Anda di halaman 1dari 5

Pengembangan Sediaan Parenteral

Volume Besar

Sediaan parental volume besar adalah produk obat dengan pembawa air dalam bentuk kontener dosis
tunggal, disterilkan secara terminal dengan kapasitas 100 mililiter atau lebih, yang akan diberikan atau digunakan
pada manusia. Dari definisi ini diketahui bahwa apabila cairan steril yang digunakan gagal memenuhi persyaratan
standar mikrobiologi akan menimbulkan risiko pada pasien.

Pengembangan formulasi antara lain memiliki sasaran:

a. Menyediakan air, elektrolit, dan karbohidrat sederhana yang dibutuhkan oleh tubuh.

b. Berfungsi sebagai, pembawa untuk obat yang diinfusikan yang dapat tersatukan (tercampur, kompatibel)
dengan larutan.

c. Memberikan kebutuhan nutrisi, jika nutrient tidak dapat diberikan secara oral.

d. Menyediakan larutan untuk mengkoreksi kesetimbangan asam-basa dalam tubuh.

e. Bekerja sebagai ekspander plasma

f. Meningkatkan diuresis jika tubuh mempertahankan (menahan) cairan.

g. Berlaku sebagai agen pendialisis pada pasien yang mengalami gagal fungsi ginjal.
12.1 Pertimbangan Formulasi
Mengingat sediaan parenteral volume besar diberikan dalam jumlah cukup besar, perlu diperhatikan berbagai hal yang
mungkin menimbulkan masalah pada tubuh pasien seperti Parameter fisiologi dan Parameter formulasi.

12.2 Parameter Fisiologi


Parameter fisiologi dan formulasi sediaan parenteral volume besar dibatasi oleh karakteristik larutan yang dapat
menimbulkan dampak pada biokimia tubuh. Beberapa konsituen yang merupakan dasar untuk menunjang kehidupan manusia
dapat dipengaruhi oleh pengobatan secara intravena. Hal ini antara lain meliputi air, elektrolit, karbohidrat, asam amino, lipid, dan
mikronutrien (seperti vitamin, mineral, dan elemen sesepora).
Sel hidup yang merupakan unit dasar dari tubuh, terendam dalam cairan jaringan yang komposisinya dipertahankan konstan
melalui interaksi bermacam proses. Ketidaksetimbangan dapat terjadi secara mayor atau minor sehingga menyebabkan rasa sakit.
Ketidaksetimbangan dapat pula terjadi akibat trauma dan prosedur pembedahan. Oleh karena itu, perlu diantisipasi dan diperbaiki
defisit dan ketidaksetimbangan dalam (cairan) tubuh dengan cara pemberian larutan yang sesuai.
Untuk mencapai respons yang dibutuhkan, intensi fisiologi dari formulasi penting diperhatikan bersama dengan fisiologi,
kimia, dan sifat-sifat fisika dari formulasi yang akan dikembangkan. Jadi, formulator harus mengerti betul tentang biokimia tubuh
manusia dan sifat kimia dari konsituen larutan karena melalui bermacam interaksi, barulah dapat dicapai hasil yang diinginkan.
12.3 Parameter Formulasi
a. Fisiologi
Masalah utama dalam memasukkan cairan dalam jumlah besar ke dalam sistem tubuh adalah mempertahankan “tonus” dari
sel tubuh hidup. Sel darah merah (RBC) bersikulasi di dalam serum darah yang menunjukkan osmolaritas 308. Dengan
menggunakan osmolaritas sebagai acuan tonisitas, diduga tidak akan terjadi perubahan fisika jika RBC ditempatkan dalam
larutan 0,9% injeksi natrium klorida dengan osmolaritas 308 yang diinfusikan melalui vena. Kasus ini dapat dibuktikan dapat
dibuktikan dengan cara menaruh RBC didalam larutan injeksi natrium klorida 0,9% dan diamati di bawah mikroskop, apakah
ada perubahan RBC secara fisika sehingga larutan dinamakan isotonis.

b. Fisiko kimia
Kelarutan
Masalah kelarutan jarang menimbulkan masalah dalam formulasi, dan begitu sudah berada dalam larutan, komponen
formulasi masih akan tetap berada dalam bentuk terlarut pada kondisi penyimpanan dan penanganan (transportasi dan lain-
lain) normal. Akan tetapi, ada laporan tentang terjadinya kristalisasi dalam larutan yang (sangat) pekat seperti (didinginkan),
dan Kristal akan segera terlarut kembali jika botol dihangatkan. Kelarutan mannitol adalaha 13 gram per 100 ml air pada suhu
14 derajat celcius, dan pada leaftlet kemasan untuk larutan perlu diberi catatan/peringatan bahwa bila larutan melebihi 15%
kemungkinan akan menunjukkan iendensi kristalisasi.
Pengontrolan pH
Pengontrolan pH sangat penting ditinjau dari segi efek pada tubuh jika obat infus diberikan; efek terhadap stabilitas produk;
efek pada sistemk kontener – penutup; dan kemungkinan penguraian pada obat yang ditambahkan (dicampurkan). pH serum
darah biasanya adalah 7,35- 7,45, dan efek langsung larutan infus yang diberikan secara intravena diluar rentang pH ini
tergantung pada kapasitas dapar larutan dan jumlah asam lemah atau basa yang merupakan bagian dari formulasi.

Pembawa
Pembawa yang digunakan untuk semua pembuatan larutan infus adalah air untuk injeksi derajat Farmakope. Semua
komponen dilarutkan, dan hasil larutan air yang diperoleh haruslah jernih dan biasanya tidak berwarna. Larutan emulsi
intravena yang merupakan suatu LVP yang dapat diberikan dalam bentuk tersendiri ataupun kombinasi dengan asam amino
dan dekstrosa dan diberikan untuk nutrisi total secara parenteral, adalah kekecualian (ada batasan ukuran partikel emulsi).

Parameter Fisika
Larutan yang peka bila diekspose terhadap cahaya, dan perubahan yang mungkin terjadi selama diekspose terhadap suhu
ekstrem; (harus) telah ditentukan selama fasi pengembangan formulasi. Beberapa vitamin memerlukan perlindungan
terhadap cahaya, missal dalam bentuk botol berwarna atau perlindungan kemasan karton (untuk mencegah transmisi
cahaya).
Larutan dengan konsentrasi dekstrosa tinggi atau kombinasi dengan dekstrosa akan menunjukkan tendensi diskolorasi lebih
cepat dengan usia guna (simpan) jika disimpan pada suhu tinggi. Parameter fisika (suhu penyimpanan, perlindungan terhadap
cahaya, dan lain sebagainya) harus dinyatakan pada label dan leaflet sediaan.
Parameter Pengemas
Perhatikan kualitas, cara pengujian, dan spesifikasi kontener dan penutup kontener yang digunakan. Peneliti srpsi dan
desorpsi (antaraksi antara larutan dengan kontener dan cahaya, dan lain sebagainya) harus dinyatakan pada label dan leaflet
sediaan.

c. Stabilisasi LVP

Anda mungkin juga menyukai