LATIHAN KASUS

Pengadaan tanah Proyek Jalan Lingkar Kab. Caraka sarat KKN”, demikian headline koran
lokal kota Caraka pada akhir Desember 2017. Data substansi dari koran tersebut menyatakan:
Mantan Kepala Biro Umum Kab. Caraka selaku ketua panitia pengadaan mengambil
kebijakan tanah- tanah milik penduduk akan diganti rugi dengan harga rata-rata menurut SK
Bupati Caraka lama Rp 250.000,00/m2. Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa
harga pasar tanah tertinggi di lokasi terkait pada saat itu berkisar Rp 150.000,00/m2.
Kebutuhan tanah yang harus dibebaskan untuk jalan sepanjang 25 km di Kab. Caraka
sebenarnya berjumlah 400.000 m2. Akan tetapi jumlah tanah yang telah dibebaskan oleh
panitia berjumlah 420.000 m2 dengan alasan struktur dan topografi tanah. Hasil survei di
lapangan menunjukkan bahwa terjadi mark up, karena secara fisik tanah yang dibebaskan
sebenarnya hanya berjumlah 360.000 m2. Selain itu panitia mengintimidasi para pemilik
tanah melalui para calo, sehingga penduduk menerima ganti rugi hanya Rp 100.000,00/m2.
KKN berjalan cukup mulus berkat kerja sama dalam merekayasa proyek sedemikian rupa
antara pihak eksekutif dan legislatif (DPRD). Beberapa kali protes dari berbagai lapisan
masyarakat yang merasa dirugikan tidak ditanggapi serius oleh penguasa kala itu dan selalu
dipetieskan. Seiring berjalannya waktu bupati lama diganti oleh bupati baru hasil pilkada;
demikian pula anggota DPRD sebagian besar telah berganti dari hasil pemilu 2017. Jalan
lingkar Kab. Caraka sebagian besar telah selesai, kecuali di suatu lokasi yang sama sekali
tidak dikerjakan karena kasus tersebut.
Bupati yang baru hasil pilkada tahun 2017 ingin memperoleh informasi lengkap atas kasus
tersebut supaya permasalahannya gamblang, dan apabila betul-betul terjadi kasus akan
ditidak lanjuti dengan audit forensik.
Saudara merupakan salah satu auditor forensik di Inspektorat Kabupaten Caraka yang sudah
bersertifikat dan berpengalaman diminta:
a. Buatlah telaah awal dengan menggunakan metode 5W+1H
1. Penyimpangan apa yang terjadi pada Proyek Jalan Lingkar Kab. Caraka sarat KKN
dan dampak apa yang ditimbulkan dari penyimpangan tersebut ?
Jawaban : Terjadi korupsi, kolusi, nepotisme, mark up, dan rekayasa proyek pada
pengadaan tanah Proyek Jalan Lingkar Kab. Caraka

2. Pada kasus Proyek Jalan Lingkar Kab. Caraka sarat KKN, pihak siapa saja yang
terlibat didalamnya ?
Jawaban : Mantan Kepala Biro Umum Kab. Caraka selaku ketua panitia pengadaan
tanah, pihak eksekutif dan legislatif (DPRD)
 3. Dimanakah kasus penyimpangan pada Proyek Jalan Lingkar Kab. Caraka sarat
KKN terjadi ?
Jawaban : Tempat kejadian di Kabupaten Caraka

4. Kapan terjadinya kasus penyimpangan pada Proyek Jalan Lingkar Kab. Caraka
sarat KKN?
Jawaban : Terjadi pada akhir Desember 2017

5. Mengapa kasus penyimpangan pada Proyek Jalan Lingkar Kab. Caraka sarat KKN
bisa terjadi ?
Jawaban :
Adanya kerja sama antara pihak KKN dan pihak eksekutif serta legislatif (DPRD)
dikarenakan untuk kepentingan pribadi.

6. Bagaimana kronologi terjadinya kasus penyimpangan pada Proyek Jalan Lingkar

Kab. Caraka sarat KKN ?
Jawaban : terjadi mark up, karena secara fisik tanah yang dibebaskan sebenarnya
hanya berjumlah 360.000 m2 sehingga mengitimidasi para pemilik tanah melalui
calo. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan merekayasa proyek oleh pihak
eksekutif dan legislatif (DPRD)

7. Berapa banyak kerugian yang dialami masyarakat kabupaten caraka karena kasus
penyimpangan Proyek Jalan Lingkar tersebut?
Jawaban : Hasil penelitian terdahulu harga pasar tanah Rp150.000,00/m²,
sedangkan hasil survei ganti rugi yang diterima Rp100.000,00/m² dan tanah yang
dibebaskan 420.000 m². Jadi, Rp150.000,00/m² - Rp100.000,00/m² =
Rp50.000,00/m² x 420.000 m² = Rp21.000.000.000 kerugian yang dihasilkan

b. Berdasarkan telaah awal tersebut buatlah hipotesa yang diperlukan.

Kepala biro umum kab.caraka,melakukan kecurangan atas proyek jl.lingkar caraka

pada akhir Desember 2017. Dimana kebijakan tanah milik penduduk diganti sesuai SK
lama bupati yaitu Rp250.000/m², akan tetapi yang diterima penduduk hanya
Rp100.000/m².

Kebutuhan tanah di kab.caraka berjumlah 400.000/m², oleh panitia dibebaskan dengan

jumlah 420.000/m², akan tetapi bukti fisik di lapangan hanya sebesar 360.000/m².
 Hal ini berjalan mulus berkat campur tangan pihak eksekutif dan legislatif (DPRD).

c. Berdasarkan telaah awal dan hipotesa tersebut buatlah suatu simpulan apakah
kasus tersebut layak untuk dilanjutkan dengan audit forensik.
 Dapat disimpulkan bahwa kemungkinan besar dalam sebuah kasus korupsi
yang tergolong cukup besar pasti ada keterlibatan pemegang jabatan penting
semisal Ketua, Sekretaris, atau Bendahara serta orang-orang yang terlibat
langsung atau memiliki fungsi dalam jabatannya untuk terlibat dalam hal
keuangan dan pengadaan barang. Peraturan yang masih memiliki celah atau
pelaksanaan aturan yang tidak disiplin menjadi salah satu peluang yang ikut
mendorong terciptanya perilaku korupsi, sehingga terlihat pemerintahan kita
yang masih belum berjalan dengan baik dari segi pembuatan dan pelaksanaan
peraturan atau hukum.Dari kasus tersebut menunjukkan bahwa Audit Forensik
memiliki peranan penting dalam pengungkapan dan penyelesaian sebuah kasus
korupsi. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa audit forensik adalah
gabungan dari ilmu akuntansi, audit, dan hukum. Dapat juga dikatakan sebagai
penggunaan ilmu akuntansi dan audit untuk kepentingan hukum. Ilmu ini
digunakan oleh seorang auditor forensik yang menjadi saksi ahli dan digunakan
untuk menghitung kerugian negara serta memberikan kesaksian di pengadilan.
Dari uraian tersebut bisa dilihat bagaimana pentingnya audit forensik yang
merupakan perpaduan antara ilmu akuntansi, audit, dan hukum. Utamanya
dalam penyelesaian kasus korupsi. Sehingga perlu untuk kasus tersebut di
lanjutkan ke tahap audit forensic karena telah memenuhi syarat tahap
perencanaan proses investigasi sehingga audit hanya perlu pengumpulan bukti
yang telah di kumpulkan oleh bupati baru dan melakukan pelaporan jika
memang sudah terbukti dan menyakinkan dapat di lanjutkan ke tahap
pengadilan.