Anda di halaman 1dari 2

BAB I

LATAR BELAKANG

Pada sebuah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) efisiensi pemanasan


sangat diperhitungkan guna meningkatkan keandalan sistem pembakaran .
Pengkondisian bahan bakar sebelum dibawa ke ruang bakar sangat berpengaruh
dengan efisiensi penggunaan bahan bakar tersebut. Pemanasan udara yang
digunakan untuk pengkondisian bahan bakar tersebut menggunakan Air Heater.

Air heater adalah alat yang berfungsi sebagai pemanas udara, yang mana
di pembangkit PLTU digunakan untuk memanaskan udara pembakaran
(Secondary Air) dan udara yang digunakan untuk mengeringkan batu bara di
dalam Pulverizer agar tidak lembap dan basah saat di bawa ke ruang bakar
(Boiler furnace) lewat burner (Primary Air). Media pemanas yang digunakan
adalah gas buang (flue gas) hasil pembakaran di boiler sebelum dibuang ke
stack melalui Induced Draft Fan. Gas buang hasil pembakaran di boiler
masih memiliki panas yang cukup tinggi (sekitar 500’C) sehingga panasnya
dapat dimanfaatkan sebagai pemanas udara.

Gambar 1.1 Air Heater

1
Masalah utama yang mempengaruhi efisiensi kerja air heater adalah
terjadinya kebocoran. Kebocoran dapat terjadi karena perbedaan tekanan pada
sisi gas (Flue gas) dan udara (Secondary air dan Primary Air) ataupun juga
karena ekspansi rotor yang tidak merata akibat perbedaan suhu pada sisi gas dan
udara. Untuk mengatasi hal tersebut terdapat system control untuk memperkecil
jarak ukuran kebocoran (LSC system). Namun seringkali terjadi kegagalan pada
LCS (leakage control system) sehingga menyebabkan rubbing atau gesekan
sehingga penggerak rotor (Main Drive) air heater menjadi berat dan dapat
mengakibatkan Main drive motor trip. Apabila ini terjadi maka Unit dipastikan
runback 50%.

Ketika Air Heater main drive motor trip dalam keadaan emergency
fungsi motor penggerak akan diambil alih oleh Air Drive (udara penggerak) dari
service air namun hal tersebut tidak mampu mempertahankan load unit, hanya
untuk meminimalisir potensi bahaya yang terjadi jika Air Heater berhenti
berputar.

Untuk mengatasi hal tersebut maka dibutuhkan sebuah sistem cadangan


agar tidak terjadi runback unit akibat motor penggerak Air heater trip.
Modifikasi penambahan sensor arus (CT) pada Main drive Air heater untuk
mencegah kegagalan fungsi dari LCS system sangat berpengaruh baik terhadap
kehandalan system.

Cara ini relative simple namun sangat membantu menghilangkan potensi


runback unit (50%) akibat kegagalan pada Air Heater.

Anda mungkin juga menyukai