Anda di halaman 1dari 5

Fath Abdul Azis

A031211044
Akuntansi Keuangan Lanjutan II

1. Mengapa transaksi antar perusahaan antara perusahaan induk dan anak perusahaannya
dieliminasi dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi?
→ Transaksi antar perusahaan antara induk dan anak perusahaan harus dieliminasi dalam
penyusunan laporan keuangan konsolidasi karena dari sudut pandang entitas yang
dikonsolidasi, entitas tersebut merupakan satu kesatuan ekonomi. Transaksi antar perusahaan
menjadi transaksi intraperusahaan. Transaksi antar perusahaan tidak pernah dicatat untuk
tujuan laporan akuntansi eksternal.

2. Dalam mengeliminasi laba yang belum direalisasi atas penjualan barang inventaris antar
perusahaan, haruskah laba kotor atau laba bersih dihilangkan?
→ Laba kotor, dibandingkan laba bersih, adalah konsep yang harus digunakan dalam menghitung
laba persediaan yang belum direalisasi menurut GAAP.

3. Kapan keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dari persediaan harus direalisasikan
dalam transaksi penjualan antar perusahaan?
→ Keuntungan dan atau kerugian yang belum direalisasi harus direalisasikan pada saat barang
dagangan telah dijual kepada pihak ketiga. Hal ini juga terjadi pada saat pendapatan diakui
untuk entitas konsolidasi.

4. Apa pengaruh penghapusan penjualan antar perusahaan dan harga pokok penjualan terhadap
laba bersih konsolidasi?
→ Penghapusan jual beli antar perusahaan tidak mempengaruhi laba bersih konsolidasi. Hal ini
karena jumlah yang sama dikurangkan dari penjualan dan harga pokok penjualan dan pengaruh
bersih terhadap laba bersih konsolidasi adalah nol. Pentingnya eliminasi terletak pada laporan
penjualan konsolidasi dan harga pokok penjualan yang benar.
5. Apa pengaruh penghapusan piutang dan hutang antar perusahaan terhadap modal kerja
konsolidasi?
→ Modal kerja konsolidasi tidak terpengaruh oleh eliminasi saldo piutang dan hutang antar
perusahaan. Karena jumlah yang sama dikurangkan dari aset lancar lancar dan kewajiban
lancar saat ini, kewajiban, maka pengaruh perhitungan "aset lancar dikurangi kewajiban
lancar" adalah nol.

6. Jelaskan sebutan penjualan hulu dan penjualan hilir. Apa pentingnya sebutan ini dalam
menghitung laba bersih induk dan konsolidasi?
→ Penjualan hulu adalah penjualan dari anak perusahaan ke induk. Penjualan hilir adalah
penjualan dari induk ke anak perusahaan. Pentingnya penunjukan ini terletak pada kenyataan
bahwa keuntungan atau kerugian dari transaksi tersebut adalah keuntungan atau kerugian
afiliasi penjual. Dalam hal laba atau rugi yang belum direalisasi pada penjualan hilir, seluruh
laba atau rugi menjadi tanggungan penjual induk. Namun laba atau rugi yang belum direalisasi
atas penjualan hulu merupakan laba atau rugi penjual anak perusahaan dan dibebankan kepada
entitas induk dan kepentingan nonpengendali sehubungan dengan kepemilikan
proporsionalnya.

7. Apakah kegagalan mengeliminasi laba yang belum direalisasi dalam persediaan pada tanggal
31 Desember 2016 akan berdampak pada laba bersih konsolidasi pada tahun 2017? 2018?
→ Ya. Jika laba yang belum direalisasi tidak dieliminasi pada akhir tahun, maka laba bersih
konsolidasi akan disajikan terlalu tinggi pada tahun 2016. Persediaan akhir dalam satu tahun
menjadi persediaan awal tahun berikutnya, dan laba yang belum direalisasi dalam persediaan
awal akan mengecilkan laba bersih konsolidasi pada tahun 2017. Analisis pengaruh laba
persediaan yang belum direalisasi terhadap laba bersih konsolidasi pada dasarnya sama dengan
analisis kesalahan persediaan. Seperti kesalahan inventaris, kesalahan dalam menghilangkan
laba yang belum direalisasi akan terkoreksi sendiri selama dua periode akuntansi. Laba bersih
konsolidasi untuk tahun 2018 tidak terpengaruh.

8. Dalam keadaan apa arah transaksi persediaan antar perusahaan tidak mempengaruhi alokasi
laba yang belum direalisasi?
→ Ada 2 arah transaksi penjualan persediaan antar perusahaan. Transaksi pertama adalah
penjualan dari induk ke anak perusahaan yang merupakan penjualan hilir. Transaksi kedua,
penjualan upstream merupakan penjualan dari anak perusahaan kepada induk. Dalam
penjualan hilir, penjualan trem, keuntungan yang belum direalisasi dari keuntungan yang
direalisasikan dari transaksi tersebut termasuk dalam pendapatan tersendiri induk. menilai
pendapatan. Sebaliknya dalam penjualan hulu, keuntungan yang belum direalisasi dari
transaksi tersebut dimasukkan ke dalam pendapatan tersendiri anak perusahaan. Karena bagian
kepentingan nonpengendali bergantung pada pendapatan terpisah anak perusahaan, laba yang
belum direalisasi dalam penjualan hulu harus dialokasikan ke kepentingan nonpengendali
nonpengendali, bunga, tetapi tidak di aliran hilir hilir. sungai kecil. Oleh karena itu arah
transaksi persediaan antarperusahaan tidak akan mempengaruhi alokasi laba yang belum
direalisasi antarperusahaan ketika tidak ada kepentingan nonpengendali. Kondisi itu terjadi
ketika induk memiliki 100 persen anak perusahaannya.

9. Bagaimana perusahaan induk menyesuaikan pendapatan investasinya dengan laba yang belum
direalisasi atas penjualan yang dilakukan kepada anak perusahaannya (a) pada tahun penjualan
dan (b) pada tahun dimana anak perusahaan menjual barang dagangan tersebut kepada pihak
luar?
→ Pendapatan investasi dan akun investasi perusahaan induk disesuaikan dengan laba yang belum
direalisasi atas penjualan antar perusahaan kepada anak perusahaan sesuai dengan konsep
konsolidasi satu baris. Perusahaan induk mengurangi investasinya dan akun pendapatan
investasi sebesar jumlah penuh keuntungan yang belum direalisasi pada tahun penjualan antar
perusahaan. Ketika barang tersebut dijual kepada pihak luar oleh anak perusahaan, keuntungan
perusahaan induk direalisasikan dan perusahaan induk meningkatkan akun investasi dan
pendapatan investasinya.

10. Bagaimana gabungan harga pokok penjualan dipengaruhi oleh laba yang belum direalisasi
pada (a) persediaan awal anak perusahaan dan (b) persediaan akhir anak perusahaan?
→ Gabungan harga pokok penjualan dilebih-lebihkan jika terdapat laba yang belum direalisasi
pada persediaan awal dan diremehkan jika terdapat laba yang belum direalisasi pada
persediaan akhir. Penghapusan laba yang belum direalisasi pada persediaan awal mengurangi
(mengkredit) harga pokok penjualan dan penghapusan laba yang belum direalisasi pada
persediaan akhir meningkatkan (mendebit) harga pokok penjualan.

11. Apakah pengaruh laba yang belum direalisasi terhadap harga pokok penjualan konsolidasi
dipengaruhi oleh (a) adanya kepentingan nonpengendali dan (b) arah penjualan
antarperusahaan?
→ Pengaruh laba yang belum direalisasi terhadap harga pokok penjualan konsolidasi tidak
dipengaruhi baik oleh kepentingan nonpengendali maupun oleh arah penjualan
antarperusahaan. Seluruh keuntungan yang belum direalisasi baik dari penjualan hulu maupun
hilir dihilangkan dari harga pokok penjualan konsolidasi

12. Laba yang belum direalisasi pada persediaan akhir dieliminasi dalam kertas kerja konsolidasi
dengan meningkatkan harga pokok penjualan dan menurunkan akun persediaan. Bagaimana
laba yang belum direalisasi pada persediaan awal tercermin dalam kertas kerja konsolidasi?
→ Laba yang belum direalisasi pada persediaan awal tercermin dalam pernyataan harga pokok
penjualan yang lebih tinggi dan dieliminasi dengan mengurangi (mengkredit) harga pokok
penjualan dan mendebit akun investasi jika metode ekuitas yang benar telah digunakan dan
penjualan antar perusahaan berada di hilir. Dalam kasus penjualan hulu, harga pokok penjualan
dikreditkan dan kemudian kepentingan nonpengendali dan akun investasi didebit secara
proporsional.

13. Jelaskan perhitungan bagian kepentingan nonpengendali pada tahun dimana terdapat laba
persediaan yang belum direalisasi dari penjualan hulu baik pada persediaan awal maupun
persediaan akhir perusahaan induk.
→ Ada dua pendekatan yang sama baiknya untuk menghitung pembagian kepentingan
nonpengendali ketika terdapat keuntungan yang belum direalisasi dari penjualan hulu pada
persediaan awal dan akhir. Salah satu pendekatannya adalah menghitung pendapatan realisasi
anak perusahaan dengan menambahkan laba yang belum direalisasi pada persediaan awal ke
laba bersih anak perusahaan yang dilaporkan dan mengurangi laba yang belum direalisasi pada
persediaan akhir. Bagian kepentingan nonpengendali kemudian sama dengan pendapatan
terealisasi anak perusahaan dikalikan dengan persentase kepentingan nonpengendali.
Pendekatan lainnya adalah dengan menghitung persentase kepentingan nonpengendali dalam
laba bersih anak perusahaan yang dilaporkan, laba yang belum direalisasi pada persediaan
awal, dan laba yang belum direalisasi pada persediaan akhir. Bagian kepentingan
nonpengendali kemudian dihitung dengan menambahkan persentase kepentingan
nonpengendali atas laba yang belum direalisasi di persediaan awal dengan bagian kepentingan
nonpengendali atas pendapatan yang dilaporkan, dan mengurangkan persentase kepentingan
nonpengendali terkait dengan laba yang belum direalisasi dalam persediaan akhir.

14. Prosedur kertas kerja konsolidasi biasanya didasarkan pada asumsi bahwa setiap laba yang
belum direalisasi dalam persediaan awal suatu tahun akan direalisasikan melalui penjualan
pada tahun berikutnya. Jika barang dagangan yang bersangkutan tidak terjual pada periode
berikutnya, apakah asumsi tersebut akan mengakibatkan kesalahan dalam pengukuran laba
bersih konsolidasi?
→ Asumsi bahwa laba yang belum direalisasi dalam persediaan akhir direalisasikan pada periode
berikutnya adalah sebuah kemudahan, namun hal ini tidak mengakibatkan kesalahan dalam
pengukuran laba bersih konsolidasi selama laba yang belum direalisasi pada tanggal laporan
ditentukan dengan benar. Hal ini karena setiap keuntungan yang belum direalisasi dalam
persediaan awal yang dianggap terealisasi dikreditkan ke harga pokok penjualan. Barang-
barang yang sama akan muncul sebagai keuntungan yang belum direalisasi dalam persediaan
akhir jika barang-barang tersebut tetap tidak terjual, dan eliminasi barang-barang ini
mengakibatkan pendebetan harga pokok penjualan dengan jumlah yang sama. Dengan
demikian, efek kertas kerja saling mengimbangi.

Anda mungkin juga menyukai