1 (satu) :
‫كان في سالف العصر واألوان رجل طيب السريرة صافي الضمير‬
Di zaman dahulu ada seorang lelaki jujur dan tulus, dia dikaruniai seorang
anak lelaki yang lembut
Penggalan diatas menunjukkan latar waktu cerita yang ada di zaman dahulu.
b) Latar tempat, terdapat pada dialog halaman 12 (dua belas) baris 14 (empat
belas):
‫اذهب إلى طرف المدينة‬
“Pergilah ke pinggiran kota!…”
Penggalan tersebut menyatakan “madinah” sebagai latar tempat dari cerita
tersebut.
c) Latar sosial, pada halaman 12 (dua belas) baris 9 (sembilan):
‫ فلم يخرج‬... ‫ وصيغ موضوعة‬، ‫فذهب إلى رجال الدين فحاوروه و جادلوه بنصوص محفوظة‬
ً ‫منهم بطائل فتركهم يائسا‬
Kemudian lelaki itu mendatangi para pemuka agama dan menyampaikan
keinginannya, mereka justru mendebat dia dengan dalil-dalil dari kitab suci,
merasa tidak mendapat apa-apa dari mereka, dia pergi dengan putus asa
Setelah mencermati kutipan dapat diketahui latar sosial/setting sosial yaitu para
ulama yang mendebatkan tentang ajaran agama untuk membantu laki-laki
tersebut dan akhirnya laki-laki tersebut merasa tidak puas dan meninggalkan
para ulama.
c. Sarana-sarana Sastra
1) Judul
Cerita yang diambil berjudul “Arinillah” yang memiliki arti “Perlihatkanlah Allah
kepadaku” karya Taufik Hakim
2) Sudut Pandang
‫فسجد الرجل وعفر التراب جبهته‬
Lelaki itu bersujud dan membenturkan dahinya ke tanah.
Dari penggalang diatas dapat kita ketahui bahwa cerita ini mengambil sudut
pandang orang ketiga sebagaimana pada kata “‫ ”فسجد‬yang memiliki dlomir dia laki-
laki.
3) Gaya dan Nada
Gaya bahasa dalam cerita “Arinillah” termasuk kedalam uslub adabiy, pengarang
menggunakan ungkapan-ungkapan yang memanjakan imajinasi. Sedangkan nada
atau tone yang terkandung dalam cerita tersebut berupa ironis dan misterius yang
dapat dilihat melalui penggalan berikut :
! ‫ أرنى الله‬.. ‫إنك يا أبت تتحدث كثيرا ً عن الله‬
“Sesungguhnya engkau wahai ayahku tentang Allah sering kali berbicara
kepadaku tentang Allah.. Perlihatkanlah Allah (Tuhan) kepadaku!”

Anda mungkin juga menyukai