SKRIPSI
Oleh :
1508260008
FAKULTAS KEDOKTERAN
MEDAN
2019
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANGTUA TERHADAP
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan
Sarjana Kedokteran
Oleh :
1508260008
FAKULTAS KEDOKTERAN
MEDAN
2019
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Shalawat serta salam
semoga selalu tercurahkan ke haribaan Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa manusia dari jaman Jahiliyah ke jaman Islamiyah yang penuh dengan
ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini.
1. Kepada kedua orang tua penulis Bapak Syahram Almaududi Srg, SE, MM
dan Ibu Hafrilisna, S.P serta adik saya Miftahul Khoiri Almahmudi Srg
yang tiada hentinya memberikan semangat, mendukung, mendoakan
dengan penuh cinta yang mungkin tidak dapat saya balas semuanya.
2. Prof. Dr. H. Gusbakti Rusif, M.Sc.,PKK.,AIFM, selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
3. Bapak dr. Hendra Sutysna, M. Biomed, selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara.
4. Pembimbing saya dr. Nurcahaya Sinaga, Sp. A (K), Terima kasih atas
ilmu, waktu dan bimbingannya penulisan skripsi ini dengan sangat baik.
NPM : 1408260008
Fakultas : Kedokteran
Dibuat di : Medan
Pada Tanggal : 8 Februari 2019
Yang Menyatakan
Introduction : Febrile seizures are seizures that occurs when there is an increase
in body temperature (rectal temperature above 38 oC) and it is caused by an
extracranial process. Notice that are so many occurrences of febrile seizures that
occur in children and responses given by the community, especially parents to the
incident. The researcher was interested in examining the description of the level
of parents knowledge toward febrile seizure in children at Lingkungan X
Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan. Objective : This study aimed to
determine the level of parents knowledge toward febrile seizure in children at
Lingkungan X Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan. Method : This study was
a descriptive study with cross sectional design. The populations in this study are
all community members in Lingkungan X Kelurahan Tegal Sari Mandala II
Medan and 109 samples were taken with random sampling technique. Result : The
results showed that of the 109 respondents, 67% were aged 30-65 years, and 43,1% were
high school educated. There were 39,4% worked as housewife. Majority of respondents
have proper knowledge about febrile seizure (45,0%), 19 persons (17,4%) of
respondents have a poor level of knowledge about febrile seizure and 41 persons
(37,6%) who have a good level of knowledge about febrile seizure. Conclusion : The
level of parents knowledge toward febrile seizure in children in Lingkungan X
Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan had enough.
PENDAHULUAN
manusia. Anak selalu tumbuh dan berkembang dari mulai kelahiran hingga
Bayi dan anak dibawah usia 5 tahun rentan terhadap berbagai penyakit karena
Salah satu gejala yang rentan dan sering sekali terjadi pada anak adalah
demam terjadi karena adanya kemungkinan masuknya suatu bibit penyakit dalam
tubuh. Secara alami suhu tubuh mempertahankan diri dari serangan suatu penyakit
dengan meningkatkan suhu tubuh. Demam pada bayi atau balita tidak dapat
diabaikan begitu saja karena pada masa ini, otak anak sangat rentan terhadap
peningkatan suhu tubuh yang mendadak. Dan demam merupakan salah satu faktor
Kejang demam adalah kejang yang disebabkan kenaikan suhu tubuh lebih
dari 38,4oC tanpa adanya infeksi susunan saraf pusat atau gangguan elektrolit akut
pada anak berusia di atas 1 bulan tanpa riwayat kejang sebelumnya.2 Kejang
demam pada anak perlu diwaspadai karena kejang yang lama (lebih dari 15 menit)
penanganan yang cepat dan tepat, apalagi kejang yang berlangsung lama dan
terjadi tiap tahun di Amerika, hampir sebanyak 1,5 juta penduduk. Insidensi
demam pertahun mencatat 2-4% di daerah Eropa Barat dan Amerika, sebesar 5-
10% di India dan 8,8% di Jepang, Kejang demam sederhana merupakan 80%
Insiden epilepsi akibat kejang demam antara 2-5% dan meningkat hingga
9-13% bila terdapat faktor risiko riwayat keluarga dengan epilepsi.5 Walaupun
kejadian kejang demam pada masa anak-anak umumnya memiliki prognosis baik
dan dapat sembuh spontan, namun kejadian kejang tersebut dianggap mengerikan
anaknya, kebanyakan orangtua akan sangat khawatir dan berpikir bahwa anaknya
akan meninggal.7 Peristiwa kejang demam juga sering disalah artikan dengan
tepat.
Pengetahuan yang baik dan tepat antara hubungan demam, kejang demam,
Melihat banyaknya kejadian kejang demam yang terjadi pada anak dan
terhadap kejang demam pada anak di lingkungan X kelurahan Tegal Sari Mandala
II, Medan.
demam pada anak di lingkungan X kelurahan Tegal Sari Mandala II, Medan.
demam pada anak di lingkungan X kelurahan Tegal Sari Mandala II, Medan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi ilmu yang berguna untuk
Hasil penelitian ini nantinya dapat digunakan sebagai data untuk penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Definisi
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh (suhu rektal di atas 38 Celcius) yang disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium.9 Dan sekitar 2%-4% kejadian kejang demam terjadi pada anak
penyakit demam tanpa disebabkan infeksi sistem saraf pusat, tanpa riwayat kejang
2.1.2. Epidemiologi
Kejang demam merupakan jenis kejang yang paling umum terjadi pada
masa anak-anak dan biasanya tidak berbahaya. Pada hasil studi populasi angka
kejadian kejang demam di Amerika Serikat dan di Eropa 2–7%, di Jepang 9–10%
, di Guam 14%, di Hongkong 0,35%, dan di China 0,5-1,5. Dan sekitar 9–35%
kejang demam pertama kali adalah kompleks, 25% kejang demam kompleks
tersebut berkembang ke arah epilepsi. Dan pada 70-75% kasus kejang demam
Faktor utama kejang demam adalah demam itu sendiri. Demam yang
disebabkan oleh infeksi dapat menjadi salah satu faktor yang dapat menimbulkan
kejang demam pada anak. Infeksi yang sering menyerang anak-anak biasanya
Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) yang paling sering dikaitkan dengan
faktor resiko kejang demam.12 Pada penelitian sebelumnya dikatakan bahwa ada
beberapa faktor yang berperan dalam risiko kejang demam yaitu usia, dan riwayat
usia saat ibu hamil, riwayat asfiksia, usia kehamilan, dan bayi berat lahir rendah.13
Faktor risiko lain yaitu adanya riwayat kejang demam pada orang tua dan
keluarga juga memiliki peran dalam menentukan untuk terjadinya kejang demam
berulang dan juga perkembangan dari kejang demam tersebut. 14 Dan juga ibu
2.1.4. Klasifikasi
Kejang demam sederhana adalah kejang yang terjadi pada saat demam,
umumnya terjadi dalam waktu singkat (<15 menit) dan akan berhenti sendiri.
Kejang berbentuk tonik atau klonik. Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam
dan terjadi dalam waktu 16 jam selama peningkatan suhu tubuh. Kejang demam
menit dan biasanya menunjukkan gambaran kejang fokal atau parsial satu sisi atau
kejang umum yang didahului kejang fokal, biasanya kejang demam kompleks
dapat berulang atau lebih dari 1 kali kejang selama 24 jam. Angka kejadian kejang
2.1.5. Patofisiologi
makrofag yang akan memproduksi pro- dan anti-inflamasi sitokin tumor necrosis
a. Pemeriksaan Laboratorium9
b. Pungsi Lumbal 9
Bila yakin bukan meningitis secara klinis tidak perlu dilakukan pungsi lumbal
c. Elektroensefalografi 9
EEG masih dapat dilakukan pada keadaan kejang demam yang tidak khas,
misalnya pada kejang demam kompleks pada anak usia lebih dari 6 tahun, atau
d. Pencitraan MRI 9
(CT-scan) atau Magnetic Resonance Imaging (MRI) tidak rutin dan hanya atas
indikasi seperti:
2. Paresis nervus VI
3. Papiledema
2.1.7. Penatalaksanaan
kejang sudah berhenti. Bila pasien datang dalam keadaan kejang, obat yang paling
pemberian secara perlahan dengan kecepatan 1-2 mg/menit atau dalam 3-5 menit
mg/kg atau diazepam rektal 5 mg untuk anak dengan berat badan kurang dari 12
kg dan 10 mg untuk berat badan lebih dari 12 kg.9 Bila setelah pemberian
diazepam rektal kejang belum berhenti, dapat diulang lagi dengan cara dan dosis
yang sama dengan interval waktu 5 menit. Bila setelah 2 kali pemberian diazepam
mg/kgBB. Bila kejang tetap belum berhenti, maka diberikan fenitoin intravena
dengan dosis awal 10-20 mg/kgBB/kali dengan kecepatan 1 mg/ kgBB/menit atau
kurang dari 50 mg/menit. Apabila kejang berhenti, maka dosis selanjutnya adalah
4-8 mg/kgBB/hari, dimulai 12 jam setelah dosis awal. Jika dengan fenitoin kejang
belum berhenti, maka pasien harus dirawat di ruang rawat intensif. Bila kejang
a. Antipiretik
terjadinya kejang demam, namun para ahli di Indonesia sepakat bahwa antipiretik
mg/kgBB/kali diberikan 4 kali sehari dan tidak lebih dari 5 kali. Dosis ibuprofen
b. Antikonvulsan
Penggunaan diazepam oral dosis 0,3 mg/kgBB setiap 8 jam pada saat demam
diazepam rektal dosis 0,5 mg/kgBB setiap 8 jam pada suhu > 38,5°C.9 Dosis
tersebut cukup tinggi dan menyebabkan ataksia, irritable, dan sedasi yang cukup
berat pada 25%-39% kasus. Fenobarbital, karbamazepin, dan fenitoin pada saat
a. Obat rumatan hanya diberikan bila kejang demam menunjukkan ciri sebagai
hidrosefalus.
3. Kejang fokal.
Sebagian besar peneliti setuju bahwa kejang demam >15 menit merupakan
rumat.9
berulangnya kejang jika digunakan setiap hari. Berdasarkan bukti ilmiah bahwa
kejang demam tidak berbahaya dan penggunaan obat dapat menyebabkan efek
samping, oleh karena itu pengobatan rumat hanya diberikan terhadap kasus
selektif dan dalam jangka pendek. Dan Penggunaan fenobarbital setiap hari dapat
Obat pilihan saat ini adalah asam valproat. Namun pada sebagian kecil kasus,
terutama yang berumur kurang dari 2 tahun asam valproat dapat menyebabkan
gangguan fungsi hati. Dosis asam valproat 15-40 mg/kgBB/hari dalam 2-3 dosis,
2.1.8. Prognosis
Prognosis kejang demam pada anak umumnya baik dan tidak menyebabkan
kematian, apabila ditangani dengan cepat dan tepat. Dan komplikasi berupa
mental dan neurologis umumnya tidak terganggu pada pasien yang sebelumnya
normal. Namun pada kejang yang lebih dari 15 menit, bahkan ada yang
mengatakan lebih dari 10 menit, diduga telah dapat menimbulkan kelainan saraf
yang menetap.9
Jika tidak diterapi dengan tepat, kejang demam dapat berkembang menjadi :9
c. Kelainan motorik.
Pada sebagian kasus terdapat faktor risiko berulangnya kejang demam berupa :7,9
Kejadian kejang demam sangat menakutkan bagi para orangtua. Hal yang
berulang dan juga petunjuk dalam keadaan akut. Hal-hal yang harus dijelaskan
berupa: 9
d. Pemberian obat untuk mencegah rekurensi efektif, tetapi harus diingat risiko
c. Bila tidak sadar, posisikan anak telentang dengan kepala miring. Bersihkan
muntahan atau lendir di mulut atau hidung. Dan jangan memasukan sesuatu ke
dalam mulut.
g. Bawa ke dokter atau ke rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau lebih.
Orangtua juga harus dapat membedakan apakah kejang disebabkan oleh kejang
demam, infeksi saraf pusat ataupun akibat gangguan metabolik. Kejang akibat
sakit kepala dan penurunan berat badan tanpa tanda-tanda kelainan lokal pada
otak.17,18
2.2. Pengetahuan
2.2.1. Pengertian
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil dari tahu dari manusia yang sekedar
menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa itu air, apa manusia, apa alam, dan
19
sebagainya . Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang dilakukan oleh manusia
terhadap suatu objek tertentu. melalui proses pengindraan yang lebih dominan
dengan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan hal yang dominan dalam
suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara
sengaja maupun tidak sengaja dan terjadi setelah orang melakukan kontak atau
a. Tahu (know)
dalam pengetahuan dan sebuah kata kerja yang digunakan untuk mengukur
bahwa orang tahu tentang apa yang telah mereka pelajari seperti
b. Memahami (comprehension)
dipelajari.
c. Aplikasi (application)
telah dipelajari pada suatu situasi ataupun kondisi yang sebenarnya. Aplikasi
d. Analisis (analysis)
organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lainnya yang dapat dinilai dan
sebagainya.
e. Sintesis (syntesis)
f. Evaluasi (evaluation)
justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Didasari pada suatu
telah ada.
yakni :19
b. Secara kebetulan
Penemuan kebenaran ini secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh
Pengalaman adalah guru terbaik, maka dari itu pengalaman terbaik dapat
ilmu pendidikan berkembang para orang tua zaman dahulu agar anaknya
disiplin menggunakan hukuman fisik bila anak berbuat salah. Dan ternyata cara
menghukum anak ini sampai sekarang menjadi teori dan kebenaran bahwa
pendidikan anak.
Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses
dedukasi.
h. Induksi
i. Dedukasi
pernyataan khusus.
Cara ini disebut dengan metode penelitian ilmiah , atau lebih popular dengan
metodelogi penelitian (research methodology). Dan dari ini lahirlah suatu cara
1. Faktor internal
a. Usia
Usia adalah umur seseorang dari mulai lahir sampai saat ini. Usia
berkembang baik itu pola pikirnya dan juga cara bekerja, sehingga
b. Pendidikan
c. Pekerjaan
kehidupan keluarga.
Reaksi orangtua dan respon terhadap kejang demam pada anak terdiri dari
gejala fisik, psikologis dan perilaku. Gejala fisik yang umumnya dirasakan
anoreksia dan gangguan tidur. Reaksi psikologis yang dialami orangtua adalah
kekhawatiran pada demam yang tidak terlalu tinggi. Terjadinya kejang demam
pada anak juga berpotensi mengganggu kualitas kehidupan keluarga dan orangtua.
Orangtua juga akan merasakan bahwa anaknya “rentan” atau sangat rentan
Demam
Kejang
demam
Berdasarkan :
Usia
Tingkat pengetahuan
Pendidikan orang tua
pekerjaan
Penanganan awal
kejang demam
Prognosis
METODE PENELITIAN
Hasil ukur :
1. 18-30 tahun
2. 30-65 tahun
3. >65 tahun
pendidikan di kuesioner
2. Tidak Tamat SD
3. Tamat SD
4. Tamat SMP
5. Tamat SMA
6. Perguruan Tinggi
kuesioner
2. Karyawan
3. Guru
4. Bidan/Tenaga Kesehatan
5. Wiraswasta
6. Lain-lain
demam.
kuesioner
3. Buruk : <50%
pengetahuan orangtua terhadap kejang demam pada anak di kelurahan Tegal Sari
Bulan
Kegiatan April Mei Juni Juli Agustus Sep Okt Nov Des Jan feb
Persiapan
proposal
Penelitian
Anilisis
data dan
evaluasi
Seminar
hasil
Medan.
dimana setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih
menjadi sampel.
keterangan :
n = jumlah sampel
d= signifikan (0.05)
n = 109
109 sampel.
Sumber data yang digunakan merupakan data primer yang diperoleh dari
hasil wawancara dari orangtua lingkungan X kelurahan Tegal Sari Mandala II.
terhadap kejang demam pada anak di Kelurahan Kwala Bekala tahun 2015.25
Penentuan jumlah
sampel dengan teknik
slovin
Sampel
Informed
consent
Melakukan
wawancara sesuai
kuesioner
Mengumpulkan
data
Mengolah data
a. Editing
b. Coding
dengan computer.
c. Entry
d. Tabulasi
e. Data cleaning
f. Saving
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan
atau mendeskripsikan dari masing – masing variable, lalu dianalisis lebih lanjut
kelurahan Tegal Sari Mandala II yang berjumlah 150 kepala keluarga. Penelitian
tergolong kelompok usia 18-30 tahun yaitu sebanyak 32 orang (29,4%), usia 30-
65 tahun sebanyak 73 orang (67%), dan sisanya kelompok usia di atas 65 tahun
SMA yaitu sebanyak 47 orang (43,1%), tidak sekolah yaitu sebanyak 1 orang
orang (9,2), tamat SMP yaitu sebanyak 31 orang (28,4%), dan Perguruan Tinggi
sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 43 orang (39,4%), disusul wiraswasta
Kuesioner yang telah diisi oleh responden dikumpulkan dan diolah, data
yang didapat akan disajikan dalam bentuk distribusi tabel yang menggambarkan
apabila mendapat skor 7-10, cukup dengan skor 5-7, dan kurang dengan skor 0-5.
Dari hasil penelitian yang didapat bahwa sebanyak 41 orang responden (37,6%)
demam tinggi dapat menyebabkan kejang pada anak, dan jawaban benar sebesar
104 orang (95,4%). Diikuti dengan pertanyaan nomor 10 tentang apakah kejang
demam dapat terjadi lagi , dimana 101 orang (92,7%) menjawab benar.
tentang apakah kejang demam dapat mengancam jiwa, dimana seluruh responden
yang berjumlah 83 orang (76,1%) menjawab dengan salah. Lalu disusul oleh
Jawaban Responden
Benar Salah Total
No. Pertanyaan
n % n % (%)
baik, proporsi terbesarnya yaitu 31 orang (42,5%) berasal dari kelompok usia 30-
berasal dari kelompok usia 18-30 tahun dan tingkat pengetahuan buruk proporsi
terbesarnya yaitu sebanyak 4 orang (100%) berasal dari kelompok usia >65 tahun.
tingkat pengetahuan cukup yaitu 20 orang (64,5%) merupakan tamat SMP, dan
dan tingkat pengetahuan buruk sebanyak 6 orang (25%) juga bekerja wiraswasta.
4.4. Pembahasan
Medan merupakan salah satu daerah yang menjadi Program Keluarga Binaan
menjadi responden lebih koperatif terhadap penelitian ini. Berdasarkan dari hasil
penelitian yang didapatkan bahwa 45% dari jumlah responden memiliki tingkat
pengetahuan yang cukup. Hal ini memperlihatkan bahwa masih banyak orangtua
yang belum mengerti terhadap kejang demam. Padahal pengetahuan yang baik
kejang demam.1 Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan
eksternal. Faktor internal terdiri dari pendidikan, usia dan pekerjaan sedangkan
faktor eksternal terdiri dari faktor lingkungan dan sosial budaya. Perbedaan
internal dan eksternal tersebut. Semakin banyak mendapatkan informasi baik itu
Tingkat pengetahuan yang baik pada hasil penelitian ini berasal dari
kelompok usia dewasa yaitu 30-65 tahun yaitu sebanyak 42,5%. Penelitian
sebelumnya juga mendapatkan bahwa responden dengan rentang usia 25-45 dan
30-65 tahun memiliki tingkat pengetahuan yang baik.25 Hal ini dikarenakan usia
bertambah usia maka akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola
pikirnya dan matang untuk memperoleh dan menyerap berbagai informasi dari
ini juga menunjukkan bahwa kelompok usia >65 tahun memiliki tingkat
pengetahuan yang kurang yaitu sebanyak 100%, dimana seseorang sudah masuk
banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat.
memiliki tingkat pendidikan yang tinggi akan memiliki pengetahuan yang lebih
begitu pula sebaliknya dengan orang yang memiliki tingkat pendidikan rendah
pengetahuan yang baik adalah responden yang bekerja sebagai guru yaitu
sebanyak 60%. Penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
tidak langsung. Dengan bekerja maka seseorang akan dapat berinteraksi dengan
banyak orang dan dari berbagai lingkungan sehingga dapat bertukar informasi dan
menambah pengetahuan. 28
Dari hasil tabel 4.4 terlihat bahwa sebanyak 95,4% dari responden setuju
dengan pernyataan demam tinggi dapat menyebabkan kejang pada anak, dan hal
ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa kejang demam ialah bangkitan
kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38 Celcius)
yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.9 Pada pertanyaan yang paling
banyak dijawab salah adalah pertanyaan nomor delapan yaitu sebesar 76,1%
demam akan menyebabkan kematian. Tentu hal ini tidak sesuai dengan teori yang
Angka kematian pada kelompok anak yang mengalami kejang demam sederhana
dengan perkembangan normal dilaporkan sama dengan populasi umum.9 Hal ini
sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan bahwa ketika mereka melihat
terjadinya kejang pada anaknya, kebanyakan orangtua akan sangat khawatir dan
demam dengan pengelolaan kejang demam pada anak beserta faktor-faktor yang
mempengaruhinya dan pada penelitian ini tidak semua responden memiliki anak
buruk adalah berasal dari tingkat pendidikan tidak bersekolah dan tidak
tamat SD.
5.2. Saran
tentang kejang demam pada anak agar orangtua dapat memahami penyakit
lebih buruk dan juga diharapkan dapat membantah mitos-mitos yang ada
mencari informasi dari berbagai sumber baik media massa atau elektronik
DAFTAR PUSTAKA
2007.
22. Suhartono S. Filsafat Ilmu Pengetahuan. makasar; 1997.
23. Notoatmodjo S. Teori Dan Aplikasi. Jakarta: Rhineka Cipta; 2010.
24. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2009.; 2010.
http://www.depkes.go.id.
25. Omega C. Gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu terhadap kejang
demam pada anak di kelurahan kwala bekala tahun 2015. 2015.
26. Notoatmodjo S. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.
27. Desmita. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Reamja Rosdakarya;
2010.
28. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rhineka
Cipta; 2007.
29. Udin MAA. Pengaruh Penyuluhan Tentang Kejang Demam Anak Terhadap
Pengetahuan Orang Tua. J MEDIA Med MUDA. 2014.
30. Notoatmodjo S. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip – Prinsip Dasar.
Jakarta: Rineka Cipta; 2003.
Tegal Sari Mandala II Medan”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan
menjadi partisipan dalam penelitian ini dan bersedia mengisi kuesioner dengan
jujur dan apa adanya. Identitas pribadi dan semua informasi yang ibu berikan akan
dirahasiakan dan hanya akan digunakan untuk keperluan penelitian ini. Partisipasi
Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela sehingga Bapak/Ibu bebas untuk
Petunjuk :
No. Kuesioner :
1. Nama :
2. Usia : tahun
3. TTL :
4. Alamat :
5. Pekerjaan :
b. Karyawan
c. Guru
d. Bidan/Petugas Kesehatan
e. Wiraswasta
f. Lain-lain
6. Pendidikan :
b. Tidak tamat SD
c. Tamat SD
d. Tamat SMP
e. Tamat SMA
Nama :
Alamat :
Menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini, tanpa adanya
paksaan dari pihak manapun. Saya akan menjawab seluruh pertanyaan yang
Medan,_______ 2018
Peneliti Responden
Lampiran 3. Kuisioner
PENGETAHUAN
A. Pengetahuan
NO PERTANYAAN YA TIDAK
P P P P P P P P P P tingkat
Usia pendidikan pekerjaan hasil
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 pengetahuan
1 5 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 7 1
1 5 6 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 5 2
2 5 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 7 1
2 3 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 7 1
2 5 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 7 1
2 3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8 1
2 4 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 4 3
2 5 5 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 6 2
2 4 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 4 3
3 5 5 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 3 3
2 5 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 4 3
2 5 5 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 5 2
1 5 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 5 2
2 3 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 4 3
2 5 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 7 1
2 4 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 6 2
2 5 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 6 2
2 5 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 5 2
3 3 5 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 3 3
2 5 5 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 6 2
2 6 2 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 7 1
2 5 6 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 6 2
2 5 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 5 2
2 5 6 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 7 1
1 6 2 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 5 2
1 5 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 5 2
2 6 3 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 5 2
2 6 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 6 2
1 5 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 6 1
2 5 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 7 1
2 5 5 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 4 3
2 5 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 6 3
2 5 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 4 3
2 5 6 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 7 1
3 3 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 3 3
2 5 6 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 5 2
2 5 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 5 2
2 6 2 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 5 2
1 6 2 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 5 2
2 5 6 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 5 2
2 6 2 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 6 2
2 5 5 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 6 2
1 5 6 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 6 1
2 5 5 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 7 1
2 3 6 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 6 2
2 4 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 7 1
1 4 5 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 5 2
2 6 5 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 5 2
2 5 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 7 1
1 5 6 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 6 2
2 5 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 7 1
2 5 5 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 4 3
2 6 5 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 1
2 4 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 6 2
2 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 2 3
1 5 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 1
2 4 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 5 2
2 6 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 1
1 4 5 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 1
2 5 5 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 7 1
2 5 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 1
1 6 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
1 5 2 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 6 2
1 3 6 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 7 1
2 2 5 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 3
1 4 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 1
2 4 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 1
2 4 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 7 1
1 5 6 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 6 2
2 4 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 6 2
1 4 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 5 2
1 4 6 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 6 2
1 5 6 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 6 2
1 3 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 5 2
2 3 3 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 6 2
1 4 5 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 6 2
2 4 5 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 4 3
2 4 6 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5 2
2 6 2 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 1
2 5 5 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 1
1 5 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
1 4 6 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 4 3
2 5 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
2 6 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
1 4 6 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 6 2
2 4 6 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 5 2
2 5 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 1
1 4 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 4 3
2 3 6 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 5 2
2 5 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 1
2 6 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 1
2 4 5 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 6 2
1 4 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 6 2
2 5 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 7 1
3 6 6 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 3 3
2 4 2 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 5 2
1 4 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 5 2
2 5 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
2 4 2 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 5 2
1 4 5 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 5 2
1 4 5 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 6 2
2 5 2 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 8 1
2 2 2 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 3 3
2 4 5 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 6 2
2 4 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 4 3
1 6 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 1
2 6 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
2 6 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
1 4 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5 2
Keterangan
Usia 1. 18-30
2. 30-65
3. >65
Skor 1= Benar
0= Salah
Frequencies
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
P1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
P2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
P3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
P4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
P5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
P6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
P7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
P8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
P9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
P10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Interpretasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 41 37,6 37,6 37,6
CROSSTABS
/TABLES=pendidikan BY Interpretasi
/FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT ROW
/COUNT ROUND CELL.
Cases
Interpretasi
tamat sd Count 3 4 3 10
CROSSTABS
/TABLES=pekerjaan BY Interpretasi
/FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT ROW
/COUNT ROUND CELL.
Crosstabs
Cases
Interpretasi
karyawan Count 9 7 1 17
guru Count 3 2 0 5
wiraswasta Count 7 11 6 24
lain-lain Count 5 13 2 20
Cases
Interpretasi
Lampiran 8. Dokumentasi
I. Data Pribadi
Nama : Fayan Nadya Shahiba.S
Tempat/Tanggal Lahir : Langsa/17 September 1997
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jln. Sidomulyo pasar 9 gang. Gelatik no. 419,
Deli Serdang, Sumatera Utara.
No. Telp/Hp : 081356784012
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Orang tua : Ayah : Syahram Al Maududi Srg, SE, MM.
Ibu : Hafrilisna, S.P
II. Riwayat Pendidikan
TK Siwi Kencana Kota Langsa Tamat tahun 2003
SD Dharma Patra Pkl. Brandan Tamat tahun 2009
SMPN 03 Kota Langsa Tamat tahun 2012
SMAN 01 Kota Jambi Tamat tahun 2015
III. Riwayat Organisasi
Senat Mahasiswa (SEMA) FK UMSU
Sumatera Utara
ABSTRACT
Introduction : Febrile seizures are seizures that occurs when there is an increase in body
temperature (rectal temperature above 38 oC) and it is caused by an extracranial process.
Notice that are so many occurrences of febrile seizures that occur in children and
responses given by the community, especially parents to the incident. The researcher was
interested in examining the description of the level of parents knowledge toward febrile
seizure in children at Lingkungan X Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan. Objective :
This study aimed to determine the level of parents knowledge toward febrile seizure in
children at Lingkungan X Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan. Method : This study
was a descriptive study with cross sectional design. The populations in this study are all
community members in Lingkungan X Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan and 109
samples were taken with random sampling technique. Result : The results showed that of
the 109 respondents, 67% were aged 30-65 years, and 43,1% were high school educated.
There were 39,4% worked as housewife. Majority of respondents have proper knowledge
about febrile seizure (45,0%), 19 persons (17,4%) of respondents have a poor level of
knowledge about febrile seizure and 41 persons (37,6%) who have a good level of
knowledge about febrile seizure. Conclusion : The level of parents knowledge toward
febrile seizure in children in Lingkungan X Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan had
enough.
proses belajar. Makin tinggi pendidikan menyebabkan kematian. Tentu hal ini
seseorang makin mudah orang tersebut tidak sesuai dengan teori yang
untuk menerima informasi. Semakin mengatakan kematian langsung karena
banyak informasi yang masuk semakin kejang demam tidak pernah dilaporkan.
banyak pula pengetahuan yang didapat. Angka kematian pada kelompok anak
Pengetahuan sangat erat kaitannya yang mengalami kejang demam
dengan pendidikan dimana seseorang sederhana dengan perkembangan normal
dengan pendidikan tinggi akan semakin dilaporkan sama dengan populasi
luas pengetahuannya.13,15 Seseorang umum.16 Hal ini sesuai dengan
yang memiliki tingkat pendidikan yang penelitian yang pernah dilakukan bahwa
tinggi akan memiliki pengetahuan yang ketika mereka melihat terjadinya kejang
lebih baik tentang pencegahan penyakit pada anaknya, kebanyakan orangtua
dan kesadaran terhadap masalah akan sangat khawatir dan berpikir
kesehatan, begitu pula sebaliknya bahwa anaknya akan meninggal.7
dengan orang yang memiliki tingkat
pendidikan rendah akan memiliki
pengetahuan dan kesadaran yang rendah 5. DAFTAR PUSTAKA
terhadap kesehatan. 1. Abdinia B, Kargar maher MH,
Berdasarkan hasil penelitian juga Khalilzadeh H. Assessment of
menunjukkan bahwa mayoritas tingkat Knowledge and Performance of
pengetahuan yang baik adalah the Parents at the Management of
responden yang bekerja sebagai guru Fever in Children. Vol 5. Elsevier
yaitu sebanyak 60%. Penelitian ini Saunders; 2017.
sesuai dengan teori yang dikemukakan 2. Arief RF. Penatalaksanaan
oleh Notoatmodjo yaitu lingkungan Kejang Demam. Cdk.
pekerjaan dapat menjadikan seseorang 2015;42(9):658-661.
memperoleh pengalaman dan 3. Nooruddin R Tejani. Febril
pengetahuan baik secara langsung Seizures Clinical Presentation.
maupun secara tidak langsung. Dengan 2017.
bekerja maka seseorang akan dapat https://emedicine.medscape.com/a
berinteraksi dengan banyak orang dan rticle/801500-clinical#b5.
dari berbagai lingkungan sehingga dapat 4. Gunawan PI, Saharso D. Faktor
bertukar informasi dan menambah risiko Kejang Demam Berulang
pengetahuan.13 pada Anak. Media Med Indones.
Dari hasil tabel pertanyaan 2012;46(2):75-80.
terlihat bahwa sebanyak 95,4% dari 5. Nurindah D, Muid M,
responden setuju dengan pernyataan Retoprawiro S. Hubungan antara
demam tinggi dapat menyebabkan Kadar Tumor Necrosis Factor-
kejang pada anak, dan hal ini sesuai Alpha ( TNF- α ) Plasma dengan
dengan teori yang mengatakan bahwa Kejang Demam Sederhana pada
kejang demam ialah bangkitan kejang Anak. J Kedokt Brawijaya.
yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh 2014;28 Nomor2(Agustus):115-
(suhu rektal di atas 38 Celcius) yang 119.
disebabkan oleh suatu proses http://jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/a
16
ekstrakranium. Pada pertanyaan yang rticle/viewFile/577/422.
paling banyak dijawab salah adalah 6. Kenneth Swaiman Stephen
pertanyaan nomor delapan yaitu sebesar Ashwal Donna Ferriero Nina
76,1% mengenai bagaimana prognosis Schor Richard Finkel Andrea
kejang demam, responden meyakini Gropman Phillip Pearl Michael
bahwa kejang demam akan Shevell. Swaiman’s Pediatric