A. Definisi Dan Indikasi Parenteral Volume Besar (LVP)
A. Definisi Dan Indikasi Parenteral Volume Besar (LVP)
Parenteral volume besar (LVP) adalah Suatu sediaan steril berupa larutan
atau emulsi bebas pirogen sedapat mungkin dibuat isotonis terhadap darah yang
disuntikkan langsung kedalam vena dalam volume relatif banyak yang dikemas
gangguan elektrolit cairan tubuh yang serius yang menyediakan nutrisi dasar dan
gangguan keseimbangan elektrolit dan cairan tubuh yang serius dan menyediakan
nutrisi dasar. Pada tahun belakang ini, parenteral volume besar digunakan sebagai
pembawa untuk obat-obat lain dan metode dalam penyiapan nutrisi parenteral
meliputi :
1. Larutan Elektrolit
2. Karbohidrat
Dekstrosa 5% digunakan untuk memperkecil kekurangan kalori, pada
saat puasa kehilangan kalori kurang lebih 80 g/hari kg BB, dengan 100 g glukosa
jaringan aktif dan pertumbuhan. Digunakan pada pemberian larutan protein jangka
a. Praformulasi
sifat dari bahan-bahan yang akan digunakan baik dari segi sifat kimia maupun
mengetahui sifat kimia maupun sifat fisika dari bahan-bahan tersebut, maka
diharapkan akan dapat mengetahui bagaimana interaksi anatara bahan yang satu
1. Parameter fisiologi
(infus) hanya untuk beberapa hari, maka umumnya cukup dengan larutan
sederhana yang mengandung air dan dekstrosa secukupnya dan sejumlah kecil
natrium dan kalium. Teteapi bila penderita tidak dapat menerima nutrisi atau
cairan lewat mulut untuk masa yang lebih lama, maka dapat digunakan larutan
yang mengandung kalori tinggi. Yang termasuk dalam larutan ini adalah
protein, hidrolisat, karbohidrat, vitamin, mineral, elektrolit dan air yang cukup
fisiologi yang dimana tekanan osmosa adalah perpindahan pelarut dan zat
2. Faktor fisikokimia
a. Organoleptis
bahan yang akan digunakan secara kasatmata, meliputi : warna, aroma dan
b. Kelarutan
parenteral volume besar dipakai sebagai pembawa obat lain, atau terjadinya
kristal pada beberapa zat. Pada umumnya obat-obatan yang digunakan untuk
mermbuat sediaan parenteral volume besar adalah obat-obatan/zat
bentuk infus harus jernih, maka bahan-bahan obat/zat yang akan digunakan
memiliki kualitas yang baik. Kontaminasi fisika dan kimia tidak hanya
Adapun pelarut bukan air yang dipilih harus dengan hati-hati, karena
pelarut tersebut tidak boleh bersifat iritasi, toksik atau terlalu pekat dan juga
propilen glikol, gliserin, etil alkohol. Pelarut bukan air yang tidak dapat
bercampur dengan air contohnya minyak lemak, etil oleat, isopropil miristat,
dan benzilbenzoat.
c. pH
· berpengaruh pada wadah terutama wadah gelas, plastik, dan tutup karet.
d. Ukuran partikel
Untuk sediaan infus harus memiliki ukuran partikel yang kecil karena
terdapat ukuran partikel yang besar dalam infus maka dikhawatirkan akan
e. Pembawa
tetapi dapat juga dipakai emulsi lemak intravena yang diberikan sendiri atau
dikombinasi dengan asam amino dan atau dekstrosa asalkan partikel tidak boleh
f. Viskositas
infus terlalu kental maka akan susah menetes, distribusi obat dalam darah akan
pula.
obat sehingga dalam hal penyimpanan obat sangat perlu sekali diperhatikan
h. Faktor kemasan
Formulasi suatu produk steril meliputi kombinasi dari satu atau lebih
tersebut dan kemampuan diterima. Oleh karena itu perlu diperhatikan untuk
setiap kombinasi dua bahanobat atau lebih untuk memastikan apakah terjadi
Klorobutanol, Metakresol.
dari sitem.
Komponen formulasi
Pembawa
a. Zat aktif
Zat aktif yang dipilih adalah zat yang umumnya mudah larut dalam air,
atau memiliki ikatan kuat dengan air. karena kelarutan suatu zat sangat
b. Pembawa
Zat pembawa yang digunakan dalam pembuatan infus yaitu zat yang
berbentuk larutan (air) atau yang biasa di gunakan dalam pembuatan sediaan
steril adalah aqua pro injeksi untuk melarutkan zat aktif dan zat tambahan.
c. Pengawet
menggunakan pengawet.
d. Pengisotonis
Tonisitas sediaan = % NaCl, sudah termasuk di dalam batas toleransi
normal tubuh yaitu 0,7 – 1,5 % (TPC, p. 163), maka iritasi tubuh dan
konsekuensi hipotonis atau lisis sel-sel jaringan tubuh tidak terjadi. NaCl
digunakan sebagai larutan pengisotonis agar sediaan infus setara dengan 0,9%
larutan NaCl, dimana larutan tersebut mempunyai tekanan osmosis yang sama
Dekstrosa 5 %
NaCl q.s
Metode Pembuatan
Ada dua metode dalam pembuatan sediaan steril yaitu cara sterilisasi akhir dan
cara aseptik
1. Sterilisasi akhir
Metode ini merupakan metode yang paling umum dan paling banyak
harus stabil dengan adanya molekul air dan tingginya suhu sterilisasi. Sediaan
2. Aseptik
Metode ini biasanya digunakan untuk zat aktif yang sensitif terhadap
sterilisasi melainkan suatu cara kerja untuk memperoleh sediaan steril dengan
a. Zat aktif digerus dan ditimbang berlebih sesuai kebutuhan. Bila zat
c. Sama halnya dengan zat aktif, zat tambahan juga ditimbang kemudian
d. Setelah zat aktif dan semua zat tambahan terlarut, larutan tersebut
sediakan. Sisa dalam beker glass di bilas dengan aqua pro injeksi ad
http://afdhalmawardinkren.blogspot.com/2012/11/praformulasi-dan-formulasi-