OBJEK PAJAK
DISUSUN OLEH :
“ KELOMPOK V “
Subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM), Subsidi Listrik, Subsidi Pupuk, Bantuan
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 1/
15
Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) atau sejenisnya, Pengadaan Beras
Miskin (Raskin), Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas); Pembangunan
sarana umum seperti jalan-jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit/puskesmas,
kantor polisi;
menikmati Pajak
Sejak sekolah dasar kita telah menikmati pajak yang telah terkumpul sehingga
biaya sekolah dapat terjangkau sampai ke perguruan tinggi. Transportasi umum
disediakan untuk memudahkan kita dalam mencapai tujuan (sekolah, tempat
kerja). Hal ini pun disubsidi oleh pemerintah. Keamanan dan ketertiban dapat
terjaga sehingga kita merasa aman selama bepergian. Biaya berobat di Rumah
Sakit menjadi jangkau karena biaya kesehatan dibiayai pemerintah dari pajak.
Fasilitas & infrastruktur umum dibangun untuk kenyamanan kita seperti: jalan,
jembatan, kebersihan, taman, pasar, dan sebagainya, juga dibiayai oleh
pemerintah.
I. Pajak Pusat
Pajak yang dikelola oleh pemerintah pusat, yang dalam hal ini dikelola oleh
Direktorat Jenderal Pajak antara lain:
1. Pajak Penghasilan (PPh);
Segala sesuatu yang ada dalam masyarakat dapat dijadikan sasaran atau
objek pajak, baik :
a. Keadaan (seperti: memiliki kendaraan bermotor, radio, televisi, memiliki
tanah atau barang tak gerak, menempati rumah tertentu)
b. Perbuatan (seperti: melakukan penyerahan barang karena perjanjian),
maupun
c. Peristiwa (seperti: kematian, keuntungan yang diperoleh secara
mendadak).
1,Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada di bawahnya;
2.Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara
tetap pada tanah dan/atau perairan. Termasuk dalam pengertian bangunan
adalah :
2.a. jalan lingkungan yang terletak dalam suatu kompleks bangunan seperti
hotel, pabrik, dan emplasemennya, dan lain-lain yang merupakan
satukesatuan dengan kompleks bangunan tersebut;
2.b. jalan TOL;
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 6/
15
2.c. kolam renang;
2.d. pagar mewah;
2.e. tempat olah raga;
2.f . galangan kapal, dermaga;
2.g. taman mewah;
2.h. tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas, pipa minyak;
2.i. fasilitas lain yang memberikan manfaat.
3.Objek Pajak merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata,
taman nasional, tanah penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah
negara yang belum dibebani suatu hak;
5. Bea Meterai
Objek Bea Materai pada Bagian Kesatu Pasal 3 UU No. 10 Tahun 2020
f. Dokumen lelang yang berupa kutipan risalah lelang, minuta risalah lelang,
g. Dokumen yang menyatakan jumlah uang dengan nilai nominal lebih dari
Tarif Bea Materai pada Bagian Kedua Pasal 5 UU No. 10 Tahun 2020
Dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dikenai Bea Meterai dengan tarif
tetap sebesar Rp10.000,00 (sepuluh ribu rupiah).
Kabupaten/Kota:
a. Pajak Hotel;
b. Pajak Restoran;
c. Pajak Hiburan;
d. Pajak Reklame;
e. Pajak Penerangan Jalan;
f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;
g. Pajak Parkir;
h. Pajak Air Tanah;
i. Pajak Sarang Burung Walet;
j. Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan (mulai tahun 2011
atau selambat-lambatnya tahun 2014);
k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) (mulai berlaku 1
Januari 2011).
Pada dasarnya setiap orang pribadi baik Warga Negara Indonesia/Warga Negara
Asing yang bertempat tinggal di Indonesia dan badan yang didirikan/berkedudukan
di Indonesia merupakan Wajib Pajak, kecuali ketentuan peraturan perundang-
undangan menentukan lain. Mengingat sifatnya yang wajib, maka orang atau suatu
badan yang menurut peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk
melakukan kewajiban perpajakan disebut sebagai Wajib Pajak (WP).
Orang Pribadi
Adalah mereka yang telah mempunyai penghasilan di atas Penghasilan Tidak Kena
Pajak (PTKP) sesuai batasan PTKP telah ditentukan oleh Undang-Undang Pajak
Penghasilan.
Badan
Adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang
melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan
terbatas, perseroan komanditer, perseroan Iainnya, badan usaha milik negara atau
badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi,
koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa,
organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentukbadan lainnya
termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.
Pajak sebenarnya sudah dikenal dan dipraktikkan sejak zaman dahulu oleh nenek
moyang kita pada masa kerajaan. Setiap rakyat diwajibkan menyerahkan upeti yang
sudah ditentukan besarnya kepada raja. Upeti dimaksud dapat berupa hasil bumi
ataupun harta benda Iainnya. Pemungutan upeti ini atau pajak terus berlanjut
hingga zaman penjajahan Belanda.
Setelah Indonesia merdeka, pajak ditetapkan dan dipungut oleh negara, bukanlah
seperti upeti atau hal lain yang membebani warganya. Namun pajak merupakan
kontribusi pembangunan dari warga. Hal ini sebagai bentuk dari komitmen rakyat
Indonesia dan konsekuensi dari mendirikan suatu negara yang merdeka dan
Kini Wajib Pajak diberikan kemudahan untuk mendaftarkan diri melalui menu
aplikasi di internet yang bernama e-registration dengan alamat www.pajak.go.id
PERHATIAN:
Uang untuk pembayaran pajak harus disetor ke bank tempat pembayaran pajak
atau kantor pos, bukannya ke kantor pajak baik itu KPP ataupun KP2KP.
PPN atau PPN dan PPnBM yang terutang dalam satu Masa Pajak harus disetor
paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir dan sebelum
Surat Pemberitahuan Masa PPN disampaikan.
SPT Tahunan Orang Pribadi paling lambat dibayar akhir bulan ke tiga setelah
akhir tahun pajak (31 Maret). Kekurangan pembayaran pajak yang terutang
berdasarkan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan harus dibayar
lunas sebelum Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan disampaikan.
Dalam struktur Kantor Pajak Modern setiap Wajib Pajak dilayani oleh satu orang
Account Representative (AR) yang akan melayani seluruh kebutuhan Wajib Pajak
secara personal.
Pajak yang dikenakan atas setiap penghasilan yang diterima yang diperoleh
Wajib Pajak.
Penghasilan dimaksud adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang
diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari
luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi dan menambah kekayaan
Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun.
Bea Meterai
Pajak yang dikenakan atas pemanfaatan dokumen-dokumen tertentu.
Contoh: surat berharga, kuitansi pembayaran yang menyebutkan jumlah uang,
surat perjanjian, akta-akta notaris termasuk salinannya, akta yang dibuat oleh
Pejabat Pembuat Akta Tanah, surat-surat lain yang digunakan sebagai alat
pembuktian di depan pengadilan, dan sebagainya.
Dari tahun ke tahun, penerimaan pajak yang ditargetkan selalu meningkat. Untuk
mewujudkan hal tersebut, selain tergantung pada faktor pertumbuhan ekonomi,
juga sangat tergantung pada kesadaran masyarakat dalam memenuhi kewajiban
sebagai warga negara. Pajak memiliki aspek strategis yang bukan semata-mata
sebagai sumber penerimaan negara tetapi juga sebagai bentuk tanggung jawab
dan wujud kebersamaan (kegotong-royongan) semua warga negara demi
keberlangsungan bangsa. Tentunya yang dimaksud masyarakat di sini adalah
masyarakat yang sadar dan peduli melaksanakan kewajiban perpajakan.
Ilustrasi berikut ini untuk memudahkan pemahaman mengenai hal tersebut di atas.
Negara dengan masyarakat didalamnya dianalogikan sebagai kelompok siswa
yang sedang mengerjakan tugas bersama. Negara mempunyai cita-cita
sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945, demikian juga dengan
kelompok siswa yang mempunyai cita-cita untuk menyelesaikan tugas kelompok.
Ketika ada siswa yang hanya “numpang nama” dan tidak memberi kontribusi
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, warga negara yang mampu tetapi
tidak berkontribusi dalam pembangunan melalui pembayaran pajak dan hanya
mau ikut menikmati hasil pembangunan tidak ada bedanya dengan free rider.
Jadi, sebagai warga negara yang baik, harus menjaga keseimbangan antara
pelaksanaan kewajiban dan penuntutan hak kepada negara.
Yang mampu membayar pajak lebih banyak kepada negara untuk disalurkan
kepada yang lebih membutuhkan. Banyak sarana umum yang dipergunakan
bersama juga dibiayai dari uang pajak. Jadi semua orang merasakan manfaat
pajak.
No Undang
Jenis Pajak Undang di
.
(Pasal 2 PMK 242/PMK.03/2014) bidang
Perpajaka
n
tgl 20 bulan
1 PPh pasal 4(2) setor sendiri tgl 15 bulan berikutnya
berikutnya
tgl 20 bulan
2 PPh pasal 4(2) pemotongan tgl 10 bulan berikutnya
berikutnya
tgl 20 bulan
3 PPh pasal 15 setor sendiri tgl 15 bulan berikutnya
berikutnya
tgl 20 bulan
4 PPh pasal 15 pemotongan tgl 10 bulan berikutnya
berikutnya
tgl 20 bulan
5 PPh pasal 21 tgl 10 bulan berikutnya
berikutnya
tgl 20 bulan
6 PPh pasal 23/26 tgl 10 bulan berikutnya
berikutnya
tgl 20 bulan
7 PPh pasal 25 tgl 15 bulan berikutnya
berikutnya
PPh pasal 22 impor setor sendiri (dilunasi bersamaan
8 saat penyelesaian dokumen PIB
dg bea masuk, PPN, PPnBM)
hari kerja
terakhir
9 PPh pasal 22 impor yang pemungutan oleh BC 1hari kerja berikutnya
minggu
berikutnya
14 hari
hari yang sama dg pembayaran atas setelah
10 PPh pasal 22 pemungutan oleh bendaharawan
penyerahan barang masa pajak
berakhir
tgl 20 bulan
11 PPh pasal 22 migas tgl 10 bulan berikutnya
berikutnya
tgl 20 bulan
12 PPh pasal 22 pemungutan oleh WP badan tertentu tgl 10 bulan berikutnya
berikutnya
akhir bulan
akhir bulan berikutnya setelah masa pajak berikutnya
13 PPN & PPnBM berakhir & sebelum SPT masa PPN setelah
disampaikan masa pajak
berakhir
14 PPN atas kegiatan membangun sendiri tgl 15 bulan berikutnya setelah Masa Pajak akhir bulan
berakhir berikutnya
setelah
masa pajak
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 22 /
15
berakhir
akhir bulan
berikutnya
PPN atas pemanfaatan BKP tidak berwujud dan/atau tgl 15 bulan berikutnya setelah saat
15 setelah
JKP dari Luar Daerah Pabean terutangnya pajak
Masa Pajak
berakhir
akhir bulan
berikutnya
16 PPN & PPnBM Pemungutan Bendaharawan tgl 7 bulan berikutnya setelah
masa pajak
berakhir
PPN dan/ atau PPnBM pemungutan oleh Pejabat harus disetor pada hari yang sama dengan
17 Penandatanganan Surat Perintah Membayar sebagai pelaksanaan pembayaran kepada PKP
Pemungut PPN Rekanan Pemerintah melalui KPPN
akhir bulan
berikutnya
tgl 15 bulan berikutnya setelah Masa Pajak
18 PPN & PPnBM Pemungutan selain bendaharawan setelah
berakhir
masa pajak
berakhir
20 hari
setelah
PPh 25 WP kriteria tertentu yang dapat melaporkan
harus dibayar paling lama pada akhir Masa berakhirny
19 beberapa Masa Pajak dalam satu SPT Masa. (Pasal 3
Pajak terakhir. a Masa
ayat (3B) UU KUP)
Pajak
terakhir
20 hari
setelah
Pembayaran masa selain PPh 25 WP kriteria tertentu harus dibayar paling lama sesuai dengan
berakhirny
20 yang dapat melaporkan beberapa Masa Pajak dalam batas waktu untuk masing-masing jenis
a Masa
satu SPT Masa. (Pasal 3 ayat (3B) UU KUP) pajak.
Pajak
terakhir.