Disusun :
Reza Dwi Kurniawan ( 992022018 )
1AP1
KATA PENGHANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan limpahan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun
laporan berjudul "Laporan Analisis Kasus Korupsi Pengadaan Lahan TPA Manggar
Balikpapan”
Laporan ini disusun untuk memberitahukan bahwa tindakan yang sangat merugikan
negara. korupsi mengakibatkan melambatnya pertumbuhan ekonomi negara, menurunnya
investasi, meningkatnya kemiskinan serta meningkatnya ketimpangan pendapatan. Korupsi
juga dapat menurunkan tingkat kebahagiaan masyarakat di suatu negara.
Dalam menyusun laporan ini, penulis menyadari masi banyak kesalahan dan
kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangunan dan dapat dijadikan bahan koreksi untuk meperbaiki penyusun laporan
berikutnya.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca
1. Menjadi orang dengan nilai kejujuran juga harus menolak ketidakjujuran. Dia harus
berani menegur atau melaporkan tindak ketidakjujuran seperti korupsi atau yang
lainnya.
2. Rasa tanggung jawab tidak begitu saja muncul, akan tetapi terjadinya melalui sebuah
proses. dari hal-hal kecil, seperti jika mengambil sesuatu harus mengembalikan pada
tempatnya. Jika berjanji, janji tersebut harus ditepati. Hal itu dilakukan secara terus-
menerus sehingga menjadi kebiasaan.
3. Menjadi disiplin sangat diperlukan oleh seorang pemimpin, apa yang dilakukan akan
dicontoh anak buahnya. Jika pemimpin tidak disiplin, maka bisa menularkan perilaku
yang buruk tersebut ke sekelilingnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Sidang dugaan kasus korupsi pengadaan lahan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
sampah Manggar senilai Rp 22 miliar Manggar dengan terdakwa Robi Ruswanto SSos,
mantan Kepala Dinas Kebersihan, Pertamanan, Pemakaman (DKPP) Kota Balikpapan
dan Drs Astani mantan Sekretaris DKPP Kota Balikpapan, kembali digelar oleh
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Samarinda. Terdakwa Robi Ruswanto
didampingi pengacara Meiki Manusama SH dan Yohanes Marroko SH, sedangkan
terdakwa Astani didampingi kantor advokat Rukhi Santoso SH MBA CIL yang dihadiri
advokat Dwi Wiharti SH MH CIL, Endang Ariati SH dan Agus Airwanto SH. Kali ini
jaksa penuntut umum (JPU) Indra Rivani SH MH, Wahyu Kirono SH MH dan Rifai
Faisal SH menghadirkan saksi pejabat, mantan pejabat, anggota DPRD Balikpapan dan
mantan anggota DPRD Balikpapan. Mereka adalah mantan Kepala Bappeda Balikpapan
Suryanto, mantan sekretariat panitia pembebasan lahan seluas 230.000 m2 atau 23 hektar
Rosin dan Ibrahim, anggota DPRD Balikpapan Syukri Wahid dan mantan anggota
DPRD Balikpapan Andi Walinono. Dalam keterangannya di hadapan majelis hakim
tindak pidana korupsi (Tipikor) Samarinda yang diketuai Lucius Sunarno SH MH
bersama anggota Arwin Kusmanta SH MH dan Suprapto SH MH, saksi Suryanto
membenarkan Pemkot Balikpapan melakukan pengadaan lahan untuk perluasan TPA
Manggar di Jl Proklamasi, Manggar, Balikpapan Timur. Namun dia tak tahu mekanisme
hingga keluar anggaran 22 miliar. “Saya tahu perencanannya. Kalau teknis pelaksanaan
pengadaan lahan, saya tidak tahu yang mulia. Karena itu bukan bidang saya. Lahan yang
dibebaskan sudah dimanfaatkan dan menjadi TPA terbaik di Indonesia, diresmikan oleh
Presiden,” ujar Suryanto yang belum lama ini pensiun dengan jabatan Kepala Dinas
Lingkungan Hidup (DLH). Sementara itu, saksi anggota DPRD Balikpapan Syukri
Wahid saat ditanya majelis hakim mengaku banyak lupa dan tidak tahu. Termasuk
adanya perubahan anggaran pengadaan lahan TPA Manggar yang semula Rp 11 miliar
naik menjadi Rp 22 miliar. “Dalam bidang komisi saya, saya tidak pernah tahu urusan
siapa yang mengurus pembebasan lahan, apalagi harga saya tidak pernah tahu,” ujar
Syukri Wahid. Hakim pun kembali bertanya. “Saya minta singkat saja, apa yang saudara
ketahui proses pembebasan lahan TPA,” ujar Lucius Sunarno. “Untuk TPA Manggar,
saya sama sekali tidak mengetahui tentang di mana titiknya, berapa luasannya, berapa
harganya, siapa orangnya yang mau dibebaskan, saya sama sekali tidak mengetahui,
yang mulia,” ujarnya. Hakim pun makin heran dan bertanya. “Pembahasan lokasi, lahan
yang dibebaskan, harganya, saudara kok tidak tahu ya?”. “Saya tidak tahu teknisnya.
Anggaran yang begitu besar, saya tidak tahu karena bukan komisi saya yang
membidangi. Yang tahu OPD yang bersangkutan,” ujar Syukri Wahid lagi. Namun
legislator dari PKS ini mengetahui bahwa anggaran semula Rp 11 miliar. Setelah itu
tidak tahu lagi karena sidang-sidang lanjutan tidak hadir. Banyaknya jawaban tidak tahu
dari Syukri Wahid memantik kemarahan hakim Lucius Sunarno karena menilai para
pejabat, mantan pejabat, mantan dewan dan dewan yang diajukan sebagai saksi, mau
lepas dari tanggung jawab atas dugaan penyelewengan anggaran pembebasan lahan TPA
Manggar yang membengkak hampir dua kali lipat dibanding harga asal dari pemilik
lahan. Sebab, dalam sidang-sidang sebelumnya, saksi-saksi dari pejabat termasuk Sekda
Kota Balikpapan Sayid MN Fadli juga banyak mengatakan tidak tahu dan lupa. “Ini
semua pada bilang gak tahu, lupa. Mau melepaskan tanggung jawab dari kasus
pembebasan lahan TPA Manggar,” ujarnya. Jawaban Syukri Wahid sempat ditanggapi
saksi Suryanto. “Adanya perubahan anggaran pembebasan lahan TPA pasti melalui rapat
dewan,” ujar Suyanto yang dibenarkan terdakwa Robi Ruswanto. Dwi Wiharti kembali
mengutip dalam BAP dari Polda Kaltim yang menyebutkan suatu hari Andi Walinono
bersama satu mobil dengan Rusdiana. Andi Walinono mengamuk dan membenturkan
kepala Rusdiana ke stir mobil karena uangnya hilang Rp 70 juta. “Benar Bu. Tapi itu
dalam kasus RPU. Jangan kaitkan dengan TPA Manggar, Bu,” kata Andi Walinono.
Jawaban Andi Walinono yang selalu mengelak, hakim Lucius Sunarno pun memberitahu
konsekuensi memberikan keterangan palsu di depan pengadilan. “Saudara saksi, nanti
keterangan saudara akan dikros cek lagi dengan saksi lainnya. Kalau ternyata saksi
memberikan keterangan palsu, nanti diproses pidana. Ancamannya hukuman 10 tahun,”
ujar hakim. Hakim kembali bertanya tentang sosok wanita tua Rusdiana yang namanya
selalu muncul dalam pengadaan lahan Pemkot Balikpapan. “Rusdiana itu siapa. ASN apa
pengusaha,” tanya hakim. Menurut Andi Walinono Rusdiana hanya seorang tukang pijat
kampung yang tinggal di Karang Joang.”Dia tukang pijat yang mulia. Dia yang
mendatangi pemilik tanah,” ujarnya. ntuk diketahui lagi, proyek pengadaan lahan TPA
Manggar seluas 23 hektare dimulai 2013 silam dan pelaksanaan pada 2014 Pemkot
Balikpapan mengucurkan anggaran Rp 22 miliar. Kemudian dilanjutkan lagi 2015 seluas
2,5 hektare dengan anggaran 5 miliar, namun baru dicairkan Rp 4,5 miliar.
Sedangkan H Rukhi Santoso mengatakan, dari seluruh luasan hektare terdapat 16 nama
pemilik lahan yang diantaranya pensiunan jenderal, pejabat pemerintahan, Ketua RT dan
warga. Kasus tersebut terungkap setelah diketahui ada selisih pembayaran. Harga lahan
per meter persegi dari pemilik lahan Rp 75 ribu, namun Pemkot Balikpapan membayar
Rp 145 ribu per meter persegi. Nah, setelah uang masuk ke rekening ke 16 pemilik lahan,
Rusdiana bertindak memotong selisih harga Rp 70 ribu per meter persegi dari total lahan
seluas 230.000 meter persegi atau 23 hektare. “Dalam kasus ini, nantinya akan
menghadirkan 56 saksi termasuk beberapa mantan pejabat Pemkot Balikpapan, mantan
anggota DPRD dan anggota DPRD yang masih aktif, serta 6 saksi ahli. Pak Sekda sudah
dimintai keterangan juga,” pungkas Rukhi Santoso yang juga Ketua DPD Kongres
Advokat Indonesia (KAI) Kaltim.(*/SIS)
Jadi dari kasus saya dapat ,ada sebuah faktor – faktor yang menyebabkan terjadi nya
korupsi di TPA Manggar :
1) Faktor Penyebab Korupsi Secara internal
Sifat serakah/tamak/rakus manusia
Keserakahan dan tamak adalah sifat yang membuat seseorang selalu tidak merasa
cukup atas apa yang dimiliki, selalu ingin lebih. Dengan sifat tamak, seseorang
menjadi berlebihan mencintai harta. Padahal bisa jadi hartanya sudah banyak atau
jabatannya sudah tinggi. Dominannya sifat tamak membuat seseorang tidak lagi
memperhitungkan halal dan haram dalam mencari rezeki. Sifat ini menjadikan
korupsi adalah kejahatan yang dilakukan para profesional, berjabatan tinggi, dan
hidup berkecukupan.
Aspek Politik
Keyakinan bahwa politik untuk memperoleh keuntungan yang besar menjadi faktor
eksternal penyebab korupsi. Tujuan politik untuk memperkaya diri pada akhirnya
menciptakan money politics. Dengan money politics, seseorang bisa memenangkan
kontestasi dengan membeli suara atau menyogok para pemilih atau anggota-anggota
partai politiknya. Pejabat yang berkuasa dengan politik uang hanya ingin
mendapatkan harta, menggerus kewajiban utamanya yaitu mengabdi kepada rakyat.
Melalui perhitungan untung-rugi, pemimpin hasil money politics tidak akan peduli
nasib rakyat yang memilihnya, yang terpenting baginya adalah bagaimana ongkos
politiknya bisa kembali dan berlipat ganda. Balas jasa politik seperti jual beli suara
di DPR atau dukungan partai politik juga mendorong pejabat untuk korupsi.
Dukungan partai politik yang mengharuskan imbal jasa akhirnya memunculkan
upeti politik. Secara rutin, pejabat yang terpilih membayar upeti ke partai dalam
jumlah besar, memaksa korupsi.
Aspek Ekonomi
Faktor ekonomi sering dianggap sebagai penyebab utama korupsi. Di antaranya
tingkat pendapatan atau gaji yang tak cukup untuk memenuhi kebutuhan. Fakta juga
menunjukkan bahwa korupsi tidak dilakukan oleh mereka yang gajinya pas-
pasan. Korupsi dalam jumlah besar justru dilakukan oleh orang-orang kaya dan
berpendidikan tinggi.
Aspek Organisasi
Faktor eksternal penyebab korupsi lainnya adalah organisasi tempat koruptor berada.
Biasanya, organisasi ini memberi andil terjadinya korupsi, karena membuka peluang
atau kesempatan. Misalnya tidak adanya teladan integritas dari pemimpin, kultur
yang benar, kurang memadainya sistem akuntabilitas, atau lemahnya sistem
pengendalian manajemen.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Tindak pidana korupsi di Indonesia semakin banyak terjadi dan memberikan dampak
bagi rakyat. Rakyat harus menanggung akibat dari tindak pidana korupsi. Pemiskinan
koruptor dianggap sebagai terobosan baru dalam menindak kasus tindak pidana korupsi.
Konsep pemiskinan koruptor dapat dijalankan dengan perampasan aset hasil tindak
pidana korupsi dan penggantian kerugian yang ditimbulkan akibat tindak pidana korupsi.
Konsep pemiskinan koruptor ini dinilai mampu memberikan efek jera sekaligus sebagai
bentuk mengurangi tindak pidana korupsi.
3.2 Saran
Perlu adanya rekonseptualisasi mengenai konsep pemiskinan koruptor. Rekonseptualisasi
dengan memberikan arahan yang jelas bagi penegak hukum mengenai konsep
pemiskinan koruptor, sehingga pelaksanaan pemiskinan koruptor dapat dijalankan
sebagai suatu terobosan hukum yang memberikan efek jera dalam tindak pidana korupsi.
DAFTAR PUSTAKA
kaltim, K. (2022, 6 28). Tiga Terdakwa Korupsi Lahan TPA Manggar Balikpapan Diputus Lebih Rendah
dari Tuntutan, JPU Kejari Balikpapan Banding.