Anda di halaman 1dari 3

Kelembagaan dan Keahlian K3

 Safety induction
Undang-undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja Pasal 13.
Pasal 13: Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan mentaati
semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat perlindungan
diri yang diwajibkan.
 APD yang disediakan
Undang-undang No. 1 Tahun 1970
Pasal 14 poin c : menyediakan secara Cuma- Cuma, semua alat perlindungan diri
yang di wajibkan pada tenaga kerja berada di bawah pimpinannya, dan menyediakan
bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-
petunjuk yang di perlukan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan
kerja.

 Penerapan SMK3
1. Undang-undang No 13 Tahun 2003
a. Pasal 87 ayat (1) : Setiap Perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan Kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem
manajemen Perusahaan
2. Peraturan Pemerintah No 50 tahun 2012
a. Pasal 5 ayat (1) : Setiap Perusahaan wajib menerapkan SMK3 di
Perusahaan nya
b. Pasal 5 ayat (2) : Kewajiban sebagaimana di maksud pada ayat (1)
berlaku bagi Perusahaan yang : Mempekerjakan pekerja/buruh paling
sedikit 100 (seratus) orang ; atau mempunyai tingkat potensi bahaya
tinggi

Penerapan SMK3 (Penghargaan K3)


1. Permenaker No 1 Tahun 2007 tentang Pedoman Pemberian Penghargaan K3
a. Bab I bagian c poin 1 : Penghargaan k3 adalah tanda penghargaan keselamatan dan
Kesehatan kerja yang di berikan pemerintah kepada Perusahaan, bupati/walikota,
gubernur dan pemerduli k3 yang telah berhasil dalam melaksanakan program
keselamatan dan Kesehatan kerja
b. Bab I bagian c poin 2 : Penghargaan Kecelakaan Nihil adalah tanda penghargaan
keselamatan dan Kesehatan kerja yang di berikan kepada manajemen Perusahaan
yang telah berhasil dalam melaksanakan program keselamatan dan Kesehatan kerja
sehingga mencapai nihil kecelakaan kerja pada jangka waktu tertentu.

 Ahli K3
1. Permenaker No 04 Tahun 1987
a. Pasal 1 poin c : Ahli keselamatan Kerja ialah tenaga tehnis berkealian khusus
dari luar Departemen Tenaga Kerja yang di tunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja
dan berfungsi untuk membantu pimpinan Perusahaan atau pengurus untuk
menyelanggarakan dan meningkatkan usaha keselamatan kerja, higene
Perusahaan dan Kesehatan kerja, membantu pengawasan di taatinya ketentuan-
ketentuan peraturan perundangan bidang keselamatan dan Kesehatan kerja.
 SK Pembentukan P2K3
1. Undang-undang No 1 tahun 1970
a. Pasal 10 ayat 1 : Menteri tenaga kerja berwenang membentuk panitia
pelaksana keselamatan kerja guna memperkembangkan kerja sama,
saling pengertian dan partisipasi efektif dan pengusaha atau pengurus dan
tenaga kerja dalam tempat- tempat kerja untuk melaksanakan tugas dan
kewajiban Bersama di bidang keselamatan dan Kesehatan kerja, dalam
rangka melancarkan usaha berproduksi
2. Permenaker No 4 Tahun 1987
a. Pasal 2 ayat 1 : Setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu pengusaha
atau pengurus wajib membentuk P2K3.
b. Pasal 2 ayat (2) : Tempat kerja yang di maksud adalah:
a) Tempat dimana pengusaha atau pengurus mempekerjakan 100
orang atau lebih.
b) Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus mempekerjakan
kurang dari 100 akan tetapi menggunakan bahan, proses dan
instalasi yang mempunyai resiko yang besar akan terjadinya
peledakan, kebakaran, keracunan, dan penyinaran radio aktif

 APD yang tidak lengkap


a. Undang – undang NO. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja. Pasal 3 ayat 1
poin f : memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 08/Men/VII/2010
Tentang Alat Pelindung Diri. Pasal 1 ayat 1:Alat Pelindung Diri selanjutnya
disingkat APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi
seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi
bahaya di tempat kerja
c. INSTRUKSI MENTERI TENAGA KERJA NO. : Ins. 2/M/BW/BK/1984
Tentang Alat Pelindung Diri
 Persediaan kotak P3K
1. Undang – undang NO. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja. Pasal 3 ayat (1)
huruf e bahwa memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan.
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. 15 Tahun 2008:
a) Pasal 1 ayat (3) Fasilitas P3K di tempat kerja adalah semua peralatan,
perlengkapan, dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan P3K di tempat kerja
b) Pasal 2 ayat (1) Pengusaha wajib menyediakan petugas P3K dan fasilitas P3K
di tempat kerja.
3. lampiran II tentang isi P3K

Anda mungkin juga menyukai