Anda di halaman 1dari 2

Persiapkan larutan asam yang akan dititrasi dan larutan basa standar dengan konsentrasi yang

diketahui. Pastikan juga bahwa peralatan yang digunakan dalam titrasi, seperti buret,
volumetrik pipet, dan labu penampung, sudah bersih dan kering. Tuangkan larutan asam ke
dalam labu penampung (biasanya berwarna putih), lalu tambahkan beberapa tetes indikator.
Indikator yang paling umum digunakan untuk titrasi asam-basa adalah fenolftalein dan metil
jingga. Larutan asam bersama dengan indikator tersebut kemudian dititrasi dengan larutan
basa standar dari buret dengan melihat perubahan warna indikator.
Titik ekivalen adalah titik di mana jumlah mol asam yang dititrasi sama dengan jumlah mol
basa yang ditambahkan. Titik ini ditandai dengan perubahan warna indikator. Misalnya,
dalam kasus penggunaan fenolftalein sebagai indikator, larutan akan berubah dari tidak
berwarna menjadi merah muda pada titik ekivalen. Catatlah volume larutan basa standar yang
digunakan untuk mencapai titik ekivalen. Volume ini digunakan untuk menghitung
konsentrasi asam atau basa yang dititrasi. Dengan mengetahui volume larutan basa standar
yang ditambahkan dan konsentrasi larutan basa standar, dapat dihitung konsentrasi larutan
asam atau basa yang dititrasi menggunakan persamaan reaksi dan faktor pengenceran jika
diperlukan. Titik akhir titrasi ditentukan oleh perubahan warna indikator, yang menunjukkan
bahwa zat yang dititrasi telah bereaksi tepat seimbang dengan zat yang ditambahkan sebagai
larutan standar. Metode ini sangat berguna dalam menentukan konsentrasi asam atau basa
yang tidak dapat diukur secara langsung, serta dalam analisis kuantitatif.
Contoh 4 jenis titrasi asam basa
1. Titrasi asam kuat dengan basa kuat:
- Contoh: HCl dengan NaOH
- Titik ekivalen terjadi ketika jumlah mol asam yang dititrasi setara dengan jumlah mol basa
yang dititrasi. Pada titik ini, pH larutan berada di sekitar 7 (netral).
2. Titrasi asam lemah dengan basa kuat:
- Contoh: Asam asetat dengan NaOH
- Titik ekivalen terjadi ketika asam lemah telah sepenuhnya direaksikan dengan basa kuat.
Pada titik ini, pH larutan sedikit di atas 7 (alkalis).
3. Titrasi asam kuat dengan basa lemah:
- Contoh: HCl dengan amonia (NH3)
- Titik ekivalen terjadi ketika asam kuat telah sepenuhnya direaksikan dengan basa lemah.
Pada titik ini, pH larutan sedikit di bawah 7 (asam).
4. Titrasi asam lemah dengan basa lemah:
- Contoh: Asam asetat dengan amonia (NH3)
- Titik ekivalen sulit untuk ditentukan secara tepat karena masing-masing asam dan basa
dalam keadaan lemah. Pada titik ini, pH larutan biasanya tidak netral atau sangat dekat
dengan pH awal.

Anda mungkin juga menyukai