Anda di halaman 1dari 5

A.

ANALISIS SITUASI

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Farmasi merupakan pendidikan

menengah dibawah naungan Dinas Pendidikan Propinsi yang mengkhususkan pada

bidang keilmuan farmasi. Sebelumnya bernama Sekolah Menengah Farmasi (SMF)

di bawah binaan PPSDM Kemenkes RI. Awal tujuan pendirian SMF oleh

Kementerian Kesehatan adalah untuk mendidik dan menghasilkan tenaga asisten

apoteker (tenaga teknis kefarmasian) yang dapat membantu pekerjaan apoteker di

bidang kefarmasian. Seiring adanya perubahan regulasi dari Departemen Kesehatan

(tercantum dalam Sistem Kesehatan Nasional) bahwasanya tenaga kesehatan

sekurang-kurangnya berpendidikan Diploma III, maka semua SMF harus dikonversi

menjadi Diploma III Farmasi.

Kementrian Pendidikan melalui Dinas Pendidikan di daerah memberikan izin

pendirian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Farmasi yang tujuan awalnnya adalah

untuk menggantikan SMF dalam menghasilkan tenaga asisten apoteker. Di

Sumatera Selatan melalui Dinas Pendidikan telah banyak memberikan izin pendirian

SMK Farmasi.

SMK Farmasi Yayasan Pembina merupakan SMK Farmasi dibawah binaan

Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Selatan. Dengan adanya regulasi bahwa

tamatan SMK Farmasi tidak lagi diberikan izin sebagai asisten apoteker (tenaga

teknis kefarmasian) maka tamatan SMK Farmasi untuk bisa menjadi tenaga farmasi

harus melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi yang meliputi S1 Farmasi lanjut

apoteteker atau Diploma III Farmasi.

Orang tua siswa yang meneruskan pendidikan anaknya di SMK Farmasi,

umumnya tidak mengetahui regulasi seperti uraian diatas. Untuk itu perlu dilakukan

1
edukasi tentang regulasi tersebut dan peluang kerja kefarmasian jika tamatan SMK

Farmasi meneruskan pendidikan tinggi pada S1 Farmasi lanjut apoteteker atau

Diploma III Farmasi.

Banyak peluang berkarir di bidang farmasi jika meneruskannya pada

pendidikan tinggi farmasi. Lulusan Farmasi tidak melulu menjadi apoteker dan

berada di apotek, tapi juga dibutuhkan oleh rumah sakit, laboratorium, dan klinik.

Lulusan Farmasi juga dibutuhkan di berbagai lembaga penelitian baik milik swasta

maupun pemerintah seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM),

Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan lain-lain. Di sektor industri obat, obat

tradisional, makanan, dan kosmetik, lulusan Farmasi juga dapat berkarir sebagai

peracik dan pengembang obat-obatan, konsultan, dan manajemen mutu pada

perusahaan Farmasi.

Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan edukasi kepada siswa SMK

Farmasi khususnya SMK Farmasi Yayasan Pembina agar siswa dan orang bisa

meneruskan cita-citanya untuk bisa berkarir di bidang pekerjan kefarmasian.

B. SASARAN PkM

Siswa SMF Farmasi Yayasan Pembina Jend. Bambang Utoyo No.179, 5 Ilir, Kec.

Ilir Timur II, Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan.

C. PERMASALAHAN MITRA

Umumnya siswa SMK Farmasi belum mengetahui regulasi dari Kementerian

Kesehatan. bahwa tamatan SMK Farmasi tidak lagi bisa berkarir sebagai asisten

apoteker (tenaga teknis kefarmasian). Untuk meneruskan cita-cita awal sebelum

2
duduk di SMK Farmasi sebagai tenaga kefarmasian, maka tamat dari SMK Farmasi

harus melanjutkan ke pendidikan tinggi kefarmasian yaitu S1 Farmasi lanjut

apoteteker atau Diploma III Farmasi.

D. TUJUAN KEGIATAN

Tujuan dari kegiatan penyuluhan ini :

1. Memberikan informasi dan edukasi tentang regulasi bahwa tamatan SMK

Farmasi tidak bisa lagi menjadi asisten apoteker (tenaga teknis farmasi).

2. Memberikan gambaran karir dibidang kefarmasian jika meneruskan ke

pendidikan tinggi bidang farmasi (S1 Farmasi lanjut apoteteker atau Diploma

III Farmasi).

E. MANFAAT KEGIATAN

Manfaat kegiatan ini adalah :

1. Siswa SMK Farmasi Yayasan Pembina mendapatkan informasi tentang

regulasi bahwa tamatan SMK Farmasi tidak bisa lagi menjadi asisten

apoteker (tenaga teknis farmasi).

2. Siswa mendapatkan gambaran karir dibidang kefarmasian jika meneruskan

ke pendidikan tinggi bidang farmasi (S1 Farmasi lanjut apoteteker atau

Diploma III Farmasi).

F. SOLUSI YANG DITAWARKAN/METODA PELAKSANAAN

Metode pelaksanaannya adalah :

1. Memberikan penyuluhan diruang kelas tentang regulasi bahwa tamatan SMK

Farmasi tidak bisa lagi menjadi asisten apoteker (tenaga teknis farmasi).

3
2. Memberikan penyuluhan diruang kelas tentang gambaran karir dibidang

kefarmasian jika meneruskan ke pendidikan tinggi bidang farmasi (S1

Farmasi lanjut apoteteker atau Diploma III Farmasi).

G. TARGET LUARAN

Target dari kegitan ini adalah banyaknya siswa SMK Farmasi Pembina yang

meneruskan ke pendidikan tinggi bidang farmasi (S1 Farmasi lanjut apoteteker atau

Diploma III Farmasi) sehingga cita-cita orang tua dan atau siswa dapat dicapai

kembali.

H. JADWAL KEGIATAN

NO Kegiatan Minggu ke – November/Desember 2023

2 3 4 1

1 Penyusunan proposal

2 Perizinan

3 Pelaksanaan

4 Penyusunan laporan

I. RINCIAN BIAYA

Jumlah
No Rincian Penggunaan
(Rp)
Honorium
1
Honor Pelaksanaa 1.000.000
2 Perlengkapan
a. Brosusr 50.000
b. Transport 100.000
c. Poster 50.000

4
d. Kuisioner 65.000
e. Tenaga Teknis PKM 100.000
Jumlah 1.365.000
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009, Peraturan Pemerintah No.51


Tentang Pekerjaan Kefarmasian Departemen Kesehatan RI: Jakarta

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia 2016. Standar Pelayanan


Kefarmasian di Puskesmas. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 74 Tahun 2016. Jakarta: Departemen Kesehatan RI

Supardi, S., Susyanti, A. L., Raharni, R., & Herman, M. J. 2012. Kebijakan
Penempatan Apoteker di Puskesmas. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan,
15(2), 21337.

--------. 2004. Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit. Keputusan Menteri


Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/MENKES/SK/X/2004.
Departemen Kesehatan RI: Jakarta.

Lembaran Negara Republik Indonesia, 2023. Undang-Undang Republik Indonesia


No. 17 tentang Kesehatan; Jakarta

Anda mungkin juga menyukai