Anda di halaman 1dari 10

Urgensi Asbabul Wurud dalam Ilmu Hadis

Rozan Amilatul Afnanainiyah


___________________________________________________________________________

AL-ATSAR: Jurnal Ilmu Hadits


Email Jurnal : al.atsar.ejornal@gmail.com
Website Jurnal : ejournal.stdiis.ac.id/index.php/Al-Atsar
__________________________________________________________________________________________

URGENSI ASBABUL WURUD DALAM ILMU HADIS

Rozan Amilatul Afnainiyah


Prodi Ilmu Hadis
UIN Sunan Kalijaga
ra.afnainiyah21@gmail.com

ABSTRACT

The Hadith of the Prophet is one of the sources of Islamic law which has a very important role
in strengthening the Islamic laws contained in the Koran, where the verses of the Koran are
only global. Knowing asbab al-wurud in hadith science is just as important as knowing asbab
an-nuzul in the Qur'an, both of which are the link between an event. Asbabul al-Wurud is a
composition of Idafah which comes from three word elements: Asbab and Wurud. Asbab is
the plural form of "sababun" which means everything that can connect to something else,
while the word "wurud" is the isim masdar form of "warada, yaridu waradan" which means
has come or arrived. When trying to understand a hadith, especially if the hadith contains
asbabul wurud, it is not enough to just look at the text of the hadith, but you have to look at
the context as well. In other words, if we want to know the moral message of a hadith, we
must pay attention to its historical context, to whom the Prophet revealed the hadith, and the
sociocultural context in which the Prophet conveyed the hadith. When studying Asbabul
Wurud we can properly understand the meaning of the hadith contained in it. Apart from that,
this science is an important science that shows the relationship between text and reality. In
other words, it is the social context of the text (hadith).
Keywords: Hadith, Asbabul Wurud.

ABSTRAK
Hadis Nabi merupakan salah satu dari sumber hukum Islam yang memiliki peranan yang
sangat penting untuk memperkuat hukum-hukum islam yang ada di dalam Al-Qur’an, dimana
ayat Al-Quran hanya bersifat global. Mengetahui asbab al-wurud dalam ilmu hadis sama
pentingnya dalam mengetahui asbab an-nuzul dalam al-qur’an, yang mana keduanya sama-
sama menjadi penghubung dari sebuah peristiwa. Asbabul al-Wurud merupakan susunan
Idafah yang berasal dari tiga unsur kata: Asbab dan Wurud. Asbab merupakan bentuk jama’
dari “sababun” yang berati segala sesuatu yang dapat menghubungkan kepada sesuatu yang
lain, sedangkan kata “wurud” merupakan bentuk kata isim masdar dari “warada, yaridu
waradan” yang berati telah datang atau sampai. ketika mencoba memahami sebuah hadis,
apalagi jika hadis tersebut mengandung asbabul wurud tidak cukup hanya melihat teks
hadisnya saja, melainkan harus melihat konteksnya juga. Dengan kata lain, jika kita ingin
mengetahui pesan moral sebuah hadis, kita harus memperhatikan konteks sejarahnya, kepada

___________________________________________________________________________

Al-Atsar: Jurnal Ilmu Hadits. 1


Urgensi Asbabul Wurud dalam Ilmu Hadis
Rozan Amilatul Afnanainiyah
___________________________________________________________________________

siapa hadis tersebut diturunkan Nabi, dan konteks sosiokultural di mana Nabi menyampaikan
hadis tersebut. Ketika mempelajari Asbabul Wurud kita dapat memahami dengan benar
makna hadis yang terkandung di dalamnya. Selain itu, ilmu ini adalah ilmu penting yang
menunjukkan hubungan antara teks dan kenyataan. Dengan kata lain, itu adalah konteks sosial
dari teks (hadits).
Kata Kunci: Hadis, Asbabul Wurud.

A. PENDAHULUAN
Hadits atau Sunnah merupakan sumber ajaran Islam yang sangat penting, baik
secara struktural maupun fungsional. Secara struktural, hadis menjadi urutan sumber
hukum kedua setelah Al-Quran, namun jika dilihat secara fungsional hadis merupakan
penjabaran ayat-ayat Al-Qur’an yang bersifat 'am (umum), mujmal (universal), atau
mutlaq. Sedangkan, untuk memahami suatu hadis tidak cukup hanya melihat teks
hadisnya saja, tetapi harus melihat konteks mengapa diturunkannya hadis tersebut.1
Dengan kata lain, jika kita ingin mendalami pesan-pesan moral yang
terkandung dalam sebuah hadis, hendaknya kita memperhatikan konteks sejarah,
kepada siapa hadis itu diturunkan, dan dalam kondisi sosial budaya apa Nabi
Muhammad SAW menyampaikannya. Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa tanpa
konteks maka sebuah teks tidak mempunyai makna dan sebaliknya, tanpa teks maka
sebuah konteks juga tidak dapat menemukan makna. Salah satu cara untuk
menemukan makna dari sebuah teks adalah dengan menganalisis konteks sosio-
historis yang melatarbelakangi munculnya sebuah teks. Dengan mengetahui asbabul
wurud juga merupakan cara yang terbaik untuk memahami maksud hadis Beliau,
sehingga kita bisa mengaplikasikannya dalam perilaku kita dengan benar.
Pentingnya kita mengetahui Asbabul wurud juga dikarenakan, akhir-akhir ini
banyak orang mengutip hadis tanpa mengetahui alasan turunnya hadis tersebut yang
menyebabkan kekeliruan dalam mengartikannya. Asbabul wurud dapat digunakan
sebagai salah satu alat untuk menganalisis dan menentukan kata-kata Takshish dari
Am untuk menjelaskan hadits Musykil (sulit dipahami).2 Oleh karena itu, Asbabul
wurud memegang peranan yang sangat penting karena dapat menghindari
kesalahpahaman dalam memahami makna hadits. Akan tetapi, tidak setiap hadis

1
Hasiolani, Ahmad Paruqi, Radiansyah Radiansyah, and Mawardiy Abdul Hamid. "Asbabul Wurud." Jurnal
Pendidikan dan Konseling (JPDK) 5.1 (2023): 1094-1100.
2
Muhammad Ali, “Asbab Al-Wurud”, Jurnal TAHDIS , Vol. 6, No. 2, 2014, 83.

___________________________________________________________________________

Al-Atsar: Jurnal Ilmu Hadits. 2


Urgensi Asbabul Wurud dalam Ilmu Hadis
Rozan Amilatul Afnanainiyah
___________________________________________________________________________

memuat Asbabul Wurud. Adapun hadis-hadis yang mengandung asbabul wurud


dimungkinkan merujuk pada yang sudah ada, sehingga tidak ada kendala dalam
memahami maknanya.Karena, secara umum hadis-hadis yang memiliki asbabul
wurud terdiri dari hadis-hadis yang berkaitan dengan perbuatan atau hukum manusia
dan hadits yang tidak ada hubungannya dengan perbuatan manusia tidak banyak yang
memuat asbabul wurudnya. Hal ini disebabkan sebagian besar hadis muncul dari
peristiwa yang disaksikan atau dari pertanyaan para sahabat tentang hukum yang
disaksikannya.

B. METODE PENELITIAN
Pada penulisan ini, menggunakan pendekatan penelitian library research atau
penelitian perpustakaan. Pendekatan ini bertujuan untuk mengkaji atau menganalisis
karya buku, jurnal, atau sumber terkait, khususnya ketika membahas asababul wurud.
Artikel ini juga termasuk dalam jenis analisis kualitatif karena pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan penelitian kepustakaan, yang tidak memerlukan
pendalaman di lapangan atau pencarian data secara langsung. Dalam penulisan artikel
ini lebih memfokuskan pada kajian analisis terhadap tulisan-tulisan yang membahas
tentang asbabul wurud.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


 Pengertian Asbabul Wurud
Secara etimologis, “Asbabul Wurud” merupakan gabungan kata yang berasal
dari kata Asbab dan Wurud. Kata asbab merupakan bentuk jamak dari kata “sebab”
yang berarti segala sesuatu yang berkaitan dengan hal lain. Atau, ada alasan mengapa
sesuatu itu terjadi. Sedangkan, kata “wurud” merupakan bentuk jamak dari kata benda
(kata benda abstrak) warada, yaridu, wurudan, yang artinya “datang” atau “mencapai”.
Oleh karena itu, asbabul wurud dapat diartikan menjadi penyebab atau latar belakang
munculnya suatu hadis tersebut.3

Menurut Imam as-Suyuthi, secara terminologi asbabul wurud dapat diartikan :

3
Said Agil Husin Munawwar dan Abdul Mustaqin, Asbabul Wurud, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar: 2001), 7.

___________________________________________________________________________

Al-Atsar: Jurnal Ilmu Hadits. 3


Urgensi Asbabul Wurud dalam Ilmu Hadis
Rozan Amilatul Afnanainiyah
___________________________________________________________________________

‫أ نه مايكون طريقا لتحديد املراد من الحد يث من عمومأو خصوصأو إطالقأوتقييدأو نسخأو‬

‫نحوذلك‬

Artinya: “sesuatu yang menjadi thariq (metode) untuk menentukan maksud


suatu hadis yang bersifat umum, atau khusus, mutlak atau muqayyad, dan
untuk menentukan ada atau tidak naskh (pembatalan) dalam suatu hadis”.

Jika dilihat secara cermat, definisi yang disampaikan Imam as-Suyuthi


sebenarnya mengacu pada fungsi Asbabul Wurud yakni menentukan takhsis
(pengkhususan) dari bentuk ‘am (umum), membatasi dan menentukan secara mutlak
serta menetukan ada atau tidaknya naskh mansukh dalam hadis tersebut.

Kemudian, Menurut Hasbi ash-Shiddiqie asbabul wurud sebagai berikut :


‫علم يعرف به السبب الذى وردالجله الحديث والزمان الذى جاءبه‬

Artinya: “Ilmu yang menerangkan sebab-sebab Nabi SAW menuturkan


sabdanya dan masa-masa Nabi SAW.”

Pengertian asbabul wurud menurut Hasbi Ash-Siddiquie adalah “Ilmu yang


menjelaskan alasan Nabi Muhammad SAW” pada saat beliau mengucapkan
perkataannya. Di sisi lain, sebagian ulama mengartikan asbabul wurud hampir sama
dengan pengertian asbabun nuzul yakni sesuatu (berupa peristiwa atau pertanyaan)
yang terjadi pada saat hadis tersebut disampaikan.4
Dari beberapa definisi asbabul wurud, dapat disimpulkan bahwa asbabul
wurud termasuk konteks sejarah berupa suatu peristiwa atau pertanyaan yang terjadi
pada masa sahabat. Hadits yang diriwayatkan oleh Nabi SAW berfungsi sebagai alat
untuk menganalisis dan menentukan secara spesifik atau khusus, mutlak atau
Muqayad, Naskh atau Mansuk, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, dengan
mengetahui asbabul wurud bukanlah suatu tujuan, melainkan hanya sarana untuk
memahami makna yang benar dalam memahami pesan moral yang terkandung dalam
suatu hadis.

4
Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, (Semarang: Pustaka Rizki
Putra, 2001), 50.

___________________________________________________________________________

Al-Atsar: Jurnal Ilmu Hadits. 4


Urgensi Asbabul Wurud dalam Ilmu Hadis
Rozan Amilatul Afnanainiyah
___________________________________________________________________________

 Urgensi Asbabul Wurud


Asbabul wurud memegang peranan yang sangat penting dalam memahami
hadis. Sebab, hadis-hadis yang diriwayatkan Nabi biasanya bersifat kultural dan
temporal sehingga, sangat penting untuk memperhatikan konteks sejarah di mana
hadis tersebut muncul. Hal ini setidaknya akan menghindari kesalahpahaman dalam
memahami makna hadis dan memastikan kita tidak terjebak dalam teks dengan
mengabaikan atau mengabaikan konteksnya. Adapun Urgensi mengetahui Asbabul
wurud antara lain :
1. Untuk memahami dan menafsirkan sebuah Hadis.
2. Untuk mengetahui hikmah yang menjadi ketetapan syariat (hukum)
3. Untuk menentukan adanya takhsish terhadap suatu hadis yang ‘am.
Berikut ini adalah beberapa fungsi dari asabubul wurud beserta contoh
hadisnya, yaitu:
1. Menentukan adanya takhshish hadits yang bersifat umum.
Contoh dari fungsi asbab al-wurud sebagai takhsis terhadap sesuatu yang
masih bersifat umum dan juga menjelaskan‘illah (sebab-sebab) ditetapkannya
suatu hukum, misalnya hadits:
‫صلة القاعد على النصف من صلة القائم‬
Artinya: “Sholat orang yang sambil duduk setengah pahalanya dari orang yang
yang sholatnya berdiri”. (HR. Ahmad).

Asbabul Wurud dalam hadis di atas berkisah tentang masyarakat Madinah yang
sedang terjangkit penyakit wabah. Kebanyakan sahabat salat sunah sambil duduk.
Saat itu Rasulullah datang menjenguk dan memperhatikan bahwa meskipun para
sahabatnya dalam keadaan sehat, mereka lebih memilih duduk saat menunaikan
shalat sunnah. Maka Nabi bersabda sesuai hadis di atas. Dari asbabul wurud di
atas dapat kita pahami bahwa kata “sholat” (yang masih umum dalam hadis
tersebut) adalah sholat sunnah (khusus).
Dan dari penjelasan tersebut kita juga dapat memahami bahwa shalat sunnah
itu boleh dilakukan sambil duduk, namun jika sehat maka pahalanya hanya
separuh saja. Namun jika kamu duduk dan berdoa ketika sakit, maka kamu akan

___________________________________________________________________________

Al-Atsar: Jurnal Ilmu Hadits. 5


Urgensi Asbabul Wurud dalam Ilmu Hadis
Rozan Amilatul Afnanainiyah
___________________________________________________________________________

mendapat pahala yang utuh. Hal ini dapat menjelaskan mengapa ditetapkan aturan
shalat sunnah dengan posisi duduk. 5
Dengan demikian, jika seseorang yang tidak mampu shalat sambil berdiri,
mungkin karena sakit, dapat memilih shalat sambil duduk, baik itu shalat wajib
maupun shalat sunnah, maka orang tersebut termasuk orang-orang yang
disebutkan dalam hadits diatas. Maka pahala orang tersebut tetap penuh, bukan
setengahnya, karena dia termasuk golongan orang yang boleh melakukan rukhsah
atau keringanan syariat.
2. Menjelaskan ‘illah (sebab-sebab) ditetapkannya suatu hukum
Pada contoh hadits tentang khamr, awalnya diperbolehkan minum khamr,
namun kemudian muncul hadits lain yang menyatakan bahwa minum khamr tidak
dianjurkan. Setelah itu muncul hadits lain yang menyatakan bahwa meminum
khamr adalah haram. Yang menjadi Asbabul wurud hadis tersebut adalah ketika
ada seorang Imam yang mabuk saat berjamaah, sehingga membuat semua bacaan
sholatnya menjadi salah dan shalatnya menjadi tidak sah.
3. Menjelaskan maksud suatu hadis yang masih musykil. (sulit dipahami atau
janggal).
Contoh asbabul wurud yang menjelaskan maksud hadits yang masih
musykil (sulit dipahami atau janggal) adalah sebagaimana hadits berikut:
‫من تشبه قوما فهو منهم‬

Artinya: “Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka termasuk golongan
mereka”.
Asbabul wurud dari hadits ini adalah ketika dalam peperangan umat Islam
dengan kaum kafir, Rasulullah kesulitan membedakan mereka mana yang teman
dan mana yang lawan. Kemudian, Rasulullah memerintahkan kepada pasukan
umat Islam agar memakai kode tertentu supaya berbeda dengan para musuh. Dan
yang masih menggunakan kode seperti musuh akan kena panah kaum pasukan
Islam.
4. Membatasi pengertian hadits yang masih mutlaq.

5
Marhumah, Ulumul Hadis: Konsep, Urgensi, Objek Kajian, Metode, dan Contoh, (Yogyakarta: SUKA-Press,
2014), 145.

___________________________________________________________________________

Al-Atsar: Jurnal Ilmu Hadits. 6


Urgensi Asbabul Wurud dalam Ilmu Hadis
Rozan Amilatul Afnanainiyah
___________________________________________________________________________

Contoh dari asbabul wurud yang berfungsi sebagai pembatasan terhadap


pengertian mutlaq sebagaimana hadits berikut: َ
‫من سن سنة حسنة عمل بها بعده كان له أجره مثل أجورهم من غير أن ينقص من أجورهم‬
‫شيئا و من سن سنة سيئة فعمل بها من بعده كان عليه وزره ومثل أوزارهم من غير أن ينقص‬
‫من أوزارهم شيئ‬

Yang Artinya : “Rasulullah bersabda: barang siapa melakukan suatu sunnah


hasanah (tradisi atau prilaku yang baik) dalam Islam, lalu sunnah itu diamalkan oleh
orang-orang sesudahnya, maka ia akan mendapatkannya pahalanya seperti pahala yang
mereka lakukan, tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun”(HR Muslim)

Sebaliknya, orang yang mengikuti Sunnah Sayyi’ah (tradisi atau amal buruk) dan
diikuti orang lain, maka akan mendapat bagian dalam dosa tanpa mengurangi dosa yang
telah dilakukannya. Menurut Asbabul wurud Hadits di atas ialah ketika Rasulullah sedang
bersama para sahabatnya, kemudian tiba-tiba datanglah sekelompok orang yang sangat
miskin dan berpenampilan kumuh. Mereka ternyata adalah orang-orang miskin, dan
Rasulullah melihat hal itu dan bersimpati kepada mereka. Usai salat berjamaah,
Rasulullah berpidato menyerukan belanja. Ketika temannya mendengar hal itu, dia
mengambil sekantong makanan untuk orang miskin. Sehingga setelah Nabi melihat
perkara tersebut beliau bersabda sebagaiman hadis di atas. Dari Asbabul wurud tersebut
Imam As Suyuti menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Sunnah dalam hadits ini
adalah Sunnah yang baik.6

5. Mentafshil (merinci) hadits yang masih bersifat global (umum).


Contohnya hadisnya yakni :
‫إن هلل تعالى مالئكة في األرض ينطق على ألسنة بني أدم بما في املرء من خير أو شر‬

Artinya: “Sesungguhnya Allah SWT memiliki para malaikat di bumi, yang dapat
berbicara melalui mulut manusia mengenai kebaikan dan keburukan seseorang.”
(HR. Hakim).
Dalam memahami Hadits tersebut, ternyata para sahabat merasa kesulitan,
sehingga mereka bertanya: Ya Rasul! Bagaimana hal itu tersebut terjadi? Maka
Nabi SAW menjelaskan lewat sabdanya yang lain sebagaimana Hadits yang
diriwayatkan oleh Anas bin Malik. Suatu ketika Nabi SAW bertemu dengan

6
Suyuthi, Asbab Wurud al-Hadits..., 8.

___________________________________________________________________________

Al-Atsar: Jurnal Ilmu Hadits. 7


Urgensi Asbabul Wurud dalam Ilmu Hadis
Rozan Amilatul Afnanainiyah
___________________________________________________________________________

rombongan yang membawa jenazah. Para sahabat kemudian memberikan


pujian terhadap jenazah tersebut, seraya berkata: “Jenazah tersebut baik”.
Mendengar pujian tersebut, maka Nabi berkata: “wajabat” (pasti masuk surga)
tiga kali. Kemudian Nabi SAW bertemu lagi dengan rombongan yang
membawa jenazah lain. Ternyata para sahabat mencelanya, seraya berkata:
“Dia itu orang jahat”. Mendengar pernyataan itu, maka Nabi berkata:
“wajabat”. (pasti masuk neraka). Ketika mendengar komentar Nabi SAW yang
demikian, maka para sahabat bertanya: “Ya rasul! mengapa terhadap jenazah
pertama engkau ikut memuji, sedangkan terhadap jenazah kedua tuan ikut
mencelanya. Engkau katakan kepada kedua jenazah tersebut: “wajabat” sampai
tiga kali. Nabi menjawab: ia benar. Lalu Nabi berkata kepada Abu Bakar, wahai
Abu Bakar sesungguhnya Allah SWT memiliki para malaikat di bumi. Melalui
mulut merekalah, malaikat akan menyatakan tentang kebaikan dan keburukan
seseorang. (HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi).
Dengan demikian, maksud dari hadis di atas merupakan para malaikat Allah
di bumi yang menceritakan tentang kebaikan keburukan seseorang adalah para
sahabat atau orang-orang yang mengatakan bahwa jenazah ini baik dan jenzah itu
jahat.

 Kitab-Kitab Pembahasan Tentang Asbabul Wurud


Kitab Pembahasan tentang Asbabul Wurud dan pengetahuan hadis mengenai
asbabul wurud sebenarnya sudah ada sejak zaman para Sahabat. Namun,
pengetahuan tersebut tidak disusun secara sistematis dalam bentuk buku. Kemudian,
seiring dengan berkembangnya dunia keilmuan pada saat itu, ilmu Asbabul Wurud
pun ikut berkembang. Para ahli hadis nampaknya merasa perlu menyusun buku
tersendiri mengenai Asbabul-ur-ud Hadits.
Beberapa kitab yang membahas tentang Asbabul Wurud adalah:
1. Asbabu Wurud al-Hadis karya Abu Hafs al-Ukbari (w.339 H), namun
ternyata kitab tersebut tidak dapat sampai ke tangan kita.
2. Asbabu Wurud al-Hadis karya Abu Hamid Abdul Jalil al-Jabari. Kitab
tersebut juga tidak sempat sampai ke tangan kita.

___________________________________________________________________________

Al-Atsar: Jurnal Ilmu Hadits. 8


Urgensi Asbabul Wurud dalam Ilmu Hadis
Rozan Amilatul Afnanainiyah
___________________________________________________________________________

3. Asbabu Wurud al-Hadis atau yang disebut juga al-Luma’ fi


asbab Wurudil hadis, karya Jalaluddin Abdurrahman as-Suyuthi. Kitab
tersebut sudah ditahqiq oleh Yahya Ismail Ahmad.
4. Al-Bayan wa at-Ta’rif karya Ibnu Hamzah al-Husaini ad-Dimasyqi
(w.1110 H).
Sehingga, Dapat disimpulkan bahwa kitab-kitab yang membahas Asbabul
Wurud adalah asbabul wurud al hadist karya Abu Hafsah Umar Ibn Muhammad Ibn
Raja al -“Ukbari, asababul wurud al hadist karya Abu Hamid Ibn Kaznah al-Jabari,
asbabul wurud al-hadist atau al-Luma’ fi asbab wurudil hadist karya as-Sayuthi, dan
al-Bayan al-Ta’rif karya Ibn Hamzah al-Husaini ad-Dimasyqi. Asbābū wurūd al-
Hadist karya Abu Hafsa Umar ibn Muhammad ibn Raja al-'Uqbali, Abu Hamid ibn.
Al-Rumah fi Asbab ul-Dil Hadits karya Qazna Al-Jabari, Asbabul-ul-Dul-Hadist, atau
As-Sayuti, dan Al-Rumah-fi Asbab-ul-Dil Hadits karya Ibnu Hamzah Al-Hussaini ad-
Dimashik. Bayan Al Tarif

D. KESIMPULAN
Asbab-ul-Wurd adalah alasan munculnya Hadis. Artinya ilmu ini membahas
tentang mengapa sesuatu itu diucapkan, dilakukan, atau dinyatakan oleh Nabi
Muhammad SAW.Mengetahui akar kata wurud adalah cara terbaik untuk memahami
dengan baik makna hadis dan memasukkannya secara tepat ke dalam tindakan
seseorang. Selain itu, ini adalah ilmu penting yang menunjukkan hubungan antara
teks dan kenyataan. Dengan kata lain, itu adalah konteks sosial dari teks (hadits).

E. DAFTAR PUSTAKA

Hasiolani, Ahmad Paruqi, Radiansyah Radiansyah, and Mawardiy Abdul Hamid.


"Asbabul Wurud." Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) 5.1 (2023): 1094-
1100.
Marhumah. Ulumul Hadis: Konsep, Urgensi, Objek Kajian, Metode, dan Contoh.
Yogyakarta: SUKA-Press, 2014.
Muhammad Ali.“Asbab Al-Wurud”. jurnal TAHDIS , Vol. 6, No. 2, 2014.

___________________________________________________________________________

Al-Atsar: Jurnal Ilmu Hadits. 9


Urgensi Asbabul Wurud dalam Ilmu Hadis
Rozan Amilatul Afnanainiyah
___________________________________________________________________________

Said Agil Husin Munawwar dan Abdul Mustaqin. Asbabul Wurud. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar: 2001.
Suyuthi. Asbab Wurud al-Hadits..., 8.
Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits.
Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2001.

___________________________________________________________________________

Al-Atsar: Jurnal Ilmu Hadits. 10

Anda mungkin juga menyukai