Anda di halaman 1dari 7

BAB

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan hidup yang paling penting bagi umat manusia.
Tanpa adanya energi listrik, berbagai aktivitas manusia tidak dapat berjalan dengan baik
dan lancar. Namun konsumsi energi listrik secara berlebihan akan membawa dampak
negatif. Karena itu pemanfaatan energi listrik harus dilakukan secara hemat dan efisien.
Untuk mengetahui profil penggunaan energi listrik untuk pencahayaand i suatu bangunan
gedung dapat dilakukan audit energi listrik khusus untuk pencahayaan pada bangunan
gedung tersebut. Audit energi terdiri dari beberapa tahap. Mulai dari pengukuran intensitas
pencahayaan, perhitungan intensitas kebutuhan energi listrik (IKE) serta analisa mengenai
peluang hemat energi.

Saat ini manusia tidak bisa lepas dari ketergantungan terhadap energi
listrik. Dapat dikatakan bahwa kebutuhan energi listrik sekarang ini tidak
sebanding dengan tingkat kebutuhan dan keinginan manusia. Hal ini disebabkan
jumlah pasokan energi listrik sangat terbatas, sehingga dalam penggunaan energi
listrik diperlukan kebijakan setiap pihak. Pemanfaatan energi listrik harus
dilakukan dengan tujuan untuk efisiensi dan tepat guna.
Perpustakaan kota lhokseumawe terdiri dari dua lantai, dimana lantai satu
terdiri dari lima ruangan yaitu ruang baca sirkulasi, ruang koleksi buku, ruang
majalah, dan ruang SAT. Lantai dua terdiri dari 5 ruangan yaitu ruang skripsi,
ruang baca, ruang jurnal internasional, ruang seminar, dan ruang close reserve.
Energi listrik di gedung perpustakaan ini digunakan untuk instalasi penerangan, air
conditioning (AC), kipas angin, komputer, dan mesin-mesin lain yangn
dioperasikan dengan energi listrik.
Dengan adanya pemanfaatan energi listrik untuk berbagai keperluan di
gedung perpustakaan tersebut maka perlu dilakukan audit energi, terutama audit
energi yang terkait dengan pencahayaan. Audit energi untuk pencahayaan
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui profil penggunaan energi dan peluang
2

penghematan energi pada bangunan gedung untuk meningkatkan efisiensi


penggunaan energi pada bangunan gedung yang bersangkutan. Audit energi adalah
teknik yang dipakai untuk menghitung besarnya konsumsi energi pada bangunan
gedung dan mengenali cara-cara untuk penghematannya [1]

1.2 Rumusan Masalah


pengukuran intensitas pencahayaan di perpustakaan kota
lhokseumawe ternyata sebagian besar berada di bawah standar [3]. Hanya
di ruang baca pada jam 08.00 – 14.00 yang menunjukkan hasil pengukuran
di atas standar. Kondisi ini mengakibatkan para pengguna perpustakaan
akan mengalami kesulitan ketika melakukan aktivitas di perpustakaan
tersebut.
1.3 Tujuan dan Kegunaan Masalah
1.3.1 Tujuan Kajian
Berdasarkan rumusan maslah di atas maka tinjauan kajian ini yaitu untuk
mengetahui penggunaan energi dalam bangunan perpustakaan kota lhokseumawe
1.3.2 Kegunaan Kajian
Manfaat kajian ini adalah: untuk mengetauhi seberapa penting energi dalam
kehidupan sehari dan cara untuk menghemat energi tersebut
1.4 Ruang Lingkup Dan Batasan Penelitian

1.4.1 Ruang Lingkup Kajian


Pada kajian ini membahas tentang penggunaan energi di dalam perpustakaan
kota lhokseumawee.
1.4.2 Batasan Penelitian
Batasan dari penelitian ini adalah pengukuran intensitas pencahayaan di
perpustakaan kota lhokseumawe ternyata sebagian besar berada di bawah standar
[3]. Hanya di ruang baca pada jam 08.00 – 14.00 yang menunjukkan hasil
pengukuran di atas standar Alat ukur yang digunakan lux meter.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3

1.5 penelitian penghematan energi


dan Pembahasan Hasil pengukuran intensitas pencahayaan di gedung
perpustakaan pusat wilayah lhokseumawe adalah sebagai berikut:

Hasil pengukuran intensitas pencahayaan di perpustakaan pusat kota


lhokseumawe ternyata sebagian besar berada di bawah standar [3]. Hanya di
ruang baca pada jam 08.00 – 14.00 yang menunjukkan hasil pengukuran di
atas standar. Kondisi ini mengakibatkan para pengguna perpustakaan akan
mengalami kesulitan ketika melakukan aktivitas di perpustakaan tersebut.
Untuk menghitung daya total energi listrik untuk pencahayaan pada masing-
masing ruangan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Daya Total Energi Listrik Untuk Pencahayaan = Jumlah Lampu x Watt
Lampu Contoh perhitungan daya total energi listrik untuk pencahayaan
ruang baca sirkulasi sebagai berikut:
= (9 x 36) + (13 x 20) = 584 watt
Rumus untuk menghitung daya terpasang untuk pencahayaan pada
masingmasing ruangan sebagai berikut: Daya Terpasang (watt/m2 ) = Daya
Total Energi Listrik untuk Pencahayaan/Luas Ruangan Contoh perhitungan
daya terpasang pada ruang baca sirkulasi adalah sebagai berikut:
= 584 watt/316,80 m
= 1,84 watt/m2
Hasil perhitungan daya terpasang pada masing-masing ruangan
ditunjukkan pada Tabel 2 berikut ini:

1.6 Pengertian Dan Fungsi pepustakaan wilayah lhokseumawe


Perpustakaan perguruan tinggi yang berada di perguruan tinggi tentunya
mempunyai tujuan yang lebih khusus dari tujuan perguruan tingginya.
4

Secara umum tujuan perpustakaan tinggi adalah memenuhi keperluan


informasi masyarakat perguruan tinggi yaitu mahasiswa, dosen, staf
administrasi dan masyarakat luar yang ingin mencari informasi.

• Dalam menunjang pendidikan dan pengajaran maka perpustakaan


perguruan tinggi bertujuan untuk mengumpulkan, mengolah,
menyimpan, menyajikan dan menyebarluaskan informasi untuk
mahasiswa dan dosen sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
• Dalam menunjang penelitian maka kegiatan perpustakaan
perguruan tinggi adalah mengumpulkan, mengolah, menyimpan,
menyajikan dan menyebarluaskan informasi bagi peneliti baik intern
institusi atau ekstern di luar institusi.
• Dalam menunjang pengabdian kepada masyarakat maka
perpustakaan perguruan tinggi melakukan kegiatan dengan
mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menyajikan dan
menyebarluaskan informasi bagi masyarakat.
• Pada dasarnya tugas perpustakaan perguruan tinggi secara umum
adalah menyusun kebijakan dan melakukan tugas rutin untuk
mengadakan, mengolah dan merawat pustaka serta
mendayagunakan untuk kepentingan civitas akademika pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya.

1.6.1 Pengertian perpustakaan kota lhokseumawe


Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berada pada
lingkungan perguruan tinggi, sekolah tinggi, akademi atau sekolah tinggi lainnya
yang pada hakikatnya merupakan bagian integral dari suatu perguruan tinggi.
Perpustakaan perguruan tinggi memilih, mengolah, mengoleksi, merawat, dan
melayankan koleksi yang dimilikinya kepada para warga lembaga induknya pada
khususnya dan masyarakat akademis pada umumnya.

1.6.2 Fungsi perpustkaan kota lhokseumawe

1. Tempat baca: Perpustakaan menyediakan akses ke berbagai

macam informasi, baik itu dalam bentuk buku, majalah, jurnal,

surat kabar, atau sumber informasi digital. Dengan begitu,

perpustakaan membantu masyarakat dan mahasiswa dalam

memperoleh informasi yang akurat dan terpercaya.

2. Menyediakan bahan bacaan: Perpustakaan menyediakan bahan

bacaan yang beragam, mulai dari buku, majalah, jurnal, surat


5

kabar, hingga sumber informasi digital. Dengan begitu,

perpustakaan dapat menjadi tempat yang ideal bagi masyarakat

dan mahasiswa untuk membaca dan belajar.

3. Mendorong kegiatan membaca: Perpustakaan dapat memfasilitasi

kegiatan membaca dan meminjam buku, yang dapat membantu

masyarakat dan mahasiswa untuk meningkatkan minat dan

keterampilan membaca.

4. Memperkaya pengetahuan dan keativiatas : Perpustakaan dapat

memperkaya pengetahuan dan kreativitas masyarakat dan

mahasiswa dengan menyediakan berbagai macam bahan bacaan

dan sumber informasi yang beragam.

5. Manjadi pusat kegiatan social : Perpustakaan dapat menjadi pusat

kegiatan sosial bagi masyarakat dan mahasiswa, seperti diskusi

buku, lokakarya, atau kegiatan lainnya yang dapat membantu

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.

6. Menjadi tempat untuk belajar: Perpustakaan dapat menjadi tempat

untuk belajar bagi mahasiswa dan siswa sekolah yang

membutuhkan tempat yang tenang dan nyaman untuk belajar

atau melakukan tugas-tugas akademik.

7. Meningkatkan literasi: Perpustakaan dapat meningkatkan literasi

di masyarakat dengan menyediakan bahan bacaan yang

beragam dan memfasilitasi kegiatan membaca dan diskusi buku.

Dengan begitu, perpustakaan dapat membantu meningkatkan

minat baca dan keterampilan membaca di masyarakat.

1.7 bentuk perpustakaan

1. perpustakaan sekolah dasar


Perpustakaan sekolah dasar : Jenis perpustakaan yang satu ini pastinya kamu sudah
pernah masuk. Jika ada yang belum pernah masuk di perpustakaan sekolah, sangat di
6

sayangkan sekali. Dibandingkan perpustakaan nasional, tentu saja perpustakaan sekolah


tidak memiliki koleksi selengkap di perpusnas. Meskipun demikian, koleksi yang ada di
sana pasti tidak kalah keren juga.

Perpustakaan sekolah jumlahnya lebih banyak. Karena setiap sekolah memiliki


perpustakaannya sendiri-sendiri. Mulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah
Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) bahkan di perguruan tinggi
pastinya ada perpustakaannya masing masing

2. perpustakaan perguruan tinggi


Perpustakaan perguruan tinggi : Jenis-jenis perpustakaan yang sudah disinggung
sebelumnya adalah perpustakaan perguruan tinggi. Jika di perpustakaan sekolah, satu
sekolah hanya ada satu perpustakaan saja. Nah, sedikit berbeda dengan perpustakaan di
perguruan tinggi.

Memang setiap perguruan tinggi memiliki kapasitas dan kemampuan berbeda-beda. Jika
perguruan tinggi tersebut kecil, mungkin satu Perguruan Tinggi hanya ada satu
perpustakaan. Tetapi jika perguruan tinggi besar, maka ada banyak sekali perpustakaan di
perguruan tinggi.

3. perpustakaan umum
Perpustakaan umum : Perpustakaan umum ini adalah perpustakaan yang memang
diperuntukan untuk umum. Sebenarnya perpustakaan daerah pun juga termasuk
perpustakaan umum yang diperuntukan oleh umum. Hanya saja dari segi pengaturan di
urus oleh pemerintah daerah.

Sedangkan perpustakaan umum dalam hal ini adalah perpustakaan yang diperuntukan
sebagai lembaga pendidikan masyarakat umum. Karena ada juga loh perpustakaan yang
bukan umum, memang tidak boleh semua orang mengaksesnya. Jadi hanya anggota tertentu
saja.
7

Anda mungkin juga menyukai