Anda di halaman 1dari 3

Nama : MUCHAMMAD ADITYA PRATAMA

IP SIKKA : 958632595

Pertumbuhan Pengguna Internet


dan Target Sosialisai DJP dalam 10 Tahun ke Depan

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat. Sumber penerimaan negara yang terbesar berasal dari pajak. Pajak mempunyai peranan
penting dalam kehidupan bernegara, khususnya dalam kelanjutan pembangunan sebuah
negara karena pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk dimanfaatkan dalam
membiayai besarnya pengeluaran negara. Penerimaan pajak terdiri atas penerimaan pajak
langsung dan penerimaan pajak tidak langsung. Penerimaan pajak langsung contohnya pajak
penghasilan, sedangkan penerimaan pajak tidak langsung contohnya pajak pertambahan nilai
(PPN), bea balik nama dan bea materai. Selain pajak merupakan sebuah penerimaan negara,
pajak juga mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesadaran serta tanggung jawab warga
negara terhadap negaranya.Penerimaan pajak sangat penting karena pajak dimanfaatkan untuk
pembangunan nasional negara serta dapat memenuhi kebutuhan belanja negara.

Direktorat Jenderal Pajak adalah institusi di bawah Kementerian Keuangan yang bertugas
untuk melakukan pemungutan serta meningkatkan penerimaan pajak dari seluruh warga negara.
Menteri Keuangan membuat tugas dan disosialisasikan oleh Dirjen Pajak ke seluruh warga
negara melalui berbagi cara yaitu melalui media cetak dan elektronik serta situs di website dan
pelayanan kring pajak akan memudahkan warga negara untuk mendapatkan informasi tentang
pajak.

Dalam pemungutan pajak, Direktorat Jenderal Pajak menerapkan sistem self-


assessment. Self-assessment adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang,
kepercayaan, dan tanggung jawab kepada Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan,
membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar. Ciri-ciri dari sistem ini
adalah Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada Wajib Pajak sendiri,
Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajak yang
terutang,dan Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.

Sistem self assessment yang dulunya dilakukan secara manual dimana Wajib Pajak
mendatangi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan
(SPT Tahunan) sebagai syarat pelaporan pajak. Namun seiring perkembangan zaman, sistem
self-assesment dapat dilakukan secara online dengan menggunakan internet. Hal ini
membuktikan bahwa Direktorat Jenderal Pajak selaku institusi yang berwenang telah melakukan
inovasi dalam pemungutan pajak dengan menyesuaikan perkembangan teknologi informasi.
Seiring perkembangan teknologi informasi, terdapat beberapa fenomena yang menarik
untuk diperhatikan, hasil survey Hootsuite tahun 2018 menyebutkan bahwa dari 265,4 juta
penduduk Indonesia sebesar 49% atau sejumlah 130 juta penduduk merupakan pengguna media
sosial. Bahkan Indonesia sampai diprediksi akan menjadi negara dengan pengguna sosial media
paling aktif dan paling banyak. Sehingga dalam beberapa tahun ke depan, pengguna media
sosial akan terus menerus mengalami peningkatan. Pada dasarnya media sosial dapat dianggap
sebagai salah satu macam macam media komunikasi. Media sosial pada umumnya adalah
sebuah media yang digunakan untuk bersosialisasi (berhubungan, baik secara personal,
kelompok dan lain sebagainya) antar penggunanya. Dari adanya media sosial ini tentunya
terdapat efek media sosial atau pengaruh media sosial yang juga perlu untuk diwaspadai.

Hal ini merupakan sebuah potensi yang dapat dimanfaatkan Direktorat Jenderal Pajak
(DJP) selaku institusi yang berwenang untuk melakukan sosialisasi dan edukasi perpajakan
melalui media sosial. Sehingga diharapkan dalam beberapa tahun ke depan seiring dengan
meningkatnya jumlah pengguna media sosial, media sosial akan memberikan pengaruh kepada
penggunanya baik yang telah berstatus wajib pajak maupun yang belum berstatus wajib pajak
menjadi sadar akan pentingnya membayar pajak. Karena kondisi masyarakat sekarang, kurang
memiliki kesadaran akan kewajiban membayar pajak dan tidak mengerti bagaimana ketentuan
melaporkan pajak.

Salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran tersebut adalah dengan melakukan
sosialisasi dan edukasi melalui media sosial. Metode sosialisasi yang diberikan yaitu informasi
tentang pentingnya kewajiban membayar pajak dan langkah-langkahnya. Informasi tersebut
dapat berupa infografis , campaign, serta konten berisi ajakan dan edukasi agar masyarakat turut
berpartisipasi dalam memenuhi kewajiban membayar pajak.

Untuk merealisasikan sosialisasi tersebut, dilakukan dengan cara melibatkan para


influencer dalam lingkungan media sosial. Influencer adalah orang-orang yang punya pengikut
atau follower yang cukup banyak di social media dan mereka punya pengaruh yang kuat terhadap
followers mereka, seperti artis, selebgram, blogger, youtuber, dan lain sebagainya. Mereka
disukai dan dipercaya oleh followers dan audience mereka sehingga apa yang mereka pakai,
sampaikan atau lakukan, bisa menginspirasi dan mempengaruhi para followersnya. Bahkan tak
jarang opini, saran serta kritik yang mereka lontarkan sangat berpengaruh terhadap opini publik.
Influencer marketing merupakan cara promosi yang efektif karena konsumen jaman sekarang
sudah kurang suka terhadap iklan. Namun perhatian mereka sehari-hari berada di sosial media
dan mereka suka melihat konten - konten menarik dari orang-orang atau influencer yang mereka
ikuti.

Direktorat Jenderal Pajak dapat melakukan kerja sama dengan para influencer dengan
cara membuat konten – konten tentang sosialisasi dan edukasi di bidang perpajakan. Karena
pengguna internet lebih sering mengakses para influencer mereka daripada mengakses tentang
perpajakan di media sosial. Kerja sama dapat berupa membuat konten yang berisi edukasi serta
ajakan untuk berpatisipasi dalam kewajiban perpajakan. Influencer dipilih sesuai dengan bidang
masing masing ,misalnya bidang hiburan, olahraga, gaming dan sebagainya. Pemilihan
influencer dibatasi dengan beberapa kriteria seperti kredibilitasnya ,jumlah basis pengikut dan
memiliki citra baik di masyarakat.Sosialisasi ini dilakukan serentak dari berbagai bidang
influencer sehingga menimbulkan sebuah impresi bagi pengguna media sosial.

Metode sosialisasi ini memiliki target jangka pendek dan jangka panjang. Target jangka
pendek yaitu pengguna media sosial dengan penghasilan per bulan diatas 10 juta atau dapat
dikategorikan sebagai kelas ekonomi strata A dan pengguna media sosial dengan penghasilan
per bulan diatas 5 juta yang dapat dikategorikan sebagai kelas ekonomi strata B. Pengguna
media sosial ini diharapkan lebih sadar akan pajak dan lebih teredukasi tentang perpajakan,
karena 2 kelas ekonomi tersebut memiliki penghasilan yang telah melebihi Penghasilan Tidak
Kena Pajak (PTKP) setiap bulan, yaitu sebesar 4,5 juta bagi yang berstatus tk/0 dan 6 juta bagi
yang berstatus K/3. Jika mereka mendapatkan edukasi dan sosialisasi tentang pajak, mereka
akan lebih memiliki kesadaran bahwa pajak itu penting bagi sebuah negara tentu diharapkan
penerimaan negara dari sektor pajak dapat lebih maksimal. Sedangkan jangka panjangnya,
seiring pertumbuhan pengguna internet ( media sosial ) baik dari strata ekonomi kelas terendah
sampai tertinggi mendapatkan sosialisasi dan edukasi tentang perpajakan. Sehingga diharapkan
para pengguna internet lebih mengerti dan memiliki kesadaran tentang pentingnya pajak serta
saling mengingatkan sesama pengguna internet untuk memenuhi kewajiban perpajakannya
sesuai ketentuan perundang-undangan.

Tujuan dari metode sosialisasi ini adalah tidak ada lagi ketakutan dan ketidakpahaman
masyarakat , khususnya pengguna internet tentang perpajakan. Masyarakat memiliki tanggung
jawab untuk memenuhi kewajiban perpajakannya tanpa merasa membayar pajak itu berat,
membayar pajak itu susah , membayar pajak hanya untuk mereka yang kaya dan tenar. Semua
orang yang memiliki penghasilan , memiliki tanggung jawab bahwa membayar pajak ini sebagai
wujud bela negara dalam ruang lingkup perpajakan.

Anda mungkin juga menyukai