Makalah Sistem Akuntansi
Makalah Sistem Akuntansi
Dosen Pengampu
Erwan Sutrisno, S..E., M.M.
Oleh :
Kelompok 7
Kelas ASA20
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,
karena atas segala karunia, rahmat, dan berkat-Nya, penyusun dapat Menyusun makalah
berjudul “Sistem Akuntansi Pembelian” hingga selesai. Tujuan pembuatan makalah ini untuk
memenuhi tugas mata kuliah “Sistem Akuntansi” serta memahami tentang sistem akuntansi
pembelian”
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karena
makalah ini masih memiliki kekurangan. Walaupun belum sempurna dari apa yang penulis
tuangkan dalam makalah ini, tapi hal tersebut merupakan hasil terbaik yang dapat penulis
berikan kepada para pembaca.
Kelompok 7
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................
Daftar Isi.................................................................................................................
BAB 1 : PENDAHULUAN....................................................................................
BAB 2 : PEMBAHASAN......................................................................................
BAB 3 : PENUTUP................................................................................................
3.1 Kesimpulan........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
Tujuan utama penyusunan system akuntansi pembelian adalah sebagai berikut :
a. Untuk menjamin tersedianya informasi yang tepat guna, terpercaya dan tepat waktu
b. Untuk meningkatkan system pengendalian intern yang berkaitan dengan pembelian
c. Untuk mengatur cara-cara dalam melakukan semua pembelian, baik barang, maupun
jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan.
d. Dengan sistem pembelian yang baik, maka perusahaan dapat melakukan control
terhadap setiap kegiatan pembelian, sehingga perusahaan dapat terhindar dari
kerugian dengan adanya pembelian fiktif yang mungkin saja dilakukan oleh pihak-
pihak tertentu perusahaan.
1.3 SASARAN
Dalam perusahaan kebutuhan akan informasi merupakan sumber daya vital bagi
kelangsungan hidup organisasi bisnis kontemporer. Setiap hari dalam dunia bisnis, arus
informasi dalam jumlah yang sangat besar mengalir ke pengambil keputusan dan pemakai
lainnya untuk memenuhi berbagai kebutuhan internal. Selain itu, informasi mengalir keluar
dari organisasi ke pemakai eksternal, seperti pelanggan, pemasok, dan para stakeholders yang
memiliki kepentingan terhadap perusahaan.
Untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi pihak intern maupun ekstern perusahaan,
maka disusunlah system akuntansi. System ini direncanakan untuk menghasilkan informasi
yang berguna bagi pihak intern dan ekstern. System akuntansi ini dapat disusun oleh
perusahaan baik secara manual ataupun dapat diproses dengan menggunakan mesin-mesin,
Adapun beberapa definisi mengenai system dan prosedur sebagai berikut :
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa akuntansi suatu system yang dimulai
dari mengidentifikasi, mengumpulkan dan memberikan laporan untuk dikomunikasikan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan agar dapat mengetahui atau mengevaluasi kondisi
dan kegiatan ekonomi perusahaan.
Menurut Mulyadi system akuntansi (2001:3) adalah “Organisasi formular, catatan dan
laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang
dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.”
Informasi yang diperlukan oleh manajemen dan system pembelian menurut Mulyadi
(2001:303) adalah :
Dari definisi system akuntansi tersebut, unsur suatu system akuntansi pokok adalah
formulir, catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar dan buku pembantu serta laporan.
System akuntansi menitik beratkan kepada informasi yang diberikan oleh manajemen untuk
pengambilan keputusan.
2.2 SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN
Pembelian merupakan akun yang digunakan untuk mencatat semua barang yang dibeli
perusahaan dalam satu periode. Pembelian yang dilakukan perusahaan bertujuan untuk
memenuhi barang perusahaan dalam memproduksi. Maka digunakanlah system akuntansi
pembelian oleh perusahaan untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan.
Transaksi pembelian dapat digolongkan menjadi dua yaitu pembelian lokan dan pembelian
impor. Dalam pelaksanaan system Akuntansi Pembelian menurut Mulyadi (2001:299)
terdapat beberapa hal yang harus diketahui antara lain : fungsi-fungsi yang terkait dalam
pembelian, jaringan prosedur yang membentuk system akuntansi pembelian, dokumen yang
digunakan, catatan akuntansi yang digunakan, unsur-unsur pengendalian intern dalam
pembelian dan bagan alir dokumen. Seperti akan dijelaskan secara lebih detail pada bagian
selanjutnya.
a. Fungsi Gudang
b. Fungsi Pembelian
c. Fungsi Penerimaan
d. Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi yang terkait dalam transaksi pembelian adalah fungsi pencatatan
utang dan fungsi pencatatan persediaan. Dalam system akuntansi pembelian,
fungsi pencatat utang bertanggung jawab untuk mencatat transaksi pembelian ke
dalam register bukti kas keluar dan untuk menyelenggarakan kartu utang sebagai
buku pembantu utang. Sedangkan fungsi persediaan bertanggung jawab untuk
mencatat harga pokok persediaan barang yang dibeli ke dalam kartu persediaan.
Jaringan prosedur yang membentuk akuntansi pembelian seperti dapat dilihat dalam gambar
II.1 adalah sebagai berikut :
Dokumen ini digunakan untuk penawaran harga bagi barang yang pengadaannya
tidak bersifat berulang kali terjadi yang menyangkut jumlah rupiah pembelian
yang besar.
Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada pemasok yang telah
dipilih. Dokumen ini terdiri dari berbagai tembusan dengan fungsi sbb :
Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk menunjukan bahwa barang
yang diterima dari pemasok telah memenuhi jenis, spesifikasi, mutu dan kuantitas.
Dokumen ini kadangkala diperlukan perubahan terhadap isi surat order pembelian
yang sebelumnya diterbitkan, perubahan tersebut dapat berupa perubahan
kuantitas, jadwal penyerahan barang, spesifikasi, penggantian atau hal lain yang
bersangkutan dengan perubahan desain atau bisnis. Biasanya perubahan tersebut
diberitahukan kepada pemasok secara resmi dengan menggunakan surat order
pembelian.
Dokumen ini dibuat oleh fungsi akuntansi untuk dasar pencatatan transaksi
pembelian. Dokumen ini juga berfungsi sebagai peruntah pengeluaran kas untuk
pembayaran utang kepada pemasok dan yang sekaligus berfungsi sebagai surat
pemberitahuan kepada kreditur mengenai maksud pembayaran.
Sedangkan menurut Mulyadi (2001:163) “Unsur pengendalian intern yang ada dalam
system akuntansi pembelian adalah untuk mencapai tujuan pokok pengendalian intern
akuntansi berikutnya ini : menjaga kekayaan (persediaan), dan kewajiban perusahaan
(utang dagang), menjamin ketelitian dan kendala data akuntansi (utang dan
persediaan)”.
Dari kedua definisi pengendalian intern di atas dapat disimpulkan bahwa
pengendalian intern bertujuan menjaga keamanan data perusahaan dengan lebih teliti
dalam hasil yang didapatkan.
a. Dalam organisasi harus dipisahkan tiga fungsi pokok berikut ini fungsi
operasi, fungsi penyimpangan dan fungsi akuntansi.
b. Tidak ada satupun transaksi yang dilaksanakan dari awal sampai akhir
hanya oleh satu orang atau fungsi saja. Hal ini dimaksudkan agar selalu
terjadi pengecekan intern (internal check) dalam pelaksanaan suatu
transaksi, sehingga kekayaan perusahaan terjamin keamanannya dan data
akuntansi terjamin ketelitian dan kendalanya
2. Sistem Otorisasi
Dalam organisasi, setiap transaksi keuangan terjadi melalui system otorisasi tertentu. Tidak
ada satupun transaksi yang terjadi yang tidak di otorisasi oleh yang memiliki wewenang
untuk itu. Otorisasi terjadinya transaksi dilakukan dengan pembubuhan tanda tangan oleh
manager yang memiliki wewenang untuk itu, pada dokumen sumber atau dokumen
pendukung. Setiap transaksi yang terjadi dicatat melalui prosedur pencatatan tertentu. Maka
kekayaan perusahaan akan terjamin keamanannya dan data akuntansi yang dicatat terjamin
keelitan dan keandalannya.
3. Praktik yang sehat
Praktik yang sehat dalam organisasi terdiri dari penggunaan formular bernomor urut cetak,
pemasok dipilik berdasarkan jawaban penawaran harga bersaing dari berbagai pemasok,
barang hanya diperiksa dan diterima oleh fungsi penerimaan jika fungsi ini telah menerima
tembusan surat order pembelian, fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan barang yang
diterima dari pemasok dengan cara menghitung dan menginspeksi barang tersebut dan
membandingkannya dengan tembusan surat order pembelian, terdapat pengecekkan harga,
syarat pembelian, dan ketelitian perkalian dalam faktur dari pemasok sebelum faktur tersebut
diproses untuk dibayar, catatan ini berfungsi sebagai buku pembantu utang secara periodic
direkonsiliasi dengan syarat pembayaran guna mencegah hilangnnya kesempatan untuk
memperoleh potongan tunai, bukti kas keluar beserta untuk memperoleh potongan tunai,
bukti kas keluar beserta untuk memperoleh potongan tunai, bukti kas keluar beserta dokumen
pendukungnya dicap “lunas” oleh fungsi pengeluaran kas setelah cek dikirimkan kepada
pemasok.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan