Anda di halaman 1dari 3

Perjuangkan Keadilan Negeri

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil alamin wassholatuwassala mu’ala rosulillah hiajma’in


amma ba’ad.

Para hadirin yang saya hormati

Pertama tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadiran Allah Swt. yang
telah melimpahkan taufiq dan hidayahnya sehingga kita semua dalam keadaan sehat
wal a’fiyat. Sholawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi
besar Muhammad Saw.

Hadirin yang berbahagia

Keadilan dalam pandangan filosof-filosof dan ulama-ulama Islam adalah


menempatkan segala sesuatu pada tempat yang semestinya. Jika kita berbincang
mengenai keadilan jelas kita tahu keadilan itu seperti apa. Sering kita dengar sering
kita saksikan, jelas yang namanya keadilan sudah kita kenal di Indonesia. Maka pada
kesempatan ini izinkanlah saya menyampaikan pidato yang berjudul perjuangkanlah
keadilan negeri.

Hadirin yang berbahagia

Tidak kah kita berpikir mengapa Negara kita Indonesia sejak dahulu kala tidak
pernah maju, padahal Negara Indonesia adalah maritim yang terbesar, pertambangan
emasnya besar kaya pulau kaya suku, bahasa, budaya dan sumber daya alam. Tapi
mengapa Negara Indonesia tidak maju layaknya Negara-negara maju?

Hadirin yang dirahmati Allah

Pada tahun 2015 ketika ada world ekonomic forum mereka menyuarakan world
equality forum. Mengapa? Karena saat itu kekayaan 85 orang terkaya di dunia sama
dengan kekayaan separuh populasi dunia. Bagaimana dengan Indonesia tidak jauh
berbeda. Bayangkan tahun 2008 kekayaan 40 orang terkaya di Indonesia sama dengan
kekayaan 30 juta penduduk Indonesia. Tahun 2009 kekayaan 40 orang terkaya di
Indonesia sama dengan kekayaan 42 juta penduduk Indonesia. Tahun 2010 naik lagi
kekayaan 40 orang terkaya di Indonesia sama dengan kekayaan 60 juta penduduk
Indonesia. Tahun 2011 semakin menyakitkan hati kita kekayaan 40 orang terkaya di
Indonesia sama dengan kekayaan 77 juta penduduk Indonesia. Tidak cukup sampai
disitu pada tahun 2017 kekayaan 4 orang terkaya di Indonesia sama dengan kekayaan
100 juta penduduk Indonesia. Sungguh menyakitkan mengetahui di Negeri yang kita
cintai ini.

Hadirin yang berbahagia

So few have so much, so many have so little. Ini bukan soal angka tapi ini soal
luka kita bersama. Karena kesenjangan ini ada seorang bapak yang pulang
kerumahnya dengan penuh rasa bersalah karena tak mampu membeli susu untuk
anak-anaknya, karena kesenjangan ini ada seorang ibu yang harus memohon belas
kasih dirumah sakit agar sang anak bisa mendapatkan pengobatan, karena
kesenjangan ini ada seorang anak yang harus menundukan kepalanya karena tak
mampu melanjutkan pendidikan.

Hadirin yang berbahagia

Indonesia kita bangkrut, Indonesia kita terpuruk, Indonesia kita sakit parah
kalau diurus orang yang cuma pintar tapi tidak benar. Kita perlu orang-orang pintar
tetapi kita lebih perlu orang benar. Jelas?

Kalau cuma pintar tapi tidak benar nanti disuruh ngurus beras malah nimbun
beras, disuruh ngurus laut malah jadi bajak laut, disuruh ngurus hutan malah rame-
rame jadi orang utan. Jutaan hektar hutan Indonesia kita ini merupakan kekayaan
sumber daya alam yang harus digunakan bagi sebesar-besar kemaslahatan rakyat.
Yang disuruh ngurus hukum malah bikin hukum seperti pisau tajam kebawah tumpul
keatas. Jangan heran lalu dimasyarakat muncul street justie pengadilan jalanan
sebagai refleksi dari ketidakpuasan melihat sikap hukum yang sangat berpihak. Kalau
yang kecil salah hukum cepat-cepat ditegakkan. Sekarang ini kalau orang terkenal
banyak uang punya masalah antri yang bela. Betul? Jangan sampai para penegak
hukum kita terjebak pada lagu baru maju tak gentar membela yang bayar. Biar
bertentangan dengan hati nurani, biar bertentangan dengan public opini, biar
bertentangan dengan rasa keadilan, siapa yang bayar itulah majikan mau benar atau
salah belain terus kalau seperti ini hukum kita keadilan akan terus gentayangan.
Naudzubillahi min dzalik
Banyak VOC gaya baru yang mencabut rasa keadilan ditengah-tengah kita.
Pemuda dari bangsa lain boleh memberikan kritik tapi tidak dengan kita. Karena kita
adalah bagian dari Indonesia bukan tugas kita sekedar memberikan kritik tapi tugas
luhur kita adalah menghadirkan sebuah solusi. Masa depan bangsa ini bukan berada
ditangan pemuda pemudi utopis tapi ada pada genggaman pemuda pemudi yang
bekerja keras untuk menyelesaikan masalah bangsa. Oleh karena itu saya mengajak
generasi muda Indonesia untuk bersama-sama kita bergandengan tangan berjuang
membela keadilan tidak peduli usia kita siapapun yang punya ide dan gagasan mereka
punya tempat untuk mengabdi di negeri ini. Mari kita bersama-sama memperjuangkan
keadilan di negeri ini.

Pedang dipakai siang hari

Sangat berhati-hati memakainya

Mari kita perjuangkan keadilan negeri

Agar masyarakat hidup sejahtera

Demikianlah pidato yang dapat saya sampaikan kurang dan lebihnya mohon
dimaafkan karena hilaf dan salah tempatnya ada pada manusia dan kebenaran hanya
ada pada Allah.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Nama : Aulia Firdaus

Absen : 05

Kelas : XI IPS 3

Anda mungkin juga menyukai