AutoRecovery Save of UAS ILMU MATAN HADIS
AutoRecovery Save of UAS ILMU MATAN HADIS
ABSTRACT
The Hadith of the Prophet is one of the sources of Islamic law which has a very important role
in strengthening the Islamic laws contained in the Koran, where the verses of the Koran are
only global. Knowing asbab al-wurud in hadith science is just as important as knowing asbab
an-nuzul in the Qur'an, both of which are the link between an event. Asbabul al-Wurud is a
composition of Idafah which comes from three word elements: Asbab and Wurud. Asbab is
the plural form of "sababun" which means everything that can connect to something else,
while the word "wurud" is the isim masdar form of "warada, yaridu waradan" which means
has come or arrived. When trying to understand a hadith, especially if the hadith contains
asbabul wurud, it is not enough to just look at the text of the hadith, but you have to look at
the context as well. In other words, if we want to know the moral message of a hadith, we
must pay attention to its historical context, to whom the Prophet revealed the hadith, and the
sociocultural context in which the Prophet conveyed the hadith. When studying Asbabul
Wurud we can properly understand the meaning of the hadith contained in it. Apart from that,
this science is an important science that shows the relationship between text and reality. In
other words, it is the social context of the text (hadith).
Keywords: Hadith, Asbabul Wurud.
ABSTRAK
Hadis Nabi merupakan salah satu dari sumber hukum Islam yang memiliki peranan yang
sangat penting untuk memperkuat hukum-hukum islam yang ada di dalam Al-Qur’an, dimana
ayat Al-Quran hanya bersifat global. Mengetahui asbab al-wurud dalam ilmu hadis sama
pentingnya dalam mengetahui asbab an-nuzul dalam al-qur’an, yang mana keduanya sama-
sama menjadi penghubung dari sebuah peristiwa. Asbabul al-Wurud merupakan susunan
Idafah yang berasal dari tiga unsur kata: Asbab dan Wurud. Asbab merupakan bentuk jama’
dari “sababun” yang berati segala sesuatu yang dapat menghubungkan kepada sesuatu yang
lain, sedangkan kata “wurud” merupakan bentuk kata isim masdar dari “warada, yaridu
waradan” yang berati telah datang atau sampai. ketika mencoba memahami sebuah hadis,
apalagi jika hadis tersebut mengandung asbabul wurud tidak cukup hanya melihat teks
hadisnya saja, melainkan harus melihat konteksnya juga. Dengan kata lain, jika kita ingin
mengetahui pesan moral sebuah hadis, kita harus memperhatikan konteks sejarahnya, kepada
___________________________________________________________________________
siapa hadis tersebut diturunkan Nabi, dan konteks sosiokultural di mana Nabi menyampaikan
hadis tersebut. Ketika mempelajari Asbabul Wurud kita dapat memahami dengan benar
makna hadis yang terkandung di dalamnya. Selain itu, ilmu ini adalah ilmu penting yang
menunjukkan hubungan antara teks dan kenyataan. Dengan kata lain, itu adalah konteks sosial
dari teks (hadits).
Kata Kunci: Hadis, Asbabul Wurud.
A. PENDAHULUAN
Hadits atau Sunnah merupakan sumber ajaran Islam yang sangat penting, baik
secara struktural maupun fungsional. Secara struktural, hadis menjadi urutan sumber
hukum kedua setelah Al-Quran, namun jika dilihat secara fungsional hadis merupakan
penjabaran ayat-ayat Al-Qur’an yang bersifat 'am (umum), mujmal (universal), atau
mutlaq. Sedangkan, untuk memahami suatu hadis tidak cukup hanya melihat teks
hadisnya saja, tetapi harus melihat konteks mengapa diturunkannya hadis tersebut.1
Dengan kata lain, jika kita ingin mendalami pesan-pesan moral yang
terkandung dalam sebuah hadis, hendaknya kita memperhatikan konteks sejarah,
kepada siapa hadis itu diturunkan, dan dalam kondisi sosial budaya apa Nabi
Muhammad SAW menyampaikannya. Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa tanpa
konteks maka sebuah teks tidak mempunyai makna dan sebaliknya, tanpa teks maka
sebuah konteks juga tidak dapat menemukan makna. Salah satu cara untuk
menemukan makna dari sebuah teks adalah dengan menganalisis konteks sosio-
historis yang melatarbelakangi munculnya sebuah teks. Dengan mengetahui asbabul
wurud juga merupakan cara yang terbaik untuk memahami maksud hadis Beliau,
sehingga kita bisa mengaplikasikannya dalam perilaku kita dengan benar.
Pentingnya kita mengetahui Asbabul wurud juga dikarenakan, akhir-akhir ini
banyak orang mengutip hadis tanpa mengetahui alasan turunnya hadis tersebut yang
menyebabkan kekeliruan dalam mengartikannya. Asbabul wurud dapat digunakan
sebagai salah satu alat untuk menganalisis dan menentukan kata-kata Takshish dari
Am untuk menjelaskan hadits Musykil (sulit dipahami).2 Oleh karena itu, Asbabul
wurud memegang peranan yang sangat penting karena dapat menghindari
kesalahpahaman dalam memahami makna hadits. Akan tetapi, tidak setiap hadis
1
Hasiolani, Ahmad Paruqi, Radiansyah Radiansyah, and Mawardiy Abdul Hamid. "Asbabul Wurud." Jurnal
Pendidikan dan Konseling (JPDK) 5.1 (2023): 1094-1100.
2
Muhammad Ali, “Asbab Al-Wurud”, Jurnal TAHDIS , Vol. 6, No. 2, 2014, 83.
___________________________________________________________________________
B. METODE PENELITIAN
Pada penulisan ini, menggunakan pendekatan penelitian library research atau
penelitian perpustakaan. Pendekatan ini bertujuan untuk mengkaji atau menganalisis
karya buku, jurnal, atau sumber terkait, khususnya ketika membahas asababul wurud.
Artikel ini juga termasuk dalam jenis analisis kualitatif karena pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan penelitian kepustakaan, yang tidak memerlukan
pendalaman di lapangan atau pencarian data secara langsung. Dalam penulisan artikel
ini lebih memfokuskan pada kajian analisis terhadap tulisan-tulisan yang membahas
tentang asbabul wurud.
3
Said Agil Husin Munawwar dan Abdul Mustaqin, Asbabul Wurud, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar: 2001), 7.
___________________________________________________________________________
نحوذلك
4
Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, (Semarang: Pustaka Rizki
Putra, 2001), 50.
___________________________________________________________________________
Asbabul Wurud dalam hadis di atas berkisah tentang masyarakat Madinah yang
sedang terjangkit penyakit wabah. Kebanyakan sahabat salat sunah sambil duduk.
Saat itu Rasulullah datang menjenguk dan memperhatikan bahwa meskipun para
sahabatnya dalam keadaan sehat, mereka lebih memilih duduk saat menunaikan
shalat sunnah. Maka Nabi bersabda sesuai hadis di atas. Dari asbabul wurud di
atas dapat kita pahami bahwa kata “sholat” (yang masih umum dalam hadis
tersebut) adalah sholat sunnah (khusus).
Dan dari penjelasan tersebut kita juga dapat memahami bahwa shalat sunnah
itu boleh dilakukan sambil duduk, namun jika sehat maka pahalanya hanya
separuh saja. Namun jika kamu duduk dan berdoa ketika sakit, maka kamu akan
___________________________________________________________________________
mendapat pahala yang utuh. Hal ini dapat menjelaskan mengapa ditetapkan aturan
shalat sunnah dengan posisi duduk. 5
Dengan demikian, jika seseorang yang tidak mampu shalat sambil berdiri,
mungkin karena sakit, dapat memilih shalat sambil duduk, baik itu shalat wajib
maupun shalat sunnah, maka orang tersebut termasuk orang-orang yang
disebutkan dalam hadits diatas. Maka pahala orang tersebut tetap penuh, bukan
setengahnya, karena dia termasuk golongan orang yang boleh melakukan rukhsah
atau keringanan syariat.
2. Menjelaskan ‘illah (sebab-sebab) ditetapkannya suatu hukum
Pada contoh hadits tentang khamr, awalnya diperbolehkan minum khamr,
namun kemudian muncul hadits lain yang menyatakan bahwa minum khamr tidak
dianjurkan. Setelah itu muncul hadits lain yang menyatakan bahwa meminum
khamr adalah haram. Yang menjadi Asbabul wurud hadis tersebut adalah ketika
ada seorang Imam yang mabuk saat berjamaah, sehingga membuat semua bacaan
sholatnya menjadi salah dan shalatnya menjadi tidak sah.
3. Menjelaskan maksud suatu hadis yang masih musykil. (sulit dipahami atau
janggal).
Contoh asbabul wurud yang menjelaskan maksud hadits yang masih
musykil (sulit dipahami atau janggal) adalah sebagaimana hadits berikut:
من تشبه قوما فهو منهم
Artinya: “Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka termasuk golongan
mereka”.
Asbabul wurud dari hadits ini adalah ketika dalam peperangan umat Islam
dengan kaum kafir, Rasulullah kesulitan membedakan mereka mana yang teman
dan mana yang lawan. Kemudian, Rasulullah memerintahkan kepada pasukan
umat Islam agar memakai kode tertentu supaya berbeda dengan para musuh. Dan
yang masih menggunakan kode seperti musuh akan kena panah kaum pasukan
Islam.
4. Membatasi pengertian hadits yang masih mutlaq.
5
Marhumah, Ulumul Hadis: Konsep, Urgensi, Objek Kajian, Metode, dan Contoh, (Yogyakarta: SUKA-Press,
2014), 145.
___________________________________________________________________________
Sebaliknya, orang yang mengikuti Sunnah Sayyi’ah (tradisi atau amal buruk) dan
diikuti orang lain, maka akan mendapat bagian dalam dosa tanpa mengurangi dosa yang
telah dilakukannya. Menurut Asbabul wurud Hadits di atas ialah ketika Rasulullah sedang
bersama para sahabatnya, kemudian tiba-tiba datanglah sekelompok orang yang sangat
miskin dan berpenampilan kumuh. Mereka ternyata adalah orang-orang miskin, dan
Rasulullah melihat hal itu dan bersimpati kepada mereka. Usai salat berjamaah,
Rasulullah berpidato menyerukan belanja. Ketika temannya mendengar hal itu, dia
mengambil sekantong makanan untuk orang miskin. Sehingga setelah Nabi melihat
perkara tersebut beliau bersabda sebagaiman hadis di atas. Dari Asbabul wurud tersebut
Imam As Suyuti menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Sunnah dalam hadits ini
adalah Sunnah yang baik.6
Artinya: “Sesungguhnya Allah SWT memiliki para malaikat di bumi, yang dapat
berbicara melalui mulut manusia mengenai kebaikan dan keburukan seseorang.”
(HR. Hakim).
Dalam memahami Hadits tersebut, ternyata para sahabat merasa kesulitan,
sehingga mereka bertanya: Ya Rasul! Bagaimana hal itu tersebut terjadi? Maka
Nabi SAW menjelaskan lewat sabdanya yang lain sebagaimana Hadits yang
diriwayatkan oleh Anas bin Malik. Suatu ketika Nabi SAW bertemu dengan
6
Suyuthi, Asbab Wurud al-Hadits..., 8.
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
D. KESIMPULAN
Asbab-ul-Wurd adalah alasan munculnya Hadis. Artinya ilmu ini membahas
tentang mengapa sesuatu itu diucapkan, dilakukan, atau dinyatakan oleh Nabi
Muhammad SAW.Mengetahui akar kata wurud adalah cara terbaik untuk memahami
dengan baik makna hadis dan memasukkannya secara tepat ke dalam tindakan
seseorang. Selain itu, ini adalah ilmu penting yang menunjukkan hubungan antara
teks dan kenyataan. Dengan kata lain, itu adalah konteks sosial dari teks (hadits).
E. DAFTAR PUSTAKA
___________________________________________________________________________
Said Agil Husin Munawwar dan Abdul Mustaqin. Asbabul Wurud. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar: 2001.
Suyuthi. Asbab Wurud al-Hadits..., 8.
Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits.
Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2001.
___________________________________________________________________________