Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PENELITIAN

EKSPLORASI BAKTERI POTENSIAL DARI BEBERAPA KAWASAN


HUTANPULAULOMBOK

OLEH:

FATURRAf:i~, M~I
ERNIN. tiJl;>AYATI; M.SI
BAMBANG FA~AR SURYADI, M.SI

Dibiayai oleh pirektorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen.Pendidikan


Nasional, sesual dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penelitian No.
010/SP2H/PP/DP2M/lll/2007, tanggal 29 Maret 2007

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS MATARAM
PS BIOLOGI FMIPA
an 2007
LAPORAN PENELITIAN

EKSPLORASI BAKTERI POTENSIAL DARI BEBERAPA KAWASAN


HUTAN PULAU LOMBOK

OLEH:

FATURRAHMAN, MSI
ERNIN HIDAYATI, M.SI
BAMBANG FAJAR SURYADI, M.SI

Dibiayai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan


Nasional, sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penelitian No.
01 O/SP2H/PP/DP2M/lll/2007, tanggal 29 Maret 2007

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS MATARAM
PS BIOLOGI FMIPA
2007
COK. J1;IF TASI & ARSIP
BAr PENAS
Acc. No. : .•.
Class
~'!:.:.... ~~·Jr. ....,.---~
: .,-·········-··-·03.
~~~':'
, {1:;2cked : ···-···· .. --··----
L-------------------~ . ~.:. ,. .
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN

Judul Riset Eksplorasi Bakteri Potensial dari Beberapa


Kawasan Hutan Pulau Lombok

Bidang MIPA Mikrobiologi


Peneliti Utama Faturrahman, M.Si. IL
lnstitusi Program Studi Biologi Universitas Mataram
Alamat dan Telp.lnstitusi JI. Majapahit No. 62, Telp.(0370)639376
Tahun Mulai Riset 2007
Biaya Riset Tahun 2006 Rp. 10.000.000

Mataram, 25 November 2007

.....__.~ahman,M.Si.
NIP. 132304909
EKSPLORASI BAKTERI POJENS)AL DARI BEBERAPA KAWASAN
HUT AN PULA\,J LOMBOK

Faturrahman, Ernin Hidayati dan Bambang Fajar Suryadi

'RING KASA~

Hampir semua kegiatary manusia ikut a.!1dil dalam m~ningkatkan jenis dan
jumlah bahan kimia yang mernasukl lingkung~n. Dibid,ang pertanlan, pupuk.kimia
digunakan secara terus menerus dalam jangka. waktu lama, akan berdampak
buruk terhadap lingkungan. Salah satu l.U)aya yang telah dilakukan dalam
mengurangi dampak tersebut adalah dengan pengguna~n pupuk organik.
Mikroba memiliki peluang xang sangat balk untuk dijadikan pupuk organik, selain
karena jumlah dan diver~itasnya yang, sanqat tinggi, juga karena aktivitasnya
berperan penting dalam menyelamatkan dan rnempertahankan fungsi ekosistem.
Habitat hutan, khususnya kawasan hutarr. di Nusa Tenggara Barat,
memiliki jumlah dan diversitas mikroba yang lebih tinggi dibanding dengan
habitat lain, sehingga hutan sangat signifikan untuk Cfijadikan t~mpat' lsolasl
r-
mikroba bermanfaat. Namun, kekayaan hayati; khususnya miktoba, dari hutan
· tersebut dari tahun ketahun semakin ketil jumlahnya, bahkan menjadi musnah
karena eksploitasi dan bentuk-benulk .kerusakan lain dari hutan. Gtlna
- menyelamatkan mlkroba yang bermanfaat dari kepunahan, rnaka dllakukan
eksplorasi bakteri potensial dari kawasan hutan pulau Lombok, serta membuat
stock culture untuk keperluan jangka panjang.
\
Penelitian ini terdiri dari beberapa kegiatan, meliputi pengambilan contoh
tanah, isolasi bakteri potensial, uji aktivitas lsolat, dan pembuatan stock cultur.
Contoh tanah diambil dari 11 situs dari kawasan hutan yang telah ditentukan.
Berdasarkan hasil penelitian · bahwa kawasan hutan pulau memiliki
kekayaan microbial yang cukup tinggi, tral ini dapat ditunjukkan bahwa dari hasil
isolasi terhadpat 11 situs hutan dlperoleh · V4 isblat bakterl, Dari ke-74 isolat
bakteri tersebut, sembilan isolat merupakan bakteri pelarut fosfat (GR-1s, GR-24
, GR-31 , GR-44 , GR-52 , GR-62 , GR-83 , GR-91 dan HP-11), empat isolat
menunjukkan lndikasi rnampu untuk rnenghambat pertl.Jmbuhanjamur (GR-2-6,
GR-8-4, GR-8-5 dan GR-9-3), lima lsolat sebagai· bakteri proteotltlk dengan
kemampuan cukup tinggi (GR-h, GR-24, GR-51, GR-7s, dan GR-93) dan 6 isolat
bakteri amilolitik (GR-2-1, GR-2-4, GR-7-5HS~1-2,HKs-1-4, HKs-1-7)
EXPLORATION OF POTENTIAL BACTERIA EROM SOME FORESTS
IN LOMBOK ISLAND

SUMMARY

Most of humah activities participate in increasing variety and amount of chemical


compound that has been released to the environment. In farming, chemical
fertilizer has qontinually been used in lqng perloq, give neg~tive impact to the
environment. One of strategics can be 'used to reduce negative impact of it is
using organic fertilizer. Microbes bas the best opportunities to be made organic
fertilizer, because of microbes have amount and highest div.ersity. Its activities
has role important in savin'g and preserving ecosystem function. '

Forest habitat, particularly in West Nusa Tenggara has higher amount and
diversity microbes than others, so forest is very significant as isolate source of
useful microbes, But living resources, ,especially the amount of microbes from
the forest, smaller year by year even it is extinct because of human exploitation
and other damage. To save useful microbes from is eXtinction, has been
exploited potential bacteria which has taken from forest of Lombok Island and
make stock culture for long term period.

Thi~ research consist of some activity, includjng takin9 of soil samples, isolation
of potential bacteria, solubility phosphate activity test which using Pikovskaya
medium, proteolitic and amylolitlc activity test using Luria AgaF medium which
added each 2 % skim rpilk and soluble starch, al'ltifungy activity test using
dilution agar plating methods and antibacterial activity using paper disk method.
Finally making·stock culture. The apility of pnosphotltlc-proteolltlc and amylolitic
was evaluated by the diameter of cleared zone (DCl), measured in millimeters,
on the reverse of the Petri dishes. The samples of soil has taken from 11 sites of
specified forests.

The result is the forest area has the rich of higher microbial, this is shown that
from 11 forest site was carry out 74 bacterial isolates. To 74 that isolate was
selected and the result shown nine isolate are solubility phosphate bacteria
(GR-15,GR-24, GR-31, GR-44, GR-52, GR-62, GR-83, GR-91 and HP-11), four
isolates show indicate ability to inhjbiting growth .of fungy· (GR-2-6, GR-8-4, GR-
8-5 and GR-9-3), five isolates as proteolitic bacteria (GR-13, GR-24, GR-51, GR-
75, and GR-93 ), and six isolate as amilolitic bacteria GR-2-1, GR-24, GR-7-SHS-
1-2, HKs-1-4, HKs-1-7) ·
KATA PENGANTAR

Segala puji-pujian hanya teruntuk bagi Allah Ta'ala, atas karunia-Nya


jualah karnl mampu menyelesaikan pene.ltlan dan menyusunnya dalam bentuk
laporan penelitian. Sholawat dan salam semoga tetap tercurah kepada
Rasulullah -SAW, keluarga, sahabat serta orang-orang yang setia mengikuti
jejakr'lya dengan lurus.
Laporan penelitian ini disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban kami
terhadap Direktorat Pendidikan Tinggi melalui Lembaga Penelitian Universitas
Mataram yang telahmenqalokaslkan dana hibah Penelitian Dosen Muda tahun
2007 untuk pelaksanaan keqlatan penelitian dengan topic " Eksplorasi Bakteri
Potensial dari Beberapa Kawasan Hutan pulau Lornbok".
Kegiatan penelitian ini berjalan lancar atas dukungan dan bantuan
berbagai pihak; oleh karenanya pada kesempatan ini kami ingin nienyampaikan
ucapan terima kaslh yang tiada terhingga kepada semua pihak, khususnya
kepada Ketua Program studi Biologi- Bapak Ors. H. Ahmad Jupri, M.Eng, Ketua
Team Reviewer-Prof. Ir. H. Sunarpi, PhD., dan Pimpinan PT. Alaska Dwipa
Perdana-Bapak Ir. H. Suroso yang telah memberikan keleluasaan kepada kami
untuk menggunakan Laboratorium Mikrobiologinya, dan rekan tim peneliti Bapak
Bambang Fajar Suryadi serta lbu Ernin Hidayati.
Sebagal rnanusla dengan segala kedhoifannya, maka saran dan kritik
yang konstruktif senantlasa karnl terima.
DAFTAR ISi

rMlatntitt
HALAMAN JU DUL .
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN . ii
RINGKASAN ill
SUMMARY . iv
KATA PEN GANT AR . v
DAFTAR ISi .. vi
BAB1.PENDAHU~UAN 1
BAB 2. RUMUSAN 1')'14SA!,..AH ................................, ~ . 3
BAB 3. TINAJAUAN PUSTAKA 4
BAB 4: TUJUAN.PENELlllAN 5
BAB 5. METODS PENELITIAN .............................................................
' 6
BAB 6. HASIL DAN PEMSAHASAN .. .. . .. .. .. 8
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN 18
DAFTAR'PUSTAKA 20
LAMPI RAN 21
EKSPLORASI BAKTERI POTENSIAL DARI BEBERAPA KAWASAN
HUTAN PULAU'LOMBOK

Oleh:

Faturrahman, Ernin Hidayati dan Bambang Fajar Suryadi

Abstrak

Habitat hutan, khususnya kawasan hutan tfi 'Nusa Tenggara Barat,


memiliki jumlah dao diversitas mikroba yang lebib tinggi dibanding dengan
habitat lain, seningga butan sangat signifikan untuk dijadikan tempat lsolasi
mikroba bermantaat, Namun, kekayaan hayati, khususnya milCroba, dari hutan
tersebut dari tahun ketahun semakin kecil jumlahnya, bahkan rnenjadi rnusnah
karena eksploitasi dan bentuk-bentuk kerusakan lain dari hutan. Guna
menyetamatkan bakteri potensial tersebut, maka dilakukan penelitlan yang
terdiri dari beberapa kegiatan, meliputi isolasi bakteri tanah, seleksi isolat
bermanfaat dan membuat cultures stock. Contoh tanah diambil dari 11 situs di
kawasan hutan di putau Lombok.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa kawasan hutan pulau memiliki
kekayaan microbial yang cukup tinggi, hal ini dapat ditunjukkan bahwa dari hasil
isolasi terhadpat 11 situs hutan diperoleh 74 isolat bakteri. Dari ke-74 isolat
bakteri tersebut, sembilan isolat merupakan bakteri pelarut fosfat (GR-1-5, GR-
2-4, GR-3-7, GR-4-4, GR-5-2, GR-6-2, GR-8-3, GR-9-1 dan HP-1-1), empat
isolat menunjukkan indikasi mampu untuk menghambat pertumbuhan [arnur
(GR-2-6, GR-8-4, GR-8-5 dan .GR-9-3), lima isolat sebagai bakteri proteolitik
dengan kemampuan cukup tinggi (GR-1-3, GR-2-4, GR-5-1, GR-7-5, dan GR-9-
3) dan 6 isolat bakteri amilolitik (GR-2-1, GR-2-4, GR-7-SHS-1-2, HKs-1-4, HKs-
1-7)
Kata kunci : bakteri pe/arut fosfat, daya antijamur, daya antibakteri proteolitik,
amilolitik ·

EXPLORATION OF POTENCIAL BACTERIA FROM FOREST


REGIONAL IN LOMBOK ISLAND

Abstract

Forest habitat, particularly in West Nusa Tenggara has higher amount and
diversity microbes than others, so forest is very significant as isolate source of
useful microbes. But living resources, especially the amount of microbes from
the forest, smaller year by year even it is extinct because of human exploitation
and other damage. To save useful microbes from is extinction, has been
exploited potential bacteria whic,h has taken from forest of Lprobok l~lanq and,
make stock culture for long term period. This research consist of some activity,
including taking of soil samples, isolation, of potential bacteria, activity .test of
isolate and finally making stock culture. The samples Qf soil has taken from 11
sites of specified forests. ·

The result )s the forest area. has the rich of higher microbial, this is shown that
from 11 forest site was carry out 74 bacterial isolates. To 74 that isolate was
selected and the .result- shown nine isolat~ are solubility phosphate bacteria
(GR-1s, GR-24, GR-31, GR-44, GR-52, GR-62, GR-83, GR-91 and HP-11), four
isolates show indlcate a~ility to inl;libiting growth of fungy (GR-2-6, GR-8-4, GR-
8-5 and GR-9-3), five isolates as proteolitic bacteria (GR-13, GR-24, GR-51, GR-
r; and GR-9a), and six isolate as amilolitic bacteria GR-2-1, GR-2-4, GR-7-5HS-
1-2, HKs-1-4, HKs-1-7)
BABl.PENDAHULUAN

Hampir semua kegiatan manusia ikut andil dalam meningkatkan jenis

dan jumlah bahan kimia yang memasuki lingkungan. Di bidang pertanian,

penggunaan pupuk kimia sintetis memang telah memberikan manfaat .dalam

meningkatkan produksi tanaman dan kesejahteraan petani. Tetapi, bila

pupuk kimia digunakan secara terus-menerus dalam jangka waktu lama,

akan berdampak buruk terhadap lingkungan. Pen991.maan pestisida dapat

menyebabkan resistensi terhadap orqanlsme target, berbahaya bagi

organisme non target bahkan musuh alami organisme target, serta

mengkontaminasi ground water (Whitten, et al., 1999).

Berba~ai upaya telah banyak banyak dilakukan untuk mengurangi

dampak negatif tersebut, salah satunya adalah penerapan sistem pertanian

organik, yaitu suatu sistem pertanian yang mendorong kesehatan tanah dan

tanaman melalui praktek seperti pendaurulangan unsur hara dari bahan-

bahan organik, rotasi tanaman, pengolahan yang tepat, serta mengurangi

input luar berupa pupuk dan pestisida kimia (IASA, 1990). Unsur yang

memegang peranan panting dalam pertanian organik adalah penggunaan

pupuk organik (Reijntjes, et al., 1999), sebagai pengganti atau

dikombinasikan dengan pupuk kimia.

Mikroba dan invertebrata adalah makhluk hidup yang jumlah dan

diversitasnya sangat tinggi. Hampir semua proses t?iologis dipengaruhi oleh

mikroba, baik langsung maupun tak langsung. Kegiatan mikroba sangat

penting untuk keselamatan dan mempertahankan fungsi ekosistem.

.
Misalnya, mineralisasi dan pendauran unsur-unsur penting, kesuburan dan
kelembaban tanah, penqendali hama, dan.penghilangan zat kimia racun dari

lingkungan (Altieri, 1991; Olembo, 1991; dan Waage, 1991 dalam Whitten, et

al., 1999). Sementara itu, jumlah dan diversitasnya semakin berkurang.

Fakta ini -serlnq kali terabaikan, terbukti dari masih sedikitnya penelitian

mengenai inventarisasi jenis dan potensi manfaat mikroba tersebut (Stewart,

1991 dalam Whitten, et al., 1999).

Hutan memiliki diversitas hewan, tumbuhan, dan mikroba yang

merupakan sumber plasma nutfah yang tak ternilai harganya. Diversitas

mikroba pada permukaan tumbuhan dan tanah jauh lebih besar

dibandingkan habitat air tawar dan laut (Atlas dan Bartha, 1993; Varma,

et.al., 2004). Semua jenis tumbuhan berinteraksi derigan mikroba, baik

interaksi positif maupun negatif. lnteraksi tersebut seringkali berkorelasi pada

permukaan tumbuhan seperti kutikula daun, biji, dan akar. Rhizospher

khususnya, mempunyai populasi mikroba yang sangat dinamis dengan

diversitas yang semakin tinggi sebanding dengan sernakin banyaknya jenis

tumbuhan yang hidup di hutan. Kelornpok mikroba yang hidup di tanah pun

sangat beranekaragam. Salah satunya adalah mikroba yang membantu

perkembangan tumbuhan, misalnya mycorrhiza, actinorhiza, plant growth-

promoting rhizobacteria (PGPR), mikroba pelarut phosphat, dan kelompok

mikroba lignocel/ulolytic (Varma, et.al., 2004).

Kawasan hutan Nusa Tenggara Barat (NTB) yang subur dan luas

memiliki hewan, tumbuhan, dan mikroba dengan diversitas yang tinggi. Hal

ini dimungkinkan karena NTB (pulau Lombok khususnya) merupakan daerah

peralihan antara wilayah bagian barat Indonesia (Asia Tenggara pada

2
umumnya} dengan wilayah pa~Jan. tirnur Indonesia (Australal:!ia pada

umumya). Diversitas daerah peralihan ini pun lebih tinggi, bahkan

kemungkinan adanya jenis-jenis spesifik yang tidak ditemukan pada kedua

wilayah Indonesia.

Berdasarkan pemikiran tersebut diatas maka dilakukan penapisan

mikroba dari kawasan hutan gunung Rinjani untuk mendukung program

pengembangan pertanian organik.

BAB 2. PERUMUSAN MASALAH

Hingga kini data mengenai bakteri yang potensial masih belum

dimiliki, oleh karena itu perlu dilakukan eksplorasi sebagai usaha awal untuk

mendata, menyelamatkan dan menggali potensi bakteri tanah dari beberapa

kawasan hutan di pulau Lombok

BAB 3. TINJAUAN PUSTAKA

Fenomena dampak negatif lnteneiflkasi pertanian terhadap ekosisitem

pertanian termasuk pengerasan tanah, kehilangan materi organik,

kontaminasi logam berat dari senyawa-senyawa sida terjadi dimana-mana

(Stoate, et al, 2001 dalam Aryantha, dkk, 2003). Pendekatan yang kurang

komprehensif akan kesuburan tanah selama ini, yang hanya memfokuskan

pada faktor kimianya saja, telah terbukti menimbulkan dampak negatif

terhadap kualitas tanah dalam jangka panjang. Selain faktor kimia berupa

hara makro dan mikro yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, faktor

biologis terutama yang dimainkan perannya oleh mikroorganisme juga

sangat penting. Be~bagai senyawa organik yang dihasilkan oleh mikroba

3
oalam proses dekompostsi'berbaqal limbah organik di alam berperan dalarn

memacu, merangsang pertumbuhan, mempercepat proses pembunqaan,

menghambat patogen bahkan juga meningkatkan produksi metabolit

sekunder sebagai bahan baku obat dan pestisida (Aryantha, dkk., 2003)

Tanah sangat kaya akan keragaman mikroorganisrne, seperti bakteri,

aktinomisetes, fungi, protozoa, alga dan virus. Tanah pertanian yang subur

mengandung lebih dari 100 juta mikroba per gram tanah. Produktivitas dan

daya dukung tanah tergantung pada aktivitas mikroba tersebut (Alvin, 1989).

Sebagian mikroba tanah memiliki peranan yang menguntungkan bagi

pertanian. Peranan strategis mikroba dalam bidang pertanian meliputi

degradasi limbah organik, recycling hara tanaman, fiksasl biologis nitrogen,

pelarutan fosfat, merangsang pertumbuhan, biokontrol patogen, dan me-

mbantu penyerapan unsur hara {Aryantha, dkk, 2003).

Mikroba-mikroba tanah ·banyak yang berperan didalam penyediaan

maupun penyerapan unsur hara bagi tanaman. Tiga unsur hara penting

tanaman, yaitu Nitrogen (N), fosfat (P) dan kalium (K) seluruhnya melibatkan

aktivitas mikroba. Hara N tersedia melimpah diudara, kurang lebih 74 persen.

Namun, N udara tidak dapat langsung dimanfaatkan oleh tanaman. N hars

ditambat oleh rnikroba dan diubah bentuknya menjadi tersedia bagi tanaman.

Berbagai hormon pertumbuhan seperti kelornpok Auxin, Giberallin dan

Sitokinin sebaqian disinyalir dapat diproduksi oleh rnikroba didalam tanah


'
yang selanjutnya dapat meransang perturnbuhan tanarnan. Giberalin sendiri

pada mulanya diisolasi dari fungi Giberel/a fujikµroi, sementara berbagai

jenis bakteri dalam medium pertumbuhan mampu memproduksi senyawa

4
triptofan maupun indole yang kemungkinan dapat dimanfaatkan oleh

tanaman sebagai prekursor hormon lndole Acetic acid, lndole Butiric Acid

maupun Naphthelene Acetic Acid.

Aspek penghambatan penyakit akar sanagt panting da!am dunia

hortikultura untuk memperoleh tanaman yang sehat dan subur. Berbagai

jenis bakteri dan fungi telah dilaporkan rnarnpu untuk menghambat

perturnbuhan penyakit tanaman terutama penyakit akar (Aryantha, dkk,

2003)

Dalam upaya menyeimbangkan dan meJestarikan ekosisitem

pertanian, menurut Prof. Higa dapat dicapai dengan menyeimbangkan

mikroba heterotrof dan autotrof. Atas dasar keberadaan mikroba dalam tanah

Higa membagi tanah kedalam 4 tipe : 1) disease-inducing soil, 2) disease-

suppressive soil, 3) zymogenic soil dan 4) synthetic soil (Higa, 1988 dalam

Aryantha, 2003). Dengan konsep ini dapat dilakukan pengkondisian tanah

pertanian dengan mengkombinasikan antara mikroba penekan penyakit,

mikroba lakto-aseto fermentatif dan mikroba pemfikasasi nitrogen.

BAB 4. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Menqisolasi bakteri tanah dari

beberapa kawasan hutan di pulau Lornbok, 2) Menyeleksi dan

mengidentifikasi isolat, dan 3) Membuat cultures stock isolat potensial.


,

Dengan penelitian ini diharapkan memberikan kontribusia dalam

mencegah kehilangan kekayaan biodiversitas mikroorganisme bermanfaat

akibat adanya perladangan liar yang tak terkendali, kebakaran dan

5
penebangan hutan secara tak bertanggung jawab dapat terselamatkan.

Selain itu, isolat mikroba bermanfaat dalam bentuk kultur stok dapat

dipergunakan untuk berbagai keperluan penelitian, praktikum dan industri

berbasis mikroba.

BAB 5. METOOE PENELITIAN

Penelltian lni terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu meliputi 1)

pengambilan contoh tanah, 2) isolasi dan seleksi bakteri bermanfaat, 3)

pengamatan ciri morfologi, 4) uji aktifitas isolat, dan 5) pembuatan culture

stock

5.1. Sampel Mikroba

5.1.1. Lokasi pengambilan sampel

Lokasi kawasan hutan untuk eksplorasi bakteri mefiputi kawasan

hutan di pulau Lombok dengan kondisi vegetasi yang masih baik, yaitu

kawasan hutan Gunung Rinjani, Hutan Pusuk,. hutan konservasi Suranadi

dan hutan Sesaot

5.1.2. Jenis sampel mikroba

Sebanyak 11 contoh tanah diambil dari kawasan hutan yang telah

ditentukan. Dari setiap contoh tanah diambil sebanyak ± 10 gram, setiap

contoh diberi label seperlunya. Seluruh contoh tersebut dikelompokkan dan

disimpan pada suhu 4°C.

5.2. lsolasi Mikroba Tanah

Sebanyak satu gram tanah ditambahkan kedalam 9 ml larutan garam

fisiologis steril dalam tabung reaksi, lalu dibuat pengenceran sampai 10-1

6
5.2.1. lsolasi Bakteri Tanah

Sebanyak 1 ml suspensi darl setlap pengenceran d,i sebarkan

kedalam media Plate Count Agar (PCA). Lalu diinkubasi pada 30°C selama

48 jam. Jumlah koloni bakteri didalam biakan tersebut dihitung. Kemudian

koloni yang rnenunjukkan penampakan yang berbeda diisolasi, kemudian di

sub kultur pada media A9~r Nutrien (NA) untuk mendapatkan biakan murni

dan disimpan dalam media Agar miring.

5.2.4. lsolasi endospora

Panaskan suspensi tanah 10·1 pada suhu 80°C selama 15 menit. Lalu

buatlah seri penqenceran sampai 10-5. Sebanyak 1 ml suspensi dari setiap

pengenceran di sebarkan kedalam media Plate Count Agar (PCA). Lalu

diinkubasi pada 30°C selama 48 jam. Jumlah koloni yang muncul didalarn

biakan tersebut dihitung. Kemudian koloni yang menunjukkan penampakan

yang berbeda diisolasi dan sub kultur untuk mendapatkan biakan murni dan

disimpan dalam media Agar miring.

5.3. Uji Aktivitas lsolat

Dilakukan untuk menguji potensi kemanfaatan isolat yang meliputi

daya antimikrobial, solubelisasi fosfat, plant growth promoting bacteria,

penghasil biopestisida, dan kemampuan mendegradasi bahan organic

kompleks.

5.4. ldentifikasi lsolat Bermanfaat

5.4.1. Pengamatan Ciri Morfologi Koloni dan Sel

lsolat yang sudah murni diamati morfologi koloni yang meliputi

bentuk, tepian, elevasi dan konsistensi (Hadioetomo, 1986), selain itu setiap

7
koloni umur 24-72 jam dibuat lekapan basahnya untuk mengamati bentuk sel

(Pewarnaan Gram), bentuk dan letak spora (Pewarnaan Spora) dibawah

mikroskop cahaya dengan perbesaran 1000 kali.

F .5. Pembuatan cultures stock isolat bermanfaat.

Untuk pembuatan Cultur Stock digunakan media agar miring. Biakan

bakteri menggunakan medium Nutrien Agar (NA) dan disimpan dalam lemari

pendingin..Kultur isolat diremajakan setiap tiga bulan.

BAB 6. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1. Deskrlpsl LokCJSi Pengambilan Co'ltoh

Pengambilan contoh tanah dilakukan pada 11 lokasi hutan dengan

kondisi vegetasi yang beraqarn dan dengan ketinggian tempat yang

berbeda. Delapan diantaranya termasuk kedalam kawasan hutan Gunung

Rinjani dan 3 lainnya meliputi hutan Sesaot, hutan konservasi Suranadi,

dan hutan Pusuk Pemenang. Rmclan lokasi pengambilan contoh berserta

kondisi vegetasinya pada tabel 1.

Table 1. Lokasi hutan tempat pengambilan contoh beserta veqetasi yan~


dominan
No. Kode contoh Lokasi Posisi Vegetasi
dominan
1. GR-1 1 Km Gerbang 1053 dpl . Campuran
Hutan Rinjani S' 08° 27' 21•
E' 116°31' 56,5 N

2: GR-2 Sebau 1306 dpl - Plompong


S' 08°25' 48.2• - Kokos udang
'~ E' 116°32' 27,6"
3. GR-3 Timur Pusuk 1628 dpl - Kire
Sembalun S' 08° 24' 54.6° - Temek
E' 116° 32' 17,6"
4. GR-5 Bukit Sembalun-1 1813 dpl Cemara
. S' 08° 20' 35.2"
E' 116° 32' 25. 7"
5. GR-6 Bukit Sembalun-2 1628 dpl Bakbakan
s· 08° 20' 37 .3·
E' 116°32' 2f.2•
6. GR-7 Bukit Sembalun-3 1760 dpl Telingan Bawi
s· 08° 20' 22.4•
E' 116° 32' 34.3"
7. GR-8 Utara Gunung Rinjani 815 dpJ Campuran
S' 08° 19' 17.Z'
E' 116° 29' 35.3"
8. GR-9 Senaru 480 dpt Campuran
s· 08° 18' os.e' pohon Are
E' 116°24' 29.6•
9. HP-1 Pusuk Pemenang 1430 dpl -Kum bi
s· 08° 15' 05.6" - mahoni
E' 116° 23' 29.6•
10. HS-1 Sesaot s· 08° 11' oae- Mahoni
11. HKS-1 Konvervasi Suranadi - Dao
- Kumbi

Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa selain hutan pusuk pernenang

dan hutan sesaot, lokasi pengambilan contoh memiliki vegatasi yang

beragam dengan kepadatan pepohonan yang tinggi. Hutan pusuk Pemenang

dan hutan Sesaot ditumbuhi oleh pohon yang didominasi oleh mahoni dan

kumbi. Menurut Richards (1974), bahwa tanah dikatakan subur bila

mempunyai kandungan dan keragarnan biologf yang tinggi.

6.2. lsolasi Bakteri Tanah

lsolasi bakteri tanah dilakukan dengan rnenurnbuhkan contoh tanah

yarig telah diencerkan dengan larutan garam fisologis pada media PCA dan

diinkubasi selama 24 jam pada suhu ruang. Hasil isolasi dari 11 contoh

tanah diperoleh 74 isolat bakteri. Jumlah isolat bakteri dari tiap-tiap contoh

tanah pada tabel 2, sedangkan deskripsi morfologi koloni setiap isolat pada

Lampiran 1.

9
Tabet 2. Jumlah isolat bakteri yang diperoleh dari masing-masing contoh
tan ah

No. Kode contoh Jumlah lsolat


1. GR-1 7
2. GR-2 6
3. GR-3 10
4. GR-5 6
5. GR-6 5
6. GR-7 5
7. GR-8 7
8. GR-9 4
9. HP-1 6
10. HS-1 3
11. HKs-1 8
Total 74

Sebelah timur hutan Pusuk Sembalun (GR-3) didominasi oleh pohon

kire dengan kerapatan yang sangat tinggi dan dlperklrakan telah berumur

puluhan tahun. Demikian pula dengan kawasan hutan konservasi Suranadi

yang ditumbuhi oleh pepohonan yang rindang, tinggi, diameter pohon yang

besar sehingga membentuk kanopi yang menyebabkan area disekitarnya

menjadi gelap dan lembab. Semakin tinggi kerapatan dan umur tanaman

maka semakin luas daerah yang- dapat dijangkau· oleh system perakarannya

sehinqqa eksudasi akar juga semakin banyak.

Rao (1994) menyatakan bahwa aktivitas mikrobiologis rizosfer lebih

tinggi di banding tanah yang jauh dari perakaran tanaman. lntensitas


11 11
kegiatan tersebut tergantung dari jarak tempuh yang dicapai eksudasi

oleh system perakaran.

10
6.3. Uji Aktivitas lsolat Bakteri Tanah

6.3.1. Seleksi lsol~t Sakteri Pelarut Fosfat

Koloni yang tumbuh terpisah dan menampilkan morfologi koloni

berbeda pada medium PCA disubkultur kembali pada medium pikovskaya,

untuk mendeteksi keberadaan zona bening disekitar koloni. Hasil lsolasi,

diperoleh sepuluh isolat bakteri yang menunjukkan zona bening disekitar

koloni (tabet 3).

Tabel 3. Daftar lsolat bakteri pelarut fosfat


No Sumber lsolat Kode lsolat
1 1 Km Gerbang Hutan Rinjani GR-1-5
2 Sebau GR-2-4
3 Timur Pusuk Sembalun GR-3-7
4 Bukit Sembalun-1 GR-4-4
5 Bukit sembaum-z GR-5-2
6 Utara G4nung Rinjani GR-6-2
7 Senaru GR-8-3
8 Pusuk Pemenanq HP-9-1
9 Sesaot HS-1-1

Kesepuluh isolat yahg diperoleh kemudian diseleksi untuk mengetahui

koloni mana yang mampu mempertahankan zona bening disekitar kbloni.

Kesepuluh koloni disubkultur pada medium pikovskaya seleksi yang

mengandung 5 gr K2HP04 setiap litemya. Setelah diinkubasi selama 5 hari,

koloni bakteri diamati zona beningnya dengan meneteskan reagen biru

bromtimol pada sekitar koloni.

Koloni bakteri pelarut fosfat akan dapat mempertahankan zona


,.
.
beningnya, karena mampu memanfaatkan K2HP04 sebagai satu-satunya

sumber fosfat sedangkan bakteri pembentuk asam non fosfolitik tidak

11
menunjukkan adanya zona bening qi sekitar koloni karena bakteri ini tidak

mampu memecah senyawa K2HP04.

Berdasarkan hasil seleksl, ke-10 lsolat rnarnpu mempertahankan zona

bening disekitar kolonl, yang berarti bahwa 10 isolat tersebut adalah bakteri

pelarut fosfat.

Kemampuan lsolat Mendegradasi Senyawa Fosfat

Kemampuan bakteri pelarut fosfat dalam mendegradasi senyawa

fosfat dapat dilihat dari indeks zona beningnya. Semakin besar ukuran

indeks zona bening menunjukkan bahwa bakteri tersebut memiliki

kemampuan yang semakin tinggi dalam melarutkan fosfat, begitupula

sebaliknya. Premono (1998) menjelaskan bahwa nilai nisbah B/K (indeks

zona bening) dapat dipakai sebagai indikator untuk memilih koloni bakteri

pelarut fosfat yang t;)erkemampuantinggi dalam mendekomposisi fosfat.

Tabel 4. Diameter zona beriing ke-3 isolat BPF


lsolat
Diameter
Zona GR- GR-52 GR-62
GR-15 GR-24 GR--3, GR-83 GR-91 HP-11
44
B (mm) 17 13 15 20· 23 12 15 25 23

K(mm) 2,5 3 1 2 4 5 1,5 2 3

Nisbah 6,8 4.5 15 10 5,7 2,4 10 12,5 7,2


B/K
Keteranqan :
K : diameter kotoru
B : diameter zona bening
B/K : disebut sebagai indeks zona bening

Berdasarkan kemampuan degradasi diketahui bahwa isolat GR-3-7

dan GR-9-1 memiliki kemampuan degradasi yang paling tinggi, yang

ditunjukkan denqan indeks zona bening sekitar 15 dan 12,5. (Tabet 4 dan

12
Gambar pada Lampiran 2). Tingginya daya pelarutan fosfat oleh isolat

GR-3-7 diduga karena isolat yang diisolasi dari dari Timur Pusuk Sembalun

ini tumbuh dan beradaptasi denqan kondisi tanah yang berkapur. Bakteri

yang berasal dari tanah berkapur memiliki kemampuan untuk melepaskan

ion Kalsium (Ca) dari kompleks mineral tanah.

6.3.2. Seleksi lsolat Bakteri Anti Jamur

Penggunaan biofungisida yang diproduksi secara alami oleh mikroba

atau tanaman menjadi pilihan terbaik untuk mengendalikan fungi atau jamur

berbahaya, Selain karena spesifisitasnya yang tinggi ternadap jamur farget,

biofungisida juga dapat diuraikan secara biologis, dapat diproduksi dalam

skala industri, ramah lingkungan dan resistensi terhadap fungi target lebih

lambat.

Dalam penelitian ini telah dilakukan seleksi bakteri yang memiliki

kemampuan untuk menghambat pertumbuhan jamur patogen. Jamur uji

yang digunakan adalah Fusarium .sp dan diuji rnenggunkan teknik "Dilusi

Agar Plate". Sedangkan besarnya aktivitas antijamur diukur berdasarkan

persentase penghambatan pertumbuhan jamur berdasarkan formula

Skidmore (1976).

Hasil seleksi aktivitas antijamur terhadap 74 isolat ternyata h?nya

diperoleh 4 isolat yang mampu menghambat pertumbuhan jamur, yaitu GR-

2-6, GR-8-4, GR-8-5 dan GR-9-3. Data p~ngamatan isolat antijaur

ditunjukkan pada tabel 5 dan Gambar pada Lampiran 3.

13
Tabel 5. Data aktivitas ~an efektifitas antijamur isolat bakteri

lsol.at Rataan Diameter Aktivitas Efektifitas anti


koloni jamur penghambatan jamur

Kontrol 70mm - -
GR-2-6 22mm 69% moderat sensitif
GR-8-4 25mm 64% moderat sensitif
GR-8-5 30mm 57% moderat resisten
GR-9-3 28mm 60% moderat sensltlf

Perbedaan diameter koloni jamur pada media LA yang telah diberi

metabolit isolat bakteri dibandingkan dengan pertumbuhan jamur pada

kontrol menunjukkan bahwa isolat bakteri tersebut mampu menghambat

pertumbuhan Fusarium. Gasparic, et al., (1998) menyatakan bahwa

kemampuan antiiarnur isolat bakteri terjadi karena adanya zat antijamur

yang diproduksi selama fase stationer berupa eksotoksin polipeptida yang

dikenal sebagai basitrasin. Mekanisme penghambatannya adalah dengan

jalan menghambat sintesis dinding sel. 'Basitrasin membentuk ikatan

kompleks dengan C55-Jsoprenilpyrophosphat (IPP) dan kation metal divalen

mernbentuk kompleks Basltrasin-M" - IPP. Kompleks inilah yang kemudian

memblokir kerja IPP dalam mensintesis peptidoglikan.

Efektifitas penghambatan pertumbuhan jamur oleh isolat bakteri

sampai taraf moderat sensitif menunjukkan bahwa kemampuan

penghambatannya masih tergolong rendah. Hal ini diduga terjadi karena

produksi eksotoksin selama ditumbuhkan dalarn media minimal masih

sangat sedikit sehingga efektivitasnya pun berkurang. Efektifitas suatu

senyawa bioaktif sangat bergantung pada konsentrasi bioaktif tersebut.

Efektifitas yang oatlrnum dapat terjadl jika konsentrasi senyawa bioaktif

14
dalam suatu bahan .berada pada leyel optimum untuk menghambat rnaupun

mematikan suatu agen patogen.

6.3.3. Sele~si Isclat Bakteri Proteolitik

Bakteri-bakterf proteolitik memegang peranan penting dalam proses


dekomposisi sisa-sisa tanaman dan hewan menjadi bahan organik berupa
humus. Humus merupakan bahan organik tanah yang berwarna gelap dan
cukup stabil, sebagai suatu kompleks asam amino-lignin dengan komposisi
45% lignin, 35 % asarn amino, 11 % karbohidrat, (4 % selulosa, 7 %
hemiselulosa), lemak, lilin dan resin 3 % dan campuran bahan Iain 6 %.
Berikut ini hasil seleksi isolat bakteri proteolitik m~nggun~kan media

Luria Agar yang ditambahkan susu skim sebanyak 2 %. Dari 74 isolat

diperoleh 5 isolat yang memiliki indeks proteolitik lebih dari 10, yakni GR-h,

GR-24, GR-51, GR-7s, dan GR-93 (gambar pada t.ampiran 4).

T abel 6. Diameter zona bening isolat bakteri proteolitik

Diameter lsolat bakteri


Zona GR-13 GR-24 GR-51 GR-7s GR-93
B (mm) 24 18 19 21 23

K (mm) 2,1 1,3 - 5,1 2 1,9

Nisbah 11,43 13,85 12,67 10,5 12.1


8/K
Keterangan :
K: diameter kotoru
B : diameter zona bening
B/K : disebut sebagai indeks zona bening

Berdasarkan indeks zona bening (nisbah B/K) pada Tabel 6 diketahui


,
bahwa isolat GR-42 yang berasal dari hutan Sebau memiliki kemampuan

degradasi protein paling tinggi, yaitu 13,85 mm. Hutan Sebau termasuk

kedalam kawasan hutan Gunung Rinjani, ditumbuhi oleh pepohonan dengan

15
vegetasi yang beragam, akan tetapl dldominasi oleh tanaman klokos 1,Jdang

dengan diameter pohon hingga mencapai 70 cm dengan tinggi tanaman

lebih dari 20 meter. Kondisi hutan ya11g sangat rimbun ini memungkinkan

munculnya lsotat-leolat bakteri yang memiliki kemampuan tinggi dalam

proses dekomposisi bahan organik.

6.3.3. Seleksi lsolat Bakteri Amilolitik

Enzim amilolftik dapat di peroleh dari sejumlah sumber seperti

tanaman, hewan dan mikroorganisme. Enzim ini memiliki peranan yang

sangat penting dalam industri bioteknologi, diperkirakan sekitar 25 % dari

total enzim yang diperjual belikan dipasar (Rao; et al, 1998). Pemanfaatan

enzim ini makin meluas dalam berbagai bidang, seperti aplikasi klinis, obat-

obatan dan industri kimia.

lsolasi bakteri amilolitik yang bersumber dari kawasan hutan pulau

Lombok telah dilakukan. Seleksi didasarkan atas kemampuan isolat dalam

mendegradasi pati (soluble starch) pada media agar LA yang mengandung

sebanyak 2 persen pati dan evaluasi daya amilolitik dihitung berdasarkan

diameter zona bening yang terbentuk pada cawan agar (Gambar 1.)

16
0

leolat bakte I

Gambar 1. Diameter zona bening dari isolat bakteri amilolitik yaq


ditumbuhkan pada media Luria Agar yang diberi 2% pati. Dimana
A= GR-2-1, B=GR-2-4, C=GR-7-5, D = HS-1'-2, E= HKs-1-4, dan F:;
HKs-1-7

Hasil seleksi diperoleh 6 isolat yang memiliki kemampuan

mendegradasi pati sebagai satu-satunya sumber karbon, yaitu GR-2-1, GR-

2-4, GR-7-5, HS-1-2, HKs-1-4, dan HKs-1-7. Dari ke-6 isolat ini, HKs-1-4

menunjukkan aktivitas amilolitik paling tinggi dan yang paling rendah adalah

GR-7-5 dengan diameter zona baning masing-masing 22 mm dan 15 mm.

lsolat GR-2-4 dan GR-7-5 selain bersifat proteolitik juga menunjukkan

aktivitas amilolitik. Hal ini berarti bahwa kedua isolat mampu menghasilkan

enzim ekstraseluler protease dan amilase yang mampu memecah molekul

kompleks berupa protein dan amilum menjadi rnolekul yang lebih sederhana

berupa asam amino dan glukosa.

17
6.4. Preservasi lsolat

Pemeliharaan biakan mikroba amat penting artinya tidak saja untuk

pendidikan, penelitian, assay biologis, tetapi juga untuk keperluan industri.

Banyak kasus ketidakberhasilan atau kegagalan penelitian atau proses

industri yang semata-mata disebabkan oleh kesalahan atau ketidak-telitian

dalam proses pemeliharaan mikrobanya.

Tujuan utama penyimpanan atau pemeliharaan mikroba adalah untuk

memelihara mikroba tersebut supaya tetap hidup, terjaga dari segala

kontaminan, dan tidak mengalami variasi dan mutasi.

T erhadap isolat-isolat yang telah diseleksi dan memiliki manfaat yang

potensial rnaka dilakukan preservasi dengan metode subkultur (sub

culturing) pada media agar miring dan disirnpan dalam lemari pendingin.

Penyegaran dilakukan tiap 3 bulan sekali (Lampiran 4).

BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN

7 .1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat ditarik beberapa

kesimpulan bahwa kawasan hutan pulau memiliki kekayaan microbial yang

cukup tinggi, hal ini dapat ditunjukkan bahwa dari 11 situs diperoleh 74 isolat

bakteri. Dari ke-74 isolat bakteri tersebut, sembilan isolat merupakan bakteri

pelarut fosfat (BPF), empat isolat menunjukkan indikasi mampu untuk

menghambat pertumbuhan jamur, empat isolat 'sebaqal bakteri proteolitik

dengan kemampuan cukup tinggi dan satu isolat penghasil antibiotik.

18
7.2. Saran

Terhadap isolat yang telah diketahui memiliki potensi maka perlu

dilakukan penelitian pendalaman berupa uji aktivitas isolat secara kuantitatif,


I
identitikasl dan karakterisasi isolat serta karakterisasi senyawa aktif yang

dihasilkan oleh isolat-lsotat bakteri potensial tersebut.

19
DAFTAR PUSTAKA

Alvin, P.E., 1989. Soil Microorganism and Biochemistry, Academic Press,


Inc., California.
Aryantha, l.P.', Nganro, N.R., Sukrasno dan Nandina, E., 2003.
Pengembangan dan Penerapan Pupuk Organik Mikroba dalam Sistem
Pertanian Organi~. PAU llmu Hayati LPPM-ITB.
Atlas, RM., R. Bartha. 1993. Microbial Ecology: Fundamentals and
Application, third edition. The Benjamin Cummings Publishing
Company, Inc.
Cappuccino, J.G., N. Sherman. 1987. MICROBIOLOGY: A Laboratory
Manual. The Benjamin/Cummings Publishing Company. Inc. California
94025.
Colome, J.S., AM. Kubinski, R.J.Cano, Grady D:V. 1986.Laboratory
Exercises in Microbiology. West· publishmq.Company, USA.
Hadioetomo, R.S, 1991. MIKROBIOLOGI DASAR DALAM PRAKTEK :
Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium. RT. Gramedia, Jakarta.
Perry, A.S., I. Yamamoto, I. lshaaya, R.Y. Perry. 1998. Insecticides in
Agriculture and Enviroment: Retrospect and Prospects. Springer
Verlag Berlin Heidelberg.
Rao, M.B.; Tanksale, A.M.; Gathe, M.S.; Deshpande, V.V. (1998). Molecular
and biotechnological aspects of microbial proteases. Microbial. Mo/.
Biol. Rev., 62, 597--635.
Richards; B.N. (1974.J Introduction to the Soil Ecosystem.
Setiadi, Y., I. Mansur, S.W. Budi, Achmad. 1992. Petuniuk Laboratorium:
Mikrobiologi Tanah Hutan. Departemen Rendidikan dan Kebudayaan,
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Pusat Antar Universitas
Bloteknologi lnstitut Pertanian Bogor.
Varma, A., L. Abbott, D. Werner, R. Hampp. 2004. Plant Surface
Microbiology. Springer Verlag.
Whitten, T., R.E. Soeriaatmadja, S.A. Afiff. 1999. Ekologi Jawa dan Bali: Seri
Ekologi Indonesia, jilid II. Prenhallindo, Jakarta.

20
DAFTAR PUSTAKA

Alvin, P.E., 1989. Soil Microorganism and Biochemistry, Academic Press,


Inc., Californi9,
Aryantha, l.P., Nganro, N.R., Sukrasno dan Nandina, E., 2003.
Pengembangan dan Penerapan Pupuk Organik Mikroba dalam Sistem
Pertanian Organik. PAU llmu Hayati LPPM-ITB.
Atlas, RM., R Bartha. 1993. Microbial Ecology: Fundamentals and
Application, third edition. The Benjamin Cummings Publishing
Company, Inc.
Cappuccino, J.G., N. Sherman. 1987. MICROBIOLOGY: A Laboratory
Manual. The Benlamin/Oumminqs Publishinq Company. Inc. California
94025.
Colome, J.S., A.M. Kubinski, R.J.Cano, Grady D.V. 1986.Laboratory
Exercises in Microbiology. West publishing Company. USA.
Hadioetomo, RS, 1991. MIKROBIOLOGI DASAR DALAM PRAKTEK :
Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium. PT. Gramedia, Jakarta.
Perry, A.S., I. Yamamoto, I. lshaaya, R.Y. Perry. 1998. _Insecticides in
Agriculture and Enviroment: Retrospect and Prospects, Springer
Verlag Berlin Heidelberg.
Rao, M.B.; Tanksale, A.M.; Ga.the, M.S.; Deshpande, V.V. (1998). Molecular
and biotechnoloqlcal aspects of microbial proteases. Microbial. Mo/.
Biol. Rev., 62, 597-635.
Richards, B.N. (1974.) lntroduction to the Soil Ecosys~em.
Setiadi, Y., I. Mansur, S.W. Budi, Achmad. 1992. Petunjuk Laboratorium:
Mikrobiologi Tanah Hutan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Pusat Antar Universitas
Bioteknologi lnstitut Pertanian Bogor.
Varma, A., L. Abbott, D. Werner, R Hampp. 2004. Plant Surface
Microbiology. Springer Verlag.
Whitten, T., R.E. Soeriaatmadja, S.A. Afiff. 1999. Ekologi Jawa dan Bali: Seri
Ekologi Indonesia, jilid II. Prenhallindo, Jakarta.

20
EKSPLORASI BAKTERI POTENSIAL DARI BEBERAPA KAWASAN HUTAN
PULAU LOMBOK

PERSONALIA PENELITIAN

I. Peneliti Utama

Nama : Faturrahman, M.Si I L


NIP : 132 304 909
lnstitusi : Program Studi Biologi Universitas Mataram
Alamat : JI. Majapahit No. 62 Mataram 83125
Telp./fax/HP : (0370) 639376 / 085937059750

Lembaga Penyelenggara Riset : DP3M DIKTI via Lembaga Penelitian UNRAM


Alamat : JI. Pendidikan No Mataram 83125
Tip/fax : 0370-648796
Bidang Keahlian : Bioteknologi Mikroba
II. PENELITI
Nania : Ernin Hidayati, M.Si p
NIP : 132304
Jabatan : Penata Muda TK. I/ lllb
lnstitusi : Program Studi Biologi Universitas Mataram
Alamat : JI. Majapahit No. 62 T elp. (0370) 639376

Lembaga Penyelenggara Riset : Lernbaqa Penelitian UNRAM


Alamat : JI. Pendidikan No Mataram 83125
Tip/fax
Bidang Keahlian : Mikrobiologi

Ill. ANGGOTA PENELITI

Nama : Bambang Fajar Suryadi, M.Si I L


Jabatan : Penata Muda TK. I/ lllb
lnstitusi : Program Studi Biologi Universitas Mataram
Alamat : JI. Majapahit No. 62 Telp. (0370) 639376
Lembaga Penyelenggara Riset : Lembaga Penelitian UNRAM
Alamat : JI. Pendidikan No Mataram 83125
Bidang Keahlian : Biotekncloql
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran I. dokumcntasi bcbcrupu lokasi


pengambilan contoh tanah

"-•.

Hutan Kumbi-Pusuk Pemenang

Hutan Mahoni Sesot Koleksi contoh tanah

~-:·
,. :, :·--~-
.. ~~- -·~-- ~
Hutan Sebau - menuju Hot Spring Proses Isolasi
I .ampirun 2. Sclcksi anti jamur I .ampiran J. Sclcksi l'clarut fosfol

Jamur Fusarioum Kontrol lsolat GR-8-3

Fusarium ditantang lsolat GR-8-4 Isolat GR-9-1

Fusarium ditantang Isolat GR-2-6 Isolat GR-2-4


Lampiran 4. Seleksi bakteri proteolitik Lampiran 5. Pembuatan Kultur stok

Kultur stock isolate dalam Agar miring


Isolat GR-5~1

Isolat GR-7-5

Lampiran 5. Seleksi bakteri amilolitik

Isolat GR-2-1, GR-2-4 dan HKs-1-4


OEPARTEMEN PE;NDIDIKAN NASIONAL R.I.
UNIVERSITAS MATARAIV1
LEMBAGA PENELJTIAN
JI. Pendidikan No.37 Mataram NT6, Tlp.(0370) &41552, 63826~
Fj.ix.(0370) 6JS2G5, e-mail: lerullt_wiraul@JahOQ.com
'

SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PENELITIAN COSEN MUDA


TAHUN ANG GARAN 2007
Nomor : 163b/H18.12.2/PU2007
Pada hari ini Senin tanggal dua bulan April tahun dua ribu tujuh, kami yang bertanda
tangan di bawah ini:
1. Ir. H. Yusuf Akhyar Sut~ry.ono, Ph.D. Dalam hal ini bertindak selaku Ketua
t.ernbaqa Pene.litian Universitas Matararn
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA

2. Faturrahman, M.Si Dalam hal · ini bertindak selaku K?t\.JQ


Pelaksana Penelitian, selanjutnya disebut
PIHAK KEDUA.
Kedua belah pihak bersarna-sarna telah sepakat mengadakan perjanjan pelaksanaan
Penelitian Dosen Muda, dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut :
Pasal 1
(1) PIHAK PERTAMA rnernberi tugas kepaca PIHAK "KEDUA dan PIHAK KEDUA
menenma tuqas tersebut untuk melaksanaxan dan sebagai penar\ggun9 jawab
pelaksanaan penelitian yang berjudul : "Eksplorasi Bakterl Potensial Dari Berbagai
Kawasan Hutan Pulau Lombok"

(2) Pelaksanaa.1 perrelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1 ), mengacu pada Proposal
Penelitian yang te!ah disetujui oleh Dikti-Depdiknas sebagaimana tercantum dalam
lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat perjanjian ini.
• l

Pasal 2 ··
PIHAK PERTAMA menghibahkan dana untuk kegiatan sebagaimana dimaksud pada
pasal 1 sebesar Rp. 10.000.000,- (Sepuluh juta rupiah) yang dibebankan kepada OIPA
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Oepurternen Pendidikan Nastoner No. 01.45.0/023-
010/-/2007 tanggal 31 Oesernber 2006.
· Pasal 3
Pembayaran dana penelitian sebagaimana c.:imaksud pada pasal 2 oleh PIHAK PERTAMA
kepada PIHAK KEDUA dilakukan secara bertahap sebagai berikut :
a. Tahap pertama 70°/o x Rp. 10.000.000,- = Rp. 7.000.000,- setelah Surat Perjanjian ini
ditanda tangani oleh kedua belah pihak.,;
b. Tahap kedua ·30% x Rp. 10.000.000, =
Rp. 300.0.000,· Setelah PIHAK KEOUA
menyerahkan laporan hasil penelitian kepada PIHAK PERTAMA;
Pasal4

Segala sesuatu yang berkaitan dengan Pajak PPt1 rnenjadl


berupa PPn dan/atau
tanggungjawab PIHAK KEOUA dan harus disertorkan ke kas Negara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 5

a. Bersama-sama dengan PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA berkewajiban


mengupayakan dan/atau menindak lanjuti penelitian seperti terrnasuk dalam pasal 1
untuk rnernperoleh paten dan/atau pub.ikasl ilmiah dalarn jumal Naslonal/lnternasfcnal
dan/atau teknologi tepat guna atau rekayasa sosial dan atau buku ajar.
b. PIHAK KEDUA berkewajiban membuat laporan akhir penelitian untuk disampaikan
kepada Lernbaga Penelitian Universitas Mataram.
c. PIHAK KEDUA menyampaikan databese penelitian kepada pihak pertama sesuai
format buku panduan yang disediakan PIHAK PERTAMA.
d. PIHAK KEDUA harus/memastikan dapat mempresentasik,an hasil penelitiannya pada
seminar yang akan dila.ksanakan oieh PIHAK PERTAMA dan/atau Direktorat
Pendidikan Tinggi, Departemen Pendldrkan Nasional.
e. PIHAK KEDUA wajib memberikan data, informasi, dan keterangan seoara benar dan
jujur kepada Tim Monitoring dan Evalua.ai (monev) yang berasal dari Direktorat Jendera!
Pendidikan Tinggi Depdiknas dan/atau Tim Monev yang oloentuk oleh Lembaga
Penelitian Universitas Mataram.

Pasal6

1 ). Apablla PIHAK KEDUA, karena satu dan lain hal berrnaksud merubah pelaksanaan,
judul, jangka waktu, lokasi penelitian, dan/atau Ketua Peneliti dari pelaksana penelitian
yang teah disepakati catarn Surat Perjanjian ini, PIHA~ "KEOUA harus mengajukan
perrnohonan perubahan tersebut kepa~ PIHAK PERTAMA.
2). Perubahan Pe!aksanaan Penelitian tersebut pada ayat 1 Pasal 6 dalam Surat Perjanjian
ini dapat dibenarkan bila telah mendapat persetujuan lebih dahulu dari PIHAK
PERT AMA.

Pnsal7
'I. PIHAK KEDUA harus menyelesaikan penelitian yar1g dimaksud dalam pasal 1 selambat-
lambatnya, tanggal 1 Desember 2007;
2. PIHAK KEDUA harus menyerahkan Laporan akhlr Hasil Pelaksanaan Penelitian kepada
PIHAK PE.RTAMA dalarn bentuk hard copy sebanyak 8 {delapan) eksernplar dan dalam
bentuk soft copy (CD dalam format MS Word) sebanyak 2 (dua) copy CD disertai dengan
Ringkasan/Summary (abstrak) dalam Bahasa Indonesia maupun Bahasa lnggeris '
sebanyak 2-3 halaman dan artikel ilrniah yang terpisah dari laporan sebanyak 4 (empat)
eksemplar.
Pasal8

(1) PIHAK KEDUA wajib membuat loog book kegiatari.penelitian dan log book penggunaan
dana penelitien ·
(2) Loog book sr:bagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diserahkan kepada PIHAK
PERTAMA bersarna-sarna dengan laporan akhir penelitian dan dokumen-cokurnen lain
sebagaimana disebutkan pada pasal 7 ayat (2)
(3) Penyerahan )oog book penggunaan dana penelitian oleh PlHAK KECUA kepada PlHAK
PERTAMA olserta: den9an tanda bukti/kwitc;insi penQgunaan dana penelitian can paj~~·
pajak y~ng harus djb~yarkan kepaca kas Negara.
(4) Apabila PIHAK KEDUA tidak melakukan sebagaimana dlsebutkan pada ayat (3), maka
PIHAK PERTAMA berhak mengambil 15% dari total dana penelitian PIHAK PERTAMA
untuk pembayaran pajak yang akan disetorkan ke kas Negara.

Pasal 9
Laporan hasil penelitian dalam bentuk "hard copy" tersebut 1--.Jda pasal 7 di atas harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. Bentuk/ukuran kertas kuarto;
b. Warna cover (disesuaikan dengan ketentuan yang ditetapkan);
c. Dibagian oawah kulit ditulis :
Dibiayai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional,
sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah Penelitian Nomor:
01 O/SP2H/PP/QP2M/111/2007tanggal 29 Maret 2007.

Pasal 1 O

1. Dalam hal Ketua Pelaksana Penelitian yang tersebut dalam pasal 1 tidak dapat
menyelesaikan pelaksanaan penelitian ini sepenuhnya, maka PIHAK KECUA harus
menunjuk pe1ggantinya yang berasal dari anggota Tim pen~iti atau yang berkornpoten
dalam bidang·ilmu tersebut atas persetujuan PIHAK PERTAMA.
2. Apabila bates waktu habisnya masa Penelitian ini PIHAK KEOUA belum juga
menyerahkan hasil pekerjaan seluruhnya kepada PIHAK PERTAMA, rnaka PIHAK
KEDUA dikenakan denda sebesar 1/1000 (satu perm ii) setiap hari keterlambatan
terhitung dari tanggal jatuh tempo yang t~lah ditetapkasi sarnpai setinggi·tingginya 5%
(lima persen) dari nilai surat perjanjian pelaksanaan penelitian; .
3. Dalam hal PIHAK KEDUA tidak dapat memenuhi Perjanjian Pelaksanaan Penelitian ini
hingga tanggal 15 Desember 2007, maka PIHAK KEDUA wajib mengembalikan dana
penelitian yang telah diterimanya kepada PIHAK PERTAMA untuk selanjutnya disetorkan
kembali ke Kas Negara -
4. Apabila waktu penclitian seperti tersebut pada pasal 7 (1) tidak dapat dipenuhi, maka
untuk selanjutnya PIHAK PERTAMA akan mempertimbangkan usul-usul penelitian
berikutnya yang berasat dari peneliti yang bersangkutan.
5. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa judul-judu' penelitian sebagaimana tersebut pada
pasal 1 terdapat duplikasi, maka penelltian tersebut dinyatakan batal dan PIHAK KECUA
wajib mengembalil::m dana penelitian yar.g telah diterimanya kepada PIHAK PERTAMA
untuk selaniutnya disetor kembali ke Kas Negara.

Pasal 11

Hak Kekayaan lntelektual yang dihasilkan dari petaksanaan penelitian tersebut diatur dan
dikelola sesuai denga·n peraturan dan per unuang·unda'.)QaAyang berlaku.
Pa~al 12

Hasil penelitian berupa peralatan dan/atau alat yang dibeli dari kegiatan penelitian ini adalah
milik Negara yang dapat dihibahkan kepada Perguruan Tinggi pihak kedua atau Lembaga
Pemerintah lain rr.elalui Surat Keterangan Hibah.

Pa!'al 13

Surat Perjanjian Pelaksanaan Penelitian dibuat rangkap 3 (tiga), 1 (satu) rangkap dibubuhi
meterai Rp. 6.000,- (enarn ribu rupiah) yang biaya meterainya dibebankan kepada PIHAK
KE DUA.

Pasal 14

Hal yang belurr diatur dalam perjanjian ini, akan ditentukan kemudian oleh kedua belah pihak
secara musyawarah. -

PIHAK KEDUA
Ketua Pelaksana Penelitian,

Faturrahman, M.Si
NIP. 132304909

Anda mungkin juga menyukai