Anda di halaman 1dari 10

TUGAS 2 RESUME TENTANG KETAHANAN NASIONAL DAN SEJARAH

PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

DISUSUN OLEH :

NAMA : MELLATUL HUSNA

NIM :231008002

DOSEN MK :INDAH AYU SAPUTRI,S,Sn,M.sn

UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA

2023
-KETAHANAN NASIONAL

Ketahanan nasional adalah kondisi ideal suatu negara memiliki kemampuan mengembangkan
kekuatan nasional sehingga mampu menghadapi segala macam ancaman dan gangguan bagi
kelangsungan hidup bangsa yang bersangkutanKetahanan nasional mengacu pada kemampuan
suatu negara untuk bertahan dan melindungi kepentingan nasionalnya dari ancaman internal dan
eksternal. Ketahanan nasional mencakup aspek politik, ekonomi, sosial, budaya, kelautan, siber,
dan militer. Untuk mencapai ketahanan nasional yang kuat, negara harus memperhatikan
beberapa faktor penting, antara lain:
1. Keamanan dalam negeri: Negara harus mampu mempertahankan keamanan internal dengan
menghadapi ancaman seperti terorisme, pemberontakan, atau konflik etnis. Ini melibatkan
penguatan aparat keamanan, hukum, dan penegakan hukum.
2. Keamanan luar negeri: Negara harus memiliki hubungan yang kuat dengan negara-negara lain
untuk melindungi kepentingan nasional. Ini melibatkan diplomasi yang efektif, kerja sama
regional, dan kebijakan luar negeri yang bijaksana.
3. Pertahanan militer: Negara harus memiliki kekuatan militer yang memadai untuk melindungi
diri dari ancaman militer eksternal. Ini melibatkan pembangunan kemampuan pertahanan,
termasuk angkatan bersenjata yang modern, pelatihan personel, dan pengembangan teknologi
militer.
4. Kesejahteraan ekonomi: Negara harus memiliki perekonomian yang kuat untuk mencapai
ketahanan nasional yang berkelanjutan. Ini melibatkan pengembangan sektor ekonomi yang
beragam, pertanian yang produktif, industri yang maju, serta kebijakan ekonomi yang sehat.
5. Sumber daya alam: Negara harus mampu mengelola sumber daya alamnya dengan bijaksana
dan melindungi lingkungan hidup. Pengelolaan yang baik dan berkelanjutan akan mendukung
kepentingan nasional jangka panjang.
6. Teknologi dan inovasi: Negara harus mampu mengembangkan dan memanfaatkan teknologi
yang canggih untuk kepentingan nasional. Ini melibatkan investasi dalam penelitian dan
pengembangan, pendidikan yang berkualitas, serta kolaborasi antara sektor publik dan swasta.
-PENDEKARAN ASTAGRATRA
Astagatra merupakan suatu perangkat hubungan yang saling berkaitan dalam membentuk
perilaku masyarakat. Kesejahteraan dan keamanan memang berbeda, tetapi tidak bisa
dipisahkan. Sebab dalam prakteknya, penyelenggaraan kesejahteraan ini membutuhkan
keamanan dan sebaliknya. Aspek kehidupan manusia sebagai gejala (fenomena) sosial dapat kita
pahami dari interaksi dengan lingkungannya. Manusia dengan segala potensi yang dimilikinya
(akal, perasaan keterampilan berkomunikasi) untuk kelangsungan hidupnya mendapat tantangan
dan berinteraksi dengan lingkungannya, menghasilkan “kebudayaan”. Dengan kata lain, manusia
dengan potensi yang dimilikinya itu memungkinkan manusia menjadi manusia budaya.Menurut
model tannas Indonesia, aspek kehidupan nasional dibagi dua yaitu aspek alamiah dan aspek
sosial. Aspek alamiah mencakup tiga gatra sebagai berikut.
>Kondisi geografis negara.
>Kekayaan alam.
>Keadaan dan kemampuan penduduk (demografi).
Oleh karena aspek alamiah tersebut mencakup tiga gatra maka disebut Trigatra. Aspek sosial
mencakup lima gatra, yaitu sebagai berikut.
>Ideologi.
>Politik.
>Ekonomi.
>Sosial budaya.
>Hankam (Pertahanan dan Keamanan).
Oleh karena aspek sosial tersebut terdiri atas lima gatra maka disebut Pancagatra. Penggabungan
aspek alamiah (Trigatra) dan aspek sosial (Pancagatra) menghasilkan delapan gatra atau yang
dikenal dengan istilah Astagatra (asta = delapan).

-KETERKAITAN(HUBUNGAN)ANTARGATRA
Gatra-gatra dalam sistem tannas tidak berdiri sendiri, tetapi terkait satu sama lainnya.
Keseluruhan gatra harus dilihat sebagai satu keutuhan yang bulat, yang mencerminkan kondisi
dinamika tata kehidupan nasional. Gatra-gatra tersebut hanya dapat dibedakan secara teoretik
akan tetapi tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Kelemahan di dalam satu gatra akan
melemahkan gatra yang lain dan mempengaruhi pula keadaan keseluruhan (sistem).
>Hubungan Antargatra di Dalam Trigatra
a.Antara kondisi geografis dengan kekayaan alam

Sumber kekayaan alam perlu didata lokasi penyebaran dan potensinya di seluruh - tanah air.
Oleh karena di dalam perencanaan dan pemanfaatan kekayaan alam itu, kedekatan suatu usaha
industri dengan sumber bahan baku, misalnya sangat menguntungkan dari sisi biaya produksi
(biaya rendah) yang pada akhirnya akan menentukan tingkat harga yang dapat dijangkau oleh
rakyat (masyarakat) sekaligus daya saing produk tersebut. Sebagai contoh, industri besi baja,
berdekatan dengan lokasi biji besi atau baja, sumber energi (batu bara, minyak bumi). Industri
listrik berdekatan dengan daerah industri. Industri kertas dekat dengan hutan bambu atau kayu
sebagai bahan bakunya.

b.Antara penduduk dengan kondisi geografi

Masalah yang kita hadapi adalah penyebaran penduduk yang tidak merata. Banyak pulau di
Indonesia yang kaya potensi sumber daya alam kekurangan penduduk untuk mengolahnya.
Optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam ini tidak mungkin dapat kita capai karena
kekurangan penduduk yang mengolahnya. Di sinilah relevansinya program transmigrasi
kendatipun program transmigrasi tidak hanya ditujukan untuk pengolahan sumber daya alam
tetapi juga untuk meningkatkan kemakmuran dan menjaga keamanan wilayah. Penyebaran
penduduk pada daerah-daerah yang kurang penduduknya dalam upaya pengembangan dan
peningkatan kesejahteraan serta keamanan wilayah adalah salah satu bentuk keterkaitan antara
kondisi geografi dengan faktor demografi (penduduk). Lain dari itu, mata pencaharian penduduk
sangat erat hubungannya dengan kondisi geografi.

c.Antara kekayaan alam dan penduduk

Kekayaan alam akan bermanfaat nyata apabila ada penduduk yang mengolah. Manfaat ini akan
lebih besar apabila dalam pengolahannya didukung oleh kemampuan penguasaan teknologi
sehingga bermanfaat secara optimal. Dalam hal ini, bukan saja jumlah penduduk yang besar
diperlukan tetapi juga kualitas penduduk menguasai teknologi harus memadai. Budaya tanam
atau gali-petik-jual harus diganti dengan tanam atau gali-petik-olah-jual. Di sinilah kita melihat
adanya hubungan sumber daya alam dan kualitas serta kuantitas penduduk. Saya yakin Anda
sebagai bangsa Indonesia, tidak mau terus-menerus membeli barang yang bahan bakunya berasal
dari daerah Anda, diolah di luar negeri, kemudian diekspor ke Indonesia dan dibeli atau jual
dengan harga mahal.

> Hubungan Antargatra di Dalam Pancagatra

a.Ideologi sebagai falsafah hidup bangsa dan landasan ideal negara, bernilai sebagai penentu
memberikan arah dalam pemeliharaan kelangsungan hidup serta pencapaian tujuan suatu bangsa.
Karena itu, ideologi perlu diamankan dari segala bentuk ancaman yang akan mengubah atau
meniadakannya. Di sisi lain ideologi itu juga harus dapat atau mampu memberikan harapan
hidup lebih baik bagi penganutnya. Jika tidak, ideologi tersebut akan ditinggalkan oleh
penganutnya (lihat runtuhnya negara-negara komunis).

b.Tingkah laku politik dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, seperti
kecerdasan, keadaan berpolitik, tingkat kemakmuran, ketaatan beragama, keakraban sosial,
keamanan. Dengan demikian, perubahan pada salah satu aspek akan mempengaruhi aspek-aspek
lainnya. Situasi politik yang kacau dan menimbulkan pertikaian serta pemberontakan akan
membahayakan tannas. Sebaliknya, keadaan politik yang stabil dan dinamik memungkinkan
terlaksananya pembangunan di segala bidang untuk meningkatkan kesejahteraan, memberikan
rasa aman dan mempertinggi tannas.

c. Ketahanan di bidang ideologi, politik, sosial budaya dan hankam dapat menunjang ketahanan
di bidang ekonomi. Sebaliknya, keadaan ekonomi yang stabil dan maju menunjang stabilitas
serta meningkatkan ketahanan di bidang lain.

d.Keadaan sosial yang serasi, stabil, dinamik, berbudaya, dan berkepribadian hanya dapat
berkembang di dalam suasana damai dan aman. Kemegahan sosial budaya suatu bangsa
mencerminkan tingkat kesejahteraan nasionalnya, fisik maupun mental. Sebaliknya, keadaan
sosial yang timpang, dengan berbagai kontradiksi (kesenjangan), tanpa budaya (tak beradab) dan
kepribadian, memungkinkan timbulnya ketegangan sosial. Ketegangan ini dapat berkembang
menjadi revolusi sosial yang membahayakan tannas.

e.Keadaan yang stabil di bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya memperkokoh ketahanan di
bidang hankam. Demikian pula sebaliknya, tanpa hankam yang memadai tannas suatu bangsa
akan menjadi lemah.
> Hubungan antara Trigatra dan Pancagatra

a. Pada hakikatnya tannas suatu bangsa sangat bergantung kepada kemampuan menggunakan
aspek alamiah sebagai dasar penyelenggaraan kehidupan nasional di segala bidang.

b.Tannas mengandung pengertian yang utuh dan bulat. Di dalamnya terdapat hubungan
Antargatra yang sangat erat di dalam keseluruhan kehidupan nasional. Kelemahan di dalam satu
bidang akan melemahkan bidang lain dan mempengaruhi pula keadaan keseluruhan.

c.Tannas ditentukan oleh struktur konfigurasi aspeknya secara struktural dan fungsional dan
bukan merupakan penjumlahan ketahanan segenap gatranya.

> Peran Gatra dalam Kesejahteraan dan Keamanan

Penyelenggaraan tannas sekaligus memberikan gambaran tentang kesejahteraan dan keamanan


suatu bangsa. Tingkat kesejahteraan dan keamanan tersebut dapat kita capai apabila kita dapat
memanfaatkan Trigatra seoptimal mungkin sebagai modal dasar untuk meningkatkan kondisi
PancagatraAspek Trigatra pada umumnya memberikan dampak yang sama terhadap
kesejahteraan dan keamanan. Gatra ideologi politik mempunyai peranan sama besar terhadap
kesejahteraan dan keamanan. Ekonomi dan sosial budaya mempunyai peranan besar dalam
kesejahteraan, tetapi mempunyai peranan juga terhadap keamanan. Pertahanan dan keamanan
mempunyai peran yang besar dalam keamanan, tetapi berperan juga dalam kesejahteraan.

-KETAHANAN GATRA DALAM SISTEM PERTAHANAN NASIONAL

Ketahanan gatra dalam sistem tannas mencakup sejauh mana kita memanfaatkan, memelihara,
mengembangkan serta menjaga stabilitas gatra yang ada dalam sistem tannas untuk diarahkan
kepada peningkatan kesejahteraan dan keamanan rakyat. Untuk itu perlu Anda kaji faktor-faktor
yang dominan dari tiap gatra sebagai berikut.

1.Kondisi Geografi Negara

Kondisi geografi suatu negara sangat berpengaruh terhadap bangsa yang mendiaminya. Pengaruh
tersebut dapat berupa pola kehidupan, sikap hidup, dan cara berpikir atau cara pandang terhadap
dirinya sebagai bangsa (inward looking) dan cara pandang ke luar (outward looking) melihat
bangsa lain di sekitarnya atau yang melintasi wilayahnya (baca Modul 2 Wawasan Nusantara).
Dalam gatra kondisi geografi ini mencakup unsur letak, luas, dan bentuk wilayahnya.

a.Letak geografi nusantara

Letak geografi atau lokasi geografi Nusantara, dapat Anda kaji dari berbagai segi, misalnya dari
segi ekonomi dan politik. Dari segi ekonomi dikaitkan dengan sumber-sumber perekonomian
dan aksesibilitasnya dengan pusat-pusat perekonomian di sekitar negara maupun di dalam
negara. Coba Anda diskusikan apa pengaruh pusat perdagangan Singapura terhadap
perekonomian Indonesia. Hal ini menunjukkan pengaruh lokasi geografi dilihat dari sudut
perekonomian. Pengaruh letak geografi terhadap politik alam ditinjau dari segi politik
melahirkan geopolitik suatu bangsa atau negara. Oleh karena Kepulauan Nusantara berada pada
posisi silang dunia maka geopolitik bangsa dan negara Indonesia yang mendiami kepulauan
Nusantara adalah Wasantara yang memandang Kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan yang
utuh baik secara fisik geografi maupun secara sosial (Ipoleksosbud-hankam).

b.Luas negara

Luas negara secara yuridiksional menggambarkan wilayah kedaulatannya. Negara Indonesia (9,2
Juta km2) termasuk negara yang luas di dunia dikategorikan negara raksasa (Giant States).Luas
Indonesia berdasarkan pengumuman pemerintah tentang ZEE dan UU No. 5 Tahun 1983 seluas
± 9,2 juta km2. Luas wilayah ini mencerminkan potensi alam yang dikuasainya selain besarnya
suatu negara.

c. Bentuk fisik Negara

Bentuk fisik negara dapat dikategorikan menjadi tiga bentuk, yaitu sebagai berikut.

>Negara yang dikelilingi oleh daratan.

>Negara yang dikelilingi oleh lautan.

>Negara di daratan dan lautan.

2.Gatra Sumber Kekayaan Alam


Gatra sumber kekayaan alam berkaitan dengan potensi sumber kekayaan alam dan jenis atau
macam kekayaan alam yang dimiliki oleh suatu negara. Potensi sumber kekayaan alam dan
jenisnya belum mencerminkan kemakmuran suatu negara. Oleh karena itu, perlu dieksploitasi
untuk meningkatkan kemakmuran rakyat. Dari gatra sumber kekayaan alam ini yang penting
adalah bahan pangan, bahan mineral, flora dan fauna, energi, geostationer orbit atau GSO dan
tingkat eksploitasi dari seluruh sumber kekayaan alam tersebut. Jadi, dalam gatra sumber
kekayaan alam ini yang terpenting tidak hanya kekayaan akan potensi, akan tetapi bagaimana
kita memanfaatkan secara optimal, untuk kemakmuran rakyat, dengan jalan:

a.menjaga keseimbangan antara sumber kekayaan alam dan kebutuhan rakyat;

b.menjaga kelestarian sumber kekayaan alam yang dapat diperbarui dan mencarikan alternatif
bagi yang tidak dapat diperbarui;

c.memperbaiki strategi pengolahan agar lebih mempunyai nilai tambah, misalnya dari strategi
petik ke jual menunya petik - olah - jual. Untuk ini sangat penting bangsa Indonesia menguasai
teknologi dalam pengolahan sumber daya alam untuk meningkatkan produktivitas dan daya
saing;

d.meningkatkan kesadaran nasional guna lebih menghargai karya bangsa.

3. Gatra Demografi

Gatra demografi ini mencakup jumlah penduduk, struktur penduduk, pertumbuhan penduduk,
kepadatan, sebaran dan kualitasnya. Jumlah penduduk Indonesia nomor empat terbesar di dunia.
Akan tetapi, jumlah penduduk yang besar saja, tanpa didukung oleh kualitas, struktur penduduk
yang diperlukan dalam pembangunan, pertumbuhan yang tidak terkendali, sebaran yang merata
dapat menimbulkan masalah.

4. Gatra Ideologi

Ideologi berangkat dari falsafah, yaitu renungan pendirian yang didorong oleh keinginan untuk
mencari hikmah kebenaran, kearifan, kebijaksanaan, dalam hidup. Apabila renungan pemikiran
ini sudah sampai pada pandangan dan pendirian tertentu maka kita sebut sebagai pandangan
hidup, yaitu keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tentang hakikat nilai kehidupan,
sistem nilai sikap kepribadian, dan tradisi. Semuanya itu disimpulkan dan disusun secara
sistematis maka disebut sebagai ideologi atau saham, yaitu pandangan nilai yang diyakini
kebenarannya yang digunakan sebagai dasar menata masyarakat dan negara.

5. Gatra Politik

Dalam banyak hal, politik dikaitkan dengan kekuatan dan kekuasaan. Lain dari itu masalah
politik selalu dihubungkan dengan masalah negara dan kekuasaan negara yang berada di tangan
pemerintah. Selanjutnya, perjuangan untuk memperoleh kekuatan dan kekuasaan tersebut
berubah menjadi perjuangan untuk merebut atau menguasai pemerintahan.Dalam gatra politik ini
yang penting ialah kebijaksanaan pemerintahan sesuai dengan tuntutan dan keinginan rakyat,
sistem pemerintahan yang demokrasi dan politik luar negeri yang bebas dan aktif.

-SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA


Perjuangan bangsa Indonesia adalah perjuangan panjang dan bersejarah untuk mencapai
kemerdekaan dan mempertahankan kedaulatan nasional. Berikut adalah rangkuman singkat
peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia:
1. Kolonialisasi Belanda: Pada abad ke-16, Belanda datang ke wilayah yang sekarang disebut
Indonesia dan mulai mendirikan koloni- koloni dagang. Mereka kemudian mengembangkan
kolonialisme politik dan ekonomi yang brutal, mengambil alih sumber daya alam, dan
mengeksploitasi penduduk pribumi.
2. Pergerakan Nasional: Pada awal abad ke-20, pergerakan nasional Indonesia mulai muncul
dengan tokoh-tokoh seperti Douwes Dekker, Ernest Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusumo,
serta organisasi-organisasi seperti Budi Utomo yang didirikan pada tahun 1908. Para pemimpin
ini memperjuangkan hak-hak politik dan sosial bagi rakyat Indonesia.
3. Sumpah Pemuda: Pada tanggal 28 Oktober 1928, Kongres Pemuda II diadakan di Jakarta, dan
di situlah dilakukan Sumpah Pemuda yang menegaskan persatuan, perikemanusiaan, dan
kebangsaan Indonesia.

4. Pergerakan Kemerdekaan: Pada tahun 1942, selama Perang Dunia II, Jepang menduduki
Indonesia dan menjadikannya sebagai wilayah pendudukan. Pada masa ini, pergerakan
kemerdekaan semakin menguat, dan pemimpin seperti Soekarno dan Mohammad Hatta menjadi
tokoh sentralnya.
5. Proklamasi Kemerdekaan: Pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun, Belanda tidak mengakui kemerdekaan
tersebut dan berusaha untuk mengembalikan kekuasaan kolonial mereka, yang menyebabkan
perang kemerdekaan yang berlangsung hingga tahun 1949.
6. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI): Pada 27 Desember 1949, Belanda secara resmi
mengakui kemerdekaan Indonesia dan menyerahkan kedaulatannya kepada pemerintah
Indonesia. Indonesia kemudian menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan Soekarno
sebagai presidennya.
7. Periode Orde Lama: Setelah kemerdekaan, Indonesia mengalami berbagai perubahan politik
dan ekonomi. Periode Orde Lama dimulai pada tahun 1950-an dengan Soekarno sebagai
presiden yang lebih memusatkan kekuasaan pada negara dan melaksanakan kebijakan
Nasionalisasi.
8. Orde Baru: Pada tahun 1966, Soekarno digantikan oleh Jenderal Soeharto setelah gerakan
anti-komunis dan kerusuhan politik yang dikenal sebagai Gerakan 30 September. Selama Orde
Baru, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan, tetapi juga dikenal dengan
kekurangan kebebasan politik dan pelanggaran hak asasi manusia.
9. Reformasi: Pada tahun 1998, tekanan rakyat yang kuat mengakibatkan jatuhnya rezim
Soeharto dan dimulainya era Reformasi. Reformasi membawa perubahan politik dan reformasi
demokrasi yang signifikan, termasuk pemilihan umum bebas dan hak-hak sipil yang lebih luas.

“BU LINDA LIAT CACA YANG KAYA


SUKA PAMER UPLOAD KE STATUS
TERIMA KASIH TEMAN-TEMAN SEMUA
BU INDAH IZINKAN SAYA DAPAT NILAI SERATUS”

Anda mungkin juga menyukai